Anda di halaman 1dari 12

Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga

Sebagai Kepercayaan di Wonosobo

Oleh :
Rachmat Hidayat

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT akhirnya saya
dapat mempersembahkan karya tulis/makalah dengan judul Tunggul Sabda Jati
Daya Amongraga Sebagai Kepercayaan di Wonosobo .Karya Tulis/makalah ini
merupakan hasil penelitian saya secara komprehensif yang ditunjang oleh data dan
informasi yang aktual dan akurat sehingga diharapkan dapat menjadi tambahan
wawasan tentang persebaran kaum penghayat kepercayaan di Indonesia.
Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas dukungan dan
bantuan dari pihak yang terkait Bapak/Ibu Dosen pembibing,teman-teman semua
serta doa kedua orang tua dan staf Fakultas Hukum yang turut membantu.Semoga
amal baik tersebut mendapat limpahan rahmat dari Allah SWT.
Saya menyadari bahwa didalam karya tulis/makalah ini masih terdapat
kekurangan karena keterbatasan saya.Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun dari semua pihak demi perbaikan positif dalam
penulisan karya tulis/makalah lebih lanjut .Semoga Karya tulis/makalah ini menjadi
sumber inspirasi dan wawasan untuk kita semua.

Semarang,11 mei 2016

Penulis
2

Daftar Isi
HALAMAN JUDUL... 1
KATA PENGANTAR...2
DAFTAR ISI.3
PENDAHULUAN....4
Latar Belakang Masalah ...4
Tujuan dan Rumusan masalah...6
PEMBAHASAN..7
KESIMPULAN11
DAFTAR PUSTAKA...12

BAB I
Pendahuluan
1.1

Latar Belakang
Wonosobo adalah sebuah daerah yang sangat exotic,dengan keindahan alam

yang sangat mampu memanjakan mata.Daerah ini juga merupakan sebuah kota yang
tenang,bukan hanya karena masih jauh dari nafas-nafas industri.Namun karena
kearifan local masyarakatnya yang masih menjaga dan melestarikan tradisi-tradisi
nenek moyang mereka,yang semakin lama akan musnah bersama waktu.Wonosobo
pada zaman dahulu juga pernah menjadi suatu pusat peradaban hindu di
nusantara,dengan bukti candi-candi hindu yang masih berdiri gagah di pegunungan
tinggi Dieng.Oleh karena itu di Wonosobo hampir dalam segala sendi
kehidupanya,ajaran hindu telah mengakar dalam masyarakat baik dalam kepercayaan
local maupan agama-agama yang dating setelah masa keemasan agama hidu di
nusantara.Sehingga dikenalah masyarakat wonosobo yang sekarang,yaitu masyarakat
yang sangat menjunjung pluralism dan kerukunan antar umat beragama.Bahkan
kemarin Sedikitnya 18 orang perwakilan dari umat muslim negara Afganistan dating
ke Wonosobo,dengan tujuan untuk belajar mengenai pluralisme beragama serta
belajar tentang hak asasi manusia (HAM).Sehingga membuat bupati wonosobo
Kholiq Arif, M.Si mendapat penghargaan Pluralisme dari Jaringan Antariman
Indonesia (JAII) melalui Konferensi Nasional ke-VI, dengan tema Membangun,
Merawat,

Memperkokoh

Peradaban

Luhur

Bangsa

dengan

Dialog

Transformatif,bersama kepala-kepala daerah lain seperti Drs. H. Abdul Kholiq


Arif, M.Si, Gubernur Kalimantan Selatan, Rudi Ariffin, dan Gubernur Daerah
Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Namun disamping kerukunan beragama dalam masyarakat semi modern
ini,salah satu hal yang menjadi perhatian dunia luar pada wonosobo adlah
adanya keprcaayaan leluhur yang masih di imani oleh masyarakat wonosobo
4

sekarang.Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga adalah sutu kepercayaan yang


menganut paham sinkretisme,dimana doktrin-doktri dalam agama yang ada sekarang
dipadukan dengan kepercayaan local dalam masyarakat wonosobo.Namun pengaruh
yang

paling

besar

adalah

penyatuan

dari

unsure

islam,hindu,budha,dan

animism.Unsur islam terdapat dalam adanya kepercayaan tentang fakta surge dan
neraka,hindhu-budha karena mereka percaya dengan eksistensi dewa-dewa yang
tinggal pada gunung-gunung di dataran tinggi dieng,sedangkan animism terdapat
kepercayaan adanya roh-roh nenek moyang yang bersemayam dalam gua-gua di
dataran tinggi dieng.Nama dieng sendiri berasal dari gabungan dua kata bahasa Kawi:
"di" yang berarti "tempat" atau "gunung" dan "Hyang" yang bermakna (Dewa).
Dengan demikian, Dieng berarti daerah pegunungan tempat para dewa dan dewi
bersemayam.

1.2

Rumusan Masalah
1. Apa itu Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga ?
2. Bagaimana eksistensi Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga dalam
masyarakat ?
3. Bagaimana perlindungan Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga sebagai
kepercayaan di Wonosobo

1.3

Tujuan
1. Menjelaskan kepada pembaca tentang perlindungan Tunggul Sabda Jati
Daya Amongraga sebagai kepercayaan di Wonosobo.
2. Memberikan gambaran eksistensi Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga
dalam masyarakat
3. Melindungi penganut Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga sebagai
kepercayaan di Wonosobo agar tidak mendapatkan diskriminasi di depan
hukum.

Bab II
Pembahasan
2.1

Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga sebagai kepercayaan


Salah satu aliran kepercayaan yang ada di dieng adlah Sabda Jati Daya

Amongraga,yaitu suatu ajaran budaya tertua yang berasal dari semar.Secara leksikal
Sabda Jati Daya Amongraga berasal dari kata Tunggul berarti tinggi,Sabda artinya
perkataan,Jati artinya sejati,Daya artinya kekuatan dan Amongraga artinya menjaga
tubuh.Secara keseluruhan Sabda Jati Daya Amongraga artinya upaya menjaga atau
melestarikan budaya leluhur yang berasal dari Ki Semar.Kepercayaan ini
mengajarkan bahwa seseorang dalam meminta sesuatu pada tuhan harus melaluli
leluhur,karena leluhur masih hidup di alam pangrantunan yaitu alam sebelum
manusia ke surge.
Menurut penganut kepercayaan Sabda Jati Daya Amongraga cara mereka
berkomunikasi dengan tuhan harus melalui cara semedi (bertapa),sedangkan tuhan
menurut mereka adalah gusti Allah cepak tanpa sinenggolan,ora arah ora
enggon,ora papan ora jaman,adoh tanpo wangenan artinya tuhan itu dekat tanpa
terjamah,tidak berarah tidak menetap,tidak berempat tidak terikat waktu,jauh tidak
terbatas .Menurut penganut kepercayaan Sabda Jati Daya Amongraga gua-gua
adalah tempat peribadatan mereka bukan sesembahan mereka,seperti halnya umah
islam yang sholat di masji dan menghadap ke kakbah bukan berarti menyembah
masjid dan kakbah tapi hanya menjadi tempat beribadah.
Penganut kepercayaan Sabda Jati Daya Amongraga percaya bahwa manusia
berasal dari adam dan hawa yang mengalami reinkarnasi terus menerus,selain itu
mereka juga percaya bahwa nabi-nabi mengalami moksa kemudian turun ke bumi
melalui tokoh-tokoh pewayangan semar badranaya setelah itu turun ke jawa berwujud
prabu brawijaya diteruskan oleh raja-raja mataram.Dalam keyakinanaya manusia
harus menghormati orang tua khususnya ibu yang di analogikan kanjeng ratu kidul

yang penuh kasih saying,namun dalam kepercayaan mereka ratu kidul bukanlah
orang yang mampu memberikan kekayaan karena yang memberikan kekayaan adalah
anaknya yaitu nyi blorong.
2.2

Eksistensi Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga dalam masyarakat


Aliran kepercayaan Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga di Dieng sekarang

sudah mulai berkurang pengikutnya karena kemajuan zaman.Bahkan menurut tokoh


masyarakat sekitar,yang masih menjalankan ritual hanya berkisar sepuluh orang
saja.Sebenarnya masih banyak orang-orang tua yang menjalankan ritual namun
mereka enggan mengakuinya,dan memilih mengaku menjadi seorang muslim.Ajaran
ini sebenarnya menitik beratkan pada menjaga budaya leluhur,menjaga alam
semesta,dan berbuat baik pada sesama.Ibadah yang dilakukan oleh penganut
kepercayaan Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga adalah dengan semedi pada tengah
malam sehari sekali untuk menjalin ikatan dengan tuhan yang maha esa,namun
dengan tidak memaksakan.Sebenarnya masih ada ritual-ritual lain yang di kerjakan
dalam waktu-waktu tertentu seperti semedi di goa,sumur,danau dan lain-lain.Tujuan
dari penganut kepercayaan Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga adalah memelihara
jiwa gotong royong,tolong menolong,berbuat baik pada sesama dan menjaga alam
semesta.
2.3

Perlindungan Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga sebagai kepercayaan

Sebagai kepercayaan yang telah ada bertahun-tahun dalam masyarakat sudah


sepantasnya ajaran Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga mendapat pengakuan di
depan hukum,dan para penganut kepercayaan Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga
tidak mendapatkan diskriminasi.Bahkan seharusnya pemerintah turut serta menjaga
kepercayaan ini agar terus ada dalam masyrakat,sehingga dapat menambah kekayaan
8

tradisi dalam bangsa Indonesia.Namun kenyataan mereka seakan menjadi masyarakat


kelas dua dalam negara Indonesia,bahkan banyak penganut kepercayaan ini walaupun
sudah menikah tidak mendapatkan surat nikah kemudian anaknya juga tidak
mempunyai akta kelahiran sehingga mempersulit keturunan-keturunan penganut
kepercayaan Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga dalam mengenyam pendidikan
formal.
Padahal bukankah dalam undang-undang yang diakui di Indonesia sudah ada
payung hukum untuk mereka,yaitu :
Konstitusi Undang - undang Dasar 1945

Pasal 28E :
(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih
tempat tinggal diwilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.
(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran
dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.

Pasal 29 :
(1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap - tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing - masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
Undang - Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang HAK ASASI MANUSIA

Pasal 2 :
Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan
kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat pada dan tidak
terpisahkan dari manusia, yang harus dilindungi, dihormati dan ditegakkan demi
peningkatan martabat kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta
keadilan.

Pasal 3 :
(2) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan perlakuan hukum
yang adil serta mendapat kepastian hukum dan perlakuan yang sama di depan
hukum.
(3) Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan dasar
manusia, tanpa diskriminasi.

Pasal 12 :
Setiap orang berhak atas perlindungan bagi pengembangan pribadinya, untuk
memperoleh pendidikan, mencerdaskan dirinya, dan meningkatkan kualitas hidupnya
agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa, bertanggungjawab, berahlak mulia,
bahagia dan sejahtera sesuai dengan hak asasi manusia.

Pasal 22 :
(1) Setiap orang bebas untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
(2) Negara menjamin kemerdekaan setiap orang untuk memeluk agamanya masingmasing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Pasal 55 :
Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi
sesuai dengan tingkat intelektualitas dan usianya di bawah bimbingan orang tua dan
atau wali.
Sehingga diharapkaan dengan adanya payung hukum tersebut tidak ada lagi
diskriminasi terhadap penganut kepercayaan Tunggul Sabda Jati Daya Amongraga.

10

Bab III
Kesimpulan
3.1

Kesimpulan

Sabda Jati Daya Amongraga,yaitu suatu ajaran budaya tertua yang berasal dari
semar. Sabda Jati Daya Amongraga artinya upaya menjaga atau melestarikan budaya
leluhur yang berasal dari Ki Semar,yang menekankan pada memelihara jiwa gotong
royong,tolong

menolong,berbuat

baik

pada

sesama

dan

menjaga

alam

semesta.Sehingga sebenarnya ajaran ini perlu dilestarikan supaya menjaga agar


kearifan local yang dimiliki para leluhur tetap di di pertahankan oleh generasi yang
akan dating.Namun dalam upaya menjaga kemurnian pada ajaran ini perlu adanya
peran serta pemerintah,supaya tidak menekan mereka dalam hal agama dan
kepercayaan.Karena agama dan kepercayaan adalah suatu hak dasar yang mutlak
dimiliki oleh manusia,dan negara tidak berhak mmenguranginya.
Sedangkan agama menurut Emile Durkheim adalah sebuah solidaritas yang
dibentuk secara sengaja untuk membuat suatu pranata sosial yang damai,adil dan
sejahtera

dengan

menggunakan

simbol-simbol

metafisika

sebagai

pengikatnya.Sehingga pada dasarnya semua agama dan kepercayaan yang ada saat
ini di rintis oleh para leluhur kita untuk memberikan kedamaian dalam masyarkat,dan
menjadi kaidah-kaidah luhur untuk memberikan perbedaan antara yang baik atau
buruk,patut atau tidak patut guna tercapainya masyarakat yang adil dan
sejahtera.Oleh karena itu menjadi aneh apabila kepercayaan asli bangsa Indonesia
yang menekankan aspek memelihara jiwa gotong royong,tolong menolong,berbuat
baik pada sesama dan menjaga alam semesta harus mendapatkan diskriminasi,seperti
halnya para penganut kepercayaan Sabda Jati Daya Amongraga di Wonosobo.

11

Daftar Pustaka
Loekito,H.D.2003.Tuntunane Lakune Wong Urip:Kaki Tunggul Sabda Jati Daya
Amongraga.Wonosobo:Himpunan Penganut Kepercayaan
Mulyono,Sri.1978.Apa Siapa Semar.Jakarta:Gramedia
Durkheim,Emile.2003.The Elementary Forms of The Religious
Life.Jakarta:Gramedia
Radar Kedu.Com
Wonosobo Zone.Com

12

Anda mungkin juga menyukai