Anda di halaman 1dari 5

KISAH TELADAN ABDURRAHMAN BIN AUF

DAN ABU DZAR AL-GHIFARI


Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Akidah Akhlak
Kelas XI Semester Genap pada MAN 2 Kota Banjarmasin
Tahun Pelajaran 2022/2023

Disusun Oleh :
1. MUHAMMAD AKBAR ELAHEKA Absen 13

2. MUHAMMAD SYAUFI Absen 17

3. NADYA PUTERI TIARA RASYADA Absen 18

4. NAILA KARIMA Absen 19

5. NAZWA SALSABELA Absen 21

KELAS XI-MIPA 3
KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
MAN 2 KOTA BANJARMASIN
TAHUN 2023
A. ABDURRAHMAN BIN AUF
1. Profil Abdurrahman
Abdurrahman bin Auf lahir 10 tahun setelah tahun Gajah dan meninggal 662 pada
umur 75 tahun adalah salah seorang dari sahabat Nabi Muhammad yang terkenal.
Abdurrahman bin Auf berasal dari Jurai keturunan Bani Zuhrah, Nama lengkapnya
Abdurrahman bin Auf bin Abdul Harits bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab
bin Luayyib Al-Quraisy Az-Zuhri, namanya diambil dan ayahnya yaitu Auf,
sedangkan kakeknya bernama Abdul Harits. Abdurrahman juga adalah suami dari
saudara seibu Utsman bin Affan, yaitu anak perempuan dari Urwa bint Kariz dengan
suami keduanya.
Abdurrahman bin Auf merupakan salah seorang dari sepuluh sahabat yang
dijamin masuk surga yakni Abu Bakar As-Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin
Affan, Ali bin Abi Talib, Talhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Abdurrahman
bin Auf, Sa'ad bin Abi Waqal Sa'id bin Zaid, Abu Ubaidah bin Jarrah, la juga
termasuk dalam orang pertama yang masuk Islam. Demikian pula ketika Perang
Uhud.
2. Sikap Kedermawanan Abdurrahman bin Auf dan Rasa Takutnya
kepada Allah
Pernah suatu ketika ia ditanya oleh sahabat lain, “Apa sebabnya engkau bisa
sukses dalam bidang perdagangan?” la berkata, “Karena saya tidak pernah menjual
barang yang cacat dan saya tidak menghendaki keuntungan yang banyak, dan Allah
akan memberkahi kepada orang yang dikehendaki.” Pernah juga Abdurrahman
bersedekah dengan separuh hartanya, kemudian bersedekah empat puluh ribu dinar,
dan pernah menyumbangkan lima ratus kendaraan di jalan Allah dan kebanyakan dari
yang ia nafkahkan di jalan Allah adalah dari hasil perdagangan.
Bahkan disebutkan bahwa Surah al-Baqarah ayat 262 diturunkan berkaitan
dengan sikap Abdurrahman dan para sahabat yang mulia. Pernah juga, suatu hari
terdengar kabar yang menggemparkan Kota Madinah dan sampai d telinga-Aisyah
bahwa ada kurang lebih 700 kendaraan yang datang dari Syam dan itu semua milik
Abdurrahman.
3. Abdurrahman bin Auf r.a. Benci dengan Masa Jahiliah
Ketika Abdurrahman kembali ke Makkah setelah hijrah ke Madinah, ia tidak mau
sama sekali singgah ke rumahnya yang dulu ia tinggal saat hijrah. Ia bahwa rumah
tersebut mengingatkannya pada kebiasaan jahiliah yang senantiasa menjalankan
hukum-hukum yang hina Lebih lanjut ia juga mengatakan bahwa ia benci singgah di
rumahnya karena akan mengingatkannya pada penindasan kaum kafir Quraisy pada
kaum muslim yang lemah, termasuk pada Bilal, Shuhaib dan lainnya.
4. Abdurrahman bin Auf r.a. Seorang yang Ahli Hukum
Abdurrahman dalam hidupnya banyak bersama Nabi Muhammad saw., itulah
sebabnya menjadi salah seorang yang banyak menghafal hadis yang langsung
diucapkan oleh Nabi Muhammad saw.
5. Wafatnya Abdurrahman bin Auf
Abdurrahmana bin Auf wafat di usia 73 tahun. Banyak penutur kisah
Abdurrahman bin Auf dalam sepuluh sahabat nabi yang dijamin masuk surga
menyebutkan bahwa beliau meninggalkan 28 putra dan putri dan wafat pada tahun 31
Hijriah atau pendapat lain 32 H. Sebelum dimakamkan beliau juga dimandikan oleh
Usman r.a. dan dimakamkan di tempat di mana ia mewasiatkannya, yakni di Baqi'.
6. Kedudukan Abdurrahman dalam Perang Membela Islam
Abdurrahmana bin Auf adalah salah satu sahabat nabi yang memiliki kedudukan
yang tinggi dalam perang. Nabi pernah memilihnya untuk memimpin 700 pasukan
menuju Daumatil Jandal pada tahun ke-6 H. Sebelum berangkat, Nabi sendiri yang
mengenakan surban di kepalanya dan berkata kepadanya, "Berjalanlah dengan
menyebut nama Allah!
Dalam Perang Uhud, Abdurrahman mengalami banyak tusukan dan sabetan
pedang dan bila dihitung kurang lebih ada sekitar 21 bekas luka di tubuhnya berkat
perang tersebut. Selain itu kakinya juga pincang karena mendapat musibah pada
perang tersebut
Adapun dalam Perang Tabuk, Beliau termasuk salah seorang yang memberikan
sumbangan yang besar dalam persiapan perang umat muslim yang pada saat itu
sedang mengalami masa sulit. Harta yang ia sumbangkan banyak sekali, bahkan
sampai ribuan dirham.
7. Abdurrahman bin Auf Berusaha Terbebas dari Kepahayan Masuk
Surga
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Nabi Muhammad saw. pernah bersabda
kepadanya: "Wahai Abdurrahman bin Auf, engkau tergolong orang yang kaya, dan
engkau tidak akan masuk surga kecuali dengan merangkak, maka utangilah Allah,
niscaya Dia akan melepaskan kedua kakimu." Abdurrahman lalu bertanya, "Apakah
yang harus saya utangkan kepada Allah wahai Rasulullah?"
Nabi Muhammad saw. menjawab, "Hendaklah engkau bebaskan apa yang
didapatkan sore hari." Lantas Abdurrahman bertanya lagi. "Apakah dari
keseluruhannya wahai Rasulullah?" Dijawab, "Ya dari seluruhnya!"
Setelah percakapan tersebut dengan Nabi, Abdurrahman akhirnya pergi dan
hendak melaksanakannya. Namun tak lama Malaikat Jibril datang dan berkata,
"Perintahlah Abdurrahman agar ia menjamu tamu, memberi makan orang miskin, dan
memberi peminta-minta, sebab jika ia mau mengerjakan semua itu maka hal itu akan
menghapuskan apa yang ada padanya.

B. ABU DZAR AL-GHIFARI


1. Profil Abu Dzar Al-Ghifari
Abu Dzar Al-Ghilan merupakan sahabat Nabi Muhammad saw yang berasal dari
suku Ghifar. Nama aslinya adalah Jundub bin Junadah Ar-Rabazi. Sebutan kabilah
Al-Ghifari di belakang namanya merupakan eponim dan Ghifar bin Mulail, seorang
tokoh kabilah Adnan, Abu Dzar bersama dengan Abdullah bin Mas'ud dipandang
sebagai ahli hadis terkemuka. Dia dikenal sebagai sosok yang memiliki keteguhan
hat, berpikiran matang, dan visioner. Abu Dzar bertemu Rasulullah dan menyatakan
masuk Islam di Makkah didampingi Ali bin Abi Thalib. Abu Dzar disebut sebagai
orang pertama yang mengucapkan salam 'Assalamualaikum kepada Nabi
Muhammad. Salam tersebut masih digunakan umat muslim hingga kini. Secara fisik,
Abu Dzar adalah seprang laki-laki Arab yang berkulit sawo matang berpostur tinggi,
kurus, rambut dan janggutnya putih. Abu Qilabah (tabi'in) berkata tentang seseorang
dari Bani Amir, "Aku memasuki masjid di Mina Kulihat laki-laki tua yang kurus
berkulit sawo matang, la mengenakan pakaian Qitri. Aku pun tahu dia itu Abu Dzar
karena sifat-sifat fisiknya itu."

Setelah menyatakan keislamannya, ia berkeliling Makkah untuk mengabarkan


bahwa ia kini adalah seorang muslim, hingga memicu kekhawatiran serta kemarahan
kaum kafir Quraisy dan membuatnya menjadi bulan-bulanan kaum Quraisy. Dalam
kehidupan sehari-hari, Abu Dzar Al- Ghifari adalah teladan dalam kezuhudan,
kejujuran, ilmu, bahkan amal perbuatan.
2. Keteladanan Abu Dzar Al-Ghifari
 Mendengar dakwah Rasullah
 Berhasil membuat takjub Nabi saw.
 Hidup dalam Kesederhanaan
 Pemberani
 Pantang Menyerah
 Penyayang kaum fakir miskin
 Pelayan duafa dan pelurus pengusaha

Anda mungkin juga menyukai