Anda di halaman 1dari 5

RESENSI EVALUATIF

TANTANGAN PENDIDIKAN DALAM ERA GLOBALISASI: KAJIAN TEORETIK

Zen Istiarsono

Disusun oleh :

Muhammad Andi Pratama (2021390201469)

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY
GENTENG-BANYUWANGI
2021
I. TANTANGAN PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI: KAJIAN
TEORETIK

II. Pengarang Jurnal : Zen Istiarsono

Penerbit : Jurnal Intelegensia

Tahun Terbit : 2016

Tebal : 1-6 (6 Halaman)

III. PENDAHULUAN

A. Gambaran Singkat Buku/Jurnal

Salah satu persoalan nasional dalam menghadapi masa depan bersama adalah
peningkatan kemampuan pembangunan (development capability). Peningkatan ini paling
utama terletak pada kemampuan sumber daya manusia sebagai subyek sekaligus obyek dari
pembangunan itu dengan dilandasi penanaman sikap dasar yang benar terhadap usaha
pembangunan itu sendiri (Buchori, 1994: 13). Sikap dasar yang benar dan bijaksana itu
akan mampu melahirkan tindakan membangun yang sebenarnya (genuine development act)
yang membawa kepada kesejahteraan masyarakat luas, tidak hanya sekedar tindakan
membangun semu yang hanya mengejar target semata-mata.

Terkait dengan persoalan tersebut di atas, program-program pendidikan sebagai


pencetak pelaku pembangunan harus senantiasa berorientasi ke masa depan,
mengembangkan wawasan serta sikap yang futuristic sekaligus antisipatoris. Dengan itu
pendidikan akan mampu melahirkan generasi yang dewasa, peka serta peduli terhadap
problematika yang akan muncul di masa depan. Di sisi lain pendidikan demikian akan
mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang berakselerasi dengan sangat
cepat yang pada gilirannya akan dapat mengubah cara dan gaya hidup manusia.

Socrates seorang filsuf besar mengatakan, setiap manusia pada dasarnya telah
mempunyai pengetahuan dan yang perlu dilakukan adalah bagaimana menggali
pengetahuan yang sudah ada itu. Socrates memandang orang lain bukan sebagai “bejana
kosong”, melainkan subjek yang berpengetahuan (Marcel J. Mandagi, 1999). Dalam bahasa
Paulo Freire, murid bukanlah “bank”, yang berfungsi menyimpan tabungan pengetahuan
dan hafalan gurunya. Seorang siswa hendaknya mampu menyingkap realitas secara terus
menerus, berfikir kritis terhadap realitas, mencari pengetahuan sendiri dan menemukan
dirinya sendiri (Paulo Freire, 2000: 63-66).
Para pelaku dan pemikir pendidikan sudah sejak lama membicarakan peningkatan
mutu pendidikan karena akan sangat berpengaruh terhadap mutu anak didik (Djiwandono,
2001: 27). Diskusi tentang kualitas pendidikan tidak saja menarik para praktisi pendidikan
tetapi juga para pemerhati pendidikan. Mereka membahas sejak dari paradigma yang
dipakai menyusun konsepsi peningkatan pendidikan, upaya-upaya membangun mutu
proses penyelenggara pendidikan, sampai dengan takaran mutu pendidikan

Di lembaga pendidikan formal (sekolah) paling tidak ada empat hal pokok yang
perlu mendapat perhatian berkait dengan peningkatan mutu pendidikan. Keempat hal
tersebut adalah:

1) pengenalan secara jelas visi, misi dan tujuan pendidikan,


2) jabaran upaya peningkatan mutu pendidikan,
3) sumber daya pendukung (komponen penyelenggara sekolah), dan
4) cakupan keterlibatan faktor eksternal (Abbas, 1998).

Keempat hal ini saling mempengaruhi satu dengan yang lain, dan harus bergerak secara
simultan dan bersama-sama.

IV. ISI RESENSI

Menuliskan informasi yang utuh terhadap sebuah karya tulis sehingga orang lain
dapat mengetahui isi dan gambaran umum dari buku yang dimaksud dalam Jurnal
Tantangan Pendidikan Dalam Era Globalisasi Kajian Teoretik ini. Globalisasi merupakan
tanda perubahan besar di kehidupan umat manusia dimana masyarakatnya merupakan
masyarakat transisi. Bagi negara hal tersebut menunjukan perubahan dari masyarakat yang
berdasarkan pola kehidupan agraris menuju masyarakat industry dan informasi dengan
pola-pola yang berbeda. Berbagai analisis mengindentifikasi kekuatan global tersebut pada
4 hal, yaitu:

1) Kemajuan IPTEK di bidang informasi dan inovasi baru yang mempermudah


kehidupan manusia.
2) Perdagangan bebas yang ditunjang oleh IPTEK.
3) Kerjasama regional dan internasional antar bangsa.
4) Meningkatnya kesadaran terhadap HAM dan kesadaran bersama dalam demokrasi.

Sikap yang paling bijaksana menghadapi globalisasi adalah mempersiapkan diri


sebaik-baiknya, sehingga dapat memanfaatkan peluang yang terbuka di dalamnya. Tanpa
modal pengetahuan orang (bahkan bangsa dan negara) akan dipinggirkan dan ditinggalkan,
sebaliknya dengan modal pengetahuan yang luas dan baik dapat menjadi pemenang dalam
berbagai aktivitas kehidupan. Oleh karena itu, kita dituntut mengikuti jaringan sistem
budaya, ekonomi, pasar, komunikasi, dan pengetahuan.

Menurut Paulo Freire konsep pendidikan saat ini dimana murid hanya sebagai
tempat menabung dan guru sebagai penabungnya, tidak ada dialog, yang ada guru
memberikan pelajaran, murid menerima, mengulang, menghafal, dan mengikuti semua
petunjuk guru hal ini diistilahkan dengan “gaya bank”. Secara umum gambaran gaya bank
ini adalah sebagai berikut: (1) guru mengajar, murid diajar, (2) guru mengetahui segala
sesuatu, murid tidak mengetahui apa-apa, (3) guru berfikir, murid difikirkan, (4) guru
bercerita, murid patuh mendengarkan, (5) guru menentukan peraturan, murid diatur, (6)
guru memilih dan memaksakan pilihannya, murid menyetujui, (7) guru berbuat, murid
membayangkan dirinya berbuat melalui perbuatan gurunya, (8) guru memilih bahan dan
isi pelajaran, murid (tanpa diminta pendapat/persetujuannya) menyesuaikan diri dengan
pelajaran itu, (9) Guru mencampuradukkan kewenangan ilmu pengetahuan dan
kewenangan jabatannya, yang ia lakukan untuk menghalangi kebebasan murid, dan (10)
guru adalah subyek dalam proses belajar, murid adalah obyek belaka.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan kondisi pendidikan formal kita yang diatas, sepertinya kita harus mengkaji
ulang kurikulum-kurikulum yang pernah maupun yang sedang berjalan saat ini dan perlu
disiapkan guru-guru yang berdedikasi dan memilki kemampuan yang cukup memadai
sesuai dengan bidang masing-masing. Hal ini untuk mengantisipasi era globalisasi yang
terus berjalan, sehingga dari pendidikan formal kita dapat menghasilkan sumber daya
manusia yang siap pakai dan mampu bersaing di era globalisasi ini. Berkaitan dengan
penjelasan-penjelasan di atas bila dihubungkan dengan dunia pendidikan ada beberapa hal
yang harus diperhatikan pada era globalisasi ini yakni: pertama, dunia kehidupan sudah
sangat terbuka dan membentuk jaringan kerja sedemikian kompleks dalam sistem dunia.
Kedua, mutu kompetensi yang berisi pengetahuan, kecakapan hidup, dan nilai. Ketiga,
kompetensi holistik, utuh, dan general (lintas disiplin). Keempat, sebagai konsekuensi logis
Sumber Daya Manusia. Kelima, dibutuhkan Sumber Daya Manusia yang peka terhadap
perubahan dan mandiri.

Dengan bekal kompetensi-kompetensi tersebut, diharapkan lembaga-lembaga


pendidikan mampu menghasilkan generasi pembangunan yang berwawasan jauh ke depan
sehingga pembangunan tidak hanya dalam arti fisik dan materil tetapi pembangunan yang
terus berkelanjutan, yang mampu membawa bangsa kita ke arah yang lebih baik dan
mampu bersaing dengan negara-negara lainnya.

B. Saran
Dari pembahasan yang sudah saya uraikan menurut saya peran pendidikan
sangatlah penting di era globalisasi ini, pendidikan sebaikanya dengan sangat ketat harus
mengawasi dan membimbing peserta didik untuk lebih slektif meniru budaya luar dan tetap
mempertahankan budaya sendiri, mempelajari informasi yang didapat dengan sebaik-
baiknya agar pengetahuan luar dan informasi dapat digunakan dengan hal-hal yang positif.
Selain itu, dengan IPTEK di era globalisasi pendidikan juga dapat menggunakannya untuk
hal pembelajaran agar lebih mudah dan menarik misalnya, dengan mengemas materi-
materi yang diajarkan melalui internet agar peserta didik tidak melulu mengakses hal yang
tidak terlalu penting baginya.

Anda mungkin juga menyukai