Romo mangun adalah seorang yang sangat multidemensi,dimana kita tidak dapat memandang
Romo Mangun dalam satu background saja.Namun dalam berbagai bidang,dengan tujuan yang sama yaitu
kemanusiaan.Hal tersebut terlihat dalam kegiatan kepastor-an beliau.Posisi beliau sebagai seorang
pastor,semata-mata dilakukan karena kepedulian beliau terhadap masyarakat kelas bawah,sehingga
dengan posisi dan pengaruhnya beliau dapat lebih mudah masuk dalam dalam berbagai macam
kepentingan dengan keberpihakan pada masyarakat kelas bawah.Selain itu,Romo Mangun ingin
membayar hutang kepada rakyat yang paling besar pengorbananya untuk kemerdekaan.
Romo Mangun juga memiliki banyak gagasan besar terhadap pendidikan,namun patut di
sayangkan bahwa gagasan-gagasanya belum begitu banyak di kembangkan dalam suatu wacana
public.Sehingga menuntut beliau untuk langsung berinisiatif mengaplikasikanya dalam sebuah sekolah
yang ia kelola sendiri,yaitu SDKE Mangunan.Pendidikan adalah hal yang sudah sejak kecil benar-benar
membuatnya tertarik,Sekolah yang ia ibaratkan sorga itu memberi bukan hanya kecerdasan,tapi
keterampilan seperti teater,membaca puisi,mengungkapkan pendapat,dan membuat cerita.
Namun hal yang harus digaris bawahi yaitu bahwa Romo Mangun bukanlah ilmuwan dalam arti
rigoris yang menggunakan catatan kaki secara njelimet.Romo Mangun lebih menekankan terhadap suatu
kritik social,yang banyak beliau tuangkan dalam karya-karyanya.Romo Mangun membahas suatu hal
secara luas dan abstrak,sehingga lebih cocok untuk sebuah permulaan dan perlu di tindak lanjuti oleh para
ahli-ahli di bidangnya masing-masing.
Romo Mangun memiliki konsep-konsep tentang Humanisme yang cukup fress dan original,sehingga
layak untuk kita jadikan sebagai acuan dalam memandang isu-isu yang berhubungan dengan
kemanusiaan.Pendidikan adalah salah satu alat yang digunakan Romo Mangun untuk menyebarkan faham
kemanusiaanya,karena bagi beliau pendidikan di Indonesia hanyalah suatu alat untuk mensosialisasikan
kepentingan-kepentingan penguasa.Kelas-kelas di sekolah bukanlah suatu ruang untuk berdialektika
bersama,dan peran guru hanyalah mengantarkan murid pada kepentingan kurikulum yang telah
dibuat.Padahal Romo Mangun begitu memercayai bahwa konsep pendidikan amat sangat berkaitan
dengan konsep manusia di suatu wilayah.Sebagai contoh adalah konsep manusia di Jawa yang
menyebutkan bahwa manusia adalah citra wayang belaka pada kelir jagad cilik ( mikro-kosmos).Jadi
manusia hanya bayangan saja,tidak sejati.Segala peristiwa kehidupan manusia wus dhasar pinasthi
karsaning gusti (sudah diniscayakan oleh kehendak para dewa).Oleh karena itu konsep pendidikan di
Jawa lebih focus pada penyadaran posisi,status,serta kewajiban murid/orang muda dalam piramida
tatanan hierarkis yang sudah di tentukan oleh nasib.Oleh karena itu kita perlu mengetahui konsepsi
manusia menurut Romo Mangun untuk mengetahui konsep pendidikan yang beliau kehendaki.
Manusia Religius
Religiositas menurut Romo Mangun tidak dikaitkan dengan ajaran agama tertentu,melainkan adanya
kecenderungan manusia terhadap sesuatu yang illahi.Suatu keadaan dimana manusia menyadari status
kemakhlukanya dan selalu bergantung pada sesuatu di sekelilingnya.Bagi Romo Mangun seorang atheis
saja belum tentu tidak memiliki sifat religiousitas.Sehingga Romo Mangun mengusulkan untuk
menyeimbangkan pendidikan agama dengan pendidikan religiusitas yang akan mengecilkan sekat antar
agama di Indonesia.Ditambah lagi dengan adanya diskriminasi terhadap beberapa agama dan kepercayaan
yang sudah diakui maupun belum diakui di Indonesia.Oleh karena itu Romo Mangun setuju dengan
konsepsi Muhammad Arkaund dari Mesir tentang Negara secular pluralis yang menempatkan kedudukan
suatu Negara untuk bersikap sama terhadap seluruh agama dan keperercayaan yang ada.Dibandingkan
Negara sekular natural,dimana Negara dan agama benar-benar dipisahkan dan Negara tidak berurusan
sama sekali dengan agama.
(1) pendidikan harus terbuka kearah masa depan,untuk menghasilkan pembaruan.bukan hanya
melakukan sosialisasi dan penerusan ide serta moralitas lama.
(2) pemberian kebebasan kepada anak didik untuk berkreasi.tidak hanya menyebarkan program
pemerintah yg formal dan birokratis.berbau brainwashing.
(3) hubungan Guru murid harus diperbaiki dgn memberikan keleluasan pd murid u/ bercerita,serta
membina kerja sama bukan persaingan.
Dalam Novel balada becak menggambarkan jelas keberpihakan room mangun pada rakyat
bawah,dimana tokoh yusuf sebagai pengangguran menjadi tokoh utama yang mempengaruhi setiap
cerita.