Anda di halaman 1dari 8

DIMENSI, MANFAAT, TUJUAN, MASALAH

PRESPEKTIF GLOBAL
PERSPEKTIF GLOBAL
Perspektif adalah cara pandang atau cara berpikir seseorang tentang suatu
obyek. Perspektif global adalah suatu cara pandang dan cara berpikir terhadap suatu masalah,
kejadian atau kegiatan dari sudut kepentingan global, yaitu dari sisi kepentingan dunia atau
internasional. Oleh karena itu, sikap dan perbuatan kita juga diarahkan untuk kepentingan
global. Dengan kata lain, perspektif global adalah suatu pandangan yang timbul akibat suatu
kesadaran bahwa hidup ini adalah untuk kepentingan global yang lebih luas.
Dalam cara berpikir, seseorang harus berpikir global, dan dalam bertindak dapat
secara lokal (think globally and act locally). Sebagai pendidik, guru memerlukan suatu
pendekatan yang akan menolong siswa untuk mengarahkannya kepada kehidupan yang
kompleks dan menjauhi pengertian yang sempit tentang ruang, ras, agama, suku, sejarah dan
kebudayaaan. Istilah-istilah dan pemahaman yang sempit seperti kesukuan, kedaerahan,
barat-timur, putih-hitam, dapat memunculkan benih-benih konflik sehingga memunculkan
pertentangan dunia. Olah karena itu, guru harus menanamkan nilai-nilai yang baik kepada
peserta didik dan pemahaman bahwa kehidupan dia dan kita adalah merupakan bagian dari
kehidupan dunia.
Peran guru dalam memahamkan nilai-nilai kebaikan adalah sebagai komunikator atau
penghubung antara peserta didik dengan dunia luar. Untuk itu seorang guru harus :
1. Tertarik dan peduli terhadap kejadian dan kegiatan pada masyarakat (lokal, nasional,
internasional).
2. Proaktif mencari informasi-informasi (nasional dan internasional).
3. Bersifat terbuka, menerima pembaharuan.
4. Mampu menyeleksi informasi sesuai dengan kebutuhan budaya Indonesia.

PENDIDIKAN GLOBAL
Pendidikan global merupakan upaya sistematis untuk membentuk wawasan dan
perspektif mahasiswa dan perspektif siswa, karena melalui pendidikan global siswadibekali
materi secara utuh dan menyeluruh berkaitan dengan masalah global. Pendidikan global
menawarkan suatu makna bahwa kita hidup didalam masyarakat manusia, dimana
perkampungan global dimana manusia saling terhubung, baik suku, bangsa dan batas Negara
tidak menjadi penghalang dan merupakan komunitas dari perbedaan diantara orang-orang
yang berbeda bangsa.
Pendidikan global mempersiapkan siswa untuk memahami dan mengatasi adanya
ketergantungan global dan keberagaman budaya, yang mencakup hubungan, kejadian dan
kekuatan yang tidak dapat diisikan kedalam batas-batas negara dan budaya (Hoopes,1997).
Pendidikan global memiliki tiga tujuan yaitu:
1. Memberikan pengalaman yang mengurangi rasa kedaerahan dan kesukuan. Tujuan ini dapat
dicapai melalui mengajarkan bahan dan menggunakan metode yang memberikan relatifisme
budaya.
2. Memberikan pengalaman yang mempersiapkan siswa untuk mendekatkan diri dengang
keragaman global. Kegunaan dari tujuan ini adalah untuk mendiskusikan tentang relatifisme
budaya dan keutamaan etika.
3. Memberikan pengalaman tentang mengajar siswa untuk berpikir tentang mereka sendiri
sebagai individu, warga negara dan masyarakat secara keseluruhan.
Pendidikan global mempersiapkan masa depan siswa dengan memberikan keterampilan
analisis dan evaluasi yang luas. Keterampilan ini akan membekali siswa untuk memahami
dan memberikan reaksi terhadap isu internasional dan antar budaya. Pendidikan global juga
mengenalkan siswa dengan berbagai strategi untuk berperan serta secara lokal, nasional dan
internasional. Mata pelajaran harus menyajikan informasi yang relevan untuk meningkatkan
kemampuan terlibat dalam kebijakan publik.
Oleh karena itu, pendidikan global mengkaitkan isu global dengan kepentingan lokal.
Dengan demikian pendidikan global adalah suatu pendidikan yang berusaha untuk
meningkatkan kesadaran siswa bahwa mereka hidup pada area global yang saling berkaitan.

DIMENSI PERSPEKTIF GLOBAL


Perspektif global bertolak dari masalah hidup sehari-hari, misalnya masalah
pendidikan, kesejahteraan, kesehatan, pengangguran, kemiskinan, dan sebagainya. Semua
permasalahan ini berdampak pada permasalahan global. Dalam kaitannya dengan budaya
dalam era globalisasi, Makagiansar (Mimbar,1990) mengajukan empat dimensi, yaitu :
1. Afirmasi atau penegasan dari dimensi budaya dalam proses pembangunan bangsa dan
masyarakat. Pembangnan akan terasa hampa jika tidak diilhami oleh kebudayaan bangsanya.
Nilai budaya suatu bangsa menjadi landasan bagi pembangunan suatu Negara, serta
merupakan alat seleksi bagi pengaruh luar yang sudah tidak terkendali.
2. Mengembangkan identitas budaya dan setiap kelompok manusia berhak diakui identitas
budayanya.
3. Partisipasi, bahwa dalam pengembangan suatu bangsa dan Negara partisipasi dari masyarakat
sangat diperlukan.
4. Memajukan kerjasama antarbudaya. Hal ini dimaksudkan agar ada saling mengisi,
mengilhami sehingga adanya kemajuan dan peningkatan antar budaya bangsa.
Saat ini tidak ada suatu bangsapun yang statis dan homogen. Setiap bangsa berkembang
karena adanya interaksi dengan bangsa lain. Dengan demikian system nilai budaya dan nilai-
nilai lainnya akan saling mempengaruhi.
Sementara itu, Hanvey (1976) dalam bukunya yang sangat terkenal “An Attainable
Global Perspective” menyebutkan 5 dimensi dari perspektif global sebagai berikut.
1. Perspective consciousness
Kesadaran dan penghargaan terhadap adanya berbagai macam pendapat yang berbeda-
beda di dunia ini.
2. State of planet awareness
Adanya pengertian yang mendalam terhadap isu-isu dan peristiwa-peristiwa global.
3. Cross-cultural awareness
Adanya kesepakatan yang bisa diterima secara umum dalam membuat karakteristik
budaya-budaya yang ada di dunia ini, yaitu bahwa sekalipun ada perbedaan-perbedaan dalam
budaya, namun ada banyak kesamaan yang dimiliki.
4. Systemic awareness
Mengetahui akan sistem-sistem yang ada di alam, sehingga mulai mengenal kompleksnya
sistem internasional, di mana aktor-aktor negara dan aktor-aktor non-negara saling
mempengaruhi dalam berbagai macam isu yang terjadi di kawasan-kawasan yang ada di
dunia ini.
5. Options for participation
Mengetahui strategi-strategi yang tepat sehingga mampu berpartisipasi dengan baik
dalam menghadapi isu-isu yang terjadi di tingkat lokal, nasional hingga internasional.

MANFAAT PERSPEKTIF GLOBAL


Secara politis peran negara bergeser dari penentu dan pembuat wawasan kebangsaan
menjadi penjaga stabilitas dan pengontrol politik baik di dalam maupun luar negeri. Perlu
disadari bahwa negara kita berhadapan dengan faktor luar yang sangat kuat. Oleh karena itu,
peningkatan kerja sama dengan negara lain dalam segala bidang perlu ditingkatkan. Negara
harus bersifat terbuka, karena kerja sama dalam berbagai bidang menuntut adanya komitmen
yang tinggi. Negara harus beradaptasi dengan sistem yang terus berubah, aktif mengikuti dan
mengadakan perubahan. Berikut ini beberapa manfaat mempelajari perspektif global.
1. Meningkatkan wawasan dan kesadaran para pendidik dan peserta didik bahwa kita bukan
hanya penghuni satu daerah, tetapi mempunyai ketergantungan dengan orang lain di belahan
bumi yang lain. Oleh karena itu sikap kita harus mencerminkan “sikap ketergantungan”
tersebut.
2. Menambah dan memperluas pengetahuan kita tentang dunia, sehingga dapat megikuti
perkembangan dunia dalam berbagai aspek terutama perkembangan iptek.
3. Mengkondisikan para mahasiswa untuk berpikir integral bukan general, sehingga suatu
gejala atau masalah dapat ditanggulangi dari berbagai aspek.
4. Melatih kepekaan dan kepedulian mahasiswa terhadap perkembangan dunia dengan segala
aspeknya.

TUJUAN PERSPEKTIF GLOBAL


Tujuan diberikannya perspektif global menurut Marryfield, 1977 adalah :
1. Mendorong mahasiswa untuk mempelajari lebih banyak tentang materi dan masalah yang
berkaitan dengan masalah global.
2. Mendorong para guru untuk mempelajari masalah yang berkaitan dengan masalah lintas
budaya.
3. engembangkan dan memahami makna perspektif global baik dalam kehidupan sehari-hari
maupun pengembangan profesinya.
Berdasarkan tujuan tersebut maka, peran guru adalah :
1. Memberikan bekal pengetahuan kepada siswa tentang pentingnya pengetahuan global dalam
memahami maslah-masalah tertentu.
2. Meningkatkan kesadaran dan wawasan anak didik sebagai landasan dalam melakukan
tindakan yang berdampak global.
3. Memberikan contoh dan teladan dalam aktivitas sehari-hari, yang mempunyai pengaruh
terhadap masalah global.
Lee Anderson dan Charlotte Anderson (1979) menyatakan bahwa untuk
mempersiapkanpeserta didik agar menjadi warga negara yang baik harus dimulai dari
berbagai macam kelompok yang melibatkannya, dari yang terdekat hingga yang terjauh, yaitu
dari masyarakat lokal,nasional, hingga global. Ada 5 tujuan pokok dari perspektif global,
yaitu:
1. Mengembangkan pengertian keberadaan mereka sebagai individu-individu yang membentuk
masyarakat.
2. Mengembangkan pengertian bahwa mereka merupakan anggota dari masyarakat dunia.
3. Mengembangkan pengertian bahwa mereka adalah penghuni planet bumi ini dan
kehidupannya bergantung pada planet bumi tersebut.
4. Peserta didik harus diberi pengertian bahwa mereka adalah partisipan atau pelaku aktif dalam
masyarakat global ini.
5. Mendidik peserta didik agar mempunyai kemampuan untuk hidup secara bijaksana dan
bertanggung jawab sebagai individu, sebagai umat manusia, sebagai insan penghuni planet
bumi ini, serta sebagai anggota masyarakat global.
MASALAH DALAM PENDIDIKAN GLOBAL
Pada pelaksanaan pembelajaran di sekolah, guru mengalami beberapa permasalahan
dalam mengajarkan perspektif global, diantaranya:
1. Menurut kurikulum KTSP, dalam pelajaran IPS materinya belum membahas masalah dunia,
tetapi terbatas sampai tingkat propinsi dan sedikit tingkat Negara. Hal ini akan menyulitkan
guru untuk membicarakan dunia dengan siswa. Untuk mengatasinya, guru dapat memulai
hal-hal yang ada dilingkungan sekitar misalnya masalah lingkungan, penduduk, kesehatan,
AIDS, dan sebagainya.
2. Masalah global adalah masalah integral yaitu suatu permasalahan yang dapat dilihat dari
berbagai bidang ilmu. Sementara pada materi pelajaran IPS di SD masih menitikberatkan
pada materi bidang studi yaitu sejarah dan geografi.
3. Mata kuliah perspektif global tergolong baru, para guru belum memiliki pengalaman cukup
untuk mengajar materi persepktif global di SD.
4. Buku sumber untuk pelajaran perspektif global di SD masih sangat kurang sehingga
diperlukan kreatifitas yang tinggi dari guru (tidak terpaku pada buku paket atau LKS).
Berkaitan dengan masalah global, Merry M. Merryfield (1997 : 8) mengemukakan
pokok-pokok masalah global, yaitu:
1. penduduk dan keluarga berencana (population and family planning)
2. hak rakyat menentukan pemerintahan sendiri (self-determination)
3. pembangunan (development)
4. hak asasi manusia (human right)
5. emigrasi, imigrasi dan pengungsian (emigration, immigration and refugees)
6. kepemilikan bersama secara global (the global commnos)
7. lingkungan hidup dan sumber daya alam (environment and natural resources)
8. persebaran kemakmuran
9. teknologi informasi
10. sumber daya
11. jalan masuk ke pasar
12. kelaparan dan bahan pangan
13. perdamaian dan keamanan
14. prasangka dan diskriminasi.
Isu dan masalah diatas bukan lagi hanya dirasakan secara lokal dan regional di tempat-
tempat serta kawasan-kawasan tertentu, melainkan telah menjadi isu dan masalah global yang
dirasakan serta disadari oleh masyarakat dunia. Badan dan lembaga dunia, baik organisasi
yang merupakan bagian dari PBB maupun diluar PBB seperti LSM (lembaga swadaya
masyarakat), telah menaruh perhatian serta kepedulian terhadap masalah-masalah global
tersebut.
Berikut ini contoh beberapa isu dan masalah global seperti penduduk dan keluarga
berencana, pembangunan, hak asasi manusia, migrasi, lingkungan dan sumber daya, dalam
pembahasan yang singkat.
1. Penduduk dan Keluarga Berencana
Masalah penduduk bukan hanya merupakan masalah nasional bagi Indonesia, melainkan
juga merupakan masalah bangsa lain, baik bangsa-bangsa yang terbelakang dan sedang
berkembang, maupun bangsa-bangsa yang telah maju. Persoalan-persoalan
ketidakseimbangan antara pertumbuhan dan jumlah penduduk dengan ketersediaan barang
bahan pangan, lapangan kerja serta pemukiman yang merupakan masalah kesejahteraan,
bukan hanya masalah yang menimpa bangsa Indonesia, melainkan dialami oleh seluruh
bangsa di dunia ini. Oleh karena itu, masalah ini dapat dinyatakan sebagai masalah global.
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah penduduk yaitu dengan melakukan program
keluarga berencana dengan mengatur jumlah anggota keluarga demi kesejahteraan masing-
masing keluarga. Upaya ini tidak hanya dilakukan oleh bangsa Indonesia, melainkan juga
dilakukan oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Akan tetapi, pada kenyataannya pelaksanaan
program keluarga berencana tidak selancar seperti apa yang direncanakan dan diharapkan,
melainkan masih menghadapi berbagai masalah. Oleh karena itu, program ini selain
merupakan upaya pemecahan masalah, pada pelaksanaannya juga masih merupakan masalah
global. Berkaitan dengan hal itu, PBB sebagai organisasi dan lembaga dunia sangat
memperhatikan masalah tersebut.
2. Pembangunan
Pembangunan yang oleh Bartelmus (1986 : 3) dinyatakan sebagai proses yang
berupaya memperbaiki kondisi hidup masyarakat, baik kondisi material maupun non material
termasuk kebutuhan-kebutuhan fisik, telah – sedang – dan akan dilakukan oleh semua bangsa
di dunia ini. Namun demikian, karena pada pelaksanaannya melibatkan segala sumber daya,
baik alam (SDA) maupun manusia (SDM) termasuk kemampuan IPTEKnya, maka
pembangunan masih banyak menghadapi masalah. Oleh karena itu, pembangunan sebagai
upaya pemecahan masalah kesejahteraan masyarakat, pada sisi lain masih menjadi masalah.
Kenyataan demikian masih dialami oleh sebagian besar bangsa-bangsa di dunia. Dengan
demikian, pembangunan sebagai suatu masalah, juga menjadi masalah global.
3. Hak Asasi Manusia
Pada hakekatnya, setiap manusia memiliki hak yang sama di segala bidang. Hak
merupakan sebuah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang diberikan kepada umat
manusia yang hidup di muka bumi ini tanpa terkecuali. Akan tetapi, dalam kehidupan
masyarakat, hak asasi manusia ini mendapat perlakuan yang berbeda-beda oleh pihak-pihak
tertentu, sehingga terjadi pelanggaran atas HAM tersebut. Diskriminasi ras, etnis, agama dan
lain-lainnya merupakan pelanggaran terhadap HAM. Hal tersebut dialami oleh kelompok
masyarakat atau perorangan tertentu di negara masing-masing. Masalah ini terjadi di seluruh
dunia. Oleh karena itu, HAM tidak hanya merupakan masalah lokal dan regional di tempat-
tempat serta kawasan-kawasan tertentu, melainkan juga merupakan masalah global.
4. Migrasi
Perpindahan penduduk, baik dalam bentuk emigrasi (ke luar dari negara
sendiri) dan imigrasi (masuk ke dalam negara tertentu) maupun dalam bentuk pengungsian,
terjadi dimana-mana di dunia ini. Faktor penyebabnya bermacam-macam, mulai dari faktor
ekonomi, bencana alam, wabah, politik sampai pada keamanan. Bagi kelompok atau
perorangan yang melakukannya, mungkin migrasi merupakan jalan keluar dari masalah yang
dialaminya. Namun bagi negara atau kawasan yang didatangi mungkin menjadi masalah,
karena menyangkut tempat penampungan, lapangan kerja, bahan kebutuhan, dan lain
sebagainya. Kita dapat menyimak dan mengamati proses perpindahan ini dari berbagai
kawasan di dunia sebagai akibat dari berbagai masalah di negara, seperti banjir, kesulitan
ekonomi dan pertentangan politik menjadi penyebab terjadinya migrasi penduduk di kawasan
yang bersangkutan, atau dari kawasan tersebut ke negara lain. Masalah migrasi ini telah
menjadi masalah global.

5. Lingkungan dan Sumber Daya


Menurut UU RI no. 4 tahun 1982, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan, makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya
yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lainnya.Masalah lingkungan seperti pencemaran, banjir, kekeringan, tanah longsor, dan
sebangsanya yang mengganggu bahkan mengancam kehidupan manusia, tidak hanya terjadi
secara lokal maupun regional di tempat-tempat atau kawasan tertentu, melainkan secara
meluas terjadi dimana-mana di permukaan bumi ini.
G.T. Miller (1985 : 6) mengemukakan sumber daya alam adalah suatu bentuk materi
atau energi yang diperoleh dari lingkungan fisikal yang dapat memenuhi kehidupan manusia.
Dengan demikian antara sumber daya alam dengan lingkungan itu tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Kandungan, persediaan, penggalian, pengolahan, dan pemanfaatan sumber daya,
khususnya sumber daya alam, tidak hanya menyangkut pemerintah serta negara sebagai
pemilik sumber daya, melainkan juga melibatkan negara-negara lain yang berkepentingan.
Kuota produksi dan kuota perdagangan sampai pada harga sumber daya alam tertentu yang
strategis merupakan kesepakatan bersama di antara negara-negara produsen dengan negara-
negara konsumen.
Dengan demikian, mengenai sumber daya alam ini dilandasi oleh kesejahteraan global
negara-negara yang bersangkutan. Produksi, konsumsi, dan perdagangannya memiliki
dampak global terhadap kehidupan ekonomi, politik serta kondisi ekologi dunia. Dalam
mekanisme dan dinamika produksi, pemanfaatan, konsumsi dan perdagangan sumber daya
alam ini terjadi proses ketergantungan dan saling keterkaitan antar berbagai negara di dunia
yang berkepentingan. Kenyataan tersebut merupakan fenomena global yang terus
berkembang dari waktu ke waktu. Pemanfaatan lingkungan dan sumber daya yang menjadi
aset dunia seperti samudra dan ruang angkasa, menuntut saling keterkaitan serta saling
ketergantungan global yang mengoptimalkan pemanfaatan aset-aset tadi. Hal tersebut harus
menjadi perhatian dan kepedulian tiap pribadi umat manusia, khususnya orang-orang yang
bertindak mengambil kebijakan dan keputusan. Disinilah letak dan kedudukan wawasan dan
kepedulian global dalam situasi kehidupan umat manusia yang makin mendunia.

UNSUR-UNSUR PERSPEKTIF GLOBAL


1. Penduduk dunia : merupakan elemen penting yang menjadi subyek utama munculnya isu-isu
global.
2. Lingkungan : menjadi wadah atau tempat di mana penduduk dunia saling berinteraksi,
sehingga muncul isu atau permasalahan global.
3. Iptek : sebagai sarana utama dalam mendorong penduduk dunia dalam mengetahui berbagai
isu global.
4. Pendidikan perspektif global
Untuk memberikan penjelasan lebih rinci mengenai cara pandang terhadap permasalahan
global dalam era globalisasi.

Merryfield, Elaine Jarchow, dan Sarah Pickert (1997) mengemukakan unsure-unsur


perspektif global sebagai berikut:
1. Kepercayaan dan Nilai Manusia.
a. kesadaran perspektif.
b. pengakuan dampak nilai, budaya, dan pandangan dunia suatu bangsa dalam mempelajari
interaksi dengan masyarakat lain yang berbeda dari masyarakatnya sendiri.
c. memahami bagaimana nilai-nilai dan kepercayaan itu mendasari norma-norma social/budaya
dan konflik antar manusia.
d. peran kepercayaan dan nilai manusia dalam estetika, bahasa, sastra dan tradisi lisan, dalam
penggunaan sumber-sumber alam dan lingkungan, dalam teknologi, dalam pemerintahan,
dalam konstruksi sejarah.
2. Sistem Global
a. system ekonomi.
b. system politik.
c. system ekologi.
d. system teknologi (meliputi informasi, komunikasi, trasportasi, pertanian).
e. pengetahuan tentang dinamika global.
f. prosedur dan mekanisme system global.
g. transaksi dalam dan antar masyarakat, bangsa, wilayah.
h. saling keterkaitan dalam system global yang beraneka ragam.
i. adanya kesadaran terhadap planet bumi.
3. Isi-isu dan Masalah Global
a. kependudukan dan isu-isu keluarga berencana.
b. hak menentukan nasib sendiri.
c. isu-isu pembangunan.
d. isu-isu hak asasi manusia (meliputi hak-hak wanita, penduduk asli, anak-anak).
e. emigrasi, imigrasi, dan pengungsi.
f. kebiasaan global.
g. isu-isu sumber daya alam/lingkungan.
h. isu-isu yang berhubungan dengan distribusi kesejahteraan, teknologi dan informasi, sumber
daya, pemasaran.
i. isu-isu yang berkaitan dengan prejudis dan diskriminasi (berdasarkan etnik, ras, kelompok,
seks, agama, bahasa, politik, dsb).
4. Sejarah Global
a. cepatnya saling ketergantungan.
b. hal-hal yang melatarbelakangi isu-isu masa kini.
c. budaya asli dan perkembangannya.
d. kontak budaya dan peminjaman budaya.
e. evolusi system global.
f. konflik dan resolusi konflik.
g. perubahan dalam system global.
5. Pemahaman/Interaksi Lintas Budaya
a. memahami budaya suatu bangsa dan warisannya.
b. memahami ragam identitas dan loyalitas.
c. memahami kompleksitas keragaman budaya dan universalnya budaya.
d. peran budaya suatu bangsa dalam system dunia.
e. keterampilan dan pengalaman dalam melihat budaya suatu bangsa dari perspektif bangsa
lain.
f. pengalaman belajar budaya bangsa lain dan dunia dari nilai-nilai dan pandangan dunia
budaya lain.
g. memperluas pengalaman dengan orang yang betul-betul berbeda dari budaya dirinya.
h. kecakapan berkomunikasi antar budaya.
i. kecakapan bekerja dengan orang yang berbeda budaya.
6. Kesadaran Pilihan Manusia
a. melalui individu, organisasi, masyarakat local, bangsa, wilayah, aliansi ekonomi dan politik.
b. tindakan masa lalu dan kini serta alternatif di masa depan.
c. pengakuan kompleksitas perilaku manusia.
7. Pengembangan Keterampilan Evaluasi dan Analisis
a. kecakapan mengumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi dari perspektif dan
pandangan yang berbeda.
b. keterampilan berfikir kritis (seperti kecakapan mendeteksi penyimpangan, mengidentifikasi
yang mendasari asumsi-asumsi, dsb)
c. pengakuan peran nilai dan pandangan dunia dalam penelitian.
d. interaksi antar budaya, partisipasi dan kolaborasi.
e. kesempatan untuk membuat dan melaksanakan keputusan.
f. pengalaman mengarahkan pada masalah-masalah kehidupan nyata
g. perhatian untuk belajar dari pengalaman.
DAFTAR PUSTAKA
http://atangsutisnabdj.blogspot.co.id/2013/10/makalah-hakekat-perspektif-
global_20.html
https://dhiniatygularsopgsd.wordpress.com/2011/03/19/dimensi-tujuan-dan-
manfaat-perspektif-global/

Anda mungkin juga menyukai