Dosen Pengampu:
Prof. Dr. R. Madhakomala M. Pd
Disusun oleh:
Karolina Sembiring NIM. 1503623008
Shafa Az Zahra Diantra NIM. 1523423044
Nahdhatan Nurliyaddin NIM. 1506623043
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2024
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT., karena berkat rahmat dan
karunianya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Memahami sejarah dan
pemikiran tokoh-tokoh pendidikan Internasional yang berpengaruh”.
Tak lupa penulis ucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada Ibu Prof. Dr.
R. Madhakomala M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Wawasan Pendidikan yang telah
memberi penulis kesempatan dan dukungan sebagai bentuk dorongan untuk menyelesaikan
makalah ini.
Sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. yang jauh dari kata sempurna, penulis memohon
maaf apabila terjadi kekurangan atau kesalahan dalam penulisan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
Cover ..................................................................................................................................
Kata Pengantar ................................................................................................................. i
Daftar Isi ............................................................................................................................ ii
Bab I Pendahuluan ........................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan ............................................................................................... 2
Bab II Pembahasan ........................................................................................................... 3
A. Sejarah Pendidikan Internasional ......................................................................... 3
B. Tokoh - Tokoh Pendidikan Internasional ............................................................. 6
Bab III Kesimpulan .......................................................................................................... 19
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 19
B. Saran ......................................................................................................................... 20
Daftar Pustaka .................................................................................................................. 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan
manusia dan perkembangan masyarakat. Seiring dengan perkembangan
zaman, berbagai teori dan pemikiran tentang pendidikan terus berkembang
dan berevolusi. Tokoh-tokoh pendidikan internasional telah memberikan
kontribusi yang signifikan dalam membentuk teori dan praktik pendidikan
di berbagai belahan dunia.
1
mengembangkan pemikiran mengenai hubungan interpersonal dalam proses
belajar-mengajar.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini yaitu
berkaitan tentang :
1. Bagaimana perkembangan sejarah pendidikan internasional?
2. Bagaimana pemikiran pendidikan menurut para tokoh-tokoh
internasional, seperti Gagne, Dewey, Vygotsky, Mezirow, Paulo
Freire, dan Langeveld telah memberikan kontribusi yang
monumental dalam perkembangan teori dan praktik pendidikan
secara global?
C. Tujuan Pembahasan
Bersumber dari rumusan masalah yang sudah dirancang, maka
tujuan pembahasan makalah ini sebagai berikut :
1. Memahami tentang perkembangan sejarah pendidikan internasional
2. Mengetahui pemikiran pendidikan menurut para tokoh-tokoh
internasional, seperti Gagne, Dewey, Vygotsky, Mezirow, Paulo
Freire, dan Langeveld
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Zaman Realisme
Realisme menghendaki pikiran yang praktis (Pidarta, 2009:
111-14). Menurut aliran ini, pengetahuan yang benar diperoleh tidak
hanya melalui penginderaan semata (Jocke), tetapi juga melalui
persepsi penginderaan (Mudyahardjo, 2012: 117). Pendidikan pada
zaman Realisme ini yang menjadi tokohnya adalah Francis Bacon
dan Johann Amos Comenius. Sedangkan prinsip-prinsip pendidikan
yang dikembangkan pada zaman ini meliputi:
● Pendidikan lebih dihargai daripada pengajaran, Pendidikan
harus menekankan aktivitas sendiri,
● Penanaman pengertian lebih penting daripada hafalan,
Pelajaran disesuaikan dengan perkembangan anak,
● Pelajaran harus diberikan satu per satu, dari yang paling
mudah,
● Pengetahuan diperoleh dari metode berpikir induktif (mulai
dari menemukan fakta-fakta khusus kemudian dianalisa
sehingga menimbulkan simpulan) dan anak-anak harus
belajar dari realita alam,
● Pendidikan bersifat demokratis dan semua anak harus
mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar (Pidarta,
2009: 111-114).
3
2. Zaman Rasionalisme
Aliran Rasionalisme ini memberikan kekuasaan pada
manusia untuk berfikir sendiri dan bertindak untuk dirinya, karena
itu latihan sangat diperlukan pengetahuannya sendiri dan bertindak
untuk dirinya. Paham ini muncul karena masyarakat dengan
kekuatan akalnya dapat menumbangkan kekuasaan Raja Perancis
yang memiliki kekuasaan absolut.
3. Zaman Naturalisme
Zaman Naturalisme adalah merupakan reaksi terhadap aliran
Rasionalisme, pada abad ke-18 muncullah aliran Naturalisme
dengan tokohnya, J. J. Rousseau. Aliran ini menentang kehidupan
yang tidak wajar sebagai akibat dari Rasionalisme, seperti korupsi,
gaya hidup yang dibuat-buat dan sebagainya. Naturalisme
menginginkan keseimbangan antara kekuatan rasio dengan hati dan
alamlah yang menjadi gurr, sehingga pendidikan dilaksanakan
secara alamiah (pendidikan alam) (ibid.: 115-116). Naturalisme
menyatakan bahwa manusia didorong oleh kebutuhan-
kebutuhannya, dapat menemukan jalan kebenaran di dalam dirinya
sendiri (Mudyaharjo, 2012: 116).
4. Zaman Developmentalisme
4
Zaman Developmentalisme berkembang pada abad ke-19.
Aliran ini memandang pendidikan sebagai suatu proses
perkembangan jiwa sehingga aliran ini sering disebut gerakan
psikologis dalam pendidikan. Tokoh-tokoh aliran ini adalah:
Pestalozzi, Johan Fredrich Herbart, Friedrich Wilhelm Frobel, dan
Stanley Hall. Konsep pendidikan yang dikembangkan oleh aliran ini
meliputi:
● Mengaktualisasi semua potensi anakyang masih laten,
membentuk watak susila dan kepribadian yang harmonis,
serta meningkatkan derajat social manusia.
● Pengembangan ini dilakukan sejalan dengan tingkat-tingkat
perkembangan anak (Pidarta, 2009: 116-20) yang melalui
observasi dan eksperimen (Mudyahardjo, 2012: 114).
● Pendidikan adalah pengembangan pembawaan (nature) yang
disertai asuhan yang baik (nurture).
● Pengembangan pendidikan mengutamakan perbaikan
pendidikan dasar dan pengembangan pendidikan universal
(Mudyaharjo, 2012: 114).
5. Zaman Nasionalisme
Zaman Nasionalisme muncul pada abad ke-19 sebagai upaya
membentuk patriot-patriot bangsa dan mempertahankan bangsa dari
kaum imperialis. Tokoh-tokohnya adalah La Chatolais (Perancis),
Fichte (Jerman), dan Jefferson (Amerika Serikat). Konsep
pendidikan yang ingin diusung oleh aliran ini adalah:
● Menjaga, memperkuat, dan mempertinggi kedudukan
negara,
● Mengutamakan pendidikan sekuler, jasmani, dan kejuruan,
● Materi pelajarannya meliputi: bahasa dan kesusastraan
nasional, pendidikan kewarganegaraan, lagu-lagu
5
kebangsaan, sejarah dan geografi Negara, dan pendidikan
jasmani.
6. Zaman Sosialisme
Aliran Sosialisme ini dalam pendidikan muncul pada abad
ke-20 sebagai reaksi terhadap dampak liberalisme, positivisme, dan
individualisme. Tokoh-tokohnya adalah Paul Nartrop, George
Kerchensteiner, dan John Dewey. Menurut aliran ini, masyarakat
memiliki arti yang lebih penting daripada individu. Ibarat atom,
individu tidak ada artinya bila tidak berwujud benda. Oleh karena
itu, pendidikan harus diabdikan untuk tujuan-tujuan sosial (ibid.:
121- 124).
6
Robert Mills Gagne yaitu ilmuwan psikologi lahir pada
tahun 1916 di North Andover, MA dan meninggal pada tahun 2002.
Tahun 1937 Gagne mendapatkan gelar A.B. dari Yale serta tahun
1940 gelar Ph.D. pada bidang psikologi dari Brown University gelar
Prof. Didapatkan ketika mengajar di Connecticut Collage For
Women dari tahun 1940- 1949. Demikian juga ketika di Penn State
University dari tahun 1945-1946 dan terakhir diperolehnya dari
Florida State University. Gagne adalah pemberi pada instruksi
pembelajaran yang di implementasikan pada training pilot AU
Amerika. Datangnya teori pemrosesan informasi berawal dari
pembaharuan teori matematika, yang sudah dirancang oleh para
peneliti dengan memiliki tujuan agar bisa menilai serta peningkatan
dalam pengiriman pesan.selain itu, terjadinya keadaan mendapatkan
informasi dan penerimaan informasi pengetahuan namun kita
dapatkan pada tahap pembelajaran yang secara langsung
berkisinambungan erat dengan tahap kognitif. Untuk alasan ini, teori
pemrosesan informasi memberikan perspektif baru tentang
pemrosesan pembelajaran. Ini berjalan lebih jauh dengan teori ini
dalam persepsi, pengkodean, dan penyimpanan dalam memori
jangka panjang. Bagaimanapun, teori ini akan mempengaruhi siswa
dalam hal pemecahan masalah.(Anas Suprapto, 2015). Teori
pembelajaran pemrosesan informasi merupakan bagian dari teori
pembelajaran cybernetic. Sederhananya, menurut teori
pembelajaran cybernetic, pembelajaran adalah pemrosesan
informasi. Sebagai contoh, dalam teori ini psikologi kognitif
mempelajari proses belajar yang penting melalui hasil belajar, tetapi
yang lebih penting dari mempelajari proses belajar itu sendiri adalah
sistem informasi yang pada akhirnya menentukan peningkatan
proses belajar. Model pembelajaran yang dikembangkan oleh Gagne
didasarkan pada teori pemrosesan informasi berikut. 1) Rangsangan
yang diterima dari panca indera dikirim ke pusat saraf dan diproses
7
sebagai informasi. 2) Informasi dipilih secara selektif, sebagian
dibuang, sebagian disimpan dalam memori jangka pendek, sebagian
disimpan dalam memori jangka panjang 3) Memori ini bercampur
dengan memori yang ada dan setelah diproses Dapat disebut 4)
Memori tersebut bercampur dengan memori yang ada dan dapat
diperoleh setelah diproses. Dari penjelasan di atas, dapat
disimpulkan bahwa stimulasi dan dukungan lingkungan
meningkatkan perkembangan kemampuan kognitif manusia. Sistem
pembelajaran yang baik memastikan adanya rangsangan yang
memfasilitasi proses berpikir dan belajar serta didukung oleh
lingkungan yang membantu.
8
pembelajaran, sistem lima jenis pembelajaran, tahapan pembelajaran,
makna dalam pembelajaran, dan penerapan dalam pembelajaran.
2. John Dewey
John Dewey adalah seorang filusuf dari Amerika Serikat, penganut
aliranPragmatisme. Selain sebagai filsuf, Dewey juga dikenal sebagai kritikus
sosial dan pemikir dalam bidang pendidikan. Ia dilahirkan di Burlington Amerika,
pada tanggal 20 Oktober tahun 1859 M,
dan meninggal 1 Juni 1952 M di New York. 2 Setelah menyelesaikan studinya di
Baltimore, ia menjadi guru besar dalam bidang filsafat dan kemudian dalam bidang
pendidikan pada beberapa universitas. Sepanjang kariernya Dewey menghasilkan
40 buku dan lebih dari 700-an artikel. Dewey meninggal dunia pada tahun 1952.
Pada tahun 1879, setelah mendapat diploma ujian kandidat, ia menjadi guru selama
2 tahun. Namun kemudian dia meneruskan kuliah lagi menyelesaikan program
doktor dalam filsafat (1884).
9
2. Pemikiran Estetika
Seni sebagai Pengalaman (1934) adalah tulisan utama Dewey pada estetika. Hal ini,
menurut tempatnya dalam tradisi pragmatis yang menekankan komunitas, sebuah
studi dari objek seni individu sebagai tertanam dalam (dan tak terpisahkan dari)
pengalaman budaya lokal. Dewey mencoba untuk membenarkan koleksi istimewa
seni modern yang dirancang oleh orang kaya C.Albert Barnes di Barnes Foundation
3. Pemikiran Pendidikan
John Dewey memandang pendidikan sebagai suatu proses pembentukan
kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut tentang pikir (intelektual)
maupun daya perasaan (emosional), menuju ke arah tabiat manusia dan manusia
biasa. Berangkat dari itu maka filsafat pendidikan dapat juga diartikan sebagai teori
umum pendidikan.John Dewey menyatakan pendidikan sebagai penataan ulang
atau rekonstruksi aneka pengalaman dan peristiwa yang dialami dalam kehidupan
individu sehingga segala sesuatu yang baru menjadi lebuh terarah dan bermakna.
10
Menurut John Dewey, Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-
kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama
manusia
3. Paulo Freire
11
Pada hasil analisis pendidikan Paulo Freire dalam pembentukan karakter
yang ditinjau dari pendidikan islam ini ia menawarkan suatu konsep pendidikan
alternative atas konsep pendidikan dominan yang diterapkan dinegerinya yang
menurutnya monoton, searah dan tak dialogis. Atas dasar tersebut, Paulo Freire
pada akhirnya menawarkan suatukonsep pendidikan yaitu: Konsep Manusia,
Konsep Pendidikan Pembebasan, Konsep Penyadaran, Pendidikan Hadap Masalah,
dan Pendidikan Dialogis. (Paulo Freire, 2001).
Dalam bidang pendidikan salah satu hal mendasar yang kiranya perlu segera
diatasi adalah terkait sentralisasi peran pendidik dalam proses pembelajaran.
Seringkali proses pembelajaran yang diaplikasikan dalam pembelajaran cenderung
menunjukkan medel-model pembelajaran konsevatif. Konsevatif merupakan cara
belajar yang menempatkan pendidik sebagai actor dominan dalam proses
12
pembelajaran. Sedangkan peserta didik sebagai salah satu actor didalamnya hanya
diberikan sedikit kebebasan atau keleluasaan.
4. Mezirow
Mezirow mengembangkan teori pembelajaran transformatif
(Transformative learning). Teori transformasi muncul dalam dunia pendidikan
13
dikembangkan pertama kali oleh Mezirow pada tahun 70-an. Teori ini
dikembangkan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Mezirow pada
sekelompok wanita putus sekolah, yang bersekolah kembali setelah sekian lama
meninggalkan bangku sekolah. fokus dari penelitian adalah perubahan peranan dan
konsep diri yang terjadi pada para wanita tersebut, sebagai akibat dari hasil proses
pembelajaran. Studi tersebut menghasilkan kesimpulan adanya perubahan asumsi
dan cara berfikir (frame of reference) para wanita tersebut seiring dengan muncul
dan berkembangnya kesadaran kritis sebagai hasil dari pengalaman pembelajaran.
1. Refleksi Kritis
Individu perlu berpikir kritis tentang pengalaman mereka, yang pada
gilirannya mengarah pada transformasi perspektif. Proses ini meningkatkan
kesadaran diri dan meningkatkan tingkat pemahaman diri yang lebih dalam.
2. Pengungkapan Rasional
Komponen teori pembelajaran transformatif ini merujuk pada pengalaman-
pengalaman yang dapat menghasilkan pembelajaran transformatif. Intinya,
hal ini disajikan dalam teori dalam bentuk diskusi dengan orang lain yang
berfokus pada keyakinan dan asumsi yang dianut secara pribadi dan sosial,
yang dilakukan dengan cara yang logis dan rasional untuk menunjukkan
dengan tepat bias, titik buta, atau ketidaksesuaian yang memungkinkan
individu tersebut. untuk secara sadar mengatasinya.
3. Sentralitas Pengalaman
14
Dalam komponen terakhir teori pembelajaran transformatif Mezirow,
pengalaman tersebut mencakup apa yang dilakukan orang, apa yang mereka
yakini, apa yang dapat mereka hadapi, cara mereka bereaksi terhadap situasi
tertentu, apa yang membuat mereka rela menderita, dan terlebih lagi,
keinginan, perspektif, impian, dan keyakinan mereka. Sederhananya,
komponen ini menjelaskan kisah hidup mereka selama ini dan pengalaman
yang mereka alami.
5. Langeveld
Menurut Langeveld Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh,
perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan
anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas
hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan
oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya)
dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa.
1. Antropologi Pedagogis
Langeveld menekankan pentingnya memahami manusia sebagai makhluk
yang unik dan kompleks sebelum merancang proses pendidikan. Dia menyebut
pemahaman ini sebagai "antropologi pedagogis". Antropologi pedagogis
mempelajari hakikat manusia, perkembangannya, dan kebutuhannya dalam proses
pendidikan.
15
2. Paedagogiek
Langeveld menggunakan istilah "paedagogiek" untuk merujuk pada ilmu
pendidikan yang normatif dan filosofis. Paedagogiek berbeda dengan pedagogi,
yang lebih fokus pada aspek praktis pendidikan. Paedagogiek berusaha menjawab
pertanyaan tentang tujuan pendidikan, nilai-nilai yang mendasarinya, dan
bagaimana pendidikan seharusnya dilakukan.
5. Nilai-Nilai Kemanusiaan
Langeveld menekankan pentingnya pendidikan nilai-nilai kemanusiaan
seperti cinta kasih, toleransi, dan rasa hormat. Dia percaya bahwa pendidikan harus
membantu anak untuk menjadi manusia yang baik dan bertanggung jawab.
16
atas segala perbuatannya menurut pilihan sendiri “.berdasarkan pada
pengertian ini maka seringkali tujuan umum pendidikan di rumuskan
sebagai “ membentuk manusia priadi yang bertanggung jawab susila atas
segala perbuatannya menurut pilihannya sendiri
2. Tujuan Khusus Pendidikan.
Perumusan tujuan khusus pendidikan, merupakan penjabaran dari tujuan
umum dan didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
● karena adanya perbedaan bakat, umur dan jenis kelamin anak didik.
● karena adanya perbedaan lingkungan anak didik, misalnya
lingkungan kota dan desa, lingkungan keluarga kaya dan miskin.
● karena adanya perbedaan kesanggupan pendidik, berhubung
terbatasnya fasilitas dan alat-alat pelajaran yang tersedia.
● karena adanya perbedaan azas pendidikan dari berbagai badan
pendidikan misalnya, karena azas agama, kebangsaan, ideology dll.
● karena adanya perbedaan falsafah bangsa / masyarakat serta adanya
perbedaan cita-cita bangsa pada waktu dan tempat tertentu.
3. Tujuan Insidentil atau tujuan sesewaktu
yaitu tujuan yang ingin dicapai dengan kegiatan tertentu pada waktu
tertentu. Misalnya : mengumpulkan dana bencana alam, menyambut
pembesar negara, merayakan hari pahlawan.
4. Tujuan Sementara
yaitu tujuan yang ingin dicapai sesuai perkembangan anak pada fase
tertentu.
5. Tujuan tak Lengkap
Yaitu tujuan yang ingin dicapai berhubungan dengan aspek perkembangan
kepribadian anak. ( aspek jasmani, rohani, sosial, dsb.)
6. Tujuan Intermedia atau tujuan Perantara
yaitu tujuan yang ingin dicapai sebagai sasaran antara, untuk mencapai
tujuan pendidikan lainnya. Tujuan ini bersifat teknis dan karenanya
merupakan alat untuk mencapai tujuan yang lain. Misalnya :agar anak dapat
17
membaca lancar demi memperluas pandangan hidup dan pengetahuan;
dapat membaca lancar = tujuan sementara.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makalah ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang
sejarah dan pemikiran tokoh-tokoh pendidikan internasional yang
berpengaruh seperti Gagne, Dewey, Vygotsky, Mezirow, dan lainnya.
Dalam pembahasan tentang Gagne, penekanan diberikan pada struktur dan
sistematisasi pembelajaran, sementara Dewey menyoroti pentingnya
pengalaman dan interaksi sosial dalam pendidikan. Kontribusi Vygotsky
mengenai zona perkembangan proximal menekankan pada peran penting
interaksi sosial dalam pembelajaran, sementara Mezirow membawa konsep
transformasi perspektif dalam pembelajaran dewasa.
19
B. Saran
• Makalah ini dapat diperluas dengan membahas pemikiran tokoh
pendidikan dari berbagai negara dan budaya.
• Analisis pengaruh pemikiran para tokoh ini terhadap praktik
pendidikan di berbagai negara dapat dilakukan untuk memperdalam
makalah.
20
DAFTAR PUSTAKA
Rahman, A., Munandar, S. A., Fitriani, A., Karlina, Y., & Yumriani. (2022).
PENGERTIAN PENDIDIKAN, ILMU PENDIDIKAN DAN UNSUR
UNSUR PENDIDIKAN. Kajian Pendidikan Islam, 4-8.
21