Anda di halaman 1dari 96

Bab 12 Gas dan Termodinamika

Bab 12
GAS dan
TERMODINAMIKA

S ifat-sifat gas telah m enarik m inat peneliti sejak jam an


dah u lu . Hal ini mendorong mereka u ntu k menyelidiki sifat-sifat tersebut
secara ilmiah. Kita mengenal ilmuwan-ilmuwan yang memulai kajian
ilmiah sifat-sifat gas seperti Robert Boyle (1697-1691), J a c qu e s Charles
(1746-1823), dan J os e ph Gay-Lus sac (1778-1850). Sehingga h u ku m -
h u ku m gas diberi nam a sesuai dengan nam a mereka sebagai
penghargaan. Pada bab ini kita akan mempelajari h u ku m - h u ku m gas yang
ditemukan secara empirik (eksperimen) dan teori kinetik gas yang
merupakan penerapan h u ku m dinamika Newton pada molekul-molekul
gas serta aplikasinya dalam termodinamika.

12.1 Gas Ideal


G a s yang akan kita bahas di sini adalah gas ideal. G a s ideal
sebenarnya tidak ada di alam. G a s ideal merupakan penyederhanaan atau
idealisasi dari gas yang sebenarnya (gas nyata) dengan membuang sifat-
sifat yang tidak terlalu signifikan sehingga memudahkan analisis. N am u n
orang dapat menciptakan kondisi sehingga gas nyata memiliki

943
Bab 12 Gas dan Termodinamika

sifat-sifat yang mendekati sifat-sifat gas ideal. Beberapa sifat gas ideal
sebagai berikut.

Sifat 1: T i d a k ad a interaksi antar molekul-molekul gas

Antar molekul gas tidak ada gaya tarik-menarik atau tolak-


menolak meskipun jarak antar molekul sangat dekat. Interaksi yang
terjadi antar molekul gas hanyalah tum bukan antar molekul yang sifatnya
elastik sempurna. Setelah tum bukan tidak terjadi perubahan energi
kinetik total molekul. Sebaliknya pada gas nyata ada tarikan antar
molekul-molekulnya jika jarak antar molekul sangat dekat. Gaya tarik
menarik inilah yang menyebabkan gas dapat mencair. Sedangkan gas
ideal tidak dapat mencair.

G a s nyata mendekati sifat gas ideal jika jarak rata-rata antar


molekul sangat jauh sehingga gaya tarik antar molekul dapat dianggap nol.
J a ra k antar molekul yang besar dapat dicapai dengan memperkecil
tekanan gas dan meperbesar s uh u nya (jauh di atas titik didih).

Sifat 2: Molekul-molekul gas dap at dipandang sebagai partikel-


partikel yang uku ran nya dap at diabaikan (dapat dianggap nol).

Dengan anggapan ini ruang yang ditempati gas ideal dapat


dianggap semuanya ruang kosong karena volume total semua partikel gas
dapat dianggap nol. Kondisi ini juga dapat didekati oleh gas nyata pada
tekanan rendah dan s u h u tinggi di m ana jarak rata-rata antar molekul
jau h lebih besar daripada diameter molekul gas.

Sifat 3: Dalam satu w a da h p artikel gas bergerak secara a c a k ke


segala arah. Tu mbukan antar molekul gas maup un tumbukan antar
molekul gas dengan dinding w a d ah bersifat elastik sempurna
sehingga energi kine tik total molekul-molekul gas selalu tetap.

Setelah mendefinisikan sifat-sifat yang dimiliki gas ideal, mari kita

944
Bab 12 Gas dan Termodinamika

membahas sifat-sifat makroskopik gas tersebut. Sifat makroskopik gas


ideal diawali dengan kajian eksperimen. Dari kajian tersebut dibangunlah
rumus empiris yaitu rumus yang diduga memenuhi data-data pengamatan.
Kemudian para fisikan membangun landasan teoretik mengapa sifat-sifat
gas ideal seperti apa yang diamati (diukur).

12.2 Hukum Boyle


Robert Boyle mengukur sifat-sifat gas dalam keadaan yang
mendekati keadaan gas ideal. Boyle mencapai kesimpulan bahwa

Pada suh u tetap m a k a volume gas berbanding terbalik


dengan teka na n ny a.

Suhu tetap Tekanan diubah-ubah

V
(a) (b)

Gambar 12.1 (a) Skema percobaan Boyle. (b) Hubungan antara volum dan tekanan gas pada suhu
konsntan. Tekanan gas berbanding terbalik dengan volum.

Pernyataan di atas dapat ditulis V  1/P, dengan V volum dan P tekanan.

945
Bab 12 Gas dan Termodinamika

Hu bu nga n ini dapat dutilis sebagai V C 1 / P , atau

PV C 1 (12.1)

Boyle.
d e n g a n C 1 a d a l a h k o n s t a n t a . P e r s a m a a n (12.1) dike na l d e n g a n h u k u m
J i k a digambarkan pada diagram P dan V (V adalah s u m bu datar dan P
adalah s u m bu vertikal) m aka jika tekanan atau volum gas diubah-ubah
pada s u h u tetap, maka nilai tekanan dan volum pada berbagai keadaaan
berada pada kurva di Ga mbar 12.1.

12.3 Hukum Gay-Lussac


Gay-Lu ssac mengamati perubahan tekanan gas jika s uh u nya
diubah-ubah dengan mempertahankan volume gas agar tetap. Gay-Lussac
mendapatkan kesimpulan

Pada volume tetap, t ekan a n gas berbanding lurus dengan


su hunya

Pernyataan di atas dapat ditulis P  T, dengan T adalah s u h u . Hubungan


ini d a p a t dutil is seb agai P = C 2 T , a t a u

P (12.2)
 C2
T

d e n g a n C 2 a d a l a h k o n s t a n t a . Pe r s a m a a n (12.2) d iken al d e n g a n h o k u m Gay-


Lu ssa c.

J i k a digambarkan pada diagram P dan T (T adalah s u m bu datar


dan P adalah s u m b u vertical) maka jika s u h u atau tekanan gas diubah-
ubah pada volum tetap, maka nilai tekanan dan s u h u pada berbagai
keadaaan berada pada garis lurus seperti pada Ga m ba r 12.2.

946
Bab 12 Gas dan Termodinamika

12.4 Hukum Charles


Charles mengamati sifat gas yang mendekati sifat gas ideal pada
tekanan tetap. Ia mengamati perubahan volum gas pada berbgai s u h u .
Charles sampai pada kesimpulan bahwa

J i k a tekanan gas dipertahankan konstant m a k a volum gas


berbanding terbalik dengan s uh unya

Suhu diubah-ubah
Sensor tekanan
P

Heater

T
(a) (b)

Gambar 12.2 (a) Skema percobaan Gay-Lussac. (b) Hubungan antara suhu dan tekanan gas pada volum
konsntan. Tekanan berbanding lurus dengan suhu sebagaimana diungkapkan oleh hukum Gay-Lussac.

Pernyataan di atas dapat ditulis V  T. Hu bu ngan ini dapat dutilis sebagai


V = C 3 T, atau

P (12.3)
 C3
T

947
Bab 12 Gas dan Termodinamika

d e n g a n C 3 a d a l a h k o n s t a n t a . Pe r s a m a a n (12.3) dike na l d e n g a n h u k u m
Charles.

J i k a digambarkan pada diagram V dan T (T adalah s u m bu datar


dan V adalah su m bu vertical) maka jika s u h u atau volum gas diubah-ubah
pada tekanan tetap, m aka nilai volum dan s u h u pada berbagai keadaaan
berada pada garis lurus seperti pada Gam bar 12.3.

Suhu diubah-unah
Tekanan tetap

T
(a) (b)

Gambar 12.3 (a) Skema percobaan Charles. (b) Hubungan antara suhu dan volum gas pada tekanan
konsntan. Volum berbanding lurus dengan suhu sebagaimana diungkapkan oleh hokum Charles.

12.5 Hukum Gas Umum


Persamaan (12.1) sampai (12.3) merupakan hasil pengamatan
pada gas yang mendekati sifat gas ideal. Tiap persamaan mengubungkan
du a besaran gas, yaitu P dan V , P dan T, dan V dan T. Adakah suatu
persamaan yang menghubungkan ke tiga besaran tersebut sekaligus?
Jawabannya ada. Ternyata, tiga bua h h u k u m gas yang tertera pada
persamaan (12.1) sampai (12.3) dapat dilebur menjadi satu persamaan

PV (12.4)
C 4

T
948
Bab 12 Gas dan Termodinamika

dengan C 4 adalah konstanta.

a) Pa d a p e r s a m a a n (12.1), nilai C 1 b e r ga n t u n g p a d a s u h u . Pa d a s u h u
y a n g ber bed a , nilai C 1 j u g a be rbe da .

b) Pa d a p e r s a m a a n (12.2), nilai C 2 b e r ga n t u n g p a d a vo l u m g a s . Pa d a
vol u m be rbe da , nilai C 2 j u g a be rbe d a.

c) Pa d a p e r s a m a a n (12.3), nilai C 3 b e r ga n t u n g p a d a t e k a n a n g a s . Pa d a
t e k a n a n b erb ed a, nilai C 3 j u g a ber be da .

d) Tetapi p a d a p e r s a m a a n (12.4), nilai C tid ak b e r ga n t u n g p a d a s u h u ,


4

tekanan, m a u pu n volum gas. Pasa s u h u , tekanan, dan volum


be rapa p u n , nilai C 4 s e l a l a u s a m a .

O l e h k a re n a k e k h a s a n ters eb ut , p a ra a hl i tertarik m e n e n t u k a n nilai C 4


tersebut. D a n ternyata dari hasil pengukuran diperoleh

C4  n R (12.5)

dengan n jumlah mol gas dan R disebut konstanta gas u m u m yang


memiliki nilai 8,315 J/(mol K). Dari persamaan (12.4) dan (12.5) diperoleh
satu persamaan yang berlaku u ntu k semua gas ideal atau gas nyata yang
mendekati sifat gas ideal, yaitu

PV (12.6)
 nR
T

Persamaan (12.6) disebut persamaan gas umum .

Contoh 1 2 . 1

Sebanyak 0,2 mol gas ideal berada dalam wadah yang volumnya

949
Bab 12 Gas dan Termodinamika

10 L dan tekanannya 1 atm. (a) Berapakah s u h u gas tersebut? (b)


Berapakah volum gas jika su hu nya dijadikan setengahnya dan
tekanannya dilipatduakan?

J a wa b

Diberikan dalam soal n = 0,2 mol, V = 10 L = 10  10 - 3 m 3 = 0,01 m 3 , dan P


= 1 atm = 10 5 Pa.

(a) Dengan menggunakan persamaan (12.6) maka s u h u adalah

PV 105  0,01
T  = 601 K
nR 0,2 
8,315

(b) J i k a s u h u diturunkan menjadi setengah T = 0.5  601 = 300,5 K, dan


tekanan digandakan P = 2  10 5 Pa, ma ka volum gas menjadi

nRT 0,2  8,315 


V  = 0,0025 m 3 = 2,5 L.
300,5
P 2 105

Contoh 12.2

Tentukan volum 1,0 mol gas ideal pada STP (“standard of


temperature and pressure”).

J awa b

STP adalah keadaan dengan s u h u dan tekanan yang ditetapkan sebagai


standar. Yang ditetapkan sebagai s u h u standar adalah T = 273 K dan yang
ditetapkan sebagai tekanan standar adalah P = 1,00 atm = 1,013  10 5 Pa.
J a d i , volum 1,0 mol gas ideal pada STP adalah

959
Bab 12 Gas dan Termodinamika

nRT 1,0  8,315 


V  = 22,4  10 - 3 m3 = 22,4 L
273
P 1,013105

12.6 Teorema Ekipartisi Energi


Molekul-molekul gas ideal dalam suatu wadah bergerak dalam
arah sembarang. N a m un, arah semabarang tersebut selalu dapat
diuraikan atas tiga arah yang saling tegak lurus, yaitu: sejajar s u m bu x,
sejajar s u m bu y , dan sejajar s u m b u z (Gambar 12.4). Makin besar s u h u
gas m aka makin besar kecepatan gerak molekulnya, yang berarti makin
besar energi kinetiknya. Pertanyaan berikutnya adalah, adakah
persamaan yang mengubungkan energi kinetik molekul gas ideal dengan
s u h u gas tersebut? Jawabannya diberikan oleh teorema partisi energi.
Teori ini menyatakan bahwa

Energi rata-rata u n tu k tiap derajat kebebasan yang dimiliki


molekul s am a dengan k T/2,

dengan

k adalah tetapan Boltzmann = 1,38  10 - 2 3 J / K ;

T adalah s u h u gas (K).

Apa yang dimaksud dengan energi u ntu k tiap derajat kebebasan di


sini? Mari kita bah as. Molekul dalam ruang tiga dimensi (misalnya dalam
wadah) dapat bergerak dengan bebas dalam tiga arah sembarang, yaitu
arah s u m bu x , arah s u m bu y , dan arah s u m bu z. Dalam keadaan
demikian, molekul gas dikatakan memiliki tiga derajat kebebasan gerak.
Energi rata-rata yang berkaitan dengan gerak molekul gas, yaitu energi
kinetik gas tersebut pada s u h u T menjadi

1 3
3 kT  kT
2 2

Misalkan wadah dibuat sangat tipis sehingga dapat dianggap

951
Bab 12 Gas dan Termodinamika

molekul hanya mungkin bergerak secara bebas dalam d ua arah saja, yaitu
arah x dan arah y maka dikatakan molekul memiliki d ua derajat
kebebasan gerak. Dengan demikian, energi rata-rata yang berkaitan
dengan gerak molekul, yaitu energi kinetiknya, adalah

1
2  kT  kT
2

z
vz

v

vy
y
vx

Gambar 12.4 Kecepatan partikel gas selalu dapat diurakan atas tiga komponen kecepatan yang sejajar
sumbu x, sejajar sumbu y, dan sejajar sumbu z.

Terakhir, misalnya wadah berbentuk pipa dengan diameter sangat


kecil sehingga molekul hanya bisa bergerak dengan bebas sepanjang pipa,
maka dikatakan molekul memiliki satu derajat kekebabasan gerak. Energi
rata-rata yang berkaitan dengan gerak molekul, energi kinetiknya, menjadi

1 1
1 kT  kT
2 2

952
Bab 12 Gas dan Termodinamika

Contoh 1 2 . 3

Dalam suatu kotak terdapat 10 2 1 molekul gas ideal. S u h u gas


tersebut 27 o C . Berapakah energi kinetik total rata-rata molekul-molekul
gas ideal tersebut?

J awa b

Berdasarkan informasi soal s u h u gas adalah T = 27 + 273 = 300 K dan


jumlah molekul gas, N = 10 2 1 molekul. Karena gas berada dalam kotak
maka jumlah derajat kebasan gerak adalah tiga. Dengan demikian, energi
kinetik rata-rata satu molekul gas adalah

  3 1 kT  3 kT  3 1,38 10  2 3  300 = 6,2  10 - 2 1 J .


2 2 2

Energi kinetik total rata-rata semua molekul gas adalah

E  N  1021  6,2 1021 = 6,2 J

12.7 Teori Kinetik Gas Ideal


H u k u m Boyle, Gay-Lussac, Charles, m a u p u n h u ku m gas u m u m
semuanya didapat dari hasil pengukuran. Pertanyaan selanjutnya adalah
adakah landasan teori bagi h u ku m - h u k u m tersebut? Bisakah
persamaan-persamaan gas yang diperoleh dari haril eksperimen tersebut
diturunkan secara teori? Jawabannya ternyata bisa! D a n ini yang akan
kita pelajari sekarang.

Mari kita tinjau gas yang berada dalam ku bu s tertutup dengan


panjang sisi s (Gambar 12.5). Walaupun kita pilih wadah berbentuk ku bu s ,
na m u n hasil yang diperoleh berlaku u ntuk semua bentuk wadah.
Misalkan jumlah partikel gas dalam ku bu s tersebut N yang nilainya sangat
besar. Molekul-molekul bergerak dalam arah sembarang. Selanjutnya kita
tinjau molekul yang memiliki komponen kecepatan dalam arah y yang
memiliki nilai rata - rata se be sa r v y . Mol e kul bergerak ke k a n a n d e n g a n

953
Bab 12 Gas dan Termodinamika

k o m po n e n k e c e p a t a n + v y . M ol e ku l tersebut l a l u d i p a n t u l k a n oleh dinding


ka na n secara elastik sempurna sehingga bergerak balik dengan komponen
k e c e pa t a n a r a h y seb es ar –v y ( G a m b a r 12.6).

Gambar 12.5 Partikel-partikel gas berada dalam kubus dengan sisi s. Partikel-partikel gas bergerak secara
random, baik dalam arah maupun besar kecepatan (laju).

J i k a m as sa satu molekul adalah m maka:

i) Momentum satu molekul sebelum menum buk dinding kanan


adalah

p1  mvy (12.7)

ii) Momentum satu molekul setelah menum buk dinding kanan


adalah

954
Bab 12 Gas dan Termodinamika

p 2  m(vy )  mvy (12.8)

iii) Perubahan momentum molekul akibat tumbu kan

p  p2  p1

 mvy  mvy

 2mvy (12.9)

vy

-vy

Gambar 12.6 Partikel bergerak bolak balik antara dua dinding dalam arah sumbu-y. Tumbukan dengan
dinding bersifat elastik sempurna sehingga setelah dipantulkan dinding partikel bergerak balik dengan laju
yang sama (tidak ada kehilangan energi kinetik.

Berdasarkan h u ku m II Newton, gaya yang dilakukan dinding pada molekul


adalah

Fmd  p   2mvy (1 2 .10)

t t

955
Bab 12 Gas dan Termodinamika

Berdasarkan h u k u m III Newton, gaya yang dilakukan molekul pada


dinding sa m a dengan gaya yang dilakukan dinding pada molekul tetapi
berlawanan arah. Dengan demikian

Fdm  Fmd  2mvy (1 2 .11)


t

Molekul bergerak bolak-balik antara dinding kiri dan ka na n.


Molekul akan kembali dipantulkan oleh dinding yang sa ma setelah
menempuh jarak  = 2 s . Dengan demikian, selang waktu terjadinya
tumbukan berurutan adalah

 2s (1 2 .12)
t  
vy

vy
Dengan menggabungkan persamaan (12.11) dan (12.12) iperoleh

Fdm  2mvy
2s / y
v

mv2y
 (1 2 .13)
s

Luas satu dinding adalah s 2 . M aka tekanan yang dilakukan satu


molekul pada dinding adalah

Fdm
p
s2

956
Bab 12 Gas dan Termodinamika

mv2y

s3

mv2y
 (1 2 .14)
V

dengan V  s 3 adalah volume wadah (kubus). Tekanan rata-rata yang


dilakukan satu molekul pada dinding adalah

mv2y mv2y
p  (1 2 .15)
V V

Karena terdapat N molekul dalam wadah maka tekanan total yang


dihasilkan semua molekul pada dinding adalah

PN p

N mv2 y

V

2N 1 mv2y

V

2
2N K y (1 2 .16)
 V

L i h a t , K y a d a l a h energi kinetik ra ta- rata d a l a m a r a h s u m b u - y .


957
Bab 12 Gas dan Termodinamika

Energi ini dihasilkan oleh satu derajat kebebasan gerak. Dengan demikian,
berdasarkan teorema ekipartisi energi, kita dapatkan

1 (1 2 .17)
Ky  2 kT

Selanjutnya substitusi (12.7) ke dalam (12.6) diperoleh

2N 1 NkT (1 2 .18)
P  kT 
V 2 V

J i k a n a d a l a h j u m l a h mol g a s d a n N A a d a l a h b i l a n ga n Avogadro m a k a
b e r l a k u N = n N A. D e n g a n d e m i k i a n

n (N A k)T
P
V

D e n g a n m en de fin isika n N A k = R m a k a diperoleh p e r s a m a a n ya n g tid ak lain


daripada persamaan gas u m u m , yaitu

n RT (12.6)
P V

Contoh 1 2 . 4

Berapa m as sa jenis gas oksigen pada STP. Massa molekul oksigen adalam
32,0 s m a .

958
Bab 12 Gas dan Termodinamika

J a wa b

J u m l a h mol gas oksigen per satuan volum pada kondidi STP adalah

n P 1,013105
  = 44,6 mol/m 3
V RT 8,315 
273

Karena massa molekul oksigen adalah 32,0 s ma maka m assa sa tu mol


molekul oksigen adalah 32 g = 0,032 kg. Dengan demikian, massa jenis gas
oksigen adalah

n
  0,032   0,032  44,6 = 1,4 kg/m 3
V

12.8 Laju rms


S al ah satu besaran penting yang dimiliki molekul gas adalah laju
rms. Rm s adalah ringkatan dari root mean square (akar rata-rata kuadrat).
Kecepatan ini diperoleh dengan terlebih dahulu mengkuadratkan
kecepatan, kemudian menentukan rata-ratanya, dan menarik akar dari
harga rata-rata tersebut. U nt u k menentukan kecepatan rms, mari kita
lakukan tahap berikut ini.

Kecepatan molekul gas secara u m u m memenuhi

   
v vi v j (1 2 .19)
vk
x y
z

Kuadrat dari kecepatan tersebut adalah

v 2  v 2x  v 2 y v 2 z (1 2 .20)

959
Bab 12 Gas dan Termodinamika

Energi kinetik total satu molekul gas adalah

1 2 1 1 1
mv  mvx2  mvy2  mvz2
2 2 2 2

 Kx  Ky  Kz (1 2 .21)

d e n g a n K x , K y , d a n K z m a s i n g - m a s i n g energi kine tik ya n g ber kaita n d e n g a n


komponen gerak arah x saya, arah y saja, dan arah z saja. Energi kinetik
rata-rata adalah

1
m v2  K  Ky K
x z
2

K a r e n a K x , K y , d a n K z m a s i n g - m a s i n g m e n g a n d u n g s a t u derajat
kebebasan gerak, maka berdasarkan teorema ekipartisi energi, harga
ra t a - ra t a ny a m e m e n u h i K x = k T / 2 , K y = k T / 2 , d a n K z = k T / 2 .
S u b s t i t u s i ke dalam persamaan (12.21) diperoleh

1 1 1 1 3
m v 2  kT  kT  kT  kT
2 2 2 2
2

atau
3kT (1 2 .22)
v2  m

Dengan demikian, laju rms adalah

960
Bab 12 Gas dan Termodinamika

3kT
v rms  v2  (1 2 .23)
m

Contoh 1 2 . 5

Berapakah laju rms molekul oksigen pada s u h u 100 o C ? Ma sa


atomic molekul oksigen adalah 32, sedangkan 1 s m a = 1,67  10 - 2 7 kg.

J awa b

Massa atom oksigen m = 32  1,67  10 - 2 7 = 5,344 1,67  10 - 2 6 kg dan s u h u


gas T = 100 o C = 100 +273 = 373 K . Laju rms adalah

3kT 3 (1,38 1023 ) 


  2,9 105 = 538 m /s
vrms  373
m
5,344 10  2 6

12.9 Energi Dalam Gas Ideal


Dalam wadah yang bersuhu T, molekul gas selalu bergeral dengan
acak ke segala arah. J i k a energi yang dimiliki molekul gas hanya
disumbangkan oleh geraknya, m aka energi rata-rata yang dimiliki satu
molekul gas adalah

  1 mv
2
2

1 2 1 1
 mvx  mvy2  mvz2 (1 2 .24)
2 2 2

Dengan menggunaka teorema ekipartisi energi maka diperoleh

961
Bab 12 Gas dan Termodinamika

  1 kT  1 kT  1 kT
2 2
2

3 (1 2 .25)
 2 kT

J i k a terdapat n mol g a s , m a k a j u m l a h m ol e ku l g a s a d a l a h N = n N A . E ne rgi


total semua molekul gas menjadi

UN 

 nN A 2kT 


3

3 (1 2 .26)
 2 nRT

di m ana kita telah menggunakan hubungan N A k  R . Persamaan (12.26)


dikenal dengan energi dalam gas ideal.

Contoh 1 2 . 6

Pada s u h u 73 o C energi dalam gas ideal adalah 500 J . Berapakah jumlah


mol gas?

962
Bab 12 Gas dan Termodinamika

J awa b

Dengan menggunakan persamaan (12.26) m am a

2U 2
n  3RT  3 8,315  (73  = 0,12 mol
500 273)

Gas monoatomik dan diatomik.

Persamaan (12.26) selalu berlaku untuk gas yang partikelnya


hanya terdiri dari satu atom. G a s semacam ini disebut gas monoatomik.
Contoh gas monoatomik adalah helium, neon, argon, dan krypton.

J i k a satu partikel gas mengandung lebih dari satu atom, m aka


persamaan energi dalam akan berbeda jika s u h u berbeda. Sebagai contoh,
kita tinjau gas yang partikelnya tersusun oleh d u a tom. G a s semacam ini
d i s e b u t g a s d iatom ic . C o n t o h g a s diatom ic a d a l a h O 2 , H 2 , C l 2 , d a n F 2 . U nt u k
gas diatomik maka terjadi sujumlah mekanisme berikut ini.

i) J i k a s u h u gas diatomik cu kup rendah, m aka jarak antar atom


hampir tidak mengalami perubahan. Energi yang dimiliki tiap partikel gas
praktis hanya energi geraknya (Gambar 12.7). Dengan demikian,
ungkapan energi dalam gas diatomik pada s u h u rendah sa m a dengan
u ntu k gas monoatomik, yaitu

3
U  nRT
2

Translasi secara bersama

Gambar 12.7 Pada suhu rendah energi molekul diatomik


hanya berasal dari gerak translasi secara bersama dua
atom penyusun molekul.

963
Bab 12 Gas dan Termodinamika

ii) J i k a s u h u gas diatomik dinaikkan maka getaran mendekat dan


menjauh atom penyusun molekul gas mulai terjadi (Gambar 12.8). Atom-
atom gas dikatakan bervibrasi. Vibrasi tersebut menyebabkan munculnya
du a derajat kebebasan baru yaitu perubahan jarak d u a atom, x, dan
kecepatan relatid dua atom, v. Perubahan jarak dua atom melahirkan

energi potensial u 1 = k x 2 / 2 d a n k e c e p a t a n relatif d u a a t o m m e l a h i r k a n energi


k ine tik K 1 = m v 2 / 2 . K a re n a satu derajat
tiap energi vibrasi memiliki
kebebasan, yaitu kebebasan posisi, maka berdasarkan teorema ekipartisi
energi, energi rata-ratanya memenuhi

1
u1  2 kT

1
K 2  2 kT

Energi tiap molekul gas diatomic pada s u h u sedang menjadi

  3 kT  1 kT  1 kT
2 2
2

5
 2 kT

J i k a terdapat n mol gas, maka energi dalam gas diatomik pada s u hu


sedang adalah

5
U  nRT (1 2 .27)
2

964
Bab 12 Gas dan Termodinamika

Translasi secara bersama

Gambar 12.8 Vibrasi molekul


Vibrasi mendekat dan menjauh diatomik

iii) J i k a s u h u dinaikkan lagi maka m uncul rotasi molekul terhadap pusat


massanya. Rotasi yang terjadi memiliki dua kemungkinan arah seperti
yang ditunjukkan pada Ga m ba r 12.9. Rotasi yang dapat terjadi adalah
rotasi mengelilingi s u m bu x dan rotasi mengelilingi s u m bu z. Tidak dapat
terjadi rotasi mengelilingi s u m bu y karena s u m bu y sejajar dengan s u m b u
molekul. Tiap arah rotasi mengasilkanj energi kinetik rotasi masing-
masing. Dengan teorema ekipartisi energi, energi rata-rata u ntu k masing-
masing rotasi adalah kT/2. Dengan demikian, energi tiap molekul gas
diatomic pada s u h u yang c uku p tinggi menjadi

  5 kT  1 kT  1 kT
2 2
2

7
 2 kT

J i k a terdapat n mol gas, maka energi dalam gas diatomik pada s u h u tinggi
adalah

7
U  nRT (1 2 .28)
2

965
Bab 12 Gas dan Termodinamika

Rotasi terhadap
sumbu z

Translasi secara bersama

Rotasi terhadap Gambar 12.9 Rotasi molekul


diatomik pada suhu tinggi
sumbu x
Vibrasi mendekat
dan menjauh sepanjang
sumbu y

Perlu ditekankan di sini bahwa s u h u rendah, s u h u sedang, dan s u h u


tinggi berbeda u ntu k gas yang berbeda. Bisa terjadi s u h u rendah bagi satu
gas merupakan s ugu tinggi bagi gas lain. Lalu apa definisi yang tepat
untuk s u h u rendah, s u h u sedang, dan s u h u tinggi?

a) S u h u rendah adalah s u h u ketika gerak rotasi molekul gas diatomik


belum m u nc ul .

b) S u h u sedang adalah s u h u ketika gerak rotasi molekul sudah m uncul


tetapi gerak vibrasi belum m u ncu l.

c) S u h u tinggi adalah s u h u kerika gerak vibrasi molekul su dah


m unc ul .

S u h u - s u h u tersebut berbeda u ntu k gas yang berbeda.

966
Bab 12 Gas dan Termodinamika

12.10 Persamaan untuk Gas Nyata


Kita sudah mempelajari gas ideal dan mendapatkan persamaan
u m u m seperti pada persamaan (12.6). Bagaimana dengan gas nyata yang
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari? Bagaimana persamaan untuk gas
tersebut? Sebab, kalau kita hanya bergelut dengan gas ideal kita tidak akan
dapat menjelaskan peristiwa pencairan dan pembekuan gas. Fenomena ini
hanya mungkin terjadi jika ada tarikan anatar molekul-molekul gas.

Va n der Walls adalah orang yang pertama membangun persamaan


untuk gas nyata. Ide van der Walls adalah sebagai berikut. Mari kita tulis
ulang persamaan gas ideal dengan mengungpaknan tekana sebagai fungsi
s u h u dan volum

nRT
P
V

i)Walaupun ukuran molekul gas kecil, tetapi jika volume sejumlah besar
molekul tersebut dijumlahkan akan diperoleh nilai volume tertentu. Oleh
karena itu volum yang tertulis pada persamaam (12.6) merupakan jumlah
volum ruang kosong dan volume total semua molekul.

ii)Volume total yang dimiliki semua molekul gas bergantung pada jumlah
mol-nya. Makin besar jumlah molnya, yang berarti makin banyak molekul
gas, maka makin besar volum total molekul-molekul gas. Sehingga dapat
ditulis, volum total molekul gas

v  an (1 2 .29)

dengan

n jumlah mol molekul gas;

a adalah konstanta yang bergantung pada jenis gas.

Dengan demikian, volum ruang kosong dalam wadah menjadi

967
Bab 12 Gas dan Termodinamika

V ' V 
v
V (1 2 .30)
an

dan persamaan gas ideal mengalami modifikasi menjadi

nRT
P (1 2 .31)
V  na

Hipotesis gas ideal menyatakan bahwa tidak ada tarikan antar


molekul-molekul gas. N am u n, u ntu k gas nyata, tarikan tersebut ada.
Tarikan antar molekul gas menyebabkan molekul yang akan menum buk
dinding wadah mendapat tarikan ke dalam oleh molekul-molekul lain
sehingga kekuatan tum bukan pada dinding berkurang. Akibatnya, tekanan
yang dihasilkan oleh tu mbukan molekul pada dinding berkurang. Dengan
demikian, tekanan yang ada di persamaan (12.6) harus dilakukan koreksi.
Tekanan tersebut terlalu besar. Van der Walls menunjukkan bahwa
besarnya koreksi tekanan berbanding terbalik dengan kuadrat volum total
gas, atau

P  bn2
2

V (12.32)

Ma ka modifiksi kedua dari persamaan gas ideal menjadi

P  nRT  bn
2

V  na

atau V2

 
 P  Vbn2 (V  na)  nRT
2
(1 2 .33)
 

968
Bab 12 Gas dan Termodinamika

Persamaan (12.33) dikenal dengan persamaan van der Walls. Persamaan


tersebut dapat menjelaskan dengan baik fenomena perubahan fasa gas,
seperti peristiwa pencairan gas.

12.11 Hukum ke Nol Termodinamika


Selanjutnya kita akan bahas tentang termodinamika, yaitu ilmu
yang menghubungkan panas dengan mekanika. Topik utama yang akan
kita bahas adalah pemanfaatan energi yang dihasilkan akibat adanya
proses dalam gas untuk menghasilkan kerja.

Kita mulai dengan definisi keseimbangan panas. D u a benda berada


dalam keseimbangan panas jika tidak ada pertukaran kalor antara d u a
benda tersebut saat keduanya disentuhkan. Kondisi ini hanya dapat
dicapai jika s u h u kedua benda sa m a. Sebab perpindahan kalor terjadi
karena adanya perbedaan s u h u . Berkaitan dengan keseimbangan pana s,
kita memiliki h u ku m ke nol termodinamika. H u k u m ini menyatakan:

J i k a benda A berada dalam keseimbagan pa nas dengan benda B


dan

Benda B berada dalam keseimbangan pan as dengan benda C

maka

Benda A berada dalam keseimbangan pa nas dengan benda C

Pernyataan ini diilustrasikan dalam Gambar 12.10. Contohnya, kita


memiliki tiga wadah yang terbuat dari logam: wadah A bersisi air, wadah B
berisi minyak, dan wadah C berisi gliserin. Misalkan wadah berisi air dan
minyak disentuhkan dan tidak diamati adanya perubahan s u h u pada
keduanya maka air dan minyak maka kita katakan berada dalam
keseimbangan panas. Setelah disentuhkan dengan air, misalkan wadah
berisi minyak disentuhkan dengan wadah berisi gliserin, dan juga tidak
diamati adanya perubahan s u h u keduanya, maka minyak dan gliserin juga
berada dalam keseimbangan panas. M aka wadah berisi air dan wadah
berisi gliserin tidak a kan mengalami perubahan s u h u ketika disentuhkan.
Dengan kata lain, keduanya juga berada dalam keseimbangan panas.

969
Bab 12 Gas dan Termodinamika

Setimbang termal Setimbang termal

A B B
C

A C

Setimbang termal

Gambar 12.10 Ilustrasi hokum ke-0 termodinamika. Jika benda A setimbang termal dengan benda B dan
benda B setimbang termal dengan benda C maka benda A setimbang termal dengan benda C.

H u k u m ke-0 termodinamikan merupakan landasan bagi


pembuatan alat uku r s u h u . Ketika termometer diberi skala maka
sebenarnya termometer tersebut dibuat dalam kesetimbangan termal
dengan benda yang telah diketahui su hu nya (benda referensi).
Termometer yang telah memiliki skala digunakan untuk mengukur s u h u
benda-benda lain. Saat termometer berada dalam keseimbangan termal
dengan benda yang sedang diukur m aka benda yang sedang diukur
tersebut berada dalam kesetimbangan termal dengan penda yang
digunakan saat memberi skala pada termometer. J a d i , s u h u benda yang
diukur disimpulkan sama dengan s u h u benda standar yang digunakan
untu k memberi skala pada termometer.

12.12 Sistem dan Lingkungan


Dalam membahas termodinamika, alam semesta dibagi atas du a
bagian, yaitu sistem dan lingkungan. Sistem adalah bagian yang sedang
kita kaji/selidiki sedangkan lingkungan adalah semua bagian alam di luar
sistem. Ketika kita bahas proses pemuaian gas dalam silinder maka:
sistem adalah gas dalam silinder dan lingkungan adalah silinder beserta
semua bagian alam di sekelilingnya. Ketika kita membahas pemuaian gas
dalam silinder dan proses penyerapan dan pelepasan panas oleh silinder,

970
Bab 12 Gas dan Termodinamika

maka: sistem adalah gas dan silinder dan lingkungan adalah seluruh
bagian alam di luar silinder.

Sistem termodinamikan yang akan kita pelajari dalam bab ini


adalah termodinamika gas. Variabel sistem termodinamika ini adalah
besaran fisis yang menerangkan keadaan gas. Contoh variable
termodinamika adalah s u h u , tekanan, volume, dan jumlah mol gas.

12.13 Proses
Proses adalah peristiwa perubahan keadaan gas dari satu keadaan
awal ke satu keadaan akhir. Misalkan mula-mula keadaan gas
d i u n g k a p k a n oleh variable-variabel P 1 , V 1 , d a n T 1 . J i k a pada keadaan

s e l a n j u t ny a nilai variable tersebut a d a l a h P 2 , V 2 , d a n T 2 , m a k a d i k a t a k a n gas


telah melewati suatu proses.

Selama mengalami proses u m u mnya terjadi perubahan energi


dalam gas serta pertukaran energi antara gas dengan lingkungan.
Berkaitan dengan masalah pertukaran energi ini, kita mengklasifikasi
beberapa jenis proses berikut ini.

Proses Adiabatik

Pada proses adiabatik, tidak terjadi pertukaran kalor antara


sistem dan lingkungan. Proses adiabatik dapat terjadi jika sistem dan
lingkungan dibatasi oleh sekat yang tidak dapat dilalui kalor. Contoh sekat
yang sulit dilewati kalor adalah dinding termos air pana s.

Proses diatermik

Kebalikan dengan proses adiabatik adalah proses diatermik. Pada


proses ini kalor dijinkan berpindah dari sistem ke lingkungan dan
sebaliknya. Proses ini dapat berlangsung jika sistem dan lingkungan
dibatasi oleh sekat yang m ud a h dilewati panas. Contoh sekat diatermik
adalah logam.

Proses Kuasistatik

Persamaan gas yang telah kita bahas pada bab sebelumnya hanya
dapat diterapkan jika gas tersebut telah berada dalam keadaan statik.
Artinya tidak ada lagi proses yang berlangsung dalam gas a ta u tidak ada

971
Bab 12 Gas dan Termodinamika

lagi perubahan pada variable-variabel termodinamika gas. Selama gas


mengalami suatu proses, persamaan tersebut tidak berlaku. Dengan
demikian, selama proses berlangsung, kita tidak dapat menentukan
tekanan meskipun s u h u dan volum diketahui karena tidak ada persamaan
yang dapat dipakai. N am u n, jika proses yang terjadi berlangsung sangat
lambat, maka setiap saat kita dapat menganggap gas seolah-olah berada
dalam keadaan statik. Proses yang demikian disebut proses kuasistatik.
Selama proses kuasistatik persamaan gas dapat digunakan. Dengan
demikian, selama proses berlangsung kita dapat menghitung volume gas
jika tekanan dan su hu nya diketahui. Pada bagian selanjutnya, semua
proses yang akan kita bahas dianggap berlangsung secara kuasistatik.

12.14 Diagram P-V


Dalam termodinamika, keadaan gas m a u pu n proses yang dialami
gas lebih sering digambarkan dalam diagram P-V. Diagram ini terdiri dari
s u m b u volum gas arah datar dan s u m b u tekanan gas arah vertikal. S a t u
keadaan yang dimiliki gas diwakili oleh satu titik pada diagram P-V
(Gambar 12.11). Titik yang berbeda mengandung informasi tekanan, s u h u ,
atau volum yang berbeda sehingga mewakili keadaan yang berbeda.

 (P1,V1,T1)
 (P2,V2,T2)
P [Pa]

 (P3,V3,T3)

V [m3]

Gambar 12.11 Titik yang berbeda dalam diagram P-V menggambarkan keadaan yang
berbeda.

972
Bab 12 Gas dan Termodinamika

 (P1,V1,T1)
 (P2,V2,T2)
P [Pa]

 (P3,V3,T3)

V [m3]

Gambar 12.12 Proses yang berlangsung pada gas diwakili oleh sebuah
kurva.

J i k a gas mengalami proses kuasistatik dari satu keadaan ke


keadaan lainnya, maka proses tersebut direpresentasikan oleh sebuah
kurva yang menghubungkan titik awal (keadaan awal) dan titik akhir
(keadaan akhir) pada diagram P-V (Gambar 12.12). Keadaan gas selama
proses ditentukan oleh nilai P,V, dan T pada titik-titik sepanjang kurva.

12.15 Proses-Proses Khusus


Dengan bantuan diagram P-V kita akan bahas beberapa proses
k h u s u s , yang memiliki kurva yang khas pada diagram P-V.

Proses Isokhorik

Proses isokhorik adalah proses yang berlangsung pada volum tetap.


J i k a digambarkan pada diagram P-V, kurva proses isokhorik adalah kurva
tegak (Gambar 12.13). Contoh proses ini adalah proses yang berlangsung
pada gas dalam wadah tertutup yang volumnya tidak berubah selama
proses berlangsung.

973
Bab 12 Gas dan Termodinamika

 (P1,V1,T1)  (P2,V2,T2)
P [Pa]

 (P2,V2,T2)  (P1,V1,T1)

V [m3]

Gambar 12.13 Proses isokhorik: (a) tekanan mengalami pertambahan (b) tekanan
mengalami pengurangan.

Proses isobarik

Proses isobarik adalah proses yang berlangsung pada tekanan


tetap. J i k a digambarkan pada diagram P-V, kurva proses isobarik adalah
kurva mendatar (Gambar 12.14). Contoh proses ini adalah proses yang
berlangsung dalam wadah yang dilengkapi sebuah piston di bagian
atasnya. Piston tersebut dapat bergerak. Piston tersebut mendapat
tekanan dari udara luar (atmosfer) sehingga nilainya konstan. Dengan
demikian, tekanan dalam gas juga konstan.

Proses isotermal

Proses isotermal adalah proses yang berlangsung pada s u h u tetap.


Dengan menggunakan persamaan gas ideal, P = nRT /V, m aka P
berbanding terbalik dengan V . J i k a digambarkan pada diagram P-V, kurva
proses isotermal tampak pada Gambar 12.15. Contoh proses ini adalah
proses yang berlangsung dalam wadah logam di m a na wadah tersebut
dicelupkan dalam air yang voumenya sangat besar. Karena volume air
yang sangat besar, m aka selama proses berlangsung s u h u air dapat
dianggap konstan sehinagg s u h u gas dalam wadah juga dianggap konstan.
J u g a proses ini dapat dihasilkan dengan memasang pemanas otomatik
yang bisa mengontrol s u h u sehingga konstan.

974
Bab 12 Gas dan Termodinamika

 
(P1,V1,T1) (P2,V2,T2)
P [Pa]

 
(P2,V2,T2) (P1,V1,T1)

V [m3]

Gambar 12.14 Proses isobarik: (a) volume mengalami pertambahan (b) volum
mengalami pengurangan.

(P1,V1,TA) (P3,V3,TB)

(P4,V4,TB)

(P2,V2,TA)
V

Gambar 12.15 Proses isotermal: kurva kanan berlangsung pada suhu yang lebih tinggi daripadai kurva kiri
(TB > TA).

975
Bab 12 Gas dan Termodinamika

12.16 Kerja
Misalkan gas dalam wadah memiliki tekanan P. Ma ka gas tersebut
melakukan gaya dorong pada semua bagian wadah. J i k a gas mengalami
perubahan volum, maka ada bagian wadah yang berpindah. Bagian wadah
berpindah keluar jika volum gas bertambah dan berpindah ke dalam jika
volum gas berkurang. Karena bagian wadah tersebut mendapat gaya,
maka perpindahan bagian wadah menunjukkan adanya kerja yang
dilakukan gas.

Mari kita tentukan kerja yang dialakukan gas jika volumnya


berubah. U ntu k mudahnya kita tinjau gas dalam silinder tegak yang
memiliki luas penampang A . Silinder tersebut dilengapi sebuah piston
yang dapat bergerak dengan m ud a h (Gambar 12.16). Proses menyebabkan
berpindahnya piston sejauh x. Gaya yang dilakukan gas pada piston
adalah

F  PA (1 2 .33)

x

V1 V2

Gambar 12.16 Gas dalam silinder. Jika volum berubah maka posisi piston juga
berubah.

976
Bab 12 Gas dan Termodinamika

Kerja yang dilakukan gas u ntu k memindahkan piston adalah

W  Fx  PAx (12.34)

Tetapi, Ax  V , yaitu perubahan volum gas. Dengan demikian, kerja


yang dilalukan gas adalah

W  PV (12.35)

Perjanjian. Dalam termodinamika, kita definisikan kerja sebagai


kerja yang dilakukan lingkungan pada sistem. Persamaan (12.35)
mengungkapkan kerja yang dilakukan gas (sistem) pada lingkungan. Kerja
yang dilakukan lingkungan pada sistem adalah negatif dari nilai tersebut.
J a d i , kerja selama proses didefinisikan sebagai

W  PV (12.36)

 (PA,V1)
P [Pa]

- W  (PB,VB)

V [m3]

Gambar 12.17 Kerja selama proses dari keadaan A ke B sama dengan


negatif luas daerah di bawah kurva.

Kerja total selama satu proses. U ntu k menentukan kerja selama

977
Bab 12 Gas dan Termodinamika

satu proses, kita dibantu oleh diagram P-V. Kerja ketika gas mengalami
proses dari k e r a d a a n A ke k e a d a a n B , W A B , s a m a d e n g a n nega ti f luas
daerah di bawah kurva antara A dan B (Gambar 12.17).

U ntu k kurva yang sembarang (Gambar 12.18), luas daerah di


bawah kurva dihitung dengan integral. J a d i kerja yang dilakukan
lingkungan u ntu k mengubah sistem gas dari keadaan A ke keadaan B
adalah

VB

WAB    P dV (12.37)
VA

 (PA,V1)
P [Pa]

- W  (PB,VB)

V [m3]

Gambar 12.18 Kerja yang dilakukan sama dengan negatif luas daerah di bawah kurva. Jika lintasan proses
sembarang maka kerja dihitung dengan metode integral.

Contoh 1 2 . 6

Sebanyak 1,5 mol gas dalam wadah mengalami pemuaian isobaric


pada tekanan 2  10 5 Pa. S u h u awal gas adalah 300 K dan s u ku akhirnya
600 K. Berapakah u s a h a selama proses?

J a wa b

Gambar 12.19 adalah ilustrasi kerja yang diungkapkan dalam soal.

978
Bab 12 Gas dan Termodinamika

P [Pa]

2  105  
- W

V [m3]
V1 V1

Gambar 12.19 Gambar untuk contoh 12.6.

Luas daerah di bawah kurva adalah P(V2 V1 ) . Dengan demikian, kerja
selama proses adalah

W  P(V2 V1 )

Kita t e n t u k a n d u l u V 1 d a n V 2 . Pa d a s u h u T 1 = 3 0 0 K

V1  nRT 1  1,5  8,3155


P
300 2 10

= 0,019 m 3

P a d a s u h u T2 = 6 0 0 K

V2  nRT2  1,5  8,315  600


P 2 10 5

979
Bab 12 Gas dan Termodinamika

= 0,037 m 3

Kerja selama proses

W  P(V 2V )1  2 10 5 (0,037  0,019)

= - 3 600 J

17. Hukum I Termodinamika


Selama gas mengalami suatu proses m aka ada beberapa peristiwa
yang dapat terjadi, seperti:

 Energi dalam yang dimiliki gas berubah

 Muncu l kerja yang dilakukan oleh gas atau yang dilakukan oleh
lingkungan

 Ada pertukaran kalor antara gas dan lingkungan

Peristiwa di atas semuanya berpengaruh pada jumlah energi yang dimiliki


gas. H u k u m I termodinamika merupakan h u k u m kekekalan energi yang
diterapkan pada sistem termodinamika.

 M i s a l k a n energi d a l a m awal g a s U 1 d a n energi d a l a m a k h i r U 2 . M a k a


perubahan energi dalam adalah

U  U 2 U 1 (12.38)

 Misalkan pada gas dilakukan kerja oleh lingkungan sebesar W.

 Misalkan juga terjadi aliran m a s u k kalor ke dalam gas sebesar Q

980
Bab 12 Gas dan Termodinamika

Pertambahan energi dalam gas hanya tejadi karena adanya kerja


yang dilakukan lingkungan pada gas dan adanya aliran m a s u k kalor ke
dalam gas. Secara matematika, pernyataan di atas dapat diungkapkan
oleh persamaan

U  W  Q (12.39)

Persamaan (12.39) merupakan ungkapah hukum I termodinamika.


H u k u m I Thermodinamika dapat diilustrasikan pada Gambar 12.20

Mendapat kerja W

U 1 = U0 + W

U0

Melakukan kerja W

U2 = U0 - W

Gambar 12.20 Ilustrasi hukum I


termodinamika.

981
Bab 12 Gas dan Termodinamika

Ketika menerapkah h u ku m I termodinamika, kita harus


memperhatikan tanda dengan seksama. Perjanjian u ntu k tanda U, W,
dan Q sebgai berikut:

 U positif jika energi dalam yang dimiliki gas bertambah

 U negatif jika energi dalam yang dimiliki gas berkurang

 W positif jika lingkungan melakukan kerja pada gas (sistem)

 W negatif jika gas (sistem) melakukan kerja pada lingkungan

 Q positif jika kalor mengalir m a s u k dari lingkungan ke gas (sistem)

 Q positif jika kalor mengalir keluar dari gas (sistem) ke lingkungan

Contoh 1 2 . 7

Dalam suatu proses isobaric, volum gas berubah dari 1 L menjadi


2 L. Tekanan gas adalah 10 5 Pa. J i k a pada proses tersebut kalor m a s u k ke
dalam gas sebanyak 500 J , berapa perubahan energi dalam gas?

J awa b

Karena kalor m a s u k maka Q = + 500 J

Kerja isobarik:

W = - P (V 2 – V 1)

= - 10 5  (2  10 - 3 – 10-3 ) = - 100 J

Berdasarkan hokum I termodinamika

U  W  Q

982
Bab 12 Gas dan Termodinamika

= -100 + 500 = 400 J

Contoh 1 2 . 8

Ketika menyerap kalor, sebanyak 0,2 mol gas monoatomik


mengalami proses isokhorik hingga s uh u nya berubah dari 100 o C menjadi
300 o C . Berapakah kalor yang terlibat? Apakah kalor tersbut m a s u k ke gas
atau keluar dari gas?

J a wa b

Informasi ya n g diberikan d a l a m soa l a d a l a h n = 0 , 2 m o l , T 1 = 1 0 0 o C = 1 0 0


+2 73 = 3 7 3 K , d a n T 2 = 3 0 0 oC = 3 0 0 + 27 3 = 5 7 3 K . P a d a proses isok horik ,
volum konstan, sehingga W = 0. Dengan h u ku m I termodinamika didapat
Q = U. U ntu k gas monoatomik energi dalam memenuhi

3
U  nRT
2

sehingga

3
U  2nR(T 2 T )1

3
 2  0,2  8,315  (573 
373)

= 499 J

Dengan demikian Q = U = 499 J . Karena Q positif m aka kalor mengalir


m a s u k ke dalam gas.

983
Bab 12 Gas dan Termodinamika

12.18 Kapasitas Kalor Gas


Ada satu besaran yang c uku p penting yang berkaitan dengan
penyerapan atau pelepasan kalor. Besaran tersebut adalah kapasitas kalor.
Kapasitas kalor didefinisikan sebagai kalor yang diserap/dilepas per
satuan perubahan s u h u , atau

Q (12.40)
C  T

dengan Q kalor yang diserap/dilepas dan T s u h u . Sekarang kita akan


tentukan kapasitas kalor untuk proses-proses k h u s u s .

Kapasitas kalor pada volum tetap

J i k a proses b e r l a n g s u n g p a d a vol u m tetap a t a u i s o k h o r i k , m a k a V 1


= V 2 s e h i n g ga W = -P(V 2 -V 1 ) = 0 . D a l a m kondisi d e m i k i a n m a k a h u k u m I
termodinamika menjadi

Q U (12.41)

Dengan demikian, kapasitas kalor pada volum tetap memenuhi

Q
Cv T

U (1 2 .42)
 T

U nt u k gas monoatomik pada s em ua s u h u atau gas diatomik yang berada

984
Bab 12 Gas dan Termodinamika

pada suhu rendah kita telah tunjukkan U = (3/2)nRT, atau U = (3/2)nRT.


Dengan demikian,

(3/ 2)nRT
C v T

3 (1 2 .43)
 2 nR

U tu k gas diatomik pada s u h u menengah, U = (5/2)nRT, atau U =


(5/2)nRT, sehingga

(5 / 2)nRT
C v T

5 (1 2 .44)
 2 nR

U tu k gas diatomik pad a s u h u tinggi, U = (7/2)nRT, atau U = (7/2)nRT


sehingga

(7 / 2)nRT
C v T

7 (1 2 .45)
 2 nR

985
Bab 12 Gas dan Termodinamika

Kapasitas kalor pada tekanan tetap

Berikutnya kita tentukan kapasitas kalor pada tekanan tetap.


H u k u m I termodinamika dapat ditulis

U  PV  Q (12.46)

J i k a tekanan konstan m aka (PV) = VP + PV = 0 + PV atau

PV  PV  (12.47)

Tetapi dari persamaan gas ideal PV=nRT, maka (PV) = (nRT) = nRT
sehingga kita bisa menulis

PV  nRT (12.48)

D engan m en su bstitu si persam aan (1 2 .42) dan (12 .48) ke dalam


persamaan (12.46) kita dapatkan

Cv T  nRT  Q

atau

Q  (Cv  nR)T (12.49)

Kapasitas kalor pada tekanan tetap menjadi

986
Bab 12 Gas dan Termodinamika

C p  Q  Cv nR (12.50)
T

Tampak bahwa kapasitas kalor pada tekanan tetap lebih besar daripada
kapasitas kalor pada volum tetap. Perbedaannya adalah nR .

12.19 Persamaan Proses Adiabatik


Proses adiabatik adalah proses yang tidak melibatkan pertukaran
kalor antar sistem dan lingkungan, atau Q = 0. Pada proses ini, h u k u m I
term odinam ika menjadi U  W . J i k a dinyataka n dalam bentu k
diferensial, proses adibatik memenuhi

dU  dW (12.51)

Berdasarkan definisi yang su da h kita bahas sebelumnya

dU  C v dT

dW  PdV

maka u ntu k proses adiabatik dipenuhi

C v dT  PdV (12.52)

Dari persamaan gas ideal PV = nRT kita dapat menulis T = PV/nR.


Dengan melakukan diferensial ke du a ruas diperoleh

987
Bab 12 Gas dan Termodinamika

PdV  VdP (12.53)


dT  nR

Substitusi persamaan (12.53) ke dalam persamaan (12.52) maka diperoleh

 PdV  VdP   PdV


Cv nR
 

C v PdV  CvVdP  nRPdV

(Cv  nR)PdV  CvVdP  0

C p PdV  CvVdP  0

C p dV dP
 0
Cv V P

dV dP (12.54)
 V P 0

dengan   C p / C v .

Selanjutnya, dengan melakukan integral d u a ruas persamaan


(12.54) kita dapatkan

988
Bab 12 Gas dan Termodinamika

  dV
V   P C
dP 1

 lnV  ln P  C1

lnV   ln P  C1

ln(PV  )  C 1

PV   exp(C 1)

PV   C (12.55)

P a d a p e n u r u n a n p e r s a m a a n (12.55) b a i k C 1 m a u p u n C a d a l a h k o n s t a n . J a d i
pada peoses adiabatik, tekanan dan volum berubah menurut
persamaan (12.55).

Contoh 1 2 . 9

G a s hidrogen sebanyak 0,25 mol pada s u h u menengah mengalami


proses adiabatik. S u h u awal dan tekanan awal gas masing-masing 300 K
dan 1,5  10 5 Pa. J i k a tekanan akhir ha s adalah 2,5  10 5 Pa, tentukan

a) Volum awal gas

b) Volum akhir gas

c) Perubahan energi dalam gas

d) Kerja

989
Bab 12 Gas dan Termodinamika

J a wa b

a) G u n a k a n persaman gas ideal u m tu k menentukan volum gas

V1  nRT 1  0,25  8,315  = 0,004 m 3 .


P1
300 1,5
10 5

b) G a s hydrogen adalah gas diatomik. Pada s u h u menengah, kapasitas


kalor pada volum tetap memenuhi

5 5
C v 2nR  
2 0,25  8,315 = 5,2 J / K

Kapasitas kalor pada tekanan tetap

C p  C v  nR  5,2  0,25 8,315 = 7,3 J / K

Dengan demikian

Cp 7,3 = 1,4
  
Cv

5,2
Karena proses dari keadaan awal ke peadaan akhir berlansung secara
diabatik maka

1 1  PV
 
PV 2 2

990
Bab 12 Gas dan Termodinamika

V2  1 1PV

1,5 10 5  = 0,000264
0,004
P2 1, 4 2,5 105

atau
V2  0,000264 =
0,0028
1/1,4
m3

c) S u h u akhir gas dihitung dengan persamaan gas ideal, yaitu

PV 2,5 105  0,0028


 
2 2
T2 = 337 K
nR 0,25  8,315

Perubahan energi dalam gas

U  Cv T  C v (T2  T1 )  5,2 (337  300) = 192 J

d) Karena tidak ada pertukaan kalor maka kerja pada proses adiabatik
adalah

W = U = 192 J

12.20 Siklus
Siklus adalah proses yang berawal dari satu keadaan dan berakhir
kembali di keadaan semula. J i k a digambarkan dalam diagram P-V, maka
siklus akan berupa kurva tertutup (Gambar 12.21).

Telah kita bahas bahwa kerja dalam proses termodinamika sama


dengan negatif luas daerah di bawah kuvra P-V. Ketika proses berlangsung

991
Bab 12 Gas dan Termodinamika

satu siklus, berapa kerja yang dihasilkan proses tersebut? Untuk


mu dah nya, mari kita tinjau contoh berikut ini.

B C
P2
P [Pa]

- W

P1
A D

V1 V2

V [m3]

Gambar 12.21 Contoh proses satu siklus


Proses bermula dari keadaan A menuju keadaan B , C , dan D ,
kemudian kembali ke keadaan A. Mari kita hitung berapa kerja yang
dihasilkan pada tiap elemen proses.

i) Proses A  B

Proses ini berlangsung secara isokhorik, sehingga kerja


yang dilakukan nol, atau

WAB  0 .

ii) Proses B  C

Proses ini b e r l a n g s u n g s e c a r a isokhorik p a d a t e k a n a n P 2 . Kerja yang


dilakukan adalah

992
Bab 12 Gas dan Termodinamika

WBC  P2 (V2 V1 )

iii) Proses C  D

Proses ini berlansung secara isokhorik, sehingga kerja yang


dilakukan nol, atau

WCD  0 .

iv) Proses D  A

Proses ini b e r l a n g s u n g s e c a r a isokhorik p a d a t e k a n a n P 1 . Kerja yang


dilakukan adalah

WDA  P2 (V1 V 2 )  P1(V2 V1 )

Kerja total selama satu siklus adalaj jumlah dari kerja pada tiap proses

W  WAB  WBC  WCD  WDA

 0  P2 (V2 V1 )  0  P1(V2


V1)

 (P2  P1)(V2 V1 )

Mari kita hitung luas daerah yang dilingkupi kurva siklus

993
Bab 12 Gas dan Termodinamika

Lu as = panjang  lebar = (P2  P1)(V2 V1 )

Ungkapan luas di atas persis sa m a dengan ungkapan kerja total selama


satu siklus, kecuali pada tanda. J a d i dapat disimpulkan bahwa

Kerja total selama satu s ik l u s s a m a dengan negatif luas


daerah yang dilingkupi s i k lu s .

Contoh 1 2 . 1 0

G a s ideal melakukan proses seperti pada Gambar 12.22. Hitung kerja yang
dilakukan pada gas.
P [Pa]

2,5  105

1  105
V [m3]
10-2 410 -2

Gambar 12.22 Gambar untuk contoh


12.10

J a wa b

Pertama, kita hitung luas daerah yang dlingkupi kurva

Luas = (1/2) panjang  lebar

994
Bab 12 Gas dan Termodinamika

=
1
2,5 10
2
5
105  4 102 10  2 

= 2 250 J .

Kerja selama satu siklus sa m a dengan negatif luas daerah tersebut, yaitu

W = - Luas = - 2 250 J .

Contoh 1 2 . 1 1

Sebanyak 0,1 mol gas yang memiliki tekanan 210 5 Pa dan volum
2 L melakukan proses isokhorik sehingga tekanannya menjadi du a kali
lipat. Selanjutnya gas tersebut mengalami proses isobarik hingga
volumnya menjadi setengahnya. G a s kemudian kembali ke keadaan awal
melalui garis lurus pada diagram P-V. Tentukan kerja selama satu siklus.

J awa b

Berdasarkan informasi di soal, keadaan awal gas:

P A = 210 5 Pa

V A = 2 L = 210 - 3 m 3

G a s melakukan proses isokhorik ke keadaan B sehingga tekanannya


menjadi dua kali lipat

P B = 2 PA = 410 5 Pa

995
Bab 12 Gas dan Termodinamika

V B = V A = 210 - 3 m 3

Dari B gas melakukan proses isobarik ke C sehingga volum menjadi


setengahnya. Maka

P C = P B = 410 5 Pa

V C = (1/2)V B = 10 - 3 m 3

Dari C keadaan kembali ke A. Kurva proses selama satu siklus tampak


pada Gambar 12.23.

(PC,VC) (PB,VB)
P [Pa]

(PA,VA)

V [m3]

Gambar 12.23 Siklus pada Contoh 12.11

Pertama kita hitung luas daerah yang dilingkupi kurva. U ntu k arah proses
yang berlawanan gerakan jarum jam, luas daerah diberi tanda negatif.

Lu as = - (1/2) panjang  lebar

996
Bab 12 Gas dan Termodinamika

=
1
2
P B P AV  BV  A

=
1
2
4 10 5
 2 105 2 10 3 10 3 

= - 100 J

M aka , kerja selama satu siklus adalah W = - Luas = 100 J

12.21 Mesin Kalor


Dari pembahasan di atas tampak bahwa jika gas melakukan
proses satu siklus m aka kerja total yang dihasilkan dapat berharga negatif.
Kerja yang berharga negatif menunjukkan bahwa gas melakukan kerja
pada lingkungan. J i k a siklus proses dapat dilakukan berulang-ulang
maka gas a kan melakukan kerja terus-menerus pada lingkungan. Untu k
memanfaatkan kerja yang dilakukan oleh gas tersebut orang lalu
merancang mesin, yang dikenal dengan mesin kalor. Dalam mesin ini gas
diatur u ntu k melakukan siklus proses secara terus menerus. Kerja yang
dihasilkan gas digunakan u ntu k memutar mesin, yang kemudian dapat
diubah ke energi bentuk lain seperti energi listrik, menggerakkan roda
kendaraan, dan lain-lain. Contoh mesin kalor adalah mesin kendaraan
bermotor, turbin, mesin jet, dan sebagainya.

Agar gas dalam mesin kalor dapat melakukan proses siklus terus
menerus, m aka gas tersebut perlu menyerap kalor. Sebagian kalor
digunakan u ntu k melakukan kerja (menggerakkan mesin) dan sisanya
dibuang. Contohnya, dalam mesin kendaraan, kalor diserap dari proses
pembakaran bahan bakar dan sisa kalor dibuang ke lingkungan udara
luar. Dengan demikian, secara skematik, mesin kalor diilustrasikan pada
Gam bar 12.24.

Mesin kalor bekerja antara d u a bu ah reservoir (sumber panas),


ya itu reservoir p a n a s y a n g b e r s u h u T 1 d a n reservoir d ing in ya n g b e r s u h u T 2.

Kalor mengal ir dari reservoir p a n a s m e n u j u reservoir dingin melewati mesin.


Sebagian kalor dari reservoir panas digunakan u ntu k menghasilkan kerja
dan sisanya dibuang ke reservoir dingin. Dengan h u ku m kekekalan
energi diperoleh

997
Bab 12 Gas dan Termodinamika

Q1  Q 2  W (1 2 .56)

d e n g a n Q 1 j u m l a h kalor y a n g diserap dari reservoir p a n a s , Q 2 j u m l a h kalor


yang dibuang ke reservoir dingin, dan W kerja yang dilakukan.

Reservoir
T1
panas

Q1

Q2

Reservoir
T2
dingin

Gambar 12.24 Skema mesin kalor. Kalor mengalir dari reservoir bersuhu tinggi menuju reservoir bersuhu
rendah. Sebagian kalor digunakan untuk menghasilkan kerja.

Efisiensi

Efisiensi mengukur kemampuan sua tu mesin mengubah kalor


mesin
y a n g diserap dari reservoir p a n a s m en jad i ke r ja . U n t u k Q 1 ya n g s a m a ,
yang menghasilkan kerja lebih besar dikatakan memiliki efisiensi lebih
tinggi. Oleh karena itu, efisiensi didefinisikan sebagai

998
Bab 12 Gas dan Termodinamika

  W 100% (12.57)
Q1

Contoh 1 2 . 1 2

S ebua h mesin menyerap kalor dari reservoir panas sebesar 1000 J


dan membuang kalor ke reservoir dingin sebesar 800 J . Berapaah
efisiensi mesin tersebut?

J awa b

Kerja yang dilakukan mesin

W = Q 1 – Q 2 = 1000 – 800 = 200 J

Efisiensi mesin

  W 100%  200 100% = 20%


Q1 1000

Contoh 1 2 . 1 3

Sebanyak 0,1 mol gas monoatomik mengalami proses perti diilustrasikan


pada Gambar 12.25. Tentukan:

a) Kalor yang disedot dari reservoir panas

b) Kalor yang dibuang ke reservoir dingin

c) Kerja yang dihasilkan

d) Efisiensi mesin

999
Bab 12 Gas dan Termodinamika

B C
5  105
P [Pa]

- W

4  105
A D

1 2

V [L]

Gambar 12.25 Gambar untuk contoh


12.13.
J awa b

U nt u k diketahui bahwa

Mesin menyerap kalor jika Q berharga positif

Mesin menyerap kalor jika Q berharga negatif

Mari kita tinjau tiap-tiap elemen proses

i) Proses A  B a d a la h isokhorik sehingga

W = 0 dan

QAB  U AB

Tetapi
U AB  (3/ 2)nR(TB  T A ) . K a r e n a itu kita perlu m e n e n t u k a n T A d a n
T B . Kita g u n a k a n p e r s a m a a n g a s ideal

1000
Bab 12 Gas dan Termodinamika

TA P AVA  4 105 103 = 481 K


nR 0,1
8,315

TB P BVB  5 105 103 = 601 K


nR 0,1
8,315

Dengan demikian,

3
Q AB  2  0,1 8,315  (610  481) = 150
J.

K a re n a Q A B positif m a k a kalor disedot dari reservoir p a n a s s e l a m a proses A B.

ii) Proses B  C a d al a h isobarik sehingga

W  P (V V )  510 5 (2 103 10 3 ) = -


500 J
BC B C B

Perubahan energi dalam dihitung dari rumus u m u m

3
U BC  2 nR(TC T B)

Kita perlu t e n t u k a n T C terlebih d a h u l u . D e n g a n h u k u m g a s ideal

PV 5 105  2 103
 
CC
TC = 1202 K
nR 0,1 8,315

1001
Bab 12 Gas dan Termodinamika

Dengan demikian, perubahan energi dalam adalah

3
U BC  2  0,1 8,315  (1202  601) = 750
J

Kalor yang terlibat dalam proses B  C adalah

QBC  U BC WBC = 750 – (-500) = 1250 J .

Pada proses ini pu n kalor diserap dari reservoir panas.

iii) Proses C  D a d al a h isokhorik sehingga

W = 0 dan

3
QCD  UCD  2 nR(TD T C)

Kita s e l a n j u t ny a perlu m e n e n t u k a n T D . Kita g u n a k a n h u k u m g a s ideal

PV 4 105  2 103
 
DD
TD = 962 K
nR 0,1 8,315

Dengan demikian diperoleh

3
QCD  2  0,1 8,315  (962 1201) = - 299 J

1002
Bab 12 Gas dan Termodinamika

Nilai Q yang negatif menunjukkan pada proses C D kalor dibuang ke


reservoir dingin.

iv) Proses D  A a d al a h isobarik sehingga

W  P (V V )  4 105  (103  2 103 ) = 400 J


DA A A D

Energi dalam dihitung dari rumus u m u m

3 3
U DA  2 nR(TA  TD)  2 0,1 8,315  (481  962) = - 600 J

Dengan demikian kalor yang terlibat adalah

QDA  U DA W DA = -600 – 400 = - 1 000 J

Nilai Q yang negatif juga menunjukkan bahwa selama proses DA


diserahkan kalor ke reservoir dingin. Kalor total yang diserap dari reservoir
panas

Q 1 = Q AB + Q BA = 150 + 1250 = 1400 J

Besarnya kalor yang dibuang ke reservoir dingin (kita hitung nilai


positifnya)

1003
Bab 12 Gas dan Termodinamika

Q2  QCD  QDA = 299 + 1000 = 1299 J

Kerja yang dilakukan

W = Q 1 – Q 2 = 1400 – 1299 = 101 J

Dengan demikian efisiensi mesin

  W 100%  101 100%  7%


Q1 1400

12.22 Mesin Carnot


Efisiensi mesin kalor yang dibuat hingga sekarang tidak terlampau
tinggi. Hampir tidak ada mesin kalor yang dibuat dengan efisiensi di atas
50%. Pertanyaan berikutnya, berapakah efisiensi tertinggi yang dapat
dimiliki mesin kalor?

Mesin kalor dengan efisiensi tertinggi adalah mesin Carnot, yang


pertama kali dikaji oleh ilmuwan Prancis Sadi Carnot (1796-1832). Mesin
Carnot memiliki siklus yang terdiri dari dua proses adiabatik dan d u a
proses isotermal (Gambar 12.26). Proses AB dan C D adalah adiabatik dan
proses B C dan DA adalah isotermal. Kalor diserap dari reservolir bersuhu
tinggi hanya pada proses B C dan kalor dibuang ke reservoir bersuhu
rendah hanya pada proses DA. Efisiensi mesin Carnot adalah

  1  T2  100% (12.58)


 T1 

1004
Bab 12 Gas dan Termodinamika

Gambar 12.26 Siklus mesin Carnot. Mesin Carnot dibentuk oleh dua peoses adiabatik dan dua proses
isotermal.

Mesin Carnot adalah mesin yang paling sempurna. N am u n ,mesin


ini tidak dapat dibuat. Mesin Carnot hanyalah mesin yang ada dalam teori.
Dari persamaan (12.58) kita akan dapatkan bahwa efisiensi mesin Cernot
s a m a d e n g a n 100% jika T 1 =  a t a u T 2 = 0 . Tetapi s u h u nol d a n t a k
berhingga tidak dapat dihasilkan. J a d i , efisiensi mesin Carnot tidak
mungkin mencapai seratus persen. Karena mesin Carnot merupakan
mesin yang paling efisien, m aka efisiensi mesin-mesin kalor lainnya
berada jauh di bawah 100%. Penurunan efisiensi mesin Carnot
ditempatkah di akhir bab ini

Contoh 1 2 . 1 4

Efisiensi sebuah mesin Carnot adalah 60%. J i k a reservoir bersuhu


rendah memiliki s u h u 50 o C , berapakah s u h u reservoir bersuhu tinggi?

J a wa b

D i i n fo r m a s i ka n di soal  = 60 %, T 2 = 5 0 o C = 5 0 + 2 7 3 = 3 2 3 K .

1005
Bab 12 Gas dan Termodinamika

  1  T2  100%
 T1 

60%  1  323 100%


 T1 

0,6  1  323 


 T1 

323
 1  0,6  0,4
T1

atau

T1 = 3 2 3 / 0 , 4 = 8 0 7 , 5 K

12.23 Mesin Otto dan Mesin Diesel


Mesin Carnot sebenarnya hanyalah mesin khayalan atau mesin
teoretik. Sulit u ntu k mewujudkan mesin tersebut dalam wujud nyata.
Mesin yang digunakan pada kendaraan saat ini kebanyakan adalah mesin
Otto dan mesin Diesel. Mesin otto adalah mesin yang menggunakan baha n
bakar bensin dan sejenisnya yang disebut juga gasoline. Mesin Diesel
adalah mesin yang menggunakan bahan bakar solar.

Mengapa mesin tersebut dapat direalisasikan? Karena gerakan


piston dapat dibuat lebih m u d ah . Gerakan piston menentukan proses
termodinamika yang terjadi. Misalnya piston diam sesaat menyatakan
proses yang berlangsung secara isohkorik. Piston bergerak sangat cepat
sehingga hampir tidak sempat kalor keluar atau m a s u k menyatakan
proses yang berlangsung secara adiabatik, dan seterusnya. Gerakan
piston yang merepresentasikan dua proses adiabatik dan d u a proses
isotermal sulit direalisasikan sehingga mesin Carnot sulit dibuat.

Siklus mesin Otto tampak pada Ga mbar 12.27. Mesin Otto terdiri
dari dua proses adiabatik dan d u a proses isokhorik. Proses adiabatik
adalah proses yang berlangsung sangat cepat. J a d i pada bagian ini piston
bergerak sangat cepat. Proses iskhorik artinya piston berhenti sesaat.
Efisiensi mesin Otto memenuhi persamaan

1006
Bab 12 Gas dan Termodinamika

1
  1 r  1 (1 2 .59)

dengan

r = V 2 / V 1 a d a l a h rasio volume r u a n g silinder s a a t piston d a l a m posisi terjauh


dan tedekat dari dinding silinder

 = c p /c v a d a l a h koefisien a d i a b a t i k

Gambar 12.27 Siklus Otto yang dibentuk oleh dua buak proses adiabatik (AB dan CD) dan dua buah proses
isohkorik (BC dan DA). Inset adalah ilusrtasi volume terkecil dan volume terbesar dalam ruang silinder yang
memberikan data compression ration r = V2/V1.

Mesin diesel adalah mesin yang menggunakan bahan bakar solar.


Mesin ini bekerja berdasarkan siklus diesel seperti diilustrasikan paga
Gam bar 12.28. Siklus diesel terdiri dari dua proses adiabatik, satu proses
isobarik, dan satu proses isokhorik. Siklus diesel lebih efisien dari siklus
Otto sehingga kendaraan-kendaraan besar seperti bu s , truk, kereta api,
bahka n kapal laut menggunakan siklus diesel.

Pada siklus diesel terdapat tiga volume utama yang menentukan


efisiensi m e s i n ya itu V 1 , V 2 , d a n V 3 . Ef isie ns i m e s i n diesel m e m e n u h i

1007
Bab 12 Gas dan Termodinamika

persam aan

1    1   (1 2 .60)
  1 r  1    1)
 
(
dengan

r = V 2 / V 1 a d a l a h rasio volume r u a n g silinder s a a t piston d a l a m posisi terjauh


dan tedekat dari dinding silinder

 = V 3 / V 2 y a n g dike na l d e n g a n cut-off ratio, d a n

 = c p /c v a d a l a h koefisien a d i a b a t i k

Gambar 12.28 Siklus Diesel yang dibentuk oleh dua buah proses adiabatik (AB dan CD), satu buah proses
adiabatik (BC), dan satu buah proses isohkorik (DA).

12.24 Mesin Pendingin


Mesin pendingin memiliki arah aliran kalor yang berbeda dengan
mesin kalor. Pada mesin pendingin, kalor mengalir dari reservoir bersuhu
rendah menuju reservoir bersuhu tinggi. Proses ini hanya dapat
berlangsung jika diberikan kerja dari luar, karena kalor tidak dapat

1008
Bab 12 Gas dan Termodinamika

mengalir secara spontan dari tempat bersuhu rendah ke tempat bersuhu


tinggi. Dengan sistem aliran kalor semacam ini maka s u h u reservoir dingin
a kan semakin dingin. Contoh mesin pendingin yang kalian kenal adalah
kulkas dan A C . Kerja luar yang diberikan pada mesin ini adalah energi
listrik PLN.

Berdasarkan G a m b a r 1 2 . 2 3 Q R a d a l a h kalor ya n g disedot dari


reservoir d i n g i n , Q T kalor ya n g d i b u a n g ke reservoit p a n a s d a n W kerja l u a r
yang diberikan. Dengan h u ku m kekekalan energi maka berlaku

W  QT  Q R (1 2 .61)

Reservoir
T1
panas

Q1

Q2

Reservoir
T2
dingin

Gambar 12.29 Diagram skelamik mesin pendingin. Kalor diserap dari reservoit rendah dan dibuang ke
reservoir tinggi dengan bantuan kerja dari luar. Akibatnya suhu reservoir rendah makin rendah.

Mesin pendingin yang baik adalah yang dapat menyedot panas


sebanyak-banyaknya dari reservoir dingin u ntu k jumlah kerja tertentu.
U nt u k itu didefinisikan koefisien unjuk kerja mesin pendingin sebagai
berikut

1009
Bab 12 Gas dan Termodinamika

Q (1 2 .62)
  WR

Makin besar koefisien u nju k kerja maka makin baik mesin tersebut,
karena dengan kerja tertentu yang diberikan dapat menurunkan s u h u
lebih rendah.

U ntu k mesin pendingin ideal (yang bekerja pada siklus Carnot)


kita dapat mengungkapkan koefisien u nju k kerja sebagai berikut:

Koefisien u njuk kerja mesin pendingin dapat ditulis

Q
W
2

Q1  W

W

Q
 W1 1

1
  1

1
 1
1  T2 /
T1

T2
 (12.64)
T1  T2

1010
Bab 12 Gas dan Termodinamika

Contoh 1 2 . 1 5

S u h u ku m paran pendin gin pada lem ari es adalah –15 oC


sedangkan s u h u dinding belakang kultas adalah 60 o C . Berapakah
koefisien u nju k kerja maksium lemari es tersebut?

J awa b

Dengan menggunakan persamaan (12.64) maka koefisien perfoemance


maksimum adalah

T2

T1  T 2

15 

273  (15 
(60  273)
273)

= 3,44

12.25 Hukum II Termodinamika


Telah kita bahas bahwa kalor dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan kerja. N am u n, ada batasan tentang cara pemanfaatan kalor
tersebut. Batasan tersebut diungkapkan oleh h u ku m II termodinamika.
Ada dua versi ungkapan h u ku m II termodinamika, yang ekivalen satu
sa m a lain. J i k a ungkapan pertama benar m aka ungkapan kedua benar,
dan sebaliknya.

Pernyataan Kelvin-Planck

Tidak mungkin mebuat mesin yang menyerap kalor dari reservoir


panas dan mengubah seluruhnya menjadi kerja.

1011
Bab 12 Gas dan Termodinamika

Konsekuansi pernyataan ini adalah tidak mungkin membuat mesin kalor


yang memiliki efisiensi 100%. Pernyataan Kelvin-Plack dapat
diulustrasikan pada Gambar 12.30

T1

Q1

T2

Gambar 12.30 Ilustrasi pernyataan Kelvin-Planck untuk hukum II


termodinamika

Pernyataan Clausius

Tidak mungkin membuat mesin pendingin yang menyerap kalor


dari reservoir bersuhu rendah dan membuang ke reservoir bersuhu
tinggi tanpa bantuan kerja dari luar.

Pernyataan ini memiliki konsekuensi bahwa tidak mungkin merancang


mesin pendingin sempurna dengan koefisien unju k kerja . Pernyataan
Clausius dapat diulustrasikan pada Ga m ba r 12.31

1012
Bab 12 Gas dan Termodinamika

T1

T2

Gambar 12.31 Ilustrasi pernyataan Clausius untuk hukum II


termodinamika

12.26 Entropi
Kita su dah melihat d ua pernyataan h u ku m II termodinamika yang
ekivalen, yaitu Kelvin-Planck dan C lau sius. N am u n, kedua pernyataan
tersebut dapat digeneralisasi menjadi satu pernyataan dengan
memperkenalkan terlebih dahulu besaran yang bernama entropi.

Entropi pertama kali diperkenalkan oleh C laus isu s tahun 1860.


Menurut C l au si u s, suatu sistem yang melakukan proses reversibel (dapat
dibalik arahnya) pada s u h u konstan disertai penyerapan kalor Q
mengalami perubahan entropi

Q
S  (12.66)
T

dengan S perubahan entropy, Q kalor yang diserap, dan T s u h u proses.

1013
Bab 12 Gas dan Termodinamika

Dalam proses yang berlangsung secara spontan perubahan entropi


memenuhi persyaratan-persyaratan berikut ini

 U ntu k sistem yang terisolasi, perubahan entropi semua proses


memenuhi

S > 0

U n tu k sistem yang tidak terisolasi, perubahan entropi total, yaitu jumlah


entropi sistem dan lingkungan selalu posisitif,

 S = S sis + S ling > 0

Dengan menggunakan konsep entropi, h u ku m ke II termodinamika


berbunyi

Pada setiap proses alamiah, entropi total sistem dan lingkungan


selalu mengalami pertambahan.

Contoh 1 2 . 1 5

S ebu ah ku bu s es yang bermassa 60 g dan s u h u 0 o C ditempatkan


di dalam gelas. Setelah disimpan beberapa lama, setengah dari es tersebut
telah mencair menjadi air yang besuhu 0 o C . Berapa perubahan entropi
es/air? Diketahui kalor laten peleburan es adalah 80 kal/g.

J awa b

Massa es yang mencair m = 30 g. Kalor yang diperlukan u ntuk melebur es


tersebut adalah Q = m L = 30  80 = 2400 kal. Karena proses berlangsung
pada s u h u tetap T = 0 o C = 273 K maka perubahan entropi es/air adalah

1014
Bab 12 Gas dan Termodinamika

Q 2400 = + 8,8 kal/K


S  T 273

12.27 Wujud Zat


Selanjutnya kita akan mempelajari sejumlah wujud zat. Wujud zat di
alam yang kita amati ada tiga m a c am , yaitu padat, cair, dan gas. Beberapa
zat dapat berada dalam tiga wujud yang berbeda, bergantung pada s u h u .
Pada s u h u di bawah 0 o C , air berada dalam wujud padat (sering kita sebut
es). Pada s u h u antara 0 o C sampai 100 o C air berada dalam wujud cair
(sering kita sebut air). Pada s u h u di atas 100 o C air berada dalam wujud gas
(kita sering sebut uap air). Mengapa ada tiga wujud zat? Mengapa sebagian
zat bisa berubah wujud jika s u h u diubah? Mari kita bahas.

S e m u a zat tersusun atas atom-atom atau molekul-molekul. Molekul


adalah kumpulan dua atau lebih atom yang membentuk satu kesatuan
melalui ikatan kimia. Atom-atom dan molekul-molekul tersebut selalu
bergerak. Gerakan atom atau molekul makin kencang jika s u h u makin
tinggi. Di samping itu antar atom atau molekul terdapat gaya tarik-menarik
yang cenderung mengumpulkan atom-atom atau molekul-molekul tersebut.

Gambar 12.32 Dalam wujud gas molekul-molekul bergerak bebas dalam ruang. Gaya tarik antar molekul
tidak sanggup mengikat molekul-molekul tersebut untuk berkumpul.

Pada s u h u yang tinggi, gerakan atom atau molekul begitu kencang.


Gaya tarik antar atom atau molekul tidak sanggup lagi mengumpulkan
atom atau molekul tersebut. Atom dan molekul bergerak bebas ke mana

1015
Bab 12 Gas dan Termodinamika

saja dalam ruang (Gambar 1 2.32 ). Dalam kondisi ini, kita katakan zat
berada dalam wujud gas.

J i k a s u h u diturunkan maka gerakan atom atau molekul lebih lambat


sehingga gaya antar atom atau molekul mulai dominan. Gaya tersebut
su dah mampu mengumpulkan atom atau molekul dalam satu kesatuan
(Gambar 1 2 . 33 ). Tidak ada lagi atom atau molekul yang dapat bergerak
bebas dalam ruang. Atom atau molekul hanya dapat bergerak dalam ruang
di m ana mereka berkumpul. Dalam kondisi ini kita katakana zat berada
dalam wujud cair.

+ +

-

+
+
-

+ - + +
-

+

-

Gambar 12.33 Dalam wujud cair ikatan antar molekul telah sanggup mengumpulkan molekul-mulekul
tersebut (schoolworkhelper.net).

Pada s u h u yang lebih rendah lagi, gerakan atom akibat adanya


s u h u suda h c uku p lemah dibandingkan dengan kekuatan ikatan atar
atom atau molekul. Atom atau molekul tidak dapat lagi bergerak ke
m ana- m a na . Gerakan yang terjadi hanya getaran di sekitar posisi
seimbang masing-masing (Gambar 12 .3 4 ). Dalam kondisi ini kita katakan
zat berada dalam wujud padat.

Tiga wujud di atas dapat dimunculkan kapa saja hanya dengan


smengubah
u h u . J i k a ingin memperoleh zat tersebut dalam wujud gas kita naikkan

1016
Bab 12 Gas dan Termodinamika

su h u nya . J i k a ingin ke wujud pada t ma ka kita turunkan s uh u nya.


Mengubah air menjadi es bermakna mengubah dari wujud cair ke wujud
padat . Yang dapat dilakukan adalah menurunkan s u h u air hingga di
bawah 0 o C di dalam freezer.

Gambar 12.34 Pada suhu rendah zat berwujud padat. Gaya antar molekul lebih dominan dibandingkan
dengan gerakan molekul. Molekul hanya bisa bergetar di sekitar titik setimbang

28. Suhu Transisi


U nt u k zat yang bisa berada dalam berbagai wujud seperti air,
minyak goreng, dan logam, wujud yang muncu l pada saat tertentu sangat
bergantung pada s u h u saat itu. Pada s u h u yang sangat tinggi, wujud yang
muncul adalah gas.Pada s u h u menengah muncul wujud cair dan pada
s u h u rendah muncu l wujud padat. Kita definisikan du a maca m s u h u
transisi sebagai s u h u pembatas wujud-wujud tadi.

a) Titik leleh, titik lebur atau titik beku adalah s u h u pembatas


antara wujud padat dan cair. Di atas s u h u ini zat berada dalam
wujud cair. Di bawah s u h u ini zat berada dalam wujud padat. Titik
leleh emas adalah 1.064 o C dan titik leleh air adalah 0 o C (Gambar
12.35).
b) Titik didihatau titik uapadalah s u h u pembatas antara wujud cair
dan gas. Di atas s u h u ini zat berada dalam wujud cair. Di bawah
s u h u ini zat berada dalam wujud padat. Titik didih air adalah 100 o C
dan titik didih nitrogen adalah -198 o C (Gambar 12.36).

Tabel 1 2.*** adalah titik leleh dan titik didih sejumlah zat. Ada zat yang

1017
Bab 12 Gas dan Termodinamika

memiliki titik leleh dan didih yang sangat rendah seperti helium dan ada
zat yang memiliki titik leleh dan titik didih yang sangat tinggi seperti
karbon.

Gambar 12.35 (kiri) Emas dan (kanan) air pada titik leleh masing-masing. Titik leleh emas adalah 1064oC
dan titik leleh air adalah 0 oC (business.rediff.com, tutor2u.ne).

Gambar 12.36 Air (kiri) dan nitrogen (kanan) pada titik didih masing-masing. Titik didih air adalah 100 oC dan
titik didih nitrogen adalah – 198 oC (sciencephoto.com).

Contoh 1 2 . 1 6

Kekuatan ikatan antar atom dalam zat X lebih besar daripada kekuatan

1018
Bab 12 Gas dan Termodinamika

ikatan antar atom dalam zat Y. Zat m a na ka h yang memiliki titik leleh lebih
tinggi?

J a wa b

Ketika meleleh, atom yang semula terikat kuat pada tempatnya mulai bisa
berpindah posisi. Ini dapat terjadi jika gerakan atom yang diakibatkan oleh
s u h u (oleh panas) sudah sanggup melawan kekuatan ikatan antar atom.
Karena ikatan antar atom dalamzat X lebih kuat daripada ikatan antar atom
dalam zat Y maka diperlukan s u h u lebih tinggi u ntu k membebaskanatom
dalam zat X dibandingkan dengan dalam zat Y. Ini berarti titik leleh zat X
lebih tinggi daripada titik leleh zat Y.

Tabel 12.*** Tititk leleh dan titik didih sejumlah zat (dari berbagai
sumber)
Zat Titik leleh (oC) Titik didih (oC)

Hidrogen -259 -252

Helium -272 -268

Karbon 3550 4827

Nitrogen -209 -198

Oksigen -218 -182

Neon -248 -246

Aluminium 660 2467

Besi 1535 2750

Tembaga 1083 2567

Seng 420 907

Emas 1064 3080

Air raksa -39 357

1019
Bab 12 Gas dan Termodinamika

12.29 Sifat Zat dalam Wujud Padat, Cair, dan Gas


Sekarang kita membahas sifat-sifat u m u m zat dalam wujud padat,
cair, dan gas. Sifat-sifat yang makroskopik dapat kita amati dengan m udah
dalam kehidupan sehari-hari.

Zat padat memiliki bentuk dan volum yang tetap. J i k a diletakkan


dalam wadah berbentuk apa p u n, bentuk zat padat tidak berubah. J i k a
dikenai gaya, volum zat padat hampir tidak beubah (perubahannya sangat
kecil sehingga dapat diabaikan). Penyebabnya adalah gaya antar atom
penyusun zat padat yang sangat ku at . Atom tidak bisa berpindah tempat.
Yang terjadi hanya getaran atom di sekitar posisi setimbang.

S u s u n a n atom dalam zat padat bisa teratur atau ac a k. Zat padat


dengan s u s u n a n atom teratur disebut kristal. Zat padat dengan s u s u na n
atom acak disebut amorf. Contoh Kristal adalah emas, tembaga, garam
dapur, intan, dan lain-lain. Contoh amorf adalah kaca jendela.

Zat cair memiliki volum tetap tetapi bentuknya tidak tetap. Bentuk
zat cair mengikuti bentuk wadah. Hal ini disebabkan sifat zat cair yang
mengalir jika dikenai gaya dalam arah menyinggung. Di dalam wadah,
permukaan zat cair selalu berbentuk bidang datar. J i k a dikenai gaya, volum
zat cair hampir tidak berubah (perubahannya sangat kecil sehingga dapat
diabaikan). Penyebabnya adalah gaya antar atom penyusun zat cair juga
yang sangat kuat . Atom-atom hanya dapat bertukar posisi, na m u n tidak
dapat meninggalkan kelompoknya. S u s u n a n atom zat cair selalu a ca k.

Karena sifat zat cair yang mengikuti bentuk wadah m aka ketika
logam (seperti emas) ingin dibuat dalam bentuk tertentu, terlebih dahulu
diubah ke wujud cair lalu dimasukkan ke dalam cetakan yang didinginkan.
Setelah dingin dan padat, bentuk yang dihasilkan sa m a dengan bentuk
cetakan. Proses ini sering disebut pengecoran.

Gas memiliki volum dan bentuk yang tidak tetap. Bentuk dan volum
gas mengikuti bentuk dan volum wadah. Hal ini disebabkan molekul gas
yang dapat bergerak sangat bebas ke segala arah dan cenderung saling
meninggalkan molekul lainnya jika tidak ada pembatas. J i k a dikenai gaya,
volum gas dapatberubah dengan m u d a h . Hal ini disebabkan gaya antar
atom penyusun gas hampir tidak ada. Atom-atom dapat dimampatkan atau
direnggangkan dengan m u d a h .

12.30 Perubahan Wujud Zat


Perubahan wujud zat bisa terjadi antar berbagai wujud yang ada.
Berdasarkan wujud awal dan wujud akhir yang dihasilkan, kita beri nama

1020
Bab 12 Gas dan Termodinamika

perubahan wujud tersebut sebagai berikut.

a) Pelelehan atau peleburan adalah perubahan dari wujud padat ke


wujud cair (Gambar 12.37). Contoh pelelehan adalah es yang
mencair, mentega yang dimasukkan ke dalam penggorengan, logam
yang sedang dicor.
b) Pembekuan adalah perubahan dari wujud cair ke padat (Gambar
12.37). Contoh pembekuan adalah air yang berubah menjadi es di
dalam kulkas, agar-agar yang sedang didinginkan, tetesan lilin yang
mengenai lantai.
c) Penguapan adalah perubahan dari wujud cair ke gas (Gambar
12.38). Contoh penguapan adalah air yang sedang mendidih,
pembentukan garam melalui penguapan air laut, penyebaran bau
minyak wangi.
d) Kondensasi atau pengembunan adalah perubahan dari wujud gas
ke cair. Contoh pengembunan adalah terbentuknya embun di dau n
di pagi hari, perubahan awan menjadi h u ja n, terbentuknya titik air di
tutup pemanas air.
e) Sublimasi adalah perubahan dari wujud padat ke gas (Gambar
12.39). Contoh sublimasi adalah tersebarnya bau kapur barus.
f) Deposisi adalah perubahan dari wujud gas ke wujud padat.
Peristiwa deposisi banyak dijumpai di
pabrik-pabrik elektronika seperti pembuatan mikroprosesor. piranti

pelelehan

pembekuan

Gambar 12.37. Proses pembekuan dan pelelehan secara mikroskopik (newsline-llnl-


gov).

1021
Bab 12 Gas dan Termodinamika

Gambar 12.38 Proses penguapan secara mikroskopik. Molekul-molekul keluar dari bagian yang wujud cair
menjadi wujud gas. Kebalikan proses ini adalah kondensasi (2009rt8sciwilliam.wordpress.com).

Gambar 12.39. (kiri) Kapur barus yang dapat berubah dari wujud padat ke gas. (kanan) Proses sumblimasi
secara makroskopik di mana atom keluar dari wujud padat menjadi wujud gas. Kebalikan proses ini adalah
deposisi (dari berbagai sumber).

Dalam kehidupan kita sehari-hari, perubahan wujud zat


dimanfaatkan secara maksimal. Pemanfaatan tersebut dapat dijumpai
mulai dari terknologi tradisional hingga teknologi tinggi. Pembuatan garam
dan pengubahan air laut menjadi air minum (distilasi) memanfaatkan
proses penguapan air. Penyolderan komponen-komponen listrik serta
pengecoran logam memanfaatkan proses peleburan. Pembuatan I C yang

1022
Bab 12 Gas dan Termodinamika

merupakan jantung teknologi informasi dan komunikasi memanfaatkan


proses deposisi. Minyak wangi tercium baunya yang harum karena proses
penguapan.

12.28 Penurunan Efisiensi Mesin Carnot


Di akhir bab ini kita akan menurunkan persamaan efisiensi mesin
Carnot. U n tu k maksud tersebut kita mengacu kepada silus Carnot
seperti pada Ga m ba r 12.20. Kita mencari kalor dan kerja yang dilakukan
pada masing-masing ruas siklus.

Proses A - B a d a l a h a d i a b a t i k s e h i n g ga Q A B = 0 . D e n g a n h u k u m I
termodinamika maka

WAB  U AB

 C v T1  T2

Proses B - C a d a l a h isotermal s e h in g g a  U BC = 0

VC

WBC    PdV
VB

Dengan menggunakan persaman gas ideal PV  nRT dan mengingat proses


B - C b e r l a n g s u n g s e c a r a isotermal p a d a s u h u T 1 m a k a k it a d a p a t menulis

 nRT 
VC

WBC   VBV
1
dV

1023
Bab 12 Gas dan Termodinamika

VC
dV
 nRT1V
B V

VC
 nRT1 ln
VB

K a re n a  U B C = 0 m a k a

VC
QBC  WBC  nRT1 ln
VB

Pa d a proses ini nilai Q B C positif s e h i n g g a kalor diserap m a s u k ke d a l a m


mesin.

Proses C - D a d a l a h a d i a b a t i k s e h in g g a Q C D = 0 d a n

WCD  UC D

 C v T2  T1

Proses D - A a d a l a h isotermal s e h i n g ga U DA = 0 d a n

 nRT 
VA

WDA  VB  V2 dV


1024
Bab 12 Gas dan Termodinamika

VA
dV
 nRT2 V
D V

VA
 nRT2 ln
VD

K a re n a U DA = 0 m a k a

VA
QDA  WDA  nRT2 ln
VD

VD
 nRT2 ln
VA

P a d a proses ini nilai Q D A negatif s e h i n g ga kalor ke l u a r dari m e s i n .

Efisiensi mesin Carnot adalah

besar kalor keluar


 1
besar kalor
masuk

QDA
1
QBC

nRT2 ln(VD /V A )
1
nRT1 ln(VC /VB )

1025
Bab 12 Gas dan Termodinamika

T2 ln(VD /V A )
1
T1 ln(VC /VB )

Selanjutnya kita gunakan persamaan adiabatik u ntu k proses A-B dan C - D .


Hu bu ngan antara tekanan dan volum memenuhi

PAV A  P V
B B

PDV D  P CVC

Bagi masing-masing dua ruas persamaan sehingga diperoleh

PV PV
 AA
PDV D

BB
PC V 
C

(P V )V  1 (P V )V  1
(PDV D)V D 1  (PC VC )V C 1
A A A B B B

P V V  1 P V V  1
PDV D V D 1  PCV C V C 1
A A A B B B

K a re n a proses B - C b e r l a n g s u n g s e c a r a isotermal m a k a P B V B = P C V C
d a n k a r e n a proses D - A b e r l a n s u n g s e c a ra isotermal p u l a m a k a P D V D = P A V A .
Dengan demikian kita peroleh

V A 1 VB 1

V D 1 VC 1

1026
Bab 12 Gas dan Termodinamika

 1  1
 VA    V B 
 
 VC 
 VD 
 VA    VB 
 VD  VC 

ln V A   ln VB 
 VD   C
V
Dengan demikian, efisiensi mesin Carnot menjadi

T2
1
T1

Yang persis sa m a dengan persamaan (12.58)

Soal-Soal
1) Pada keadaan STP, volume gas oksigen dalam s ua tu kontainer adalah
10,0 m 3 . Berapakah massa gas oksigen dalam kontainer tersebut?
Diketahui masa molekul oksigen adalah 32,0 s m u .

2) Anggaplah sebuah balon helium memiliki bentuk yang peris bola


dengan diameter 18,0 c m . Pada s u h u 20 o C , tekanan di dalam balon
adalah 1,05 atm.Hitunglah jumlah mol dan massa gas helium dalam
balon. Massa molekul hemiul adalah 4,0 s m a .

3) Berapakah energi kinetik translasi rata-rata tiap molekul gas pada


s u h u 37 o C ?

4) Hitunglah laju rms atom helium di dekat permukaan matahari yang


bersuhu 6000 K ?

5) S u a t u gas berada pada s u h u 0 o C . Dinaikkan su h u nya sampai


berapakan agar laju rms molekul gas tersebut menjadi dua kali lipat?

6) J i k a sebanyak 55,0 L oksigen pada s u h u 18,0 o C dan tekana 2,45 atm


ditekan sehingga volumnya menjadi 48,8 L dan pada saat bersamaan
s u h u naik menjadi 50,0 o C , berapakah tekanan yang diberikan
tersebut?

1027
Bab 12 Gas dan Termodinamika

7) S ebu a h gelembung air di dasar danau yang berkedalaman 43,5 m


memiliki volum 1,0 cm 3 . J i k a s u h u di dasar danau adalah 5,5 o C dan
s u h u di permukaan adalah 21,0 o C , berapakah volum gelembung tepat
sebelum mencapai permukaan da na u ?

8) S ebu a h ku bu s yang volumnya 3,9  10 - 2 m3 diisi dengan udara pada


tekanan atmosfer dan s u h u 20 o C . Kotak tersebut kemudian ditutup
dan dipanaskan hingga mencapai s u h u 180 o C . Berapakah gaya total
pada tiap sisi ku bu s yang dilakukan udara dalam ku bu s ?

9) J i k a tekanan gas dilipatduakan sedangkan volumnya dipertahankan


konstan, dengan factor berapakah terjadi perubahan laju rms?

10) Berapakah s u h u di dalam tangki yang mengandung 105,0 kg argon


pada s u h u 20 o C ? M assa atom argon adalah 40,0 s m a .

11) J i k a 3,0 m 3 gas yang mula-mula berada pada STP dikenai tekanan 4,0
atm s uh u nya menjadi 38,0 o C . Berapakah volume akhir gas?

12) S u a t u tangki penyimpanan mengandung 21,6 kg nitrogen (N2) pada


tekanan 3,65 atm. Berapakah tekanan jika nitrogen tersebut
d i ga n t i ka n d e n g a n s e j u m l a h m a s s a ya n g s a m a dari g a s C O 2 ? D i k e t a h u i

m a s s a m ol e ku l N 2 a d a l a h 2 8 , 0 s m a d a n m a s s a m ol e ku l C O 2 a d a l a h 44,0
sma.

13) S ebu a h balon mainan anak- anak lepas dari lokasi setinggi permukaan
laut pada s u h u 20,0 o C . Ketika mencapai ketinggian 3000 m di m a na
s u h u udara 5,0 o C dan tekanan 0,7 atm, berapakah perbandingan
volum balon pada tempat ini dibandingkan dengan volum saat lepas?

14) Hitunglan jumlah molekul gas ideal per meter kubik pada STP

15) Berapakah energi kinetik rata-rata molekul nitrogen pada STP?


Berapakah energi kinetik translasi total 1,0 mol molekul nitrogen p;ada
s u h u 20,0 o C ?

16) S u a t u gas berada pada s u h u 0 o C . Dinaikkan su h unya sampai


berapakan agar laju rms molekul gas tersebut menjadi dua kali lipat?

17) S u a t u gas berada pada s u h u 20,0 o C . J i k a laju rms akan dinaikkan


sebesar 2,0 persen, berapakah s u h u yang harus diberikan pada gas
tersebut?

18)(a) Sebanyak 2500 J kalor ditambahkan pada su atu sistem. Pada saat
bersamaan, sistem melakukan kerja 1800 J . Berapa perubahan energi
dalam sistem? (b) Berapa perubahan energi dalam sistem jika 2500 J
kalae ditambahkan ke dalam sistem dan lingkungan juga melakukan
1028
Bab 12 Gas dan Termodinamika

kerja pada sistem sebesar 1800 J ?

19) G a s ideal ditekan perlahan-lahan pada tekanan konstant 2,0 atm


sehingga volumnya berubah dari 10,0 L menjasi 2,0 L. Pada proses ini
gas mengalami penurunan s u h u . Kemudian gas dipanaskan pada
volum konstant sehingga s u h u gas kembali sa m a dengan s u h u awal.
(a) Tentukan kerja total yang dilakukan gas. (b) Tentukan kalor total yang
mengalir m as u k ke dalam gas.

20) Dalam sebuah mesin, gas sebanyak 0,25 mol mengembang dengan
cepat secara adiabatic dalam silinder. Dalam proses tersebut, s u h u
turun dari 1150 K menjadi 400 K . Berapa kerja yang dilakukan gas?
Anggap pada s u h u tersebut, kapasitas kalor gas memenuhi CV  (3/
2)nR .

21) Tentukan perubahan energi dalam 1,0 L air yang diuapkan pada s u h u
100 o C dan tekanan atmosfer sehingga seluruhnya menjadi uap yang
memiliki volum 1681 L dan s u h u 100 o C . Diketahui kalor laten
p e n g u a p a n air a d a l a h L v = 2 , 2 6  10 6 J / k g .

22) antara
Berapakah reservoir
efisiensi bersuhu
maksimum20sebuah
oC dan 100
mesin oC.
panas Mesin
yang tersebut
bekerja
menghasilkan kerja dengan daya 1 kW. Berapa laju penyerapan energi
dari reservoir pana s?

23) S e bu ah pabrik pembuat mesin mengklaim sebagai berikut. Energi


input ke mesin pe detik adalah 9,9 k J pada s u h u 375 K. Energi output
per sekon adalah 4,0 k J pada s u h u 225 K . Apakah kalian percaya
dengan klaim tersebut?

24) Gambarkan diagram P-V proses berikut ini: 2,0 L gas ideal didinginkan
pada tekanan atmosfer hingga mencapai volum 1,0 L kemudian
dikembangkan secara isotermal sehingga mencapai volum awal 2,0 L.
Terakhir, tekanan diperbesar pada volum konstan sehingga dicapai
keadaan awal.

25) D alam sebuah mesin, gas ideal ditekan secara diabatik sehingga
volumnya menjadi setengahnya. Pada proses tersebut, sebanyak 1359
J kerja dilakukan pada gas. (a) Berapa banyak kalor yang mengalir
m a s u k atau keluar gas? (b) Berapa perubaha energi dalam gas? (c)
Apakah s u h u naik atau turun?

26) S u h u pembuangan sebuah mesin adalah 230 o C . Berapakah s u h u


reservoir bersuhu tinggi agar efisiensi Carnot adalah 28 persen?

27) S e bu ah pembangkit tenaga nuklir bekerja dengan efisiensi 75% dari


efisiensi maksimum Carnot yang bekerja antara s u h u 600 o C dan 350

1029
Bab 12 Gas dan Termodinamika

oC . J i k a pembangkit tenaga tersebut menghasilkan energi dengan laju


1,3 G W, berapa laju pembuangan kalor per jam?

28) J i k a sebuah lemari es dapat mempertahankan s u h u di dalamnya


sebesar –15 o C sedangkan s u h u ruangan 22 o C , berapakah koefisien
u njuk kerja lemari es tersebut?

29) S ebua h mesin kalor memiliki efisiensi 35%. J i k a mesin kalor tersebut
dioperasikan dalam arah terbalik sehingga menjadi pompa panas,
berapakah koefisien ujuk kerjanya?

30) S ebua h mesin kalor melakukan 7200 J kerja dalam setiap siklus ketika
menyerap kalor dari reservoir bersuhu tinggi sebesar 12,0 k J .
Berapakah efisiensi mesin?

31) Sebanyak 1,0 L udara dengan tekanan 6,5 atm mengalami pemuaian
isotermal sehingga tekanannya menjadi 1,0 atm. G a s tersebut
kemudian ditekan pada tekanan tetap sehingga volumnya kembali ke
volum semula. Terakhir, gas dikembalikan ke keadaan semula dengan
melakukan pemanasan pada volum tetap. Gambarkan proses tersebut
dalam diagram PV.

32) S a tu liter air didinginkan pada tekanan tetap hingga volumnya menjadi
setengah. Kemudian udara tersebut dikembangkan secara isotermal
sehingga mencapai volum mula-mula. Gam barkan proses dalam
diagram PV.

33) S ebua h piston yang memiliki volum 1000 cm 3 mengandung gas


bertekanan 1,1  10 5 Pa. G a s mengembang pada s u h u tetap sehingga
volumnya bertambah 10%. (a) Berapa kerja yang dihasilkan dalam
proses tersebut? (b) Berapa kalor yang harus diserap oleh gas dari
lingkungan dalam proses tersebut?

34) S ebua h piston mengandung 0,05 mol gas ideal pada s u h u 27 o C .


Tekanan gas adalah 10 5 Pa. a) Berapa volum silinder? (b) Berapakah
energi dalam gas tersebut? Kemudian gas dipanaskan hingga suhunya
mencapat 77 o C sehingga volum piston bertambah pada tekanan
konstan. (c) berapakah perubahan energi dalam gas? (d) berapakah
kerja yang dilakukan oleh gas? (e) berapa energi kalor yang diserap gas
dari lingkungannya?

35) S ebua h mesin Carnot menghasilkan kerja dengan laju (daya) 440 kW
saat menyerap panas sebanyak 680 kkal per detik dari reservoir panas
(1 kal = 4,186 J ) . J i k a s u h u reservoir panas 570 o C , berapakah s u h u
reservoir dingin?

36) S ebu ah mesin kalor m enggu nakan su mber pan as 550 oC dan

1030
Bab 12 Gas dan Termodinamika

menghasilkan efisiensi maksim um (Carnot) sebesar 30 persen.


Berapakah s u h u sumber panas agar efisiensi meningkat menjadi 40
persen?

37) S ebua h mesin panas membuang kalor pada reservoir yang bersuhu
350 o C dan menghasilkan efiosiensi Carnot 39 persen. Berapakah s u h u
reservoir s u h u rendah agar efisiensi meningkat menjadi 50 persen?

38) Pendingin pada sebuah restoran memiliki koefisien u nju k kerja 5,0.
J i k a s u h u ruangan di dapur adalah 29 o C , berapakah s u h u terendah
yang dapat dicapai dalam ruang pendingin jika dianggap pendingin
tersebut ideal?

39) S ebua h pompa panas digunakan u ntu k mempertahankan s u h u


ruangan tetap 22 o C . Berapa banyak kerja yang diperlukan u ntu k
memberikan kalor sebesar 2800 J ke dalam ruangan jika s u h u di luar
rungan adalah (a) 0 o C , (b) –15 o C . Anggap pompa panas menggunakan
siklir Carnot.

40) Pada tekanan 2,0 atm volum su a tu gas ideal adalah 1,5 L. Berapakah
volum jika tekanan gas menjadi setengah pada s u h u yang s am a ?

41) B a n mobil yang baru diisi menunjukkan tekanan 301 kPa dan s u h u 10
o C . Setelah menempuh perjanan 100 km , s u h u ban meningkat
menjadi 40 o C . Berapa tekanan udara dalam ban setelah perjalanan
tersebut?

42) Mengapa parfum yang membasahi kulit lama-lama akan menghilang?

43) Tabung gas 12 kg yang su d ah kosong memiliki mass 15,26 kg. J i k a


tabung tersebut diisi penuh dengan gas LP G maka massa menjadi
27,26 kg. Selisih massa 12 kg merupakan massa gas. Ini menunjukkan
bahwa gas memiliki massa.

44) J i k a volum gas di dalam tabung tersebut adalah 6,7 liter, tentukan
massa jenis gas dalam tabung saat terisi penuh.

45) S ebua h silinder tertutup berisi udara 5 dm3 diletakkan di dalam ruang
ham pa berukuran 5 x 4 x 3 m3. J i k a massa jenis udara 1,3 kg/m3,
tentukan: a) Volum udara jika tutup tabung dibuka, b) Massa udara.

46) Dosen meminta Ana menentukan logam yang ada dalam laci meja
laboratorium. Ana mengisi gelas u kur dengan air sebanyak 25 cm3,
kemudian menimbangnya. Mass a air dan gelas u kur terbaca 65 g.
Selanjutnya Ana m em asukkan potongan logam ke dalam air dan
membaca volum air memjadi 35 cm 3. Ketika ditimbang lagi terbaca
massa 279 g. Logam apakah yang diteliti Ana?

1031
Bab 12 Gas dan Termodinamika

47) E s mengapung di atas air (Gambar 12.40). Ini menunjukkan bahwa


masa jenis es lebih kecil daripada massa jenis air. Mengapa demikian?

Gambar 12.40 Gambar untuk soal nomor 47 (dailymail.co.uk)

48) Mengapa di kutub utara air laut yang berada di kedalaman tertentu
tidak membeku, walaupun su h u nya di bawah 0 o C ? Je l a s ka n

49) S a t u centimeter kubik emas batangan memiliki massa 19,3 g. a) Berapa


massa emas batangan yang berukuran 1 cm x 2 cm x 25 c m , b) Berapa
jumlah batangan emas di atas yang sanggup kam u angkat?

50) Di muara sungai air laut tidak segera bercampur dengan air sungai
(Gambar 12.41). Mengapa demikian?

Gambar 12.41 Gambar untuk soal nomor 50 (waroengbejatz.wordpress.com)

51) J i k a orang memiliki emas batangan dan ingin mengubah menjadi

1032
Bab 12 Gas dan Termodinamika

bentuk perhiasan dengan pola-pola yang indah maka langkah terbaik


adalah memanfaatkan perubahan wujud zat (Gambar 12.42). J el a s ka n
tahap-tahapan yang ditempuh dan perubahan wujud apa yang
dimanfaatkan?

Gambar 12.42 Gambar untuk soal nomor 51 (bisnisemas.net).

52) Sejumlah minyak yang digali dari sumur pengeboran memiliki titik
lebur rendah. Seringkali minyak tersebut harus dikirim ke tempat
pengolaahn yang lokasinya c uku p jauh. Dari s u mu r pengeboran,
minyak mentah dikirim melaui pipa-pipa besar (Gambar 12.43). Tetatpi
sering terjadi minyak hyaris membeku atau bahkan membeku di
dalam pipa jika s u h u lingkungan cu kup rendah. Bagaimana caranya
agar minyak tersebut tidak membeku dan tetap dapat dialirkan
dengan baik?

Gambar 12.43 Gambar untuk soal nomor 52 (Dumaipos.com).

53) Mengapa air tidak bisa mencapai s u h u di atas 100 o C pada tekanan 1
atmosfer meskipun terus-menerus dipanaskan?

1033
Bab 12 Gas dan Termodinamika

54) Viskositas adalah ukuran kekentalan zat cair. Makin tinggi viskositas
maka makin kental zat cair tersebut. Minyak goring memiliki viskositas
lebih besar daripada air. S a tu a n viskositas adalah Poise (P). Nilai
viskositas sering tertera pada kaleng/wadah minyak pelumas. Di
bagian luar wadah sering tertulis S A E aWb. S A E adalah singkatan dari
Society of Automotive Engineers yang mengeluarkan kode u ntu k
standar viskositas minyak pelumas. Nilai a menyatakan s u h u terendah
dalam skala Fahrenheit yang masih memungkinkan pelumas bekerja
secara efektif. Nilai b menyatakan derajat viskositas minyak. Makin
tinggi nilai ini maka minyak makin kental. Huruf W adalah singkatan
dari winter (musim dingin). Contoh pelumas dengan S A E 15W50
artinya s u h u terendah agar pelumas bekerja efektif adalah 15 o F dan
derajat viskositas minyak adalah 50 (amazon.com).

55) Menurut k a m u , jika s u h u mamkin tinggi apakah viskositas makin naik


atau makin turun? K a m u dapat membuktikan dengan meletakkan
minyak di penggorengan dan amati kekentalan minyak ketika s uh u nya
makin tinggi.

56) J i k a parfum berada dalam botol terbuka maka parfum menguap lebih
lambat dibandingkan dibandingkan dengan parfum dalam jumlah yang
s am a disebar di lantai. J e l a s k a n jawabanmu

57) Minyak yang menempel di penggorengan tidak dapat dibersihkan


secara sempurna hanya dengan menggunakan air. Tetapi jika ke
dalama ir ditambahkan sa bun maka minyak di penggorengan akan
lepas. J e l a s ka n mengapa sa bu n dapat melepas minyak yang
menempel?

58) Tukang mengencerkan cat kayu menggunakanz at cair yang namanya


thinner. Air tidak dapat mengencerkan sebagian besar cat kayu .
Dapatkah kalian jelaskan mengapa?

59) J e l a s k a n bagaimana cara mendapatkan air bersih dari air yang


mengandung lumpur?

60) J e l a s k a n bagaimana cara mendapatkan air minum dari air laut?

61) S al ah satu sifat penting katalis yang digukanan di pabrik-pabrik kimia


adalah luas permukaan spesifik. Luas permukaan spesifik sam a
dengan luas permukaan benda dibagi volume. J i k a ada katalis yang
berbentuk ku bu s dengan sisi-sisi 1 m m , tentukan luas permukaan
spesifiknya

62) Di udara terbuka air hanya dapat dipanaskan hingga s u h u 100 o C


(rofayuliaazhar.com). N a m un, di dalam presto air dapat dipanaskan
hingga di atas 200 o C (Gambar 12.44). J el as ka n mengapa demikian.

1034
Bab 12 Gas dan Termodinamika

Di sini air hanya bisa Di sini air hanya bisa


mencapai suhu 100 oC mencapai suhu di atas 200 oC

Gambar 12.44 Gambar untuk soal nomor 62 (tech-kid.com).

63) Ketika menjemur pakaian maka pakaian tersebut harus dibentangkan


agar cepat kering (Gambar 12.45). Mengapa demikian?

Gambar 12.45 Gambar untuk soal nomor 63 (live.viva.co.id).

64) Dapatkan pakaian basah menjadi kering dalam ruangan bersuhu


rendah?

65) Ketika hu jan turun dan semua kaca mobil ditutup maka kaca mobil
biasanya menjadi buram. J i k a A C dihidupkan maka kaca menjadi
terang kembali (Gambar 12.46). a)Apa yang membuat kaca mobil
buram? b) Mengapa A C dapat menghilangkan buram kaca mobil

1035
Bab 12 Gas dan Termodinamika

Gambar 12.46 Gambar untuk soal nomor 65 (m.autobild.co.id)

66) Gambar 12.47 memperlihatkan efek jumlah sukrosa terlarut terhadap


titik didik air. Tampak bahwa titik didih air makin tinggi jika jumlah zat
terlarut makin banyak. a) Tentukan persamaan yang paling tepat yang
m enghubungkan molaritas sukrosa dengan titik didih air. b) Tentukan
tititk didih air ketika jumlah sukrosa yang terlarut adalah 0,35 mol/L
Titik didih air, T [oC]

Air murni

Molaritas sukrosa, M [mol/L]

Gambar 12.47 Gambar untuk soal nomor 66

67) Carbon nanotube (CNT) adalah material berbentuk seperti selang yang
hanya tersusun atas atom karbon (Gambar 12.48). Diameternya hanya
beberapa nanometer (1 nanometer = seper satu miliar meter =
0,000000001 meter = 10 - 9 meter). Begitu kecilnya, CNT hanya dapat

1036
Bab 12 Gas dan Termodinamika

diamati dibawah mikroskop electron beresolusi sangat tinggi. Gambar


di bawah ini adalah contoh bayangan CNT yang diamati dengan
mikroskop yang sangat tinggi. a) Berdasarkan gambar tersebut m aka
diameter luar CNT kira-kira berapakah? b) Berdasarkan gambar kanan
kulit CNT terdiri dari beberapa lapis atom karbon. Perkirakan jarak
antar lapisan tersebut

Gambar 12.48 Gambar untuk soal nomor 67 (inhabitat.com, endomoribu.shinshu-u.ac.jp)

68) U ntu k memperbesar luas permukaan spesifik maka uku ran material
diperkecil. B u b u k memiliki luas permukaan spesifik lebih besar
daripada pasir. J i k a ku bu s dengan sisi 1 cm dibagi atas 1000 ku bus
kecil dengan sisi-sisi yang s am a , berapa kali peningkatan luas
permukaan spesifik?

69) M assa jenis alkohol adalah 789 kg/m 3 . J i k a 250 mL alcohol dicampur
dengan 250 mL air maka volume akhir campuran hanya 480 mL
karena adanya penyusutan volum. Berapa massa jenis campuran
tersebut?

70) Perunggu biasanya terbuat dari 88% tembaga dan 12% timah putih.
B a h a n ini digunakan untu k membuat medali perunggu bagi pemenang
ke-3 dalam pertandingan.

71) J i k a mass jenis tembaga adalah 8.960 kg/m 3 dan ma ss a jenis timah
putih adalah 0,728 g/cm 3 maka massa jenis perunggu adalah

72) Karat adalah uku ran kemurnian emas (epsos.de). E m a s murni


memiliki karat 24. E m a s dengan nilai karat kurang dari 24
mengandung logam lain yang dicampurkan dalam emes tersebut.
R u m u s nilai k a ra t u n t u k e m a s a d a l a h X = 2 4  M em /M tot , d e n g a n X

a d a l a h nilai k a r a t , M em a d a l a h m a s s a e m a s s a j a d a l a m pe r h i a s a n
1037
Bab 12 Gas dan Termodinamika

tersebut d a n M total a d a l a h m a s s a p e r h i a s a n . B e r a p a k a h m a s s a e m a s saja


dalam perhiasan emas 5 gram 18 karat?

73) G a ra m dapur disusun oleh atom Na dan atom C l dalam jumlah yang
sangat banyak. Massa atom Na adalah 23 satuan massa atom (sma)
sedangkan massa atom C l adalah 35,5 satuan m assa atom (sma).
Dalam 100 gram garam dapur, berapa jumlah massa C l .

1038

Anda mungkin juga menyukai