Anda di halaman 1dari 4

I.

Rumusan Masalah
1. Pengertian pajak
2. Pengertian pajak pusat dan daerah
3. Jenis-jenis pajak pusat dan daerah
II. Pembahasan
1. Pengertian Pajak
Negara dalam menyelenggarakan pemerintahan mempunyai
kewajiban untuk
menjaga kepentingan rakyatnya, baik dalam bidang kesejahteraan,
keamanan,
pertahanan, maupun kecerdasan kehidupannya. Hal ini sesuai dengan
tujuan Negara
yang dicantumkan di dalam Pembukaan UUD 1945 pada alinea
keempat yang
berbunyi melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia
serta untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan keadilan
sosial. Negara
memerlukan dana untuk mewujudkan tujuan tersebut, sehingga
diperlukan dana yang
tentunya didapat dari rakyat itu sendiri melalui pemungutan pajak.
Kemudian dalam Pasal 23A UUD 1945 hasil amandemen
disebutkan bahwa
pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan
Negara diatur
dengan undang-undang. Dengan kata lain, pajak harus berlandaskan
undang-undang,
berarti pemungutan pajak tersebut telah mendapat persetujuan dari
rakyat melalui
perwakilannya di DPR. Asas ini telah memberikan jaminan hukum yang
tegas akan hak Negara dalam memungut pajak. Definisi mengenai
pajak ini baru diatur dalam UU KUP No. 28 Tahun 2007. Dalam
UU KUP sebelumnya, tidak pernah diterangkan secara lugas mengenai
pengertian pajak. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari
kewajiban kenegaraan dan peran serta Wajib Pajak untuk secara langsung
dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan untuk
pembiayaan negara dan pembangunan nasional.
2. Pengertian Pajak Pusat dan Daerah
a) Pajak Pusat
Pajak Pusat adalah pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah Pusat
yang dalam hal ini sebagian besar dikelola oleh Direktorat Jenderal
Pajak - Kementerian keuangan. Segala pengadministrasian yang
berkaitan dengan pajak pusat, akan dilaksanakan di Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi
Perpajakan (KP2KP) dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak serta
di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak. Sehingga nanti dana pajak
yang ditarik akan masuk ke kas negara, komponen utama penerimaan
dalam APBN.
b) Pajak Daerah
Pajak Daerah adalah pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah
Daerah baik di tingkat Propinsi maupun Kabupaten/Kota. Untuk
pengadministrasian yang berhubungan dengan pajak derah, akan
dilaksanakan di Kantor Dinas Pendapatan Daerah atau Kantor Pajak
Daerah atau Kantor sejenisnya yang dibawahi oleh Pemerintah Daerah
setempat. Sehingga nantinya masuk kas daerah, komponen utama
dari APBD.
3. Jenis-Jenis Pajak Pusat dan Daerah
a) Pajak Pusat
Pajak Penghasilan (PPh)
PPh adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan
atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu Tahun
Pajak. Yang dimaksud dengan penghasilan adalah setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak baik
yang berasal baik dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang
dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib
Pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Dengan demikian maka penghasilan itu dapat berupa keuntungan
usaha, gaji, honorarium, hadiah, dan lain sebagainya.
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
PPN adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak
atau Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean (dalam wilayah
Indonesia). Orang Pribadi, perusahaan, maupun pemerintah yang
mengkonsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak dikenakan
PPN. Pada dasarnya, setiap barang dan jasa adalah Barang Kena Pajak
atau Jasa Kena Pajak, kecuali ditentukan lain oleh Undang-undang PPN.
Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
Selain dikenakan PPN, atas pengkonsumsian Barang Kena Pajak
tertentu yang tergolong mewah, juga dikenakan PPnBM. Yang
dimaksud dengan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah adalah :
a. Barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok; atau
b. Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu; atau
c. Pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat
berpenghasilan tinggi; atau
d. Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status; atau
e. Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral
masyarakat, serta mengganggu ketertiban masyarakat.
Bea Meterai
Bea Meterai adalah pajak yang dikenakan atas pemanfaatan dokumen,
seperti surat perjanjian, akta notaris, serta kwitansi pembayaran,
surat berharga, dan efek, yang memuat jumlah uang atau nominal
diatas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan.
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Sektor P-3
PBB adalah pajak yang dikenakan atas kepemilikan atau pemanfaatan
tanah dan atau bangunan. PBB untuk sektor Perkebunan, Perhutanan
dan Pertambangan yang masih dikelola Pemerintah Pusat. Sedangkan
PBB sektor Pedesaan dan Perkotaan diserahkan seluruhnya kepada
Pemerintah Daerah sejak 1 Januari 2014.
b) Pajak Daerah
Pajak Propinsi
a. Pajak Kendaraan Bermotor ;
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bemotor;
d. Pajak Air Permukaan;.
e. Pajak Rokok.
Pajak Kabupaten/Kota
a. Pajak Hotel;
b. Pajak Restoran;
c. Pajak Hiburan;
d. Pajak Reklame;
e. Pajak Penerangan Jalan;
f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;
g. Pajak Parkir.
h. Pajak Air Tanah
i. Pajak sarang Burung Walet
j. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) perdesaan dan perkotaan
k. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan (BPHTB)

Anda mungkin juga menyukai