Anda di halaman 1dari 4

1

GERAKAN BARU DALAM PENDIDIKAN


Oleh: Asrul Haq Alang

Berbicara masalah pendidikan akan selalu dinamis serta sesuai dengan dinamika
kehidupan manusia dan masyarakatnya. Kedinamisan itu memberikan peluang
yang strategis baik dilihat dari konteks zaman dan waktu seperti; dahulu (past),
kini (Present), maupun di masa depan (future), pendidikan itu selalu mengalami
perkembangan sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
serta kondisi social budaya.

Pemikiran–pemikiran yang membawa pembaruan pendidikan itu sering atau


identik dengan aliran-aliran pendidikan. Sebagaimana pada bidang–bidang
lainnya, pemikiran–pemikiran dalam pendidikan itu berlangsung dinamis, serta
menjadi masalah yang selalu didiskusikan yang berkepanjangan dan tidak
mengenal final. Pemikiran–pemikiran terdahulu selalu ditanggapi dengan pro
dan kontra oleh pemikiran–pemikiran berikutya, kemudian menjadi sesuatu yang
antitesis melahirkan pemikiran baru dalam bentuk sintesis, begitu pula
seterusnya.

Pengaruh aliran–aliran klasik dalam pendidikan di Indonesia misalnya mulai


muncul setelah adanya orang–orang Indonesia yang belajar di luar negeri
diberbagai negara dan kembali ke Indonesia dapat memperkenalkan berbagai
aliran dalam pendidikan serta perkembangan pendidikan di luar negeri dapat
dijadikan pelajaran berharga dalam mengembangkan pola pendidikan di
Indonesia.

Menyangkut tentang perbedaan yang muncul dalam aliran klasik antara aliran
Empirisme dan aliran Nativisme. Ini dapat diterima dengan melakukan
pendekatan elektif fungsional yakni diterima sesuai dengan kebutuhan, namun
ditempatkan dalam latar pandangan yang konvergensi.

Umar Tirtahardja berpendapat bahwa peserta didik harusnya dapat lebih


ditempatkan pada posisinya sebagai peserta didik, yakni sebagai manusia yang
2

dapat dididik dan juga dapat mendidik dirinya sendiri. Hubungan pendidik dan
peserta didik seyogyanya adalah hubungan yang setara antara dua pribadi,
meskipun yang satu lebih berkembang dari yang lain.

Berdasarkan atas pandangan tersebut menyebabkan munculnya pengaruh pola


pendidikan yang memberikan keaktifan dan kebebasan anak didik untuk
mengeluarkan pandangannya, pendidikan cara belajar siswa aktif (CBSA).
Kaitannya dengan pengaruhnya terhadap gerakan baru pendidikan di Indonesia
teah dipertegas oleh UU RI no 2 tahun 1989 tentang Sisdiknas, peran peserta anak
didik dalam mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya itu telah diakui
dan dilindungi (antara lain pasal 23, ayat 1,24,26).

Beberapa gerakan baru dalam pendidikan dimaksud seperti; memusatkan diri pada
perbaikan dan penggodokan serta peningkatan mutu kegiatan belajar mengajar
pada system persekolahan, seperti pengajaran alam sekitar, pusat perhatian,
sekolah kerja, pengajaran proyek dan sebagainya.

Gerakan baru pendidikan pada umumnya memberikan kontribusi yang besar


terhadap penyelenggaraan pendidikan yang tak lain merupakan proses belajar dan
mengajar.

Gerakan Pendidikan Pusat Perhatian


Pengajaran pusat perhatian pertama kali dirintis oleh Ovideminat Decroly (1871-
1932) dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat (centers
d’interet). Ciri dari pengajaran pusat perhatian ini bersifat global.
Menurut ovideminat bahwa apabila diobservasi dan dites pada anak didik, maka
system ini lebih cepat mengingat sesuatu yang keseluruhan daripada bagian-
bagian, seperti mengajarkan kalimat kepada anak lebih cepat dipahami daripada
mengajarkan kata perkata.

Ovideminat juga menetapkan bahwa anak-anak mempunyai minat spontan.


Pengajaran di sini harus disesuaikan dengan minat-minat spontan. Pengajaran ini
3

dapat melahiran beberapa dorongan; mempertahankan diri, mencari makan dan


minum serta memelihara diri.

Gerakan Pendidikan Sekolah Kerja


Gerakan pengajaran dengan sekolah kerja selalu berlandaskan pada kepentingan
dan mementingkan ketrampilan dalam pendidikan. Sejumlah pakar sepakat bahwa
melalui pengajaran ini anak didik dapat mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa
dengan skill atau ketrampilan kerja tangan. Geakan pengajaran sekolah kerja ini
bertujuan untuk menyiapkan tenaga professional demi kepentingan indivdu dan
masyarakat, dengan ketentuan sekolah tetap berkewajiban menyiapkan lapangan
kerja bersama pemerintah. Jurusan-jurusan yang berkaitan dengan ini seperti ;
tekhnik kerajinan, dagang, pertanian bagi laki-laki, rumah tangga kota, desa dll.

Gerakan Pendidikan Alam


Gerakan ini pertama kali diungkapkan oleh Fa. A. Finger di Jerman dengan cara
lebih mendekatkan anak didik dengan alam sekitarnya. Menurut Finger
pendidikan alam ini memiliki 4 prinsip yaitu; Pertama, Dengan pengajaran aam
sekitar itu guru dapat meragakan secara langsung. Kedua, Dengan gerakan ini
anak mendapat kesempatan yang banyak untuk aktif da giat. Ketiga, pengajaran
alam sekitar memungkinan terjadi pengajaran totaitas; ciri-cirinya tidak mengenal
pembagian mata pengajaran dalam daftar pengajaran, tetapi guru hanya
memahami tujuan pengajaran da mengarahkan usahanya untuk mencapai tujuan.
Keempat, Pengajaran alam sekitar memberikan kepada anak bahan apersepsi
intelektual yang kukuh dan tidak verbalistis. Serta pengajaran alam sekitar
memberi apersepsi emosional, karena emosional sang anak mempunyai ikatan
dengan alam sekitar.

Beberapa bentuk gerakan baru dalam pendidikan sebagai manifestasi dari aliran
pendidikan khususnya di Indonesia adalah telah memusatkan diri pada perbaikan
dan peningkatan mutu kegiatan belajar mengajar pada system persekolahan.
Wassalam
4

Anda mungkin juga menyukai