Anda di halaman 1dari 12

Tujuan Pembelajaran Perspektif Global

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai dimensi, tujuan dan manfaat perspektif global untuk
memantapkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa akan pentingnya perspektif global diajarkan
dan diintegrasikan kedalam mata pelajaran di SD. Selain itu pada bab ini juga akan dikemukakan
mengenai permasalahan-permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan dalam memgintegrasikan
pendidikan global kedalam kurikulum yang ada di Indonesia.

A. Dimensi Perspektif Global

Perspektif global bertolak dari masalah hidup sehari-hari, misalnya masalah pendidikan,
kesejahteraan, kesehatan, pengangguran, kemiskinan, dan sebagainya. Semua permasalahan ini
berdampak pada permasalahan global. Dalam kaitannya dengan budaya dalam era globalisasi,
Makagiansar (Mimbar,1990) mengajukan empat dimensi, yaitu :

1. Afirmasi atau penegasan dari dimensi budaya dalam proses pembangunan bangsa dan
masyarakat. Pembangnan akan terasa hampa jika tidak diilhami oleh kebudayaan bangsanya.
Nilai budaya suatu bangsa menjadi landasan bagi pembangunan suatu Negara, serta
merupakan alat seleksi bagi pengaruh luar yang sudah tidak terkendali.
2. ereafirmasi dan mengembangkan identitas budaya dan setiap kelompok manusia berhak
diakui identitas budayanya.
3. Partisipasi, bahwa dalam pengembangan suatu bangsa dan Negara partisipasi dari
masyarakat sangat diperlukan.
4. Memajukan kerjasama antarbudaya. Hal ini dimaksudkan agar ada saling mengisi,
mengilhami sehingga adanya kemajuan dan peningkatan antar budaya bangsa.

Saat ini tidak ada suatu bangsapun yang statis dan homogen. Setiap bangsa berkembang karena
adanya interaksi dengan bangsa lain. Dengan demikian system nilai budaya dan nilai-nilai lainnya
akan saling mempengaruhi.

B. Manfaat Perspektif Global

Manfaat dan kegunaan mempelajari perspektif global adalah :

1. Meningkatkan wawasan dan kesadaran para guru dan siswa bahwa kita bukan hanya
penghuni satu daerah tetapi mempunyai ketergantungan dengan orang lain di belahan bumi
yang lain. Oleh karena itu sikap kita harus mencerminkan “ sikap ketergantungan” tersebut.
2. Menambah dan memperluas pengetahuan kita tentang dunia, sehingga dapat megikuti
perkembangan dunia dalam berbagai aspek terutama perkembangan iptek.
3. Mengkondisikan para mahasiswa untuk berpikir integral bukan general, sehingga suatu
gejala atau masalah dapat ditanggulangi dari berbagai aspek.
4. Melatih kepekaan dan kepedulian mahasiswa terhadap perkembangan dunia dengan segala
aspeknya.
C. Tujuan Perspektif Global

Tujuan diberikannya perspektif global menurut Marryfield, 1977 adalah :

1. Mendorong mahasiswa untuk mempelajari lebih banyak tentang materi dan masalah yang
berkaitan dengan masalah global.
2. Mendorong para guru untuk mempelajari masalah yang berkaitan dengan masalah lintas
budaya.
3. Mengembangkan dan memahami makna perspektif global baik dalam kehidupan sehari-hari
maupun pengembangan profesinya.

Berdasarkan tujuan tersebut maka, peran guru adalah :

1. Memberikan bekal pengetahuan kepada siswa tentang pentingnya pengetahuan global dalam
memahami maslah-masalah tertentu.
2. Meningkatkan kesadaran dan wawasan anak didik sebagai landasan dalam melakukan
tindakan yang berdampak global.
3. Memberikan contoh dan teladan dalam aktivitas sehari-hari, yang mempunyai pengaruh
terhadap masalah global.

D. Masalah dalam Pendidikan Global

Pada pelaksanaan pembelajaran di sekolah, guru mengalami beberapa permasalahan dalam


mengajarkan perspektif global, diantaranya:

1. Menurut kurikulum KTSP, dalam pelajaran IPS materinya belum membahas masalah dunia,
tetapi terbatas sampai tingkat propinsi dan sedikit tingkat Negara. Hal ini akan menyulitkan
guru untuk membicarakan dunia dengan siswa. Untuk mengatasinya, guru dapat memulai
hal-hal yang ada dilingkungan sekitar misalnya masalah lingkungan, penduduk, kesehatan,
AIDS, dan sebagainya.
2. Masalah global adalah masalah integral yaitu suatu permasalahan yang dapat dilihat dari
berbagai bidang ilmu. Sementara pada materi pelajaran IPS di SD masih menitikberatkan
pada materi bidang studi yaitu sejarah dan geografi.
3. Mata kuliah perspektif global tergolong baru, para guru belum memiliki pengalaman cukup
untuk mengajar materi persepktif global di SD.
4. Buku sumber untuk pelajaran perspektif global di SD masih sangat kurang sehingga
diperlukan kreatifitas yang tinggi dari guru (tidak terpaku pada buku paket atau LKS).
DIMENSI, MANFAAT, TUJUAN, MASALAH PRESPEKTIF GLOBAL

PERSPEKTIF GLOBAL

Perspektif adalah cara pandang atau cara berpikir seseorang tentang suatu obyek. Perspektif global
adalah suatu cara pandang dan cara berpikir terhadap suatu masalah, kejadian atau kegiatan dari
sudut kepentingan global, yaitu dari sisi kepentingan dunia atau internasional. Oleh karena itu, sikap
dan perbuatan kita juga diarahkan untuk kepentingan global. Dengan kata lain, perspektif global
adalah suatu pandangan yang timbul akibat suatu kesadaran bahwa hidup ini adalah untuk
kepentingan global yang lebih luas.

Dalam cara berpikir, seseorang harus berpikir global, dan dalam bertindak dapat secara lokal (think
globally and act locally). Sebagai pendidik, guru memerlukan suatu pendekatan yang akan
menolong siswa untuk mengarahkannya kepada kehidupan yang kompleks dan menjauhi pengertian
yang sempit tentang ruang, ras, agama, suku, sejarah dan kebudayaaan. Istilah-istilah dan
pemahaman yang sempit seperti kesukuan, kedaerahan, barat-timur, putih-hitam, dapat
memunculkan benih-benih konflik sehingga memunculkan pertentangan dunia. Olah karena itu,
guru harus menanamkan nilai-nilai yang baik kepada peserta didik dan pemahaman bahwa
kehidupan dia dan kita adalah merupakan bagian dari kehidupan dunia.

Peran guru dalam memahamkan nilai-nilai kebaikan adalah sebagai komunikator atau penghubung
antara peserta didik dengan dunia luar. Untuk itu seorang guru harus :

1. Tertarik dan peduli terhadap kejadian dan kegiatan pada masyarakat (lokal, nasional,
internasional).

2. Proaktif mencari informasi-informasi (nasional dan internasional).

3. Bersifat terbuka, menerima pembaharuan.

4. Mampu menyeleksi informasi sesuai dengan kebutuhan budaya Indonesia.

PENDIDIKAN GLOBAL

Pendidikan global merupakan upaya sistematis untuk membentuk wawasan dan perspektif
mahasiswa dan perspektif siswa, karena melalui pendidikan global siswadibekali materi secara utuh
dan menyeluruh berkaitan dengan masalah global. Pendidikan global menawarkan suatu makna
bahwa kita hidup didalam masyarakat manusia, dimana perkampungan global dimana manusia
saling terhubung, baik suku, bangsa dan batas Negara tidak menjadi penghalang dan merupakan
komunitas dari perbedaan diantara orang-orang yang berbeda bangsa.

Pendidikan global mempersiapkan siswa untuk memahami dan mengatasi adanya ketergantungan
global dan keberagaman budaya, yang mencakup hubungan, kejadian dan kekuatan yang tidak
dapat diisikan kedalam batas-batas negara dan budaya (Hoopes,1997). Pendidikan global memiliki
tiga tujuan yaitu:

1. Memberikan pengalaman yang mengurangi rasa kedaerahan dan kesukuan. Tujuan ini dapat
dicapai melalui mengajarkan bahan dan menggunakan metode yang memberikan relatifisme
budaya.
2. Memberikan pengalaman yang mempersiapkan siswa untuk mendekatkan diri dengang
keragaman global. Kegunaan dari tujuan ini adalah untuk mendiskusikan tentang relatifisme budaya
dan keutamaan etika.

3. Memberikan pengalaman tentang mengajar siswa untuk berpikir tentang mereka sendiri
sebagai individu, warga negara dan masyarakat secara keseluruhan.

Pendidikan global mempersiapkan masa depan siswa dengan memberikan keterampilan analisis dan
evaluasi yang luas. Keterampilan ini akan membekali siswa untuk memahami dan memberikan
reaksi terhadap isu internasional dan antar budaya. Pendidikan global juga mengenalkan siswa
dengan berbagai strategi untuk berperan serta secara lokal, nasional dan internasional. Mata
pelajaran harus menyajikan informasi yang relevan untuk meningkatkan kemampuan terlibat dalam
kebijakan publik.

Oleh karena itu, pendidikan global mengkaitkan isu global dengan kepentingan lokal. Dengan
demikian pendidikan global adalah suatu pendidikan yang berusaha untuk meningkatkan kesadaran
siswa bahwa mereka hidup pada area global yang saling berkaitan.

DIMENSI PERSPEKTIF GLOBAL

Perspektif global bertolak dari masalah hidup sehari-hari, misalnya masalah pendidikan,
kesejahteraan, kesehatan, pengangguran, kemiskinan, dan sebagainya. Semua permasalahan ini
berdampak pada permasalahan global. Dalam kaitannya dengan budaya dalam era globalisasi,
Makagiansar (Mimbar,1990) mengajukan empat dimensi, yaitu :

1. Afirmasi atau penegasan dari dimensi budaya dalam proses pembangunan bangsa dan
masyarakat. Pembangnan akan terasa hampa jika tidak diilhami oleh kebudayaan bangsanya. Nilai
budaya suatu bangsa menjadi landasan bagi pembangunan suatu Negara, serta merupakan alat
seleksi bagi pengaruh luar yang sudah tidak terkendali.

2. Mengembangkan identitas budaya dan setiap kelompok manusia berhak diakui identitas
budayanya.

3. Partisipasi, bahwa dalam pengembangan suatu bangsa dan Negara partisipasi dari masyarakat
sangat diperlukan.

4. Memajukan kerjasama antarbudaya. Hal ini dimaksudkan agar ada saling mengisi,
mengilhami sehingga adanya kemajuan dan peningkatan antar budaya bangsa.

Saat ini tidak ada suatu bangsapun yang statis dan homogen. Setiap bangsa berkembang karena
adanya interaksi dengan bangsa lain. Dengan demikian system nilai budaya dan nilai-nilai lainnya
akan saling mempengaruhi.

Sementara itu, Hanvey (1976) dalam bukunya yang sangat terkenal “An Attainable Global
Perspective” menyebutkan 5 dimensi dari perspektif global sebagai berikut.

1. Perspective consciousness

Kesadaran dan penghargaan terhadap adanya berbagai macam pendapat yang berbeda-beda di
dunia ini.
2. State of planet awareness

Adanya pengertian yang mendalam terhadap isu-isu dan peristiwa-peristiwa global.

3. Cross-cultural awareness

Adanya kesepakatan yang bisa diterima secara umum dalam membuat karakteristik budaya-budaya
yang ada di dunia ini, yaitu bahwa sekalipun ada perbedaan-perbedaan dalam budaya, namun ada
banyak kesamaan yang dimiliki.

4. Systemic awareness

Mengetahui akan sistem-sistem yang ada di alam, sehingga mulai mengenal kompleksnya sistem
internasional, di mana aktor-aktor negara dan aktor-aktor non-negara saling mempengaruhi dalam
berbagai macam isu yang terjadi di kawasan-kawasan yang ada di dunia ini.

5. Options for participation

Mengetahui strategi-strategi yang tepat sehingga mampu berpartisipasi dengan baik dalam
menghadapi isu-isu yang terjadi di tingkat lokal, nasional hingga internasional.

MANFAAT PERSPEKTIF GLOBAL

Secara politis peran negara bergeser dari penentu dan pembuat wawasan kebangsaan menjadi
penjaga stabilitas dan pengontrol politik baik di dalam maupun luar negeri. Perlu disadari bahwa
negara kita berhadapan dengan faktor luar yang sangat kuat. Oleh karena itu, peningkatan kerja
sama dengan negara lain dalam segala bidang perlu ditingkatkan. Negara harus bersifat terbuka,
karena kerja sama dalam berbagai bidang menuntut adanya komitmen yang tinggi. Negara harus
beradaptasi dengan sistem yang terus berubah, aktif mengikuti dan mengadakan perubahan. Berikut
ini beberapa manfaat mempelajari perspektif global.

1. Meningkatkan wawasan dan kesadaran para pendidik dan peserta didik bahwa kita bukan
hanya penghuni satu daerah, tetapi mempunyai ketergantungan dengan orang lain di belahan bumi
yang lain. Oleh karena itu sikap kita harus mencerminkan “sikap ketergantungan” tersebut.

2. Menambah dan memperluas pengetahuan kita tentang dunia, sehingga dapat megikuti
perkembangan dunia dalam berbagai aspek terutama perkembangan iptek.

3. Mengkondisikan para mahasiswa untuk berpikir integral bukan general, sehingga suatu gejala
atau masalah dapat ditanggulangi dari berbagai aspek.

4. Melatih kepekaan dan kepedulian mahasiswa terhadap perkembangan dunia dengan segala
aspeknya.

TUJUAN PERSPEKTIF GLOBAL

Tujuan diberikannya perspektif global menurut Marryfield, 1977 adalah :

1. Mendorong mahasiswa untuk mempelajari lebih banyak tentang materi dan masalah yang
berkaitan dengan masalah global.
2. Mendorong para guru untuk mempelajari masalah yang berkaitan dengan masalah lintas
budaya.

3. engembangkan dan memahami makna perspektif global baik dalam kehidupan sehari-hari
maupun pengembangan profesinya.

Berdasarkan tujuan tersebut maka, peran guru adalah :

1. Memberikan bekal pengetahuan kepada siswa tentang pentingnya pengetahuan global dalam
memahami maslah-masalah tertentu.

2. Meningkatkan kesadaran dan wawasan anak didik sebagai landasan dalam melakukan
tindakan yang berdampak global.

3. Memberikan contoh dan teladan dalam aktivitas sehari-hari, yang mempunyai pengaruh
terhadap masalah global.

Lee Anderson dan Charlotte Anderson (1979) menyatakan bahwa untuk mempersiapkanpeserta
didik agar menjadi warga negara yang baik harus dimulai dari berbagai macam kelompok yang
melibatkannya, dari yang terdekat hingga yang terjauh, yaitu dari masyarakat lokal,nasional, hingga
global. Ada 5 tujuan pokok dari perspektif global, yaitu:

1. Mengembangkan pengertian keberadaan mereka sebagai individu-individu yang membentuk


masyarakat.

2. Mengembangkan pengertian bahwa mereka merupakan anggota dari masyarakat dunia.

3. Mengembangkan pengertian bahwa mereka adalah penghuni planet bumi ini dan
kehidupannya bergantung pada planet bumi tersebut.

4. Peserta didik harus diberi pengertian bahwa mereka adalah partisipan atau pelaku aktif dalam
masyarakat global ini.

5. Mendidik peserta didik agar mempunyai kemampuan untuk hidup secara bijaksana dan
bertanggung jawab sebagai individu, sebagai umat manusia, sebagai insan penghuni planet bumi
ini, serta sebagai anggota masyarakat global.

MASALAH DALAM PENDIDIKAN GLOBAL

Pada pelaksanaan pembelajaran di sekolah, guru mengalami beberapa permasalahan dalam


mengajarkan perspektif global, diantaranya:

1. Menurut kurikulum KTSP, dalam pelajaran IPS materinya belum membahas masalah dunia,
tetapi terbatas sampai tingkat propinsi dan sedikit tingkat Negara. Hal ini akan menyulitkan guru
untuk membicarakan dunia dengan siswa. Untuk mengatasinya, guru dapat memulai hal-hal yang
ada dilingkungan sekitar misalnya masalah lingkungan, penduduk, kesehatan, AIDS, dan
sebagainya.

2. Masalah global adalah masalah integral yaitu suatu permasalahan yang dapat dilihat dari
berbagai bidang ilmu. Sementara pada materi pelajaran IPS di SD masih menitikberatkan pada
materi bidang studi yaitu sejarah dan geografi.
3. Mata kuliah perspektif global tergolong baru, para guru belum memiliki pengalaman cukup
untuk mengajar materi persepktif global di SD.

4. Buku sumber untuk pelajaran perspektif global di SD masih sangat kurang sehingga
diperlukan kreatifitas yang tinggi dari guru (tidak terpaku pada buku paket atau LKS).

Berkaitan dengan masalah global, Merry M. Merryfield (1997 : 8) mengemukakan pokok-pokok


masalah global, yaitu:

1. penduduk dan keluarga berencana (population and family planning)

2. hak rakyat menentukan pemerintahan sendiri (self-determination)

3. pembangunan (development)

4. hak asasi manusia (human right)

5. emigrasi, imigrasi dan pengungsian (emigration, immigration and refugees)

6. kepemilikan bersama secara global (the global commnos)

7. lingkungan hidup dan sumber daya alam (environment and natural resources)

8. persebaran kemakmuran

9. teknologi informasi

10. sumber daya

11. jalan masuk ke pasar

12. kelaparan dan bahan pangan

13. perdamaian dan keamanan

14. prasangka dan diskriminasi.

Isu dan masalah diatas bukan lagi hanya dirasakan secara lokal dan regional di tempat-tempat serta
kawasan-kawasan tertentu, melainkan telah menjadi isu dan masalah global yang dirasakan serta
disadari oleh masyarakat dunia. Badan dan lembaga dunia, baik organisasi yang merupakan bagian
dari PBB maupun diluar PBB seperti LSM (lembaga swadaya masyarakat), telah menaruh perhatian
serta kepedulian terhadap masalah-masalah global tersebut.

Berikut ini contoh beberapa isu dan masalah global seperti penduduk dan keluarga berencana,
pembangunan, hak asasi manusia, migrasi, lingkungan dan sumber daya, dalam pembahasan yang
singkat.

1. Penduduk dan Keluarga Berencana

Masalah penduduk bukan hanya merupakan masalah nasional bagi Indonesia, melainkan juga
merupakan masalah bangsa lain, baik bangsa-bangsa yang terbelakang dan sedang berkembang,
maupun bangsa-bangsa yang telah maju. Persoalan-persoalan ketidakseimbangan antara
pertumbuhan dan jumlah penduduk dengan ketersediaan barang bahan pangan, lapangan kerja serta
pemukiman yang merupakan masalah kesejahteraan, bukan hanya masalah yang menimpa bangsa
Indonesia, melainkan dialami oleh seluruh bangsa di dunia ini. Oleh karena itu, masalah ini dapat
dinyatakan sebagai masalah global.

Salah satu upaya untuk mengatasi masalah penduduk yaitu dengan melakukan program keluarga
berencana dengan mengatur jumlah anggota keluarga demi kesejahteraan masing-masing keluarga.
Upaya ini tidak hanya dilakukan oleh bangsa Indonesia, melainkan juga dilakukan oleh bangsa-
bangsa lain di dunia. Akan tetapi, pada kenyataannya pelaksanaan program keluarga berencana
tidak selancar seperti apa yang direncanakan dan diharapkan, melainkan masih menghadapi
berbagai masalah. Oleh karena itu, program ini selain merupakan upaya pemecahan masalah, pada
pelaksanaannya juga masih merupakan masalah global. Berkaitan dengan hal itu, PBB sebagai
organisasi dan lembaga dunia sangat memperhatikan masalah tersebut.

2. Pembangunan

Pembangunan yang oleh Bartelmus (1986 : 3) dinyatakan sebagai proses yang berupaya
memperbaiki kondisi hidup masyarakat, baik kondisi material maupun non material termasuk
kebutuhan-kebutuhan fisik, telah – sedang – dan akan dilakukan oleh semua bangsa di dunia ini.
Namun demikian, karena pada pelaksanaannya melibatkan segala sumber daya, baik alam (SDA)
maupun manusia (SDM) termasuk kemampuan IPTEKnya, maka pembangunan masih banyak
menghadapi masalah. Oleh karena itu, pembangunan sebagai upaya pemecahan masalah
kesejahteraan masyarakat, pada sisi lain masih menjadi masalah. Kenyataan demikian masih
dialami oleh sebagian besar bangsa-bangsa di dunia. Dengan demikian, pembangunan sebagai suatu
masalah, juga menjadi masalah global.

3. Hak Asasi Manusia

Pada hakekatnya, setiap manusia memiliki hak yang sama di segala bidang. Hak merupakan sebuah
anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang diberikan kepada umat manusia yang hidup di muka
bumi ini tanpa terkecuali. Akan tetapi, dalam kehidupan masyarakat, hak asasi manusia ini
mendapat perlakuan yang berbeda-beda oleh pihak-pihak tertentu, sehingga terjadi pelanggaran atas
HAM tersebut. Diskriminasi ras, etnis, agama dan lain-lainnya merupakan pelanggaran terhadap
HAM. Hal tersebut dialami oleh kelompok masyarakat atau perorangan tertentu di negara masing-
masing. Masalah ini terjadi di seluruh dunia. Oleh karena itu, HAM tidak hanya merupakan
masalah lokal dan regional di tempat-tempat serta kawasan-kawasan tertentu, melainkan juga
merupakan masalah global.

4. Migrasi

Perpindahan penduduk, baik dalam bentuk emigrasi (ke luar dari negara sendiri) dan imigrasi
(masuk ke dalam negara tertentu) maupun dalam bentuk pengungsian, terjadi dimana-mana di dunia
ini. Faktor penyebabnya bermacam-macam, mulai dari faktor ekonomi, bencana alam, wabah,
politik sampai pada keamanan. Bagi kelompok atau perorangan yang melakukannya, mungkin
migrasi merupakan jalan keluar dari masalah yang dialaminya. Namun bagi negara atau kawasan
yang didatangi mungkin menjadi masalah, karena menyangkut tempat penampungan, lapangan
kerja, bahan kebutuhan, dan lain sebagainya. Kita dapat menyimak dan mengamati proses
perpindahan ini dari berbagai kawasan di dunia sebagai akibat dari berbagai masalah di negara,
seperti banjir, kesulitan ekonomi dan pertentangan politik menjadi penyebab terjadinya migrasi
penduduk di kawasan yang bersangkutan, atau dari kawasan tersebut ke negara lain. Masalah
migrasi ini telah menjadi masalah global.

5. Lingkungan dan Sumber Daya

Menurut UU RI no. 4 tahun 1982, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya.Masalah lingkungan seperti pencemaran, banjir, kekeringan, tanah longsor, dan
sebangsanya yang mengganggu bahkan mengancam kehidupan manusia, tidak hanya terjadi secara
lokal maupun regional di tempat-tempat atau kawasan tertentu, melainkan secara meluas terjadi
dimana-mana di permukaan bumi ini.

G.T. Miller (1985 : 6) mengemukakan sumber daya alam adalah suatu bentuk materi atau energi
yang diperoleh dari lingkungan fisikal yang dapat memenuhi kehidupan manusia. Dengan demikian
antara sumber daya alam dengan lingkungan itu tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kandungan,
persediaan, penggalian, pengolahan, dan pemanfaatan sumber daya, khususnya sumber daya alam,
tidak hanya menyangkut pemerintah serta negara sebagai pemilik sumber daya, melainkan juga
melibatkan negara-negara lain yang berkepentingan. Kuota produksi dan kuota perdagangan sampai
pada harga sumber daya alam tertentu yang strategis merupakan kesepakatan bersama di antara
negara-negara produsen dengan negara-negara konsumen.

Dengan demikian, mengenai sumber daya alam ini dilandasi oleh kesejahteraan global negara-
negara yang bersangkutan. Produksi, konsumsi, dan perdagangannya memiliki dampak global
terhadap kehidupan ekonomi, politik serta kondisi ekologi dunia. Dalam mekanisme dan dinamika
produksi, pemanfaatan, konsumsi dan perdagangan sumber daya alam ini terjadi proses
ketergantungan dan saling keterkaitan antar berbagai negara di dunia yang berkepentingan.
Kenyataan tersebut merupakan fenomena global yang terus berkembang dari waktu ke waktu.
Pemanfaatan lingkungan dan sumber daya yang menjadi aset dunia seperti samudra dan ruang
angkasa, menuntut saling keterkaitan serta saling ketergantungan global yang mengoptimalkan
pemanfaatan aset-aset tadi. Hal tersebut harus menjadi perhatian dan kepedulian tiap pribadi umat
manusia, khususnya orang-orang yang bertindak mengambil kebijakan dan keputusan. Disinilah
letak dan kedudukan wawasan dan kepedulian global dalam situasi kehidupan umat manusia yang
makin mendunia.

UNSUR-UNSUR PERSPEKTIF GLOBAL

1. Penduduk dunia : merupakan elemen penting yang menjadi subyek utama munculnya isu-isu
global.

2. Lingkungan : menjadi wadah atau tempat di mana penduduk dunia saling berinteraksi,
sehingga muncul isu atau permasalahan global.

3. Iptek : sebagai sarana utama dalam mendorong penduduk dunia dalam mengetahui berbagai
isu global.

4. Pendidikan perspektif global


Untuk memberikan penjelasan lebih rinci mengenai cara pandang terhadap permasalahan global
dalam era globalisasi.

Merryfield, Elaine Jarchow, dan Sarah Pickert (1997) mengemukakan unsure-unsur perspektif
global sebagai berikut:

1. Kepercayaan dan Nilai Manusia.

a. kesadaran perspektif.

b. pengakuan dampak nilai, budaya, dan pandangan dunia suatu bangsa dalam mempelajari
interaksi dengan masyarakat lain yang berbeda dari masyarakatnya sendiri.

c. memahami bagaimana nilai-nilai dan kepercayaan itu mendasari norma-norma social/budaya


dan konflik antar manusia.

d. peran kepercayaan dan nilai manusia dalam estetika, bahasa, sastra dan tradisi lisan, dalam
penggunaan sumber-sumber alam dan lingkungan, dalam teknologi, dalam pemerintahan, dalam
konstruksi sejarah.

2. Sistem Global

a. system ekonomi.

b. system politik.

c. system ekologi.

d. system teknologi (meliputi informasi, komunikasi, trasportasi, pertanian).

e. pengetahuan tentang dinamika global.

f. prosedur dan mekanisme system global.

g. transaksi dalam dan antar masyarakat, bangsa, wilayah.

h. saling keterkaitan dalam system global yang beraneka ragam.

i. adanya kesadaran terhadap planet bumi.

3. Isi-isu dan Masalah Global

a. kependudukan dan isu-isu keluarga berencana.

b. hak menentukan nasib sendiri.

c. isu-isu pembangunan.

d. isu-isu hak asasi manusia (meliputi hak-hak wanita, penduduk asli, anak-anak).

e. emigrasi, imigrasi, dan pengungsi.

f. kebiasaan global.
g. isu-isu sumber daya alam/lingkungan.

h. isu-isu yang berhubungan dengan distribusi kesejahteraan, teknologi dan informasi, sumber
daya, pemasaran.

i. isu-isu yang berkaitan dengan prejudis dan diskriminasi (berdasarkan etnik, ras, kelompok,
seks, agama, bahasa, politik, dsb).

4. Sejarah Global

a. cepatnya saling ketergantungan.

b. hal-hal yang melatarbelakangi isu-isu masa kini.

c. budaya asli dan perkembangannya.

d. kontak budaya dan peminjaman budaya.

e. evolusi system global.

f. konflik dan resolusi konflik.

g. perubahan dalam system global.

5. Pemahaman/Interaksi Lintas Budaya

a. memahami budaya suatu bangsa dan warisannya.

b. memahami ragam identitas dan loyalitas.

c. memahami kompleksitas keragaman budaya dan universalnya budaya.

d. peran budaya suatu bangsa dalam system dunia.

e. keterampilan dan pengalaman dalam melihat budaya suatu bangsa dari perspektif bangsa lain.

f. pengalaman belajar budaya bangsa lain dan dunia dari nilai-nilai dan pandangan dunia budaya
lain.

g. memperluas pengalaman dengan orang yang betul-betul berbeda dari budaya dirinya.

h. kecakapan berkomunikasi antar budaya.

i. kecakapan bekerja dengan orang yang berbeda budaya.

6. Kesadaran Pilihan Manusia

a. melalui individu, organisasi, masyarakat local, bangsa, wilayah, aliansi ekonomi dan politik.

b. tindakan masa lalu dan kini serta alternatif di masa depan.

c. pengakuan kompleksitas perilaku manusia.

7. Pengembangan Keterampilan Evaluasi dan Analisis


a. kecakapan mengumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi dari perspektif dan
pandangan yang berbeda.

b. keterampilan berfikir kritis (seperti kecakapan mendeteksi penyimpangan, mengidentifikasi


yang mendasari asumsi-asumsi, dsb)

c. pengakuan peran nilai dan pandangan dunia dalam penelitian.

d. interaksi antar budaya, partisipasi dan kolaborasi.

e. kesempatan untuk membuat dan melaksanakan keputusan.

f. pengalaman mengarahkan pada masalah-masalah kehidupan nyata

g. perhatian untuk belajar dari pengalaman.

Anda mungkin juga menyukai