BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia sebagai ekosistem global tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan yang
mampu mempengaruhi umat manusia melalui perubahan ekosistem yang tidak dikehendaki
dan bahkan tidak tidak disadari. Terjadinya kemajuan teknologi informasi dan transformsi telah
menyebabkan dunia ini mengecil seperti sebuah desa dunia, sehingga batas-batas fisik negara
menjadi begitu kurang mencolok. Dilihat secara batas non-fisik , maka dunia sekarang menjadi
tanpa batas-batas (borderless) secara non-fisik. Bangsa dari berbagai macam budaya saling
mengenal pihak lain melalui nilai-nilai yang sifatnya universal, seperti: makanan, pakaian, dan
hiburan, karena ketiganya adalah hal yang mudah diterima dalam interaksi antar bangsa dan
budaya. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang asal-usul munculnya ide
perspektif global, bagaimana sejarahnya, apa relevansinya, sehingga pembaca bisa
mendapatkan gambaran secara jelas esensi dan tujuannya.
B. Rumusan Masalah
1. Mengapa perspektif global merupakan bagian dari IPS?
2. Bagaimana interaksi global dilihat dari berbagai disiplin ilmu IPS?
3. Bagaimana sejarah munculnya istilah perspektif global?
4. Apa saja pokok-pokok pemikiran, tujuan, dan definisi perspektif global?
C. Tujuan Penulisan
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mengetahui mengapa perspektif global merupakan bagian dari IPS.
2. Memahami wawasan tentang interaksi global dilihat dari berbagai disiplin ilmu IPS.
3. Mengetahui sejarah munculnya istilah perspektif global.
4. Memahami pokok-pokok pemikiran, tujuan, dan definisi perspektif global.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tertarik dan peduli terhadap kejadian dan kegiatan pada masyarakat (lokal, nasional,
internasional).
2. Proaktif mencari informasi-informasi (nasional dan internasional).
3. Bersifat terbuka, menerima pembaharuan.
4. Mampu menyeleksi informasi sesuai dengan kebutuhan budaya Indonesia.
Sejarah munculnya perspektif global dalam kurikulum 1995 pendidikan dasar di
Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sejarah kemunculannya di Amerika Serikat. Ide perspektif
global ini sebenarnya sudah ada di negara Paman Sam sejak 1950-an, dengan tujuan untuk
memenuhi kepentingan nasional negara besar tersebut. Terjadinya pro dan kontra terhadap
perspektif global terutama menyangkut masalah: apa yang terjadi tujuannya, apa saja yang
harus diajarkan, dan bagaimana cara menyampaikan materi yang ada.
Steven L. Lami menunjukkan bahwa di Amerika Serikat ada 4 kepentingan yang paling
berpengaruh dalam menentukan arah dan tujuan dari perspektif global yang diajarkan disana,
yaitu:
1. Kelompok Merkantilisme Baru (menekankan pada pencapaian kepentingan nasional
negara)
Kelompok ini berpendapat bahwa perspektif global harus ditujukan untuk mempersiapkan
warga negara Amerika Serikat agar mampu berpartipasi dalam sistem internasional yang sangat
kompetitif (penuh persingan) dan anarkis. Dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi
seperti ini, maka sistem pendidikan harus ditujukan untuk mempersiapkan murid agar
mempunyai kemampuan dalam berkompetisi dalam sistem internasional dan mewujudkan
kepentingan nasional Amerika Serikat.
2. Reformis /Pembaharu
Kelompok ini berwawasan bahwa kita semua merupakan anggota komunitas atau
masyarakat internasional. Robert Hanvey berpendapat bahwa program –program yang
berkaitan dengan perspektif global harus mampu membekali murid untuk hidup lebih baik
dengan memperkenalkan mereka kepada pengetahuan, kemampuan analitis, kesempurnaan
dalam menilai (mampu menilai sesuatu hal secara lebih objektif), dan strategi -strategi untuk
berpartisipasi dan terlibat dalam menyelesaikan masalah –masalah lokal, nasional, maupun
internasional.
3. Utopian Kiri
Kelompok ini berpendapat bahwa perspektif global harus ditujukan untuk menciptakan
adanya sistem internasional yang lebih adil melalui sistem sosialis.
4. Ultrakonservatif atau Utopian Kanan
Kelompok yang mendukung pendapat ini mengatakan bahwa orang-orang yang
mengajarkan perspektif global harus mendidik para muridnya bahwa Amerika Serikat
merupakan pusat dan moral, perekonomian, budaya, kehidupan sosial, dan kekuatan politik
dunia. Para pendidik yang mengajarkan bahwa dunia ini mengajarkan bahwa dunia ini
merupakan satu masyarakat dunia, seringkali dianggap sebagai orang –orang yang menentang
patriotisme, karena tidak mendukung tujuan untuk menjadikan Amerika Serikat sebagai pusat
dunia dalam berbagai macam hal.
Pada hakekatnya manusia adalah makhluk individual sekaligus sosial. Dalam kehidupan sosial
terbukti dari kehidupannya yang membentuk suatu kelompok dan berinteraksi dengan orang
lain, kecuali ada kelainan jiwa. Sedangkan relevansinya dengan kehidupan sekarang ini adalah
adanya kemajuan teknologi terutama teknologi informasi yang mnyebabkan dunia ini mengecil
cakupannya seperti sebuah desa dunia.
Perspektif global adalah pendekatan atau pandangan/ wawasan. Prespektif global bukan
termasuk kategori program karena perpektif global bukan merupakan serangkaian tindakan dan
tahap –tahap dengan perkiraan hasil secara kuantitatif yang harus dilalui sesuai dengan yang
direncanakan, mengingat bahwa ilmu sosial lebih tepat dievaluasi keberhasilan/kemajuan
secara kualitatif. Perspektif global merupakan pendekatan karena bila pendekatan yang diambil
secara nasional atau bahkan lokal mka tujuan, esensi dan penerapannya akan berbeda.
Pemakaian pendekatan nasional ataupun lokal akan membuat orang mempunyai sifat-sifat
ultrasionalis (nasionalisme yang sangat berlebihan), chauvinis (merasa bahwa negaranyalah
yang paling penting dan bermoral di dunia), xenophobia (tidak suka pada hal –hal yang bersal
dari negara lain), menjadi egosentris (merasa dirinya yang paling baik dan benar), dan
mempunyai sifat etnosentris. Charlotte C. Anderson menyatakan bahwa tujuan dari perspektif
global untuk mendorong para murid agar meampu mengumpulkan informasi sebanyak
mungkin dan informasi tersebut dapat digunakan sebagai pegangan yang menjadikan mereka
warga negara yang produktif dan menjadi insan yang punya rasa kepedulian sosial terhadap
orang lain.
b. Ekonomi
Menurut H.W.Arndt dan Gerardo P Sicat (1991:3) Ilmu Ekonomi adalah suatu studi ilmiah
yang mengkaji bagaimana orang perorang dan kelompok-kelompok masyarakat menentukan
pilihan. Manusia memiliki keinginan yang tidak terbatas. Untuk memuaskan bermacam-
macam keinginan yang tidak terbatas tersebut, tersedia sumberdaya yang dapat digunakan.
Berbagai sumberdaya ini tidak tersedia dengan bebas.
Karenanya, sumber daya ini langka dan mempunyai berbagai kegunaan alternatif.Pilihan
penggunaan dapat terjadi antara penggunaan sekarang (hari ini) dan penggunaan hari esok
(masa depan). Dari aspek-aspek yang dikemukakan tadi, jelas bahwa perspektif ekonomi
terkait dengan waktu,hari ini dan esok.
Hukum ekonomi mengenal adanya kaitannya antara penawaran dan permintaan, bila
penawaran tetap/turun sementara permintaan naik maka harga akan naik. Salah satu fenomena
yang Nampak dari hukum ekonomi bahwa bila permintaan naik sementara penawaran
tetap/turun seperti pada kenyataannya belakangan ini dengan terjadinya kenaikan nilai tukar
mata uang asing.
c. Sosiologi
Menurut Roger F. Soltau dalam introduction to politics (Miriam Budiardjo: 1991:9) ilmu
politik mempelajari negara, tujuan-tujuan dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan
tujuan-tujuan itu, hubungan antara negara dan warga negaranya serta dengan negara-negara
lain.
Menurut Frank H. Hankins sosiologi adalah studi ilmiah tentang fenomena yang timbul
akibat hubungan kelompok-kelompok manusia, studi tentang manusia dan lingkungan manusia
dalam hubungannya satu sama lain. Dalam sosiologi mengajarkan bahwa perilaku manusia
dipengaruhi oleh kelompok tempat ia terlihat sebagai anggota dan oleh interaksi yang terjadi
pada kelompok itu. Perkembangan teknologi transpormasi dan komunikasi telah menyebabkan
interaksi manusia meluas ke tingkat global secara lebih intensif. Interaksi bisa terjadi secara
fisik maupun non fisik melalui internet. Teknologi komputer melalui email (electronic
mail) menyebabkan dunia ini tanpa batas (bord erless) secara non fisik. Setiap orang yang
mampu mengakses teknologi ini bisa berkirim maupun menerima berita dari seluruh dunia.
Dari arus global dan interaksi sosial, baik langsung maupun melalui media, tentu saja ada yang
wajib diwaspadai terutama dari segi negatifnya. Karena masalah sosial yang mengglobal
merupakan penghancuran umat dalam jangka yang relatif cepat meracuni generasi muda.
Selain itu, akibat interaksi sosial yang makin intensif sampai ke tingkat global, menunjukan
perubahan sosial dimasyarakat sampai keproses modernisasi. Perubahan dan kemajuan yang
positif meningkatkan kesejahteraan dalam arti yang seluas-luasnya.
Sosiologi, yang oleh Horton dan Hun (1976 : 22) didefinisikan sebagai studi ilmiah tentang
kehidupan sosial umat manusia, harus mengembangkan kemampuan perspektif global dalam
menyimak masalah-masalah global yang mengancam kehidupan umat manusia.
Perkembangan teknologi transportasi dan komunikasi telah menyebabkan interaksi
manusia meluas ke tingkat global secara intensif. Interaksi bisa terjadi secara fisik maupun
non-fisik melalui internet. Teknologi computer memalui E-mail menyebabkan dunia ini
menjadi tanpa batas secara non-fisik. Secara fisik batas-batas wilayah setiap Negara
berdasarkan hukum Internasional masih jelas.
d. Antropologi
Sudut pandang Antropologi terhadap perspekstif global, terarah pada keberadaan dan
perkembangan budaya dengan kebudayaan dalam konteks global. Hakikatnya, perkembangan
aspek kehidupan apapun yang mengarus mulai dari tingkat lokal sampai ketingkat global,
dasarnya terletak pada budaya dengan kebudayaan yang menjadi milik otentik umat manusia.
Oleh karena itu, proses dan arus global dalam kehidupan sesungguhnya adalah proses global
kemampuan budaya atau proses kebudayaan.
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari orang (bentuk khas fisiknya), masyarakat, dan
budayanya. Kumpulan orang yang membentuk suatu masyarakat memiliki budaya yang
berkembang sejalan dengan invensi (penemuan) yang mereka punyai. Suatu invensi baru perlu
diciptakan untuk menggantikan invensi yang lama, seperti: traktor bajak, kuda besi Jepang
menggantikan Kuda, dan sebagainya.
Antropologi ,khususnya Antropologi Budaya yang oleh Koentjaraningrat (1990: 1112)
dikatakan sebagai pengganti Ilmu Budaya,merupakan studi tentang manusia dengan
kebudayaanya. Sedangkan oleh E.A. Hoebel (Fairchild, H.P. dkk., 1982: 12) didefenisikan
sebagai studi tentang manusia dengan pekerjaannya, lebih menitikberatkan kepada kebudayaan
sebagai hasil pengembangan akal pikiran manusia.
Sudut pandang Antropologi terhadap perspektif global, terarah pada keberadaan dan
perkembangan budaya dengan kebudayaan dalam konteks global. Berarti
mengamati,menghayati,dan memprediksi perkembangan kebudayaan secara menyeluruh yang
aspek serta unsur-unsurnya itu berkaitan satu sama lain terintegrasi dalam kehidupan umat
manusia.Secara perspektif, meningkatnya pendapatan masyarakat (ekonomi) terkait dengan
meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memanfaatkan dirinya menggunakan peralatan
mengelolah sumber daya (budaya)
e. Geografi
Geografi adalah ilmu keruangan yang mengkaji berbagai fenomena dalam kontek
keruangannya. Ruang yang dikonsepkan dalam geografi yaitu permukaan bumi yang tiga
dimensi terdiri atas muka bumi yang berupa darah dan perairan serta kolom udara diatasnya.
Ruang permukaan bumi ini secara bertahap ukuran dan jaraknya mulai dari tingkat local,
regional sampai ketingkat global. Oleh karena itu perspektif geografi adalah perspektif
keruangan yang bertahap dari perspektif lokal, regional sampai ke perspektif global.
Perspektif geografi atau perspektif keruangan adalah suatu kemampuan memandang
secara mendalam berkenaan dengan fenomena, proses, dan masalah keruangan permukaan
bumi, baik masa lampau, saat ini, terutama untuk masa yang akan datang. Pendekatan yang
dapat diterpkan pada perspektif keruangan ini, yaitu pendekatan sejarah dan kemampuan
mempredeksi. Dalam ruang lingkup kajian perspektif keruangan ini berkembang mulai dari
perspektif lokal, perspektif regional, sampai perspektif global, perjhatikan, amati, dan hayati
serta perkembangan yang terjadi di tempat anda dari waktu ke waktu. Bagaimana keadaan
permukiman, jalan, pertanian, pengairan, perdangangan, dan keadaan penduduk setempat.
Melalui proses pengamatan perspektif lokal, anda dapat menyaksikan bahwa perkampungan
yang satu dengan yang lebih luas dari perkampungan lain-lainnya, yaitu kerena adanya jalan,
alat angkutan, atau transportasi, juga karena arus manusia dan barang. Disini terjadi proses
social ekonomi dalam bentuk interaksi antar penduduk (manusia).
Telah anda mengamati dan menghayati meluasnya perkampungan, anda juga dapat
mengamati serta menghayati meluasnya suatu kota dari waktu ke waktu. Anda dapat
mengevaluasi perkembangan kota yang bersangkutan dari waktu ke waktu. Selain areal atau
kawasannya yang makin luas, juga isi kota itu mengalami perkembangan. Pemukiman
penduduk, tempat perbelanjaan, pasar, jaringan jalan, jumlah penduduk, dan seterusnya
mengalami perubaha serta perkembangan. Bahkan anda memperhitungkan masa yang akan
datang atau memprediksi bahwa kota-kota kecil itu akan bersambung satu sama lain dan akan
membentuk kota yang lebih besar dari semula. Dalam proses perluasan kota dan penambahan
serta pertambahan penduduknya, telah terjadi proses yang dikenal sebutan urbanisasi.
Urbanisasi sebagai suatu proses, menurut WJ. Waworoentoe, A Syarif Puradimandja,
Utom Rustam (Prisma, 1972:7-12 ), terjadi karena adanya tiga yang berkaitan satu sama lain.
Tiga peristiwa yang termasuk dalam proses urbanisasi itu yaitu.
1. Perpindahan penduduk dari perdesaan ke perkotaan.
2. Perluasan area atau kawasan kota.
3. Perubahan cara hidup sebagai orang kota.
f. Politik
Ilmu politik mempelajari negara, tujuan-tujuan negara dan lembaga-lembaga yang akan
melaksanakan tujuan-tujuan itu (Roger F. Soltau).
Dalam perspektif global, hubungan suatu negara dengan negara-negara lain adalah hal yang
pokok.
Jenis hubungan antar negara ditinjau dari jangkauannya:
Jenis hubungan & Jangkauan
Regional : Antarbangsa atau antarnegara di suatu kawasan (tetangga), misalnya di
kawasan Asia Tenggara
Internasional : Antarbangsa atau antarnegara di berbagai belahan dunia.
Global : Antar semua bangsa atau antarsemuanegara di dunia ini.
Politik luar negeri Indonesia adalah bebas aktif yang menjadi landasan kerja sama di
bidang ekonomi dengan negara-negara lain. Bebas, artinya bangsa Indonesia tidak memihak
pada salah satu blok yang ada di dunia. Jadi, bangsa Indonesia berhak bersahabat dengan
negara mana pun asal tanpa ada unsur ikatan tertentu. Bebas juga berarti bahwa bangsa
Indonesia mempunyai cara sendiri dalam menanggapi masalah internasional. Aktif berarti
bahwa bangsa Indonesia secara aktif ikut mengusahakan terwujudnya perdamaian dunia.
Stabilitas dan kemajuan politik Indonesia, khususnya politik luar negeri, berpengaruh pada
kondisi politik global, contohnya dampak Konferensi Asia Afrika (KAA – yang menghasilkan
Dasasila Bandung/Bandung Declaration) dan Gerakan Non-Blok (GNB – khususnya untuk
mendukung perdamaian dunia).
Negara Republik Indonesia sebagai warga dunia, tidak dapat melepaskan diri dari
pengaruh perkembangan di negara-negara lain. Perkembangan di negara-negara lain selalu
berpengaruh terhadap kehidupan politik, khususnya politik luar negeri Indonesia. Perubahan
peta politik membawa dampak luas pada tatanan global di bidang politik, ekonomi, sosial, dan
IPTEK. Perspektif global dari perubahan peta politik tersebut, membawa dampak pada
berbagai aspek hubungan luar negeri Indonesia.
3. Cross-cultural awareness
Adanya kesempatan yang bisa di terima secara umum dalam membuat karakteristik budaya-
budaya yang ada di dunia ini, yaitu bahwa sekalipun ada perbedaan-perbedaannya dalam
budaya namun ada banyak kesamaan yang di miliki.
4. Systemic awareness
Tahu akan sistem-sistem yang ada berikut ala mini, sehingga mulai mengenal akan
kompleksnya sistem internasional di mana actor-aktor Negara dan Non-negara saling
pengaruh mempengaruhi dalam berbagai macam isu yang terjadi di kawasan yang ada di dunia
ini.
A. Kesimpulan
Perspektif global adalah pendekatan atau pandangan/ wawasan. Prespektif global bukan
termasuk kategori program karena perpektif global bukan merupakan serangkaian tindakan dan
tahap –tahap dengan perkiraan hasil secara kuantitatif yang harus dilalui sesuai dengan yang
direncanakan, mengingat bahwa ilmu sosial lebih tepat dievaluasi keberhasilan /kemajuan
secara kualitatif.
IPS sangat erat kaitannya dengan persiapan anak didik untuk berperan aktif atau
berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia dan terlibat dalam pergaulan masyarakat dunia
(global society). IPS memerankan peranan yang signifikan dalam mengarahkan dan
membimbing anak didik pada nilai-nilai dan perilaku yang demokratis, memahami dirinya
dalam konteks kehidupan masa kini, memahami tanggung jawabnya sebagai bagian dari
masyarakat global yang interdependen.
Interaksi global dilihat dari berbagai ilmu pengetahuan social yaitu sejarah, ekonomi,
politik geografi, antropoligi, dan sosiologi ini telah terjadi sejak lama. Perspektif global berakar
pada ilmu-ilmu: antropologi, psikologi, sejarah, ekonomi, geografi dunia, dan politik, bertujuan
untuk menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran sebagai warga dunia yang berpartisipasi
aktif.
B. Saran
Demikianlah makalah ini yang dapat kami sampaikan. Kritik dan saran yang membangun
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini dan semoga makalah ini bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Harry,Atjeh.http://perspektifglobaldarivisigeografi.blogspot.com/2012/04/perspektifglobal-dari-
visi-geografi.html.diakses 05 Maret 2013.
http://little-chiyoo.blogspot.com/2012/10/perspektif-global-dari-visi-geografi.html diakses 05
Maret 2013
http://seldiorcc.blogspot.com/2011/09/sejarah-dan-pengertian-pespektif-global.html