Kapasitas kalor gas diperoleh dari fungsi empirik temperatur, dan biasanya dalam bentuk yang sama.
Kapasitas kalor gas sangat dipengaruhi oleh tekanan, namun pengaruh tekanan pada sifat
termodinamika tidak digunakan dalam. Karena gas pada tekanan rendah biasanya mendekati ideal,
kapasitas kalor gas ideal bisa digunakan untuk hampir semua perhitungan gas real pada tekanan
atmosfir.
1. kapasitas kalor gas pada tekanan tetap (Cp)
Kapasitas kalor gas adalah kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu suatu zat satu Kelvin pada
tekanan tetap. tekanan system dijaga selalu konstan. Karena yang konstan adalah tekanan, maka
perubahan energi dalam, kalor, dan kerja pada proses ini tidak ada yang bernilai nol.
Cp = 5/2nR
2. Kapasitas kalor gas pada volum tetap (Cv)
Kapasitas kalor pada volum tetap artinya kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu suatu zat satu
kelvin pada volum tetap. Artinya kalor yang diberikan dijaga selalu konstan.
Karena volume system selalu konstan, maka system tidak bisa melakukan kerja pada lingkungan.
Demikian juga sebaliknya, lingkungan tidak bisa melakukan kerja pada system. Jadi kalor yang
ditambahkan pada system digunakan untuk menaikan energi dalam sistem.
Cv = Q/ΔT = (3/2nRΔT)/ΔT
Cv = 3/2nR
Cp – Cv = 5/2nR – 3/2nR
Cp – Cv = nR
Kapasitas yang diperoleh pada persamaan tersebut adalah untuk gas monoatomik. Sedangkan untuk
gas diatomik dan poliatomik tergantung pada derajat kebebasan gas. Dapat digunakan pembagian
suhu sebagai berikut:
Oleh karena itu, konstanta Laplace γ dapat dihitung secara teoretis sesuai persamaan sebagai
berikut:
Gas monoatomik: γ = Cp/Cv = ((5/2nR)/(3/2nR)) = 5/3 = 1,67
(C p – Cv ) = p∆V
C p – Cv= p∆V / ∆T
Akhirnya kita mendapatkan rumus lengkap usaha yang dilakukan oleh gas seperti dibawah ini :
· W = Qp - Qv = (Cp – Cv)∆T