Anda di halaman 1dari 88

Kisah Nabi Muhammad SAW dari Lahir sampai

Wafat

Siapa yang tahu tentang sejarah Nabi


Muhammad SAW? Nabi Muhammad SAW
adalah tokoh penting dalam sejarah agama
Islam. Hingga saat ini umatnya di seluruh
penjuru dunia mengagumi kisah nabi
Muhammad SAW. Beliau adalah suri tauladan
bagi umat muslim hingga saat ini dan hari
akhir nanti.

Nabi Muhammad SAW merupakan nabi


penutup, penyempurna ajaran Allah SWT yang
telah disampaikan oleh nabi-nabi sebelumnya.
Seperti dilansir dalam situs Nu.or.id, sebagai
nabi terakhir, perjalanan Nabi Muhammad tak
lepas dari upaya menyeru seluruh umat
manusia agar beribadah kepada Allah SWT dan
menunjukkan mereka jalan yang lurus dalam
urusan dunia maupun akhirat.
Seperti nabi-nabi sebelumnya, Nabi Muhammad
SAW mendapatkan wahyu dan mukjizat yang
luar biasa dari Allah SWT. Dan itu adalah kitab
suci Al Quran yang menjadi pedoman bagi
umat muslim.

Selain wahyu dan mukjizat, kisah Nabi


Muhammad SAW yang lain juga tidak kalah
menarik untuk disimak. Mulai dari kelahiran
beliau, hingga kisah meninggalnya kekasih dan
utusan mulia Allah SWT ini. Berikut ini kisah
Nabi Muhammad SAW yang penuh dengan
hikmah dan semoga dapat menjadi contoh
dalam kehidupan kita sehari-hari.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Rasulullah SAW lahir pada Tahun Gajah yaitu


tahun dimana pasukan gajah yang dipimpin
oleh Abrahah Habasyah ingin merobohkan
Ka’bah yang diperkirakan terjadi pada 12
Rabiul Awal. Dengan kebesaran-Nya, Allah
SWT menghentikan pasukan tersebut dengan
mengirimkan burung-burung ababil untuk
menjatuhkan batu-batu yang membawa wabah
penyakit. Kisah Nabi Muhammad ini terdapat di
Al-Quran, Surat Al Fil yang artinya pasukan
gajah.

Di tahun inilah, Nabi Muhammad SAW lahir di


Makkah dan dibesarkan sebagai anak yatim
karena Abdullah, ayah Nabi Muhammad, wafat
sebelum Rasulullah SAW lahir. Beberapa tahun
setelah menghabiskan waktu dengan ibunya,
Aminah, Nabi Muhammad SAW kemudian
dibesarkan oleh kakeknya yaitu Abdul
Muthalib.

Sayangnya, umur kakeknya pun juga hanya


sebentar. Setelah dua tahun dibesarkan oleh
kakeknya, Abdul Mutholib meninggal pada
umur Rasul yang kedelapan dan Nabi diasuh
oleh pamannya Abu Thalib. Abu Thalib dikenal
dengan orang yang dermawan walaupun
hidupnya fakir atau tidak mencukupi
kebutuhan sehari-harinya. Hanya dengan
keadaan tersebut, Nabi Muhammad SAW dapat
berkembang dan tumbuh dengan pamannya.
Nabi Muhammad SAW Mendapatkan Wahyu
Pertama

Sebelum menjadi seorang Rasul, Nabi


Muhammad telah mendapatkan beberapa
karunia istimewa dari Allah seperti wajahnya
yang bersih dan bersinar yang mengalahkan
sinar bulan, tumbuh suburnya daerah tempat
Halimah (ibu yang menyusui Nabi) padahal
tadinya gersang dan kering, dan lain
sebagainya. Itulah tanda-tanda kebesaran
Allah yang menandakan akan datangnya nabi
yang terakhir yang memiliki kedudukan yang
tertinggi nantinya.

Pada saat Rasul ingin mendapatkan wahyu


pertamanya, Rasul mendapatkan sebuah mimpi
Malaikat Jibril menghampirinya. Rasul pun
menyendiri di Gua Hira tepatnya di sebelah
atas Jabal Nur. Disitulah Rasul diperlihatkan
bahwa mimpinya adalah benar.

Malaikat Jibril pun datang kepada Rasul dan


turunlah wahyu yang pertama yang ia bawakan
dari Allah SWT dalam Surat Al ‘Alaq yang
artinya,

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu


yang menciptakan, Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang
mengajar (manusia) dengan perantaraan
kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya. (QS. Al-‘Alaq, 1-4)
Walaupun Nabi merasa ketakutan, disitulah
kisah Nabi Muhammad sebagai rasul dimulai.
Disitulah tempat datangnya Nabi yang terakhir
yang akan membawa kedamaian untuk seluruh
umat.

Berdakwah secara Rahasia

Setelah mendapatkan wahyu yang pertama,


Nabi kemudian melakukan dakwah secara
sembunyi-sembunyi. Adapun orang-orang yang
menjadi pengikut pertamanya adalah Khadijah,
Abu Bakar Al-Shiddiq dan Zaid bin Haritsah,
Ummu Aiman, Ali bin Abu Thalib, dan Bilal bin
Rabah.
Allah Memerintahkan Dakwah secara Terang-
Terangan

Setelah beberapa tahun melakukan dakwah


secara diam-diam, turunlah perintah Allah SWT
dalam Surat Al-Hijr ayat 94 dan memerintahkan
Nabi untuk berdakwah secara terang-terangan.

‫َفاْص َد ْع ِبَم ا ُتْؤ َمُر َو َأْع ِر ْض َع ِن اْلُم ْش ِر ِكيَن‬

Maka sampaikanlah olehmu secara terang-


terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang
yang musyrik. (QS. Al-Hijr, 94)

Perintah Berzakat di Zaman Rasulullah

Pada zaman Rasulullah SAW di tahun pertama


di Madinah itu, Nabi dan para sahabatnya
beserta segenap kaum muhajirin (orang-orang
Islam Quraisy yang hijrah dari Mekah ke
Madinah) masih dihadapkan kepada bagaimana
menjalankan usaha penghidupan di tempat
baru tersebut. Hal ini dikarenakan, selain
memang tidak semua di antara mereka orang
yang berkecukupan, kecuali Usman bin Affan,
semua harta benda dan kekayaan yang mereka
miliki juga ditinggal di Mekah.

Saat kondisi kaum Muslimin sudah mulai


sejahtera, tepatnya pada tahun kedua Hijriyah,
barulah kewajiban zakat diberlakukan.
Nabi Muhammad SAW langsung mengutus
Mu’adz bin Jabal menjadi Qadli di Yaman.
Rasul pun memberikan nasihat kepadanya
supaya menyampaikan kepada ahli kitab
beberapa hal, termasuk
menyampaikan kewajiban zakat dengan
ucapan,

“Sampaikan bahwa Allah telah mewajibkan


zakat kepada harta benda mereka, yang
dipungut dari orang-orang kaya dan diberikan
kepada orang-orang miskin di antara mereka ,”

sebagai kepala negara saat itu, ucapan Rasul


langsung ditaati oleh seluruh umat muslim
tanpa ada perlawanan.

Harta benda yang dizakati di zaman Rasulullah


SAW yakni, binatang ternak seperti kambing,
sapi, unta, kemudian barang berharga seperti
emas dan perak, selanjutnya tumbuh-tumbuhan
seperti syair (jelai), gandum, anggur kering
(kismis), serta kurma. Namun kemudian,
berkembang jenisnya sejalan dengan sifat
perkembangan pada harta atau sifat
penerimaan untuk diperkembangkan pada
harta itu sendiri, yang dinamakan “illat”.
Berdasarkan “Illat” itulah ditetapkan hukum
zakat.

Prinsip zakat yang diajarkan Rasulullah SAW


adalah mengajarkan berbagi dan kepedulian,
oleh sebab itu zakat harus mampu
menumbuhkan rasa empati serta saling
mendukung terhadap sesama muslim. Dengan
kata lain, zakat harus mampu mengubah
kehidupan masyarakat, khususnya umat
muslim.

Kurban di Zaman Rasulullah SAW

Nabi Muhammad SAW


melaksanakan kurban saat melakukan haji
Wada di Mina. Pada saat itu Rasulullah SAW
menyembelih 100 ekor unta. Beliau
menyembelih sendiri sebanyak 63 ekor unta,
sementara sisanya disembelih oleh Ali bin Abi
Thalib Karamallahu Wajhah. Seluruh hewan
kurban tersebut disembelih setelah Shalat Idul
Adha (QS. Al-Hajj : 36).

Dalam surah Al-Hajj ayat 36 tersebut


dijelaskan tentang jenis hewan yang dijadikan
kurban, tujuan dari berkurban, cara
menyembelih hewan kurban, waktu memakan
daging kurban, dan orang-orang yang dapat
memakan daging kurban.

Peristiwa Isra Mi’raj

Pada tahun kesebelas era


Nabi Muhammad SAW terjadi peristiwa yang
menyedihkan. Tahun ini sering disebut dengan
tahun kesedihan karena pamannya Abu Thalib
dan istrinya Khadijah wafat pada tahun
tersebut.

Setelah peristiwa tersebut, Allah kemudian


mengutus Malaikat Jibril untuk mendampingi
Rasul dalam melakukan perjalanan dari
Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang disebut
dengan Isra yang dimana setelah itu Rasulullah
melakukan perjalanan kembali dari Masjidil
Aqsa ke langit ke tujuh yang disebut sebagai
Mi’raj. Disitulah, Rasulullah mendapatkan
perintah sholat 5 waktu yang wajib dikerjakan
seluruh umat Islam.

Selain itu ada beberapa hal yang perlu sahabat


telisik lebih dalam kisah Nabi
Muhammad Dibalik Peristiwa Isra Miraj yang
Jarang Diketahui.

Mukjizat Nabi Muhammad

Turunnya Al-Quran

Turunnya Al-Quran saat Nabi Muhammad


sedang menyendiri di Goa Hira adalah mukjizat
terbesar dan kekal. Mengutip dari Huzaemah
Tahido Yanggo selaku Rektor IIQ Jakarta, Al-
Qur’an bukan saja untuk mematahkan segala
bantahan dan argumen kaum musyrikin kepada
kebenaran wahyu yang dibawah Rasulullah
Muhammad Saw, tetapi ia juga ditujukan
kepada seluruh umat manusia.
Membelah Bulan

Rasululllah menerima mukjizat ini saat orang-


orang kafir menentang dirinya. Untuk
menunjukkan kenabiannya, Rasulullah
membelah bulan di depan mereka semua.

Menyembuhkan Sakit Mata

Sebelum menaklukan Benteng Khaibar, Ali bin


Abi Thalib yang menjadi pemegang bendera
mengalami sakit mata. Nabi Muhammad
menyembuhkan mata Ali dengan meludahinya.
Atas izin Allah, Ali dapat melihat dengan jernih.

Wafatnya Nabi Muhammad SAW

Pada saat sahabat Abu Bakar sedang tidak di


Madinah, terjadi sebuah peristiwa yang sangat
menyedihkan dimana Nabi Muhammad SAW
wafat. Pada saat Abu Bakar diberitahu, beliau
segera datang ke rumah Aisyah. Beliau
mengucapkan,

“Ketahuilah, barangsiapa yang menyembah


Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad
kini telah mati, dan barangsiapa menyembah
Allah, maka sesungguhnya Allah tetap
senantiasa hidup tidak akan pernah mati.”

Kemudian beliau membacakan firman Allah


SWT,

‫ِإَّن َك َمِّي ٌت َو ِإَّن ُهْم َمِّي ُتوَن‬

Sesungguhnya kamu akan mati dan


sesungguhnya mereka akan mati (pula). (QS.
Az-Zumar: 30)

Siapa Sahabat Nabi Muhammad yang


Dermawan?

Sahabat adalah seseorang yang menjadi


tempat aman untuk berbagi suka dan duka.
Definisi sahabat bagi Nabi Muhammad adalah
orang yang pernah berjumpa dengan Nabi
dalam keadaan beriman dan meninggal dalam
keadaan Islam.

Sahabat nabi adalah orang-orang berprestasi


untuk urusan dunia dan akhirat. Mereka terus
menebar kebaikan dan pengorbanan sampai
akhir hayatnya. Hal ini terlihat dari minat para
sahabat untuk bidang filantropi atau wakaf
sosial. Begini kisahnya!

Abu Bakar As-Shidiq

Di mana ada Nabi Muhammad, di situ ada Abu


Bakar. Mereka bersahabat bukan hanya untuk
senang-senang, akan tetapi juga membuat
kolaborasi apik untuk wakaf. Dalam kisah Nabi
Muhammad semasa, beliau pernah
mendapatkan hibah berupa tanah yang
merupakan milik anak yatim dari Bani Najjar.

Melansir dari Tabung Wakaf, hibah tersebut


Rasulullah tolak karena Rasulullah tidak
mungkin mengambil hak anak yatim begitu
saja. Beliau memutuskan untuk membelinya
saja dengan harga 10 Dinar, lalu Abu Bakar As-
Shidiq yang membayarnya.

Tanah wakaf tersebut digunakan untuk


perluasan Masjidil Haram. Ekspansi dilakukan
karena jumlah muslim semakin bertambah
hingga masjid diperluas menjadi 50×50 meter.
Dalam sejarah, bukan hanya kolaborasi Nabi
Muhammad dan Abu Bakar untuk wakaf tanah
perluasan masjid, tetapi juga saudagar kaya
raya Abdurrahman bin Auf.

Umar bin Khattab

Umar bin Khattab tampak luar merupakan


sosok tegas dan tegar, namun lembut di dalam
hatinya. Ia mewakafkan tanah di khaibar untuk
disulap menjadi kebun kurma produktif pada
tahun ke 7 hijriyah. Walaupun ia menyukai
tanah tersebut, tanpa berat hati ia
mewakafkan tanahnya dan hasil kebun ia
sedekahkan kepada fakir miskin, hamba
sahaya, fisabilillah, atau orang-orang yang
membutuhkan.

Utsman bin Affan

Utsman bin Affan adalah sahabat nabi yang


terkenal dermawan dan senang berbagi. Selain
berjasa dalam membentuk mushaf yang rapi, ia
gemar membuat kebaikan berkelanjutan,
seperti seperti wakaf sumur yang masih hidup
hingga sekarang. Awal mulanya, ia melakukan
wakaf sumur saat Madinah mengalami musim
panceklik.
Saat kota sedang kesulitan air bersih, satu-
satunya sumber air yang tersisa dimiliki oleh
seorang Yahudi, yaitu sumur Raumah. Rasa air
dari sumur tersebut mirip dengan air zamzam
yang ada di Mekkah.

Masyarakat pun rela antri untuk membeli air


bersih dari yahudi. Melihat kondisi tersebut,
Rasulullah bersabda:

Wahai Sahabatku, siapa saja di antara kalian


yang menyumbang kan hartanya untuk dapat
membebaskan sumur itu, lalu
menyumbangkannya untuk umat, maka akan
mendapatkan surgaNya Ta’ala (HR. Muslim)
Usman segera menemui pemilik sumur untuk
berbicara dan tawar menawar. Awalnya,
yahudi enggan untuk menjual sumur karena
asset tersebut merupakan mata pencariannya.
Supaya empu sumur tetap hidup
berkecukupan, Utsman pun menawar untuk
membeli setengah sumur.

Sang Yahudi pun sepakat. Akan tetapi, karena


kebutuhan yang tinggi, Utsman pun menawar
lagi untuk membeli seluruh sumur. Atas
kesepakatan harga, yahudi pun setuju untuk
menjual seluruh sumurnya. Semua orang dapat
menggunakan air secara gratis, termasuk
Yahudi sebagai sang empu sumur.

Lingkungan di Sekitar Sumur Tumbuh Subur


Kehadiran sumur menjadi berkah bagi seluruh
masyarakat karena air melimpah ruah.
Lingkungan di sekitar sumur juga ditumbuhi
1.500 pohon kurma yang hasilnya layak dijual
ke pasar. Sampai sekarang, hasil dari kebun
kurma dikelola dan diawasi oleh Departemen
Pertanian Arab Saudi.

Sebagian dari keuntungan digunakan untuk


membiayai anak-anak yatim atau fakir miskin.
Lalu, sebagian disimpan di rekening khusus
atas nama Utsman bin Affan. Saking melimpah,
surplus digunakan untuk membeli tanah di
kawasan elite untuk membangun hotel
pariwisata di dekat Masjid Nabawi.
Ali bin Abi Thalib

Sahabat adalah sosok yang hadir saat suka


dan duka. Ali bin Abi Thalib adalah sahabat
Nabi Muhammad yang belajar tentang islam
sejak usia dini. Salah satu bentuk
pengorbanannya yaitu Ali menyamar menjadi
Nabi Muhammad dengan tidur di atas tempat
tidurnya saat Rasulullah hijrah.

Saat kaum kafir Quraisy ingin menyerang,


ternyata mereka menemukan Ali yang berada
di tempat tidur. Sontak, para penyerang
merasa sia-sia menunggu semalaman untuk
membunuh Nabi Muhammad. Mereka pun
meninggalkan Ali yang juga kaget melihat para
pemberontak.

Supaya tidak ketahuan, Ali menyusul hijrah ke


Madinah sendirian selang tiga hari pasca
penyerangan. Ia bersembunyi pada siang hari,
lalu melanjutkan perjalanan pada malam hari.
Itu adalah bentuk kesetiaan Ali terhadap
Rasulullah.
Talhah bin Ubaidillah

Semasa hidupnya, Nabi Muhammad dikelilingi


oleh sahabat yag dermawan, seperti Talhah bin
Ubaidillah. Ia mewakafkan harta berupa kebun
miliknya sendiri. Kalau beliau terlalu
memikirkan duniawi, ia bisa saja menjual
kebun Bairuha dengan harga sangat mahal.
Akan tetapi, Abu Thalhah bukanlah sosok
tamak.

Ia tanpa ragu berwakaf untuk meningkatkan


kesejahteraan umat Islam. Ia memutuskan
utnuk berwakaf saat mendengar ayat dari
surat Ali Imron ayat 92:

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada


kebajikan yang sempurna, sebelum kamu
menafkahkan sebagian harta yang kamu
cintai. Apa saja yang kamu nafkahkan maka
sesungguhnya Allah mengetahuinya. (QS. Ali
Imran, 92)
Kisah Nabi Ibrahim AS

Nabi Ibrahim merupakan salah satu nabi yang


diutus oleh Allah untuk memperbaiki umat
manusia. Kisah Nabi Ibrahim ternyata sangat
beragam dan sangat bagus diteladani. Berikut
ini kami hadirkan beberapa kisah perjalanan
hidup Nabi Ibrahim As.
KISAH NABI IBRAHIM SAAT KELAHIRANNYA

Nabi Ibrahim adalah seorang nabi yang


dilahirkan di tengah-tengah masyarakat
jahiliyah yang musyrik dan kafir. Beliau adalah
anak Azar yang masih keturunan Sam bin Nuh.
Nabi Ibrahim dilahirkan pada tahun 2295
sebelum Masehi, di negeri Mausul.

Nabi Ibrahim lahir pada zaman kerajaan Raja


Namrud yang mengaku dirinya sebagai Tuhan.
Raja Namrud adalah penguasa Kerajaan
Babylonia pada suatu ketika mendapat firasat
dalam mimpinya bahwa seorang anak laki-laki
akan membuatnya susah.
Dalam Kisah Nabi Ibrahim, kelak, anak
tersebut akan meruntuhkan kerajaannya. Raja
Namrud segera menurunkan titah untuk
membunuh setiap anak laki-laki yang ada di
kota Babylonia. Nabi Ibrahim Alaihissalam
adalah anak yang dimaksud tersebut.
Kemudian, Allah Yang Maha Penolong
menyelamatkan ibu Nabi Ibrahim Alaihissalam.
Saat mengandung tidak kelihatan tanda-tanda
kehamilan. Hingga ibunya melahirkan dan Nabi
Ibrahim Alaihssalam tumbuh besar dan
selamat dari kejahatan Raja Namrud.
Masyarakat di Kerajaan Babylonia ketika itu,
menyembah patung-patung sebagai itu.
Bahkan, ayah Nabi Ibrahim Alaihissalam
adalah seseorang yang membuat patung-
patung tersebut.

Kehidupan penduduk Kerajaan Babylonia


sudah sangat sesat dan menyimpang. Mereka
membangun sebuah tempat untuk menaruh
patung-patung sesembahan mereka. Termasuk
di dalamnya patung yang paling besar
kepunyaan Raja Namrud.
Nabi Ibrahim selalu bertanya-tanya mengapa
patung-patung itu mereka percayai dan
sembah. Apakah Tuhan dapat dibuat-buat
seperti berbentuk patung, dan patung seperti
itu mungkinkah punya kemampuan sebagai
Tuhan. Bagi Nabi Ibrahim, semua itu tidak
masuk akal. Nabi Ibrahim Alaihissalam pun
menyadari pasti ada Tuhan yang pantas
disembah tapi dia belum mengetahui apakah
itu.

KISAH NABI IBRAHIM SEWAKTU KECIL

Kisah Nabi Ibrahim yang juga mengandung


banyak pelajaran adalah ketika beliau masih
kecil. Nabi Ibrahim mengetahui saat beliau
masih kecil bahwa ayahnya seseorang yang
membuat patung-patung yang unik. Pada suatu
hari, ia bertanya terhadap ciptaan ayahnya
kemudian ayahnya memberitahunya bahwa itu
adalah patung-patung dari tuhan-tuhan.
Nabi Ibrahim sangat keheranan melihat hal
tersebut, kemudian timbul dalam dirinya
melalui akal sehatnya penolakan terhadapnya.
Uniknya, Nabi Ibrahim justru bermain-main
dengan patung itu saat ia masih kecil, bahkan
terkadang ia menunggangi punggung patung-
patung itu seperti orang-orang yang biasa
menunggang keledai dan binatang tunggangan
lainya.

Pada suatu hari, ayahnya melihatnya saat


menunggang punggung patung yang bernama
Mardukh. Saat itu juga ayahnya marah dan
memerintahkan anaknya agar tidak bermain-
main dengan patung itu lagi.

Ibrahim bertanya: “Patung apakah ini wahai


ayahku? Kedua telinganya besar, lebih besar
dari telinga kita.” Ayahnya menjawab: “Itu
adalah Mardukh, tuhan para tuhan wahai
anakku, dan kedua telinga yang besar itu
sebagai simbol dari kecerdasan yang luar
biasa.” Ibrahim tampak tertawa dalam dirinya
padahal saat itu beliau baru menginjak usia
tujuh tahun.

Pada suatu hari Ibrahim bersama ayahnya


masuk di tempat penyembahan tempat dimana
patung-patung itu berada. Saat itu terjadi
suatu pesta dan perayaan di hadapan patung-
patung, dan di tengah-tengah perayaan
tersebut terdapat seorang tokoh dukun yang
memberikan pengarahan tentang kehebatan
tuhan berhala yang paling besar.

Dengan suara yang penuh penghayatan, dukun


itu memohon kepada patung agar menyayangi
kaumnya dan memberi mereka rezeki.

Tiba-tiba keheningan saat itu dipecah oleh


suara Ibrahim yang ditujukan kepada tokoh
dukun itu: “Hai tukang dukun, ia tidak akan
pernah mendengarmu.

Apakah engkau meyakini bahwa ia


mendengar?” Saat itu manusia mulai kaget.
Mereka mencari dari mana asal suara itu.

Ternyata mereka mendapati bahwa suara itu


suara Ibrahim. Lalu tokoh dukun itu mulai
menampakkan kerisauan dan kemarahannya.
Tiba-tiba si ayah berusaha menenangkan
keadaan dan mengatakan bahwa anaknya
sakit dan tidak mengetahui apa yang
dikatakan.
Lalu keduanya keluar dari tempat
penyembahan itu. Si ayah menemani Ibrahim
menuju tempat tidurnya dan berusaha
menidurkannya dan meninggalkannya setelah
itu. Namun, Ibrahim tidak begitu saja mau tidur
ketika beliau melihat kesesatan yang menimpa
manusia. Beliau pun segera bangkit dari
tempat tidurnya.

Beliau bukan seorang yang sakit. Beliau


merasa dihadapkan pada peristiwa yang besar.
Beliau menganggap mustahil bahwa patung-
patung yang terbuat dari kayu-kayu dan batu-
batuan itu menjadi tuhan bagi kaumnya. Kisah
Nabi Ibrahim ini memberikan pelajaran bagi
kita agar waspada terhadap kesesatan dan
menghindarinya.

KISAH NABI IBRAHIM MENCARI TUHAN

Ibrahim keluar dari rumahnya menuju ke


gunung. Beliau berjalan sendirian di tengah
kegelapan. Beliau memilih salah satu gua di
gunung, lalu beliau rnenyandarkan
punggungnya dalam keadaan duduk
termenung.

Beliau memperhatikan langit. Beliau mulai


bosan memandang bumi yang dipenuhi dengan
suasana jahiliyah yang bersandarkan kepada
berhala. Nabi Ibrahim Alaihissalam akhirnya
melakukan pencarian.

Tuhan yang harus disembah pasti sesuatu


yang istimewa dan mempunyai kemampuan
yang tidak tertandingi. Kemudian Allah
memperlihatkan tanda-tanda keagungan-Nya.
Allah memperlihatkan bintang, bulan, dan
matahari kepada beliau.

Namun akhirnya Nabi Ibrahim Alaihissalam


mulai mengerti, Tuhan yang disembah
bukanlah Tuhan berupa benda yang terbit dan
tenggelam.

Tuhan yang patut disembah adalah Tuhan


yang menerbitkan dan yang menenggelamkan.
Allah kemudian memberi petunjuk kepada Nabi
Ibrahim bahwa Allah adalah Tuhan yang
selama ini beliau cari.

Nabi Ibrahim yang sudah memiliki kemantapan


hati hendak memerangi syirik dan
persembahan berhala yang terjadi dalam
masyarakat kaumnya ingin lebih dahulu
mempertebalkan iman dan keyakinannya,
menentramkan hatinya serta
membersihkannya dari keragu-raguan yang
mungkin sesekali mengganggu pikirannya
degan memohon kepada Allah agar
diperlihatkan kepadanya bagaimana Dia
menghidupkan kembali makhluk-makhluk yang
sudah mati.

Berserulah ia kepada Allah : “Ya Tuhanku!


Tunjukkanlah kepadaku bagaimana engkau
mengidupkan makhluk-makhluk yang sudah
mati.” Allah menjawab seruannya dengan
berfirman : Tidaklah engkau beriman dan
percaya kepada kekuasaan-Ku ?

“Nabi Ibrahim menjawab: “Benar, wahai


Tuhanku, aku telah beriman dan percaya pada
Mu dan kepada kekuasaan-Mu, namun aku
ingin sekali melihat itu dengan mata kepalaku
sendiri, agar aku dapat mendapat ketentraman
dan ketenangan dan hatiku dan agar kami
menjadi tebal dan kukuh keyakinanku kepada-
Mu dan kepada kekuasaan-Mu.

Kemudian Allah mengabulkan permohonan


Nabi Ibrahim, dan Allah perintahkan Nabi
menangkap empat ekor burung.

Kemudian Allah perintahkan Nabi Ibrahim


memperhatikan dan meneliti bagian tubuh-
tubuh burung itu, memotongnya menjadi
berkeping-keping mencampur baurkan
kemudian tubuh burung yang sudah hancur
luluh dan bercampur baur itu diletakkan di atas
puncak setiap bukit dari empat bukit yang
letakknya berjauhan satu dari yang lain.

Setelah dikerjakan apa yang telah diisyaratkan


oleh Allah itu, diperintahkanlah Nabi Ibrahim
memangil burung-burung yang telah terkoyak
koyak tubuhnya dan terpisah jauh tiap-tiap
bagian tubuh burung dari bagian yang lain.
Dengan izin Allah dan kuasa-Nya datanglah
beterbangan empat ekor burung itu dalam
keadaan utuh bernyawa seperti sediakala
begitu mendengar seruan dan panggilan Nabi
Ibrahim as kepadanya lalu hinggaplah empat
burung yang hidup kembali itu didepannya,
dilihat dengan mata kepalanya sendiri
bagaimana Allah Yang Maha Berkuasa dapat
menghidupkan kembali makhluk-Nya yang
sudah mati sebagaimana Dia menciptakannya
dari sesuatu yang tidak.

Dan dengan demikian tercapailah apa yang


diinginkan oleh Nabi Ibrahim as untuk
menetramkan hatinya dan menghilangkan
keraguan di dalam iman dan keyakinannya.

KISAH NABI IBRAHIM MENGHANCURKAN


BERHALA RAJA NAMRUD

Pada suatu hari disaat Raja Namrud dan


kaumnya pergi meninggalkan negerinya dan
saat itu kampung-kampungnya kosong. Maka
nabi Ibrahim melaksanakan niat yang selama
ini dipendamnya yakni adalah menghancurkan
berhala-berhala yang dipuja dan disembah oleh
Raja Namrud dan rakyatnya.

Beliau menghancurkannya menggunakan


kampak dan hanya satu yang tidak
dihancurkan, hal ini Ia lakukan dengan sengaja
kampaknya dikalungkan dileher patung
terbesar itu. Beberapa hari kemudian Raja
Namrud dan pengikutnya tiba kembali di
negerinya, dan mengetahui bahwa seluruh
patung-patung yang selama ini disembah
sudah hancur maka murkalah ia terhadap
kejadian itu.

Raja Namrud seketika langsung menuduh Nabi


Ibrahim sebagai pelakunya, karena semua
orang sudah mengetahui bahwa Nabi Ibrahim
sangat membenci berhala-berhala itu,
kemudian singkat cerita Nabi Ibrahim
dihadapkan pada Raja Namrud untuk diadili.

Sang Raja berkata dengan geram, “Wahai


Ibrahim, bukankah engkau yang telah
menghancurkan berhala-berhala ini?”. “Bukan!”
jawab Ibrahim singkat.
Mendengar jawaban itu, Raja Namrud semakin
geram dan berkata: “Lalu siapa lagi kalau
bukan engkau, bukankah kau berada disini
saat kami pergi dan bukankah engkau
membenci berhala-berhala ini?”

“Ya, tapi bukan aku yang menghancurkan


berhala-berhala itu. Aku pikir, berhala besar
itulah yang menghancurkannya, bukankah
kampaknya masih berada dilehernya?” sahut
Ibrahim dengan tenang.

Raja Namrud membantahnya: “Mana mungkin


patung berhala dapat berbuat semacam itu!”.
Mendengar hal itu dengan tegas Nabi Ibrahim
berkata: “Kalau begitu, kenapa engkau
menyembah berhala yang tidak dapat berbuat
apa-apa?”

Mendengar pernyataan Ibrahim, para


pengikutnya kemudian menjadi kaget dan
tersadar bahkan terpikir oleh mereka Tuhan
yang selama ini disembah tidak dapat melihat,
mendengar, dan bergerak. Namun berbeda
dengan Raja Namrud pekataan Nabi Ibrahim
justru membuatnya semakin murka.
KISAH NABI IBRAHIM KETIKA
MENDAPATKAN HUKUMAN

Raja Namrud dan sangat marah atas kejadian


tersebut, akhirnya memerintahkan para
tentaranya untuk menghukum Nabi Ibrahim
dengan seberat-beratnya. Hukuman yang
menurut Raja Namrud tepat untuk diberikan
kepada Nabi Ibrahim adalah dihukum mati
dengan jalan dibakar hidup-hidup.

Api dinyalakan besar sekali dengan kayu


sebagai bahan bakarnya, sementara Nabi
diikat dan ditempatkan ditengah-tengah
tumpukan kayu. Tetapi Allah lebih berkuasa
dalam segala hal. Allah belum menghendaki
Nabi Ibrahim mati dan kalah oleh Raja namrud.
Lalu Allah berfirman:

Artinya: “Kami berfirman: “Hai api, menjadi


dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi
Ibrahim.” (QS. Al-Anbiya: 69).
Saat menyaksikan proses pembakaran itu,
Raja Namrud dan para pengikutnya tertawa
dengan penuh kepuasan. Mereka mengira, Nabi
Ibrahim telah hancur menjadi abu bersama api
itu. Namun, begitu terkejutnya mereka setelah
api yang menyala dahsyat itu padam. Nabi
tiba-tiba berjalan keluar dari puing-puing
pembakaran dengan selamat tanpa luka
sedikitpun.

Melihat kejadian tersebut seluruh masyarakat


yang awalnya tertawa terbahak-bahak
kemudian menghentikan tertawa tersebut dan
berubah menjadi kebingungan. Setelah
kejadian tersebut Nabi Ibrahim pergi berhijrah
ke negeri Kan’an dan baitul Maqdis. Disanalah
kemudian beliau hidup dan memiliki keturunan.

Inilah Kisah Nabi Ibrahim yang mengajarkan


pada kita tentang kebesaran Allah SWT. Maka
hendaknya kita selalu beribadah dan meminta
pertolongan kepada Nya.
KISAH NABI IBRAHIM KETIKA
MENDAPATKAN UJIAN

Bersama Siti Hajar (istrinya) dan Ismail, Nabi


berhijrah ke Mekah. Disanalah beliau
membangun Ka’bah sebagai pusat
penyembahan manusia kepada Tuhan. Nabi
Ibrahim terkenal sebagai Nabi yang banyak
berdoa kepada Allah SWT.

Nabi Ibrahim memiliki dua istri yaitu Sarah dan


Siti Hajar serta memiliki dua putra Ismail dan
Ishaq yang keduanya pun menjadi Nabi dan
Rasul Allah. Ismail dilahirkan oleh Siti Hajar
dan Ishaq dilahirkan oleh Sarah.
Beliau menikah dengan Hajar karena bersama
Sarah tidak dikaruniai anak, kemudian Sarah
meminta Ibrahim untuk menikahi budaknya
Hajar dan lahirlah Ismail. Namun, kemudian
tidak lama Sarah akhirnya memiliki putra yang
diberi nama Ishaq.
Ketika seorang putra Ibrahim tumbuh telah
mencapai usia dewasa, Allah hendak menguji
kesetiaan Ibrahim terhadap perintah-perintah-
Nya melalui sebuah mimpi tentang
penyembelihan anak.

Dalam Kisah Nabi Ibrahim, keimanan beliau,


yang telah berhasil menghadapi ujian-ujian
sebelumnya, sama sekali tidak berubah
sewaktu menerima perintah ini. Ibrahim
mengajak putranya berangkat untuk
melaksanakan perintah Allah.
Ia tidak sedikitpun mengeluh ataupun
memohon keringanan dari Allah tentang
perintah ini melainkan ia melaksanakan
sebagaimana yang Allah perintahkan. Ketika
Ibrahim membaringkan putranya untuk
melaksanakan perintah Allah, terlebih dahulu
ia meminta tanggapan dan persetujuan dari
sang putra yakni Ismail. Ibrahim berkata:

“Wahai putraku, sesungguhnya aku melihat


dalam sebuah mimpi bahwa aku
menyembelihmu, maka sampaikanlah apa
pendapatmu!” putranya menjawab: “Wahai
ayahku, laksanakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu; dengan perkenan Allah, kamu akan
mendapatiku termasuk orang-orang yang
sabar.”

Tatkala putranya telah merelakan diri serta


Ibrahim telah bersiap mengulurkan tangan
untuk menyembelih putranya, seketika Allah
memanggil Ibrahim supaya menahan
tangannya, sebab tindakan ini membuktikan
bahwa Ibrahim bersedia melaksanakan apapun
untuk Allah, juga membuktikan wujud seorang
hamba yang berbakti serta seorang sosok yang
terpercaya bagi Allah.

Kemudian Ibrahim mendapati seekor


sembelihan besar sebagai kurban pengganti
putranya. Nabi Ibrahim as mendapatkan
tempat khusus di sisi Allah SWT. Ibrahim
termasuk salah satu nabi ulul azmi di antara
lima nabi di mana Allah SWT mengambil dari
mereka satu perjanjian yang berat.

Kelima nabi itu adalah Nabi Nuh, Nabi


Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi
Muhammad SAW, sesuai dengan urutan
diutusnya mereka. Ibrahim adalah seorang
nabi yang diuji oleh Allah SWT dengan ujian
yang jelas.
Yaitu ujian di atas kemampuan manusia biasa.
Meskipun menghadapi ujian dan tantangan
yang berat, Nabi Ibrahim tetap menunjukkan
sebagai seorang hamba yang menepati
janjinya dan selalu menunjukan sikap terpuji.

Nabi Ibrahim adalah seorang harnba Allah SWT


yang berhak diangkat-Nya menjadi al-Khalil
atau kekasih Allah SWT. Hal tersebut
merupakan derajat dari derajat-derajat
kenabian yang kita tidak mengetahui nilainya.

Kita juga tidak mengetahui bagaimana kita


harus menyikapi ketika ada pilihan sedemikian
berat. Sangat mengagumkan bahwa setiap kali
Nabi Ibrahim mendapatkan ujian dan
kepedihan, beliau justru menciptakan permata.

WAFATNYA NABI IBRAHIM

Diceritakan dalam Kisah Nabi Ibrahim, ketika


memasuki umur seratus lima puluh, Allah
menampakkan uban pada rambut Nabi Ibrahim.
Ulama berkata, “Alasan Allah memunculkan
uban kepada Nabi Ibrahim adalah karena
Ishaq, putra beliau sangat mirip dengan beliau.
Masyarakat disekitar tempat tinggal beliau
tidak bisa membedakan antara keduanya.
Orang datang kepada Ishaq dan menyangka
bahwa dia adalah Ibrahim. Orang tersebut
menyapa, “Assalamualaikum, wahai
kholilullah.” Akhirnya Ishaq menjawab, “Aku
adalah anak dari kholilullah. Ia lebih baik dari
pada aku. Dia bak tuanku dan aku ibarat
budaknya.” Saat orang-orang mulai tidak bisa
membedakan antara Nabi Ibrahim dan Nabi
Ishaq maka Allah memberinya tanda berupa
uban.

Namun, Nabi Ibrahim merasa sedih melihat


rambut ubannya yang memutih. Tetapi, beliau
tidak bisa menolak apa yang dialaminya. Nabi
Ibrahim adalah orang yang pertama kali
beruban dari keturunan Nabi Adam.

Kemudian juga diriwayatkan, ketika malaikat


maut hendak mencabut nyawa Nabi Ibrahim
as, maka beliau berkata, “Hai malaikat maut,
apakah kamu pernah tahu seorang kekasih
mencabut nyawa orang yang dicintainya.”
Maka malaikat maut naik ke langit untuk
melaporkannya kepada Allah Swt.

Lalu Allah berkata, “Katakanlah kepada


kekasihku, “Apakah seorang kekasih tidak
suka bertemu dengan orang yang dicintainya?”
Lalu malaikat maut kembali kepada Nabi
Ibrahim. Dia menyampaikan apa yang
dikatakan Allah SWT.

Mendengarnya, Nabi Ibrahim berkata kepada


dirinya, “Tenanglah dirimu untuk saat ini.”
Kemudian malaikat maut mencabut nyawa
beliau. Nabi Ibrahim dikuburkan di perkebunan
Hairun, adalah sebuah kebun miliknya yang
sebeumnya beliau berwasiat agar dikuburkan
di sana.

Kisah Nabi Sulaiman

Nabi Sulaiman adalah salah seorang putera


Nabi Daud. Sejak ia masih kanak-kanak
berusia sebelas tahun, ia sudah menampakkan
tanda-tanda kecerdasan, ketajaman otak,
kepandaian berfikir serta ketelitian di dalam
mempertimbangkan dan mengambil sesuatu
keputusan. Nabi Sulaiman Seorang Juri
Sewaktu Daud, ayahnya menduduki tahta
kerajaan Bani Isra'il ia selalu
mendampinginnya dalam tiap-tiap sidang
peradilan yang diadakan untuk menangani
perkara-perkara perselisihan dan sengketa
yang terjadi di dalam masyarakat. Ia memang
sengaja dibawa oleh Daud, ayahnya
menghadiri sidang-sidang peradilan serta
menyekutuinya di dalam menangani urusan-
urusan kerajaan untuk melatihnya serta
menyiapkannya sebagai putera mahkota yang
akan menggantikanya memimpin kerajaan, bila
tiba saatnya ia harus memenuhi panggilan Ilahi
meninggalkan dunia yang fana ini.
Dan memang Sulaimanlah yang terpandai di
antara sesama saudara yang bahkan lebih tua
usia daripadanya. Suatu peristiwa yang
menunjukkan kecerdasan dan ketajaman
otaknya iaitu terjadi pada salah satu sidang
peradilan yang ia turut menghadirinya. Dalam
persidangan itu dua orang datang mengadu
meminta Nabi Daud mengadili perkara
sengketa mereka, iaitu bahawa kebun
tanaman salah seorang dari kedua lelaki itu
telah dimasuki oleh kambing-kambing ternak
kawannya di waktu malam yang
mengakibatkan rusak binasanya
perkarangannya yang sudah dirawatnya begitu
lama sehingga mendekati masa menuainya.

Kawan yang diadukan itu mengakui kebenaran


pengaduan kawannya dan bahawa memang
haiwan ternakannyalah yang merusak-
binasakan kebun dan perkarangan kawannya
itu. Dalam perkara sengketa tersebut, Daud
memutuskan bahawa sebagai ganti rugi yang
dideritai oleh pemilik kebun akibat
pengrusakan kambing-kambing peliharaan
tetangganya, maka pemilik kambing-kambing
itu harus menyerahkan binatang peliharaannya
kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi yang
disebabkan oleh kecuaiannya menjaga
binatang ternakannya.
Akan tetapi Sulaiman yang mendengar
keputusan itu yang dijatuhkan oleh ayahnya itu
yang dirasa kurang tepat berkata kepada si
ayah: "Wahai ayahku, menurut pertimbanganku
keputusan itu sepatut berbunyi sedemikian :
Kepada pemilik perkarangan yang telah binasa
tanamannya diserahkanlah haiwan ternak
jirannya untuk dipelihara, diambil hasilnya dan
dimanfaatkan bagi keperluannya, sedang
perkarangannya yang telah binasa itu
diserahkan kepada tetangganya pemilik
peternakan untuk dipugar dan dirawatnya
sampai kembali kepada keadaan asalnya,
kemudian masing- masing menerima kembali
miliknya, sehingga dengan cara demikian
masing-masing pihak tidak ada yang mendapat
keuntungan atau kerugian lebih daripada yang
sepatutnya.". Kuputusan yang diusulkan oleh
Sulaiman itu diterima baik oleh kedua orang
yang menggugat dan digugat dan disambut
oleh para orang yang menghadiri sidang
dengan rasa kagum terhadap kecerdasan dan
kepandaian Sulaiman yang walaupun masih
muda usianya telah menunjukkan kematangan
berfikir dan keberanian melahirkan pendapat
walaupun tidak sesuai dengan pendapat
ayahnya.

Peristiwa ini merupakan permulaan dari


sejarah hidup Nabi Sulaiman yang penuh
dengan mukjizat kenabian dan kurnia Allah
yang dilimpahkan kepadanya dan kepada
ayahnya Nabi Daud. Nabi Sulaiman Menduduki
Tahta Kerajaan Ayahnya Sejak masih berusia
muda Sulaiman telah disiapkan oleh Daud
untuk menggantikannya untuk menduduki
tahta singgahsana kerajaan Bani Isra'il. Abang
Sulaiman yang bernama Absyalum tidak
merelakan dirinya dilangkahi oleh adiknya. Ia
beranggapan bahawa dialah yang sepatutnya
menjadi putera mahkota dan bukan adiknya
yang lebih lemah fizikalnya dan lebih muda
usianya srta belum banyak mempunyai
pengalaman hidup seperti dia. Kerananya ia
menaruh dendam terhadap ayahnya yang
menurut anggapannya tidak berlaku adil dan
telah memperkosa haknya sebagai pewaris
pertama dari tahta kerajaan Bani Isra'il.

Absyalum berketetapan hati akan memberotak


terhadap ayahnya dan akan berjuang bermati-
matian untuk merebut kekuasaan dari tangan
ayahnya atau adiknya apa pun yang harus ia
korbankan untuk mencapai tujuan itu. Dan
sebagai persiapan bagi rancangan
pemberontakannya itu, dari jauh-jauh ia
berusaha mendekati rakyat, menunjukkan
kasih sayang dan cintanya kepada mereka
menolong menyelesaikan masalah-masalah
yang mereka hadapi serta mempersatukan
mereka di bawah pengaruh dan pimpinannya.
Ia tidak jarang bagi memperluaskan
pengaruhnya, berdiri didepan pintu istana
mencegat orang-orang yang datang ingin
menghadap raja dan ditanganinya sendiri
masalah-masalah yang mereka minta
penyelesaian. Setelah merasa bahawa
pengaruhnya sudah meluas di kalangan rakyat
Bani Isra'il dan bahawa ia telah berhasil
memikat hati sebahagian besar dari mereka,
Absyalum menganggap bahawa saatnya telah
tiba untuk melaksanakan rencana rampasan
kuasa dan mengambil alih kekuasaan dari
tangan ayahnya dengan paksa. Lalu ia
menyebarkan mata-matanya ke seluruh
pelosok negeri menghasut rakyat dan memberi
tanda kepada penyokong-penyokong
rencananya, bahawa bila mereka mendengar
suara bunyi terompet, maka haruslah mereka
segera berkumpul, mengerumuninya kemudian
mengumumkan pengangkatannya sebagai raja
Bani Isra'il menggantikan Daud ayahnya.
Syahdan pada suatu pagi hari di kala Daud
duduk di serambi istana berbincang-bincang
dengan para pembesar dan para penasihat
pemerintahannya, terdengarlah suara
bergemuruh rakyat bersorak-sorai
meneriakkan pengangkatan Absyalum sebagai
raja Bani Isra'il menggantikan Daud yang
dituntut turun dari tahtanya.
Keadaan kota menjadi kacau-bilau dilanda
huru-hara keamanan tidak terkendalikan dan
perkelahian terjadi di mana-mana antara orang
yang pro dan yang kontra dengan kekuasaan
Absyalum. Nabi Daud merasa sedih melihat
keributan dan kekacauan yang melanda
negerinya, akibat perbuatan puterannya
sendiri. Namun ia berusaha menguasai
emosinya dan menahan diri dari perbuatan dan
tindakan yang dapat menambah parahnya
keadaan. Ia mengambil keputusan untuk
menghindari pertumpahan darah yang tidak
diinginkan, keluar meninggalkan istana dan lari
bersama-sama pekerjanya menyeberang
sungai Jordan menuju bukit Zaitun. Dan begitu
Daud keluar meninggalkan kota Jerusalem,
masuklah Absyalum diiringi oleh para
pengikutnya ke kota dan segera menduduki
istana kerajaan. Sementara Nabi Daud
melakukan istikharah dan munajat kepada
Tuhan di atas bukit Zaitun memohon taufiq dan
pertolongan-Nya agar menyelamatkan kerajaan
dan negaranya dari malapetaka dan
keruntuhan akibat perbuatan puteranya yang
durhaka itu. Setelah mengadakan istikharah
dan munajat yang tekun kepada Allah,
akhirnya Daud mengambil keputusan untuk
segera mengadakan kontra aksi terhadap
puteranya dan dikirimkanlah sepasukan
tentera dari para pengikutnya yang masih setia
kepadanya ke Jerusalem untuk merebut
kembali istana kerajaan Bani Isra'il dari tangan
Absyalum.

Beliau berpesan kepada komandan


pasukannya yang akan menyerang dan
menyerbu istana, agar bertindak bijaksana dan
sedapat mungkin menghindari pertumpahan
darah dan pembunuhan yang tidak perlu,
teristimewa mengenai Absyalum, puteranya, ia
berpesan agar diselamatkan jiwanya dan
ditangkapnya hidup- hidup. Akan tetapi takdir
telah menentukan lain daripada apa yang si
ayah inginkan bagi puteranya. Komandan yang
berhasil menyerbu istana tidak dapat berbuat
lain kecuali membunuh Absyalum yang
melawan dan enggan menyerahkan diri setelah
ia terkurung dan terkepung. Dengan
terbunuhnya Absyalum kembalilah Daud
menduduki tahtanya dan kembalilah
ketenangan meliputi kota Jerusalem
sebagaimana sediakala. Dan setelah
menduduki tahta kerajaan Bani Isra'il selama
empat puluh tahun wafatlah Nabi Daud dalam
usia yang lanjut dan dinobatkanlah sebagai
pewarisnya Sulaiman sebagaimana telah
diwasiatkan oleh ayahnya.

Kekuasaan Sulaiman Atas Jin dan Makhluk


Lain Nabi Sulaiman yang telah berkuasa penuh
atas kerajaan Bani Isra'il yang makin meluas
dan melebar, Allah telah menundukkan baginya
makhluk-makhluk lain, iaitu Jin angin dan
burung- burung yang kesemuanya berada di
bawah perintahnya melakukan apa yang
dikehendakinya dan melaksanakan segala
komandonya. Di samping itu Allah memberinya
pula suatu kurnia berupa mengalirnya cairan
tembaga dari bawah tanah untuk
dimanfaatkannya bagi karya pembangunan
gedung-gedung, perbuatan piring-piring
sebesar kolam air, periuk-periuk yang tetap
berada diatas tungku yang dikerjakan oleh
pasukan Jin-Nya. Sebagai salah satu mukjizat
yang diberikan oleh Allah kepada Sulaiman
ialah kesanggupan beliau menangkap maksud
yang terkandung dalam suara binatang-
binatang dan sebaliknya binatang-binatang
dapat pula mengerti apa yang ia perintahkan
dan ucapkan. Demikianlah maka tatkala Nabi
Sulaiman berpergian dalam rombongan kafilah
yang besar terdiri dari manusia, jin dan
binatang-binatang lain, menuju ke sebuah
tempat bernama Asgalan ia melalui sebuah
lembah yang disebut lembah semut. Disitu ia
mendengar seekor semut berkata kepada
kawan-kawannya: "Hai semut-semut, masuklah
kamu semuanya ke dalam sarangmu, agar
supaya kamu selamat dan tidak menjadi
binasa diinjak oleh Sulaiman dan tenteranya
tanpa ia sedar dan sengaja. Nabi Sulaiman
tersenyum tertawa mendengar suara semut
yang ketakutan itu. Ia memberitahu hal itu
kepada para pengikutnya seraya bersyukur
kepada Allah atas kurnia-Nya yang menjadikan
ia dapat mendengar serta menangkap maksud
yang terkandung dalam suara semut itu. Ia
merasa takjud bahawa binatang pun mengerti
bahawa nabi-nabi Allah tidak akan
mengganggu sesuatu makhluk dengan sengaja
dan dalam keadaan sedar.

Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis


Setelah Nabi Sulaiman membangunkan
Baitulmaqdis dan melakukan ibadah haji
sesuai dengan nadzarnya pergilah ia
meneruskan perjalannya ke Yeman. Setibanya
di San'a - ibu kota Yeman ,ia memanggil
burung hud-hud sejenis burung pelatuk untuk
disuruh mencari sumber air di tempat yang
kering tandus itu. Ternyata bahawa burung
hud-hud yang dipanggilnya itu tidak berada
diantara kawasan burung yang selalu berada di
tempat untuk melakukan tugas dan perintah
Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman marah dan
mengancam akan mengajar burung Hud-hud
yang tidak hadir itu bila ia datang tanpa alasan
dan uzur yang nyata. Berkata burung Hud-hud
yang hinggap didepan Sulaiman sambil
menundukkan kepala ketakutan: "Aku telah
melakukan penerbangan pengintaian dan
menemukan sesuatu yang sangat penting
untuk diketahui oleh paduka Tuan. Aku telah
menemukan sebuah kerajaan yang besar dan
mewah di negeri Saba yang dikuasai dan
diperintah oleh seorang ratu. Aku melihat
seorang ratu itu duduk di atas sebuah tahta
yang megah bertaburkan permata yang
berkilauan. Aku melihat ratu dan rakyatnya
tidak mengenal Tuhan Pencipta alam semesta
yang telah mengurniakan mereka kenikmatan
dan kebahagian hidup. Mereka tidak
menyembah dan sujud kepada-Nya, tetapi
kepada matahari. Mereka bersujud kepadanya
dikala terbit dan terbenam. Mereka telah
disesatkan oleh syaitan dari jalan yang lurus
dan benar.". Berkata Sulaiman kepada Hud-
hud: "Baiklah, kali ini aku ampuni dosamu
kerana berita yang engkau bawakan ini yang
aku anggap penting untuk diperhatikan dan
untuk mengesahkan kebenaran beritamu itu,
bawalah suratku ini ke Saba dan lemparkanlah
ke dalam istana ratu yang engkau maksudkan
itu, kemudian kembalilah secepat-cepatnya,
sambil kami menanti perkembangan
selanjutnya bagaimana jawapan ratu Saba atas
suratku ini.". HUd-hud terbang kembali menuju
Saba dan setibanya di atas istana kerajaan
Saba dilemparkanlah surat Nabi Sulaiman
tepat di depan ratu Balqis yang sedang duduk
dengan megah di atas tahtanya. Ia terkejut
melihat sepucuk surat jatuh dari udara tepat di
depan wajahnya. Ia lalu mengangkat
kepalanya melihat ke atas, ingin mengetahui
dari manakah surat itu datang dan siapakah
yang secara kurang hormat melemparkannya
tepat di depannya. Kemudian diambillah surat
itu oleh ratu, dibuka dan baca isinya yang
berbunyi: "Dengan Nama Allah Yang Maha
Pengasih lagi Penyayang, surat ini adalah
daripadaku, Sulaiman. Janganlah kamu
bersikap sombong terhadapku dan
menganggap dirimu lebih tinggi daripadaku.
Datanglah sekalian kepadaku berserah diri.".
Setelah dibacanya berulang kali surat Nabi
Sulaiman Ratu Balqis memanggil para
pembesarnya dan para penasihat kerajaan
berkumpul untuk memusyawarahkan tindakan
apa yang harus diambil sehubungan dengan
surat Nabi Sulaiman yang diterimanya itu.
Berkatlah para pembesar itu ketika diminta
petimbangannya: "Wahai paduka tuan ratu,
kami adalah putera-putera yang dibesarkan
dan dididik untuk berperang dan bertempur
dan bukan untuk menjadi ahli pemikir atau
perancang yang patut memberi pertimbangan
atau nasihat kepadamu. Kami menyerahkan
kepadamu untuk mengambil keputusan yang
akan membawa kebaikan bagi kerajaan dan
kami akan tunduk dan melaksanakan segala
perintah dan keputusanmu tanpa ragu. Kami
tidak akan gentar menghadapi segala ancaman
dari mana pun datangnya demi menjaga
keselamatanmu dam keselamatan
kerajaanmu.". Ratu Balqis menjawab: "Aku
memperoleh kesan dari uraianmu bahwa kamu
mengutamakan cara kekerasan dan kalau
perlu kamu tidak akan gentar masuk medan
perang melawan musuh yang akan menyerbu.
Aku sangat berterima kasih atas kesetiaanmu
kepada kerajaan dan kesediaanmu menyabung
nyawa untuk menjaga keselamatanku dan
keselamatan kerajaanku. Akan tetapi aku tidak
sependirian dengan kamu sekalian. Menurut
pertimbanganku, lebih bijaksana bila kami
menempuh jalan damai dan menghindari cara
kekerasan dan peperangan. Sebab bila kami
menentang secara kekerasan dan sampai
terjadi perang dan musuh kami berhasil
menyerbu masuk kota-kota kami, maka
nescaya akan berakibat kerusakan dan
kehancuran yang sgt menyedihkan. Mereka
akan menghancur binasakan segala bangunan,
memperhambakan rakyat dan merampas
segala harta milik dan peninggalan nenek
moyang kami. Hal yang demikian itu adalah
merupakan akibat yang wajar dari tiap
peperangan yang dialami oleh sejarah manusia
dari masa ke semasa. Maka menghadapi surat
Sulaiman yang mengandung ancaman itu, aku
akan cuba melunakkan hatinya dengan
mengirimkan sebuah hadiah kerajaan yang
akan terdiri dari barang-barang yang berharga
dan bermutu tinggi yang dapat mempesonakan
hatinya dan menyilaukan matanya dan aku
akan melihat bagaimana ia memberi
tanggapan dan reaksi terhadap hadiahku itu
dan bagaimana ia menerima utusanku di
istananya." Selagi Ratu Balgis siap-siap
mengatur hadiah kerajaan yang akan dikirim
kepada Sulaiman dan memilih orang-orang
yang akan menjadi utusan kerajaan membawa
hadiah, tibalah hinggap di depan Nabi
Sulaiman burung pengintai Hud-hud
memberitakan kepadanya rancangan Balqis
untuk mengirim utusan membawa hadiah
baginya sebagai jawaban atas surat beliau
kepadanya. Setelah mendengar berita yang
dibawa oleh Hud-hud itu, Nabi Sulaiman
mengatur rencana penerimaan utusan Ratu
Balqis dan memerintahkan kepada pasukan
Jinnya agar menyediakan dan membangunkan
sebuah bangunan yang megah yang tiada
taranya ya akan menyilaukan mata perutusan
Balqis bila mereka tiba. Tatkala perutusan
Ratu Balqis datang, diterimalah mereka
dengan ramah tamah oleh Sulaiman dan
setelah mendengar uraian mereka tentang
maksud dan tujuan kedatangan mereka dengan
hadiah kerajaan yang dibawanya, berkatalah
Nabi Sulaiman: "Kembalilah kamu dengan
hadiah- hadiah ini kepada ratumu. Katakanlah
kepadanya bahawa Allah telah memberiku
rezeki dan kekayaan yang melimpah ruah dan
mengurniaiku dengan kurnia dan nikmat yang
tidak diberikannya kepada seseorang drp
makhluk-Nya. Di samping itu aku telah
diutuskan sebagai nabi dan rasul-Nya dan
dianugerahi kerajaan yang luas yang
kekuasaanku tidak sahaja berlaku atas
manusia tetapi mencakup juga jenis makhluk
Jin dan binatang-binatang. Maka bagaimana
aku akan dapat dibujuk dengan harta benda
dan hadiah serupa ini? Aku tidak dapat
dilalaikan dari kewajiban dakwah kenabianku
oleh harta benda dan emas walaupun sepenuh
bumi ini. Kamu telah disilaukan oleh benda dan
kemegahan duniawi, sehingga kamu
memandang besar hadiah yang kamu bawakan
ini dan mengira bahawa akan tersilaulah mata
kami dengan hadiah Ratumu. Pulanglah kamu
kembali dan sampaikanlah kepadanya bahawa
kami akan mengirimkan bala tentera yang
sangat kuat yang tidak akan terkalahkan ke
negeri Saba dan akan mengeluarkan ratumu
dan pengikut-pengikutnya dari negerinya
sebagai- orang-orang yang hina-dina yang
kehilangan kerajaan dan kebesarannya, jika ia
tidak segera memenuhi tuntutanku dan datang
berserah diri kepadaku.". Perutusan Balqis
kembali melaporkan kepada Ratunya apa yang
mereka alami dan apa yang telah diucapkan
oleh Nabi Sulaiman. Balqis berfikir, jalan yang
terbaik untuk menyelamatkan diri dan
kerajaannya ialah menyerah saja kepada
tuntutan Sulaiman dan datang menghadap dia
di istananya. Nabi Sulaiman berhasrat akan
menunjukkan kepada Ratu Balqis bahawa ia
memiliki kekuasaan ghaib di samping
kekuasaan lahirnya dan bahwa apa yang dia
telah ancamkan melalui rombongan perutusan
bukanlah ancaman yang kosong. Maka
bertanyalah beliau kepada pasukan Jinnya,
siapakah diantara mereka yang sanggup
mendatangkan tahta Ratu Balqis sebelum
orangnya datang berserah diri. Berkata Ifrit,
seorang Jin yang tercerdik: "Aku sanggup
membawa tahta itu dari istana Ratu Balqis
sebelum engkau sempat berdiri dari tempat
dudukimu. Aku adalah pesuruhmu yang kuat
dan dapat dipercayai.". Seorang lain yang
mempunyai ilmu dan hikmah nyeletuk berkata:
"Aku akan membawa tahta itu ke sini sebelum
engkau sempat memejamkan matamu.". Ketika
Nabi Sulaiman melihat tahta Balqis sudah
berada didepannya, berkatalah ia: "Ini adalah
salah satu kurnia Tuhan kepadaku untuk
mencuba apakah aku bersyukur atas kurnia-
Nya itu atau mengingkari-Nya, kerana barang
siapa bersyukur maka itu adalah semata-mata
untuk kebaikan dirinya sendiri dan barangsiapa
mengingkari nikmat dan kurnia Allah, ia akan
rugi di dunia dan di akhirat dan sesungguhnya
Allah Maha Kaya lagi Maha Mulia.".
Menyonsong kedatangan Ratu Balqis, Nabi
Sulaiman memerintahkan orang-orangnya agar
mengubah sedikit bentuk dan warna tahta
Ratu itu yang sudah berada di depannya
kemudian setelah Ratu itu tiba berserta
pengiring-pengiringnya, bertanyalah Nabi
Sulaiman seraya menundingkan kepada
tahtanya: "Serupa inikah tahtamu?" Balqis
menjawab: "Seakan-akan ini adalah tahtaku
sendiri," seraya bertanya-tanya dalam hatinya,
bagaimana mungkin bahawa tahtanya berada
di sini padahal ia yakin bahawa tahta itu
berada di istana tatkala ia bertolak
meninggalkan Saba. Selagi Balgis berada
dalam keadaan kacau fikiran, kehairanan
melihat tahta kerajaannya sudah berpindah ke
istana Sulaiman, ia dibawa masuk ke dalam
sebuah ruangan yang sengaja dibangun untuk
penerimaannya. Lantai dan dinding-dindingnya
terbuat dari kaca putih. Balqis segera
menyingkapkan pakaiannya ke atas betisnya
ketika berada dalam ruangan itu, mengira
bahawa ia berada di atas sebuah kolam air
yang dapat membasahi tubuh dan pakaiannya.
Berkata Nabi Sulaiman kepadanya: "Engkau
tidak usah menyingkap pakaianmu. Engkau
tidak berada di atas kolam air. Apa yang
engkau lihat itu adalah kaca-kaca putih yang
menjadi lantai dan dinding ruangan ini."
"Oh,Tuhanku," Balqis berkata menyedari
kelemahan dirinya terhadap kebesaran dan
kekuasaan Tuhan yang dipertunjukkan oleh
Nabi Sulaiman, "aku telah lama tersesat
berpaling daripada-Mu, melalaikan nikmat dan
kurnia-Mu, merugikan dan menzalimi diriku
sendiri sehingga terjatuh dari cahaya dan
rahmat-Mu. Ampunilah aku. Aku berserah diri
kepada Sulaiman Nabi-Mu dengan ikhlas dan
keyakinan penuh. Kasihanilah diriku wahai
Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang." Demikianlah kisah Nabi Sulaiman
dan Balqis Ratu Saba. Dan menurut sementara
ahli tafsir dan ahli sejarah nabi-nabi, bahawa
Nabi Sulaiman pada akhirnya kahwin dengan
Balqis dan dari perkahwinannya itu lahirlah
seorang putera. Menurut pengakuan maharaja
Ethiopia Abessinia, mereka adalah keturunan
Nabi Sulaiman dari putera hasil
perkahwinannya dengan Balqis itu. Wallahu
alam,bisshawab.

Wafatnya Nabi Sulaiman


Al-Quran mengisahkan bahawa tidak ada
tanda-tanda yang menunjukkan kematian
Sulaiman kecuali anai-anai yang memakan
tongkatnya yang ia sandar kepadanya ketika
Tuhan mengambil rohnya. Para Jin yang
sedang mengerjakan bangunan atas
perintahnya tidak mengetahui bahawa Nabi
Sulaiman telah mati kecuali setelah mereka
melihat Nabi Sulaiman tersungkur jatuh di atas
lantai, akibat jatuhnya tongkat sandarannya
yang dimakan oleh anai-anai. Sekiranya para
Jin sudah mengetahui sebelumnya, pasti
mereka tidak akan tetap meneruskan
pekerjaan yang mereka anggap sebagai
seksaan yang menghinakan. Berbagai cerita
yang dikaitkan orang pada ayat yang
mengisahkan matinya Nabi Sulaiman, namun
kerana cerita-cerita itu tidak ditunjang
dikuatkan oleh sebuah hadis sahih yang
muktamad, maka sebaiknya kami berpegang
saja dengan apa yang dikisahkan oleh Al-Quran
dan selanjutnya Allahlah yang lebih
Mengetahui dan kepada-Nya kami
berserah,diri.

Kelahiran Nabi Musa

Peristiwa kelahiran Nabi Musa, dijelaskan


dalam kitab Al-Qur'an surah Al Qashash ayat 1-
6:
‫ٰط ۤس ّۤم ِتْلَك ٰا ٰي ُت اْلِك ٰت ِب اْلُم ِبْي ِن َن ْت ُلْو ا َع َلْي َك ِم ْن َّن َبِا ُمْو ٰس ى َو ِفْر َع ْو َن ِباْلَح ِّق ِلَقْو ٍم ُّيْؤ ِم ُنْو َن ِاَّن‬
‫ِفْر َع ْو َن َع اَل ِفى اَاْلْر ِض َو َج َع َل َاْه َلَه ا ِش َي ًعا َّيْس َت ْض ِعُف َط ۤا ِٕىَف ًة ِّم ْن ُهْم ُي َذ ِّبُح َاْب َن ۤا َء ُه ْم‬
‫َو َي ْس َت ْح ٖي ِنَس ۤا َء ُه ْم ِۗاَّن ٗه َك اَن ِمَن اْل ُم ْف ِس ِد ْي َن َو ُنِر ْي ُد َاْن َّن ُمَّن َع َلى اَّل ِذ ْي َن اْس ُتْض ِع ُفْو ا ِفى‬
‫اَاْلْر ِض َو َن ْج َع َلُهْم َإِىَّم ًة َّو َن ْج َع َلُهُم اْل ٰو ِر ِثْي َن ۙ َو ُنَم ِّك َن َلُهْم ِفى اَاْلْر ِض َو ُن ِر َي ِفْر َع ْو َن‬
‫َو َه اٰم َن َو ُج ُنْو َدُه َم ا ِم ْن ُهْم َّما َك اُنْو ا َي ْح َذ ُرْو َن‬
Artinya: Tha Sin Mim. Ini ayat-ayat Kitab (Al-
Qur'an) yang jelas (dari Allah). Kami
membacakan kepadamu sebagian dari kisah
Musa dan Fir‘aun dengan sebenarnya untuk
orang-orang yang beriman. Sungguh, Fir‘aun
telah berbuat sewenang-wenang di bumi dan
menjadikan penduduknya berpecah belah, dia
menindas segolongan dari mereka (Bani Israil),
dia menyembelih anak laki-laki mereka dan
membiarkan hidup anak perempuan mereka.
Sungguh, dia (Fir‘aun) termasuk orang yang
berbuat kerusakan.
Dan Kami hendak memberi karunia kepada
orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu,
dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan
menjadikan mereka orang-orang yang
mewarisi (bumi), dan Kami teguhkan
kedudukan mereka di bumi dan Kami
perlihatkan kepada Fir‘aun dan Haman
bersama bala tentaranya apa yang selalu
mereka takutkan dari mereka.
Seperti penjelasan ayat di atas, Nabi Musa
lahir di Mesir yang dipimpin oleh seorang raja
zalim dan kejam bernama Fir'aun. Raja Fir'aun
dikenal selalu bersikap sewenang-wenang. Ia
bahkan memperkerjakan kaumnya secara
paksa.
Suatu ketika, Raja Fir'aun bermimpi melihat
api yang bisa membakar wilayah Mesir. Ketika
terbangun, ia mengumpulkan para tukang sihir
dan ahli peramal untuk menafsirkan mimpi
tersebut.
Para peramal itu memberitahukan bahwa akan
lahir seorang anak laki-laki dari kalangan Bani
Israil yang akan menjadi sebab musnahnya
penduduk Mesir. Takwil mimpi itu membuat
Fir'aun ketakutan, hingga ia memerintahkan
pasukannya untuk membunuh bayi laki-laki
yang lahir dari Bani Israil.
Musa lahir pada saat maraknya pembunuhan
bayi dan kaum laki-laki oleh pasukan Raja
Fir'aun. Nabi Musa lahir dari wanita bernama
Yukaibid.
Yukaibid merasa sangat ketakutan apabila
anaknya dibunuh oleh Raja Fir'aun. Kemudian,
Allah mengilhaminya untuk meletakkan Musa
ke dalam peti dan dihanyutkan ke sungai saat
pasukan Fir'aun datang.
Ki Jambalawuh dalam buku Peradaban
Prasejarah Nusantara Berdasarkan Kisah Para
Nabi menjelaskan, Atas izin Allah, peti Musa
ditemukan oleh istri Firaun yang bernama
Asiyah binti Muzahim. Setelah disetujui oleh
Firaun, Asiyah memutuskan untuk mengasuh
bayi Musa dan mengangkatnya jadi anak.
Firaun memang dikenal sebagai raja yang
kejam. Akan tetapi ia sangat menyayangi dan
mencintai istrinya sehingga selalu menuruti
keinginan istrinya tersebut.
Saat mengasuh Musa, Asiyah mencari wanita
yang bisa memberi Asi kepada bayi itu. Atas
kehendak Allah, ibu kandung Musa terpilih
untuk menyusuinya. Sebab, tidak ada satupun
air susu wanita yang mau diminum oleh Musa
kecuali dari ibu kandungnya sendiri.
Begitulah cara Allah menyatukan Musa ke
pangkuan ibunya. Kisah ini dijelaskan dalam
surah Al Qashah ayat 13. Allah SWT berfirman
yang artinya:
“Maka kami kembalikan Musa kepada ibunya,
supaya senang hatinya dan tidakberduka cita
dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu
adalah benar, tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahuinya”.
Nabi Musa Ketika Dewasa
Dikutip dari buku Kisah Teladan Menakjubkan
25 Nabi Oleh Ariany syurfah, ketika beranjak
dewasa Musa diberikan petunjuk oleh Allah
bahwa dirinya bukanlah anak kandung Raja
Firaun. Selain itu, ia diberikan mukjizat ilmu
pengetahuan dan pangkat kenabian serta
diberi kitab Taurat guna menaklukkan Fir'aun.
Nabi Musa memutuskan untuk meninggalkan
istana, karena mendapat kabar bahwa Fir'aun
akan berencana buruk terhadapnya. Hal itu
terjadi setelah salah satu rakyatnya ada yang
mati terbunuh saat Musa mendamaikan
perkelahian dua orang.
Keduanya berasal dari bangsa Bani Israil dan
Qibthi yang merupakan Bangsa Fir'aun.
Pelarian Nabi Musa tersebut dikisahkan dalam
surah Al Qashas ayat 21, yang berbunyi:
‫ّٰظ‬
‫ࣖ َفَخ َر َج ِم ْن َه ا َخ ۤا ِٕىًفا َّي َت َر َّقُب َۖقاَل َر ِّب َن ِّج ِنْي ِمَن اْلَق ْو ِم ال ِلِم ْي َن‬
Artinya: Maka keluarlah dia (Musa) dari kota
itu dengan rasa takut, waspada (kalau ada
yang menyusul atau menangkapnya), dia
berdoa, “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari
orang-orang yang zalim itu.”
Nabi Musa pergi tanpa tahu arah tujuan dengan
diliputi perasaan cemas dan khawatir akan
kejaran tentara Fir’aun. Tanpa ia sadari, ia
berjalan ke arah Madyan dan bertemu dengan
dua putri Nabi Syuaib.
Dikutip dari buku Akidah Akhlak Madrasah
Tsanawiyah Kelas VIII oleh Harjan Syuhada da
Fida' Abdilah, pertemuan itu terjadi ketika Nabi
Musa tengah beristirahat. Dua gadis itu tengah
mengambil air untuk hewan ternaknya.
Musa memutuskan untuk membantu mereka.
Setelah itu mereka mengundang Musa untuk
berkunjung ke rumah. Setelah sampai, ia baru
mengetahui bahwa dua gadis tersebut adalah
putri Nabi Syuaib.
Setelah dijamu dengan penuh hormat, Nabi
Musa menceritakan apa yang terjadi dengan
dirinya. Maka, Nabi Syuaib berkata,
“Janganlah takut, sesungguhnya engkau telah
lepas dari kaum yang zalim.”
Nabi Syuaib kemudian menawarkan kepada
Nabi Musa untuk menikahi salah satu dari
putrinya. Hal ini juga diabadikan dalam surah
Al Qashash ayat 27. Tawaran itu diterima oleh
Nabi Musa, dan ia menikah dengan salah satu
putri Nabi Syuaib yang bernama Shafuro.

Kembalinya Nabi Musa ke Mesir


Setelah mendapat izin dari mertuanya, Nabi
Musa didampingi istrinya berangkat menuju
Mesir. Ia mendapat wahyu dari Allah SWT, di
mana peristiwa ini juga dikisahkan dalam
surah Al Qashas ayat 29-32. Menurut beberapa
riwayat, tempat turunnya wahyu Nabi Musa
adalah sebuah bukit yang bernama Tursina.
Ketika sampai di Mesir, Nabi Musa mengajak
Fir'aun untuk kembali ke jalan yang benar
dengan menunjukkan mukjizat dari Allah yaitu
tongkat ajaibnya yang bisa berubah jadi ular.
Melihat itu, Fir'aun sangat murka dan
memanggil semua tukang sihir agar bertanding
dengan Musa.
Kemenangan ada dipihak Nabi Musa dan para
tukang sihir mengakui kebenaran yang dibawa
olehnya. Selain itu, Siti Asiah, istri Raja Fir'aun
juga ikut beriman kepada Nabi Musa. Hal ini
membuat Fir'aun murka dan menghukum mati
para tukang sihir serta menyiksa istrinya
hingga meninggal.

Tenggelamnya Firaun di Laut Merah


Dikutip dari buku Kisah Para Nabi oleh Ibnu
Katsir, karena peristiwa tersebut, Nabi Musa
beserta pengikutnya dikejar oleh Fir'aun
beserta seluruh bala tentaranya. Para ulama
mengatakan, jumlah tentara Firaun mencapai
satu juta orang. Sedangkan kaum Nabi Musa
hanya sekitar 600.000 orang.
Mereka menyisir semua daerah untuk mencari
Nabi Musa dan pengikutnya dan bertemu saat
matahari terbit. Tidak ada jalan lain bagi
mereka untuk menyelamatkan diri selain
menyebrangi lautan Merah.
Kemudian turunlah pertolongan Allah,
sebagaimana disebutkan dalam Alquran surah
Al Baqarah ayat 50, yang berbunyi:
‫َو ِاْذ َفَر ْق َن ا ِبُك ُم اْلَب ْح َر َفَاْن َج ْي ٰن ُك ْم َو َاْغ َر ْق َن ٓا ٰا َل ِفْر َع ْو َن َو َاْنُتْم َت ْن ُظ ُرْو َن‬
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Kami membelah
laut untukmu, sehingga kamu dapat Kami
selamatkan dan Kami tenggelamkan (Fir‘aun
dan) pengikut-pengikut Fir‘aun, sedang kamu
menyaksikan
Dalam peristiwa inilah Allah mewahyukan
kepada Nabi Musa agar memukulkan
tongkatnya ke permukaan laut. Tiba-tiba air
laut dengan ombak yang bergulung-gulung
terbelah menjadi dua bagian. Setiap mata yang
melihat dan menyaksikan peristiwa ini
tercengang.
Nabi Musa dan para pengikutnya menapaki
jalan yang terbentang di tengah lautan dan
berhasil menyebrangi hingga kembali ke
daratan. Sementara Fir'aun dan pasukannya
justru baru memasuki jalan itu.
Saat Fir'aun dan pasukannya berada di tengah-
tengah lautan, Nabi Musa segera memukulkan
kembali tongkatnya, dan air laut yang terbelah
itu menyatu kembali. Fir'aun dan pasukannya
binasa tenggelam tanpa ada yang selamat.
Peristiwa ini juga tercantum dalam Alquran
surah Yunus ayat 90-92.

Wafatnya Nabi Musa

Dikutip dari buku Nabiku Teladanku oleh


Lutfiya Cahyani, setelah selamat dari kejaran
pasukan Firaun, Nabi Musa tinggal bersama
kaumnya Bani Israil. Beliau hidup hingga
berusia 120 tahun dan wafat di gunung Nebu,
Jordania.
Hikmah yang dapat dipetik dari kisah Nabi
Musa di atas adalah sehebat apapun kekuatan
manusia, tidak akan mampu melawan
kekuasaan Allah. Fir'aun menerima azab dari
Allah dan mengalami kehancuran akibat
kesombongan, kekejaman, dan
pembangkangannya terhadap perintah Allah
SWT.

Apa Saja Mukjizat Nabi Musa?

Allah SWT memberikan banyak mukjizat


kepada Nabi Musa terlebih saat menghadapi
Raja Fir’aun yang sangat zalim. Apa saja
mukjizat tersebut? Mari simak selengkapnya di
bawah ini!
1. Kitab Taurat
Mukjizat Nabi Musa yang pertama adalah kitab
suci Taurat yang diturunkan kepada kaumnya
Bani Israil. Dalam QS Al An’am Ayat 154, Allah
SWT berfirman
“Kemudian Kami telah memberikan Al-Kitab
(Taurat) kepada Musa untuk menyempurnakan
(nikmat Kami) kepada orang yang berbuat
kebaikan, dan untuk menjelaskan segala
sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat,
agar mereka beriman (bahwa) mereka akan
menemui Tuhan mereka.”
2. Mengubah Tongkat Jadi Ular
Nabi Musa diberi mukjizat berupa tongkat yang
bisa berubah jadi ular. Mukjizat ini dilakukan
Nabi Musa saat menghadapi para tukang sihir
Raja Fir'aun. Sebagaimana dijelaskan dalam
QS An-Naml ayat 10:
“Dan lemparkanlah tongkatmu. Maka tatkala
(tongkat itu menjadi ular dan) Musa melihatnya
bergerak-gerak seperti seekor ular yang gesit,
larilah ia berbalik ke belakang tanpa menoleh,
"Hai Musa janganlah kamu takut.”
3. Membelah Laut Merah
Mukjizat Nabi Musa selanjutnya yaitu dapat
membelah laut Merah menggunakan tongkat.
Mukjizat ini pertamakali terjadi saat Nabi Musa
dan para pengikutnya dikejar Fir'aun dan
hingga Nabi Musa terjepit di tepi laut. Lalu
Allah SWT memerintahkan nabi Musa untu
memukul tongkat ke lautan hingga terbelah
lalu lari dari kejara Fir’aun.
4. Memancarkan Sinar di Tangan
Mukjizat berikutnya adalah tangan Nabi Musa
yang memancarkan sinar saat menghadapi
para penyihir dan Raja Fir'aun. Saat itu Nabi
Musa memasukkan tangan ke dalam
ketiaknya, setelah dikeluarkan tangan tersebut
memancarkan sinar putih namun bukan karena
penyakit. Fir’aun mengaggap sinar tersebut
adalah sihir yang dilimpahkan kepada mereka.
“Dan kepitkanlah tanganmu ke ketiakmu,
niscaya ia keluar menjadi putih cemerlang
tanpa cacat, sebagai mukjizat yang lain (pula),
untuk Kami perlihatkan kepadamu sebagian
dari tanda-tanda kekuasaan Kami yang sangat
besar.” (QS. Thaha ayat 22-23)
5. Mendatangkan Angin Topan, Banjir, dan
Wabah Belalang untuk Fir’aun
Selanjutnya Allah juga memberi mukjizat
kepada Nabi Musa dengan cara mendatangkan
angin topan, banjir, serta wabah untuk Fir’aun
karena ingkar janji. Sebagaimana Allah SWT
berfirman:
”Maka Kami kirimkan kepada mereka topan,
belalang, kutu, katak, dan darah sebagai bukti
yang jelas, tetapi mereka tetap
menyombongkan diri dan mereka adalah kaum
yang berdosa. Dan ketika mereka ditimpa
azab.” (QS. Al Qashah ayat 133).
6. Selamat dari Peti
Saat Nabi Musa lahir, tentara Fir’aun sedang
gencar membunuh semua bayi laki-laki yang
lahir di tahun tersebut. Namun ibu Musa
melindungi Musa di dalam sebuah peti dan
menghanyutkan peti tersebut ke sungai Nil.
Atas kuasa Allah, Nabi Musa selamat dan
diasuh oleh fir’aun. Peristiwa ini disebutkan
dalam QS Al Qashash ayat 8
“Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir’aun
yang akibatnya dia menjadi musuh dan
kesedihan bagi mereka.”
7. Menenggelamkan Qarun dan Harta
Bendanya ke Bumi
Nabi Musa juga sempat menghadapi Qarun,
pemuka Mesir kaya raya yang mengingkari isi
dan kenabian Nabi Musa. Allah SWT berfirman
dalam QS. Al Qashah ayat 81:
“Maka Kami benamkanlah Qarun beserta
rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada
baginya suatu golongan pun yang menolongnya
terhadap azab Allah, dan tiadalah ia termasuk
orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).

Kisah nabi isa


Kisah Nabi Isa adalah kisah yang tergolong
lengkap diceritakan di dalam Al-Qur'an.
Terutama mengenai wafat dan kedatangannya
di dunia pada akhir zaman yang penuh tanda
tanya.
Kisah sejarah Nabi Isa digambarkan dalam Al-
Qur'an, yakni surah Maryam ayat 16 sampai
dengan 40. Melalui ayat tersebut, Allah SWT
menjelaskan bagaimana situasi kelahiran Nabi
Isa juga ketika ibunya, Maryam, dengan tabah
dan sabar menghadapi kaumnya yang menuduh
serta menghina dengan kehadiran bayinya itu.
Suatu hari, Maryam yang tengah menyendiri di
sebuah tempat didatangi oleh Malaikat Jibril
yang menyamar menjadi seorang pria.
Maryam kaget karena didatangi oleh seorang
pria. Dia pun memanjatkan doa yang kemudian
diabadikan dalam Al-Qur'an surah Maryam ayat
18 yang artinya
"Sungguh, aku berlindung kepada Tuhan Yang
Maha Pengasih terhadapmu, jika engkau orang
yang bertakwa". (QS. Maryam: 18
Maryam akhirnya mempercayai ucapan Jibril.
Dan benar saja, tak lama kemudian, ia hamil
dan melahirkan Nabi Isa.
Sejak usia enam tahun, Nabi Isa sudah masuk
perguruan Taurat. Ia memahami hukum Taurat
lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak
seusianya.
Pada usia 12 tahun, Nabi Isa bertanya jawab
soal Taurat dengan orang-orang Yahudi yang
jauh lebih tua, baik soal hukum sampai soal
ketuhanan.
Saat Nabi Isa berumur 30 tahun, Malaikat Jibril
datang sebagai utusan Allah SWT. untuk
mengangkat Isa menjadi Rasul Allah,
menyambung pelajaran yang pernah diajarkan
rasul-rasul sebelumnya dan memberi kabar
kepada manusia tentang kedatangan seorang
nabi terakhir yakni Nabi Muhammad SAW.
Salah satu tujuan Nabi Isa adalah
memberitakan bahwa suatu hari akan diutus
oleh Allah SWT seorang rasul, yakni Nabi
Muhammad SAW yang dibekali sebuah Kitab
Suci (Al-Qur'an) berisi ajaran-ajaran Allah SWT
yang membenarkan kitab-kitab suci
sebelumnya yang akan disampaikan kepada
manusia.

Nabi Isa adalah nabi yang melanjutkan risalah


kenabian sebelumnya, yakni risalah Nabi Musa
as sebagaimana terdapat dalam QS al-Shaf
ayat 6, Allah SWT berfirman;
"Dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam
berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya aku
adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan
kitab sebelumku, Yaitu Taurat, dan memberi
khabar gembira dengan (datangnya) seorang
Rasul yang akan datang sesudahku, yang
namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala
Rasul itu datang kepada mereka dengan
membawa bukti-bukti yang nyata, mereka
berkata: "Ini adalah sihir yang nyata."(QS. Al-
Shaf: 6)
Banyak penduduk Bani Israil yan kemudian iri
dengan mukjizat-mukjizat yang diterima oleh
Nabi Isa. Kedengkian mereka berubah menjadi
keinginan untuk membunuh. Dalam Surat An-
Nisa’ ayat 157-159, diceritakan bahwa mereka
(kaum Bani Israil) mengaku telah membunuh
Nabi Isa.
Padahal kenyataannya, mereka tidak
membunuhnya dan tidak pula menyalibnya
karena Nabi Isa telah diganti dengan orang lain
yang menyerupainya.
Yang sebenarnya terjadi adalah Allah SWT
mengangkat Nabi Isa ke langit dan
menempatkannya di tempat yang dikehendaki
Allah SWT. Dilansir dari buku Polemik
Mengenai Nabi Isa karangan KH. Simon Ali
Yasir, sebagian orang berpendapat bahwa
kematian yang terjadi pada Nabi Isa adalah
kematian pada umumnya, disalib dan sebagian
yang lain berpendapat bahwa jasad dan ruhnya
diangkat oleh Allah (dalam keadaan hidup).
Begitu pula mengenai kedatangannya nanti
pada akhir zaman. Sebagian orang
berpendapat Nabi Isa akan benar-benar datang
kembali sebagai pertanda akan terjadinya
kiamat.
Sebagian lainnya menyatakan bahwa belum
pasti Nabi Isa akan muncul kembali, karena
Nabi Muhammad SAW telah dinobatkan
sebagai penutup para Nabi dan Rasul.

Mukjizat nabi musa


Nabi Isa AS. merupakan salah satu nabi
dengan berbagai mukjizat seperti yang telah
disebutkan dalam Al-Qur’an.
Menurut buku Kisah Nabi Ulul Azmi oleh Lisdy
Rahayu Nabi Isa termasuk dalam golongan Ulul
Azmi, seperti halnya Nabi Muhammad SAW.
Adapun yang dimaksud dengan Ulul Azmi
adalah mereka yang punya keteguhan luar
biasa dalam menyampaikan wahyu Allah SWT.
Selain tak gentar untuk menyebarkan
keimanan kepada Allah SWT, Nabi Isa juga
dibekali beberapa mukjizat untuk meyakinkan
umat akan kebesaran Allah SWT. Bagi mereka
yang yakin, keberadaan mukjizat Nabi Isa
dapat meningkatkan keimanan mereka
terhadap Allah SWT.
Hal itu sebagaimana disebutkan Nabi Isa
dalam surah Ali-Imran ayat 49: "Sesungguhnya
pada yang demikian itu adalah suatu tanda
(kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu
sungguh-sungguh beriman." (QS. Ali Imran: 49).

Nabi Isa AS. merupakan salah satu nabi


dengan berbagai mukjizat seperti yang telah
disebutkan dalam Al-Qur’an.
Menurut buku Kisah Nabi Ulul Azmi oleh Lisdy
Rahayu Nabi Isa termasuk dalam golongan Ulul
Azmi, seperti halnya Nabi Muhammad SAW.
Adapun yang dimaksud dengan Ulul Azmi
adalah mereka yang punya keteguhan luar
biasa dalam menyampaikan wahyu Allah SWT.
Selain tak gentar untuk menyebarkan
keimanan kepada Allah SWT, Nabi Isa juga
dibekali beberapa mukjizat untuk meyakinkan
umat akan kebesaran Allah SWT. Bagi mereka
yang yakin, keberadaan mukjizat Nabi Isa
dapat meningkatkan keimanan mereka
terhadap Allah SWT.
Hal itu sebagaimana disebutkan Nabi Isa
dalam surah Ali-Imran ayat 49: "Sesungguhnya
pada yang demikian itu adalah suatu tanda
(kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu
sungguh-sungguh beriman." (QS. Ali Imran: 49).

Nabi Isa Bisa Berbicara Saat Bayi

Mengutip buku Menengok Kisah 25 oleh Nabi &


Rasul oleh Ahmad Fatih, S., karena Nabi Isa
lahir tanpa ayah, sang ibu, Maryam, dituduh
melakukan zina.
Atas izin Allah, Nabi Isa yang masih bayi
mampu melindungi ibunya dengan berbicara
bahwa ia adalah hamba Allah yang akan
menjadi nabi dan dianugerahi kitab Injil.
Dikisahkan dalam surat Maryam ayat 30,
"Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba
Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia
menjadikan aku seorang nabi."

Menyembuhkan Orang yang Sakit Kusta dan


Buta

Atas izin Allah, Nabi Isa mampu


menyembuhkan seseorang yang menderita
penyakit kusta. Orang yang buta sejak lahir
pun pernah dikembalikan penglihatannya.
Kisah ini termaktub dalam ayat berikut:
"Dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan
orang yang buta sejak dalam kandungan ibu
dan orang yang berpenyakit sopak dengan
seizin-Ku." (QS. Al-Ma'idah: 110).
"Dan aku menyembuhkan orang yang buta
sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit
sopak." (QS. Ali-Imran: 49)
Turunnya Makanan dari Allah SWT

Suatu ketika, kaum Harawiyun meminta Nabi


Isa untuk berdoa agar Allah memberikan
hidangan dari langit. Nabi Isa tidak langsung
menuruti permintaan tersebut, tetapi
menasihati mereka agar bertakwa kepada
Allah.
Namun, kaum Harawiyun tidak
menghiraukannya dan terus-menerus meminta
diturunkannya hidangan dari langit. Nabi Isa
pun akhirnya berdoa kepada Allah agar
keinginan tersebut dikabulkan.
Tak berapa lama, Allah menurunkan mukjizat-
Nya. Aneka makanan yang lezat perlahan turun
dari langit dan menjadi berkah bagi mereka.
Allah berfirman:
"Sesungguhnya Aku akan menurunkan
hidangan itu kepadamu." (QS. Al-Maidah: 115)
Menciptakan Burung Hidup dari Tanah Liat
Kisah mukjizat Nabi Isa ini tercantum dalam
ayat Alquran berikut:
"Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang
berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku
telah datang kepadamu dengan membawa
sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu
aku membuat untuk kamu dari tanah
berbentuk burung; kemudian aku meniupnya,
maka ia menjadi seekor burung dengan seizin
Allah." (QS. Ali-Imran: 49).
Nabi Isa Terlahir Tanpa Seorang Ayah
Seperti yang disebutkan, Nabi Isa lahir tanpa
ayah. Kelahirannya merupakan mukjizat dari
Allah yang meniupkan ruh Nabi Isa ke tubuh
Maryam. Dalam Alquran disebutkan:
“Dan keselamatan semoga dilimpahkan
kepadaku (Isa 'alaihissalam), pada hari aku
dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada
hari aku dibangkitkan hidup kembali.” (QS.
Maryam: 33)
Nabi Isa Diangkat ke Langit dalam Peristiwa
Penyaliban

Suatu ketika, orang-orang Yahudi berencana


melakukan pembunuhan terhadap Nabi Isa.
Mengetahui bahwa hidupnya dalam bahaya,
Nabi Isa pun bersembunyi. Namun,
persembunyian Nabi Isa berhasil ditemukan.
Allah lalu menyelamatkan Nabi Isa dengan
mengangkat jiwa dan raganya ke langit. Oleh
Allah, murid Nabi Isa yang berkhianat juga
dibuat menyerupai sang nabi agar Bani Israel
mengira bahwa dialah Nabi Isa yang mereka
cari selama ini.
"Dan ingatlah ketika Allah berfirman, “Wahai
Isa putra Maryam! Ingatlah nikmat-Ku
kepadamu dan kepada ibumu sewaktu Aku
menguatkanmu dengan Rohulkudus. Engkau
dapat berbicara dengan manusia pada waktu
masih dalam buaian dan setelah dewasa. Dan
ingatlah ketika Aku mengajarkan menulis
kepadamu, (juga) Hikmah, Taurat dan Injil. Dan
ingatlah ketika engkau membentuk dari tanah
berupa burung dengan seizin-Ku, kemudian
engkau meniupnya, lalu menjadi seekor burung
(yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan
ingatlah ketika engkau menyembuhkan orang
yang buta sejak lahir dan orang yang
berpenyakit kusta dengan seizin-Ku. Dan
ingatlah ketika engkau mengeluarkan orang
mati (dari kubur menjadi hidup) dengan seizin-
Ku. Dan ingatlah ketika Aku menghalangi Bani
Israil (dari keinginan mereka membunuhmu) di
kala waktu engkau mengemukakan kepada
mereka keterangan-keterangan yang nyata,
lalu orang-orang kafir di antara mereka
berkata, "Ini tidak lain hanyalah sihir yang
nyata." (QS Al-Maidah: 110)
Nabi Isa Dapat Mengetahui Rahasia Orang Lain
Nabi Isa juga diberikan kemampuan
mengetahui apa yang disembunyikan orang
lain. Hal ini tertuang dalam surat Al-Jin: 26-27
yang artinya:
"(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang
ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada
seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali
kepada rasul yang diridhai-Nya, maka
sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-
penjaga (malaikat) di muka dan di
belakangnya."

Dakwah Nabi Isa


Nabi Isa Diutus untuk Berdakwah kepada Bani
Israil
Mengutip Buku Pedoman Umum Pelajar RIPAIL
oleh Tri Astuty, Sama seperti beberapa nabi-
nabi sebelumnya, Nabi Isa ditugaskan Allah
untuk berdakwah kepada Bani Israil. Beliau
diutus untuk menyiarkan ajaran Allah,
mengungkap kesalahan pemuka agama
Yahudi, dan menyadarkan mereka dari
penyimpangan yang dilakukan.
Nabi Isa berdakwah agar kaum Bani Israil
segera bertaubat, menjalankan perintah Allah
SWT serta menjauhi larangan-Nya. Namun,
dakwahnya justru mendapat fitnah, ejekan,
hingga pengkhianatan.
Nabi Isa Dikhianati oleh Yudas Iskariot

Demi mengetahui keberadaan Nabi Isa yang


tengah bersembunyi, orang-orang Yahudi
mengadakan sayembara. Mereka yang berhasil
menemukan tempat persembunyian Nabi Isa
akan diberikan hadiah.
Salah satu pengikut Nabi Isa, Yudas Iskariot,
tergiur dengan hadiah tersebut. Ia pun
berkhianat dan membocorkan di mana tempat
Nabi Isa bersembunyi.
Nabi Isa Berhasil Lolos dari Upaya
Pembunuhan
Setelah tempat persembunyiannya diketahui,
Nabi Isa sempat kabur lagi. Dalam keadaan
bahaya itu, Allah menyelamatkan Nabi Isa
dengan cara mengangkatnya ke langit.
Dia juga mengubah wajah Yudas dan
penampilannya jadi menyerupai Nabi Isa.
Yudas ditangkap dan disalib oleh tentara
Romawi yang mengiranya sebagai Nabi Isa.

Anda mungkin juga menyukai