Anda di halaman 1dari 12

PERSPEKTIF GLOBAL DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Oleh : Haudiatir Rohmi, S.Pd

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia sebagai ekosistem global tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan yang
mampu mempengaruhi umat manusia melalui perubahan ekosistem yang tidak dikehendaki
dan bahkan tidak tidak disadari. Terjadinya kemajuan teknologi informasi dan transformsi telah
menyebabkan dunia ini mengecil seperti sebuah desa dunia, sehingga batas-batas fisik negara
menjadi begitu kurang mencolok. Dilihat secara batas non-fisik , maka dunia sekarang menjadi
tanpa batas-batas (borderless) secara non-fisik. Bangsa dari berbagai macam budaya saling
mengenal pihak lain melalui nilai-nilai yang sifatnya universal, seperti: makanan, pakaian, dan
hiburan, karena ketiganya adalah hal yang mudah diterima dalam interaksi antar bangsa dan
budaya. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang asal-usul munculnya ide
perspektif global, bagaimana sejarahnya, apa relevansinya, sehingga pembaca bisa
mendapatkan gambaran secara jelas esensi dan tujuannya.

B. Rumusan Masalah
1. Mengapa perspektif global merupakan bagian dari IPS?
2. Bagaimana interaksi global dilihat dari berbagai disiplin ilmu IPS?
3. Bagaimana sejarah munculnya istilah perspektif global?
4. Apa saja pokok-pokok pemikiran, tujuan, dan definisi perspektif global?

C. Tujuan Penulisan
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mengetahui mengapa perspektif global merupakan bagian dari IPS.
2. Memahami wawasan tentang interaksi global dilihat dari berbagai disiplin ilmu IPS.
3. Mengetahui sejarah munculnya istilah perspektif global.
4. Memahami pokok-pokok pemikiran, tujuan, dan definisi perspektif global.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perspektif Global dan Ilmu Pengetahuan Sosial


Perpekstif global adalah suatu cara pandang dan cara berfikir terhadap suatu masalah,
kejadian atau kegiatan dari sudut kepentingan global, yaitu dari sisi kepentingan dunia atau
Internasional. Oleh karena itu, sikapdan perbuatan kita juga diarahkan untuk kepentingan
global.
Dari perspektif global, komunikasi merupakan sarana saling pengertian internasional
dalam menghadapi kehidupan global yang penuh masalah dan tantangan hari ini serta masa
yang akan datang. Dalam suasana global yang makin mengarus, dunia pendidikan khususnya
harus mengembangkan kewaspadaan sedini mungkin untuk mencegah dampak negatif
perubahan kehidupan global terhadap SDM generasi muda, yang akan menjadi subjek
pembangunan di masa mendatang.
Dalam cara berpikir, seseorang harus berpikir global, dan dalam bertindak dapat secara
lokal (think globally and act locally). Sebagai pendidik, guru memerlukan suatu pendekatan
yang akan menolong siswa untuk mengarahkannya kepada kehidupan yang kompleks dan
menjauhi pengertian yang sempit tentang ruang, ras, agama, suku, sejarah dan kebudayaaan.
Istilah-istilah dan pemahaman yang sempit seperti kesukuan, kedaerahan, barat-timur, putih-
hitam, dapat memunculkan benih-benih konflik sehingga memunculkan pertentangan dunia.
Oleh karena itu, guru harus menanamkan nilai-nilai yang baik kepada peserta didik dan
pemahaman bahwa kehidupan dia dan kita adalah merupakan bagian dari kehidupan dunia.
Peran guru dalam memahamkan nilai-nilai kebaikan adalah sebagai komunikator atau
penghubung antara peserta didik dengan dunia luar. Untuk itu seorang guru harus :

1. Tertarik dan peduli terhadap kejadian dan kegiatan pada masyarakat (lokal, nasional,
internasional).
2. Proaktif mencari informasi-informasi (nasional dan internasional).
3. Bersifat terbuka, menerima pembaharuan.
4. Mampu menyeleksi informasi sesuai dengan kebutuhan budaya Indonesia.
Sejarah munculnya perspektif global dalam kurikulum 1995 pendidikan dasar di
Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sejarah kemunculannya di Amerika Serikat. Ide perspektif
global ini sebenarnya sudah ada di negara Paman Sam sejak 1950-an, dengan tujuan untuk
memenuhi kepentingan nasional negara besar tersebut. Terjadinya pro dan kontra terhadap
perspektif global terutama menyangkut masalah: apa yang terjadi tujuannya, apa saja yang
harus diajarkan, dan bagaimana cara menyampaikan materi yang ada.
Steven L. Lami menunjukkan bahwa di Amerika Serikat ada 4 kepentingan yang paling
berpengaruh dalam menentukan arah dan tujuan dari perspektif global yang diajarkan disana,
yaitu:
1. Kelompok Merkantilisme Baru (menekankan pada pencapaian kepentingan nasional
negara)
Kelompok ini berpendapat bahwa perspektif global harus ditujukan untuk mempersiapkan
warga negara Amerika Serikat agar mampu berpartipasi dalam sistem internasional yang sangat
kompetitif (penuh persingan) dan anarkis. Dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi
seperti ini, maka sistem pendidikan harus ditujukan untuk mempersiapkan murid agar
mempunyai kemampuan dalam berkompetisi dalam sistem internasional dan mewujudkan
kepentingan nasional Amerika Serikat.
2. Reformis /Pembaharu
Kelompok ini berwawasan bahwa kita semua merupakan anggota komunitas atau
masyarakat internasional. Robert Hanvey berpendapat bahwa program –program yang
berkaitan dengan perspektif global harus mampu membekali murid untuk hidup lebih baik
dengan memperkenalkan mereka kepada pengetahuan, kemampuan analitis, kesempurnaan
dalam menilai (mampu menilai sesuatu hal secara lebih objektif), dan strategi -strategi untuk
berpartisipasi dan terlibat dalam menyelesaikan masalah –masalah lokal, nasional, maupun
internasional.
3. Utopian Kiri
Kelompok ini berpendapat bahwa perspektif global harus ditujukan untuk menciptakan
adanya sistem internasional yang lebih adil melalui sistem sosialis.
4. Ultrakonservatif atau Utopian Kanan
Kelompok yang mendukung pendapat ini mengatakan bahwa orang-orang yang
mengajarkan perspektif global harus mendidik para muridnya bahwa Amerika Serikat
merupakan pusat dan moral, perekonomian, budaya, kehidupan sosial, dan kekuatan politik
dunia. Para pendidik yang mengajarkan bahwa dunia ini mengajarkan bahwa dunia ini
merupakan satu masyarakat dunia, seringkali dianggap sebagai orang –orang yang menentang
patriotisme, karena tidak mendukung tujuan untuk menjadikan Amerika Serikat sebagai pusat
dunia dalam berbagai macam hal.
Pada hakekatnya manusia adalah makhluk individual sekaligus sosial. Dalam kehidupan sosial
terbukti dari kehidupannya yang membentuk suatu kelompok dan berinteraksi dengan orang
lain, kecuali ada kelainan jiwa. Sedangkan relevansinya dengan kehidupan sekarang ini adalah
adanya kemajuan teknologi terutama teknologi informasi yang mnyebabkan dunia ini mengecil
cakupannya seperti sebuah desa dunia.
Perspektif global adalah pendekatan atau pandangan/ wawasan. Prespektif global bukan
termasuk kategori program karena perpektif global bukan merupakan serangkaian tindakan dan
tahap –tahap dengan perkiraan hasil secara kuantitatif yang harus dilalui sesuai dengan yang
direncanakan, mengingat bahwa ilmu sosial lebih tepat dievaluasi keberhasilan/kemajuan
secara kualitatif. Perspektif global merupakan pendekatan karena bila pendekatan yang diambil
secara nasional atau bahkan lokal mka tujuan, esensi dan penerapannya akan berbeda.
Pemakaian pendekatan nasional ataupun lokal akan membuat orang mempunyai sifat-sifat
ultrasionalis (nasionalisme yang sangat berlebihan), chauvinis (merasa bahwa negaranyalah
yang paling penting dan bermoral di dunia), xenophobia (tidak suka pada hal –hal yang bersal
dari negara lain), menjadi egosentris (merasa dirinya yang paling baik dan benar), dan
mempunyai sifat etnosentris. Charlotte C. Anderson menyatakan bahwa tujuan dari perspektif
global untuk mendorong para murid agar meampu mengumpulkan informasi sebanyak
mungkin dan informasi tersebut dapat digunakan sebagai pegangan yang menjadikan mereka
warga negara yang produktif dan menjadi insan yang punya rasa kepedulian sosial terhadap
orang lain.

B. Perspektif Global sebagai Bagian dari IPS


Ilmu pengetahuan sosial tidak bisa dipisahkan dari hakekat manusia itu sendiri, yaitu
bahwa setiap manusia merupakan makhluk individual sekaligus sosial. Dalam kehidupan sosial
yang merupakan kumpulan dari individu-individu akan terbentuk suatu komunitas dari yang
terkecil ataupun terdekat hingga yang terbesar/terjauh.
Perspektif global akan menekankan keanggotaan setiap manusia sebagai warga Negara
dunia/global. Partisipasi dan pengetahuan merupakan 2 hal yang saling berkaitan satu sama
lain seperti sekeping mata uang. Orang tidak mungkin berpatisipasi tanpa mengetahui
bagaimana cara berpatisipasinya, demikian juga sebaliknya untuk apa berpengetahuan kalau
tidak berpatisipasi. Partisipasi memerlukan adanya pengetahuan, sehingga di dalam partisipasi
tersebut akan tercipta tujuan secara harmonis. Pengetahuan akan menyebabkan interaksi social
seperti kerjasama, saling ketergantungan, dan saling pengaruh mempengaruhi berlangsung
secara harmonis sehingga kompetisi ataupun persaingan yang mengarah pada konflik dapat
ditekankan sampai ke tingkat yang paling rendah.
IPS sangat erat kaitannya dengan persiapan anak didik untuk berperan aktif atau
berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia dan terlibat dalam pergaulan masyarakat dunia
(global society). IPS harus dilihat sebagai suatu komponen penting dari keseluruhan
pendidikan kepada anak. IPS memerankan peranan yang signifikan dalam mengarahkan dan
membimbing anak didik pada nilai-nilai dan perilaku yang demokratis, memahami dirinya
dalam konteks kehidupan masa kini, memahami tanggung jawabnya sebagai bagian dari
masyarakat global yang interdependen.

C. Interaksi Global Dilihat dari Berbagai Disiplin Ilmu Pengetahuan Sosial


a. Sejarah
Emmanuel Kant pada Abad XVIII bahwa sejarah dan gografi merupakan ilmu
Dwitunggal,artinya jika sejarah mempertanyakan suatu peristiwa itu “kapan” terjadi.
Pengungkapan itu masih belum lengkap. Jika tidak di pertanyakan ‘di mana” tempat
terjadinya. Dalam hal ini, dimensi waktu dengan ruang saling melengkapi.
Perspektif sejarah mengacu pada konsep waktu, atau dengan perkataan lain, Perspektif
sejarah suatu peristiwa, membawa citra kepada kita tentang suatu pengalaman masa lampau
yang dapat dikaji hari ini, untuk memprediksi kejadian-kejadian yang akan datang.
Dengan belajar sejarah kita akan mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi dan
mampu belajar dari perubahan yang akan terjadi tersebut, sehingga mampu mengantisipasi,
menghadapi, dan mengatasi.

b. Ekonomi
Menurut H.W.Arndt dan Gerardo P Sicat (1991:3) Ilmu Ekonomi adalah suatu studi ilmiah
yang mengkaji bagaimana orang perorang dan kelompok-kelompok masyarakat menentukan
pilihan. Manusia memiliki keinginan yang tidak terbatas. Untuk memuaskan bermacam-
macam keinginan yang tidak terbatas tersebut, tersedia sumberdaya yang dapat digunakan.
Berbagai sumberdaya ini tidak tersedia dengan bebas.
Karenanya, sumber daya ini langka dan mempunyai berbagai kegunaan alternatif.Pilihan
penggunaan dapat terjadi antara penggunaan sekarang (hari ini) dan penggunaan hari esok
(masa depan). Dari aspek-aspek yang dikemukakan tadi, jelas bahwa perspektif ekonomi
terkait dengan waktu,hari ini dan esok.
Hukum ekonomi mengenal adanya kaitannya antara penawaran dan permintaan, bila
penawaran tetap/turun sementara permintaan naik maka harga akan naik. Salah satu fenomena
yang Nampak dari hukum ekonomi bahwa bila permintaan naik sementara penawaran
tetap/turun seperti pada kenyataannya belakangan ini dengan terjadinya kenaikan nilai tukar
mata uang asing.

c. Sosiologi
Menurut Roger F. Soltau dalam introduction to politics (Miriam Budiardjo: 1991:9) ilmu
politik mempelajari negara, tujuan-tujuan dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan
tujuan-tujuan itu, hubungan antara negara dan warga negaranya serta dengan negara-negara
lain.
Menurut Frank H. Hankins sosiologi adalah studi ilmiah tentang fenomena yang timbul
akibat hubungan kelompok-kelompok manusia, studi tentang manusia dan lingkungan manusia
dalam hubungannya satu sama lain. Dalam sosiologi mengajarkan bahwa perilaku manusia
dipengaruhi oleh kelompok tempat ia terlihat sebagai anggota dan oleh interaksi yang terjadi
pada kelompok itu. Perkembangan teknologi transpormasi dan komunikasi telah menyebabkan
interaksi manusia meluas ke tingkat global secara lebih intensif. Interaksi bisa terjadi secara
fisik maupun non fisik melalui internet. Teknologi komputer melalui email (electronic
mail) menyebabkan dunia ini tanpa batas (bord erless) secara non fisik. Setiap orang yang
mampu mengakses teknologi ini bisa berkirim maupun menerima berita dari seluruh dunia.
Dari arus global dan interaksi sosial, baik langsung maupun melalui media, tentu saja ada yang
wajib diwaspadai terutama dari segi negatifnya. Karena masalah sosial yang mengglobal
merupakan penghancuran umat dalam jangka yang relatif cepat meracuni generasi muda.
Selain itu, akibat interaksi sosial yang makin intensif sampai ke tingkat global, menunjukan
perubahan sosial dimasyarakat sampai keproses modernisasi. Perubahan dan kemajuan yang
positif meningkatkan kesejahteraan dalam arti yang seluas-luasnya.
Sosiologi, yang oleh Horton dan Hun (1976 : 22) didefinisikan sebagai studi ilmiah tentang
kehidupan sosial umat manusia, harus mengembangkan kemampuan perspektif global dalam
menyimak masalah-masalah global yang mengancam kehidupan umat manusia.
Perkembangan teknologi transportasi dan komunikasi telah menyebabkan interaksi
manusia meluas ke tingkat global secara intensif. Interaksi bisa terjadi secara fisik maupun
non-fisik melalui internet. Teknologi computer memalui E-mail menyebabkan dunia ini
menjadi tanpa batas secara non-fisik. Secara fisik batas-batas wilayah setiap Negara
berdasarkan hukum Internasional masih jelas.

d. Antropologi
Sudut pandang Antropologi terhadap perspekstif global, terarah pada keberadaan dan
perkembangan budaya dengan kebudayaan dalam konteks global. Hakikatnya, perkembangan
aspek kehidupan apapun yang mengarus mulai dari tingkat lokal sampai ketingkat global,
dasarnya terletak pada budaya dengan kebudayaan yang menjadi milik otentik umat manusia.
Oleh karena itu, proses dan arus global dalam kehidupan sesungguhnya adalah proses global
kemampuan budaya atau proses kebudayaan.
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari orang (bentuk khas fisiknya), masyarakat, dan
budayanya. Kumpulan orang yang membentuk suatu masyarakat memiliki budaya yang
berkembang sejalan dengan invensi (penemuan) yang mereka punyai. Suatu invensi baru perlu
diciptakan untuk menggantikan invensi yang lama, seperti: traktor bajak, kuda besi Jepang
menggantikan Kuda, dan sebagainya.
Antropologi ,khususnya Antropologi Budaya yang oleh Koentjaraningrat (1990: 1112)
dikatakan sebagai pengganti Ilmu Budaya,merupakan studi tentang manusia dengan
kebudayaanya. Sedangkan oleh E.A. Hoebel (Fairchild, H.P. dkk., 1982: 12) didefenisikan
sebagai studi tentang manusia dengan pekerjaannya, lebih menitikberatkan kepada kebudayaan
sebagai hasil pengembangan akal pikiran manusia.
Sudut pandang Antropologi terhadap perspektif global, terarah pada keberadaan dan
perkembangan budaya dengan kebudayaan dalam konteks global. Berarti
mengamati,menghayati,dan memprediksi perkembangan kebudayaan secara menyeluruh yang
aspek serta unsur-unsurnya itu berkaitan satu sama lain terintegrasi dalam kehidupan umat
manusia.Secara perspektif, meningkatnya pendapatan masyarakat (ekonomi) terkait dengan
meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memanfaatkan dirinya menggunakan peralatan
mengelolah sumber daya (budaya)
e. Geografi
Geografi adalah ilmu keruangan yang mengkaji berbagai fenomena dalam kontek
keruangannya. Ruang yang dikonsepkan dalam geografi yaitu permukaan bumi yang tiga
dimensi terdiri atas muka bumi yang berupa darah dan perairan serta kolom udara diatasnya.
Ruang permukaan bumi ini secara bertahap ukuran dan jaraknya mulai dari tingkat local,
regional sampai ketingkat global. Oleh karena itu perspektif geografi adalah perspektif
keruangan yang bertahap dari perspektif lokal, regional sampai ke perspektif global.
Perspektif geografi atau perspektif keruangan adalah suatu kemampuan memandang
secara mendalam berkenaan dengan fenomena, proses, dan masalah keruangan permukaan
bumi, baik masa lampau, saat ini, terutama untuk masa yang akan datang. Pendekatan yang
dapat diterpkan pada perspektif keruangan ini, yaitu pendekatan sejarah dan kemampuan
mempredeksi. Dalam ruang lingkup kajian perspektif keruangan ini berkembang mulai dari
perspektif lokal, perspektif regional, sampai perspektif global, perjhatikan, amati, dan hayati
serta perkembangan yang terjadi di tempat anda dari waktu ke waktu. Bagaimana keadaan
permukiman, jalan, pertanian, pengairan, perdangangan, dan keadaan penduduk setempat.
Melalui proses pengamatan perspektif lokal, anda dapat menyaksikan bahwa perkampungan
yang satu dengan yang lebih luas dari perkampungan lain-lainnya, yaitu kerena adanya jalan,
alat angkutan, atau transportasi, juga karena arus manusia dan barang. Disini terjadi proses
social ekonomi dalam bentuk interaksi antar penduduk (manusia).
Telah anda mengamati dan menghayati meluasnya perkampungan, anda juga dapat
mengamati serta menghayati meluasnya suatu kota dari waktu ke waktu. Anda dapat
mengevaluasi perkembangan kota yang bersangkutan dari waktu ke waktu. Selain areal atau
kawasannya yang makin luas, juga isi kota itu mengalami perkembangan. Pemukiman
penduduk, tempat perbelanjaan, pasar, jaringan jalan, jumlah penduduk, dan seterusnya
mengalami perubaha serta perkembangan. Bahkan anda memperhitungkan masa yang akan
datang atau memprediksi bahwa kota-kota kecil itu akan bersambung satu sama lain dan akan
membentuk kota yang lebih besar dari semula. Dalam proses perluasan kota dan penambahan
serta pertambahan penduduknya, telah terjadi proses yang dikenal sebutan urbanisasi.
Urbanisasi sebagai suatu proses, menurut WJ. Waworoentoe, A Syarif Puradimandja,
Utom Rustam (Prisma, 1972:7-12 ), terjadi karena adanya tiga yang berkaitan satu sama lain.
Tiga peristiwa yang termasuk dalam proses urbanisasi itu yaitu.
1. Perpindahan penduduk dari perdesaan ke perkotaan.
2. Perluasan area atau kawasan kota.
3. Perubahan cara hidup sebagai orang kota.

f. Politik
Ilmu politik mempelajari negara, tujuan-tujuan negara dan lembaga-lembaga yang akan
melaksanakan tujuan-tujuan itu (Roger F. Soltau).
Dalam perspektif global, hubungan suatu negara dengan negara-negara lain adalah hal yang
pokok.
Jenis hubungan antar negara ditinjau dari jangkauannya:
Jenis hubungan & Jangkauan
Regional : Antarbangsa atau antarnegara di suatu kawasan (tetangga), misalnya di
kawasan Asia Tenggara
Internasional : Antarbangsa atau antarnegara di berbagai belahan dunia.
Global : Antar semua bangsa atau antarsemuanegara di dunia ini.
Politik luar negeri Indonesia adalah bebas aktif yang menjadi landasan kerja sama di
bidang ekonomi dengan negara-negara lain. Bebas, artinya bangsa Indonesia tidak memihak
pada salah satu blok yang ada di dunia. Jadi, bangsa Indonesia berhak bersahabat dengan
negara mana pun asal tanpa ada unsur ikatan tertentu. Bebas juga berarti bahwa bangsa
Indonesia mempunyai cara sendiri dalam menanggapi masalah internasional. Aktif berarti
bahwa bangsa Indonesia secara aktif ikut mengusahakan terwujudnya perdamaian dunia.
Stabilitas dan kemajuan politik Indonesia, khususnya politik luar negeri, berpengaruh pada
kondisi politik global, contohnya dampak Konferensi Asia Afrika (KAA – yang menghasilkan
Dasasila Bandung/Bandung Declaration) dan Gerakan Non-Blok (GNB – khususnya untuk
mendukung perdamaian dunia).
Negara Republik Indonesia sebagai warga dunia, tidak dapat melepaskan diri dari
pengaruh perkembangan di negara-negara lain. Perkembangan di negara-negara lain selalu
berpengaruh terhadap kehidupan politik, khususnya politik luar negeri Indonesia. Perubahan
peta politik membawa dampak luas pada tatanan global di bidang politik, ekonomi, sosial, dan
IPTEK. Perspektif global dari perubahan peta politik tersebut, membawa dampak pada
berbagai aspek hubungan luar negeri Indonesia.

D. Sejarah Munculnya Istilah Perspektif Global


Dalam literature dikenal berbagai macam istilah yang berkaitan dengan perspektif global
seperti “global education”, “global perspectives in education”, “global perpectives education”,
“education for a global perspective”, “international education”, “international studies”, ataupun
“ world studies”. Istilah yang paling tepat untuk perspektif global adalah “global perspectives
in education” atau disingkat “global education” dan di Indonesia disebut dengan istilah
perspektif global dengan menekankan pada 4 hal pokok, yaitu: kesadaran terhadap perspektif
global, sistem-sistem global, sejarah global, dan saling pengertian terhadap budaya lain.
Perspektif global berakar dari ilmu-ilmu antropologi, psikologi, sejarah, ekonomi, geografi
dunia, dan politik. Sehingga disiplin ini merupakan bagian dari ilmu sosial yang bertujuan
untuk menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran sebagai warganegara dunia yang
berpartisipasi secara aktif.
Keanggotaan seseorang dalam masyarakat dunia dari tingat terdekat sampai yang terjauh
bisa digambarkan dalam lingkaran konsentris sebagai berikut ini : pada era globalisasi
kecendrungan yang kuat adalah proses terjadinya universalisasi yang melanda seluruh aspek
kehidupan manusia. Salah satu implikasi penyeragaman terlihat dengan munculnya gaya hidup
global seperti makanan, pakaian dan musik.
John Naisbitt yang terkenal dengan bukunya yang berjudul “Megatrend 2000”
menyebutkan bahwa pada tahun-tahun tersebut akan terjadi proses globalisasi melalui
teknologi informasi, ada tiga mode yang diterima oleh banyak orang yaitu : makanan (food),
pakaian (fasihon), hiburan (entertainment). Di Indonesia sendiri sudah terjadi proses
globalisasi tersebut. Seperti anak-anak kecil yang sudah tahu apa itu KFC, MC Donals, jeans
dan film-film dari berbagai negara. Bahkan mereka lebih senang memilih produk luar negeri
tersebut dibandingkan dengan produk buatan negeri sendiri. Media televisi telah mempercepat
arus informasi dan membawa kita terlibat dalam informasi dunia. Keadaan ini membuat kita
mau tidak mau ikut terlibat dalam pergaulan masyarakat dunia melalui median informasi dan
produk industri.

E. Pokok-Pokok Pemikiran, Tujuan, dan Definisi Perspektif Global


Institusi-institusi pendidikan seperti sekolah baik yang ada di Negara berkembang ,aupun
Negara maju berperan penting dalam membentuk dan mengembangkan individu maupun
masyarakat agar mempunya tingkah laku yang baik dan menjadi warga Negara yang tahu akan
hak dan kewajibannya. Nasional Concil for the Social Studies pada tahun 1982
(Merryfield,1991) menunjukkan arti pentingnya perspektif global untuk di ajarkan di sekolah-
sekolah.
1. Sekarang ini kita hidup dalam massa terjadinya peningkatan globalisasi yang di tandai dengan
fenomena hapir semua orang berinteraksi secara transnasional ( tidak hanya terbatas dalam
negaranya saja ), multicultural (dalam berbagai macam budaya ) dan cross-cultural (
berinteraksi dengan budaya lain selain yang di milikinya ).
2. Aktor-aktor yang berinteraksi dalam tingkatan dunia tidak hanya terbatas pada negara-bangsa
saja, namun juga melibatkan perseorangan, kelompok-kelompok local, organisasi-organisasi
yang bergerak dalam bidang teknologi dan ilmu, kelompok-kelompok perdagangan, MNCs
(perusahaan-perusahaan multinasional) serta organisasi-organisasi regional. Mereka ini
semakin aktif berinteraksi dan mampu mempengaruhi peristiwa-peristiwa local maupun global.
3. Kehidupan umat manusia tergantung pada satu lingkungan fisik dunia yang di tandai dengan
terbatasnya sumber-sumber alam. Ekosistem dunia ini akan mempengaruhi dan di pengaruhi
oleh umat manusia.
4. Ada keterkaitan antara apa yang di lakukan manusia di bidang sosial, politik, ekonomi,
teknologi, dan ekologi pada masa kini dengan masa depan umat manusia yang hidup di bumi
ini berserta lingkungan fisiknya di masa yang akan datang.
5. Terjadinya globalisasi yang melibatkan hamper seluruh umat manusia ini meneybabkan
masing-masing individu dan seluruh masyarakat berkesempatan dan bertanggung jawab untuk
berperan serta dalam meningkatkan lingkungan fisik maupun sosial dunia.
Ada berbagai macam pendapat dari para ahli mengenai elemen-elemen maupun tujuan-
tujuan dari perspektif global. Robert Hanvey dalam bukunya yang sangat terkenal “ An
Attainable Global Perspective (1976 ) menyebutkan 5 dimensi dari perspektif global yaitu :
1. Perspective consciousness
Kesadaran dan penghargaan terhadap adanya berbagai macam pendapat yang berbeda-beda di
dunia ini.

2. State of planet awareness


Adanya pengertian yang mendalam terhadap isu-isu dan peristiwa-peristiwa global.

3. Cross-cultural awareness
Adanya kesempatan yang bisa di terima secara umum dalam membuat karakteristik budaya-
budaya yang ada di dunia ini, yaitu bahwa sekalipun ada perbedaan-perbedaannya dalam
budaya namun ada banyak kesamaan yang di miliki.

4. Systemic awareness
Tahu akan sistem-sistem yang ada berikut ala mini, sehingga mulai mengenal akan
kompleksnya sistem internasional di mana actor-aktor Negara dan Non-negara saling
pengaruh mempengaruhi dalam berbagai macam isu yang terjadi di kawasan yang ada di dunia
ini.

5. Options for participation


Mengetahui strategi-strategi yang tepat sehingga mampu berpartisipasi dengan baik dalam
menghadapi isu-isu yang terjadi dari tingkat local, nasional hingga internasional.
James Becker sebagai pelopor dari perspektif global dalam artikel yang berjudul “ The
World and the Scholl. A case for world-centered education “ (1979) menyatakan bahwa
perspektif global harus menggugah kesadaran murid selaku anggota masyarakat dunia dan juga
pada tingkatan masyarakat yang lainnya. Sedangkan Christine I.Bennett dalam bukunya “
Comprehensive Multicultural Education : Theory and Practice “ (1995) menyatakan bahwa
pada pendidikan harus mempersiapkan murid-murid sebagai penerus generasi generasi di masa
yang akan penegtahuan,sikap, dan kemampuan yang di perlukan untuk berpartisipasi aktif
sebagai warga masyarakat di seluruh lapisan sampai ke tingkat dunia. Agar anak didik menjadi
insane yang mempunyai tanggung jawab global, karena mereka merupakan warga Negara
dunia, mereka perlu ddi latih untuk mampu berpikir global dan bertindak secara lokal atau “
think globally act locally “ .
Sedangkan Tye and Tye berpendapat bahwa perspektif global meliputi :
1. Studi tentang masalah-masalah dan isu-isu yang melintasi batas-batas nasional an adanya
keterkaitan dalam sistem-sistem ekonomi, lingkungan, budaya, politik serta teknologi.
2. Peningkatan saling pengertian terhadap budaya lain sehingga si pembelajar mampu
mengembangkan kemampuannya untuk bertoleransi terhadap pihak lain dan berempati (
kemampuan untuk melihat kehidupan dari kacamata pihak lai atau seandainya saya jadi .. )
Lee Anderson dan Charlotte Anderson ( 1979 ) menyatakan bahwa untuk
mempersiapkan murid agar menjadi warga Negara yang baik harus di mulai dari berbagai
macam kelompok yang melibatkannya, dari yang terdekat hingga yang terjauh yaitu dari
masyarakat loka, bangsa, hingga global. Ada 5 tujuan pokok dari perspektif global di sekolah-
sekolah :
1. Mengembangkan pengertian keberadaan mereka sebagai individu-individu yang membentuk
masyarakat.
2. Mengembangkan pengertian bahwa mereka merupakan anggota dari masyarakat manusia.
3. Mengembangkan pengertian bahwa mereka adalah penghuni planet bumi ini dan
kehidupannya tergantung pada planet bumi tersebut.
4. Murid harus di beri pengertian bahwa mereka adalah partisipan atau pelaku aktif dalam
masyarakat global ini.
5. Mendidik murid agar mempunyai kemampuan untuk hidup secara bijaksana dan bertanggung
jawab sebagai individu, sebagai umat manusia, sebagai insan penghuni planet bumi ini serta
sebagai anggota masyarakat global.
Muessig dan Gilliom dalam bukunya “ Perspective of Global Education: A source book
for classroom teachers” (1981) menyebutkan bahwa melalui perspektif global akan
membebaskan para pembelajar dari keinginan-keinginan yang sifatnya parochial ( picik/sempit
) dan chauvinism ( perasaan bahwa negaranyalah yang terbaik di dunia, sehingga mereka
cenderung untuk bertindak agresif dalam membela negaranya ), dengan belajar tentang
perspektif global mereka akan mampu berinteraksi secara harmonis dalam dunia yang di
tunjukkan dengan adanya kemampuan berempati dan mempunyai sifat altruisme (
mengutamakan kepentingan orang lain, kalau perlu dengan mengeluarkan pengorbanan ).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perspektif global adalah pendekatan atau pandangan/ wawasan. Prespektif global bukan
termasuk kategori program karena perpektif global bukan merupakan serangkaian tindakan dan
tahap –tahap dengan perkiraan hasil secara kuantitatif yang harus dilalui sesuai dengan yang
direncanakan, mengingat bahwa ilmu sosial lebih tepat dievaluasi keberhasilan /kemajuan
secara kualitatif.
IPS sangat erat kaitannya dengan persiapan anak didik untuk berperan aktif atau
berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia dan terlibat dalam pergaulan masyarakat dunia
(global society). IPS memerankan peranan yang signifikan dalam mengarahkan dan
membimbing anak didik pada nilai-nilai dan perilaku yang demokratis, memahami dirinya
dalam konteks kehidupan masa kini, memahami tanggung jawabnya sebagai bagian dari
masyarakat global yang interdependen.
Interaksi global dilihat dari berbagai ilmu pengetahuan social yaitu sejarah, ekonomi,
politik geografi, antropoligi, dan sosiologi ini telah terjadi sejak lama. Perspektif global berakar
pada ilmu-ilmu: antropologi, psikologi, sejarah, ekonomi, geografi dunia, dan politik, bertujuan
untuk menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran sebagai warga dunia yang berpartisipasi
aktif.

B. Saran
Demikianlah makalah ini yang dapat kami sampaikan. Kritik dan saran yang membangun
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini dan semoga makalah ini bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Harry,Atjeh.http://perspektifglobaldarivisigeografi.blogspot.com/2012/04/perspektifglobal-dari-
visi-geografi.html.diakses 05 Maret 2013.

http://little-chiyoo.blogspot.com/2012/10/perspektif-global-dari-visi-geografi.html diakses 05
Maret 2013

http://seldiorcc.blogspot.com/2011/09/sejarah-dan-pengertian-pespektif-global.html

Retnaningsih,UmiOktyari.1998. Perspektif Global. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


Jakarta

Anda mungkin juga menyukai