(13144600097)
(13144600102)
(13144600117)
Puji syukur senantiasa kita haturkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, inayah, serta nikmat-Nya yang tak terhingga sehingga
kita dapat menyelesaikan makalah Perencanaan Pembelajaran dengan judul
Perspektif Global dari Sudut Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Lain yang Terkait. Tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah bersedia
membantu kami, diantaranya:
1. Allah SWT yang telah memberikan segalanya kepada penulis,
2. Bapak Hermawan Wahyu Setiadi, M.Pd selaku pengampu Mata Kuliah Perspektif
Global yang membimbing dan mengarahkan kami sehingga tugas ini dapat
diselesaikan,
3. Orang tua kami maupun orang-orang yang ikut serta membantu dan mendukung
kami dalam menyelesaikan tugas ini, baik dalam dukungan moril maupun materil
yang telah diberikan kepada kami.
Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kekurangan. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik
dan saran dari semua pihak atas hasil makalah ini. Dan semoga hasil makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan kita semua, Amin.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Pembelajaran......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................4
A. Pengertian Perspektif Global..............................................................................4
B. Perspektif Global dalam Pendidikan..................................................................4
C. Perspektif Global dari Sudut Ilmu-Ilmu Sosial..................................................6
D. Perspektif Global dari Iptek, Transportasi, Komunikasi, dan Internasional.... 18
BAB III PENUTUP..................................................................................... 29
A. Kesimpulan.......................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 30
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fenomena kehidupan manusia tidak hanya dapat dipandang dari satu
bidang saja, kita dilahirkan dan hidup di dalam masyarakat yang kaya dengan
tradisi, budaya, nilai, sikap, dan adat istiadat. Dunia ini kaya dengan keberbedaan
dan keragaman tentang pandangan, bahasa, agama, adat istiadat dan budaya
budaya dan sebagainya yang menjadikan kita sebagai makhluk yang unik. Dalam
perkembangannya kita mengalami berbagai kemajuan dalam kesadaran dan
pandangan. Wawasan nusantara misalnya, merupakan pandangan modern yang
melihat bukan perbedaan tapi persamaan, bukan terpisahkan tapi terhubungkan.
Sebagai contoh antara orang sunda dan orang batak bukan adanya perbedaaan
tetapi adanya persamaan yaitu warga negara indonesia yang ramah-tamah. Antara
pulau jawa dan sumatra bukan dipisahkan oleh selat sunda tetapi dihubungkan
oleh selat sunda.
Pandangan modern seperti itu menyebabkan dunia menjadi semakin
sempit, yang didukung oleh perkembangan IPTEK yang begitu cepat, terutama
dalam bidang komunikasi dan informasi. Dengan demikian ada kecenderungan
bahwa dalam kehidupan kita tidak ada lagi batas-batas negara yang secara
tradisional membatasi hubungan antara manusia di satu negara dengan negara
lainnya. Hal ini yang menyebabkan adanya perspektif global dimana terdapat
berbagai pandangan, wawasan, serta cara fikir mengenai keadaan yang
menyeluruh mengenai kejadian atau kegiatan yang menyangkut berbagai unsur
seperti kehidupan, bahasa, agama, adat istiadat serta kebudayaan yang ada
diberbagai wilayah.
Pendidikan sebagai salah satu ujung tombak pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi memegang peranan yang sangat penting dalam
membimbing dan mengarahkan peserta didik agar dapat menyikapi perubahan
zaman dengan tepat. Untuk itu dalam kegiatan pembelajaran, para pendidik
pengaruh dalam
berbagai bidang
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PERSPEKTIF GLOBAL
Menurut kamus
Bahasa Inggris
Longman
Dictionary
of
yang tejadi secara lokal di sekitar tempat tinggal, diamati serta diperhatikan,
sehingga akan terbina wawasan lokal atau perspektif lokal. Wawasan lokal
sebagai suatu kemampuan, akan menjadi dasar pendorong mengembangkan
wawasan regional atau perspektif regional pada diri masing-masing.
Dalam konsep pendidikan global di atas, tekanannya kepada proses
belajar yang dilakukan oleh manusia secara utuh artinya oleh semua jenjang usia
mulai dari masa kanak kanak, pemuda sampai dewasa. Selanjutnya yang menjadi
pokok dalam belajar itu adalah merasakan, mengerti yang kemudian menghayati
dan menyadari bahwa dunia ini merupakan satu kesatuan sistem yang secara
global lengkap, tempat keberadaan diri manusia masing-masing. Melalui
pendidikan global peserta didik belajar melihat, menghayati dirinya sebagai
partisipan dalam sistem dunia, dan memahami kedudukannya sebagai"
komponen dunia yang memiliki hak serta kewajiban yang meliputi juga mampu
mengambil manfaat atau keuntungan dan pengorbanan atau mengambil resiko
dari padanya" Oleh karena itu sistem pendidikan yang tidak sejalan dengan laju
Perkembangan masyarakat global perlu ditata ulang. (Norman:2001)
Bagi bangsa Indonesia kesadaran akan pentingnnya pendidikan global
secara yuridis tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas), yaitu:
1. Pasal 36 (3), kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:
dinamika perkembangan global (butir i).
2. Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai
pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua Warga
Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga
mampu menjawab tantangan zarnan proaktif yang selalu berubah (Penjelasan
Umum Sisdiknas).
3. Dengan visi pendidikan tersebut. pendidikan nasional mempunyai misi
sebagai berikut (misi ke-4): meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas
lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan,
memprediksi.
Lingkup
kajian
perspektif
keruangan
ini
hari. Dengan keadaan yang demikian, perspektif geografi tidak hanya terbatas
pada ruang yang disebut kampong atau perkampungan melainkan terdorong
pada kawasan-kawasan yang lebih luas.
Perspektif geografi atau perspektif keruangan itu tidak lagi melihat
kawasan lokal semata, melainkan telah menjangkau kawasan yang lebih luas.
Oleh karena itu, perspektif geografi ini dapat disebut perspektif regional.
Pengertian region atau wilayah atau kawasan menurut Peter Haggett (1975:6)
adalah bagian dari permukaan bumi, baik alamiah maupun binaan manusia
yang membedakan diri dari areal yang ada di sekitarnya. Ukuran region
luasnya bervariasi mulai dari yang sempit seperti wilayah kabupaten, lebih
luas lagi ke wilayah provinsi, dan lebih luas lagi seperti Kawasan Timur
Indonesia, Kawasan ASEAN, Kawasan Asia Pasifik, Kawasan Timur Tengah,
dan seterusnya.
Perspektif geografi atau perspektif keruangan yang paling luas adalah
perspektif global. Dalam bidang geografi dikenal adanya konsep dasar
globalisme (Gabler, R.E., 1966:1361) dan bumi sebagai suatu planet (James,
P.E., 1979:115) yang mengungkapkan bahwa bumi sebagai suatu global atau
suatu planet itu berdampak luas terhadap kondisi alamiah dan kondisi
kehidupan yang mendunia. Dalam bentuk bumi sebagai globe atau planet, di
permukaannya terdapat sifat-sifat yang sama di seluruh dunia, dan sekaligus
juga terdapat perbedaan. Perspektif global, tidak lagi asing dalam studi
geografi. Angin, arus laut, pasang surut, iklim, cuaca, selain ada lingkup lokal
dan regional, juga ada lingkup globalnya.
2. Perspektif Global dari Visi Sejarah
Emmanuel Kant pada Abad XVIII mengungkapkan bahwa sejarah dan
geografi merupakan ilmu dwitunggal, artinya jika sejarah mempertanyakan
suatu peristiwa itu kapan terjadi, pengungkapan itu masih belum lengkap
jika tidak dipertanyakan di mana tempat terjadinya. Dalam hal ini, dimensi
waktu dengan ruang saling melengkapi. Dengan dipertanyakan waktu dan
tempatnya maka karakter peristiwa itu menjadi jelas.
global
tentang
tokoh-tokoh,
bangunan-bangunan,
perang,
dari
sudut
pandang
global,
dapat
diungkapkan
nilai
dan
makna
Dari
peristiwa
sejarah
tersebut,
telah
menyadarkan
13
berakhirnya
perang
dingin
di
antara
negara-negara
yang
14
objek
yang
menjadi
sorotan
utamanya
yaitu
hubungan
Luasnya
interaksi
sosial
mulai
dari
keluarga,
teman
15
kasar yang lain, tidak hanya terbatas digunakan serta dimanfaatkan oleh orang
tertentu, melainkan telah memasuki kehidupan segala lapisan masyarakat
secara lokal, regional, bahkan juga global.
Tatanan non-material, nilai dan norma, juga mengalami pergeseran.
Bersalaman, tepuk punggung, tegur sapa ada ala Barat telah masuk ke dalam
kehidupan orang Indonesia. Jenis permainan, jenis olahraga dan jenis kesenian
yang semula termasuk tradisional, dewasa ini telah merambah segala penjuru
dunia. Pertandingan olahraga, kunjungan dan pertukaran pemuda pelajar,
pertemuan pramuka (jambore), tingkat daerah, tingkat regional, tingkat
nasional, serta antarnegara, merupakan interaksi sosial yang meluas, paling
tidak diwakili oleh kelompok yang bertemu saat itu. Suasana dan peristiwa
yang demikian itu, tidak hanya ketemu atau interaksi manusianya saja,
melainkan juga terjadi pertemuan berbagai aspek sosial yang terbawa oleh
kelompok-kelompok manusia itu. Hal demikian tidak hanya berdampak lokal,
regional, nasional, tetapi global.
Dari arus global dan interaksi sosial baik langsung maupun media
tentu saja memiliki dampak negatif dan dampak positif, dampak negatif itulah
yang perlu di waspadai karena bisa menjadi racun bagi kehidupan sosial.
Masalah sosial yang mengglobal ini merupakan penghancuran umat dalam
jangka yang relatif cepat meracuni generasi muda. Harus menjadi perhatian
dan kepedulian kita bersama bahwa ada kelompok manusia yang bertujuan
komersial, bisnis dan barangkali juga tujuan politik secara sengaja melakukan
penetrasi sosial budaya dengan memanfaatkan media canggih yang dapat
menghancurkan umat tadi. keberadaan media elektronik dengan suasana
terbuka pada kondisi global saat ini, tidak lagi dapat dibendung.
pembendungannya terletak pada akhlak, mental, dan moral yang kuat pada
diri masing-masing, terutama pada diri pembuat keputusan di tingkat nasional
dan internasional.
Horton dan Hun (1976: 22, dalam Nursid, 1999:2.22) sosiologi
didefinisikan sebagai studi ilmiah tentang kehidupan sosial umat manusia,
16
mengembangkan
metode-metode
operasional
Budaya
alternatif
menurut
Keterangan:
17
I.
II.
III.
IV.
Lokal
Nasional/ Regional
Internasional/ Interegional
Global
Hakikatnya, perkembangan aspek kehidupan apa pun yang mengarus
mulai dari tingkat lokal sampai ke tingkat global, dasarnya terletak pada
budaya dengan kebudayaan yang menjadi milik otentik umat manusia.
Makhluk hidup, apakah itu tumbuh tumbuhan ataukah hewan, tidak mungkin
dapat mengubah tatanan kehidupannya sampai mengglobal. Di sinilah letak
keunikan umat manusia dibandingkan dengan makhluk hidup lain nonmanusia. Contoh perkembangan kemajuan di sekitar seperti bangunan dari
gubuk, rumah darurat, rumah permanen sampai gedung bertingkat pencakar
langit. jalan mulai jalan setapak, jalan desa, jalan kabupaten, jalan provinsi,
jalan negara sampai jalan tol yang dilengkapi dengan jembatan layang.
Kendaraan mulai dari yang didorong/ditarik oleh manusia, ditarik oleh hewan,
kendaraan bermotor, sampai kendaraan ruang angkasa.Semua tidak lain hasil
dari pengembangan akal pikiran manusia atau hasil pengembangan budaya
sebagai perkembangan kebudayaan.
Sudut pandang Antropologi terhadap perspektif global, berarti
mengamati, menghayati, dan memprediksi perkembangan kebudayaan secara
menyeluruh yang aspek serta unsur-unsurnya itu berkaitan satu sama lain
terintegrasi dalam kehidupan umat manusia. Secara perspektif, meningkatnya
pendapatan masyarakat (ekonomi) terkait dengan meningkatnya kemampuan
masyarakat untuk memanfaatkan dirinya menggunakan peralatan mengolah
sumber daya (budaya). Hal itu tidak dapat dilepaskan dari pendidikan yang
diperoleh (budaya) dalam arti yang seluas-luasnya, formal, nonformal, dan
informal.
Pendidikan tidak dapat dilepaskan dari interaksi sosial (sosiologisosial) yang dilakukan oleh anggota-anggota masyarakat bersangkutan.
Suasana kondusif terselenggaranya pendidikan sangat ditentukan oleh
18
19
20
yang disebut teknologi. Oleh karena itu, Brown & Brown (1980:2)
mengungkapkan, Teknologi
sederhana,
kemampuannya
hanya
21
tahap-tahap
(perekonomian)
perkembangan
tentu
saja
cara
memenuhi
terjadi
juga
kebutuhan
perkembangan
anggota
badan
(tangan,kaki)
menggunakan
peralatan
sederhana sampai peralatan yang lebih baik seperti linggis dari kayu, cangkul
dari batu dan seterusnya. Pada tahap perajinan, khususnya dalam membuat
gerabah, api telah dimanfaatkan oleh masyarakat. Pemanfaatan api ini,
membawa perkembangan IPTEK lebih maju lagi. Dari deretan perkembangan
tadi, sesungguhnya kita telah menerapkan kajian perspektif IPTEK atau lebih
luas lagi perspektif budaya. Tinjauan diatas lebih melihat perkembangan pada
masyarakat sederhana (masyarakat primitif).
Selanjutnya dengan menerapkan pendekatan perspektif budaya Alvin
Toffler
dalam
bukunya
yang
22
berjudul
Gelombang
Ketiga
(1980)
dalam
bercocok
tanam
sederhana
telah
diterapkan
dan
cepat
meningkat.
Perkembangan
maju
dengan
cepat,
termasuk
Dengan
dimanfaatkannya
satelit
informasi. Pada abad ini segala kemajuan sebelumnya mulai dari lonjakan
IPTEK dalam bidang pertania yang dikenal dengan revolusi hijau kemajuan
dan penggunaan berbagai mesin dalam proses produksi yang dikenal dengan
revolusi industri makin meningkat dan makin meluas. IPTEK dibidang
informasi sebagai sarana penyebarluasan berbagai penemuan dan kemajuan
makin memicu proses globalisasi.kemajuan IPTEK dibidang industri
petrokimia dan bioteknologi juga mendukung revolusi hijau yang lebih maju
serta lebih canggih. Rekayasa mekanik, kimiawi, biotik dan sosial makin
memacu proses produksi, baik dibidang pertanian maupun dibidang industri.
Revolusi hijau dipacu oleh revolusi industri dan disebarluaskan secara global
oleh revolusi informasi. Kondisi yang demikian itu berkat perkembangan
kemajuan penerapan dan emanfaatan IPTEK. Kita sebagai umat beragama
wajib bersyukur. Namun juga wajib waspada. Berikut pernyataan Marwah
Daud Ibrahim (Yudi Latif, editor: 1994: 17, dalam Nursid, 1999:2.34) berikut
ini:
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah apa gerangan fungsi IPTEK dan
implementasi logisnya bagi sosok kebudayaan suatu masyarakat, lalu tindakan
apa
yang
harus
diambiluntuk
mengoptimalisasikan
Rahmat
dan
meminimalkan Laknat dari kehadiran teknologi yang bermata dua ini. Inilah
yang akan menjadi pusat perhatian diskusi kita selanjutnya.
Seperti yang dinyatakan David Turney, Marwah Daud Ibrahim melihar
bahwa teknologi atau secara yang lebih lengkap IPTEK mengandung dilema
atau bermata dua. Oleh karena itu disatu pihak kita bersyukur menikmati
rahmat dampak positif dari IPTEK itu namun dipihak lain kita wajib waspada
dari dampak negatif yang menimbulkan laknat malapetaka yang menimpa
lingkungan hidup yang pada akhirnya juga mengancam kehidupan
RahmatNya, setelah diamati bukan hanya telah mengglobal melainkan telah
mengangkasa. IPTEK telah berhasil menciptakan pesawat, bahkan satelit
komunikasi juga memacu dersnya informasi.
24
negara
dipenjuru
dunia.
IPTEK
dibidang
komunikasi
yang
menggunakan
tenaga
jet
samai
kendaraan
yang
25
transportasi
menjdi
pendukung
pengembangan
saling
ketergantungan tadi.
Dalam pemanfaatan transportasi untuk perdagangan yang terbawa itu
tidak hanya barang dagangan dan manusia yang memperdagangkannya.
Melainkan tersertakan pula kebiasaan, bahasa, agama, pengetahuan dan
IPTEK.kontak dan informasi yang antar manusia membawa dampak luas
tidak hany dibidang ekonomi melainkan njuga aspek-aspek budaya,politik,
bahkan juga psikologi. Dampak transportasi yang demikian itu akan memacu
hubungan antar manusia disegala aspek kehidupannya. Proses sosial budaya
dan sosial politik pada masa-masa selanjutnya menjadi lebih menonjol. Proses
sosialisasi, akulturasi difusi dan asimilasi unsur-unsur budaya serta
kebudayaan secara menyeluruh terjadi lebih nyata dan lebih melekat.
Makin berkembang dan majunya transportasi didarat, dilaut dan di
udara. Melalui kontak yang demikian transportasi tidak akan terbatas.
26
27
28
karena
mengalami
dampak
industrialisasi
terhadap
29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perspektif global adalah suatu cara pandang dan cara berpikir terhadap
suatu masalah, kejadian atau kegiatan dari sudut kepentingan global, yaitu dari
sisi kepentingan dunia atau internasional. Oleh karena itu, sikap dan perbuatan
kita juga diarahkan untuk kepentingan global. Perspektif global merupakan suatu
pandangan yang timbul akibat suatu kesadaran bahwa hidup dan kehidupan ini
untuk kepentingan global yang lebih luas. Perspektif global sebagai suatu
kemampuan yang harus kita miliki, tidak akan lahir dan terjadi begitu saja tanpa
upaya. Oleh karena itu, diperlukan proses untuk mengembangkan dan
membinanya, terutama bagi generasi muda yang akan menjadi sumber daya
manusia (SDM). Bagi bangsa Indonesia kesadaran akan pentingnnya pendidikan
global secara yuridis tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas).
Globalisasi dunia merambah ke segala segi kehidupan manusia termasuk
bidang pendidikan. Salah satu bidang pendidikan yang dirambah arus globalisasi
yaitu pendidikan IPS. Konsep-konsep yang menjadi konsep kunci dalam
30
DAFTAR PUSTAKA
Nursid, S. Kuswaya Wihardit.1999. Perspektif Global. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sornantri, N.2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
31