Aku tidak pernah melihat seorang pun di Mekah yang lebih rapi rambutnya,
paling bagus pakaiannya, dan paling banyak diberi kenikmatan selain dari
Mushab bin Umair. (HR. Hakim).
Ibunya sangat memanjakannya, sampai-sampai saat ia tidur dihidangkan bejana
makanan di dekatnya. Ketika ia terbangun dari tidur, maka hidangan makana
sudah ada di hadapannya.
Menyambut Hidayah Islam
Orang-orang pertama yang menyambut dakwah Islam yang dibawa oleh Nabi
Muhammad shallallahu alaihi wa sallam adalah istri beliau Khadijah, sepupu
beliau Ali bin Abi Thalib, dan anak angkat beliau Zaid bin Haritsah radhiyallahu
anhum. Kemudian diikuti oleh beberapa orang yang lain. Ketika intimidasi
terhadap dakwah Islam yang baru saja muncul itu kian menguat, Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam berdakwah secara sembunyi-sembunyi di rumah alArqam bin Abi al-Arqam radhiyallahu anhu. Sebuah rumah yang berada di bukit
Shafa, jauh dari pengawasan orang-orang kafir Quraisy.
Mushab bin Umair yang hidup di lingkungan jahiliyah; penyembah berhala,
pecandu khamr, penggemar pesta dan nyanyian, Allah beri cahaya di hatinya,
sehingga ia mampu membedakan manakah agama yang lurus dan mana agama
yang menyimpang. Manakah ajaran seorang Nabi dan mana yang hanya
Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu
sebelumnya beberapa orang rasul. (QS. Ali Imran: 144).
Bendera pun ia pegang dengan tangan kirinya. Lalu Ibnu Qumai-ah datang
kembali dan menebas tangan kirinya hingga terputus. Mushab mendekap
bendera tersebut di dadanya sambal membaca ayat yang sama:
Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu
sebelumnya beberapa orang rasul. (QS. Ali Imran: 144).
Masuk Islam
Tidak diketahui pasti kapan Abu Dzar lahir. Sejarah hanya mencatat, ia lahir dan
tinggal dekat jalur kafilah Mekkah, Syria. Bersama ibu dan saudara lelakinya,
Anis Al-Ghifar, Abu Dzar hijrah ke Nejed Atas, Arab Saudi. Ini merupakan hijrah
pertama Abu Dzar dalam mencari kebenaran. Di Nejed Atas, Abu Dzar tak lama
tinggal.
Mendengar datangnya agama Islam, Abu Dzar pun berpikir tentang agama baru
ini. Saat itu, ajaran Nabi Muhammad ini telah mulai mengguncangkan kota
Mekkah dan membangkitkan gelombang kemarahan di seluruh Jazirah Arab. Abu
Dzar yang telah lama merindukan kebenaran, langsung tertarik kepada
Rasulullah, dan ingin bertemu dengan Nabi SAW. Ia pergi ke Mekkah, dan sekalisekali mengunjungi Kabah. Sebulan lebih lamanya ia mempelajari dengan
seksama perbuatan dan ajaran Nabi. Waktu itu masyarakat kota Mekkah dalam
suasana saling bermusuhan.
Demikian halnya dengan Kabah yang masih dipenuhi berhala dan sering
dikunjungi para penyembah berhala dari suku Quraisy, sehingga menjadi tempat
pertemuan yang populer. Nabi juga datang ke sana untuk shalat. Seperti yang
diharapkan sejak lama, Abu Dzar berkesempatan bertemu dengan Nabi. Dan
pada saat itulah ia memeluk agama Islam, dan kemudian menjadi salah seorang
pejuang paling gigih dan berani.
gaji dari Baitul Maal. Tunjangan yang diperolehnya tak sedikitpun disimpan untuk
dirinya sendiri, tetapi dibagi-bagikannya kepada fakir miskin. Berdagang buat Ibn
Umar hanya sebuah jalan memutar rezeki Allah di antara hamba-hambanya.
Hati-hati. Adalah Abdullah ibn Umar orangnya, yang kalau dimintai fatwa enggan
berijtihad. Karena takut berbuat kesalahan, meskipun ajaran Islam yang
diikutinya sejak berusia 13 tahun memberi satu pahala bagi yang keliru
berijtihad, dan dua pahala bagi yang benar ijtihadnya. Karena khawatir keliru
berijtihad, ia pun menolak jabatan kadi atau kehakiman. Padahal ini jabatan
tertinggi di antara jabatan kenegaraan dan kemasyarakatan, jabatan yang juga
"basah".
6. Saad ibn waqqash
Saad bin Abi Waqqash mengenalkan dirinya. Ia adalah orang ketiga yang
memeluk Islam, dan orang pertama yang melepaskan anak panah dari busurnya
di jalan Allah.
Saad bin Abi Waqqash bin Wuhaib bin Abdi Manaf hidup di tengah-tengah Bani
Zahrah yang merupakan paman Rasulullah SAW. Wuhaib adalah kakek Saad dan
paman Aminah binti Wahab, ibunda Rasulullah.
Saad dikenal orang karena ia adalah paman Rasulullah SAW. Dan beliau sangat
bangga dengan keberanian dan kekuatan, serta ketulusan iman Sa'ad. Nabi
bersabda, Ini adalah pamanku, perlihatkan kepadaku paman kalian!
Keislamannya termasuk cepat, karena ia mengenal baik pribadi Rasulullah SAW.
Mengenal kejujuran dan sifat amanah beliau. Ia sudah sering bertemu Rasulullah
sebelum beliau diutus menjadi nabi. Rasulullah juga mengenal Saad dengan
baik. Hobinya berperang dan orangnya pemberani. Saad sangat jago memanah,
dan selalu berlatih sendiri.
Kisah keislamannya sangatlah cepat, dan ia pun menjadi orang ketiga dalam
deretan orang-orang yang pertama masuk Islam, Assabiqunal Awwalun.
Saad adalah seorang pemuda yang sangat patuh dan taat kepada ibunya.
Sedemikian dalam sayangnya Saad pada ibunya, sehingga seolah-olah cintanya
hanya untuk sang ibu yang telah memeliharanya sejak kecil hingga dewasa,
dengan penuh kelembutan dan berbagai pengorbanan.
Ibu Saad bernama Hamnah binti Sufyan bin Abu Umayyah adalah seorang
wanita hartawan keturunan bangsawan Quraisy, yang memiliki wajah cantik dan
anggun. Disamping itu, Hamnah juga seorang wanita yang terkenal cerdik dan
memiliki pandangan yang jauh. Hamnah sangat setia kepada agama nenek
moyangnya; penyembah berhala. Sejarah mencatat, hari-hari terakhir Saad bin
Abi Waqqash adalah ketika ia memasuki usia 80 tahun. Dalam keadaan sakit,
Saad berpesan kepada para sahabatnya agar ia dikafani dengan jubah yang
digunakannya dalam Perang Badarperang kemenangan pertama untuk kaum
Muslimin.
Nenek moyang Shuhaib pindah ke Iraq jauh sebelum datangnya Islam. Di negeri
ini, ayah Shuhaib diangkat menjadi hakim dan walikota oleh Kisra, Raja Persia .
Shuhaib dan orangtuanya tinggal di istana yang terletak di pinggir sungai Eufrat
ke arah hilir Jazirah dan Mosul . Mereka hidup dalam keadaan senang dan
bahagia.
membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka. Mereka berperang
pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji
benar Allah dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur`an. Dan siapakah yang lebih menepati
janjinya (selain Allah)? Maka bergembiralah dengan jual-beli yang kamu lakukan
itu, dan itulah kemenangan yang besar.
Sebuah catatan menunjukkan, Shuhaib baru mengetahui turunnya ayat
mengenai dirinya setelah bertemu Umar bin Khattab dan kawan-kawannya di
Tharf al-Hurrah. Mereka berkata pada Shuhaib, Perniagaanmu beruntung.
Kalian sendiri bagaimana? Saya tidak merugikan perniagaanmu di jalan Allah.
Apa yang kalian maksud dengan perniagaanku beruntung? tanya Shuhaib.
Para sahabat kemudian memberitahu bahwa Allah telah menurunkan ayat yang
berkaitan dengan dia.
8. Muad ibn jabal
ia adalah seorang tokoh dari kalangan Anshar yang ikut baiat pada Perjanjian
Aqabah kedua, hingga termasuk Ash-Shabiqul Awwalungolongan yang pertama
masuk Islam. Dan orang yang lebih dulu masuk Islam dengan keimanan serta
keyakinannya seperti demikian, mustahil tidak akan turut bersama Rasulullah
dalam setiap perjuangan.
Maka demikianlah halnya Mu'adz. Tetapi kelebihannya yang paling menonjol dan
keitstimewaannnya yang utama ialah fiqih atau keahliannya dalam soal hukum.
Keahliannya dalam fiqih dan ilmu pengetahuan ini mencapai taraf yang
menyebabkannya berhak menerima pujian dari Rasulullah SAW dengan
sabdanya: "Umatku yang paling tahu akan yang halal dan yang haram ialah
Mu'adz bin Jabal. Mu'adz adalah seorang yang murah tangan, lapang hati dan
tinggi budi. Tidak sesuatu pun yang diminta kepadanya, kecuali akan diberinya
secara berlimpah dan dengan hati yang ikhlas. Sungguh kemurahan Mu'adz
telah menghabiskan semua hartanya.
Ketika Rasulullah SAW wafat, Mu'adz masih berada di Yaman, yakni semenjak ia
dikirim Nabi ke sana untuk membimbing kaum Muslimin dan mengajari mereka
tentang seluk-seluk Agama.
Di masa pemerintahan Abu Bakar, Mu'adz kembali ke Yaman. Umar tahu bahwa
Mu'adz telah menjadi seorang yang kaya raya, maka ia mengusulkan kepada
Khalifah Abu Bakar agar kekayaan Mu'adz itu dibagi dua. Tanpa menunggu
jawaban Abu Bakar, Umar segera pergi ke rumah Mu'adz dan mengemukakan
masalah tersebut.
Mu'adz adalah seorang yang bersih tangan dan suci hati. Dan seandainya
sekarang ia telah menjadi kaya raya, maka kekayaan itu diperolehnya secara
halal, tidak pernah diperolehnya dengan berbuat dosa. Bahkan juga tak hendak
menerima barang yang syubhat. Mu'adz pindah ke Syria (Suriah), di mana ia
tinggal bersama penduduk dan orang yang berkunjung ke sana sebagi guru dan
ahli hukum. Dan tatkala Abu Ubaidah bin Jarrahamir atau gubernur militer di
sana serta shahabat karib Mu'adzmeninggal dunia, ia diangkat oleh Amirul
Mukminin Umar sebagai penggantinya di Syria.
Tetapi hanya beberapa bulan saja ia memegang jabatan itu, Mu'adz dipanggil
Allah untuk menghadap-Nya dalam keadaan tunduk dan menyerahkan diri.
9. Al-miqdad ibn amr
Di masa jahiliyah ia terikat janji dengan Aswad Abdu Yaghuts untuk diangkat
sebagai anak hingga namanya berubah menjadi Miqdad bin Aswad. Tetapi
setelah turunnya ayat mulia yang melarang merangkaikan nama anak dengan
nama ayah angkatnya dan mengharuskan merangkaikannya dengan nama ayah
kandungnya, maka namanya kembali dihubungkan dengan nama ayahnya, yaitu
Amr bin Sa'ad.
Miqdad bin Amr termasuk golongan yang pertama kali masuk Islam. Ia adalah
orang ketujuh yang menyatakan keislaman secara terang-terangan dan rela
menanggung penderitaan dan siksaan, serta kekejaman kaum Quraisy.
Keberanian dan perjuangannya di medan Perang Badar akan selalu diingat oleh
kaum Muslimin sampai saat ini.
Miqdad bin Amr pernah tampil berbicara mengobarkan semangat di tengah
ketakutan dan kegalauan kaum Muslimin dalam peperangan Badar karena
kekuatan musuh yang begitu dahsyat. Miqdad berkata, "Wahai Rasulullah,
teruslah laksanakan apa yang dititahkan Allah, dan kami akan bersama anda.
Demi Allah, kami tidak akan berkata seperti apa yang dikatakan Bani Israil
kepada Nabi Musa, 'Pergilah kamu bersama Tuhanmu dan berperanglah', sedang
kami akan mengatakan kepada anda, 'Pergilah Engkau bersama Tuhanmu dan
berperanglah, dan kami ikut berjuang di sampingmu'. Demi yang telah mengutus
engkau membawa kebenaran! Seandainya engkau membawa kami melalui
lautan lumpur, kami akan berjuang bersamamu dengan tabah hingga mencapai
tujuan." Di antara sikap bijaknya adalah kehati-hatiannya dalam menilai orang.
Sikap ini juga ia pelajari dari Rasulullah SAW yang telah menyampaikan kepada
umatnya, "Berubahnya hati manusia lebih cepat dari periuk yang sedang
mendidih."
Sebagai pemuda yang kuat dan tangguh, Said mampu bersaing dengan orangorang yang lebih tua umurnya untuk berebut tempat di depan, sehingga dia
mampu duduk sejajar di antara para pemuka Quraisy seperti Abu Sufyan bin
Harb, Shafwan bin Umayyah, dan lain-lainya yang menyelenggarakan acara
tersebut.
Semua ini membuka jalan baginya untuk menyaksikan tawanan Quraisy yang
terikat dengan tambang itu. Sementara tangan anak-anak, para pemuda, dan
kaum wanita mendorongnya ke pelataran kematian dengan kuatnya, mereka
ingin melampiaskan dendam kesumat terhadap Muhammad shallallahu alaihi wa
sallam, membalas kematian orang-orang mereka yang terbunuh di Badar dengan
membunuh Khubaib.
Khubaib menjawab sementara darah menetes dari jasadnya, Demi Allah, aku
tidak ingin berada di antara keluarga dan anak-anakku dalam keadaan aman dan
tenang sementara Muhammad tertusuk oleh sebuah duri.
Maka orang banyak pun mengangkat tangan mereka tinggi-tinggi ke udara,
teriakan mereka gegap gempita menggema di langit.
Di saat itu Said bin Amir melihat Khubaib mengangkat pandangannya ke langit
dari atas tiang salib dan berkata, Ya Allah, balaslah mereka satu persatu,
bunuhlah mereka sampai habis, dan jangan biarkan seorang pun dari mereka
hidup dengan aman.
Akhirnya Khubaib pun menghembuskan nafas terakhirnya, dan tidak ada seorang
pun yang mampu melindunginya dari tebasan pedang dan tusukan tombak
orang-orang kafir.
Orang-orang Quraisy kembali ke Mekah, mereka melupakan Khubaib dan
kematiannya bersama dengan datangya peristiwa demi peristiwa besar yang
mereka hadapi.
Namun tiak dengan anak muda yang baru tumbuh ini, Said bin Amir, Khubaib
tidak pernah terbenam dari benaknya sesaat pun.
Said melihatnya dalam mimpinya ketika dia tidur, membayangkannya dalam
khayalannya ketika dia terjaga, berdiri di depannya ketika dia shalat dua rakaat
dengan tenang dan tenteram di depan kayu salib, Said mendengar bisikan
suaranya di keua telinganya ketika dia berdoa atas orang-orang Quraisy, maka
dia khawatir sebuah halilintar akan menyambar atau sebuah batu dari langit
akan jatuh menimpanya.
Peristiwa kematian Khubaib mengajarkan sesuatu kepada Said tentang persoalan
besar yang belum dia ketahui selama ini.
Peristiwa kematian Khubaib mengajarkan kepadanya bahwa kehidupan sejati
adalah jihad di jalan akidah yang diyakininya sampai mati.
Peristiwa kematian Khubaib mengajarkan kepadanya bahwa iman yang
terpancang kuat bisa melahirkan dan menciptakan keajaiban-keajaiban.
Khubaib mengajarkan kepadanya perkara lainnya, yaitu seorang laki-laki yang
dicintai sedemikian rupa oleh para sahabatnya adalah seorang nabi yang di
dukung oleh kekuatan dan pertolongan langit.
Pada saat itu Allah Taala membuka dada Said bin Amir kepada Islam, maka dia
berdiri di hadapan sekumpulan orang banyak, mengumumkan bahwa dirinya
berlepas diri dari dosa-dosa dan kejahatan-kejahatan orang Quraisy,
menanggalkan berhala-berhala dan patung-patung menyatakan diri sebagai
seorang muslim.
Abdullah menjawab, "Allah, tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup kekal lagi
terus-menerus mengurus (makhluk-Nya) tidak mengantuk dan tidak pula tidur..."
(QS Al-Baqarah: 255).
"Tanyakan pula kepada mereka, ayat Al-Qur'an manakah yang lebih kuat
hukumnya?" kata Umar memerintah.
Abdullah menjawab, "Sesungguhnya Allah memerintah kamu berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang kamu
dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran." (QS An-Nahl: 9). Demikian
seterusnya, ketika Umar memerintahkan pengawal untuk bertanya tentang AlQur'an, Abdullah bin Mas'ud langsung menjawabnya dengan tegas dan tepat.
Abdullah bin Mas'ud bukan hanya sekedar qari' (ahli baca Al-Qur'an) terbaik,
atau seorang yang sangat alim atau zuhud, namun ia juga seorang pemberani,
kuat dan teliti. Bahkan dia seorang pejuang (mujahid) terkemuka. Dia tercatat
sebagai Muslim pertama yang mengumandangkan Al-Qur'an dengan suara
merdu dan lantang. Abdullah bin Mas'ud hidup hingga masa Khalifah Utsman bin
Affan memerintah
13.Hudzaifah ibn Al yaman
Rasulullah menilai dalam pribadi Hudzaifah Ibnul Yaman terdapat tiga
keistimewaan yang menonjol. Pertama, cerdas, sehingga dia dapat meloloskan
diri dalam situasi yang serba sulit. Kedua, cepat tanggap, berpikir cepat, tepat
dan jitu, yang dapat dilakukannya setiap diperlukan. Ketiga, cermat memegang
rahasia, dan berdisiplin tinggi, sehingga tidak seorang pun dapat mengorek yang
dirahasiakannya. Hudzaifah Ibnul Yaman sangat cermat dan teguh memegang
segala rahasia mengenai orang-orang munafik selama hidupnya, sampai kepada
seorang khalifah sekali pun. Bahkan Khalifah Umar bin Khathtab. Walau
demikian, amat sedikit orang yang mengetahui bahwa Hudzaifah Ibnul Yaman
sesungguhnya adalah pahlawan penakluk Nahawand, Dainawar, Hamadzan, dan
Rai. Dia membebaskan kota-kota tersebut bagi kaum Muslimin dari genggaman
kekuasaan Persia. Hudzaifah juga termasuk tokoh yang memprakarsai
keseragaman mushaf Alquran, sesudah kitabullah itu beraneka ragam coraknya
di tangan kaum Muslimin.
14.Ammar Ibn yasir
Demikian halnya Ammar, berkat nikmat dan petunjuk-Nya, Allah telah
memberikan kepada Ammar ganjaran setimpal, dan menilai takaran kebaikannya
secara penuh. Hingga disebabkan tingkatan petunjuk dan keyakinan yang telah
dicapainya, maka Rasulullah menyatakan kesucian imannya dan mengangkat
dirinya sebagai contoh teladan bagi para sahabat.
Beliau bersabda, Contoh dan ikutilah setelah kematianku nanti, Abu Bakar dan
Umar. Dan ambillah pula hidayah yang dipakai Ammar untuk jadi bimbingan!