“SEJARAH PENDIDIKAN”
Oleh:
Andina Dea Saffina (190731638487)
Fahreza Nur Azizah (190731638503)
Lady Abrenda (190731638408)
Ridlo Kurniawan (190711637320)
Riska Endah Cahyani (190711637322)
Robbi Maulana Malik Huda (190731638492)
Sofyan Santoso (190711637313)
Terry Hudya Akbar (190731638485)
Vidiana Indra Purwaningsih (190711637321)
Wiranti Ayuning Safitri (190731638497)
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia dan rahmat-Nya, kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Sejarah
Pendidikan” dengan lancar. Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan . Rasa terima kasih kami tidak
terkirakan kepada yang terhormat Ibu Nur Anisa, M.Pd selaku pembimbing materi
dalam pembuatan makalah ini, serta semua pihak yang telah mendukung dalam
penyusunan makalah ilmiah ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Harapan
kami bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah
wawasan dan pengetahuan tentang Sejarah Pendidikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dengan
keterbatasan yang kami miliki.Oleh karena itu, dengan lapang dada dan tangan terbuka
kami menerima saran maupun kritik dari pembaca sehingga kami dapat memperbaiki
kesalahan yang ada dalam makalah kami.Akhirnya penyusun mengharapkan semoga
dari makalah ini dapat diambil hikmat dan manfaatnya sehingga dapat memberikan
inspirasi bagi para pembaca.
Penyusun
Daftar Isi
Daftar Isi……………………………………………………………………………………….
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………………………
1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………
1.3 TUJUAN…………………………………………………………………………………
PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH PENDIDIKAN DI DUNIA…………………………………………………
2.2 PENDIDIKAN MASA PERJUANGAN……………………………………………….
2.3 PENDIDIKAN MASA PEMBANGUNAN……………………………………………
2.4 PENDIDIDKAN MASA REFORMASI……………………………………………….
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN………………………………………………………………………….
DAFTAR RUJUKAN……………………………………………………………………….
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1.3.1 Mengetahui bagaimana perkembangan sejarah di dunia
1.3.2 Mengetahui perkembanagan sejarah pendidikan di Indonesia pada masa perjuangan
1.3.3 Mengetahui perkembangan sejarah pendidikan di Indonesia pada masa pembangunan
1.3.4 Mengetahui perkembangan sejarah pendidikan di Indonesia pada masa reformasi
PEMBAHASAN
Pendidikan dunia telah lama sekali adanya. Mulai dari zaman purba dan zaman yunani
purba, kemudian zaman hellenisme tahun 150-500 SM, ke zaman pertengahan 500-1500-an,
zaman reformasi dan kontra reformasi pada tahun 1600-an. Sejarah pendidikan pada zaman
purba belum banyak memberi kontribusinya kepada pendidikan pada zaman sekarang ini.
Oleh karena itu, pendidikan pada zaman ini sedikit diragukan. Sedangkan sejarah pendidikan
pada zaman yunani purba dipengaruhi oleh ahli pendidiknya pada saat itu seperti :
1. Plato.
Memiliki tujuan dalam pendidikan yaitu :
Membentuk warga Negara secara teoritis dan praktis, untuk mengabdi pada negaranya
oleh sebab itu pendidikan diselenggarakan oleh Negara.
Membentuk manusia supaya mempergunakan akalnya dengan bijaksanan.
Membentuk manusia berkehendak untuk menopak sifat keberaniannya
Memunculkan hasrat manusia yaitu memiliki rasa keingin tahuan
2. Pyhtagioras.
Memiliki tujuan pendidikan untuk membentuk manusia susila, karena menurutnya manusia
sejak kecil mempunyai kecenderungan berbuat jahat.
3. Socrates.
Bertujuan untuk membawa manusia pada kebijakan.
4. Aristoteles
Berpendapat bahwa dalam pendidikan harus mengenal pembawaan dan kecenderungan anak
supaya ia mendapat bimbingan sebaik-baiknya.
1. Prancis Bacon
Kemudian pada abad ke-18 berkembanglah paham rasionalisme. Aliran ini bertujuan
memberikan kekuasaan bagi manusia untuk berfikir sendiri dan bertindak untuk dirinya.
Karena latiha-latihan yang diperlukan untuk mempertkuat akal atau resiko.
Tokoh pada abad ke-18 yang menunjukkan bukti pendidikan ialah :
1. John Locke
Dengan teorinya yang terkenal ialah teori taularasa atau a blank sheet of paper. Proses belajar
menurut Jhon Locke ada tiga langkah, yaitu:
3. Frobel
Frobel bermaksud mengembangkakn semua kapasitas dan kekuatan yang laten pada anak-
anak. Frobel yakin, anak-anak lahir berbekal potensi-potensi. Tujuan pendidikannya adalah
mengembangkan semua potensi itu akan menjadi aktual.
Pendidikan probel adalah perkembangan yang diawasi. Titik berat pendidikannya adalah
kreativitas. Artinya agar pendidikan anak berhasil dengan baik, dibutuhkan kreaifitas anak itu
sendiri mengembangkan dirinya. Tujuan akhir pendidikan Frobel adalah mencapai integritas
diri dengan alam atau kosmos ini, sesuai dengan kehendak Tuhan penciptanya.
Tokoh terakhir dari aliran developmental adalah Stanli Hall. Tujuan pendidikannya adalah
mengembangkan semua kekuatan-kekuatan yang ada sehingga memperoleh keperibadian
yang harmonis. Dari keempat pandangan tokoh pendidik developmentalisme ini dapat
disarikan konsep-konsepnya sebagai berikut:
a. Mengaktualisasi semua potensi
b. Cara-cara untuk mewujudkan tujuan diatas
Zaman Nasionalisme pada abad selanjutnya sebagai upaya membentuk patriot-patriot
bangsa, mempertahankan bangsa dari imperialisme, antara lain perang-perang yang
dilakukanoleh Kisar Napoleon. Tokoh-tokohnya antara lain La Chalotais di Perancis, Fichte di
Jerman, dan Jefferson di ameriak serikat. Tujuan pendidikan mereka adalah untuk menjaga,
memperkuat, dan mempertinggi kedudukan negara. Yang diutamakan negara adalah:
1. Pendidikan sekuler
2. Pendidikan jasmani
3. Pendidikan kejuruan
Untuk mensukseskan pendidikan-pendidikan tersebut maka diadakaan pendidikan berikut :
1. Bahasa dan kesusastraan nasional
2. Pendidikan kewarganegaraan
3. Lagu-lagu kebangsaan
4. Sejarah negara
5. Geografi Negara
6. Pendidikan jasmani
Di Jerman oleh Hitler, di Italia oleh Musolini, dimana pendidikan nasional juga digerakan
diluar sekolah. Akibat negatif pendidikan ini adalah munculnya Chaufinisme di Jerman, yaitu
kegilaan terhadap tanah air, yang menimbulkan bencana perang dunia I.
Abad ke-19 ditandai oleh liberalisme dan positivisme. Bukti-bukti liberalisme antara lain
sekolah sekolah dipakai untuk memperkuat kedudukan penguasa pemerintahan.yang banyak
pengetahuan dialah yang berkuasa, yag mengarah ke individualisme.
Sebagai reaksi terhadap dampak liberalisme, positivisme, dan individualisme, munculah
aliran sosial dalam pendidikan pada abad ke-20. tokoh-tokohnya ialah Paul Natorp dan george
Kerchensteiner di Jerman serta John Dewey, di amerika serikat. Tokoh ini berpendapat
masyakat mempunyai arti yang lebih esensial daripada individu.
Buku-buku John Dewey yang terkenal dalah (1) The School and societi tentang tujuan
sosial dan sekolah, dan (2) How The Think. Deweyberpendapatbahwa segala sesuatu harus
ditimbang menurut kegunaan praktisnya bagi kehidupan sosial.
Proses belajar mengajarnya mempunyai dua aspek:
a. Aspek Psikologis
b. Aspek Sosiologis
Ahli pendidik lain yang juga terkenal pada abad ke-20 adalah Maria Montessori, Ovide
Decroly, dan Hellen Parkurst. Montessori. Masa peka ini memberi dorongan untuk aktif
sendiri. Sekolah perlu menyediakan bermacam-macam alat untuk:
1. Melatih fungsi motoris
2. Melatih fungsi sensoris
3. Belajar bahasa
Tokoh-tokohnya antara lain La Chalotais di Perancis, Fichte di Jerman, dan Jefferson di
ameriak serikat. Tujuan pendidikan mereka adalah untuk menjaga, memperkuat, dan
mempertinggi kedudukan negara. Yang diutamakan negara adalah:
a. Pendidikan sekuler
b. Pendidikan jasmani
c. Pendidikan kejuruan
1.2 PENDIDIKAN ZAMAN PERJUANGAN
Sebelum datangnya Portugis, Belanda ataupun Jepang. Indonesia sudah menegenal
tentang Pendidikan walaupun Pendidikan tersebut sangat mendasar, yaitu Pendidikan dalam
keluarga maupun agama. Selain membawa pengaruh dalam bidang ekonomi, tentunya
Belanda dan Jepang juga membawa dampak lain, termasuk Pendidikan di Indonesia ini. Baik
untuk “mereka” ataupun untuk warga pribumi. Antara Belanda dan Jepang tentunya
mengalami banyak perbedaan dalam aturan dan dampaknya bagi warga Indonesia.
A. Masa Belanda
Kedatangan Bangsa Belanda awalnya hanyalah untuk bagian dari kegiatan
perdagangannya. Namun, karena adanya keinginan mempunyai hasil yang lebih banyak, maka
lambat laun bangsa Belanda mulai meguasai Indonesia. Baik dalam segi ekonomi, social-
politik, bahkan Pendidikan warganya. Awalnya Pendidikan memang diperkenankan untuk
para penerus generasi bangsa Belanda sendiri, mengingat hal ini akan menguntungkan bangsa
Belanda kedepannya. Namun, kemudian bangsa Belanda mulai memperkenalkan
pendidikannya kepada bangsa Indonesia, dengan sasaran putra bangsawan dan para priyayi
ataupun anak-anak yang mempunyai orang tua sangat berkecukupan dengan tujuan untuk
dijadikan sebagai pegawai bawahan Belanda atau teknisi dari infrstruktur yang nantinya akan
menguntungkan pihak Belanda serta misi untuk menyebarkan agama Kristen.
Didorong oleh kebutuhan praktis berkaitan dengan pekerjaan diberbagai bidang,
Belanda mendirikan sekolah-sekolah untuk rakyat Indonesia dengan tujuan menghasilkan
pegawai-pegawai rendahan baik sebagai pegawai negeri maupun swasta. Adapun
kecenderungan pendidikan masa kolonialini adalah: 1) membiarkan terselengarakannya
pendidikan islam tradisional serta membantu mendirikan madrasah Islam di Nusantara, 2)
mendirikan sekolah Zending (mizionaris) yang bertujuan menyebarkan agama kristen.
Adapun ciri khas pendidikannya antara lain: 1) dualistic diskriminatif, 2) sentralistik, 3) tujuan
pendidikan untuk menghasilkan tamatan sebagai warga negara Belanda kelas dua.
Penerapan Pendidikan yang dilakukan Belanda juga mengandung unsure diskriminasi
dimana Anak-anak Belanda lebih di utamakan pendidikannya daripada Anak-anak Pribumi.
Dengan tingkatan kelas pertama anak-anak Belanda, kedua anak-anak Cina dan Arab dan
ketiga adalah Pribumi (bangsawan dan priyayi). Pendidikan yang ada di Indonesia pada masa
perjuangan (Belanda) antara lain:
Eropa :
a. Els (Europeesche Lagere School)
Lembaga Pendidikan ini di bangun pada 24 Februari 1817 di Batavia merupakan
Lembaga pertama yang di tujukan keberadaannya untuk anak-anak Netherlands.
Lama Pendidikan ini adalah 6 tahun dan merupakan Pendidikan dasar.
b. Gymanasium III
Merupakan Lembaga yang di bangun pada tahun 1860 di Batavia. Lembaga ini
setara dengan sekolah menengah yang lama waktu belajarnya adalah 6 Tahun.
c. HBS (Hooger Burger School)
HBS merupakan pengganti dari Gymanasium yang di bangun pada tahun 1867
sekarang menjadi (ITS). HBS mempunyai dua cabang pembelajaran, yaitu 3 tahun
dan 5 tahun. Dimana 3 tahun di arahkan untuk kejuruan dan 5 tahun untuk
meneruskan di universitas.
d. MULO
MULO merupakan Lembaga Pendidikan yang setaratingkatannyadengan HBS
yaitu Lembaga sekolah menengah. Dibangun pada 1903 dan memiliki lama belajar
3 tahun.
e. AMS (AlgemeeneMiddlebare School)
Merupakan Lembaga lanjutandari MULO yang dibangun pada 1919. Lama
belajarnya 3 tahun ,setara dengan sekolah menengah atas atau sekolah kejuruan
pada masa nya.
f. Universitas
Universitas pada waktu itu antara lain: Kedokteran Batavia (1927),
InsitutTeknologi Bandung (1920), Recht Hoge School (1924).
Pribumi :
a. HIS ( Hollandsche Indische School)
Lembaga paling dasar bagi pribumi adalah HIS ,dimana lama belajar dari HIS ini
adalah 7 tahun, yang lulusannya bisa setara dengan lulusan HBS yang merupakan
sekolah menengah.
b. Sekolah Desa
Sekolah ini merupakan sekolah yang di danai oleh masyarakat atau warga sendiri.
Dimana sekolah ini tidak mengenalkan Bahasa Belanda sama sekali. Lama dari
sekolah ini adalah 3-4 tahun.
c. Sekolah lanjutan
Sekolah ini sangat bermanfaat bagi warga pribumi yang telah lulus dari sekolah
desa. Karena sekolah ini memuat pelajaran Bahasa Belanda di dalamnya, sehingga
memudahkan warga pribumi nantinya untuk masuk ke kejuruan ataupun
universitas. Lama belajarny adalah 2-3 tahun dan dibangun pada 1921.
B. MASA JEPANG
Jepang masuk ke Indonesia pada tahun 1942 yang pada masa itu sedang terjadi Perang
Dunia sehingga berimbas pada pemerintahan Jepang yang bersifat militeristik. Dalam misinya
menguasai Indonesia, Jepang banyak melakukan perubahan. Termasuk dibidang pendidikan,
penyelenggaraannya ditujukan untuk menghasilkan tentara yang siap memenangkan perang
bagi Jepang. Selain itu, di bidang pendidikan secara luas ada beberapa segi positif dari
penjajahan Jepang di Indonesia antara lain: a) Jepang telah menghapus dualisme pendidikan
dari penjajah Belanda dan menggantikannya dengan pendidikan yang sama bagi semua orang,
b) pemakaian bahasa Indonesia secara luas diinstrusikan oleh Jepang untuk di pakai di
lembaga-lembaga pendidikan, di kantor-kantor dan dalam pergaulan sehari-hari. Bahas Jepang
sebagai bahasa kedua sedang bahasa Belanda dilarang, c) Jepang mendirikan sekolah guru
dengan sistem pembinaan indoktrinasi mental ideologis, d) pembinaan murid dan para
pemuda dilakukan dengan senam pagi (taiso).
Jepang merupakan bangsa yang datang ke Indonesia setelah bangsa Belanda.
Kedatangan Jepang tidak hanya membawa pengaruh baik bagi bangsa Indonesia atas
terlepasnya jajahan bangsa Belanda. Namun juga membawa pengaruh bagi tradisi dan
Pendidikan islam di Indonesia, dapat diketahui melalui lagu kimigayo, yaitu lagu kebangsaan
Jepang dan upacara seikerei yaitu upacara membungkukkan badan kepada kaesar Jepang,
Tenno Neika yang dianggap sebagai keturunan Dewa Matahari.
Pada masa Jepang,kebijakan kurikulum dipengaruhi oleh kebijakan Jepang. Misalnya
pergantian dari Pendidikan agama ke Pendidikan Shinto. Selain itu, upaya lain untuk membuat
Indonesia berada dalam tekanan Jepang adalah denganmengatur system kelembagaan
Pendidikan, metodologi Pendidikan, dan metodologi pengajaran. Dan kurikulum ini juga lebih
mengarah pada memenangkan peperangan Jepang di PD II. System Pendidikan Jepang antara
lain :
a. Kokumin Gakko (Sekolah Rakyat)
KG merupakan sekolah dasar pertama yang lama studinya dalah 6 tahun. SR juga
merupakan Pendidikan dasar yang setara dengan KG yang diperuntunkan bagi
pribumi dari sekolah dasar 3 atau 5 di masa Hindia Belanda
b. Pendidikan Lanjutan
Merupakan tingkatan menengah pertama ( Shoto Chu Gakko) dan sekolah
menengh tinggi (Koto Chu Gakko) yang lama studinya masing-masing 3 tahun.
c. Pendidikan Kejuruan
Contoh Pendidikan kejuruan ini antara lain adalah : bidang pertukangan, bidang
pelayaran, Pendidikan Teknik, dan pertanian
d. Pendidikan tinggi
Merupakan Pendidikan setelah Pendidikan lanjutan dan Pendidikan kejuruan.
Selain itu juga tersedia kursus bagi calon tenaga pengajar yang nantinya akan di jadikan guru
dalam sekolah tersebut, antara lain:
a. Sjootoo Sihan Gakko
Merupakan sekolah yang di peruntunkan untuk guru sekolah dasar, lama belajar
nya adalah 2 tahun.
b. Cutoo Sihan Gakko
Merupakan sekolah yang di peruntutkan bagi calon guru menengah. Lama
belajarnya adalah 4 tahun.
c. Kootoo Sihan Gakko
Merupakan sekolah yang disiapkan bagi calon guru menengah tinggi dengan lama
studi 6 tahun.
Kebijakan Orde Baru yang lebih menyedihkan terhadap pendidikan adalah sistem
doktrinisasi. Yaitu sebuah sistem yang memaksakan paham-paham pemerintahan orde
baru agar mengakar pada benak anak-anak. Bahkan dari sejak sekolah dasar sampai
pada tingkat perguruan tinggi, diwajibkan untuk mengikuti penetaran P4 yang berisi
tentang hapalan butir-butir Pancasila. Proses indoktrinisasi ini tidak hanya
menanamkan paham-paham orde baru, tetapi juga sistem pendidikan masa orde baru
yang menolak segala bentuk budaya asing, baik itu yang mempunyai nilai baik
ataupun mempunyai nilai buruk.
MBS adalah model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada
sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara
bersama/partisipatif. Untuk memenuhi kebutuhan sekolah atau untuk mencapai tujuan
sekolah dalam kerangka pendidikan nasional. Otonomi diartikan kemandirian, artinya
otonomi sekolah adalah kewenangan sekolah untuk mengatur dan mengurus kebutuhan
warga sekolah yang didukung kemampuan tertentu sesuai dengan peraturan perundang
undangan pendidikan nasional yang berlaku. Manajemen Berbasis Sekolah merupakan
manajemen yang bernuansa otonomi, kemandirian dan demokratis.
1. Otonomi
2. Kemandirian
3. Demokratif
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas, bisa disimpulkan bahwa proses pendidikan dari masa ke
masa semakin berkembang. Hal ini dipengaruhi oleh jasa para tokoh-tokoh dalam dunia
pendidikan. Misalnya, di Yunani, terdapat ilmuwan Plato, Aristoteles, maupun Socrates.
Sedangkan di Indonesia sendiri memiliki tiga penggolongan masa, yakni Masa Perjuangan
(Zaman Belanda dan Jepang), Masa Pembangunan (Orde baru), dan Masa Reformasi. Dan di
setiap masanya, memiliki tujuan dan pencapaian yang berbeda. Dengan mengetahui sejarah
pendidikan di berbagai tempat, kita menjadi lebih mengerti bahwa pendidikan ada sejak
zaman dahulu. Dan menunjukkan bahwa pendidikan itu penting untuk dimiliki semua orang.
DAFTAR PUSTAKA