Anda di halaman 1dari 5

A.

Masa Sahabat
Nabi Muhammad Saw pernah bersabda bahwa sebaik-baiknya generasi adalah
generasi yang hidup bersama Nabi dan diikuti oleh generasi setelahnya. Generasi yang
dinyatakan Nabi ialah kalangan sahabat yang berjumpa dengan Nabi dalam kondisi
muslim dan wafat dalam kondisi islam pula. Mereka menyaksikan dan juga banyak
meriwayatkan hadist dari Nabi Muhammad Saw dikarenakan kedekatan para sahabat
dengan Nabi secara langsung yang membuat para sahabat meriwayatkan banyak
hadist.
Setelah Nabi Muhammad Saw wafat, ada beberapa problem yang membuat
para sahabat belum memikirkan mengenai pengondifikasian dan penghimpunan hadis,
diantara problem yang dihadapi para sahabat ialah munculnya kelompok orang yang
murtad, timbulnya peperangan sehingga banyak penghafal Al-Qur’an yang wafat
dalam peperangan tersebut. Dan dikarenakan juga masuknya orang-orang asing/non-
Arab yang masuk islam yang tidak paham dengan bahasa arab dan dikhawatirkan
tidak bisa membedakan antara Al-Qur’an dan hadist.
Para sahabat memiliki peran yang sangat penting dalam periwayatan hadist.
Tanpa mereka, generasi setelahnya akan kesulitan dalam mengenal pribadi dan ajaran
Nabi. Ada beberapa sahabat yang meriwayatkan hadist paling banyak, diantaranya:
1. Abu Hurairah.
Nama asli dari Abu Hurairah yang populer di kalangan para ulama ialah
Abdurrahman ibn Sakhr. Beliau lahir di daerah Ad Daus yaman pada tahun 21
sebelum hijriah (602 M). Beliau masuk islam pada tahun ketujuh hijriah, setelah
beliau memeluk agama islam beliau tetap beserta Nabi dan menjadi ketua Jama’ah
Ahlus Suffah. Oleh karen itu, beliau banyak meriwayatkan hadist dari Nabi.
Beliau meriwayatkan sebanyak 5374 hadist. Abu Hurairah adalah orang pertama
diantara tujuh sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadist.
Disebutkan dalam kitab Fathul Bari Syarh Shahih Al-Bukhari karya Ibnu
Hajar Al-Asqalani, suatu ketika Abu Hurairah berdoa agar diberikan ilmu yang
tidak mudah terlupa. Doa ini diamini oleh Rasulullah Saw, dan menjadikan
istimewanya kemampuan hafalan beliau.
Beberapa karya beliau
2. Abdullah ibn Umar
Abdullah ibn Umar ialah Abu Abdur Rahman ‘Abdullah ibn Umar ibn al
Khathtab al Quraisyi al ‘Adawy. Beliau dilahirkan di kota Makkah pada tahun 10
sebelum hijriah (612 M).
Pada usia 10 tahun Abdullah ibn Umar berhijrah ke Madinah bersama
ayahnya. Beliau masuk islam sejak usia dini dan belum baligh. Dia merupakan
sahabat terkemuka dalam bidang ilmu dan amal .Beliau adalah saudara kandung
Hafshah (permaisuri Rasul). Beliau dapat menyaksikan beberapa peperangan
khandak, Bai’atu Ridlwan dan peperangan sesudahnya. Gelora keislaman Abdullah
semakin berkobar ketika umat islam mulai berperang. Sayang ia baru dibolehkan
ikut berperang setelah berumur 15 tahun saat terjadinya perang khandaq.
Abdullah bin Umar termasuk orang yang alim dan mulia.dia telah menyerap
semua ilmu kenabian dan banyak mengambil faedah dari Nabi Muhammad Saw
pembawa risalah dengan menghadiri majlis-majlisnya yang mulia. 1 Beliau jiga
dikenal sebagai seorang yang memiliki disiplin tinggi dan konsisten dalam
meriwayatkan hadis. Dia terobsesi untuk meriwayatkan hadis sebagaimana yang
didengarnya, tanpa ada penambahan dan pengurangan.2
Abdullah meriwayatkan sebanyak 2630 hadist. Beliau menerima hadist dari
Nabi dan sahabat
3. Anas ibn Malik
Anas ibn Malik yang bernama asli Abu Tsumamah (Abu hamzah) Anas ibn
Malik ibn Nadler ibn Dlamdlam al Najjary al Anshary. Beliau dilahirkan di
Madinah pada tahun 10 sebelum hijriah (612 M). Setelah Rasul tiba di Madinah
ibunya menyerahkan Anas kepada Rasulullah untuk menjadi khadam Rasul.
Setelah Rasulullah wafat, Anas ibn Malik pindah ke bashrah hingga akhir
hayatnya. Tentunya Anas ibn Malik mengetahui dan mengerti banyak hal
mengenai Nabi dirumah dan berbagai kesempatan.
Anas bin Malik meninggal dunia setelah menjalani hidupnya yang penuh
dengan jihad, ilmu, dan amal. Menurut pendapat yang kuat, bahwa Anas bin
Malik adalah sahabat yang tinggal di Bahsrah yang paling akhir meningga dunia,
yaitu pada tahun 93 H dalam usia 103 tahun.
4. Aisyah Ash Shiddiqiah
Aisyah Ash Shiddiqiyah memiliki nama asli Aisyah bint Abi Bakr ash
shiddieq. Ibunda beliau bernama Ummu Ruman bint Amr ibn umaimir al
Kinayah. Aisyah dilahirkan setelah Nabi Muhammad saw diangkat menjadi rasul.
Suatu riwayat menjelaskan bahwasannya beliau dinikahi oleh Nabi pada usia 6
tahun, sesudah Nabi menikahi Saudah. Pada usia Aisyah 9 tahun, Nabi hijrah ke
Madinah dan baru Nabi berumah tangga dengan beliau. Kisah-kisah mengenahi
kehidupan Nabi, kisah dalam rumah tangga dan Nabi menjadi seorang suami
yang banyak diriwayatkan oleh Aisyah.
Aisyah telah banyak meriwayatkan hadis dari Nabi Saw, ayahnya, Umar,
Fatimah, dan Sa’id bin Abu Waqas yang mencapai hingga 2210 hadist
5. Abdullah ibn Abbas
Abdullah Abbas ibn Abbas ibn Abdil Muthalib atau yang biasa dikenal
sebagai Abdullah ibn Abbas, seorang putera dari paman Rasullah. Beliau
dilahirkan di Mekkah ketika bani Hasyim berada dalam Syi’ib, tiga atau lima
tahun sebelum hijriah.
Abdullah ibn Abbas pernah mendapat do’a dari Nabi Muhammad ; “Ya Allah
pahamkan dia (Abdullah ibn Abbas) dalam agama dan ajarkan dia akan takwil
(tafsir).” Doa tersebut dikabulkan oleh Allah SWT, sehingga Abdullah ibn Abbas
dikenal sebagai ilmuan, ahli fiqh, ahli fatwa, dan ahli periwayatan.
Jumlah hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah ibn Abbas ialah sebanyak 1660
hadist. Ada beberapa faktor yang menjadikan Abdullah ibn Abbas banyak
meriwayatkan hadis, diantaranya :
a. Hubungan keluarga dengan Nabi sangat dekat.
b. Memiliki keinginan yang kuat untuk menuntut ilmu agama, terutama hadis
yang bersumber dari Rasulullah SAW

1
Ilmu ushul hadist
2
c. Rajin menemui para sahabat untuk mendapatkan hadis hadis dari
Rasulullah SAW.
d. Mendapat doa dari Rasulullah: “Ya Allah ajarkan ia akan hikmah”
e. Setelah Nabi Wafat, Abdullah bin Abbas masih hidup dalam tempo waktu
yang lama, yaitu 58 tahun.
6. Jabir ibn Abdillah
Jabir ibn Abdillah ialah Abu Abdillah Jabir ibn Abdullah ibn Amr al Anshary
al khazrij,seorang sahabat Nabi yang mufti di Madinah . Beliau adalah pemuda
Anshar yang mengikuti bai’at aqabah.
Beliau meriwayatkan sebanyak 1540 hadist

B. Masa Tabi’in
1. Sa’id ibn Al Musaiyab
Nama asli beliau adalah Abu Muhammad Sa’id ibn al Musaiyab ibn Huzu ibn
Abi Wahhhab ibn Amr ibn Aidz ibn Imran ibn Mahzum al Qurasyi. Beliau lahir
pada tahun 15 H/636 M dan wafat pada tahun 94 H/715 M pada usia. Beliau lahir
sebelum khalifah Umar bin Khattab menjabat sebagai khalifah. Ayahnya dan
kakeknya adalah sahabat Nabi Muhammad Saw, sejak muda beliau telah
melakukan perjalanan siang dan malam untuk mendapatkan hadist Nabi. Sa’id
ibn Al Musaiyab merupakan pemuka tabi’in yang terkenal, beliau juga termasuk
salah seorang fuqoha tujuh di Madinah yang telah dapat meriwayatkan hadist,
fiqh, zuhud dan wara’.
Beliau seorang tabi’y yang terkenal dalam menghafal hukum-hukum dan
putusan-putusan yang diputuskan oleh Umar, sehingga beliau dikenal dengan
Rawawiyah Umar.
2. Urwah ibn Al Zubair
Nama lengkapnya adalah Abu ‘Abdillah ‘Urwah bin Az-Zubair bin
Al-’Awwam bin Khuwailid bin Asad bin ‘Abdil ‘Uzza bin Qushay bin Kilab Al-
Qurasyi Al-Asadi Al-Madani, di lahirkan pada tahun ke-23 Hijriyyah pada masa
kekhalifahan ‘Utsman bin ‘Affan di kota Madinah, Putra dari Az-Zubair bin
Al-’Awwam radhiyallahu ‘anhu. Ibu beliau adalah Asma’ bintu Abi Bakr Ash-
Shiddiq.
Beliau adalah adik kandung ‘Abdullah bin Az-Zubair radhiyallahu ‘anhuma.
Bibi beliau adalah ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ibunda kaum mukminin. Dari
beliaulah, keponakan yang shalih ini banyak menimba ilmu dan meriwayatkan
hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sehingga tidaklah mengherankan
kalau kemudian ‘Urwah menjadi salah seorang tabi’in yang paling mengetahui
hadits yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha dari Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam. Al-Imam Adz-Dzahabi menempatkan beliau pada posisi
thabaqah yang kedua, thabaqahnya para tokoh besar tabi’in.
3. Nafi’ al ‘Adawy
Nama lengkapnya adalah Nafi' bin Abdurrahman bin Abi Nu'aim al-Laitsi al-
Kanani atau lebih dikenal sebagai Nafi' al-Madani. Beliau lahir pada tahun 70 H,
wafat di Madinah pada tahun169 H, adalah seorang ulama dibidang qira'at al-
Qur'an dan merupakan salah satu Imam qira'at sepuluh.
Imam Nafi’ dalam pengakuannya—sebagaimana diceritakan oleh Abu Qurrat
Musa bin Thariq— dikatakan bahwa beliau berguru kepada tujuh puluh tabi’in, di
antaranya adalah Imam Abu Ja’far (imam qira’at kedelapan), Syaibah bin Nashah,
Muslim bin Jundub, Yazid bin Ruman, Muhammad bin Muslim bin Syihab al-
Zuhri, Abdurrahman bin Hurmuz al-A’raj.
Dari sekian banyak gurunya inilah, Imam Nafi’ melakukan seleksi bacaan,
yaitu mengambil bacaan yang sama di antara guru-gurunya, dan meninggalkan
bacaan yang berbeda. Hasil dari penyeleksian inilah kemudian dijadikan kaidah
tersendiri oleh Imam Nafi’, yang kemudian dikenal luas oleh para generasi
berikutnya sebagai qira’at Imam Nafi’.
Dalam bidang hadits, beliau sangat sedikit sekali meriwayatkan hadits Nabi.
Namun hal tersebut tidak mengurangi kredibilitas dan kapabilitas beliau sebagai
ahli qira’at. Karena hal ini justru menunjukkan konsistensi beliau dalam
mengabdikan hidup untuk menyelami lautan ilmu qira’at.
4. Al Hasan Al bishry
merupakan alim ternama pada era tabi'in, sekaligus murid para sahabat Nabi
SAW dan ahlul bait. Kata-kata mutiara dan nasihat yang disampaikan beliau
selalu mampu menyentuh hati kaum Muslimin.Ayahnya merupakan pembantu
sahabat Rasulullah SAW yang terkenal sebagai penulis Alquran, Zaid bin Tsabit.
Ibunya merupakan Khairoh, maula salah seorang istri nabi, Ummu Salamah.
Nama al-Hasan merupakan pemberian dari sang ummul mukminin. Hasan al-
Bashri lahir di Madinah pada 642 Masehi, atau sembilan tahun pasca wafatnya
Rasulullah SAW.Meski lahir dengan status orang tua sebagai mantan budak,
Hasan besar di tengah-tengah kasih dan sayang para keluarga dan sahabat
Nabiyullah Muhammad. Ummul mukminin Ummu Salamah bahkan menjadi ibu
susu dari al-Hasan. Al-Hasan kecil pun belajar di rumah-rumah para istri
Rasulullah yang kala itu masih hidup.la juga rajin ke masjid Nabawi untuk
mendengarkan kajian ilmu dari para sahabat Rasulullah. Khalifah Umar Bin
Khattab pun pernah mendoakannya menjadi orang yang fakih dalam beragama
dan dicintai semua orang.
Bergaul dengan para sahabat Rasul sejak kecil membuat al-Hasan tumbuh
menjadi pemuda yang saleh. Beliau meriwayatkan banyak hadis dari para sahabat
Rasul, seperti Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abu Musa al-Asy'ari,
Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, Anas bin Malik, dan masih banyak lain.
Saat usia 14 tahun, beliau pindah ke Kota Bashrah, Irak. Dari sinilah beliau
kemudian mendapat nama al-Bashri karena mengacu pada kota Bashrah. Tinggal
di Irak tak membuat beliau berhenti belajar. Beliau pun kemudian menjadi murid
salah seorang sahabat Rasul, Abdullah bin Abbas. Dari Ibnu Abbas-lah, Hasan
belajar tafsir, hadis, dan qiraah. Dalam hal sastra, Hasan belajar dari Ali Bin Abi
Thalib. la mengangumi sang khalifah keempat karena lisannya yang penuh nasihat
dan hikmah. Hasan juga sempat diasuh istri Rasul, Ummu Salamah, yang dikenal
paling berwawasan luas. Di bidang lain, Hasan bergilir mengikuti majelis sahabat
satu ke yang lain. Alhasil, jadilah beliau sangat fakih dalam ilmu agama.
5. Muhammad ibn Sirin
Abu bakar Muhammad bin Sirin al-Bashri atau disingkat Ibnu Sirin, adalah
salah seorang tokoh ulama ahli fiqih dan perawi hadis dari golongan tabi'in yang
menetap di Bashrah. Ibnu Sirin juga terkenal kemampuannya dalam menakwilkan
mimpi, serta atas kesalehannya. Beliau lahir pada tanggal 653 M di Basra, Irak.
Beliau meninggal pada tanggal 12 Januari 729 M, Basra, Irak. Ayahnya bernama
Sirin Al-Ansari dan ibunya bernama Shafiyah maula Abubakar.
Ibnu Sirin mempelajari ilmu agama serta meriwayatkan hadis antara lain dari
Abu Hurairah, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Zubair, Imran bin Hushain, dan
Anas bin Malik. Beliau merupakan guru bagi Qatadah bin Di'amah, Khalid al-
Hadda, Ayyub al-Sakhtiyani, dan lain-lain. Ibnu Sirin dilahirkan dua tahun
sebelum pemerintahan Utsman bin Affan berakhir. Anas bin Malik pada saat
berada di Persia menjadikan Ibnu Sirin sebagai sekretarisnya.
6. Muhammad Ibn Muslim Az Zuhry
Beliau adalah ulama dengan andil besar dalam pembukuan hadis. Bahkan
disebutkan dalam biografinya sebagai ulama yang pertama kali membukukan
hadis atas perintah Umar bin Abdul Aziz rahimahullah.Bukan saja kapasitas
keilmuannya yang diakui ulama yang sezaman dengannya. Namun keuletan dan
kesungguhannya dalam menuntut ilmu agama sangat mengagumkan.
Nama beliau sebenarnya adalah Abu Bakar Muhammad bin Muslim bin
'Ubaidullah bin 'Abdullah bin Syihab bin 'Abdullah bin al-Harith bin Zuhrah.
Lebih populer dengan nama Ibnu Syihab Az Zuhri.
Satu pendapat menyebutkan bahwa Az Zuhri lahir pada tahun 51 H. Sejak
awal beliau tumbuh dan berkembang di lingkungan yang agamis. Ayah beliau
yang bernama Muslim bin Abdillah adalah seorang perawi hadis yang tsiqah
(terpercaya).
Adapun ibundanya adalah Ummu Ahban bintu Laqith bin Urwah bin Ya’mur.
Az Zuhri memiliki seorang saudara laki yang lebih muda usianya bernama
Abdullah bin Muslim. Dia sempat bertemu Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu dan
meriwayatkan darinya, namun meninggal sebelum Az Zuhri.Meskipun berstatus
sebagai shighar tabiin (tabiin junior) namun beliau adalah ulama besar di
masanya. Az Zuhri banyak menimba ilmu dari sebagian shahabat dan para
pembesar ulama tabiin. Semisal Abdullah bin Umar, Anas bin Malik, Jabir bin
Abdillah, Said bin Al Musayyib, AlHasan Al Bashri, Urwah bin Zubair, Atha bin
Abi Rabah, dan masih banyak yang lainnya. Terutama dari Said bin Al Musayyib
rahimahullah, beliau adalah salah satu gurunya yang sangat istimewa. Dalam
kurun waktu itu, beliau tinggal dan menimba ilmu dari Said bin Al Musayyib.

Anda mungkin juga menyukai