1. Teori
1.1 Umum
pH menunjukan kadar asam atau basa dalam suatu larutan, melalui
konsentrasi (sebetulnya aktivasi) ion hidrogen H+. Ion hidrogen merupakan
faktor utama untuk mengerti reaksi kimiawi dalam ilmu teknik penyehatan
karena:
- H+ selalu ada dalam keseimbangan dinamis dengan air/H 2O, yang
membentuk suasana untuk semua reaksi kimiawi yang berkaitan dengan
-
masalah pencemaran air dimana sumber ion hidrogen tidak pernah habis.
H+ tidak hanya merupakan unsur molekul H2O saja tetapi juga merupakan
unsur banyak senyawa lain, hingga jumlah reaksi tanpa H+ dapat
dikatakan sedikit saja.
Lewat aspek kimiawi, suasana air juga mempengaruhi beberapa hal lain
H+ + OH ................................................................ (1)
[ OH ] =
+
[H ]
107. Kadar
Potensiometri
pesawat
penggunaan
(110/220V);
untuk
di
lapangan
(kertas pH).
cukup penting.
Lebih teliti.
beberapa kegunaan lainnya cukup
Ketelitian: 0,01 ... 0,1 satuan pH
teliti. Ketelitian: 0,1 ... 0,5 satuan pH
(kertas pH: 0,2 ... 0,5 satuan pH).
Indikator harus disediakan sebagai
pH meter harus distandardkan setiap
bubuk atau larutan; biasanya tidak
kali dengan buffer yang tertentu;
tahan lama (beberapa minggu
elektroda harus disimpan di dalam
sampai beberapa bulan).
cairan yang tertentu dan memerlukan
Sampel tidak boleh keruh atau
isi KCl jenuh.
Untuk
titrasi
asam
basa
dan
pada
elektroda
mengganggu
Selain
dari
kolorimetri
untuk
kertas
tidak
pH,
dapat
mengetahui
cara
dipakai
nilai
oleh
Na+
(kompetitif
pH:
nilai
pH
pada
saat
1.3 Gangguan
Baik kolorimetri maupun potensiometri dipengaruhi sifat kimiawi larutan
yang sedang diperiksa:
1.4 Ketelitian
Faktor utama adalah larutan sendiri: kalau tidak cukup bersifat bufer,
misalnya karena jumlah kadar garamnya < 103 M , pembacaannya menjadi
kurang stabil. Memang, hal ini mempengaruhi pH meter yang sangat peka.
Ketelitian kolorimetri tergantung dari jelas tidaknya perubahan warna
dan pengetahuan mengenai nilai pH pada titik perubahan warna tersebut.
Ketelitian berada sekitar 0,1 sampai 0,5 satuan pH. Ketelitian kertas pH
berada sekita 0,2 sampai 0,5 satuan pH dan digunakan sebagai satuan kasar.
Ketelitian potensiometri tergantung dari jenis pH meter, keadaan
elektroda (membran cukup aktip dan larutan KCl konsentrasinya tetap) dan
ketelitian standar bufer yang dipakai. Ketelitian berada sekitar 0,01 sampai
0,1 satuan pH
1.5 Pengawetan sampel
Kegiatan biologis, pengendapan CaCO3 dan Mg(OH)2, pengaruh udara,
semua dapat merubah nilai pH suatu sampel. Oleh karena itu pH harus
ditentukan segera dengan waktu simpan kurang dari 2 jam.
2. Prosedur
2.1 Metoda kolorimetri
2.1.1 Prinsip kolorimetri
Indikator adalah sejenis molekul organik yang akan berwarna dalam
keadaan yang tertentu. Kalau keadaan berubah, warna indikator ikut
berubah pula. Ada indikator yang peka terhadap reaksi dengan salah
satu logam, dan ada beberapa indikator yang peka terhadap nilai pH.
Kalau pH larutan lebih besar (larutan bersifat basa) dari nilai pH yang
ditentukan untuk sejenis indikator, warna basa terlihat, sedangkan
kalau di bawah nilai pH tersebut warna asam terlihat. Antara
daerah-daerah tersebut ada daerah peralihan sepanjang kira-kira 1,5
Alizarin
Kuning
satuan
pH
Timolftalein
Fenolftalein
Lampiran
Timol
Biru
2.1.
Kresol Ungu
Netral Merah
Fenol Merah
Bromtimol Biru
Klorofenol Merah
Metil Merah
Bromkresol Hijau
Metil Oranye
Bromfenol Biru
Metil Kuning
Tropeolin OO
Timol Biru
10
11 12
Gambar 2.1.
Warna khusus dan daerah peralihan warna (daerah terarsir) untuk indikator pokok.
K : kuning, B : biru, M : merah, ML : merah lembayung, U : ungu, KC : kuningcoklat, KO : kuning oranye.
Tabel 2.2. Data mengenai beberapa indikator (dari ref.2, hal 695)
Nama ilmiah
Definilaminop-
Warna
asam/
berubah
basa
pada pH
Nama biasa
Pelarut
Tropeolin OO
Air suling
M/K
1,3 3,0
Timol Biru
Air suling
M/ K
1,2 2,8
Metil Kuning
Alkohol 90%
M/K
2,9 4,0
Metil Oranye
Air suling
M / K 0 3,1 4,4
Bromfenol Biru
Air suling
K/U
benzen natriumsulfonat
Timolsulfonfta-lein
Dimetilaminoazobenzen
Dimetilaminoazobenzen natriumsulfonat
Tetrabromfenol
sulfonftalein
Tetrabrom-m-
3,0 4,6
kresolsulfonftalein
Dimetilamino-
Bromkresol
Air suling
K/B
3,8 5,4
Air suling
M/K
4,2 6,2
Air suling
K/M
4,8 6,4
Air suling
K/B
6,0 7,6
Hijau
Metil Merah
(Na)
Klorofenol
Merah
Bromtimol Biru
Nama biasa
Pelarut
Warna
asam/
berubah
basa
Fenolsulfonfta-lein
pada pH
Fenol Merah
Air suling
K/M
6,4 8,0
Netral Merah
Alkohol 70%
K/MC
6,8 8,0
Kresol Ungu
Air suling
K/U
7,4 9,0
Timol Biru
Air suling
K/B
8,0 9,6
Alkohol 70%
/MU
8,0 9,8
Alkohol 90%
/B
9,3 10,5
Air suling
K / ML
10,1 12,0
Dimetildiaminofenazin klorida
mKresolsulfonftalein
Timolsulfonfta-lein
Fenolftalein
Timolftalein
pNitroanilin
azonatrium
salsilat
Alizarin Kuning
Cara kerja
Indikator dapat tersedia sebagai larutan atau bubuk tergantung dari
dua hal : (1) tidak semua indikator dapat larut dengan mudah, dan (2)
banyak indikator kehilangan kadarnya dengan waktu karena pengaruh
oksidasi. Larutan dapat dibuat dengan air suling, etanol (EtOH),
metanol (MeOH), NaOH dan lain-lain. Bubuk indikator harus
dicampur dengan NaCl supaya lebih stabil (biasanya 200 mg bubuk
indikator dengan 100 g NaCl digiling dengan penggerus). Simpanlah
larutan atau bubuk dalam botol kaca berwarna coklat (di tempat
gelap). Demikian, larutan atau campuran ini cukup stabil dan tahan
untuk 1 bulan sampai 1 tahun.
Selama titrasi sampel harus diaduk sedikit supaya larutan dan
titran tercampur. Warna larutan lebih nyata kalau kertas putih
dipegang dibelakang beker titrasi, atau kalau titrasi dilakukan di
tempat yang ada sinar matahari. Jangan menambah terlalu banyak
tetes atau bubuk indikator karena perubahan warna dapat kurang jelas.
Untuk dapat membedakan dan mengenal warna-warna indikator, perlu
sedikit pengalaman. Jangan segan untuk melakukan titrasi! Tidak
membuang banyak waktu dan ketelitiannya bertambah. Beberapa jenis
indikator serta cara penyediannya dicantumkan dalam Lampiran 1.
Sejenis indikator yang mudah digunakan adalah kertas pH. Kertas
ini harus disimpan di tempat yang gelap dan kering. Ketelitiannya
tidak tinggi, hingga merupakan tes kasar saja. Kertas pH adalah
campuran berbagai jenis indikator sehingga warnanya bermacammacam dan dapat meliputi sebagian dari skala pH.
2.2 Potensiometri
2.2.1 Prinsip Potensiometri
pH meter terdiri dari 2 bagian : potensio atau mV-meter dan elektroda.
Biasanaya elektroda ada (lihat gambar 2.2.a) tang terdiri dari :
buffer dengan
2.2.2
Cara Kertas
a. pH meter
Pesawat dihubungkan dengan elektroda kaca dan referensi. Jenis
elektroda harus sesuai dengan pesawat. Pada pH meter ada skala
(atau LED) yang menyatakan hasil pengukuran beda potensial.
Tombol pengatur dapat diputar untuk memlih skala pH atau mV.
Karena pesawat ini selalu memerlukan 10/20 menit pemanasan
sebelum digunakan maka sebaiknya pesawat tetap dihidupkan
selama mungkin. Bila pesawat tidak dipergunakan untuk
mengukur, perlu dibiarkan dalam keadaan stand by ; pH meter
boleh digunakan hanya bila elektroda terendam larutan sampel atau
buffer. Dengan tombol koreksi suhu sistem pengukuran pH, baik
dalam potensiometer maupun elektroda dapat disesuaikan dengan
suhu yang aada dalam larutan sampel yang diperiksa. Awas: nilai
pH dalam larutan buffer dan larutan sampel berubah sesuai dengan
suhu; periksalah etiket pada botol bufer atau perinciannya. Tombol
standardiasi menyesuaikan skala mv dengan pH. Karena hubungan
mV-pH adalah linier, maka satu standardisasi skala biasanya cukup
(yaitu padaa pH7). Pesaawat yang lebih telitimemerlukan dua
standardisasi melalui dua bufer yaitu pH 7 dan pH4 (atau pH 9).
Standardisasi harus dilakukan setiap kali sebelum analisa dimulai.
Kalau banyak analisa, sebaiknya standardisasi dilakukan setiap 4
jam sekali . Tiap bulan titik nol potensiometer harus disesuaikan
dengan mematikan pesawat dan memutar skrup atau kontrol khusus
sampai petunjuk sama dengan nol atau garis lain yang tertentu
(lihat buku petunjuk).
b. Elektroda (Gambar 2.2.)
Isi elektroda kolamel harus diperiksa setiap minggu dari kalau
perlu, ditambah dengan larutan KCL yang cocok (biasanya KCL
yang jenuh ) melalui lubang di dinding elektroda. Kalau ada hablur
(kristal) KCL didalamnya, elektroda tidak tergangu tetapi bila
endapan berwana/coklat larutan harus segera diganti. Juga
dinding
elektroda
dan
menutup
membran
membrannya.
Setelah seringkali digunakan, elektroda akan kehilangan
aktiitassnya karena pencemaran pada dinding dan membran.
Namun dapat dikembalikan dengan prosedur sebagai berikut :
masukkan separuh elektroda kedalam larutan HCL 0,1N
beberapa detik, kemudian dalam larutan NaOH 0,1N, dan
ulangi kegiatan ini sampai 3x
Celupkan kemudian elektroda tersebut sentar sajadalam latutan
HCL 5 N;
Bila elektroda dengan air suling
Setiap kali akan dimasukan dalam sampel , atau baru di
keluarkan dari sampel , elektroda harus dibilas dengan sedikit air
suling , di keringkan hati hati dengan kertas tisu . Bila dinding
sedikit keruh , membran berubah warna dan bekerja alat menjadi
lambat , berarti ada kontaminasi dan elektrolit harus di ganti atau
elektroda dibersihkan.
Ganguan khusus yang menyeabkan simpangan pembacaan pH
meter adalah ion natrium dalam larutan sampel, bila pH > 10 ,
sebab konsentrasi H semakin kecil hingga ion Na yang akan
menempel pada dinding elektroda kaca. Namun elektroda dengan
c. Larutan Buffer
Kalau larutan buffer yang dibuat di pabrik tidak tersedia, atau
ketelitian tinggi di butuhkan, maka pebuatan larutan baffer
tercamtum dalam tabel 2.3 dapat di laksanakan. Timbang dengan
teliti bahan kimia yang dibutuhkan, kemudian larutakan dengan air
suling (mutu air sulig sebagi daya hantar listrik DHL harus < 2
S/cm , dan pH antara 6,0 dan 7,0) sampai 1000 ml dalam labu
takar. Beberapa jenis buffer lain dapat dilihat dari lampiran 2.
Umur buffer pada umumnya hanya 4 minggu karna sering
timbul jamur dan ganggang. Risalah secara visual larutan tersebut
setia minggu; yang mengandung jamur atau endapan harus segera
di ganti. Larutan buffer sebaiknya di simpan dalam botol plastik
polietilen, tetapi untuk kegunaan biasa botol kaca juga dapat
dipakai.
Tabel 2.3. Larutan standart bufer (ref. 1, hal.405).
Larutan Standard
(molal)
Kalium hidrogen tartrat (jenuh)
0,05 kalium dihidrogensitrat
0,05 kalium hidrogen ftalat
0,025 kalium dihidrogen fosfat+ 0,025
pH (25C)
Penimbangan/1000ml air
3,557
pada 25C
6,4 g KHC4H4O6
3,776
11,41 g KH2C6H5O7
4,008
10,12 g KCH8H4O4
6,865
3,388 g KH2PO4+
3,533 g Na2HPO4
7,413
1,179 g KH2PO4+
4,302 g Na2HPO4
9,180
10,012
Na2CO3
Harus dikeringkan dahulu selama 2 jam pada 105C, lalu didinginkan dalam desikator selama 30
menit, kemudian timbang dengan cepat.