Anda di halaman 1dari 11

KONSENTRASI KLOROFIL-A

Nur Hayati (230210180067)


Kelompok 1
Nur18023@mail.unpad.ac.id

Abstrak
Salah satu indikator kesuburan perairan adalah ketersediaan klorofil-a di perairan.
Klorofil-a adalah suatu senyawa kompleks antara magnesium dengan porfirin yang
mengandung cincin siklopentanon. Klorofil-a yang memiliki rumus kimia
C55H72O5N4Mg merupakan pigmen yang mampu melakukan fotosintesis dan terdapat
di seluruh organisme fitoplankton. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui
cara pengukuran analisis klorofil-a. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode purposive sampling dan spektofotometri. Diperoleh hasil akhir nilai
kandungan konsentrasi klorofil-a yang terdapat di Danau Check Cam Universitas
Padjadjaran dapat dikatakan tipe perairan oligotrofik dengan menunjukkan angka
0,0027 mg/m3. Diketahui pula nilai konsentrasi klorofil-a pada tiap kelompok
menunjukkan hasil yang bervariasi. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, yakni
faktor fisika, kimia, biologi bahkan geologi di perairan tersebut.. Nilai konsentrasi
klorofil-a yang didapat berkisar antara 0,0014 - 0,0370 mg/m3 menandakan bahwa
tingkat kesuburan dari perairan-perairan tersebut relatif rendah. Nilai perhitungan
konsentrasi yang negatif (-) pada beberapa kelompok menandakan terjadinya human
error ketika perhitungan nilai absorbansi.

Kata Kunci: Klorofil-a , Spektofotometer, Tingkat Kesuburan

PENDAHULUAN Salah satu indikator kesuburan


Klorofil berasal dari bahasa perairan adalah ketersediaan klorofil-a
Yunani, yang terdiri dari dua suku kata, di perairan. Menurut Sanusi (2004),
yaitu chloros berarti hijau tingkat kesuburan suatu perairan pesisir
dan phylum yang berarti daun. Klorofil dapat dinilai dari karakteristik biologi
menangkap kekuatan hidup atau energi maupun kimia terutama dari
matahari dan digunakan untuk ketersediaan zat hara esensial. Menurut
membelah molekul H2O menjadi unsur Nybakken (1992), faktor biologis yang
H dan O2 , kemudian mempengaruhi tingkat kesuburan suatu
menggabungkannya antara unsur H perairan adalah klorofil-a. Klorofil-a
dengan gas CO2 dan dihasilkan gula merupakan pigmen yang mampu
atau karbohidrat. Dari proses melakukan fotosintesis dan terdapat di
fotosintesis ini juga dihasilkan hasil seluruh organisme fitoplankton.
sampingan berupa gas Klorofil-a adalah suatu senyawa
O2 (Wirosaputro, 1998 dalam Sinurat, kompleks antara magnesium dengan
2009). porfirin yang mengandung cincin

1
siklopentanon (cincin V). Keempat Klorofil-a di suatu perairan
atom nitrogennya dihubungkan secara dapat digunakan sebagai ukuran
ikatan. Koordinasi dengan ion Mg2+ produktivitas primer fitoplankton,
membentuk senyawa kompleks planar karena pada umunya dapat dijumpai
yang mantap. Rantai sampingnya yang pada semua jenis fitoplankton
bersifat hidrofob adalah suatu terpenoid (Goldman & Horne, 1983).
alkohol dan fitol yang dihubungkan Henderson-Sellers & Markland (1987),
secara ikatan ester dengan gugus menyatakan bahwa konsentrasi
propionat dari cincin IV. Klorofil-a klorofil-a untuk perairan tipe
merupakan salah satu bentuk klorofil oligotrofik sebesar 0 – 4 mg/m³, tipe
yang terdapat pada semua tumbuhan mesotrofik sebesar 4 – 10 mg/m³, dan
autotrof. Rumus kimia klorofil-a tipe eutrofik sebesar 10 – 100 mg/m³.
C55H72O5N4Mg (Wetzel, Konsentrasi klorofil-a di perairan dapat
2001 dalam Herawati, 2008). mewakili biomassa dari alga atau
Klorofil-a merupakan salah satu fitoplankton. Konsentrasi klorofil-a
parameter yang sangat menentukan dari tiap jenis fitoplankton berbeda-
produktivitas primer di laut. Sebaran beda. Konsentrasi klorofil-a berbanding
tinggi rendahnya konsentrasi klorofil-a lurus dengan biomassa fitoplankton
sangat terkait dengan kondisi (Wetzel, 2001 dalam Herawati, 2008).
oseanografis suatu perairan. Beberapa Kandungan pigmen pada daun
parameter fisik-kimia yang mengontrol tanaman dapat diukur dengan
dan mempengaruhi sebaran klorofil-a, menggunakan analisis
adalah intensitas cahaya, nutrien spektrofotometer. Kandungan klorofil –
(terutama nitrat, fosfat dan sislikat). a pada tanaman laut yaitu lamun adalah
Perbedaan parameter fisika-kimia β-karoten dengan uji spektrofotometer
tersebut secara langsung merupakan dua puncak satu lekukan (Rosang dkk.,
penyebab bervariasinya produktivitas 2016). Klorofil-a memiliki warna hijau
primer di beberapa tempat di laut. kebiruan. Warna pada klorofil-a sering
Selain itu “grazing” juga memiliki terjadi perubahan karena memiliki sifat
peran besar dalam mengontrol tidak stabil. Kandungan klorofil-a yang
konsentrasi klorofil-a di laut (Hatta, lebih banyak dapat menghasilkan nilai
2002). absorbansi yang tinggi daripada klorofil
Klorofil-a merupakan lainnya (Arfandi et al., 2013).
komponen penting yang didukung
fitoplankton dan tumbuhan air yang METODE PRAKTIKUM
mana keduanya merupakan sumber
makanan alami bagi ikan. Klorofil-a Tempat dan Waktu
adalah suatu pigmen aktif dalam sel
Praktikum ini dilakukan pada
tumbuhan yang mempunyai peran
hari Selasa, 5 November 2019 di
penting terhadap berlangsungnya
Laboratorium Biogeokimia Gedung 3
proses fotosintesis (Prezelin,
Lantai 2 Fakultas Perikanan dan Ilmu
1981 dalam Krismono, 2010).

2
Kelautan Universitas Padjadjaran pada Prosedur Praktikum
pukul 15.00 WIB. Hal pertama yang dilakukan
yakni menyaring air sampel sebanyak 1
Alat dan Bahan L menggunakan kertas saring dan
Alat yang digunakan dalam corong. Kertas saring yang
praktikum ini yaitu botol sebagai mengandung klorofil-a diambil
wadah dari sampel uji, kertas saring ekstraknya menggunakan spatula dan
untuk memisahkan ekstrak dari cairan, dimasukan ke dalam mortar dan alu.
corong sebagai memudahkan sampel Setelah itu ditambah 10 ml aseton ke
ketika disaring, labu erlenmeyer dalam mortar dan alu.
sebagai wadah air sampel ketika Sampel yang telah diencerkan
disaring, spatula untuk memudahkan dimasukkan ke dalam tabung
pemindahan sampel, mortar dan alu sentrifugasi dan diambil sebanyak 5 ml.
untuk menghaluskan sampel, pipet tetes Setelah itu ditaruh tabung kedalam
untuk memindahkan larutan secara mesin sentrifugasi dan diputar dengan
terukur, tabung sentrifugasi untuk kecepatan 3000 rpm dengan waktu 15
sebagai wadah ketika larutan akan menit. Setelah itu diambil cairan
disentrifugasi, sentrifugasi sebagai alat supernatannya kemudian dimasukkan
untuk memisahkan larutan dengan kedalam kuvet sebanyak ¾ volumenya
endapan, spektofotometer sebagai alat untuk dianalisis menggunakan
untuk mengukur nilai arbsobansi dan spektofotometri dengan panjang
komputer untuk melihat hasil gelombang 665nm , 645 nm dan 630
arbsobansi. nm. Pembacaan diulang sebanyak 3x
Sedangkan bahan yang untuk meminimalisir terjadinya
digunakan dalam praktikum ini yaitu kesalahan data. Setelah itu dicatat dan
sampel air danau check dam dan etanol dihitung nilai konsentrasi klorofil-a
sebagai pelarut. nya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Data hasil penelitian nilai absorbandi dan konsentrasi klorofil-a yang diperoleh
dari 10 kelompok di titik koordinat yang berbeda disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Rata-Rata Nilai Absorbansi dan Konsentrasi Klorofil-a Kelas


Kelompok Sampel Titik Panjang Rata- Rata Nilai
Uji Koordinat Gelombang Nilai Klorofil
Absorbansi
Air Danau S 6.931454 665 0,0851
1 Check E 107.774475 645 0,0033 0,0027
Dam 630 -0,0930

3
Air Danau S 6.931454 665 0,0091
2 Check E 107.774475 645 0,0151 0,0002
Dam 630 0,0049
665 -0,0113
3 - - 645 0,0187 -0,0005
630 0,0319
Air Danau S 6.931022 665 0,0892
4 Check E 107.774011 645 0,0080 0,0025
Dam 630 0,0042
Air S 6.922478 665 0,9682
5 Kolam E 107.770658 645 0,5677 0,0254
FPIK 630 0,0607
Air S 6.922478 665 0,9798
6 Kolam E 107.770658 645 0,4082 0,0262
FPIK 630 0,1943
Air S 6.922478 665 0,9798
7 Kolam E 107.770658 645 0,4270 0,0269
FPIK 630 0,2213
Air S 6.921275 665 0,0528
8 Mancur E 107.771155 645 0,0259 0,0014
Rektorat 630 0,0325
665 1,4174
9 - - 645 0,9554 0,0370
630 0,2734
Air S 6.922478 665 0,7671
10 Kolam E 107.770658 645 0,2607 0.0213
FPIK 630 0,2000

Pembahasan (exsitu). Pengambilan sampel air laut


yang mengandung klorofil-a dilakukan
Pembahasan Kelompok secara horizontal pada setiap stasiun.
Metode yang digunakan dalam Dalam proses pengambilan sampel air,
penelitian ini adalah metode purposive hal yang perlu diperhatikan adalah
sampling yaitu penentuan lokasi tidak ada masuknya gelembung
berdasarkan atas adanya tujuan tertentu kedalam botol ketika ditutup. Hal ini
oleh peneliti dan sesuai dengan bertujuan untuk memperoleh sampel air
pertimbangan peneliti sendiri sehingga yang diharapkan dapat mewakili sifat
mewakili populasi di daerah tersebut maupun kandungan zat yang ada di
(Arikunto, 2006). danau (Niniek, 2003).
Untuk pengujian klorofil-a Kemudian, sampel air danau
dilakukan secara tidak langsung dimasukkan ke dalam botol yang gelap

4
yang bertujuan agar sampel air yang nm masing-masing adalah 0.0851,
tersimpan akan dapat terlindungi dari 0.0033, dan -0.093. Terdapatnya nilai
temperatur dan cahaya matahari secara negatif (-) pada hasil nilai absorbandi
langsung, sehingga tidak ada unsur- bisa disebabkan karena terjadinya
unsur tambahan yang masuk ke dalam kesalahan praktikan pada pembersihan
sampel air tersebut (Niniek, 2003). kuvet yang kurang maksimal. Selain itu
Sampel air disaring dengan bisa pula disebabkan karena
menggunakan kertas saring kemudian digunakannya kuvet (untuk pengukuran
hasil penyaringan sampel air berupa nilai absorbansi) yang berbeda-beda.
ekstrak klorofil yang dilarutkan dalam Menurut Marham (2013), sebaiknya
aseton. Kemudian sampel dimasukkan selalu menggunakan kuvet yang sama
kedalam tabung sentrifugasi selama 10- ketika melakukan semua pengukuran.
15 menit. Sentrifugasi ialah proses Setelah itu, dihitung nilai Ca-
pemisahan partikel berdasarkan berat nya dengan menggunakan rumus
partikel tersebut terhadap densitas sebagai berikut (Strickland and
layangnya (bouyant density) Thompson, 1960):
(Rickwood, 1984). Didapatkan hasil
berupa supernatan dan endapan Ca = 11,6D665 – 1,3D645 – 1,41D630
berwarna hijau muda. Endapan klorofil
ini berjumlah sedikit bila dibandingkan Dimana D adalah optical density pada
dengan supernatan. Hal ini panjang gelombang yang berbeda (yang
menunjukkan bahwa jumlah dikoreksi dengan panjang gelombang
fitoplankton yang terdapat pada sampel 750 nm)
berjumlah sedikit dilihat dari kepekatan Diketahui:
dan banyaknya endapan  D665 = 0,0851
Selanjutnya mencari nilai  D645 = 0,0033
absorbansi sampel dengan  D635 = -0,093
spektrofotometer dengan 3 panjang Jawab:
gelombang yang berbeda, yakni Ca = 11,6D665 – 1,3D645 – 1,41E630
665nm, 645nm dan 630nm. Suatu zat
yang berwarna, makin pekat larutannya = (11,6x0,0851) – (1,31x0,0033) –
makin banyak menyerap cahaya (1,41x(-0,093))
sehingga semakin terlihat gelap.
Adanya hubungan antara penyerapan = 1,113967
cahaya dengan konsentrasi larutan
merupakan prinsip dasar kerja Setelah diketahui Ca-nya,
spektrofotometer. Pada konsentrasi klorofil-a dihitung dengan
spektofotometer digunakan cahaya menggunakan persamaan Parsons et al.
yang monokromatik untuk menentukan (1984), sebagai berikut:
konsentrasi (Arikunto, 2006).
Hasil spektrofotometri klorofil-
Klorofil a = Ca (V / v.L)
a yang diperoleh untuk panjang
gelombang 665 nm, 645 nm, dan 630

5
Dimana Ca adalah perhitungan dari Dapat disimpulkan bahwa kondisi
rumus sebelumnya, V adalah volume perairan air Danau Check Dam (pada
aseton, v adalah volume dari sampel air titik koordinat S 6.931454 E
yang disaring dan L merupakan 107.774475) merupakan perairan tipe
panjang kuvet. oligotrofik. Oligotrofik adalah perairan
Diketahui: yang sangat rendah kandungan zat
 Ca = 1,113967 haranya untuk kehidupan binatang dan
 V = 10 ml tumbuhan. Walaupun tidak subur,
 v = 1000 ml kategori oligotrofik juga
 L = 4 cm mengindikasikan bahwa perairan masih
Jawab: bersih dan belum tercemar oleh unsur
V hara. Menurut Zulfa dan Aisyah (2013),
Klorofil-a = Ca x (v x L)
perairan oligotrofik pada umumnya
10
= 1,113967 x (1000 x 4) jernih dan tidak dijumpai melimpahnya
tanaman air serta alga. Kondisi tersebut
= 1,113967 x 0,0025 menggambarkan nutrien yang rendah.
= 0,0027
Pembahasan Shift 1
Jadi, dapat diketahui bahwa kandungan
konsentrasi klorofil-a dari hasil Hasil pengamatan terhadap nilai
penelitian kelompok 1, yakni 0,0027 absorbansi klorofil-a dengan titik
mg/m3. koordinat yang berbeda menunjukkan
Hasil pengukuran tersebut dapat nilai yang sangat bervariasi. Hal ini
dikatakan bahwa perairan tersebut dapat disebabkan karena perbedaan
memiliki kesuburan yang rendah Hal lokasi pengambilan titik sampling dan
ini sesuai dengan teori bahwa klorofil-a perbedaan waktu. Dapat dilihat pada
dipermukaan perairan dikelompokkan Tabel 1 menunjukkan bahwa pada
ke dalam tiga kategori yaitu rendah, kelompok 1, 4, 5, 6, 7, 9 dan 10
sedang dan tinggi dengan kandungan mengalami penurunan nilai absorbansi
klorofil-a secara berturut-turut <0,07; dari λ = 665 ke 645 dan ke 630 nm.
0,07-0,14 dan >0,14 mg/m3 (Hatta, Lalu, pada hasil kelompok 3 mengalami
2002). Ditambahkan Legender (1983) kenaikan nilai absorbansi dari λ = 665
bahwa kandungan klorofil dengan ke 645 dan ke 630 nm. Sedangkan pada
kisaran 0,07 mg/m3 termasuk rendah, kelompok 2 dan 8 terdapat nilai
dimana klorofil tersebut sangat absorbansi yang acak pada tiap panjang
dipengaruhi oleh intensitas cahaya, gelombang.
oksigen dan karbohidrat. Konsentrasi klorofil-a tertinggi
Henderson-Sellers & Markland terdapat pada kelompok 9. Hal ini
(1987), menyatakan bahwa konsentrasi menunjukkan bahwa sampel air yang
klorofil-a untuk perairan tipe diambil dari titik koordinat
oligotrofik sebesar 0 – 4 mg/m³, tipe mengandung kandungan klorofil-a
mesotrofik sebesar 4 – 10 mg/m³, dan yang banyak. Kandungan klorofil-a
tipe eutrofik sebesar 10 – 100 mg/m³. yang banyak dipengaruhi oleh

6
keberadaan fitoplankton. Fitoplankton tingkat kecerahan dari suatu perairan.
sendiri membutuhkan nutrien, baik Semakin cerah perairan maka
makro berupa N dan P maupun mikro ketersediaan cahaya pada kolom air di
berupa Fe sebagai elemen penyusun perairan semakin besar, sebaliknya
selnya (Valiela, 1984). semakin keruh perairan maka penetrasi
Selain itu, tingginya nilai cahaya akan terhambat dan hanya
klorofil-a di perairan diduga berasal sebagian kecil cahaya yang tersedia
dari tingginya kandungan nutrien yang pada kolom air di perairan. Berdasarkan
berasal dari buangan limbah organik analisis korelasi Parsons, et al (1984)
yang mengalir ke perairan tersebut. terjadi korelasi positif yang sangat kuat
Jenis kegiatan tersebut diantaranya antara kecerahan perairan dengan
limbah rumah tangga, area intensitas cahaya matahari yang masuk
pertambakan dan kegiatan industrya ke perairan. Sejalan dengan Rasyid
kecil. Kegiatan tersebut menghasilkan (2009) yang menyatakan bahwa
limbah buangan organik yang terdapat korelasi negatif unsur hara
merupakan sumber dari bahan nutrien dengan salinitas dan korelatif positif
sebagai akibat dari degradasi yang dengan kekeruhan.
dilakukan oleh mikroba (Valiela, Keberadaan cahaya sangat
1984). penting di perairan karena cahaya
Rasyid (2009) menyatakan, merupakan energi yang secara langsung
bahwa suplai nutrien yang berasal dari digunakan oleh klorofil-a dalam proses
daratan merupakan faktor utama yang fotosintesis. Selain itu keberadaan
mengakibatkan tingginya konsentrasi cahaya dapat mempengaruhi tinggi dan
klorofil-a di perairan. Kandungan rendahnya klorofil-a di perairan. Hal ini
nutrien yang tinggi di perairan akan dapat dilihat dari korelasi Parsons, et al
dimanfaatkan oleh fitoplankton untuk (1984) terjadi korelasi negatif yang
proses fotosintesis (Wenno, 2007). sedang antara cahaya dengan
Setiap perubahan kenaikan kandungan klorofil-a. Berdasarkan
unsur hara akan diikuti pula dengan korelasi tersebut terlihat bahwa cahaya
kenaikkan kandungan klorofil-a. Jadi, yang terlalu tinggi akan menurunkan
dapat disimpulkan pula bahwa di kandungan klorofil-a, sehingga
perairan yang dijadikan sampel pada tingginya kandungan klorofil-a
kelompok 9 mengandung banyak bukanlah berada pada intensitas cahaya
nutrien, baik nutrien makro maupun yang semakin tinggi, akan tetapi pada
mikro. intesitas cahaya yang optimal.
Konsentrasi klorofil-a terendah Sebagaimana Kirk (1994)
terdapat pada kelompok 8. Hal ini dapat mengemukakan bahwa apabila cahaya
disebabkan karena intensitas cahaya yang tersedia di atas cahaya optimum,
yang kurang pada perairan tersebut. maka cahaya tersebut merupakan
Besarnya penetrasi cahaya yang masuk cahaya penghambat bagi proses
ke perairan mempengaruhi fotosintesis, namun apabila cahaya
ketersediaan cahaya, sehingga yang tersedia berada di bawah cahaya
ketersediaan cahaya bergantung pada optimum maka intensitas cahaya

7
tersebut merupakan intensitas cahaya Nilai konsentrasi klorofil-a
pembatas bagi fotosintesis yang menunjukan hasil negatif/minus (-
Selain itu aktivitas grazing oleh ) pada kelompok 3 disebabkan karena
herbivore yang memanfaatkan perhitungan nilai absrobansi yang
fitoplankton di perairan juga dapat kurang tepat. Hal ini bisa disebabkan
mempengaruhi rendahnya kelimpahan karena human error, yakni salah
fitoplankton di suatu perairan satunya ketika pembersihan kuvet.
(Simajuntak, 2009) Pembersihan kuvet yang kurang
Tinggi dan rendahnya maksimal akan mengurangi transmisi
kandungan klorofil-a dipengaruhi pula cahaya dan nilai absorbansinya menjadi
oleh parameter kualitas perairan yang akurat. Sidik jari, lemak atau
mendukung kehidupan fitoplankton di pengendapan zat pengotor pada dinding
perairan. Nilai suhu air sampel sel akan mengurangi transmisi (Skoog
kelompok 3 yang telah diukur pada dan West, 1971).
percobaan sebelumnya (Teknik Selain itu bisa pula disebabkan
Sampling) sebesar 25 ºC yang berarti karena digunakannya kuvet (untuk
relatif kecil. Pengaruh suhu terhadap pengukuran nilai absorbansi) yang
fitoplankton adalah dapat berbeda-beda. Menurut Marham
meningkatkan reaksi kimia sehingga (2013), sebaiknya selalu menggunakan
laju fotosintesis meningkat seiring kuvet yang sama ketika melakukan
dengan kenaikan suhu. Hal ini sesuai semua pengukuran.
yang dinyatakan Simanjuntak (2009),
bahwa semakin tinggi suhu di perairan KESIMPULAN
akan mengakibatkan peningkatan laju Berdasarkan praktikum yang
fotosintesis hingga mencapai telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa
maksimum. nilai kandungan konsentrasi klorofil-a
Selain hal-hal tadi yang telah yang terdapat di Danau Check Dam
disebutkan, faktor-faktor yang Universitas Padjadjaran (pada titik
mempengaruhi tinggi dan rendahnya koordinat S 6.931454 E 107.774475)
kandungan konsentrasi klorofil-a di menunjukkan angka 0,0027 mg/m3.
perairan tersebut bisa melalui faktor Oleh karena itu, perairan tersebut dapat
fisika dan kimia lainnya seperi pH, disebut juga dengan tipe perairan
kadar oksigen terlarut (DO), salinitas, oligotrofik.
struktur morfologi perairan dan lain- Nilai konsentrasi klorofil-a
lain (Nybakken, 1992). Jadi, bisa pada tiap kelompok menunjukkan hasil
disimpulkan faktor-faktor yang yang bervariasi. Pada nilai konsentrasi
mempengaruhi kadar klorofil-a di suatu klorofil-a dipengaruhi oleh banyak
perairan itu kompleks dan saling faktor yang saling berkorelasi, yakni
berkorelasi, yakni tidak hanya dari satu faktor fisika, kimia, biologi dan geologi
atau sedikit aspek saja. Yakni faktor di wilayah tersebut. Nilai konsentrasi
fisika, kimia, biologi dan geologi di klorofil-a yang didapat berkisar antara
wilayah tersebut 0,0014 - 0,0370 mg/m3 menandakan
bahwa tingkat kesuburan dari perairan-

8
perairan tersebut relatif rendah. edition, A Willey Interscience
Kesalahan pada perhitungan Publication, John Wiley and
konsentrasi klorofil-a yang Sons Co., New York
menunjukkan hasil negatif (-) pada Krismono. 2010. Hubungan Antara
beberapa kelompok disebabkan Kualitas Air Dengan Klorofil-A
terjadinya human error ketika Dan Pengaruhnya Terhadap
menghitung nilai absorbansi. Populasi Ikan Di Perairan
Danau Limboto. LIMNOTEK
Daftar Pustaka 17 (2): 171-180.
Arfandi, A., Ratnawulan, dan Y. Legender, L. 1983. Numerical Ecology.
Darvina. 2013. Proses Elveries Scientifik Publishing
Pembentukan Feofitin Daun Camphony
Suji sebagai Bahan Aktif
Photosensitizer Akibat Niniek, L. Triana. 2003. Teknik
Pemberian Variasi Suhu. Pillar Pengambilan Contoh &
of Physics, 1 : 68-76. Analisis Parameter Kualitas
Arikunto,S. 2006. Prosedur Penelitian: Air. Modul Bimbingan teknis
Suatu Pendekatan Praktik. Pemantauan Kualitas Air.
Rineka Cipta, Jakarta. 370p Sarpedal Kementerian
Goldman, C.R dan A.J. Horne. 1983. Lingkungan Hidup.
Limnology. Tokyo: Mac Graw Nybakken, J.W. 1992. Biologi laut.
Hill Int. Suatu pendekatan ekologis.
Hatta, M. 2002. Hubungan Antara Terjemahan dari Marine
Klorofil-a dan Ikan Pelagis. biology: an Ecological
Institut Pertanian Bogor. Bogor. Approach. Gramedia, Jakarta.
Henderson-Sellers, B & HR. Markland. 459 p.
1987. Decaying Lake the Origin Marham, S. 2013. Spektroskopi,
and Control of Cultural Eulidasi Struktur Molekul
Eutrophycation. Jhon Wiley & Organik Edisi Pertama.
Sons ltd. Chichester. NY. 254 p. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Herawati, V.E. 2008. Analisis Parsons, T. R., Takeshi, M., dan B.
Kesesuaian Perairan Segara Hagrave. 1984. Biological
Anakan Kabupaten Cilacap Oceanographi proscsses. Third
Sebagai Lahan Budidaya edition. Oxford. Pergamon
Kerang Totok (Polymesoda press. Great Britain.
erosa) Ditinjau Dari Aspek Rasyid, A. 2009. Distribusi Klorofil-a
Produktifitas Primer Pada Musim Peralihan Barat-
Menggunakan Penginderaan Timur di Perairan Spermonde
Jauh. Tesis. Universitas Proponsi Sulawesi Selatan. J.
Diponegoro. Semarang. Sains & Teknologi., 9(2):125-
Kirk R.E. and Othmer, D.F., 1978, “ 132.
Encyclopedia of Chemical
Technology “, vol.1, 2nd

9
Rickwood D. 1984. Centrifugation: A Skoog, D. A. and West, D. M. 1971.
Practical Approach. Principles of Instrumental
Washington DC: IRL Press. Analysis. Holt, Rinehart and
Rosang, C. I dan B. Th. Wagey. 2016. Winston Inc. New York.
Penentuan Kandungan Klorofil Strickland J. D. H dan Thompson.
pada Lamun Jenis Halophila 1960. Measuring the
Ovalis di Perairan Malalayang. Production of Marine
Pesisir dan Laut Tropis, 1(1): Phytoplankton. Journal Fish.
15-19. Res. Bull. 122: 1-J171.
Sanusi, H.S. 2004. Karakteristik Valiela I. 1995. Marine Ecological
kimiawi dan kesuburan Processes. Ed ke-2. Springer.
perairan Teluk Pelabuhan Ratu Wenno, L. F. 2007. Biodiversitas
pada Musim Baratdan Timur. Organisme Planktonik dalam
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Kaitannya dengan Kualitas
Perikanan Indonesia. 11(2): 93. Perairan dan Sirkulasi Massa
Simanjuntak, M. 2009. Hubungan Air di Selat Makassar. Pusat
Faktor Lingkungan Kimia, Penelitian Oseanografi (LIPI).
Fisika Terhadap Distribusi Jakarta, 28hlm.
Plankton di Perairan Belitung Zulfia, N dan Aisyah. 2013. Status
Timur, Bangka Belitung. Jurnal Trofik Perairan Rawa Pening
Perikanan., 11(1):31-45. Ditinjau dari Kandungan Unsur
Sinurat, G. 2009. Studi Tentang Nilai Hara (NO3 dan PO4) serta
Produktivitas Primer di Klorofil-a, Vol 5(3): 189-199.
Pangururan Perairan Danau
Toba. Skripsi. Universitas
Sumatera Utara. Medan.

10
LAMPIRAN

Disiapkan alat dan bahan Disaring air sampel menggunakan Dipindahkan ekstrak kedalam
(Sumber: Dokumentasi Pribadi) kertas saring dengan bantuan corong mortar dengan bantuan spatula
(Sumber: Dokumentasi Pribadi) (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

.
Dimasukan aseton sebanyak 5ml Dipindahkan kedalam tabung Larutan dipindahkan kedalam kuvet
kedalam mortar dan alu sentrifugasi dan disentrifugasi sampai terisi 3/4nya.
(Sumber: Dokumentasi Pribadi) (Sumber: Dokumentasi Pribadi) (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Kuvet dimasukan kedalam


spektofotometer dan dibaca nilai
absrobansinya
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

11

Anda mungkin juga menyukai