PERSPEKTIF GLOBAL
JURUSAN PGSD
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2022
2
BAB I
HAKEKAT DAN KONSEP PERSPEKTIF GLOBAL
A. Hakekat Perspektif Global
Berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia Modern perspektif diartikan
sebagai cara melukiskan benda pada permukaan datar sebagaimana yang terlihat,
dan sudut pandangan. Kata global berasal dari kata “globe” dan mulai
dimaksudkan sebagai planet yang berarti bumi bulat. Menurut kamus Bahasa
Inggris Longman Dictionary of Contemporary English, mengartikan global
dengan “ concerning the whole eart”. Sesuatu hal yang berkaitan dengan dunia,
internasional, atau seluruh alam jagat raya. Global memiliki pengertian
menyeluruh, dimana dunia ini tidak lagi dibatasi oleh batas negara, wilayah, ras,
warna kulit dsb.
Menurut asal kata, perspektif global dapat dibagi menjadi dua, yaitu kata
perspektif dan global, perspektif artinya wawasan atau cara pandang dan global
yang artinya menyeluruh atau mendunia. Jadi, perspektif global artinya wawasan
atau cara pandang yang menyeluruh atau mendunia. Secara ilmiah, perspektif
global adalah wawasan atau cara pandang mengenai fenomena secara
keseluruhan, yakni fenomena adanya interaksi, interdependensi, dan kompetisi
antar umat manusia di muka bumi.
Simpulan Pengertian perspektif global menurut para ahli.
1. Sumaatmadja dan Winardit (1999)
2. Suhanadji dan Waspada TS (2004)
3. Jan L. Tucker dalam Sriartha (2004:2)
4. National Coucil for the Social Studies (NCSS)
5. American Association of Colleges for Teacher Education
6. Seriartha dkk, (2004,4)
7. Barbara Benham Tye
dan Kenneth A. Tye (1992)
C. Ciri-ciri Globalisasi
Jhon Huckle (Miriam Steiner, 1996) menyatakan bahwa globalisasi
adalah suatu proses dengan mana kejadian, keputusan dan kegiatan di salah satu
bagian dunia menjadi suatu konsekuensi yang signifikan bagi individu dan
masyarakat di daerah yang jauh
Albrow (Yaya, 1998) mengemukakan bahwa globalisasi
adalah”…keseluruhan proses di mana manusia di bumi ini diinkorporasikan
(dimasukkan) ke dalam masyarakat dunia tunggal dan masyarakat global.
Karena proses ini bersifat majemuk, maka kita pun memandang globalisasi di
4
dalam kemajemukan. Hal ini dimaksudkan agar manusia satu dengan yang lain
saling berhubungan satu sama lain.
BAB II
TUGAS GURU SEBAGAI KOMUNIKATOR DENGAN DUNIA LUAR
BAB III
TUJUAN PENDIDIKAN GLOBAL
BAB IV
PERSPEKTIF GLOBAL DILIHAT DARI BEBERAPA ASPEK
elektronik (radio, tv, faximile, internet). Interaksi keruangan antar regional ini
tercermin dari pakaian, makanan, kesenian, dan perdangangan, sehingga nampak
terjadi sebagai saling ketergantungan.
Perspektif geografi atau keruangan yang paling luas adalah perspektif
global. Dalam bidang geografi dikenal adanya konsep dasar globalisme, dan
konsep bumi sebagai planet. Konsep ini mengungkapkan bahwa bumi sebagai
sebagai planet. Konsep ini mengungkapkan bahwa bumi sebagai global atau
suatu planet itu berdampak luas terhadap kondisi alamiah dan kondisi kehidupan
yang mendunia. Dalam bentuk bumi sebagai globe atau planet, dipermukaannya
terdapat sifat-sifat yang sama di seluruh dunia, dan sekaligus juga terdapat
perbedaan. Perspektif global bagi studi geografi tidak asing. Angin, arus laut,
pasang surut, iklim, cuaca, selain ada lingkup local, dan regional, juga lingkup
globalnya. Peristiwa/masalah lokal (penggundulan hutan, kebakaran hutan,
pemanasan global) dapat menjadi masalah global.
Kita tentu sangat mengenal tokoh-tokoh agama, para nabi, dan rasulyang
tidak hanya berpengaruh terhadap umatnya pada saat mereka masih hidup
dikawasan lingkungannya masa itum melainkan tetap menjadi pola prilaku dan
teladan secara global sampai saat ini. Tokoh sejarah, bahkan tokoh dunia yang
demikian itu, menjadi sorotan perspektif global, bukan hanya dari sudut pandang
sejarah,melainkan juga dari sudut pandang ilmu-ilmu lainnya.
Bangunan-bangunan bersejarah seperti Ka’bah dan Masjidil Haram di
Mekkah, Piramida di Mesir, Tembok Besar di Cina, Mesjid Taj Mahal di Agra
(India), dan Candi Borobudur di Indonesia, yang merupakan beberapa bangunan
“ keajaiban dunia, tidak hanya bernilai dan bermakna sejarah, melainkan
memiliki nilai global yang mempersatukan umat, nilai budaya dari aspek
arsitektur, nilai ekonomi dalam mengembangkan lapangan kerja dan lain
sebagainya. Secara material, bangunan – bangunan semacam itu, bukan hanya
merupakan pengetahuan, melainkan lebih jauh dari pada itu, wajib dijadikan
acuan pendidikan mengenai nilai-nilai kemanusiaan, budaya, bahkan keagaman
yang ada di dalamnya.
Berbagai perang di berbagai kawasan, terutama Perang Dunia yang
tercatat sebagai peristiwa sejarah, tidak hanya dilihat dari dahsyatnya
penggunaan senjata dan ngernya pembunuhan umat manusia, namun dilihat dari
sudut pandang global, dapat diungkapkan nilai dan makna kemanusiaannya.
Perang yang pada saat berlangsungnyasebagai ajang pertentangan berbagai
pihak atau berbagai negara, ternyata setelah usai menjadi alat pemersatu
berbagai bangsa dalam memikirkan umat secara global.Pengalaman buruk dari
perang telah menjadi alat penyadar umat dunia untuk memikirkan hal-hal yang
lebih bernilai dan bermakna bagi kemanusiaan.Bahkan secara global,
meningkatkan kemampuan IPTEK yang mendukung kesejahteraan.Sebaliknya
pengalaman negatif yang membawa malapetaka terhadap penghancuran umat,
menjadi acuan kewaspadaan bagi kepentingan bersama.Bagi kepentingan
pendidikan, perang yang merupakan peristiwa sejarah itu juga menjadi ajang
meningkatkan kesadaran, penghayatan dan kewaspadaan peserta didik terhadap
bahaya perang “modern” di hari-hari mendatang.
11
daya ini tidak tersedia dengan bebas karenanya, sumber daya ini langka dan
menpunyai berbagai kegunaan alternatif. Pilihan penggunaan dapat terjadiantara
penggunaan sekarang (hari ini) dan penggunaan hari besok (masa depan).
Berdasarkan konsep tadi, pembahasan ilmu ekonomi menyangkut
beberapa aspek yang meliputi :
a. Menentukan pilihan;
b. Kegiatan yang tidak terbatas;
c. Persediaan sumber daya terbatas bahkan ada yang langkla;
d. Kegunaan alternatif sumber daya ; dan
e. Penggunaan hari ini dan hari esok.
dilandasai oleh pertumbuhan yang mau tidak mau harus dilakukan oleh
persediaan dan peningkatan peroduksi.
Anda telah mengtahui bahwa dari sekian jenis sumber daya, khususnya
sumber daya alam, ada yang dapat terbarukan (tumbuh-tumbuhan, hewan) dan
yang tidak dapat terbarukan ( migas, batu bara). Sumebr daya yang sifatnya
tidak terbarukan akan habis sekali pakai sehingga persediaannya makin terbatas.
Sedangkan dipihak lain, kebutuhan terus meningkat karena pertumbuhan
penduduk, dan keinginan yang cenderung tidak terbatas. Kesenjangan ini bukan
bersifat lokal atau regional melainkan telah menjadi masalah global. Disini
dituntut “kiat-kiat” ekonomi untuk menciptakan keseimbangan antara konsumsi
disatu pihak dan produksi-produksi dilain pihak . salah satu kiat itu, bagaimana
kemajuan dan penerapan IPTEK. Berupaya mencari jalan keluar dari masalah
itu.naman demikian, kita sepakat dengan kenyataan David Turney ( 1972:134)
bahwa : Dilema besar yang pokok saat ini yaitu bahwa penduduk dunia telah
sampai ketergantungan terhadap teknologi untuk mempertahankan dan
menopang kehidupan-kehidupan secara berkelanjutan. Namun selanjutnya,
penerapan praktis teknologi dan intervensinya dalam menunjang kehidupan,
cepat ataupun lambat akan merusak sumber daya alam. Dalam menghadapi
dilema yang demikian, kebutuhan kita manusia menjadi 3 kali lipat, yaitu
pertama kita harus menguasai teknologi itu, kedua menstabilkan penduduk, dan
ketiga mengembangkan tatanan sosial yang mampih hidup produktif dan
sejahtera secara terpadu, dalam ekosistem yang seimbang.
Kita tidak dapat melepaskan diri dari pemanfaatan teknologi atau lebih
luas lagi pemanfaantan IPTEK. Namun juga lingkunagn sekitar yang rusak serta
terkuras oleh penerapan dan pemanfaatan IPTEK itu, masalah ini bukan hanya
merupakanmasalah lingkunagn dan perekonomian hanya terjadi secara lokal
ditempat Anda saja melainkan telah menjadi masalah dunia atau masalah global.
Dari kutipan yang baru kita telaah, itu dapat diketahui bah wa IPTEK
bukan segala-galanya. Pada akhirnya, masalah global tadi berbalik kepada kita.
Bagaimana kita mampu mengembangkan pranata sosial untuk mengendalikan
IPTEK tadi sesuai dengan asas keseimbangan dan kelestarian? Perubahan dan
pengenbangan aspek-aspek yang bersifat fisik material saja, tidak memecahkan
14
masalah. Oleh karena itu, harus dikembalikan kepada manusia sendiri, terutama
kepada akhlaknya kesenjangan, kerusakan, dan masalah-masalah yang terjadi
dalam kehidupan serta lingkungannya itu. Menurut H.S.D Cole (1973:117)
Kenyataan menunjukan bahwa bukan hanya pencemaran udara oleh debu,
pencemaran oleh zat kimia, pencemaran suara, pencemaran air, dan tanah
semata-mata, melainkan yang lebih penting adalah pencemaran moral, hal-hal
yang bertentangan dan tidak diindahkannya peraturan, sebagian indikator
dalanm berbagai argumentasi kerudsakan lingkungan yang menjadi dasar
pernyataan kemajuan ekonomi dan teknik.
Pencemaran moral dan penyimpangan-penyimpangan dari aturan yang
berlaku terhadap ketentuan penegembangan serta pemanfaatan lingkungan “
seolah-olah” diabaikan. Oleh karena itu, H.S.D. Cole (1973:1178) selanjutnya
mengemukakan: Kesinambungan Renaisans, rasionalisme, kapitalisme, dan
pemujaan serta penyanyjungan ilmu hal itu boleh saja. Namu dewasa ini,
keadaan yang demikian telah tercaspai, apakah yang harus kita lakukan
selanjutnya? Cobalah hidupkan kembali kearifan dan kecintaan terhadap
keindahan pada diri masing-masing serta disekitar kita.hanyalah revolusi moral
yang dapat membimbing manusia kembali kepada kebenaran yang selama ini
telah menghilang.
Dalam kondisi global yang penuh dengan kesenjangan, masalah dan
tantangan, baik ekonomi, sosial, budaya, politik, maupun lingkungan hidup,
pengembangan dan pembinaan akhlak menjadi kunci penyelamay]tan kehidupan
dengan lingkunagnnya. Oleh karena itu, untuk menghadapi perspektif global
ekonomi berupa perekonomian pasar bebas, berakhirnya kawasan ekonomi maju
dari Atlantik ke Pasifik, dan kebangkitan ekonomi Asia Afrika, kita bangsa
Indonesia wajib siap mental dengan akhlak yang tinggi. Tantangan global
dibidan ekonomi tidak akan kunjung reda. Penyiapan SDM generasi muda
indonesia menghadapi abad XXI dengan arus globalnya wajib dirintis sedini
mungkin. Sikap mental wiraswasta harus menjadi ciri SDM mendatang.
15
pihak yang berinteraksi bisa sama atau juga berbeda. Interaksi antar produsen
dan konsumen motifnya sama-sama ekonomi, namun tujuan mereka berbeda.
Produsen bertujuan menghasilkan dan menjual, sedangkan konsumen ingin
memiliki dan membeli.
Sebagai dampak kemajuan penerapan dan pemanfaatan IPTEK di bidang
komunikasi dan transportasi, interaksi sosial ini makin intensif dan makin
meluas. Interaksi sosial yang langsung (tatap muka) dan tidak langsung melauli
berbagai media yang makin intensif serta makin meluas, membawa perubahan
sosial, kemajuan sosial yang berdampak luas terhadap opini, kecerdasan, nalar,
dan wawasan manusia yang mengalaminya. Pengetahuan, ilmu dan pengenalan
teknologi terbawa oleh satu pihak kemudian diterima oleh pihak lain melalui
berbagai media, berdampak luas terhadap tatanan sosial baik itu material
maupun non-material. Hal-hal yang demikian tidak hanya berdampak lokal
regional nasional, melainkan juga berdampak global. Hal-hal yang berdampak
positif dalam kehidupan sosial seperti pertukaran pengalaman, pertukaran
kemampuan, pertukaran nilai dan sebagainya wajib disyukuri. Namun, dari arus
global dan interaksi sosial baik langsung maupun tidak langsung tentu saja ada
yang wajib diwaspadai, seperti pergaulan bebas, pemakaian obat terlarang,
kebiasaan minum-minuman keras, dan sebagainya yang menjadi racun bagi
kehidupan sosial.
Keberadaan media elektronik dengan suasana terbuka pada kondisi
global saat ini tidak lagi dapat dibendung. Pembendungannya terletak pada
akhlak, mental, dan moral yang kuat pada diri masing-masing terutama pada diri
pembuat keputusan keputusan di tingkat nasional dan internasional. Sosiologi
yang oleh Horton dan Hun (1976: 22) didefinisikan sebagai studi ilimiah tentang
kehidupan sosial umat manusia, harus mengembangkan kemampuan perspektif
global dalam menyimak masalah-masalah global yang mengancam kehidupan
umat manusia, yang selanjutnya mengembangkan metode-metode operasional
alternatif pemecahan masalah tadi.
20
DAFTAR PUSTAKA