Kelas : X MIPA 3 Absen : 05 No. Nama Kerajaan Politik
Berdasarkan yupa yang ditemukan diketahui bahwa
Kutai mencapai puncak keemasan pada masa raja Mulawarman yang merupakan anak Asmawarman dan cucu Kudungga. Sumber sejarah kerajaan Kutai yang dapat mengungkap kehidupan politik kerajaan ini adalah dari 7 buah Yupa. Yupa merupakan prasasti yang dipahatkan pada tiang batu. Yupa ini dikeluarkan pada masa raja Mulawarman. Prasasti ini juga menyebutkan silsilah Mulawarman yang merupakan raja terbesar di 1 Kerajaaan Kutai Kerajaan Kutai.Pada isi Yupa dijelaskan bahwa Mulawarman merupakan cucu dari Kudungga. Dalam Yupa ini juga dijelaskan Kudungga memiliki putra yang mashur, bernama Sang Aswawarmman. Putranya ini di ibaratkan sebagai Ansuman (Dewa Matahari). Aswawarmman mempunyai 3 orang putra. Putra yang paling terkemuka bernama Sang Mulawarmman, ia merupakan raja yang berpendidikan baik, kuat dan kuasa. Keadaan politik pemerintahan dan keadaan masyarakat di Kediri ini dicatat dalam berita dari Cina, yaitu dalam kitab Ling-Wai-tai-ta yang ditulis oleh Chou K’u-fei pada tahun 1178 dan pada kitab Chu-fan-chi yang disusun oleh Chaujukua pada tahun 1225. Kitab itu melukiskan keadaan pemerintahan dan masyarakat zaman Kediri. Kitab itu menggambarkan masa pemerintahan Kediri termasuk stabil dan pergantian takhta berjalan lancar tanpa menimbulkan perang saudara. Di dalam menjalankan pemerintahannya, raja dibantu oleh tiga 2 Kerajaan Kediri orang putranya dan empat pejabat kerajaan (rakryan), ditambah 300 pejabat sipil (administrasi) dan 1.000 pegawai rendahan. Prajuritnya berjumlah 30.000 orang dengan mendapat gaji dari kerajaan. Raja berpakaian sutra, memakai sepatu kulit, perhiasan emas, dan rambutnya disanggul ke atas. Jika bepergian, raja naik gajah atau kereta dengan dikawal oleh 500–700 prajurit. Pemerintah sangat memperhatikan keadaan pertanian, peternakan, dan perdagangan. Pencuri dan perampok jika tertangkap dihukum mati. Fokus utama terkait kehidupan politik Kerajaan Sriwijaya yaitu wilayah kekuasaan, raja-raja yang memerintah, dan hubungan dengan kerajaan lain baik dalam dan luar negeri. Berdasarkan bukti yang ada dari isi prasasti Leiden, Kerajaan Sriwijaya telah melakukan kerjasama dengan kerajaan Chola di India. Hubungan baik dengan kerajaan tersebut ditandai dengan pengiriman pendeta dari Sriwijaya ke India dan pembuatan Biara untuk 3 Kerajaan Sriwijaya pendeta tersebut. Selanjutnya, berikut ini raja-raja yang perah berkuasa di Kerajaan Sriwijaya meliputi; (1)Dapunta Hyang Srijayanasa : Ia adalah raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan Sriwijaya. Namanya terdapat dalam Prasasti Kedukan Bukit dan Talang Tuo. Saat Srijayasana berkuasa, ia berhasil memperluas wilayah kerajaan sampai ke Jambi. Cita-cita yang menjadi pedoman yakni menjadikan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim terbesar.
Didirikan oleh Raden Wijaya setelah Singasari
mengalami kehancuran. Majapahit mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk dan patihnya Gajah Mada dengan menguasai hampir seluruh wilayah Indonesia Kehidupan politik kerajaan Majapahit sudah teratur dengan baik. Majapahit menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di luar Nusantara, seperti dengan kerajaan China, Champa, Siam dan Kamboja. Hal ini dibuktikan dari 4 Kerajaan Majapahit beberapa sumber yang menyebutkan bahwa pada tahun 1370 hingga 1381, kerajaan Majapahit telah mengirimkan beberapa kali utusan persahabatan ke kerajaan di China (Tiongkok). Kekuasaan di kerajaan Majapahit bersifat teritorial dan desentralisasi, didukung dengan birokrasi yang rinci. Raja Majapahit dianggap sebagai penjelmaan dewa tertinggi, maka memiliki otoritas politik tertinggi sebagai penguasa. Seorang raja dibantu oleh pejabat-pejabat birokrasi. Berdasarkan prasasti Ciaruteun diketahui bahwa Purnawarman dikenal sebagai raja yang gagah beranidan digambarkan seperti Dewa Wisnu. Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan tertua di Pulau Jawa yang dipengaruhi agama dan kebudayaan Hindu. Letaknya di Jawa Barat dan diperkirakan berdiri kurang lebih abad ke 5 M. Raja yang memerintah pada saat itu adalah Purnawarman. Ia memeluk agama Hindu dan menyembah Dewa Wisnu. Kerajaan Tarumanegara 5 Kerajaan Tarumanagara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M di tepi sungai Gomati. Pada tahun 397 M, Purnawarman membangun ibu kota Kerajaan baru di Sundapura. Raja Purnawarman adalah raja ketiga yang memiliki kekuasaan besar, sangat berpengaruh dan memiliki beragam kebijakan. Kekuasaan raja dilambangkan dengan cap telapak kaki seperti yang terdapat pada prasasti Ciaruteun, Jambu dan Cianteun. Sebagai perbandingan, di India cap telapak kaki itu melambangkan kekuasaan. Kerajaan Hindu dan Budha di Indonesia
Ekonomi
Masyarakat Kutai diperkirakan bermata pencaharian
bertani (sawah dan ladang) serta melakukan perdagangan. Kehidupan ekonomi pada masa kerajaan Kutai sangat didukung dengan lokasinya yang sangat strategis yaitu di aliran Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Letak kerajaan Kutai yang strategis membuat kegiatan ekonomi bertumpu pada bidang perdagangan dan pelayaran di sepanjang sungai tersebut.Selain itu, ekonomi di kerajaan Kutai juga berasal dari sektor pertanian dan peternakan. Dari sektor pertanian dapat menunjang kegiatan perdagangan, sementara dibidang peternakan dibuktikan dengan penjelasan dalam isi Yupa, disitu dijelaskan bahwa raja memberi sedekah 20 ribu ekor sapi kepada para Brahmana. Artinya peternakan pada masa ini benar-benar telah maju. Analisis kehidupan ekonomi kerajaan Kutai ini berdasarkan bukti dan fakta yang ada. Kediri merupakan kerajaan agraris dan maritim. Masyarakat yang hidup di daerah pedalaman bermata pencaharian sebagai petani. Hasil pertanian di daerah pedalaman Kerajaan Kediri sangat melimpah karena didukung oleh kondisi tanah yang subur. Hasil pertanian yang melimpah memberikan kemakmuran bagi rakyat. Masyarakat yang berada di daerah pesisir hidup dari perdagangan dan pelayaran. Pada masa itu perdagangan dan pelayaran berkembang pesat. Para pedagang Kediri sudah melakukan hubungan dagang dengan Maluku dan Sriwijaya. Pada masa itu, mata uang yang terbuat dari emas dan campuran antara perak, timah, dan tembaga sudah digunakan. Hubungan antara daerah pedalaman dan daerah pesisir sudah berjalan cukup lancar. Sungai Brantas banyak digunakan untuk lalu lintas perdagangan antara daerah pedalaman dan daerah pesisir. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Sriwijaya meliputi kegiatan pertanian, hasilnya kemudian diperjual belikan kepada para pedagang asing yang singgah. Hal ini didukung dengan letak yang sangat strategis sebagai jalur perdagangan Internasional. Hasil bumi dari pertanian tersebut mendongkrak kegiatan perdagangan, akibatnya banyak pedagang dari China dan India ramai-ramai berdatangan.Faktor lain pendukung kegiatan ekonomi adalah berhasilnya Sriwijaya menguasai wilayah-wilayah strategis di sekitarnya seperti Selat Sunda, Selat Malaka, Laut Natuna dan Laut Jawa. Dikuasainya daerah-daerah tersebut tidak terlepas dari kekuatan armada laut Kerajaan Sriwijaya dengan kapalnya yang begitu banyak. sebuah kerajaan maritim, Sriwijaya menggantungkan kehidupannya pada aktivitas kelautan. Apalagi letaknya yang strategis di tepi jalur pelayaran dan perdagangan dunia. Dari situlah, Sriwijaya berkembang menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan transit. Banyak pedagang dari luar kawasan yang datang ke Sriwijaya untuk mengambil beragam komoditas.
Majapahit memiliki tanah subur yang menghasilkan padi,
lada dan hasil pangan yang lain, Serta menghasilkan kain, garam, dan hasil-hasil laut. Pada masa Hayam Wuruk sebagian pajak dan upeti digunakan untuk pembuatan irigasi. Berdasarkan catatan dari Wang Ta-Yuan (pedagang Tiongkok), ia menyebutkan bahwa komoditas ekspor di Pulau Jawa pada zaman kerajaan Majapahit meliputi kain, garam, lada dan burung kakak tua. Sementara jenis barang yang diimpor seperti emas, perak, mutiara, sutera, perak, besi dan keramik.K emajuan kehidupan ekonomi di Kerajaan Majapahit tercermin pada mata uang yang sudah dipergunakan. Jenis mata uang yang berhasil dibuat yaitu dari bahan campuran perak, timah putih, timah hitam dan tembaga. Selain itu, berdasarkan catatan biarawan Katolik Roma bernama Odorico, ia menyebutkan bahwa saat mengunjungi istana Jawa, ia melihat istana tersebut penuh dengan perhiasan emas, perak dan permata Berdasarkan prasasti Tugu tentang penggalian sungai Gomati dan Chandrabhaga, disimpulkan bahwa pertanian dan perikanan dengan sistem irigasi sudah dikenal pada saat itu. Peternakan sapi dan kerbau juga sudah dikenal rakyat.Kehidupan ekonomi pada masa Tarumanegara adalah menjadi sudah sangatlah berjalan teratur dikarenakan terdapat pembangunan dari terusan yang dimana sangatlah memberikan arti yang dimana sangatlah besar dri kerjaan Tarumanegara. Kehidupan ekonomi kerajaan Tarumanegara didasarkan pada bidang pertanian. Menurut catatan Fa Hien pada abad V M, aspek kehidupan itu meliputi pertanian, peternakan, perburuan binatang, dan perdagangan. Komoditas yang diperdagangkan antara lain berupa cula badak, perak, dan kulit penyu. Dari prasasti tugu, kita bisa mengetahui bahwa raja Purnawarman sangat memperhatikan bidang pertanian. Sosial
Kehidupan masyarakat sudah teratur dengan dibagi ke
dalam struktur kasta. Kehidupan sosial masyarakat kerajaan Kutai juga dapat kita ketahui dari isi prasasti yang ditulis pada tiang batu, atau disebut Yupa. Dari informasi yang didapat, masyarakat di Kutai telah terpengaruh oleh peradaban India dengan kepercayaan Hindu yang telah masuk dan berkembang pesat. Susunan masyarakat sudah teratur dengan dibagi ke dalam sistem kasta. Sebagian besar masyarakat mengikut rajanya yang telah menerima unsur budaya yang datang dari India. Namun masih banyak juga masyarakat yang masih menganut kepercayaan dari para leluhurnya. Unsur budaya yang masih disesuaikan dengan tradisi yang ada, maka terjadilah akulturasi. Kehidupan sosial dalam kerajaan Kutai bisa dilihat dari pelaksanaan upacara penyembelihan kurban. Salah satu Yupa menyebutkan bahwa raja Mulawarman memberikan sedekah berupa 20.000 ekor lembu kepada kaum brahmana. Sedekah itu sendiri dilaksanakan ditanah suci yang bernama Waprakeswara, yaitu tempat suci untuk memuja Dewa Syiwa. Dari peristiwa itu, kita bisa melihat bahwa hubungan yang terjadi antara raja Mulawarman dengan kaum brahmana terjalin secara erat dan harmonis. Kehidupan sosial kemasyarakatan pada zaman kerajaan Kediri dapat kita lihat dalam kitab Ling-Wai-Tai-Ta yang disusun oleh Chou Ku-Fei pada tahun 1178 M. Kitab tersebut menyatakan bahwa masyarakat Kediri memakai kain sampai bawah lutut dan rambutnya diurai. Rumah- rumahnya rata-rata sangat bersih dan rapi. Lantainya dibuat dari ubin yang berwarna kuning dan hijau. Pemerintahannya sangat memperhatikan keadaan rakyatnya sehingga pertanian, peternakan dan perdagangan mengalami kemajuan yang cukup pesat. Kondisi masyarakat Kediri sudah teratur. Penduduknya sudah memakai kain sampai di bawah lutut, rambut diurai, serta rumahnya bersih dan rapi. Dalam perkawinan, keluarga pengantin wanita menerima maskawin berupa emas. Orang-orang yang sakit memohon kesembuhan kepada dewa dan Buddha. Raja memberi perhatian besar kepada rakyat melalui pemberian penghargaan, pembangunan irigasi untuk persawahan, dan perlindungan serta kebebasan kepada para sastrawan. Kehidupan sosial masyarakat di Kerajaan Sriwijaya berbaur dengan para pedagang dari luar, karena saat itu wilayah tersebut merupakan pelabuhan bagi kapal-kapal asing yang singgah. Kemungkinan bahasa yang berkembang adalah bahasa melayu kuno, mereka menggunakan bahasa tersebut untuk berkomunikasi dengan para pedagang.Budaya asing, khususnya dari India berkembang di wilayah Sriwijaya. Contohnya penggunaan nama-nama khas India dan pengaruh agama Hindu-Budha semakin menyebar menyeluruh, baik masyarakat maupun di dalam kerajaan. I Tsing, orang China yang pernah singgah di Kerajaan Sriwijaya juga menjelaskan bahwa banyak para pendeta dari luar yang berdatangan untuk berguru/belajar bahasa Sanskerta dan mempelajari kitab suci agama Budha
Kehidupan sosial cukup rumit karena memiliki wilayah
kekuasaan yang sangat besar. Rakyat umum biasanya dikelompokkan berdasarkan jenis pekerjaan. Berdasarkan aspek kedudukan sosial dalam masyarakat di Kerajaan Majapahit, status wanita lebih rendah dibandingkan dengan pria. Hal ini terlihat dari kewajiban wanita hanya melayani suami, tidak boleh ikut campur dalam urusan apapun. Peraturan ini tertera dalam perundang-undangan di kerajaan Majapahit dengan tujuan pergaulan bebas antara pria dan wanita dapat dihindari. Kehidupan budaya kerajaan Majapahit berkembang pesat, terutama di bidang seni sastra. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya sastra yang dihasilkan, seperti kitab Negarakretagama, Kitab Sutasoma, Kitab Kunjarakarna dan lain sebagainya. Kerajaan Majapahit juga meninggalkan banyak jejak sejarah kebudayaan berupa prasasti dan candi Kehidupan sosial yang dimana terjadi pada masa kerajaan Tarumanegara adalah terbentuk dengan cara yang sangatlah rapih dan hal ini akan dapat terlihat sebagia sebuah bentuk dari upaya untuk meningkatkan kesejahteraan. Susunan masyarakat sudah teratur dengan dibagi ke dalam sistem kasta. Sebagai kerajaan Hindu yang beraliran Wisnu, Tarumanegara juga menjalankan upacara sedekah dengan menyembelih 1.000 ekor sapi yang diserahkan kepada kaum brahmana. Upacara tersebut dilaksanakan pada tahun 417 M setelah penggalian Sungai Gomati dan Candrabhaga selesai dilaksanakan. Saluran air tersebut memiliki panjang 6.112 tombak atau sekitar 11 km. Menurut prasasti Tugu saluran tersebut dibuat untuk menghadapi bencana banjir dan melindungi petani. Proyek ini dikerjakan secara gotong royong dan melibatkan seluruh rakyat dalam waktu 21 hari. Budaya
Bidang Budaya. Prasasti berbentuk Yuoa merupakan ciri
khas peninggalan kebudayaan Kerajaan Kutai. Penggunaan huruf Pallawa menunjukkan adanya pengaruh India Selatan dalam penulisan pada prasasti berbentuk Yupa tersebut. Perlu diingat bahwa yupa merupakan bentuk kelanjutan dari kebudayaan asli nenek moyang bangsa Indonesia zaman Megalitikum. Yupa merupakan perkembangan dari bentuk menhir yang berfungsi sebagai tempat untuk memuja roh nenek moyang. Yupa diperkirakan sebagai tempat untuk mengikat korban yang akan dipersembahkan kepada para dewa. Hubungan antara raja dengan pemuka agama berlangsung erat. hal ini ditunjukkan dengan pemberian 20 ribu ekor sapi oleh Mulawarman kepada para Brahmana Karena Kerajaan Kutai telah mendapat pengaruh agama Hindu, maka kehidupan agamanya telah lebih maju. Salah satu contohnya adalah pelaksanaan upacara penghinduan atau pemberkatan seseorang yang memeluk agama hindu yang disebut Vratyastoma. Upacara tersebut dilaksanakan sejak pemerintahan Aswawarman dan dipimpin oleh para pendeta atau brahmana dari India. Baru pada masa pemerintahan Mulawarman, upacara tersebut dipimpin oleh kaum brahmana dari Indonesia. Kediri cukup banyak menghasilkan karya sastra, seperti Bharatayudha. Arjuna Miwaha, Jangka Jayabaya, Smaradhana, dan Wittasancaya, karena para sastrawan sangat dihormati kedudukannya. Dibidang kebudayaan, khususnya sastra, masa Kahuripan dan Kediri berkembang pesat, antara lain sebagai berikut. Pada masa Dharmawangsa berhasil disadur kitab Mahabarata ke dalam bahasa Jawa Kuno yang disebut kitab Wirataparwa. Selain itu juga disusun kitab hukum yang bernama Siwasasana. Dizaman Airlangga disusun kitab Arjuna Wiwaha karya Empu Kanwa. Masa Jayabaya berhasil digubah kitab Bharatayudha oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh. Disamping itu, Empu Panuluh juga menulis kitab Hariwangsa dan Gatotkacasraya. Masa Kameswara berhasil ditulis kitab Smaradahana oleh Empu Dharmaja. Kitab Lubdaka dan Wertasancaya oleh Empu Tan Akung. Menurut prasasti Nalanda, banyak pemuda-pemudi dari kerajaan Sriwijaya yang pergi ke India untuk belajar agama Buddha. Perhatian raja terhadap perkembangan agama Budha juga besar, terlihat dengan pemberian sebidang tanah yang hendak dipergunakan sebagai asrama pelajar. Bahkan, Balaputradewa mempunyai hubungan erat dengan raja Dewa Paladewa dari India. Budaya dari kerajaan Sriwijaya, berdasarkan berbagai sumber sejarah, sebuah masyarakat yang kompleks dan kosmopolitan yang sangat dipengaruhi alam pikiran Budha Wajrayana digambarkan bersemi di ibu kota Sriwijaya. Beberapa prasasti Siddhayatra abad ke-7 seperti Prasasti Talang Tuwo menggambarkan ritual Budha untuk memberkati peristiwa penuh berkah yaitu peresmian taman Sriksetra, anugerah Maharaja Sriwijaya untuk rakyatnya.
Hindu dan Buddha adalah agama paling dominan dan
dapat saling bertoleransi bahkan menimbulkan sinkretisme. Majapahit juga menghasilkan banyak kesusteraan besar, yakni Negarakertagama, Sutasoma, dan Arjunawiwaha. Kehidupan agama kerajaan Majapahit juga banyak disinggung dari kitab Sutasoma karangan Empu Tantular, salah satu kutipan isinya yaitu "Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharmma Mangrwa", kutipan tersebut sampai saat ini juga digunakan sebagai semboyan bangsa Indonesia Majapahit banyak meninggalkan bangunan suci lainnya yang merupakan sisa sarana ritual keagamaan.Di samping candi, terdapat pula pemandian suci (patirthan) dan gua-gua pertapaan, serta beberapa pintu gerbang. Candi-candi pada masa Majapahit kebanyakan bersifat agama Śiwa (Hindu) dan ada pula beberapa candi yang bercorak Buddha. Berdasarkan berita Cina, bahasa masyarakat yang dipakai adalah bahasa Kun-lun yang merupakan campuran bahasa lokal dengan Sansekerta dan berhuruf Palawa. Menurut berita Fa-Hsien, di Tarumanegara terdapat tiga agama Buddha, Hindu dan agama "kotor" (agama asli). Tingkat kebudayaannya sudah sangatlah tinggi dari perkembangan akan kebudayaan dari tulis menulis yang berada di wilayah Kerajaan Tarumanegera. Berdasarkan sumber yang ada, diperkirakan masyarakat Tarumanegara terdiri atas golongan istana dan masyarakat biasa. Termasuk ke dalam golongan istana, yaitu para Brahmana, raja dan keluarganya, para ksatria (prajurit), dan para pegawai kerajaan. Adapun yang termasuk ke dalam golongan rakyat biasa, yaitu para pedagang, petani, dan peternak. Hubungan antara raja dan rakyat sangat harmonis. Hal ini tampak pada perhatian raja terhadap ekonomi masyarakatnya.