Anda di halaman 1dari 11

BAB II PEMBAHASAN

1. RINGKASAN SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW DARI LAHIR HINGGA WAFAT

Satu-satunya rasul Allah yang diutus untuk semua ras dan golongan adalah nabi Muhammad saw. Karena itu ajarannya sangat
universal; tidak hanya tentang ibadah dan keakhiratan, namun juga urusan-urusan diniawi yang mencakup semua sisi kehidupan manusia,
mulai dari masalah makan hingga urusan kenegaraan. Namun demikian, masih banyak orang yang buta terhadap pribadi dan kehidupan
beliau. Akibatnya, mereka terhalang untuk melihat dan merasakan kebenaran yang dibawanya.

1. Nama dan Gelar Nabi Muhammad Saw


Di dalam HR Bukhari dan Muslim disebutkan nama dan gelar Nabi Muhammad SAW, antara lain :
- Ahmad
- Al-Mahi
- Al-Hasyir
- Al-'Aqib
- Muqaffi
- Nabiyyuttaubah
- Nabiyyurrahmah.

Pengertian nama-nama nabi Muhammad Saw :

1. Ahmad : yang paling terpuji karena akhlak karimahnya, dan paling banyak memuji Allah.
2. Al-Mahi ( pengikis/penghapus) : karena Allah mengikis kekufuran dengan mengutusnya,
3. Al-Hasyir (penghimpun) : sebab nanti di hari kiamat seluruh manusia berhimpun di hadapan beliau, ada yang mengatakan di
bawah perintah beliau.
4. Al-'Aqib (penutup) : karena beliaulah nabi dan rasul penutup.
5. Muqaffi (yang mengikuti) : maksudnya mengikuti dan melanjutkan jejak risalah para nabi.
6. Nabiyyuttaubah (nabi taubat) : meski beliau sudah ma'shum dalam artian bersih dari dosa, namun beliau banyak bertaubat. Dalam
satu riwayat beliau bertaubat hingga 70 kali sehari, dan dalam riwayat lain hingga 100 kali.
7. Nabiyyurrahmah (nabi ramhat) : beliau adalah seorang nabi yang penuh kasih hatta dalam peperangan pun, diutusnya beliau ke
bumi ini adalah sebagai rahmat bagi semesta alam.

Nama-nama tersebut berdasarkan penuturan beliau sendiri. Dan kita tahu bahwa setiap sabda beliau adalah berdasarkan wahyu. Jadi bisa
disimpulkan bahwa yang memberi nama/gelar tersebut adalah Allah Swt.

2. Nasab Nabi Muhammad Saw


Di dalam buku Shahih Bukhari bab Mab’ats an-Nabiyyi saw, Imam Bukhari merincikan silsilah nasab Nabi Muhammad saw
sebagai berikut: Muhammad saw bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qusyai bin Kilab bin Murrah bin
Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin
Ma’add bin Adnan.

Imam Bukhari menambahkan di dalam Kitab Tarikh al-Kabir: Adnan bin Udud bin Al-Maqum bin Nahur bin Tarh bin Ya’rab bin Nabit bin
Ismail bin Ibrahim. Menurut para pakar – sebagaimana yang disebutkan oleh sejarawan Syekh Abdurrahman bin Yahya Al-Yamany –antara
Adnan dan Ismail ada sekitar 40 kakek.

3. Kelahiran Nabi Muhammad Saw


Nabi Muhammad saw lahir di Makkah pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun Gajah dalam keadaan yatim.
Penamaan tahun Gajah berkaitan dengan peristiwa pasukan Gajah yang dipimpin oleh Abrahah, Gubernur Yaman yang ingin
menghancurkan Ka’bah. Namun sebelum sampai ke kota Makkah, mereka diserang oleh pasukan burung yang membawa batu-batu kerikil
panas (lihat QS Al-Fil:1-5).
Kelahiran Nabi Muhammad Saw bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi.

4. Masa Menyusui
Nabi Muhammad saw pertama kalinya disusui oleh ibunya Aminah dan Tsuwaibatul Aslamiyah. Namun itu hanya beberapa hari.
Selanjutnya beliau disusui oleh Halimah As-Sa’diyah di perkampungan bani Sa’ad.
Nabi Muhammad saw tinggal bersama keluarga Halimah selama kurang lebih empat tahun. Di akhir masa pengasuhan keluarga
Halimah ini terjadi pembedahan nabi Muhammad saw.

5. Muhammad Saw di Mata Penduduk Makkah


Sejak kecil Muhammad Saw jauh dari tradisi-tradisi jahiliyah dan tidak pernah melakukan penyembahan terhadap tuhan berhala.
Namun demikian beliau tetaplah seorang yang santun dan jujur, karenanya beliau terkenal dengan gelar Al-Amien (orang yang terpercaya).

1
6. Pernikahan Nabi Muhammad Saw
Pada usia yang ke-25 tahun, Muhammad saw menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, seorang janda kaya berusia 40 tahun.
Pernikahan ini diawali dengan lamaran Khadijah kepada Muhammad saw setelah melihat dan mendengar kelebihan-kelebihan dan
akhlaknya.

7. Isteri-isteri Rasulullah Muhammad Saw


Selain Khadijah, isteri-isteri beliau adalah: Saudah binti Zam’ah, Aisyah binti Abu Bakar, Hafshah binti Umar, Zainab binti
Khuzaimah, Ummu Salamah (Hindun binti Umayyah), Zainab binti Zahsy, Juwairiyah binti Al-Harits, Ummu Habibah (Ramlah), Shafiyah
binti Huyay, Maimunah binti Al-Harits dan Maria Al-Qibtiyah.
Nabi Muhammad menikahi mereka semua setelah Khadijah meninggal dunia. Dan mereka semua beliau nikahi dalam keadaan
janda, kecuali Aisyah ra.
Jika dilihat dari faktor tiap pernikahan beliau, semuanya mempunyai hubungan yang kuat dengan dakwah dan ajaran Islam yang
dibawanya.

8. Anak dan Putri Nabi Muhammad Saw


Anak dan putri nabi Muhammad saw adalah: Qasim, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fathimah, Abdullah dan Ibrahim.
Mereka semua lahir dari rahim Khadijah kecuali Ibrahim dari Maria Al-Qibtiah. Anak-anak beliau yang laki-laki semuanya meninggal
sebelum usia dewasa.

9. Muhammad Saw Menjadi Rasul Allah


Turunnya wahyu pertama QS. Al-A’la: 1-5 di gua Hira pada hari Senin di bulan Ramadan pada usia yang ke 40 menjadi awal
kerasulan Muhammad saw. Wahyu pertama tersebut berisi: "1) Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan, 2) Yang menciptakan
manusia dari segumpal darah, 3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, 4) Yang mengajari (manusia) dengan pena, 5) Dia
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya."
Setelah menerima wahyu tersebut, Muhammad saw pulang menemui Khadijah dan mengungkapkan kekhawatirannya terhadap
dirinya. Khadijah menenangkan: "Bergembiralah! Demi Allah, Dia tidak akan pernah menyia-nyiakanmu. Demi Allah, engkau ini
menghubungkan shilaturrahim (hubungan kerabat), berkata jujur, menanggung beban orang lemah, membantu orang yang tidak punya,
memuliakan tamu, menolong orang-orang yang ditimpa bencana."
Khadijah lalu mempertemukannya dengan anak pamannya Waraqah bin Naufal, seorang pendeta Nasrani. Setelah menjelaskan
peristiwa yang baru dialaminya di gua Hira, Waraqah menjelaskan bahwa yang datang kepada Muhammad saw itu adalah malaikat yang
pernah datang kepada nabi Musa As.

"Andai kata aku masih hidup dan kuat di saat engkau diusir oleh kaummu" kata Waraqah.
"Apakah mereka akan mengusirku?" Tanya Muhammad Saw. "Ya…," jawabnya. (lihat HR Bukhari dan Muslim).

10. Nabi Muhammad Saw Hijrah ke Madinah


Nabi Saw hijrah ke Madinah pada tahun ke 13 kenabian yang bertepatan dengan tahun 622 M. Di dalam riwayat Ibnu Ishak
dijelaskan bahwa beliau keluar dari rumahnya yang saat itu sedang dikepung oleh pasukan bersenjata kaum musyrik Makkah yang ingin
membunuhnya. Lalu Allah Swt menidurkan mereka. Sambil membaca QS. Yasin: 1-9 beliau manaruh pasir di kepala mereka semua,
kemudian pergi ke rumah Abu Bakar untuk hijrah bersama ke kota Madinah. Nabi Muhammad saw tiba di Madinah pada hari Senin tanggal
12 Rabiul Awwal tahun 1 Hijriyah.

11. Peperangan Nabi Muhammad Saw


Yang mendasari peperangan nabi Muhammad Saw adalah ayat-ayat berikut :

- "Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi karena sesungguhnya mereka dizhalimi." (Al-Hajj: 39).

- "Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas, sungguh Allah tidak menyukai orang-orang
yang melampaui batas" (QS. Al-Baqarah: 190).

Dalam hal ini ada aturan-aturan perang, antara lain: Jangan membunuh anak-anak, orang tua, orang yang menyerah, pendeta dan
petugas rumah ibadah yang tidak menyerang, hewan tanpa tujuan maslahat, jangan membunuh dengan cara yang sadis dan berlebihan (Tafsir
Ibnu Katsir).
Dari sini jelas bahwa peperangan nabi Muhammad saw adalah sebagai upaya pembelaan terhadap hak, bukan wasilah untuk
islamisasi apalagi balas dendam. Adapun jumlah peperangan yang diikutinya ada sebanyak 27 kali.

12. Akhlak Nabi Muhammad Saw


Allah SWT menggambarkan akhlak nabi Muhammad secara umum di dalam QS. Al-Qalam ayat 4: "Dan sesungguhnya engkau
benar-benar berbudi pekerti yang luhur"

a. Kesabaran Nabi Muhammad Saw

1
Tidak sedikit beban yang ditanggung oleh nabi Muhammad saw dalam menyebarkan dakwah ajaran yang dibawanya. Ejekan,
makian, perlakuan kasar dan ancaman pembunuhan diterimanya dari orang-orang musyrik Makkah. Namun itu semuanya tak membuat
kesabarannya luntur.
Dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim diceritakan bahwa Uqbah bin Abu Mu’ith pernah mencampakkan kotoran onta kepada
Rasulullah Muhammad saw sementara beliau dalam keadaan sujud. Beliau terus sujud hingga putrinya Fathimah datang membuangnya.
Perlakuan kasar kaum Quraisy semakin bertambah setelah pamannya Abu Thalib dan isterinya Khadijah meninggal dunia pada
tahun 10 kerasulan. Karenanya beliau hijrah ke wilayah Thaif. Namun ternyata disini juga beliau tidak diterima, malah penduduk setempat
menyuruh anak-anaknya untuk melemparinya dengan batu.

b. Kasih Sayang Nabi Muhammad Saw


Kasarnya tindakan pengusiran penduduk Thaif terhadap nabi Muhammad saw tidak membuat beliau serta merta mendoakan
mereka dengan azab. Tapi justru sebaliknya: "Bahkan saya berharap agar Allah menjadikan dari keturunan mereka orang-orang yang
menyembah Allah dan tidak berbuat syirik kepada-Nya sedikit pun," kata beliau saat malaikat penjaga gunung menawarkan kepadanya untuk
menimpakan gunung Abu Qubaisy dan gunung yang di sebelahnya kepada penduduk Thaif. (Shahih Bukhari).

Dan bagaimana pun juga kasarnya perlakuan dan azab dari kaum musyrik penduduk Makkah kepadanya dan ummat pengikutnya,
tapi itu tak membuatnya dendam kepada mereka di saat pembebasan Makkah pada tahun 8 H. Malah beliau saw memberikan amnesti besar-
besaran kepada penduduk Makkah.

13. Keistimewaan yang Allah Berikan Kepadanya

a. Lima kelebihan yang tidak diberikan kepada orang sebelumnya


Dari Jabir bin Abdullah ra, nabi Muhammad saw bersabda: "Saya diberikan lima hal yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelum
saya;

1. diberi kemenangan dengan rasa takut (yang ditimpakan kepada musuh-musuhku) dalam jarak satu bulan perjalanan,
2. bumi dijadikan tempat shalat dan suci untukku, maka siapa pun di antara ummatku yang mendapatkan waktu shalat hendaklah dia
melakukannya,
3. dihalalkan untukku harta ghanimah dan itu tidak dihalalkan kepada orang sebelum saya
4. diberi syafa’at
5. dahulu nabi diutus hanya kepada kaumnya, tetapi saya diutus kepada seluruh manusia." (HR. Bukhari dan Muslim)

b. Keistimewaannya di hari kiamat

Dari Anas ra., nabi Muhammad saw bersabda: "Saya adalah orang pertama yang diberikan syafaat pada hari kiamat nanti, nabi
yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat, dan orang pertama yang mengetuk pintu surga" (HR. Muslim).
Keistimewaan lainnya disebutkan di dalam riwayat Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda: "Saya adalah pemimpin anak-anak
Adam pada hari kiamat nanti, saya orang pertama yang dibangkitkan dari kubur, dan saya orang pertama yang diberi syafaat (oleh Allah) dan
orang pertama yang memberi syafaat (kepada ummat manusia)." (HR. Muslim).

14. Ibadah Beliau


Aisyah ra. Berkata: Rasulullah saw pernah shalat hingga dua kakinya membengkak. Lalu beliau ditegur, beliau menjawab:
"Apakah aku tidak pantas menjadi hamba yang bersyukur?"

15. Nabi Muhammad Saw Wafat


Beliau saw wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah di waktu Dhuha dengan usia 63 tahun.

Sebelum ruhnya dicabut, beliau membaca :


" ‫ اللهم الرفيق‬,‫ اللهُـ ّم اغفِـر لى وارحمنى وألحقنى بالرفيق األعلى‬, َ‫صدِّيقِينَ َوال ُّشهَدَا ِء َوالصَّالِ ِحين‬ ‫َم َع الَّ ِذينَ أَ ْن َع َم هَّللا ُ َعلَ ْي ِه ْم ِمنَ النَّبِي َـ‬
ِّ ‫ِّين َوال‬
‫األعلى‬."

* Referensi :
- A’rif Nabiyyaka Saw, Qism Ilmiy, Dar Al-Wathan, Riyadh
- Al-Mu’in ar-Raiq min Sirah Khairi al-Khalaiq, Prof. Dr. Sa’id M. Shaleh Shawabi, Risywan Kairo, 2008.
- Mushaf Al-Qur’an Terjemah, Pena, Jakarta, 2002
- Sirah Nabawiyah, Ibnu Katsir, Maktabah Syamilah
- Subul al-Huda wa ar-Rasyad, Maktabah Syamilah
- Tafsir Ibnu Katsir
- Raudhatul Anwar, Shafiurrahman Al-Mubarkafury, Pustaka Raja Fahd, Riyadh 1427 H
- Uyun al-Atsar, Maktabah Syamilah.

1
2. SIFAT-SIFAT NABI MUHAMMAD SAW

SIFAT-SIFAT WAJIB DAN MUSTAHIL BAGI NABI DAN RASUL SERTA PETUNJUK AKAL YANG MENDUKUNGNYA

Sifat-safat wajib dan Mustahil bagi Nabi dan Rasul masing-masing ada empat ,yaitu :

1. ‫ الصدق‬,Sidiq artinya : Benar,Jujur.


Adalah berita yang dibawa para Nabi dan Rasul pasti benar adanya sesuai dengan fakta dan realita kenyataan .
Lawan dari sifat Sidiq adalah ‫الكذب‬,artinya Bohong . Berita yang dibawanya tidak sesuai dengan realita.

Petunjuk akalnya :

Andaikan Para Nabi dan Rasul tidak bersifat Sidiq (jujur),tentu mereka bersifat sebaliknya yaitu Kadzib (bohong).dan jika mereka
bohong,maka berita Tuhan tentang pembenaran terhadap para Nabi dan Rasulpun juga bohong. Berita tentang pembenaran Tuhan terhadap
mereka adalah diungkapkan lewat pemberian mu’jizat. Tuhan berbohong adalah tidak masuk akal,sebab berita Tuhan pasti
sepengetahuanNya atau sesuai dengan IlmuNya. Dan berita yang demikian pastilah benar adanya. Kebenaran berita Allah menunjukakan
bahwa para rasul tidak Bohong.

Kesimpulan : Para Nabi dan Rasul wajib bersifat Sidiq dan mustahil bersifat Kadzib.

2. ‫ االمانة‬Amanah artinya dapat dipercaya


Amanah adalah terpeliharanya Nabi dan Rasul dari perbuatan maksiat baik yang lahiriyah misalkan minum khamer ,zina,berdusta ,maupun
batiniyah seperti hasud , sombong,riya’.Para Nabi dan Rasul sejak kecil sampai wafatnya tidak pernah melanggar larangan Tuhan baik
makruh ataupun yang menyalahi keutamaan ( ‫ ) خالف االولى‬apalagi yang haram.Kalaupun ada dalam Al Qur an atau hadis kisah Nabi atau
Rasul yang lahiriyahnya menunjukkan penyimpangan,maka hendaklah dikembalikan kepada para Ulama’ ahli Tafsir yang lebih mengetahui
tafsir ataupun ta’wil dari kisah tersebut.Semua kegiatan Nabi dan Rasul adalah merupakan tasyri’ atau pembelajaran kepada
umatnya,sehingga tak lain perbuatan mereka pasti berkitar antara wajib dan sunnah.
Lawan dari sifat Amanah adalah ‫ الخيانة‬artinya menyalahi perintah Allah dan durhaka kepadaNya.

Petunjuk akalnya :
Andaikan Nabi dan Rasul tidak bersifat Amanah tentunya mereka bersifat Khiyanat yaitu meninggalkan perintah Allah dan melanggar
laranganNya.Jika Nabi dan Rasul berkhiyanat,maka tentunya kita sebagai umatnya juga disuruh mengikuti mereka dengan berbut dosa dan
kemungkaran,
sebab Allah telah berfirman :
‫قل إن كنتم تحبون هللا فاتبعونى‬
Katakanlah Muhammad; Jika kamu sekalian mencintai Allah,maka ikutilah sunnahku ( QS. Ali Imran : 31 )

( ‫إن هللا ال يأمر بالفحشاء‬


Sesungguhnya Allah tidak memerintah kepada hal yang keji ( QS.Al A’raaf : 28 )

Kesimpulan : Nabi dan Rasul wajib bersifat Amanah dan mustahil bersifat Khiyanat.

3. ‫ التبليغ‬, Tabligh artinya : menyampaikan Wahyu


Tabligh adalah : Nabi dan rasul pasti menyampaikan wahyu Tuhan kepada umatnya.Tidak ada satupun yang disembunyikan selama wahyu
itu diperintah Allah untuk disampaikan.Adapun hal-hal yang sifatnya khusus dan tidak boleh disampaikan,maka tidak wajib bagi Rasul
menyampaikannya sebaliknya harus dirahasiakan.Begitu juga perkara yang diperbolehkan memilih antara disampaikan atau dirahasiakan
maka juga tidak wajib disampaikan.
Lawan dari sifat Tabligh adalah ‫ الكتمان‬,Kitman artinya : Menyembunyikan wahyu yang diperintahkan Allah untuk disampaikan kepada
umat.

Petunjuk akalnya :

1
Andaikan para Rasul tidak bersifat Tabligh,tentu mereka bersifat sebaliknya yaitu Kitman atau merahasiakan wahyu Tuhan.Jika demikian
halnya maka kitapun pasti juga disuruh merahasiakan ilmu,sebab Allah telah menyuruh kita untuk mengikuti para Nabi dan Rasul dalam
firmanNya :
‫واتبعوه لعلكم تهتدون‬
Dan ikutlah dia ( Muhammad ) supaya kamu dapat pentunjuk ( QS. Al A’raaf : 158 )

Tidak benar jika kita disuruh menyimpan ilmu sebab seseorang yang merehasiakan ilmunya dan tidak mau mengajarkan kepada orang lain
adalah dilaknat Tuhan dalam firmanNya :
‫إن الذين يكتمون ما أنزلنا من الكتب ألئك يلعنهم هللا ويلعنهم اللعنون‬
Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan
petunjuk,setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab,mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (mahluk)
yang dapat melaknati. (QS. Al Baqarah : 159 )

Perbedaan antara Nabi dan Rasul adalah bahwa Rasul disuruh menyampaikan wahyu Tuhan sedangkan Nabi tidak.Sekalipun Nabi tidak
disuruh menyampaikan Wahyu ,tetapi para Nabi tetap menyampaikan berita tentang kenabiannya kepada umat dan terkadang Nabi juga
berfatwa mengenai syare’at para Rasul sebelumnya.Jadi bukan berarti seorang Nabi tidak berdakwah sama sekali.

Kesimpulan : Para Nabi dan Rasul wajib bersifat Tabligh dan Mustahil bersifat Kitman.

4. ‫الفطانة‬, Fathonah artinya: Cerdas dan tidak pelupa


Fathonah adalah kecerdasan para Nabi dan Rasul sehingga dalam perdebatan mampu menundukkan hujjah atau argumentasi musuh-
musuhnya Nabi Ibrahim as. dengan kecerdasannya mampu mengalahkan Raja Namrud .Nabi Nuh as. dapat menundukkan argumen kaumnya
yang sama menentang.Rasulullah SAW. dalam sejarah banyak tercatat telah mengalahkan hujjah-hujjahnya kaum kafir.Bukti-bukti dari
peristiwa tersebut telah diabadikan dalam Al Qur an. Sekalipun hanya beberapa Nabi dan rasul yang dikisahkan dalam Kitab suci tetapi
cukup sudah untuk menunjukkan bahwa semua Nabi dan Rasulpun juga demikian.
Lawan dari sifat Fathonah adalah ‫البالدة‬,Baladah artinya : Tidak cerdas dan pelupa.
Petunjuk akalnya :
Andaikan para Nabi dan Rasul tidak bersifat Fathonah,maka tentunya mereka bersifat Baladah.Jika Nabi dan Rasul bersifat Baladah maka
mereka pasti tidak akan mampu menjawab dan menundukkan argumentasi musuh-musuhnya dalam perdebatan.Padahal yang demikian ini
mustahil sebab kenyataan telah terbukti dalam perdebatan mereka mampu mengalahkan musuhnya .Banyak saksi-saksi yang melihat
kemampuan mereka, diantaranya Al Qur an sendiri banyak menceritakan kisahnya. Allah berfirman :
‫وتلك حجتنا ءاتينها ابرهيم على قومه‬
Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya (QS. Al An’am : 83)
( ‫قالوا ينوح قد جدلتنا فاكثرت جدالنا‬
Mereka berkata : Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami dan kamu telah memperpanjang bantahanmu kepada kami.
(QS. Hud : 32)

‫وجدلهم بلتى هي أحسن‬


Dan bantahlah mereka dengan cara yang baik (QS. An Nahl : 125)

Kesimpulan : Para Nabi dan Rasul wajib bersifat Fathonah (cerdas)dan mustahil bersifat Baladah (bebal).

SIFAT JAIZ BAGI RASUL

Sifat Jaiz bagi para Rasul Alaihim Assalam ada satu yaitu :

1. Memiliki sifat-sifat yang manusiawi ( ‫ ) االعراض البشرية‬selama tidak mengurangi derajat keluhuran Nabi dan Rasul itu sendiri. Contoh :
sakit selain gila,epilepsi (ayan),stress,belang,buta,bisu ,kusta,gatal yang menjijikkan dan semisalnya. Haus dan lapar tetapi tidak sampai
busung lapar.Makan, minum,tidur,naik kendaraan ,jual beli dan lain sebagainya.

Kisah tentang Nabi Syu’eb yang buta adalah tidak benar.Beliau tidak melihat bukan lantaran buta asal,tetapi akibat penggumpalan air mata
yang terus-menerus mengalir sebagai akibat dari kesedihannya ditinggal putera tercinta yaitu nabi Yusuf as. Kisah tentang Nabi Ayyub as.
juga demikian.Beliau memang sakit tetapi tidak sampai menjijikkan sehingga dikarantinakan.Sakit yang diderita Nabi Ayyub adalah sakit

1
yang ada di bawah kulit sehingga tidak sampai menjijikkan orang lain.

3. KISAH PERJALANAN HIJRAH RASULULLAH

     Ketika Islam diterima dengan baik oleh masyarakat Madinah, Rasulullah kemudian mengizinkan umat Islam yang ada di Makkah untuk
berhijrah. Para sahabat pun segera mempersiapkan diri. Orang pertama yang dicadangkan berangkat adalah Abu Salamah bin Abdul Saat dan
isterinya Hindun binti Abi Umayyah (Ummu Salamah). Namun takdir Allah menentukan lain, Ummu Salamah bertahan di Makkah. Namun
akhirnya dia keluar satu tahun kemudian bersama puteranya Salamah diiringi Utsman bin Abi Thalhah yang ketika itu belum masuk Islam.

     Sedikit demi sedikit, kaum Muslimin meninggalkan Makkah hingga tidak ada yang tinggal di Bandar itu kecuali beberapa orang termasuk
Rasulullah, Abu Bakar, dan Ali bin Abi Talib Dan keduanya menunggu perintah Rasulullah yang juga sedang menunggu perintah Allah bila
masa yang sesuai keluar meninggalkan Makkah.

     Pihak Musyrikin yang mengetahui para sahabat Rasulullah telah pergi membawa harta, anak, dan isteri mereka ke negeri Aus dan Khazraj
(Madinah), meyakini bahawa negeri tersebut akan membela dan melindungi Rasulullah. Oleh itu mereka khuatir, jika Rasulullah
kemudiannya menyusul, nescaya umat Islam akan mempunyai kekuatan. Maka sebelum hal itu terjadi, mereka bersepakat untuk membunuh
Rasulullah.

     Suatu siang, datanglah Rasulullah ke rumah Abu Bakar dan “Keluarkanlah siapa pun yang ada di rumahmu.” Kata Abu Bakar, ‘Mereka
adalah keluargamu juga, wahai Rasulullah.” Rasulullah berkata, “Allah telah mengizinkan saya keluar.”

     Abu Bakar berkata, “Saya yang akan menyertaimu, wahai Rasulullah?” Kata Rasulullah, “Ya.” Kemudian Abu Bakar mengatakan,
“Ambillah salah satu kenderaanku ini, demi bapak dan ibuku tebusanmu.“

     Rasulullah berkata, “Dengan harga.” Aisyah menceritakan, “Kemudian kami mempersiapkan segala sesuatu untuk bekal pemergian
Rasulullah dan Abu Bakar. Asma binti Abi Bakar memotong kain pinggangnya menjadi dua bahagian, satu untuk mengikat pinggang dan
yang lain untuk membawa bekal tersebut. Dan sejak itu dia dikenali Dzatu Nithaqain (Perempuan yang Memiliki Dua Ikat Pinggang).

     Ibnul Qayyim mengisahkan (Zadul Ma’ad 3/54), Al-Hakim (dalam Al-Mustadrak) dari Umar, menceritakan bahawa Rasulullah dan Abu
Bakar berangkat menuju gua Tsur. Dalam perjalanan itu, kadang-kadang Abu Bakar berjalan di depan, kadang di belakang Rasulullah.
Melihat hal ini, Rasulullah bertanya, dan Abu Bakar menjawab, “Wahai Rasulullah, kalau saya teringat pengintai dari depan, saya sengaja
berjalan di depan, kalau saya ingat kepada para pengejar, maka saya berjalan di belakang.”

     Kata Rasulullah, “Apakah kau ingin jika terjadi sesuatu, engkau yang mengalaminya, bukan aku?” Kata Abu Bakar, “Ya.” Demikianlah,
keduanya sampai dan bersembunyi di dalam gua. Sementara orang-orang kafir Quraisy yang kehilangan jejak, menyebarkan para pencari
jejak hingga ke mulut gua. Ketika itu Abu Bakar berkata sebagaimana disebutkan dalam hadis Anas bin Malik, “Wahai Rasulullah,
seandainya salah seorang dari mereka melihat ke bawah, nescaya mereka melihat kita.”

     Rasulullah r bersabda, “ Bagaimana menurutmu dengan (keadaan) dua orang di mana Allah adalah yang ketiganya. Janganlah bersedih,
sesungguhnya Allah bersama kita,” (Sahih, Riwayat Al-Bukhari dan Muslim).

     Didalam Sahih Al-Bukhari disebutkan bahawa Abdullah bin Abi Bakar selalu bermalam di gua bersama Rasulullah dan Abu Bakar. Dia
seorang pemuda yang cerdik. Sebelum fajar dia sudah berkumpul kembali di tengah orang-orang kafir Quraisy untuk mendengar berita
daripada mereka dan menyampaikannya kepada Rasulullah dan Abu Bakar. Sementara salah seorang bekas budak yang dimerdekakan Abu
Bakar, Amir bin Fuhairah senantiasa menggembala kambingnya di sekitar gua dan memerahkan susu untuk Rasulullah dan Abu Bakar.
Demikianlah hal ini berjalan selama tiga malam.

1. Kisah Suraqah bin Malik

      Setelah berusaha mencari ke seluruh pelosok Makkah, kaum Quraisy tidak juga menemukan Rasulullah dan Abu Bakar. Akhirnya,
mereka membuat peraduan, barang siapa yang Berjaya membawa Rasulullah dan Abu Bakar hidup atau mati, akan diberi hadiah. Manakala
Rasulullah dan Abu Bakar mulai meningglkan Makkah menyusuri tepi pantai menuju Madinah.

     Sesampai di daerah Bani Mudlij, seseorang melihat mereka dan melaporkan kepada Suraqah bin Malik bin Ju’syum. Berita ini ditolak
oleh Suraqah, Namun secara senyap-senyap dia memerintahkan budaknya membawa kuda dan tombak keluar dari belakang rumah (dan
disuruh) menunggu di balik gunung.

     Setelah itu, dia memacu kudanya mengejar Rasulullah dan Abu Bakar. Abu Bakar yang mengetahuinya berkata, Ya Rasulullah, lihat
Suraqah bin Malik mengikuti kita.” Rasulullah pun berdoa. Akhirnya kuda Suraqah beberapa kali tersungkur. Kemudian dia berputus asa,
lalu meminta Rasulullah dan Abu Bakar berhenti. Setelah bercakap dengan Rasulullah, Suraqah meminta dituliskan perjanjian persefahaman.
Persefahaman itu dipegangnya hingga peristiwa Fathuh Makkah.

1
     Suraqah kemudian menyerahkan tambahan bekalan makanan kepada Rasulullah, namun Rasulullah menolak secara halus sambil
mengatakan, “Tidak. Tapi alihkan perhatian para pengejar dari kami.” Maka setelah itu setiap kali bertemu dengan para pencari
jejakrombongan Rasulullah, Suraqah selalu mengatakan: “Saya sudah mencari maklumat dan tidak terlihat yang kalian cari.’

     Demikianlah, awalnya dia berusaha menangkap Rasulullah dan Abu Bakar, namun akhirnya dia menjadi pelindung.

2. Kisah Ummu Ma’bad

      Ibnul Qayyim menceritakan; “Rombongan Rasulullah meneruskan perjalanan dan singgah di kemah Ummu Ma’bad, yang tinggal di
padang pasir (dan suka) memberi makan dan minum para musafir yang singgah di tempatnya.” Rombongan singgah di sana dan menanyakan
apa gerangan yang dimilikinya. Ummu Ma’bad mengatakan tidak ada kecuali kambing yang jauh dari tempat gembala. Seterusnya
Rasulullah minta izin untuk memerah susunya. Ummu Ma’bad pun mengizinkan.

     Rasulullah dengan menyebut nama Allah, mengusap susu kambing tersebut lalu berdoa. Memancarlah susu kambing itu yang kemudian
ditampung dalam sebuah bejana. Baginda menyuruh Ummu Ma’bad minum, setelah itu para sahabatnya, baru kemudian baginda sendiri.
Setelah semua puas, baginda memenuhi bejana itu kembali dan meninggalkannya di sana, kemudian meneruskan perjalanan. Tidak lama
kemudian, Abu Ma’bad suami Ummu Ma’bad pulang dan terhairan-hairan melihat bejana yang penuh dengan air susu. Dia bertanya dari
mana ini susu itu datangnya? Ummu Ma’bad mengatakan bahawa baru saja singgah seorang lelaki penuh berkat dengan sifat demikian dan
demikian. Mendengar keterangan isterinya, Abu Ma’bad segera meyakini bahawa orang itulah yang dicari-cari kaum Quraisy. Dan dia
bertekad seandainya mempunyai peluang akan menemui lelaki itu.

3. Tiba di Madinah

      Orang-orang Ansar yang mendengar berita keluarnya Rasulullah dari bandar Dan Makkah berusaha untuk menanti. Setiap hari dari pagi
hingga matahari meninggi, mereka menunggu kedatangan rombongan Rasulullah di pinggiran bandar. Namun setelah beberapa hari, yang
ditunggu belum juga tampak.

     Pada hari ke-12 bulan Rabi’ul Awwal, mereka menunggu seperti biasa. Ketika matahari mula terik, mereka pun bersiap untuk kembali ke
rumah masing-masing. Seorang Yahudi yang ketika memanjat rumahnya untuk suatu keperluan, melihat bayangan dari jauh dan tidak dapat
menahan dirinya. Dengan lantang dia berteriak bahawa yang ditunggu-tunggu telah datang.

     Mendengar hal itu, orang-orang Ansar bergegas menyandang senjata dan menuju ke pinggiran bandar menyambut rombongan Rasulullah.
Kaum muslimin bertakbir gembira dengan kedatangan rombongan Rasulullah ini. Mereka menyambut dengan penuh kehormatan menurut
syariat Islam. Setelah melalui pelbagai rintangan, Rasulullah bersama rombongan akhirnya berjaya memasuki bandar Madinah.

4. Masjid Pertama

Ketika Rasulullah sampai di Madinah, sebenarnya kaum muslimin di Madinah masih ramai yang belum mengenali Rasulullah dan Abu
Bakar Ash-Shiddiq. Selepas melihat seseorang melindung seorang yang lain daripada terik matahari, mereka mengenai yang dilindungi itu
adalah Rasulullah.

     Rasulullah singgah di Quba, tempat Kultsum bin Al-Hidmi di perkampungan Bani ‘Amr bin ‘Auf selama beberapa hari dan mulai
membangun Masjid Quba. Inilah masjid pertama yang dibangunkan sejak baginda tiba di Madinah.

     Terjadi perbezaan pendapat di kalangan para ulama, masjid apa yang pertama dibangun di atas dasar ketakwaan, Ada yang mengatakan
bahawa yang dimaksudkan adalah Masjid Quba, dan ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Adh-Dhahhak, dan Al-Hasan. Mereka berpegang
kepada kalimat : 9sejak hari pertama) ; Masjid Quba adalah yang pertama kali dibangunkan di Madinah sebelum Masjid Rasulullah (Masjid
Nabawi).

     Demikian juga pendapat Ibnu ‘Umar, Sai’d bin Musayyab, dan Al-Imam Malik menurut riwayat Ibnu Wahb, Asyhab, dan Ibnul Qasim.
Setelah menukilkan beberapa hadis, Al-Imam Al-Qurthubi dalam Tafsir-nya mengatakan bahawa hadis ini menunjukkan bahawa masjid
yang dimaksud adalah Masjid Quba. Dan ini pula pendapat Asy-Syaikh Abdurrahman As Sa’di dalam At-Taisir.

     Namun ada pula yang mengatakan, masjid itu adalah Masjid Nabawi. Al-Imam At-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri
tentang dua orang sahabat yang berdebat tentang masjid yang dimaksudkan dalam ayat ini, kemudian disampaikan kepada Rasulullah, dan
kata baginda : “ Itu adalah Masjidku.” Al-Imam At-Tirmidzi berkata bahawa hadis ini sahih. Ibnu Katsir menerangkan bahawa susunan ayat
ini menggambar Masjid Quba, kemudian beliau meneruskan, dengan menukilkan riwayat Al-Imam At-Tirmidzi dari hadis Abu Said Al-
Khudri sebelumnya, dan berkata : Ini sahih, dan tidak ada pertentangan antara ayat dengan hadis tersebut. Kerana kalau Masjid Quba
dianggap sebagai masjid pertama yang didirikan di atas dasar ketakwaan, maka Masjid Rasulullah tentunya lebih utama dan lebih layak.”
(Lihat Tafsir Ibnu Katsir,2/474, dan Tafsir Al-Qurthubi).

     Semasa sampai di Madinah, beberapa orang sahabat cuba memegang tali unta baginda dan menuntunnya dengan niat mengajak baginda
singgah di tempatnya. Tapi Rasulullah memerintahkan agar dibiarkan kerana untanya diperintah oleh Allah. Akhirnya, rombongan tiba di
lokasi masjid yang sekarang ini.

     Ibnul Qayyim mengisahkan bahawa Al-Imam Az-Zuhri menceritakan, beberapa kali unta Rasulullah berputar dan akhirnya kembali di
tempat dia menderum pertama kali. Rasulullah turun dan segera disambut oleh Abu Ayyub, yang masih mempunyai hubungan kekeluargaan

1
dari Bani Najjar. Tanah lokasi masjid itu sebetulnya milik dua anak yatim Sahl dan Suhail yang diasuh As’ad bin Zuharah. Rasulullah
membeli tanah itu dari keduanya untuk didirikan masjid di atasnya.

     Setelah membersihakn tanah itu dari kuburan orang Islamdan pohon-pohon gharqad, mulailah tanah itu diratakan. Beberapa batang kurma
ditebang dan disusun di arah kiblat masjid. Ukuran panjangnya (dari kiblat sampai ke belakang) ketika itu sekitar 100 hasta (kira-kira 50
meter). Begitu pula kedua sisinya, hampir sama. Sedangkan tapak asasnya sekitar tiga hasta yang kemudian dibina dengan bata.
    
     Rasulullah tidak duduk diam semasa pembinaan masjid ini dilakukan. Baginda bahkan ikut mengangkat dan memindahkan tanah. Ketika
itu, kiblat masih menghadap Baitul Maqdis (Masjidil Aqsha). Atap masjid dibina menggunakan pelepah-pelepah kurma. Setelah itu baru
dibangunkan rumah untuk isteri-isteri baginda.

5. Mempersaudarakan Muhajirin dan Ansar

      Seterusnya Rasulullah mempersaudarakan antara Muhajirin dan Ansar di rumah Anas bin Malik. Ketika itu mereka berjumlah 90 orang.
Mereka dipersaudarakan atas persamaan, saling mewarisi sampai terjadinya peristiwa Badar.

     Setelah Allah SWT menurunkan ayat : “ Dan orang-orang yang mempunyai hubungan darah satu sama lain lebih berhak (waris mewarisi)
di dalam kitab Allah…” (Al-Anfal: 75)

     Maka pewarisan dikembalikan kepada hubungan darah dan tidak lagi berdasarkan ukhuwah diniyyah. Ibnu Katsir menerangkan dalam
Tafsir-nya bahawa ayat ini menyatakan pewarisan diantara sesame kerabat lebih utama daripada saling mewarisi antara Muhajirin dan Ansar.
Ayat ini menasikh (menghapus) hokum warisan sebelumnya yang berdasarkan hilf (perjanjian) persaudaraan yang terjadi diantara mereka.
     Kemudian Ibnu Katsir menukilkan riwayat dari Az-Zubair bin Al-‘Awwam yang dipersaudarakan dengan Kaab bin Malik, bahawa
seandainya Kaab bin Malik meninggal dunia ketika itu, dialah yang akan mewarisinya. Lalu turunlah ayat dibawah. Begitu eratnya
persaudaraan ini, Allah SWT menceritan tentang keadaan ini dalam firman-Nya.

     “Dan orang-orang yang telah menempati Bandar Madinah dan telah beriman (yakni kaum Ansar) sebelum (kedatangan) mereka
(Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam  hati mereka terhadap apa-
apa yang diberiakn kepada mereka (orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu).
Dan siapa yang dipelihara daripada kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung,” (Al-Hasyr: 9)
     Ibnu Katsir menerangkan dalam Tafsirnya : “Allah memuji orang-orang Ansar, menjelaskan betapa tinggi kedudukan, kemuliaan,
kemurahan, tidak adanya kedengkian pada diri mereka, dan mereka mempunyai sikap suka mengutamakan serta mendahulukan kepentingan
orang lain daripada diri mereka sendiri meskipun mereka sangat memerlukan.”
     Al-Imam Al-Bukhari meriwayatkan pula betapa mereka mencintai orang-orang Muhajirin yang dating ke tempat mereka, yang
kesemuanya itu didorong oleh kemuliaan peribadi meeka. Mereka tidak mendapatkan dalam diri mereka kedengkian terhadap kedudukan dan
kemuliaan orang-orang Muhajirin, meskipun mereka disebut oleh Allah pertama kali (dalam ayat tersebut). Al-Imam Al-Bukhari
meriwayatkan dari Anas bin Malik : “Rasulullah mengundang orang-orang Ansar untuk dibagikan kepada mereka harta Bahrain, namun
mereka berkata : “Tidak, kecuali kalau engkau bagikan pula seperti itu kepada saudara-saudara kami kaum Muhajirin. Atau tidak sama sekali
.’ Rasulullah berkata: Kalau begitu bersabarlah, sampai kalian bertemu denganku. Kerana sesungguhnya kalian akan dapati adanya atsarah
(sikap pemimpin yang mengutamakan diri sendiri) sepeninggalku.”
     Berkaitan dengan ayat tadi, disebutkan pula oleh Ibnu Katsir bagaimana para sahabat Ansar mendahulukan kepentingan orang lain
daripada diri mereka sendiri. Al-Imam Al-Bukhari meriwayatkan : “Abu Hurairah menceritakan: “Ada seorang laki-laki dating menemui
Rasulullah, kemudian baginda perintahkan supaya menemui isteri-isteri baginda. Namun kata mereka : ‘Kami tidak punya sesuatu kecuali air
(minum).’ Kemudian Rasulullah berkata : ‘Siapa yang menjamu tamu ini?’ Tiba-tiba seorang sahabat Ansar berkata : ‘Saya, wahai
Rasulullah.’ Maka berangkatlah dia membawanya ke rumah Sahabat Ansar ini berkata kepada isterinya : ‘Muliakan (jamulah) tamu
Rasulullah ini.’
     Wanita itu berkata, ‘Kita tidak punya apa-apa kecuali makanan untuk anak-anak.’ Suaminya berkata, ‘Siapkan makananmu itu, perbaiki
pelitamu dan tidurkan anak-anakmu. Kalau mereka minta makan, alihkan perhatian mereka.’
     Wanita itu melaksanakan perintah suaminya, dia mulai menidurkan anak-anak dan menyiapkan makanan dan berdiri seakan-akan mahu
memperbaiki pelita lalu memadamkannya. Mereka pun berbuat seoalah-olahmemperlihatkan kepada tamunya itu bahawa mereka juga ikut
makan bersamanya.
     Setelah itu meeka berdua tertidur menahan lapar. Keesokan harinya ketika laki-laki yang menyediakan jamuan itu menemui Rasulullah,
baginda berkata : ‘Allah tertawa melihat perbuatan kalian terhadap tamu kalian tadi malam.’
     Maka Allah menurunkan firman-Nya: ‘…dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka
memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.’
Rasulullah telah mengingatkan pula sebagaimana dalam hadis Anas bin Malik yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim:
     “Tidak (sempurna) iman salah seorang dari kalian, sehingga dia mencintai untuk saudaranya apa-apa yang dicintainya untuk dirinya
sendiri.”

     “Seorang mukmin dengan mukmin lainnya bagaikan bangunan yang kukuh, saling menguatkan satu sama lain. Pelbagai kisah tentang
persaudaraan Muhajirin dan Ansar yang telah dicontohkan oleh generasi terbaik umat ini, dinukilkan dalam pelbagai kitab sejarah, tafsir dan
lainnya. Namun sejauh mana kita berusaha menerapkannya dalam kehidupan kita di zaman di mana persaudaraan dan hubungan kasih saying
diikat dan dinilai dengan material, harta benda dunia?

1
     Saban tahun kita didedahkan dengan peristiwa Hijrah Rasulullah yang penuh dengan kegigihan, kecekalan dan kesantunan. Semoga kisah
ini menjadi bekalan kita untuk berhijrah menuju kehidupan yang berasaskan Iman, Islam dan Ihsan sebagai usaha mencontohi apa yang telah
dicontohkan Rasulullah.

Nabi dan Rasul yang Mendapat Gelar Ulul Azmi serta Tugas Para Nabi dan Rosul - Agama Islam
Ulul Azmi adalah gelar yang diberikan kepada para rasul yang memiliki ketabahan dan kesabaran yang luar biasa baiknya dalam menjalankan
tugas yang suci.
1. Nabi Muhammad SAW
2. Nabi Isa AS alias Yesus
3. Nabi Musa AS
4. Nabi Ibrahim AS
5. Nabi Nuh AS

Jumlah anak-anak Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam ada tujuh, tiga laki-laki dan empat perempuan. Berikut ini rinciannya:

1. Al Qasim, beliau adalah anak yang namanya dijadikan kun-yah oleh Nabi, sehingga Nabi juga dipanggil dengan nama Abul
Qasim Shallallahu’alaihi Wasallam. Ibunya adalah Khadijah binti Khuwailid Al Qurasyiah Radhiallahu’anha.
2. Abdullah, beliau dijuluki juga dengan Ath Thahir dan Ath Thayyib. Ibunya juga Khadijah Radhiallahu’anha.
3. Ibrahim, beliau adalah anak bungsu Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Ibunya adalah Mariyah Al Qibthiyyah Radhiallahu’anha.
Ketiga anak-anak lelaki beliau ini semuanya wafat ketika masih kecil, semoga Allah meridhai mereka semua.
4. Zainab Radhiallahu’anha
5. Ruqayyah Radhiallahu’anha
6. Ummu Kultsum Radhiallahu’anha
7. Fathimah Radhiallahu’anha, beliau adalah anak yang paling dicintai Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Semua anak-anak
perempuan beliau ini lahir dari rahim Khadijah Radhiallahu’anha. 

Sehingga semua anak-anak Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dari rahim Khadijah Radhiallahu’anha kecuali


Ibrahim Radhiallahu’anhu, karena ia dari rahim Mariyah Al Qibthiyyah. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tidak memiliki keturunan
lagi dari istri-istri beliau yang lain.

Tujuan Diutus Rasul - Rasul


Rosul – rasul diutus oleh Allah Swt. Dengan maksud dan tujuan yang sam, yakni mengajak manusia beribadah kepada Allah dan memurnikan
keimanan hanya kepada – Nya, serta memberi peringatan bagi mereka yang lalai. Allah Swt. Berfirman :

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: Bahwa sanya tidak ada tuhan (yang hak disembah)
melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.” (QS. Al – Anbiya’: 25)

“Dan Kami telah mengutus rasul pada tiap – tiap umat (untuk menyerukan) : Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”,...(QS. An – Nahl: 36) Dari ayat diatas, jelah
bahwa tujuan utama diutusnya para rosul adalah untuk menyeru manusia untuk beriman kepada Allah.

1. ISTERI-ISTERI RASULULLAH SAW

Berikut ini kita tampilkan nama-nama Istri Nabi Muhammad SAW beserta sekilas penjelasannya:

1. SITI KHADIJAH: Nabi mengawini Khadijah ketika Nabi masih berumur 25 tahun, sedangkan Khadijah sudah berumur 40 tahun.
Khadijah sebelumnya sudah menikah 2 kali sebelum menikah dengan Nabi SAW. Suami pertama Khadijah adalah Aby Haleh Al Tamimy
dan suami keduanya adalah Oteaq Almakzomy, keduanya sudah meninggal sehingga menyebabkan Khadijah menjadi janda. Lima belas
tahun setelah menikah dengan Khadijah, Nabi Muhammad SAW pun diangkat menjadi Nabi, yaitu pada umur 40 tahun. Khadijah meninggal
pada tahun 621 A.D, dimana tahun itu bertepatan dengan Mi’raj nya Nabi Muhammad SAW ke Surga. Nabi SAW sangatlah mencintai
Khadijah. Sehingga hanya setelah sepeninggalnya Khadijah lah Nabi SAW baru mau menikahi wanita lain.

2. SAWDA BINT ZAM’A: Suami pertamanya adalah Al Sakran Ibn Omro Ibn Abed Shamz, yang meninggal beberapa hari setelah kembali
dari Ethiophia. Umur Sawda Bint Zam’a sudah 65 tahun, tua, miskin dan tidak ada yang mengurusinya. Inilah sebabnya kenapa Nabi SAW
menikahinya.

3. AISHA SIDDIQA: Seorang perempuan bernama Kholeah Bint Hakeem menyarankan agar Nabi SAW mengawini Aisha, putri dari Aby
Bakrs, dengan tujuan agar mendekatkan hubungan dengan keluarga Aby Bakr. Waktu itu Aishah sudah bertunangan dengan Jober Ibn Al
Moteam Ibn Oday, yang pada saat itu adalah seorang Non-Muslim. Orang-orang di Makkah tidaklah keberatan dengan perkawinan Aishah,
karena walaupun masih muda, tapi sudah cukup dewasa untuk mengerti tentang tanggung jawab didalam sebuah perkawinan. Nabi
Muhammad SAW bertunangan dulu selama 2 tahun dengan Aishah sebelum kemudian mengawininya. Dan bapaknya Aishah, Abu Bakr pun
kemudian menjadi khalifah pertama setelah Nabi SAW meninggal.

1
4. HAFSAH BINT UMAR: Hafsah adalah putri dari Umar, khalifah ke dua. Pada mulanya, Umar meminta Usman mengawini anaknya,
Hafsah. Tapi Usman menolak karena istrinya baru saja meninggal dan dia belum mau kawin lagi. Umar pun pergi menemui Abu Bakar yang
juga menolak untuk mengawini Hafsah. Akhirnya Umar pun mengadu kepada nabi bahwa Usman dan Abu Bakar tidak mau menikahi
anaknya. Nabi SAW pun berkata pada Umar bahwa anaknya akan menikah demikian juga Usman akan kawin lagi. Akhirnya, Usman
mengawini putri Nabi SAW yiatu Umi Kaltsum, dan Hafsah sendiri kawin dengan Nabi SAW. Hal ini membuat Usman dan Umar gembira.

5. ZAINAB BINT KHUZAYMA: Suaminya meninggal pada perang UHUD, meninggalkan dia yang miskin dengan beberapa orang anak.
Dia sudah tua ketika nabi SAW mengawininya. Dia meninggal 3 bulan setelah perkawinan yaitu pada tahun 625 A.D.

6. SALAMA BINT UMAYYA: Suaminya, Abud Allah Abud Al Assad Ibn Al Mogherab, meninggal dunia, sehingga meninggalkan dia dan
anak-anaknya dalam keadaan miskin. Dia saat itu berumur 65 tahun. Abu Bakar dan beberapa sahabat lainnya meminta dia mengawini nya,
tapi karena sangat cintanya dia pada suaminya, dia menolak. Baru setelah Nabi Muhammad SAW mengawininya dan merawat anak-
anaknya, dia bersedia.

7. ZAYNAB BINT JAHSH: Dia adalah putri Bibinya Nabi Muhammad SAW, Umamah binti Abdul Muthalib. Pada awalnya Nabi
Muhammad SAW sudah mengatur agar Zaynab mengawini Zayed Ibn Hereathah Al Kalby. Tapi perkawinan ini kandas ndak lama, dan Nabi
menerima wahyu bahwa jika mereka bercerai nabi mesti mengawini Zaynab (surat 33:37).

8. JUAYRIYA BINT AL-HARITH: Suami pertamanya adalah Masafeah Ibn Safuan. Nabi Muhammad SAW menghendaki agar kelompok
dari Juayreah (Bani Al Mostalaq) masuk Islam. Juayreah menjadi tahanan ketika Islam menang pada perang Al-Mustalaq (Battle of Al-
Mustalaq). Bapak Juayreyah datang pada Nabi SAW dan memberikan uang sebagai penebus anaknya, Juayreyah. Nabi SAW pun meminta
sang Bapak agar membiarkan Juayreayah untuk memilih. Ketika diberi hak untuk memilih, Juayreyah menyatakan ingin masuk islam dan
menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah yang terakhir. Akhirnya Nabi pun mengawininya, dan Bani Almustalaq pun
masuk islam.

9. SAFIYYA BINT HUYAYY: Dia adalah dari kelompok Jahudi Bani Nadir. Dia sudah menikah dua kali sebelumnya, dan kemudian
menikahi Nabi SAW. Cerita nya cukup menarik, mungkin Insya Allah disampaikan terpisah.

10. UMMU HABIBA BINT SUFYAN: Suami pertamanya adalah Aubed Allah Jahish. Dia adalah anak dari Bibi Rasulullah SAW. Aubed
Allah meninggak di Ethiopia. Raja Ethiopia pun mengatur perkawinan dengan Nabi SAW. Dia sebenarnya menikah dengan nabi SAW pada
1 AH, tapi baru pada 7 A.H pindah dan tinggal bersama Nabi SAW di Madina, ketika nabi 60 tahun dan dia 35 tahun.

11. MAYMUNA BINT AL-HARITH: Dia masih berumur 36 tahun ketika menikah dengan Nabi Muhammad SAW yang sudah 60 tahun.
Suami pertamanya adalah Abu Rahma Ibn Abed Alzey. Ketika Nabi SAW membuka Makkah di tahun 630 A.D, dia datang menemui Nabi
SAW, masuk Islam dan meminta agar Rasullullah mengawininya. Akibatnya, banyaklah orang Makkah merasa terdorong untuk merima
Islam dan nabi SAW.

12. MARIA AL-QABTIYYA: Dia awalnya adalah orang yang membantu menangani permasalahan dirumah Rasullullah yang dikirim oleh
Raja Mesir. Dia sempat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ibrahim. Ibrahim akhirnya meninggal pada umur 18 bulan. Tiga tahun
setelah menikah, Nabi SAW meninggal dunia, dan Maria (thx buat Joan) akhirnya meninggal 5 tahun kemudian, tahun 16 A.H. Waktu itu,
Umar bin Khatab yang menjadi Iman sholat Jenazahnya, dan kemudian dimakamkan di Al-Baqi.

1). Menyiarkan Agama Islam Secara Sembunyi-Sembunyi

Setelah Rasulullah SAW menerima wahyu kedua mulailah beliau dakwah secara sembunyi-sembunyi dengan mengajak keluarganya dan
sahabat-sahabat beliau seorang demi seorang masuk Islam.

Orang-orang yang pertama-tama masuk Islam adalah:


a). Siti Khadijah (Istri Nabi SAW)
b). Ali Bin Abi Thalib (Paman Nabi SAW)
c). Zaid Bin Haritsah (Anak angkat Nabi SAW)
d). Abu Bakar Ash-Shidiq (Sahabat Dekat Nabi SAW)

Orang-orang yang masuk Islam dengan perantaraan Abu Bakar Ash-Shidiq yaitu:
a). Utsman Bin Affan
b). Zubair Bin Awwam
c). Saad Bin Abi Waqqash
d). Abdurahman Bin Auf
e). Thalhah Bin “Ubaidillah
f). Abu Ubaidillah Bin Jarrah
g). Arqam Bin Abil Arqam

1
h). Fatimah Binti Khathab
Mereka itu diberi gelar “As-Saabiqunal Awwaluun” Artinya orang-orang yang terdahulu dan yang pertama-tama masuk Islam dan mendapat
pelajaran tentang Islam langsung dari Rasulullah SAW di rumah Arqam Bin Abil Arqam.
2). Menyiarkan Agama Islam Secara Terang-Terangan
Tiga tahun lamanya Rasulullah SAW dakwah secara sembunyi sembunyi dari satu rumah ke rumah lainnya. Kemudian turun surat Al
Hijr: 94 (QS 15 ayat 94). Artinya”Maka sampaikanlah secara terang-terangan segala apa yang telah diperintahkan kepadamu dan berpalinglah
dari orang-orang musyrik (QS Al Hijr : 15). Dengan turunnya ayat ini Rasulullah SAW menyiarkan dakwah secara terang-terangan dan
meninggalkan cara sembunyi-sembunyi. Agama Islam menjadi perhatian dan pembicaraan yang ramai dikalangan masyarakat Makkah. Islam
semakin meluas dan pengikutnya semakin bertambah.

Anda mungkin juga menyukai