Muhammad SAW? Nabi Muhammad SAW adalah tokoh penting dalam sejarah agama Islam. Hingga saat ini umatnya di seluruh penjuru dunia mengagumi kisah nabi Muhammad SAW. Beliau adalah suri tauladan bagi umat muslim hingga saat ini dan hari akhir nanti.
Nabi Muhammad SAW merupakan nabi
penutup, penyempurna ajaran Allah SWT yang telah disampaikan oleh nabi-nabi sebelumnya. Seperti dilansir dalam situs Nu.or.id, sebagai nabi terakhir, perjalanan Nabi Muhammad tak lepas dari upaya menyeru seluruh umat manusia agar beribadah kepada Allah SWT dan menunjukkan mereka jalan yang lurus dalam urusan dunia maupun akhirat. Seperti nabi-nabi sebelumnya, Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu dan mukjizat yang luar biasa dari Allah SWT. Dan itu adalah kitab suci Al Quran yang menjadi pedoman bagi umat muslim.
Selain wahyu dan mukjizat, kisah Nabi
Muhammad SAW yang lain juga tidak kalah menarik untuk disimak. Mulai dari kelahiran beliau, hingga kisah meninggalnya kekasih dan utusan mulia Allah SWT ini. Berikut ini kisah Nabi Muhammad SAW yang penuh dengan hikmah dan semoga dapat menjadi contoh dalam kehidupan kita sehari-hari.
Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Rasulullah SAW lahir pada Tahun Gajah yaitu
tahun dimana pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah Habasyah ingin merobohkan Ka’bah yang diperkirakan terjadi pada 12 Rabiul Awal. Dengan kebesaran-Nya, Allah SWT menghentikan pasukan tersebut dengan mengirimkan burung-burung ababil untuk menjatuhkan batu-batu yang membawa wabah penyakit. Kisah Nabi Muhammad ini terdapat di Al-Quran, Surat Al Fil yang artinya pasukan gajah.
Di tahun inilah, Nabi Muhammad SAW lahir di
Makkah dan dibesarkan sebagai anak yatim karena Abdullah, ayah Nabi Muhammad, wafat sebelum Rasulullah SAW lahir. Beberapa tahun setelah menghabiskan waktu dengan ibunya, Aminah, Nabi Muhammad SAW kemudian dibesarkan oleh kakeknya yaitu Abdul Muthalib.
Sayangnya, umur kakeknya pun juga hanya
sebentar. Setelah dua tahun dibesarkan oleh kakeknya, Abdul Mutholib meninggal pada umur Rasul yang kedelapan dan Nabi diasuh oleh pamannya Abu Thalib. Abu Thalib dikenal dengan orang yang dermawan walaupun hidupnya fakir atau tidak mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Hanya dengan keadaan tersebut, Nabi Muhammad SAW dapat berkembang dan tumbuh dengan pamannya. Nabi Muhammad SAW Mendapatkan Wahyu Pertama
Sebelum menjadi seorang Rasul, Nabi
Muhammad telah mendapatkan beberapa karunia istimewa dari Allah seperti wajahnya yang bersih dan bersinar yang mengalahkan sinar bulan, tumbuh suburnya daerah tempat Halimah (ibu yang menyusui Nabi) padahal tadinya gersang dan kering, dan lain sebagainya. Itulah tanda-tanda kebesaran Allah yang menandakan akan datangnya nabi yang terakhir yang memiliki kedudukan yang tertinggi nantinya.
Pada saat Rasul ingin mendapatkan wahyu
pertamanya, Rasul mendapatkan sebuah mimpi Malaikat Jibril menghampirinya. Rasul pun menyendiri di Gua Hira tepatnya di sebelah atas Jabal Nur. Disitulah Rasul diperlihatkan bahwa mimpinya adalah benar.
Malaikat Jibril pun datang kepada Rasul dan
turunlah wahyu yang pertama yang ia bawakan dari Allah SWT dalam Surat Al ‘Alaq yang artinya,
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu
yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-‘Alaq, 1-4) Walaupun Nabi merasa ketakutan, disitulah kisah Nabi Muhammad sebagai rasul dimulai. Disitulah tempat datangnya Nabi yang terakhir yang akan membawa kedamaian untuk seluruh umat.
Berdakwah secara Rahasia
Setelah mendapatkan wahyu yang pertama,
Nabi kemudian melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi. Adapun orang-orang yang menjadi pengikut pertamanya adalah Khadijah, Abu Bakar Al-Shiddiq dan Zaid bin Haritsah, Ummu Aiman, Ali bin Abu Thalib, dan Bilal bin Rabah. Allah Memerintahkan Dakwah secara Terang- Terangan
Setelah beberapa tahun melakukan dakwah
secara diam-diam, turunlah perintah Allah SWT dalam Surat Al-Hijr ayat 94 dan memerintahkan Nabi untuk berdakwah secara terang-terangan.
terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. (QS. Al-Hijr, 94)
Perintah Berzakat di Zaman Rasulullah
Pada zaman Rasulullah SAW di tahun pertama
di Madinah itu, Nabi dan para sahabatnya beserta segenap kaum muhajirin (orang-orang Islam Quraisy yang hijrah dari Mekah ke Madinah) masih dihadapkan kepada bagaimana menjalankan usaha penghidupan di tempat baru tersebut. Hal ini dikarenakan, selain memang tidak semua di antara mereka orang yang berkecukupan, kecuali Usman bin Affan, semua harta benda dan kekayaan yang mereka miliki juga ditinggal di Mekah.
Saat kondisi kaum Muslimin sudah mulai
sejahtera, tepatnya pada tahun kedua Hijriyah, barulah kewajiban zakat diberlakukan. Nabi Muhammad SAW langsung mengutus Mu’adz bin Jabal menjadi Qadli di Yaman. Rasul pun memberikan nasihat kepadanya supaya menyampaikan kepada ahli kitab beberapa hal, termasuk menyampaikan kewajiban zakat dengan ucapan,
“Sampaikan bahwa Allah telah mewajibkan
zakat kepada harta benda mereka, yang dipungut dari orang-orang kaya dan diberikan kepada orang-orang miskin di antara mereka ,”
sebagai kepala negara saat itu, ucapan Rasul
langsung ditaati oleh seluruh umat muslim tanpa ada perlawanan.
Harta benda yang dizakati di zaman Rasulullah
SAW yakni, binatang ternak seperti kambing, sapi, unta, kemudian barang berharga seperti emas dan perak, selanjutnya tumbuh-tumbuhan seperti syair (jelai), gandum, anggur kering (kismis), serta kurma. Namun kemudian, berkembang jenisnya sejalan dengan sifat perkembangan pada harta atau sifat penerimaan untuk diperkembangkan pada harta itu sendiri, yang dinamakan “illat”. Berdasarkan “Illat” itulah ditetapkan hukum zakat.
Prinsip zakat yang diajarkan Rasulullah SAW
adalah mengajarkan berbagi dan kepedulian, oleh sebab itu zakat harus mampu menumbuhkan rasa empati serta saling mendukung terhadap sesama muslim. Dengan kata lain, zakat harus mampu mengubah kehidupan masyarakat, khususnya umat muslim.
Kurban di Zaman Rasulullah SAW
Nabi Muhammad SAW
melaksanakan kurban saat melakukan haji Wada di Mina. Pada saat itu Rasulullah SAW menyembelih 100 ekor unta. Beliau menyembelih sendiri sebanyak 63 ekor unta, sementara sisanya disembelih oleh Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah. Seluruh hewan kurban tersebut disembelih setelah Shalat Idul Adha (QS. Al-Hajj : 36).
Dalam surah Al-Hajj ayat 36 tersebut
dijelaskan tentang jenis hewan yang dijadikan kurban, tujuan dari berkurban, cara menyembelih hewan kurban, waktu memakan daging kurban, dan orang-orang yang dapat memakan daging kurban.
Peristiwa Isra Mi’raj
Pada tahun kesebelas era
Nabi Muhammad SAW terjadi peristiwa yang menyedihkan. Tahun ini sering disebut dengan tahun kesedihan karena pamannya Abu Thalib dan istrinya Khadijah wafat pada tahun tersebut.
Setelah peristiwa tersebut, Allah kemudian
mengutus Malaikat Jibril untuk mendampingi Rasul dalam melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang disebut dengan Isra yang dimana setelah itu Rasulullah melakukan perjalanan kembali dari Masjidil Aqsa ke langit ke tujuh yang disebut sebagai Mi’raj. Disitulah, Rasulullah mendapatkan perintah sholat 5 waktu yang wajib dikerjakan seluruh umat Islam.
Selain itu ada beberapa hal yang perlu sahabat
telisik lebih dalam kisah Nabi Muhammad Dibalik Peristiwa Isra Miraj yang Jarang Diketahui.
Mukjizat Nabi Muhammad
Turunnya Al-Quran
Turunnya Al-Quran saat Nabi Muhammad
sedang menyendiri di Goa Hira adalah mukjizat terbesar dan kekal. Mengutip dari Huzaemah Tahido Yanggo selaku Rektor IIQ Jakarta, Al- Qur’an bukan saja untuk mematahkan segala bantahan dan argumen kaum musyrikin kepada kebenaran wahyu yang dibawah Rasulullah Muhammad Saw, tetapi ia juga ditujukan kepada seluruh umat manusia. Membelah Bulan
Rasululllah menerima mukjizat ini saat orang-
orang kafir menentang dirinya. Untuk menunjukkan kenabiannya, Rasulullah membelah bulan di depan mereka semua.
Menyembuhkan Sakit Mata
Sebelum menaklukan Benteng Khaibar, Ali bin
Abi Thalib yang menjadi pemegang bendera mengalami sakit mata. Nabi Muhammad menyembuhkan mata Ali dengan meludahinya. Atas izin Allah, Ali dapat melihat dengan jernih.
Wafatnya Nabi Muhammad SAW
Pada saat sahabat Abu Bakar sedang tidak di
Madinah, terjadi sebuah peristiwa yang sangat menyedihkan dimana Nabi Muhammad SAW wafat. Pada saat Abu Bakar diberitahu, beliau segera datang ke rumah Aisyah. Beliau mengucapkan,
“Ketahuilah, barangsiapa yang menyembah
Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad kini telah mati, dan barangsiapa menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah tetap senantiasa hidup tidak akan pernah mati.”
Kemudian beliau membacakan firman Allah
SWT,
ِإَّن َك َمِّي ٌت َو ِإَّن ُهْم َمِّي ُتوَن
Sesungguhnya kamu akan mati dan
sesungguhnya mereka akan mati (pula). (QS. Az-Zumar: 30)
Siapa Sahabat Nabi Muhammad yang
Dermawan?
Sahabat adalah seseorang yang menjadi
tempat aman untuk berbagi suka dan duka. Definisi sahabat bagi Nabi Muhammad adalah orang yang pernah berjumpa dengan Nabi dalam keadaan beriman dan meninggal dalam keadaan Islam.
Sahabat nabi adalah orang-orang berprestasi
untuk urusan dunia dan akhirat. Mereka terus menebar kebaikan dan pengorbanan sampai akhir hayatnya. Hal ini terlihat dari minat para sahabat untuk bidang filantropi atau wakaf sosial. Begini kisahnya!
Abu Bakar As-Shidiq
Di mana ada Nabi Muhammad, di situ ada Abu
Bakar. Mereka bersahabat bukan hanya untuk senang-senang, akan tetapi juga membuat kolaborasi apik untuk wakaf. Dalam kisah Nabi Muhammad semasa, beliau pernah mendapatkan hibah berupa tanah yang merupakan milik anak yatim dari Bani Najjar.
Melansir dari Tabung Wakaf, hibah tersebut
Rasulullah tolak karena Rasulullah tidak mungkin mengambil hak anak yatim begitu saja. Beliau memutuskan untuk membelinya saja dengan harga 10 Dinar, lalu Abu Bakar As- Shidiq yang membayarnya.
Tanah wakaf tersebut digunakan untuk
perluasan Masjidil Haram. Ekspansi dilakukan karena jumlah muslim semakin bertambah hingga masjid diperluas menjadi 50×50 meter. Dalam sejarah, bukan hanya kolaborasi Nabi Muhammad dan Abu Bakar untuk wakaf tanah perluasan masjid, tetapi juga saudagar kaya raya Abdurrahman bin Auf.
Umar bin Khattab
Umar bin Khattab tampak luar merupakan
sosok tegas dan tegar, namun lembut di dalam hatinya. Ia mewakafkan tanah di khaibar untuk disulap menjadi kebun kurma produktif pada tahun ke 7 hijriyah. Walaupun ia menyukai tanah tersebut, tanpa berat hati ia mewakafkan tanahnya dan hasil kebun ia sedekahkan kepada fakir miskin, hamba sahaya, fisabilillah, atau orang-orang yang membutuhkan.
Utsman bin Affan
Utsman bin Affan adalah sahabat nabi yang
terkenal dermawan dan senang berbagi. Selain berjasa dalam membentuk mushaf yang rapi, ia gemar membuat kebaikan berkelanjutan, seperti seperti wakaf sumur yang masih hidup hingga sekarang. Awal mulanya, ia melakukan wakaf sumur saat Madinah mengalami musim panceklik. Saat kota sedang kesulitan air bersih, satu- satunya sumber air yang tersisa dimiliki oleh seorang Yahudi, yaitu sumur Raumah. Rasa air dari sumur tersebut mirip dengan air zamzam yang ada di Mekkah.
Masyarakat pun rela antri untuk membeli air
bersih dari yahudi. Melihat kondisi tersebut, Rasulullah bersabda:
Wahai Sahabatku, siapa saja di antara kalian
yang menyumbang kan hartanya untuk dapat membebaskan sumur itu, lalu menyumbangkannya untuk umat, maka akan mendapatkan surgaNya Ta’ala (HR. Muslim) Usman segera menemui pemilik sumur untuk berbicara dan tawar menawar. Awalnya, yahudi enggan untuk menjual sumur karena asset tersebut merupakan mata pencariannya. Supaya empu sumur tetap hidup berkecukupan, Utsman pun menawar untuk membeli setengah sumur.
Sang Yahudi pun sepakat. Akan tetapi, karena
kebutuhan yang tinggi, Utsman pun menawar lagi untuk membeli seluruh sumur. Atas kesepakatan harga, yahudi pun setuju untuk menjual seluruh sumurnya. Semua orang dapat menggunakan air secara gratis, termasuk Yahudi sebagai sang empu sumur.
Lingkungan di Sekitar Sumur Tumbuh Subur
Kehadiran sumur menjadi berkah bagi seluruh masyarakat karena air melimpah ruah. Lingkungan di sekitar sumur juga ditumbuhi 1.500 pohon kurma yang hasilnya layak dijual ke pasar. Sampai sekarang, hasil dari kebun kurma dikelola dan diawasi oleh Departemen Pertanian Arab Saudi.
Sebagian dari keuntungan digunakan untuk
membiayai anak-anak yatim atau fakir miskin. Lalu, sebagian disimpan di rekening khusus atas nama Utsman bin Affan. Saking melimpah, surplus digunakan untuk membeli tanah di kawasan elite untuk membangun hotel pariwisata di dekat Masjid Nabawi. Ali bin Abi Thalib
Sahabat adalah sosok yang hadir saat suka
dan duka. Ali bin Abi Thalib adalah sahabat Nabi Muhammad yang belajar tentang islam sejak usia dini. Salah satu bentuk pengorbanannya yaitu Ali menyamar menjadi Nabi Muhammad dengan tidur di atas tempat tidurnya saat Rasulullah hijrah.
Saat kaum kafir Quraisy ingin menyerang,
ternyata mereka menemukan Ali yang berada di tempat tidur. Sontak, para penyerang merasa sia-sia menunggu semalaman untuk membunuh Nabi Muhammad. Mereka pun meninggalkan Ali yang juga kaget melihat para pemberontak.
Supaya tidak ketahuan, Ali menyusul hijrah ke
Madinah sendirian selang tiga hari pasca penyerangan. Ia bersembunyi pada siang hari, lalu melanjutkan perjalanan pada malam hari. Itu adalah bentuk kesetiaan Ali terhadap Rasulullah. Talhah bin Ubaidillah
Semasa hidupnya, Nabi Muhammad dikelilingi
oleh sahabat yag dermawan, seperti Talhah bin Ubaidillah. Ia mewakafkan harta berupa kebun miliknya sendiri. Kalau beliau terlalu memikirkan duniawi, ia bisa saja menjual kebun Bairuha dengan harga sangat mahal. Akan tetapi, Abu Thalhah bukanlah sosok tamak.
Ia tanpa ragu berwakaf untuk meningkatkan
kesejahteraan umat Islam. Ia memutuskan utnuk berwakaf saat mendengar ayat dari surat Ali Imron ayat 92:
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada
kebajikan yang sempurna, sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (QS. Ali Imran, 92) Kisah Nabi Ibrahim AS
Nabi Ibrahim merupakan salah satu nabi yang
diutus oleh Allah untuk memperbaiki umat manusia. Kisah Nabi Ibrahim ternyata sangat beragam dan sangat bagus diteladani. Berikut ini kami hadirkan beberapa kisah perjalanan hidup Nabi Ibrahim As. KISAH NABI IBRAHIM SAAT KELAHIRANNYA
Nabi Ibrahim adalah seorang nabi yang
dilahirkan di tengah-tengah masyarakat jahiliyah yang musyrik dan kafir. Beliau adalah anak Azar yang masih keturunan Sam bin Nuh. Nabi Ibrahim dilahirkan pada tahun 2295 sebelum Masehi, di negeri Mausul.
Nabi Ibrahim lahir pada zaman kerajaan Raja
Namrud yang mengaku dirinya sebagai Tuhan. Raja Namrud adalah penguasa Kerajaan Babylonia pada suatu ketika mendapat firasat dalam mimpinya bahwa seorang anak laki-laki akan membuatnya susah. Dalam Kisah Nabi Ibrahim, kelak, anak tersebut akan meruntuhkan kerajaannya. Raja Namrud segera menurunkan titah untuk membunuh setiap anak laki-laki yang ada di kota Babylonia. Nabi Ibrahim Alaihissalam adalah anak yang dimaksud tersebut. Kemudian, Allah Yang Maha Penolong menyelamatkan ibu Nabi Ibrahim Alaihissalam. Saat mengandung tidak kelihatan tanda-tanda kehamilan. Hingga ibunya melahirkan dan Nabi Ibrahim Alaihssalam tumbuh besar dan selamat dari kejahatan Raja Namrud. Masyarakat di Kerajaan Babylonia ketika itu, menyembah patung-patung sebagai itu. Bahkan, ayah Nabi Ibrahim Alaihissalam adalah seseorang yang membuat patung- patung tersebut.
Kehidupan penduduk Kerajaan Babylonia
sudah sangat sesat dan menyimpang. Mereka membangun sebuah tempat untuk menaruh patung-patung sesembahan mereka. Termasuk di dalamnya patung yang paling besar kepunyaan Raja Namrud. Nabi Ibrahim selalu bertanya-tanya mengapa patung-patung itu mereka percayai dan sembah. Apakah Tuhan dapat dibuat-buat seperti berbentuk patung, dan patung seperti itu mungkinkah punya kemampuan sebagai Tuhan. Bagi Nabi Ibrahim, semua itu tidak masuk akal. Nabi Ibrahim Alaihissalam pun menyadari pasti ada Tuhan yang pantas disembah tapi dia belum mengetahui apakah itu.
KISAH NABI IBRAHIM SEWAKTU KECIL
Kisah Nabi Ibrahim yang juga mengandung
banyak pelajaran adalah ketika beliau masih kecil. Nabi Ibrahim mengetahui saat beliau masih kecil bahwa ayahnya seseorang yang membuat patung-patung yang unik. Pada suatu hari, ia bertanya terhadap ciptaan ayahnya kemudian ayahnya memberitahunya bahwa itu adalah patung-patung dari tuhan-tuhan. Nabi Ibrahim sangat keheranan melihat hal tersebut, kemudian timbul dalam dirinya melalui akal sehatnya penolakan terhadapnya. Uniknya, Nabi Ibrahim justru bermain-main dengan patung itu saat ia masih kecil, bahkan terkadang ia menunggangi punggung patung- patung itu seperti orang-orang yang biasa menunggang keledai dan binatang tunggangan lainya.
Pada suatu hari, ayahnya melihatnya saat
menunggang punggung patung yang bernama Mardukh. Saat itu juga ayahnya marah dan memerintahkan anaknya agar tidak bermain- main dengan patung itu lagi.
Ibrahim bertanya: “Patung apakah ini wahai
ayahku? Kedua telinganya besar, lebih besar dari telinga kita.” Ayahnya menjawab: “Itu adalah Mardukh, tuhan para tuhan wahai anakku, dan kedua telinga yang besar itu sebagai simbol dari kecerdasan yang luar biasa.” Ibrahim tampak tertawa dalam dirinya padahal saat itu beliau baru menginjak usia tujuh tahun.
Pada suatu hari Ibrahim bersama ayahnya
masuk di tempat penyembahan tempat dimana patung-patung itu berada. Saat itu terjadi suatu pesta dan perayaan di hadapan patung- patung, dan di tengah-tengah perayaan tersebut terdapat seorang tokoh dukun yang memberikan pengarahan tentang kehebatan tuhan berhala yang paling besar.
Dengan suara yang penuh penghayatan, dukun
itu memohon kepada patung agar menyayangi kaumnya dan memberi mereka rezeki.
Tiba-tiba keheningan saat itu dipecah oleh
suara Ibrahim yang ditujukan kepada tokoh dukun itu: “Hai tukang dukun, ia tidak akan pernah mendengarmu.
Apakah engkau meyakini bahwa ia
mendengar?” Saat itu manusia mulai kaget. Mereka mencari dari mana asal suara itu.
Ternyata mereka mendapati bahwa suara itu
suara Ibrahim. Lalu tokoh dukun itu mulai menampakkan kerisauan dan kemarahannya. Tiba-tiba si ayah berusaha menenangkan keadaan dan mengatakan bahwa anaknya sakit dan tidak mengetahui apa yang dikatakan. Lalu keduanya keluar dari tempat penyembahan itu. Si ayah menemani Ibrahim menuju tempat tidurnya dan berusaha menidurkannya dan meninggalkannya setelah itu. Namun, Ibrahim tidak begitu saja mau tidur ketika beliau melihat kesesatan yang menimpa manusia. Beliau pun segera bangkit dari tempat tidurnya.
Beliau bukan seorang yang sakit. Beliau
merasa dihadapkan pada peristiwa yang besar. Beliau menganggap mustahil bahwa patung- patung yang terbuat dari kayu-kayu dan batu- batuan itu menjadi tuhan bagi kaumnya. Kisah Nabi Ibrahim ini memberikan pelajaran bagi kita agar waspada terhadap kesesatan dan menghindarinya.
KISAH NABI IBRAHIM MENCARI TUHAN
Ibrahim keluar dari rumahnya menuju ke
gunung. Beliau berjalan sendirian di tengah kegelapan. Beliau memilih salah satu gua di gunung, lalu beliau rnenyandarkan punggungnya dalam keadaan duduk termenung.
Beliau memperhatikan langit. Beliau mulai
bosan memandang bumi yang dipenuhi dengan suasana jahiliyah yang bersandarkan kepada berhala. Nabi Ibrahim Alaihissalam akhirnya melakukan pencarian.
Tuhan yang harus disembah pasti sesuatu
yang istimewa dan mempunyai kemampuan yang tidak tertandingi. Kemudian Allah memperlihatkan tanda-tanda keagungan-Nya. Allah memperlihatkan bintang, bulan, dan matahari kepada beliau.
Namun akhirnya Nabi Ibrahim Alaihissalam
mulai mengerti, Tuhan yang disembah bukanlah Tuhan berupa benda yang terbit dan tenggelam.
Tuhan yang patut disembah adalah Tuhan
yang menerbitkan dan yang menenggelamkan. Allah kemudian memberi petunjuk kepada Nabi Ibrahim bahwa Allah adalah Tuhan yang selama ini beliau cari.
Nabi Ibrahim yang sudah memiliki kemantapan
hati hendak memerangi syirik dan persembahan berhala yang terjadi dalam masyarakat kaumnya ingin lebih dahulu mempertebalkan iman dan keyakinannya, menentramkan hatinya serta membersihkannya dari keragu-raguan yang mungkin sesekali mengganggu pikirannya degan memohon kepada Allah agar diperlihatkan kepadanya bagaimana Dia menghidupkan kembali makhluk-makhluk yang sudah mati.
Berserulah ia kepada Allah : “Ya Tuhanku!
Tunjukkanlah kepadaku bagaimana engkau mengidupkan makhluk-makhluk yang sudah mati.” Allah menjawab seruannya dengan berfirman : Tidaklah engkau beriman dan percaya kepada kekuasaan-Ku ?
“Nabi Ibrahim menjawab: “Benar, wahai
Tuhanku, aku telah beriman dan percaya pada Mu dan kepada kekuasaan-Mu, namun aku ingin sekali melihat itu dengan mata kepalaku sendiri, agar aku dapat mendapat ketentraman dan ketenangan dan hatiku dan agar kami menjadi tebal dan kukuh keyakinanku kepada- Mu dan kepada kekuasaan-Mu.
Kemudian Allah mengabulkan permohonan
Nabi Ibrahim, dan Allah perintahkan Nabi menangkap empat ekor burung.
Kemudian Allah perintahkan Nabi Ibrahim
memperhatikan dan meneliti bagian tubuh- tubuh burung itu, memotongnya menjadi berkeping-keping mencampur baurkan kemudian tubuh burung yang sudah hancur luluh dan bercampur baur itu diletakkan di atas puncak setiap bukit dari empat bukit yang letakknya berjauhan satu dari yang lain.
Setelah dikerjakan apa yang telah diisyaratkan
oleh Allah itu, diperintahkanlah Nabi Ibrahim memangil burung-burung yang telah terkoyak koyak tubuhnya dan terpisah jauh tiap-tiap bagian tubuh burung dari bagian yang lain. Dengan izin Allah dan kuasa-Nya datanglah beterbangan empat ekor burung itu dalam keadaan utuh bernyawa seperti sediakala begitu mendengar seruan dan panggilan Nabi Ibrahim as kepadanya lalu hinggaplah empat burung yang hidup kembali itu didepannya, dilihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Allah Yang Maha Berkuasa dapat menghidupkan kembali makhluk-Nya yang sudah mati sebagaimana Dia menciptakannya dari sesuatu yang tidak.
Dan dengan demikian tercapailah apa yang
diinginkan oleh Nabi Ibrahim as untuk menetramkan hatinya dan menghilangkan keraguan di dalam iman dan keyakinannya.
KISAH NABI IBRAHIM MENGHANCURKAN
BERHALA RAJA NAMRUD
Pada suatu hari disaat Raja Namrud dan
kaumnya pergi meninggalkan negerinya dan saat itu kampung-kampungnya kosong. Maka nabi Ibrahim melaksanakan niat yang selama ini dipendamnya yakni adalah menghancurkan berhala-berhala yang dipuja dan disembah oleh Raja Namrud dan rakyatnya.
Beliau menghancurkannya menggunakan
kampak dan hanya satu yang tidak dihancurkan, hal ini Ia lakukan dengan sengaja kampaknya dikalungkan dileher patung terbesar itu. Beberapa hari kemudian Raja Namrud dan pengikutnya tiba kembali di negerinya, dan mengetahui bahwa seluruh patung-patung yang selama ini disembah sudah hancur maka murkalah ia terhadap kejadian itu.
Raja Namrud seketika langsung menuduh Nabi
Ibrahim sebagai pelakunya, karena semua orang sudah mengetahui bahwa Nabi Ibrahim sangat membenci berhala-berhala itu, kemudian singkat cerita Nabi Ibrahim dihadapkan pada Raja Namrud untuk diadili.
Sang Raja berkata dengan geram, “Wahai
Ibrahim, bukankah engkau yang telah menghancurkan berhala-berhala ini?”. “Bukan!” jawab Ibrahim singkat. Mendengar jawaban itu, Raja Namrud semakin geram dan berkata: “Lalu siapa lagi kalau bukan engkau, bukankah kau berada disini saat kami pergi dan bukankah engkau membenci berhala-berhala ini?”
“Ya, tapi bukan aku yang menghancurkan
berhala-berhala itu. Aku pikir, berhala besar itulah yang menghancurkannya, bukankah kampaknya masih berada dilehernya?” sahut Ibrahim dengan tenang.
Raja Namrud membantahnya: “Mana mungkin
patung berhala dapat berbuat semacam itu!”. Mendengar hal itu dengan tegas Nabi Ibrahim berkata: “Kalau begitu, kenapa engkau menyembah berhala yang tidak dapat berbuat apa-apa?”
Mendengar pernyataan Ibrahim, para
pengikutnya kemudian menjadi kaget dan tersadar bahkan terpikir oleh mereka Tuhan yang selama ini disembah tidak dapat melihat, mendengar, dan bergerak. Namun berbeda dengan Raja Namrud pekataan Nabi Ibrahim justru membuatnya semakin murka. KISAH NABI IBRAHIM KETIKA MENDAPATKAN HUKUMAN
Raja Namrud dan sangat marah atas kejadian
tersebut, akhirnya memerintahkan para tentaranya untuk menghukum Nabi Ibrahim dengan seberat-beratnya. Hukuman yang menurut Raja Namrud tepat untuk diberikan kepada Nabi Ibrahim adalah dihukum mati dengan jalan dibakar hidup-hidup.
Api dinyalakan besar sekali dengan kayu
sebagai bahan bakarnya, sementara Nabi diikat dan ditempatkan ditengah-tengah tumpukan kayu. Tetapi Allah lebih berkuasa dalam segala hal. Allah belum menghendaki Nabi Ibrahim mati dan kalah oleh Raja namrud. Lalu Allah berfirman:
Artinya: “Kami berfirman: “Hai api, menjadi
dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.” (QS. Al-Anbiya: 69). Saat menyaksikan proses pembakaran itu, Raja Namrud dan para pengikutnya tertawa dengan penuh kepuasan. Mereka mengira, Nabi Ibrahim telah hancur menjadi abu bersama api itu. Namun, begitu terkejutnya mereka setelah api yang menyala dahsyat itu padam. Nabi tiba-tiba berjalan keluar dari puing-puing pembakaran dengan selamat tanpa luka sedikitpun.
Melihat kejadian tersebut seluruh masyarakat
yang awalnya tertawa terbahak-bahak kemudian menghentikan tertawa tersebut dan berubah menjadi kebingungan. Setelah kejadian tersebut Nabi Ibrahim pergi berhijrah ke negeri Kan’an dan baitul Maqdis. Disanalah kemudian beliau hidup dan memiliki keturunan.
Inilah Kisah Nabi Ibrahim yang mengajarkan
pada kita tentang kebesaran Allah SWT. Maka hendaknya kita selalu beribadah dan meminta pertolongan kepada Nya. KISAH NABI IBRAHIM KETIKA MENDAPATKAN UJIAN
Bersama Siti Hajar (istrinya) dan Ismail, Nabi
berhijrah ke Mekah. Disanalah beliau membangun Ka’bah sebagai pusat penyembahan manusia kepada Tuhan. Nabi Ibrahim terkenal sebagai Nabi yang banyak berdoa kepada Allah SWT.
Nabi Ibrahim memiliki dua istri yaitu Sarah dan
Siti Hajar serta memiliki dua putra Ismail dan Ishaq yang keduanya pun menjadi Nabi dan Rasul Allah. Ismail dilahirkan oleh Siti Hajar dan Ishaq dilahirkan oleh Sarah. Beliau menikah dengan Hajar karena bersama Sarah tidak dikaruniai anak, kemudian Sarah meminta Ibrahim untuk menikahi budaknya Hajar dan lahirlah Ismail. Namun, kemudian tidak lama Sarah akhirnya memiliki putra yang diberi nama Ishaq. Ketika seorang putra Ibrahim tumbuh telah mencapai usia dewasa, Allah hendak menguji kesetiaan Ibrahim terhadap perintah-perintah- Nya melalui sebuah mimpi tentang penyembelihan anak.
Dalam Kisah Nabi Ibrahim, keimanan beliau,
yang telah berhasil menghadapi ujian-ujian sebelumnya, sama sekali tidak berubah sewaktu menerima perintah ini. Ibrahim mengajak putranya berangkat untuk melaksanakan perintah Allah. Ia tidak sedikitpun mengeluh ataupun memohon keringanan dari Allah tentang perintah ini melainkan ia melaksanakan sebagaimana yang Allah perintahkan. Ketika Ibrahim membaringkan putranya untuk melaksanakan perintah Allah, terlebih dahulu ia meminta tanggapan dan persetujuan dari sang putra yakni Ismail. Ibrahim berkata:
“Wahai putraku, sesungguhnya aku melihat
dalam sebuah mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka sampaikanlah apa pendapatmu!” putranya menjawab: “Wahai ayahku, laksanakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; dengan perkenan Allah, kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”
Tatkala putranya telah merelakan diri serta
Ibrahim telah bersiap mengulurkan tangan untuk menyembelih putranya, seketika Allah memanggil Ibrahim supaya menahan tangannya, sebab tindakan ini membuktikan bahwa Ibrahim bersedia melaksanakan apapun untuk Allah, juga membuktikan wujud seorang hamba yang berbakti serta seorang sosok yang terpercaya bagi Allah.
Kemudian Ibrahim mendapati seekor
sembelihan besar sebagai kurban pengganti putranya. Nabi Ibrahim as mendapatkan tempat khusus di sisi Allah SWT. Ibrahim termasuk salah satu nabi ulul azmi di antara lima nabi di mana Allah SWT mengambil dari mereka satu perjanjian yang berat.
Kelima nabi itu adalah Nabi Nuh, Nabi
Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad SAW, sesuai dengan urutan diutusnya mereka. Ibrahim adalah seorang nabi yang diuji oleh Allah SWT dengan ujian yang jelas. Yaitu ujian di atas kemampuan manusia biasa. Meskipun menghadapi ujian dan tantangan yang berat, Nabi Ibrahim tetap menunjukkan sebagai seorang hamba yang menepati janjinya dan selalu menunjukan sikap terpuji.
Nabi Ibrahim adalah seorang harnba Allah SWT
yang berhak diangkat-Nya menjadi al-Khalil atau kekasih Allah SWT. Hal tersebut merupakan derajat dari derajat-derajat kenabian yang kita tidak mengetahui nilainya.
Kita juga tidak mengetahui bagaimana kita
harus menyikapi ketika ada pilihan sedemikian berat. Sangat mengagumkan bahwa setiap kali Nabi Ibrahim mendapatkan ujian dan kepedihan, beliau justru menciptakan permata.
WAFATNYA NABI IBRAHIM
Diceritakan dalam Kisah Nabi Ibrahim, ketika
memasuki umur seratus lima puluh, Allah menampakkan uban pada rambut Nabi Ibrahim. Ulama berkata, “Alasan Allah memunculkan uban kepada Nabi Ibrahim adalah karena Ishaq, putra beliau sangat mirip dengan beliau. Masyarakat disekitar tempat tinggal beliau tidak bisa membedakan antara keduanya. Orang datang kepada Ishaq dan menyangka bahwa dia adalah Ibrahim. Orang tersebut menyapa, “Assalamualaikum, wahai kholilullah.” Akhirnya Ishaq menjawab, “Aku adalah anak dari kholilullah. Ia lebih baik dari pada aku. Dia bak tuanku dan aku ibarat budaknya.” Saat orang-orang mulai tidak bisa membedakan antara Nabi Ibrahim dan Nabi Ishaq maka Allah memberinya tanda berupa uban.
Namun, Nabi Ibrahim merasa sedih melihat
rambut ubannya yang memutih. Tetapi, beliau tidak bisa menolak apa yang dialaminya. Nabi Ibrahim adalah orang yang pertama kali beruban dari keturunan Nabi Adam.
Kemudian juga diriwayatkan, ketika malaikat
maut hendak mencabut nyawa Nabi Ibrahim as, maka beliau berkata, “Hai malaikat maut, apakah kamu pernah tahu seorang kekasih mencabut nyawa orang yang dicintainya.” Maka malaikat maut naik ke langit untuk melaporkannya kepada Allah Swt.
Lalu Allah berkata, “Katakanlah kepada
kekasihku, “Apakah seorang kekasih tidak suka bertemu dengan orang yang dicintainya?” Lalu malaikat maut kembali kepada Nabi Ibrahim. Dia menyampaikan apa yang dikatakan Allah SWT.
Mendengarnya, Nabi Ibrahim berkata kepada
dirinya, “Tenanglah dirimu untuk saat ini.” Kemudian malaikat maut mencabut nyawa beliau. Nabi Ibrahim dikuburkan di perkebunan Hairun, adalah sebuah kebun miliknya yang sebeumnya beliau berwasiat agar dikuburkan di sana.
Kisah Nabi Sulaiman
Nabi Sulaiman adalah salah seorang putera
Nabi Daud. Sejak ia masih kanak-kanak berusia sebelas tahun, ia sudah menampakkan tanda-tanda kecerdasan, ketajaman otak, kepandaian berfikir serta ketelitian di dalam mempertimbangkan dan mengambil sesuatu keputusan. Nabi Sulaiman Seorang Juri Sewaktu Daud, ayahnya menduduki tahta kerajaan Bani Isra'il ia selalu mendampinginnya dalam tiap-tiap sidang peradilan yang diadakan untuk menangani perkara-perkara perselisihan dan sengketa yang terjadi di dalam masyarakat. Ia memang sengaja dibawa oleh Daud, ayahnya menghadiri sidang-sidang peradilan serta menyekutuinya di dalam menangani urusan- urusan kerajaan untuk melatihnya serta menyiapkannya sebagai putera mahkota yang akan menggantikanya memimpin kerajaan, bila tiba saatnya ia harus memenuhi panggilan Ilahi meninggalkan dunia yang fana ini. Dan memang Sulaimanlah yang terpandai di antara sesama saudara yang bahkan lebih tua usia daripadanya. Suatu peristiwa yang menunjukkan kecerdasan dan ketajaman otaknya iaitu terjadi pada salah satu sidang peradilan yang ia turut menghadirinya. Dalam persidangan itu dua orang datang mengadu meminta Nabi Daud mengadili perkara sengketa mereka, iaitu bahawa kebun tanaman salah seorang dari kedua lelaki itu telah dimasuki oleh kambing-kambing ternak kawannya di waktu malam yang mengakibatkan rusak binasanya perkarangannya yang sudah dirawatnya begitu lama sehingga mendekati masa menuainya.
Kawan yang diadukan itu mengakui kebenaran
pengaduan kawannya dan bahawa memang haiwan ternakannyalah yang merusak- binasakan kebun dan perkarangan kawannya itu. Dalam perkara sengketa tersebut, Daud memutuskan bahawa sebagai ganti rugi yang dideritai oleh pemilik kebun akibat pengrusakan kambing-kambing peliharaan tetangganya, maka pemilik kambing-kambing itu harus menyerahkan binatang peliharaannya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi yang disebabkan oleh kecuaiannya menjaga binatang ternakannya. Akan tetapi Sulaiman yang mendengar keputusan itu yang dijatuhkan oleh ayahnya itu yang dirasa kurang tepat berkata kepada si ayah: "Wahai ayahku, menurut pertimbanganku keputusan itu sepatut berbunyi sedemikian : Kepada pemilik perkarangan yang telah binasa tanamannya diserahkanlah haiwan ternak jirannya untuk dipelihara, diambil hasilnya dan dimanfaatkan bagi keperluannya, sedang perkarangannya yang telah binasa itu diserahkan kepada tetangganya pemilik peternakan untuk dipugar dan dirawatnya sampai kembali kepada keadaan asalnya, kemudian masing- masing menerima kembali miliknya, sehingga dengan cara demikian masing-masing pihak tidak ada yang mendapat keuntungan atau kerugian lebih daripada yang sepatutnya.". Kuputusan yang diusulkan oleh Sulaiman itu diterima baik oleh kedua orang yang menggugat dan digugat dan disambut oleh para orang yang menghadiri sidang dengan rasa kagum terhadap kecerdasan dan kepandaian Sulaiman yang walaupun masih muda usianya telah menunjukkan kematangan berfikir dan keberanian melahirkan pendapat walaupun tidak sesuai dengan pendapat ayahnya.
Peristiwa ini merupakan permulaan dari
sejarah hidup Nabi Sulaiman yang penuh dengan mukjizat kenabian dan kurnia Allah yang dilimpahkan kepadanya dan kepada ayahnya Nabi Daud. Nabi Sulaiman Menduduki Tahta Kerajaan Ayahnya Sejak masih berusia muda Sulaiman telah disiapkan oleh Daud untuk menggantikannya untuk menduduki tahta singgahsana kerajaan Bani Isra'il. Abang Sulaiman yang bernama Absyalum tidak merelakan dirinya dilangkahi oleh adiknya. Ia beranggapan bahawa dialah yang sepatutnya menjadi putera mahkota dan bukan adiknya yang lebih lemah fizikalnya dan lebih muda usianya srta belum banyak mempunyai pengalaman hidup seperti dia. Kerananya ia menaruh dendam terhadap ayahnya yang menurut anggapannya tidak berlaku adil dan telah memperkosa haknya sebagai pewaris pertama dari tahta kerajaan Bani Isra'il.
Absyalum berketetapan hati akan memberotak
terhadap ayahnya dan akan berjuang bermati- matian untuk merebut kekuasaan dari tangan ayahnya atau adiknya apa pun yang harus ia korbankan untuk mencapai tujuan itu. Dan sebagai persiapan bagi rancangan pemberontakannya itu, dari jauh-jauh ia berusaha mendekati rakyat, menunjukkan kasih sayang dan cintanya kepada mereka menolong menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi serta mempersatukan mereka di bawah pengaruh dan pimpinannya. Ia tidak jarang bagi memperluaskan pengaruhnya, berdiri didepan pintu istana mencegat orang-orang yang datang ingin menghadap raja dan ditanganinya sendiri masalah-masalah yang mereka minta penyelesaian. Setelah merasa bahawa pengaruhnya sudah meluas di kalangan rakyat Bani Isra'il dan bahawa ia telah berhasil memikat hati sebahagian besar dari mereka, Absyalum menganggap bahawa saatnya telah tiba untuk melaksanakan rencana rampasan kuasa dan mengambil alih kekuasaan dari tangan ayahnya dengan paksa. Lalu ia menyebarkan mata-matanya ke seluruh pelosok negeri menghasut rakyat dan memberi tanda kepada penyokong-penyokong rencananya, bahawa bila mereka mendengar suara bunyi terompet, maka haruslah mereka segera berkumpul, mengerumuninya kemudian mengumumkan pengangkatannya sebagai raja Bani Isra'il menggantikan Daud ayahnya. Syahdan pada suatu pagi hari di kala Daud duduk di serambi istana berbincang-bincang dengan para pembesar dan para penasihat pemerintahannya, terdengarlah suara bergemuruh rakyat bersorak-sorai meneriakkan pengangkatan Absyalum sebagai raja Bani Isra'il menggantikan Daud yang dituntut turun dari tahtanya. Keadaan kota menjadi kacau-bilau dilanda huru-hara keamanan tidak terkendalikan dan perkelahian terjadi di mana-mana antara orang yang pro dan yang kontra dengan kekuasaan Absyalum. Nabi Daud merasa sedih melihat keributan dan kekacauan yang melanda negerinya, akibat perbuatan puterannya sendiri. Namun ia berusaha menguasai emosinya dan menahan diri dari perbuatan dan tindakan yang dapat menambah parahnya keadaan. Ia mengambil keputusan untuk menghindari pertumpahan darah yang tidak diinginkan, keluar meninggalkan istana dan lari bersama-sama pekerjanya menyeberang sungai Jordan menuju bukit Zaitun. Dan begitu Daud keluar meninggalkan kota Jerusalem, masuklah Absyalum diiringi oleh para pengikutnya ke kota dan segera menduduki istana kerajaan. Sementara Nabi Daud melakukan istikharah dan munajat kepada Tuhan di atas bukit Zaitun memohon taufiq dan pertolongan-Nya agar menyelamatkan kerajaan dan negaranya dari malapetaka dan keruntuhan akibat perbuatan puteranya yang durhaka itu. Setelah mengadakan istikharah dan munajat yang tekun kepada Allah, akhirnya Daud mengambil keputusan untuk segera mengadakan kontra aksi terhadap puteranya dan dikirimkanlah sepasukan tentera dari para pengikutnya yang masih setia kepadanya ke Jerusalem untuk merebut kembali istana kerajaan Bani Isra'il dari tangan Absyalum.
Beliau berpesan kepada komandan
pasukannya yang akan menyerang dan menyerbu istana, agar bertindak bijaksana dan sedapat mungkin menghindari pertumpahan darah dan pembunuhan yang tidak perlu, teristimewa mengenai Absyalum, puteranya, ia berpesan agar diselamatkan jiwanya dan ditangkapnya hidup- hidup. Akan tetapi takdir telah menentukan lain daripada apa yang si ayah inginkan bagi puteranya. Komandan yang berhasil menyerbu istana tidak dapat berbuat lain kecuali membunuh Absyalum yang melawan dan enggan menyerahkan diri setelah ia terkurung dan terkepung. Dengan terbunuhnya Absyalum kembalilah Daud menduduki tahtanya dan kembalilah ketenangan meliputi kota Jerusalem sebagaimana sediakala. Dan setelah menduduki tahta kerajaan Bani Isra'il selama empat puluh tahun wafatlah Nabi Daud dalam usia yang lanjut dan dinobatkanlah sebagai pewarisnya Sulaiman sebagaimana telah diwasiatkan oleh ayahnya.
Kekuasaan Sulaiman Atas Jin dan Makhluk
Lain Nabi Sulaiman yang telah berkuasa penuh atas kerajaan Bani Isra'il yang makin meluas dan melebar, Allah telah menundukkan baginya makhluk-makhluk lain, iaitu Jin angin dan burung- burung yang kesemuanya berada di bawah perintahnya melakukan apa yang dikehendakinya dan melaksanakan segala komandonya. Di samping itu Allah memberinya pula suatu kurnia berupa mengalirnya cairan tembaga dari bawah tanah untuk dimanfaatkannya bagi karya pembangunan gedung-gedung, perbuatan piring-piring sebesar kolam air, periuk-periuk yang tetap berada diatas tungku yang dikerjakan oleh pasukan Jin-Nya. Sebagai salah satu mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada Sulaiman ialah kesanggupan beliau menangkap maksud yang terkandung dalam suara binatang- binatang dan sebaliknya binatang-binatang dapat pula mengerti apa yang ia perintahkan dan ucapkan. Demikianlah maka tatkala Nabi Sulaiman berpergian dalam rombongan kafilah yang besar terdiri dari manusia, jin dan binatang-binatang lain, menuju ke sebuah tempat bernama Asgalan ia melalui sebuah lembah yang disebut lembah semut. Disitu ia mendengar seekor semut berkata kepada kawan-kawannya: "Hai semut-semut, masuklah kamu semuanya ke dalam sarangmu, agar supaya kamu selamat dan tidak menjadi binasa diinjak oleh Sulaiman dan tenteranya tanpa ia sedar dan sengaja. Nabi Sulaiman tersenyum tertawa mendengar suara semut yang ketakutan itu. Ia memberitahu hal itu kepada para pengikutnya seraya bersyukur kepada Allah atas kurnia-Nya yang menjadikan ia dapat mendengar serta menangkap maksud yang terkandung dalam suara semut itu. Ia merasa takjud bahawa binatang pun mengerti bahawa nabi-nabi Allah tidak akan mengganggu sesuatu makhluk dengan sengaja dan dalam keadaan sedar.
Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis
Setelah Nabi Sulaiman membangunkan Baitulmaqdis dan melakukan ibadah haji sesuai dengan nadzarnya pergilah ia meneruskan perjalannya ke Yeman. Setibanya di San'a - ibu kota Yeman ,ia memanggil burung hud-hud sejenis burung pelatuk untuk disuruh mencari sumber air di tempat yang kering tandus itu. Ternyata bahawa burung hud-hud yang dipanggilnya itu tidak berada diantara kawasan burung yang selalu berada di tempat untuk melakukan tugas dan perintah Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman marah dan mengancam akan mengajar burung Hud-hud yang tidak hadir itu bila ia datang tanpa alasan dan uzur yang nyata. Berkata burung Hud-hud yang hinggap didepan Sulaiman sambil menundukkan kepala ketakutan: "Aku telah melakukan penerbangan pengintaian dan menemukan sesuatu yang sangat penting untuk diketahui oleh paduka Tuan. Aku telah menemukan sebuah kerajaan yang besar dan mewah di negeri Saba yang dikuasai dan diperintah oleh seorang ratu. Aku melihat seorang ratu itu duduk di atas sebuah tahta yang megah bertaburkan permata yang berkilauan. Aku melihat ratu dan rakyatnya tidak mengenal Tuhan Pencipta alam semesta yang telah mengurniakan mereka kenikmatan dan kebahagian hidup. Mereka tidak menyembah dan sujud kepada-Nya, tetapi kepada matahari. Mereka bersujud kepadanya dikala terbit dan terbenam. Mereka telah disesatkan oleh syaitan dari jalan yang lurus dan benar.". Berkata Sulaiman kepada Hud- hud: "Baiklah, kali ini aku ampuni dosamu kerana berita yang engkau bawakan ini yang aku anggap penting untuk diperhatikan dan untuk mengesahkan kebenaran beritamu itu, bawalah suratku ini ke Saba dan lemparkanlah ke dalam istana ratu yang engkau maksudkan itu, kemudian kembalilah secepat-cepatnya, sambil kami menanti perkembangan selanjutnya bagaimana jawapan ratu Saba atas suratku ini.". HUd-hud terbang kembali menuju Saba dan setibanya di atas istana kerajaan Saba dilemparkanlah surat Nabi Sulaiman tepat di depan ratu Balqis yang sedang duduk dengan megah di atas tahtanya. Ia terkejut melihat sepucuk surat jatuh dari udara tepat di depan wajahnya. Ia lalu mengangkat kepalanya melihat ke atas, ingin mengetahui dari manakah surat itu datang dan siapakah yang secara kurang hormat melemparkannya tepat di depannya. Kemudian diambillah surat itu oleh ratu, dibuka dan baca isinya yang berbunyi: "Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini adalah daripadaku, Sulaiman. Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan menganggap dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah sekalian kepadaku berserah diri.". Setelah dibacanya berulang kali surat Nabi Sulaiman Ratu Balqis memanggil para pembesarnya dan para penasihat kerajaan berkumpul untuk memusyawarahkan tindakan apa yang harus diambil sehubungan dengan surat Nabi Sulaiman yang diterimanya itu. Berkatlah para pembesar itu ketika diminta petimbangannya: "Wahai paduka tuan ratu, kami adalah putera-putera yang dibesarkan dan dididik untuk berperang dan bertempur dan bukan untuk menjadi ahli pemikir atau perancang yang patut memberi pertimbangan atau nasihat kepadamu. Kami menyerahkan kepadamu untuk mengambil keputusan yang akan membawa kebaikan bagi kerajaan dan kami akan tunduk dan melaksanakan segala perintah dan keputusanmu tanpa ragu. Kami tidak akan gentar menghadapi segala ancaman dari mana pun datangnya demi menjaga keselamatanmu dam keselamatan kerajaanmu.". Ratu Balqis menjawab: "Aku memperoleh kesan dari uraianmu bahwa kamu mengutamakan cara kekerasan dan kalau perlu kamu tidak akan gentar masuk medan perang melawan musuh yang akan menyerbu. Aku sangat berterima kasih atas kesetiaanmu kepada kerajaan dan kesediaanmu menyabung nyawa untuk menjaga keselamatanku dan keselamatan kerajaanku. Akan tetapi aku tidak sependirian dengan kamu sekalian. Menurut pertimbanganku, lebih bijaksana bila kami menempuh jalan damai dan menghindari cara kekerasan dan peperangan. Sebab bila kami menentang secara kekerasan dan sampai terjadi perang dan musuh kami berhasil menyerbu masuk kota-kota kami, maka nescaya akan berakibat kerusakan dan kehancuran yang sgt menyedihkan. Mereka akan menghancur binasakan segala bangunan, memperhambakan rakyat dan merampas segala harta milik dan peninggalan nenek moyang kami. Hal yang demikian itu adalah merupakan akibat yang wajar dari tiap peperangan yang dialami oleh sejarah manusia dari masa ke semasa. Maka menghadapi surat Sulaiman yang mengandung ancaman itu, aku akan cuba melunakkan hatinya dengan mengirimkan sebuah hadiah kerajaan yang akan terdiri dari barang-barang yang berharga dan bermutu tinggi yang dapat mempesonakan hatinya dan menyilaukan matanya dan aku akan melihat bagaimana ia memberi tanggapan dan reaksi terhadap hadiahku itu dan bagaimana ia menerima utusanku di istananya." Selagi Ratu Balgis siap-siap mengatur hadiah kerajaan yang akan dikirim kepada Sulaiman dan memilih orang-orang yang akan menjadi utusan kerajaan membawa hadiah, tibalah hinggap di depan Nabi Sulaiman burung pengintai Hud-hud memberitakan kepadanya rancangan Balqis untuk mengirim utusan membawa hadiah baginya sebagai jawaban atas surat beliau kepadanya. Setelah mendengar berita yang dibawa oleh Hud-hud itu, Nabi Sulaiman mengatur rencana penerimaan utusan Ratu Balqis dan memerintahkan kepada pasukan Jinnya agar menyediakan dan membangunkan sebuah bangunan yang megah yang tiada taranya ya akan menyilaukan mata perutusan Balqis bila mereka tiba. Tatkala perutusan Ratu Balqis datang, diterimalah mereka dengan ramah tamah oleh Sulaiman dan setelah mendengar uraian mereka tentang maksud dan tujuan kedatangan mereka dengan hadiah kerajaan yang dibawanya, berkatalah Nabi Sulaiman: "Kembalilah kamu dengan hadiah- hadiah ini kepada ratumu. Katakanlah kepadanya bahawa Allah telah memberiku rezeki dan kekayaan yang melimpah ruah dan mengurniaiku dengan kurnia dan nikmat yang tidak diberikannya kepada seseorang drp makhluk-Nya. Di samping itu aku telah diutuskan sebagai nabi dan rasul-Nya dan dianugerahi kerajaan yang luas yang kekuasaanku tidak sahaja berlaku atas manusia tetapi mencakup juga jenis makhluk Jin dan binatang-binatang. Maka bagaimana aku akan dapat dibujuk dengan harta benda dan hadiah serupa ini? Aku tidak dapat dilalaikan dari kewajiban dakwah kenabianku oleh harta benda dan emas walaupun sepenuh bumi ini. Kamu telah disilaukan oleh benda dan kemegahan duniawi, sehingga kamu memandang besar hadiah yang kamu bawakan ini dan mengira bahawa akan tersilaulah mata kami dengan hadiah Ratumu. Pulanglah kamu kembali dan sampaikanlah kepadanya bahawa kami akan mengirimkan bala tentera yang sangat kuat yang tidak akan terkalahkan ke negeri Saba dan akan mengeluarkan ratumu dan pengikut-pengikutnya dari negerinya sebagai- orang-orang yang hina-dina yang kehilangan kerajaan dan kebesarannya, jika ia tidak segera memenuhi tuntutanku dan datang berserah diri kepadaku.". Perutusan Balqis kembali melaporkan kepada Ratunya apa yang mereka alami dan apa yang telah diucapkan oleh Nabi Sulaiman. Balqis berfikir, jalan yang terbaik untuk menyelamatkan diri dan kerajaannya ialah menyerah saja kepada tuntutan Sulaiman dan datang menghadap dia di istananya. Nabi Sulaiman berhasrat akan menunjukkan kepada Ratu Balqis bahawa ia memiliki kekuasaan ghaib di samping kekuasaan lahirnya dan bahwa apa yang dia telah ancamkan melalui rombongan perutusan bukanlah ancaman yang kosong. Maka bertanyalah beliau kepada pasukan Jinnya, siapakah diantara mereka yang sanggup mendatangkan tahta Ratu Balqis sebelum orangnya datang berserah diri. Berkata Ifrit, seorang Jin yang tercerdik: "Aku sanggup membawa tahta itu dari istana Ratu Balqis sebelum engkau sempat berdiri dari tempat dudukimu. Aku adalah pesuruhmu yang kuat dan dapat dipercayai.". Seorang lain yang mempunyai ilmu dan hikmah nyeletuk berkata: "Aku akan membawa tahta itu ke sini sebelum engkau sempat memejamkan matamu.". Ketika Nabi Sulaiman melihat tahta Balqis sudah berada didepannya, berkatalah ia: "Ini adalah salah satu kurnia Tuhan kepadaku untuk mencuba apakah aku bersyukur atas kurnia- Nya itu atau mengingkari-Nya, kerana barang siapa bersyukur maka itu adalah semata-mata untuk kebaikan dirinya sendiri dan barangsiapa mengingkari nikmat dan kurnia Allah, ia akan rugi di dunia dan di akhirat dan sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Mulia.". Menyonsong kedatangan Ratu Balqis, Nabi Sulaiman memerintahkan orang-orangnya agar mengubah sedikit bentuk dan warna tahta Ratu itu yang sudah berada di depannya kemudian setelah Ratu itu tiba berserta pengiring-pengiringnya, bertanyalah Nabi Sulaiman seraya menundingkan kepada tahtanya: "Serupa inikah tahtamu?" Balqis menjawab: "Seakan-akan ini adalah tahtaku sendiri," seraya bertanya-tanya dalam hatinya, bagaimana mungkin bahawa tahtanya berada di sini padahal ia yakin bahawa tahta itu berada di istana tatkala ia bertolak meninggalkan Saba. Selagi Balgis berada dalam keadaan kacau fikiran, kehairanan melihat tahta kerajaannya sudah berpindah ke istana Sulaiman, ia dibawa masuk ke dalam sebuah ruangan yang sengaja dibangun untuk penerimaannya. Lantai dan dinding-dindingnya terbuat dari kaca putih. Balqis segera menyingkapkan pakaiannya ke atas betisnya ketika berada dalam ruangan itu, mengira bahawa ia berada di atas sebuah kolam air yang dapat membasahi tubuh dan pakaiannya. Berkata Nabi Sulaiman kepadanya: "Engkau tidak usah menyingkap pakaianmu. Engkau tidak berada di atas kolam air. Apa yang engkau lihat itu adalah kaca-kaca putih yang menjadi lantai dan dinding ruangan ini." "Oh,Tuhanku," Balqis berkata menyedari kelemahan dirinya terhadap kebesaran dan kekuasaan Tuhan yang dipertunjukkan oleh Nabi Sulaiman, "aku telah lama tersesat berpaling daripada-Mu, melalaikan nikmat dan kurnia-Mu, merugikan dan menzalimi diriku sendiri sehingga terjatuh dari cahaya dan rahmat-Mu. Ampunilah aku. Aku berserah diri kepada Sulaiman Nabi-Mu dengan ikhlas dan keyakinan penuh. Kasihanilah diriku wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang." Demikianlah kisah Nabi Sulaiman dan Balqis Ratu Saba. Dan menurut sementara ahli tafsir dan ahli sejarah nabi-nabi, bahawa Nabi Sulaiman pada akhirnya kahwin dengan Balqis dan dari perkahwinannya itu lahirlah seorang putera. Menurut pengakuan maharaja Ethiopia Abessinia, mereka adalah keturunan Nabi Sulaiman dari putera hasil perkahwinannya dengan Balqis itu. Wallahu alam,bisshawab.
Wafatnya Nabi Sulaiman
Al-Quran mengisahkan bahawa tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan kematian Sulaiman kecuali anai-anai yang memakan tongkatnya yang ia sandar kepadanya ketika Tuhan mengambil rohnya. Para Jin yang sedang mengerjakan bangunan atas perintahnya tidak mengetahui bahawa Nabi Sulaiman telah mati kecuali setelah mereka melihat Nabi Sulaiman tersungkur jatuh di atas lantai, akibat jatuhnya tongkat sandarannya yang dimakan oleh anai-anai. Sekiranya para Jin sudah mengetahui sebelumnya, pasti mereka tidak akan tetap meneruskan pekerjaan yang mereka anggap sebagai seksaan yang menghinakan. Berbagai cerita yang dikaitkan orang pada ayat yang mengisahkan matinya Nabi Sulaiman, namun kerana cerita-cerita itu tidak ditunjang dikuatkan oleh sebuah hadis sahih yang muktamad, maka sebaiknya kami berpegang saja dengan apa yang dikisahkan oleh Al-Quran dan selanjutnya Allahlah yang lebih Mengetahui dan kepada-Nya kami berserah,diri.
Kelahiran Nabi Musa
Peristiwa kelahiran Nabi Musa, dijelaskan
dalam kitab Al-Qur'an surah Al Qashash ayat 1- 6: ٰط ۤس ّۤم ِتْلَك ٰا ٰي ُت اْلِك ٰت ِب اْلُم ِبْي ِن َن ْت ُلْو ا َع َلْي َك ِم ْن َّن َبِا ُمْو ٰس ى َو ِفْر َع ْو َن ِباْلَح ِّق ِلَقْو ٍم ُّيْؤ ِم ُنْو َن ِاَّن ِفْر َع ْو َن َع اَل ِفى اَاْلْر ِض َو َج َع َل َاْه َلَه ا ِش َي ًعا َّيْس َت ْض ِعُف َط ۤا ِٕىَف ًة ِّم ْن ُهْم ُي َذ ِّبُح َاْب َن ۤا َء ُه ْم َو َي ْس َت ْح ٖي ِنَس ۤا َء ُه ْم ِۗاَّن ٗه َك اَن ِمَن اْل ُم ْف ِس ِد ْي َن َو ُنِر ْي ُد َاْن َّن ُمَّن َع َلى اَّل ِذ ْي َن اْس ُتْض ِع ُفْو ا ِفى اَاْلْر ِض َو َن ْج َع َلُهْم َإِىَّم ًة َّو َن ْج َع َلُهُم اْل ٰو ِر ِثْي َن ۙ َو ُنَم ِّك َن َلُهْم ِفى اَاْلْر ِض َو ُن ِر َي ِفْر َع ْو َن َو َه اٰم َن َو ُج ُنْو َدُه َم ا ِم ْن ُهْم َّما َك اُنْو ا َي ْح َذ ُرْو َن Artinya: Tha Sin Mim. Ini ayat-ayat Kitab (Al- Qur'an) yang jelas (dari Allah). Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir‘aun dengan sebenarnya untuk orang-orang yang beriman. Sungguh, Fir‘aun telah berbuat sewenang-wenang di bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dia menindas segolongan dari mereka (Bani Israil), dia menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak perempuan mereka. Sungguh, dia (Fir‘aun) termasuk orang yang berbuat kerusakan. Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu, dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi), dan Kami teguhkan kedudukan mereka di bumi dan Kami perlihatkan kepada Fir‘aun dan Haman bersama bala tentaranya apa yang selalu mereka takutkan dari mereka. Seperti penjelasan ayat di atas, Nabi Musa lahir di Mesir yang dipimpin oleh seorang raja zalim dan kejam bernama Fir'aun. Raja Fir'aun dikenal selalu bersikap sewenang-wenang. Ia bahkan memperkerjakan kaumnya secara paksa. Suatu ketika, Raja Fir'aun bermimpi melihat api yang bisa membakar wilayah Mesir. Ketika terbangun, ia mengumpulkan para tukang sihir dan ahli peramal untuk menafsirkan mimpi tersebut. Para peramal itu memberitahukan bahwa akan lahir seorang anak laki-laki dari kalangan Bani Israil yang akan menjadi sebab musnahnya penduduk Mesir. Takwil mimpi itu membuat Fir'aun ketakutan, hingga ia memerintahkan pasukannya untuk membunuh bayi laki-laki yang lahir dari Bani Israil. Musa lahir pada saat maraknya pembunuhan bayi dan kaum laki-laki oleh pasukan Raja Fir'aun. Nabi Musa lahir dari wanita bernama Yukaibid. Yukaibid merasa sangat ketakutan apabila anaknya dibunuh oleh Raja Fir'aun. Kemudian, Allah mengilhaminya untuk meletakkan Musa ke dalam peti dan dihanyutkan ke sungai saat pasukan Fir'aun datang. Ki Jambalawuh dalam buku Peradaban Prasejarah Nusantara Berdasarkan Kisah Para Nabi menjelaskan, Atas izin Allah, peti Musa ditemukan oleh istri Firaun yang bernama Asiyah binti Muzahim. Setelah disetujui oleh Firaun, Asiyah memutuskan untuk mengasuh bayi Musa dan mengangkatnya jadi anak. Firaun memang dikenal sebagai raja yang kejam. Akan tetapi ia sangat menyayangi dan mencintai istrinya sehingga selalu menuruti keinginan istrinya tersebut. Saat mengasuh Musa, Asiyah mencari wanita yang bisa memberi Asi kepada bayi itu. Atas kehendak Allah, ibu kandung Musa terpilih untuk menyusuinya. Sebab, tidak ada satupun air susu wanita yang mau diminum oleh Musa kecuali dari ibu kandungnya sendiri. Begitulah cara Allah menyatukan Musa ke pangkuan ibunya. Kisah ini dijelaskan dalam surah Al Qashah ayat 13. Allah SWT berfirman yang artinya: “Maka kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidakberduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya”. Nabi Musa Ketika Dewasa Dikutip dari buku Kisah Teladan Menakjubkan 25 Nabi Oleh Ariany syurfah, ketika beranjak dewasa Musa diberikan petunjuk oleh Allah bahwa dirinya bukanlah anak kandung Raja Firaun. Selain itu, ia diberikan mukjizat ilmu pengetahuan dan pangkat kenabian serta diberi kitab Taurat guna menaklukkan Fir'aun. Nabi Musa memutuskan untuk meninggalkan istana, karena mendapat kabar bahwa Fir'aun akan berencana buruk terhadapnya. Hal itu terjadi setelah salah satu rakyatnya ada yang mati terbunuh saat Musa mendamaikan perkelahian dua orang. Keduanya berasal dari bangsa Bani Israil dan Qibthi yang merupakan Bangsa Fir'aun. Pelarian Nabi Musa tersebut dikisahkan dalam surah Al Qashas ayat 21, yang berbunyi: ّٰظ ࣖ َفَخ َر َج ِم ْن َه ا َخ ۤا ِٕىًفا َّي َت َر َّقُب َۖقاَل َر ِّب َن ِّج ِنْي ِمَن اْلَق ْو ِم ال ِلِم ْي َن Artinya: Maka keluarlah dia (Musa) dari kota itu dengan rasa takut, waspada (kalau ada yang menyusul atau menangkapnya), dia berdoa, “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu.” Nabi Musa pergi tanpa tahu arah tujuan dengan diliputi perasaan cemas dan khawatir akan kejaran tentara Fir’aun. Tanpa ia sadari, ia berjalan ke arah Madyan dan bertemu dengan dua putri Nabi Syuaib. Dikutip dari buku Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII oleh Harjan Syuhada da Fida' Abdilah, pertemuan itu terjadi ketika Nabi Musa tengah beristirahat. Dua gadis itu tengah mengambil air untuk hewan ternaknya. Musa memutuskan untuk membantu mereka. Setelah itu mereka mengundang Musa untuk berkunjung ke rumah. Setelah sampai, ia baru mengetahui bahwa dua gadis tersebut adalah putri Nabi Syuaib. Setelah dijamu dengan penuh hormat, Nabi Musa menceritakan apa yang terjadi dengan dirinya. Maka, Nabi Syuaib berkata, “Janganlah takut, sesungguhnya engkau telah lepas dari kaum yang zalim.” Nabi Syuaib kemudian menawarkan kepada Nabi Musa untuk menikahi salah satu dari putrinya. Hal ini juga diabadikan dalam surah Al Qashash ayat 27. Tawaran itu diterima oleh Nabi Musa, dan ia menikah dengan salah satu putri Nabi Syuaib yang bernama Shafuro.
Kembalinya Nabi Musa ke Mesir
Setelah mendapat izin dari mertuanya, Nabi Musa didampingi istrinya berangkat menuju Mesir. Ia mendapat wahyu dari Allah SWT, di mana peristiwa ini juga dikisahkan dalam surah Al Qashas ayat 29-32. Menurut beberapa riwayat, tempat turunnya wahyu Nabi Musa adalah sebuah bukit yang bernama Tursina. Ketika sampai di Mesir, Nabi Musa mengajak Fir'aun untuk kembali ke jalan yang benar dengan menunjukkan mukjizat dari Allah yaitu tongkat ajaibnya yang bisa berubah jadi ular. Melihat itu, Fir'aun sangat murka dan memanggil semua tukang sihir agar bertanding dengan Musa. Kemenangan ada dipihak Nabi Musa dan para tukang sihir mengakui kebenaran yang dibawa olehnya. Selain itu, Siti Asiah, istri Raja Fir'aun juga ikut beriman kepada Nabi Musa. Hal ini membuat Fir'aun murka dan menghukum mati para tukang sihir serta menyiksa istrinya hingga meninggal.
Tenggelamnya Firaun di Laut Merah
Dikutip dari buku Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir, karena peristiwa tersebut, Nabi Musa beserta pengikutnya dikejar oleh Fir'aun beserta seluruh bala tentaranya. Para ulama mengatakan, jumlah tentara Firaun mencapai satu juta orang. Sedangkan kaum Nabi Musa hanya sekitar 600.000 orang. Mereka menyisir semua daerah untuk mencari Nabi Musa dan pengikutnya dan bertemu saat matahari terbit. Tidak ada jalan lain bagi mereka untuk menyelamatkan diri selain menyebrangi lautan Merah. Kemudian turunlah pertolongan Allah, sebagaimana disebutkan dalam Alquran surah Al Baqarah ayat 50, yang berbunyi: َو ِاْذ َفَر ْق َن ا ِبُك ُم اْلَب ْح َر َفَاْن َج ْي ٰن ُك ْم َو َاْغ َر ْق َن ٓا ٰا َل ِفْر َع ْو َن َو َاْنُتْم َت ْن ُظ ُرْو َن Artinya: Dan (ingatlah) ketika Kami membelah laut untukmu, sehingga kamu dapat Kami selamatkan dan Kami tenggelamkan (Fir‘aun dan) pengikut-pengikut Fir‘aun, sedang kamu menyaksikan Dalam peristiwa inilah Allah mewahyukan kepada Nabi Musa agar memukulkan tongkatnya ke permukaan laut. Tiba-tiba air laut dengan ombak yang bergulung-gulung terbelah menjadi dua bagian. Setiap mata yang melihat dan menyaksikan peristiwa ini tercengang. Nabi Musa dan para pengikutnya menapaki jalan yang terbentang di tengah lautan dan berhasil menyebrangi hingga kembali ke daratan. Sementara Fir'aun dan pasukannya justru baru memasuki jalan itu. Saat Fir'aun dan pasukannya berada di tengah- tengah lautan, Nabi Musa segera memukulkan kembali tongkatnya, dan air laut yang terbelah itu menyatu kembali. Fir'aun dan pasukannya binasa tenggelam tanpa ada yang selamat. Peristiwa ini juga tercantum dalam Alquran surah Yunus ayat 90-92.
Wafatnya Nabi Musa
Dikutip dari buku Nabiku Teladanku oleh
Lutfiya Cahyani, setelah selamat dari kejaran pasukan Firaun, Nabi Musa tinggal bersama kaumnya Bani Israil. Beliau hidup hingga berusia 120 tahun dan wafat di gunung Nebu, Jordania. Hikmah yang dapat dipetik dari kisah Nabi Musa di atas adalah sehebat apapun kekuatan manusia, tidak akan mampu melawan kekuasaan Allah. Fir'aun menerima azab dari Allah dan mengalami kehancuran akibat kesombongan, kekejaman, dan pembangkangannya terhadap perintah Allah SWT.
Apa Saja Mukjizat Nabi Musa?
Allah SWT memberikan banyak mukjizat
kepada Nabi Musa terlebih saat menghadapi Raja Fir’aun yang sangat zalim. Apa saja mukjizat tersebut? Mari simak selengkapnya di bawah ini! 1. Kitab Taurat Mukjizat Nabi Musa yang pertama adalah kitab suci Taurat yang diturunkan kepada kaumnya Bani Israil. Dalam QS Al An’am Ayat 154, Allah SWT berfirman “Kemudian Kami telah memberikan Al-Kitab (Taurat) kepada Musa untuk menyempurnakan (nikmat Kami) kepada orang yang berbuat kebaikan, dan untuk menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat, agar mereka beriman (bahwa) mereka akan menemui Tuhan mereka.” 2. Mengubah Tongkat Jadi Ular Nabi Musa diberi mukjizat berupa tongkat yang bisa berubah jadi ular. Mukjizat ini dilakukan Nabi Musa saat menghadapi para tukang sihir Raja Fir'aun. Sebagaimana dijelaskan dalam QS An-Naml ayat 10: “Dan lemparkanlah tongkatmu. Maka tatkala (tongkat itu menjadi ular dan) Musa melihatnya bergerak-gerak seperti seekor ular yang gesit, larilah ia berbalik ke belakang tanpa menoleh, "Hai Musa janganlah kamu takut.” 3. Membelah Laut Merah Mukjizat Nabi Musa selanjutnya yaitu dapat membelah laut Merah menggunakan tongkat. Mukjizat ini pertamakali terjadi saat Nabi Musa dan para pengikutnya dikejar Fir'aun dan hingga Nabi Musa terjepit di tepi laut. Lalu Allah SWT memerintahkan nabi Musa untu memukul tongkat ke lautan hingga terbelah lalu lari dari kejara Fir’aun. 4. Memancarkan Sinar di Tangan Mukjizat berikutnya adalah tangan Nabi Musa yang memancarkan sinar saat menghadapi para penyihir dan Raja Fir'aun. Saat itu Nabi Musa memasukkan tangan ke dalam ketiaknya, setelah dikeluarkan tangan tersebut memancarkan sinar putih namun bukan karena penyakit. Fir’aun mengaggap sinar tersebut adalah sihir yang dilimpahkan kepada mereka. “Dan kepitkanlah tanganmu ke ketiakmu, niscaya ia keluar menjadi putih cemerlang tanpa cacat, sebagai mukjizat yang lain (pula), untuk Kami perlihatkan kepadamu sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Kami yang sangat besar.” (QS. Thaha ayat 22-23) 5. Mendatangkan Angin Topan, Banjir, dan Wabah Belalang untuk Fir’aun Selanjutnya Allah juga memberi mukjizat kepada Nabi Musa dengan cara mendatangkan angin topan, banjir, serta wabah untuk Fir’aun karena ingkar janji. Sebagaimana Allah SWT berfirman: ”Maka Kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak, dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa. Dan ketika mereka ditimpa azab.” (QS. Al Qashah ayat 133). 6. Selamat dari Peti Saat Nabi Musa lahir, tentara Fir’aun sedang gencar membunuh semua bayi laki-laki yang lahir di tahun tersebut. Namun ibu Musa melindungi Musa di dalam sebuah peti dan menghanyutkan peti tersebut ke sungai Nil. Atas kuasa Allah, Nabi Musa selamat dan diasuh oleh fir’aun. Peristiwa ini disebutkan dalam QS Al Qashash ayat 8 “Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir’aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka.” 7. Menenggelamkan Qarun dan Harta Bendanya ke Bumi Nabi Musa juga sempat menghadapi Qarun, pemuka Mesir kaya raya yang mengingkari isi dan kenabian Nabi Musa. Allah SWT berfirman dalam QS. Al Qashah ayat 81: “Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah, dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).
Kisah nabi isa
Kisah Nabi Isa adalah kisah yang tergolong lengkap diceritakan di dalam Al-Qur'an. Terutama mengenai wafat dan kedatangannya di dunia pada akhir zaman yang penuh tanda tanya. Kisah sejarah Nabi Isa digambarkan dalam Al- Qur'an, yakni surah Maryam ayat 16 sampai dengan 40. Melalui ayat tersebut, Allah SWT menjelaskan bagaimana situasi kelahiran Nabi Isa juga ketika ibunya, Maryam, dengan tabah dan sabar menghadapi kaumnya yang menuduh serta menghina dengan kehadiran bayinya itu. Suatu hari, Maryam yang tengah menyendiri di sebuah tempat didatangi oleh Malaikat Jibril yang menyamar menjadi seorang pria. Maryam kaget karena didatangi oleh seorang pria. Dia pun memanjatkan doa yang kemudian diabadikan dalam Al-Qur'an surah Maryam ayat 18 yang artinya "Sungguh, aku berlindung kepada Tuhan Yang Maha Pengasih terhadapmu, jika engkau orang yang bertakwa". (QS. Maryam: 18 Maryam akhirnya mempercayai ucapan Jibril. Dan benar saja, tak lama kemudian, ia hamil dan melahirkan Nabi Isa. Sejak usia enam tahun, Nabi Isa sudah masuk perguruan Taurat. Ia memahami hukum Taurat lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Pada usia 12 tahun, Nabi Isa bertanya jawab soal Taurat dengan orang-orang Yahudi yang jauh lebih tua, baik soal hukum sampai soal ketuhanan. Saat Nabi Isa berumur 30 tahun, Malaikat Jibril datang sebagai utusan Allah SWT. untuk mengangkat Isa menjadi Rasul Allah, menyambung pelajaran yang pernah diajarkan rasul-rasul sebelumnya dan memberi kabar kepada manusia tentang kedatangan seorang nabi terakhir yakni Nabi Muhammad SAW. Salah satu tujuan Nabi Isa adalah memberitakan bahwa suatu hari akan diutus oleh Allah SWT seorang rasul, yakni Nabi Muhammad SAW yang dibekali sebuah Kitab Suci (Al-Qur'an) berisi ajaran-ajaran Allah SWT yang membenarkan kitab-kitab suci sebelumnya yang akan disampaikan kepada manusia.
Nabi Isa adalah nabi yang melanjutkan risalah
kenabian sebelumnya, yakni risalah Nabi Musa as sebagaimana terdapat dalam QS al-Shaf ayat 6, Allah SWT berfirman; "Dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, Yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata."(QS. Al- Shaf: 6) Banyak penduduk Bani Israil yan kemudian iri dengan mukjizat-mukjizat yang diterima oleh Nabi Isa. Kedengkian mereka berubah menjadi keinginan untuk membunuh. Dalam Surat An- Nisa’ ayat 157-159, diceritakan bahwa mereka (kaum Bani Israil) mengaku telah membunuh Nabi Isa. Padahal kenyataannya, mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya karena Nabi Isa telah diganti dengan orang lain yang menyerupainya. Yang sebenarnya terjadi adalah Allah SWT mengangkat Nabi Isa ke langit dan menempatkannya di tempat yang dikehendaki Allah SWT. Dilansir dari buku Polemik Mengenai Nabi Isa karangan KH. Simon Ali Yasir, sebagian orang berpendapat bahwa kematian yang terjadi pada Nabi Isa adalah kematian pada umumnya, disalib dan sebagian yang lain berpendapat bahwa jasad dan ruhnya diangkat oleh Allah (dalam keadaan hidup). Begitu pula mengenai kedatangannya nanti pada akhir zaman. Sebagian orang berpendapat Nabi Isa akan benar-benar datang kembali sebagai pertanda akan terjadinya kiamat. Sebagian lainnya menyatakan bahwa belum pasti Nabi Isa akan muncul kembali, karena Nabi Muhammad SAW telah dinobatkan sebagai penutup para Nabi dan Rasul.
Mukjizat nabi musa
Nabi Isa AS. merupakan salah satu nabi dengan berbagai mukjizat seperti yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an. Menurut buku Kisah Nabi Ulul Azmi oleh Lisdy Rahayu Nabi Isa termasuk dalam golongan Ulul Azmi, seperti halnya Nabi Muhammad SAW. Adapun yang dimaksud dengan Ulul Azmi adalah mereka yang punya keteguhan luar biasa dalam menyampaikan wahyu Allah SWT. Selain tak gentar untuk menyebarkan keimanan kepada Allah SWT, Nabi Isa juga dibekali beberapa mukjizat untuk meyakinkan umat akan kebesaran Allah SWT. Bagi mereka yang yakin, keberadaan mukjizat Nabi Isa dapat meningkatkan keimanan mereka terhadap Allah SWT. Hal itu sebagaimana disebutkan Nabi Isa dalam surah Ali-Imran ayat 49: "Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman." (QS. Ali Imran: 49).
Nabi Isa AS. merupakan salah satu nabi
dengan berbagai mukjizat seperti yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an. Menurut buku Kisah Nabi Ulul Azmi oleh Lisdy Rahayu Nabi Isa termasuk dalam golongan Ulul Azmi, seperti halnya Nabi Muhammad SAW. Adapun yang dimaksud dengan Ulul Azmi adalah mereka yang punya keteguhan luar biasa dalam menyampaikan wahyu Allah SWT. Selain tak gentar untuk menyebarkan keimanan kepada Allah SWT, Nabi Isa juga dibekali beberapa mukjizat untuk meyakinkan umat akan kebesaran Allah SWT. Bagi mereka yang yakin, keberadaan mukjizat Nabi Isa dapat meningkatkan keimanan mereka terhadap Allah SWT. Hal itu sebagaimana disebutkan Nabi Isa dalam surah Ali-Imran ayat 49: "Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman." (QS. Ali Imran: 49).
Nabi Isa Bisa Berbicara Saat Bayi
Mengutip buku Menengok Kisah 25 oleh Nabi &
Rasul oleh Ahmad Fatih, S., karena Nabi Isa lahir tanpa ayah, sang ibu, Maryam, dituduh melakukan zina. Atas izin Allah, Nabi Isa yang masih bayi mampu melindungi ibunya dengan berbicara bahwa ia adalah hamba Allah yang akan menjadi nabi dan dianugerahi kitab Injil. Dikisahkan dalam surat Maryam ayat 30, "Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi."
Menyembuhkan Orang yang Sakit Kusta dan
Buta
Atas izin Allah, Nabi Isa mampu
menyembuhkan seseorang yang menderita penyakit kusta. Orang yang buta sejak lahir pun pernah dikembalikan penglihatannya. Kisah ini termaktub dalam ayat berikut: "Dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku." (QS. Al-Ma'idah: 110). "Dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak." (QS. Ali-Imran: 49) Turunnya Makanan dari Allah SWT
Suatu ketika, kaum Harawiyun meminta Nabi
Isa untuk berdoa agar Allah memberikan hidangan dari langit. Nabi Isa tidak langsung menuruti permintaan tersebut, tetapi menasihati mereka agar bertakwa kepada Allah. Namun, kaum Harawiyun tidak menghiraukannya dan terus-menerus meminta diturunkannya hidangan dari langit. Nabi Isa pun akhirnya berdoa kepada Allah agar keinginan tersebut dikabulkan. Tak berapa lama, Allah menurunkan mukjizat- Nya. Aneka makanan yang lezat perlahan turun dari langit dan menjadi berkah bagi mereka. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu." (QS. Al-Maidah: 115) Menciptakan Burung Hidup dari Tanah Liat Kisah mukjizat Nabi Isa ini tercantum dalam ayat Alquran berikut: "Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah." (QS. Ali-Imran: 49). Nabi Isa Terlahir Tanpa Seorang Ayah Seperti yang disebutkan, Nabi Isa lahir tanpa ayah. Kelahirannya merupakan mukjizat dari Allah yang meniupkan ruh Nabi Isa ke tubuh Maryam. Dalam Alquran disebutkan: “Dan keselamatan semoga dilimpahkan kepadaku (Isa 'alaihissalam), pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” (QS. Maryam: 33) Nabi Isa Diangkat ke Langit dalam Peristiwa Penyaliban
Suatu ketika, orang-orang Yahudi berencana
melakukan pembunuhan terhadap Nabi Isa. Mengetahui bahwa hidupnya dalam bahaya, Nabi Isa pun bersembunyi. Namun, persembunyian Nabi Isa berhasil ditemukan. Allah lalu menyelamatkan Nabi Isa dengan mengangkat jiwa dan raganya ke langit. Oleh Allah, murid Nabi Isa yang berkhianat juga dibuat menyerupai sang nabi agar Bani Israel mengira bahwa dialah Nabi Isa yang mereka cari selama ini. "Dan ingatlah ketika Allah berfirman, “Wahai Isa putra Maryam! Ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu sewaktu Aku menguatkanmu dengan Rohulkudus. Engkau dapat berbicara dengan manusia pada waktu masih dalam buaian dan setelah dewasa. Dan ingatlah ketika Aku mengajarkan menulis kepadamu, (juga) Hikmah, Taurat dan Injil. Dan ingatlah ketika engkau membentuk dari tanah berupa burung dengan seizin-Ku, kemudian engkau meniupnya, lalu menjadi seekor burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan ingatlah ketika engkau menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan orang yang berpenyakit kusta dengan seizin-Ku. Dan ingatlah ketika engkau mengeluarkan orang mati (dari kubur menjadi hidup) dengan seizin- Ku. Dan ingatlah ketika Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuhmu) di kala waktu engkau mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata, "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata." (QS Al-Maidah: 110) Nabi Isa Dapat Mengetahui Rahasia Orang Lain Nabi Isa juga diberikan kemampuan mengetahui apa yang disembunyikan orang lain. Hal ini tertuang dalam surat Al-Jin: 26-27 yang artinya: "(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga- penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya."
Dakwah Nabi Isa
Nabi Isa Diutus untuk Berdakwah kepada Bani Israil Mengutip Buku Pedoman Umum Pelajar RIPAIL oleh Tri Astuty, Sama seperti beberapa nabi- nabi sebelumnya, Nabi Isa ditugaskan Allah untuk berdakwah kepada Bani Israil. Beliau diutus untuk menyiarkan ajaran Allah, mengungkap kesalahan pemuka agama Yahudi, dan menyadarkan mereka dari penyimpangan yang dilakukan. Nabi Isa berdakwah agar kaum Bani Israil segera bertaubat, menjalankan perintah Allah SWT serta menjauhi larangan-Nya. Namun, dakwahnya justru mendapat fitnah, ejekan, hingga pengkhianatan. Nabi Isa Dikhianati oleh Yudas Iskariot
Demi mengetahui keberadaan Nabi Isa yang
tengah bersembunyi, orang-orang Yahudi mengadakan sayembara. Mereka yang berhasil menemukan tempat persembunyian Nabi Isa akan diberikan hadiah. Salah satu pengikut Nabi Isa, Yudas Iskariot, tergiur dengan hadiah tersebut. Ia pun berkhianat dan membocorkan di mana tempat Nabi Isa bersembunyi. Nabi Isa Berhasil Lolos dari Upaya Pembunuhan Setelah tempat persembunyiannya diketahui, Nabi Isa sempat kabur lagi. Dalam keadaan bahaya itu, Allah menyelamatkan Nabi Isa dengan cara mengangkatnya ke langit. Dia juga mengubah wajah Yudas dan penampilannya jadi menyerupai Nabi Isa. Yudas ditangkap dan disalib oleh tentara Romawi yang mengiranya sebagai Nabi Isa.