Anda di halaman 1dari 2

Falsafah Hidup Orang Batak

Setiap suku pasti memiliki falsafah atau pandangan hidup untuk mengontrol perilaku
setiap masyarakatnya agar tercipta sistem sosial yang baik. Sama halnya dengan
etnis Batak, mereka dikenal memiliki beberapa nilai budaya, antara lain:
1. Hagabeon
Makna dari Hagabeon adalah memiliki keturunan yang baik dan panjang umur. Hal itu
terjadi saat seseorang dapat melahirkan anak cucunya dan menyaksikan mereka tumbuh
dengan baik. Menurut Suku Batak memperoleh keturunan adalah keberhasilan dalam
pernikahan. Menurut Batak kuno bahkan ada aturan untuk memiliki anak sebenyak 33
dengan 17 anak laki-laki dan 16 anak perempuan.

2. Uhum dan Ugum


Uhum berarti hukum dan Ugum berarti kebiasaan. Bagi masyarakat batak, Hukum harus
ditegakkan dengan adil. Karena keadilan dapat terwujud jika masyarakat memegang
setia memegang janji .Jika mengingkari sebuah kesepakatan, sesuai adat Batak di
masa lalu maka orang tersebut akan menerima sanksi adat.

3. Hamoraon
Hamoraon adalah nilai budaya yang bermakna kehormatan. Kehormatan yang dimaksud
adalah keseimbangan antara materi dan spiritual. Saat seseorang memiliki kedua hal
tersebut, seperti kekayaan dan baik hati terhadap sesama, mereka baru akan dianggap
memiliki kehormatan yang sempurna. Dan jika hanya satu mereka dianggap belum
berhasil mencapai Hamoraon.

4. Pengayoman
Pengayoman mempunyai makna sebagai pelindung atau pengayom. Falsafah hidup
pengayoman mengajarkan agar setiap individu bisa menjadi pengayom bagi orang di
sekitarnya. Oleh sebab itu, masyarakat Batak diajarkan untuk tidak bergantung pada
orang lain.

5. Marsisarian
Marsisarian adalah nilai untuk menjaga keseimbangan hubungan antar manusia. Setiap
manusia adalah individu yang berbeda, maka dalam kehidupan bermasyarakat, nilai
Marsisarian sangat diperlukan agar umat manusia dapat hidup berdampingan secara
harmonis, meski terdapat banyak perbedaan di antara mereka.
Nilai Marsisarian mengajarkan masyarakat Batak untuk saling membantu, mengerti, dan
menghargai.

6. Kekerabatan
Nilai yang terakhir adalah salah satu ciri khas Suku Batak yang sangat penting
dalam kehidupan mereka. Hal tersebut khususnya berlaku bagi Suku Batak yang sedang
merantau. Biasanya mereka akan mencari sesama Suku Batak atau yang memiliki warga
sama di tempat rantaunya. Tujuannya adalah agar terjalin hubungan antar marga yang
baik walaupun mereka berada di perantauan.

Agama dan Kepercayaan Suku Batak


Sebelum masuknya agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia terlebih
dahulu masyarakat Batak Toba mengenal sebuah kepercayaan yang disebut
dengan Parmalim. Parmalim merupakan suatu kepercayaan yang mengikuti
ajaran-ajaran yang dipesankan oleh pituah-pituah yang mereka yakini membawa
berkah bagi pengikutnya.
Parmalim merujuk kepada penganut kepercayaan Malim.
Malim dalam bahasa Batak Toba disebut Ugamo Malim. Kepercayaan Malim pada
hakikatnya merupakan agama asli Batak Toba, namun terdapat pengaruh agama Kristen,
Khatolik dan juga pengaruh agama Islam yang mengakibatkan sebagian masyarakat Batak
Toba menerima agama Kristen, Khatolik dan Islam.
Masuknya Agama Kristen pada Suku Batak

Anda mungkin juga menyukai