Manusia Pada
Masa Hindu -
Budha
IPS 7
A. Masuknya kebudayaan Hindu-Budha di
Indonesia
Teori masuknya agama dan budya Hindu-Budha ke indonesia
1. Teori Waisya, dikemukakan oleh N.J. Krom. masuknya agama dan kebudayaan Hindu
dibawa oleh golongan pedagang
2. Teori Ksatria, dikemukanan oleh C.C Berg yang isinya pembawa agama dan kebudayaan
Hindu adalah golongan ksatria yang kalah perang di India, kemudian lari ke Indonesia.
3. Teori Brahmana, dikemukakan oleh J.C. Van Leur. pembawa agama Hindu ke Indonesia
adalah golongan Brahmana yang diundang oleh para penguasa Indonesia untuk
menobatkan penguasa dengan upacara Hindu dan mengajarkan agama hindu.
4. Teori Arus Balik, dikemukakan oleh F.D.K. Bosch. berpendapat bahwa para pedagang
Indonesia yang berdagang ke India membawa agama dan budaya Hindu lalu
menyebarkan ketika kembali ke Indonesia.
B. Pengaruh Hindu-Budha terhadap
Masyarakat di Indonesia
1. Bidang
Pemerintahan
Pada masa sebelum budaya hindu-budha
masuk masyarakat dipimpin oleh kepala
suku yang dianggap sebagai wakil nenek
moyangnya sehingga segala larangan dan
perintahnya dipatuhi oleh warganya.
setelah budaya hindu-budha masuk
kedudukab kepala suku digantikan oleh
raja. kedudukannya sangat tinggi, raja tidak
dipilih oleh rakyat tetapi turun menurun.
2.Bidang sosial
munculnya sistem Kasta di dalam
masyarakat. kasta tersebut adalah
Brahmana, Ksatria, Waisya dan sudra.
Dampaknya adalah adanya perbedaan
hak-hak antar golongan terutama
dalam hal pewarisan harta, pemberian
sanksi dan kedudukan dalam
pemerintah.
3. Bidang Ekonomi
Munculnya pusat-pusat perdagangan yang
berkembang menjadi pusat kerajaan
4. Bidang Agama
Awal perkembangan agama
Hindu-budha adalah dari
perdagangan antara Indonesia,
Inddia dan China yang
menyebabkan berkembanganya
pusat-pusat hindu-Budha.
kemudian menjadi ppusat-pusat
kerajaan . Tetapi kepercayaan
akan roh halus tidak pernah
punah.
5. Bidang Kebudayaan
a. Seni Bangunan; Bentuk bangunan
candi di Indonesia merupakan bentuk
akulturasi antara Hindu-Budha dengan
unsur budaya asli Indonesia. Bangunan
megah, patung perwujudan dewa/Budha
serta bagian candi dan stupa merupakan
unsur dari india,. bentuk candi di
Indonesia biasanya berupa punden
berundah yang merupakan unsur
Indonesia asli.
5. Bidang Kebudayaan
b. Seni Rupa dan seni Ukir; terlihat pada relief candi.
5. Bidang Kebudayaan
1. Kerajaan Kutai
Dari Prasasti Yupa, dapat diketahui bahwa Kerajaan Kutai mencapai
puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Mulawarman.
Mulawarman disebut-sebut sebagai raja yang memiliki budi pekerti
baik, kuat, dan pernah mengadakan upacara persembahan 20.000
ekor lembu untuk kaum Brahmana yang bertempat di
Waprakecvara.
kehidupan ekonomi kerajaan mengalami perkembangan pesat dari
sektor pertanian dan perdagangan karena letaknya sangat
strategis. selain itu Kerajaan Kutai juga beternak dalam menunjang
perekonomiannya
2. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan bercorak Hindu beraliran Wisnu.
berdiri pada abad ke-5 Masehi di Jawa Barat (ditepi sungai Citarum. Keterangan
Kerajaan Tarumanegara dapat diketahui dari tujuh buah prasasti yang ditemukan
yaitu prasasti kebon Kopi, Prasasti Ciaruteum, Prasasti Pasir Awi, Parasasti Jambu,
Prasasti Muara Cianten dan prasati Tugu. selain itu juga diketahui dari berita China
(catatan Fa-Hien)
Pendiri Kerajaan Tarumanegara adalah Maharesi Jayasingawarman dari India, yang
datang ke nusantara karena kekacauan dan penjajahan oleh pasukan Maharaja
Samudragupta dari Kerajaan Magada. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya
pada masa pemerintahan Raja Purnawarman yang berkuasa antara 395-434 masehi.
Maharaja Purnawarman adalah raja yang gagah berani, bijaksana, dan sangat
memerhatikan kehidupan rakyatnya. Pada masa pemerintahannya, dilakukan
penggalian Sungai Gomati sepanjang 12 km, untuk menghindari bencana alam
seperti banjir ataupun kekeringan yang pada musim kemarau. Perekonomian di
kerajaan ini juga maju, dibuktikan dengan raja yang memberikan sedekah 1.000 ekor
sapi kepada para Brahmana.
Mata pencahariannya adalah bertani dan berdagang
3. Kerajaan
Sriwijaya Letak di tepian Sungai Musi, di
daerah Palembang, Sumatera
Selatan.L
Ekonomi Perdagangan
Kemunduran Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran pada abad ke-11.
Kemunduran melanda berbagai bidang kehidupan, seperti ekonomi dan politik.
Berikut ini beberapa faktor yang menyebabkan runtuhnya Kerajaan Sriwijaya.
Berulangkali diserang Colamandala dari India
Terdesak Kerajaan Thailand dan Singasari
Banyak raja-raja taklukan yang melepaskan diri
Mengalami kemunduran ekonomi dan perdagangan karena bandar-
bandar pentingnya melepaskan diri
4. Kerajaan Mataram Kuno
Terletak di Jawa Tengah bagian selatan. berdiri pada pertengahan abad
ke-8 Masehi.
Kerajaan ini diperintah oleh dua dinasti yaitu dinasti Sanjaya yang
beragama Hindu dan dinasti Syailendra yang beragama Budha.
Sejarah Kerajaan Mataram Kuno dapat diketahui dari prasasti
Canggal, Prasasti Kalasan, Prasasti Balitung, Prasasti Klurak, Candi
Gedong Songo, Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Plaosan,
Candi Prambanan, dan masih banyak lainnya.
Kerajaan Mataram Kuno akhirnya bersatu kembali setelah perkawinan
Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya dan Pramodhawardani dari Wangsa
Syailendra
Kehidupan ekonomi bersumber dari usaha pertanian, dan maritim
dengan memanfaatkan aliran sungai bengawan solo.
5. Kerajaan
Letak
Kerajaan ini terletak di Jawa Timur dan merupakan
kelanjutan dari kerajaan mataram kuno di Jawa
Medang Tengah
Pendiri
Didirikan Mpu Sindok yang kemudian
Sumber Sejarah
Prasati Pucangan, prasasti Anjukladang dan
Prandah, prasasti Limus, Prasasti Sirahketing,
prasasti Wurara, prasasti Semangkana, prasasti
Silet, prasasti Turun Hyang, prasasti Gandhakuti.
6. Kerajaan Kediri
Letak Berdiri
Terletah di Dahanapura, Kediri, Kerajaan Kediri berdiri pada abad
Jawa Timur ke-11, atau lebih tepatnya pada 1045
M dengan Sri Samarawijaya sebagai
raja pertamanya.