ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
Disusun Oleh:
Kelompok 5
Imaculata Sumby
Priska Danting
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah “Pengantar
Pendidikan dengan tepat waktu. Kami berharap tentang aliran-aliran pendidikan dapat
bermanfaat bagi generasi yang akan datang. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca
mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini. Penulis menyadari makalah
bertema bahasa ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Kami
menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusab Masalah
C.Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
1.Kesimpulan
2.Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan hal yang paling penting untuk membawa mereka kepada
kehidupan yang lebih baik, dan masalah sukses tidaknya pendidikan tidak lepas dari faktor
pembawaan dan lingkungan. Pembawaan dan lingkungan merupakan hal yang tidak mudah
untuk di jelaskan sehingga memerlukan penjelasan dan uraian yang tidak sedikit. Telah
bertahun-tahun lamanya para ahli didik, ahli biologi, ahli psikologi dan lain-lain memikirkan dan
berusaha mencari jawaban, tentang perkembangan manusia itu sebenarnya bergantung kepada
pembawaan ataukah lingkungan. Dalam hal ini penulis akan memaparkan beberapa pendapat
dari aliran-aliran klasik, di antaranya aliran developmentalisme, esensialisme,dan aliran
perenialisme.,serta pengaruhnya terhadap pemikiran dan praktek pendidikan di Indonesia.
Aliran-aliran pendidkan telah dimulai sejak awal hidup manusia karena setiap kelompok
manusia selalu dihadapakan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan
yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalam berbagai kepustakaan tentang aliran-aliran
pendidikan, pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman yunani kuno
sampai sekarang
B.RUMUSAN MASALAH
1.Bagaimana aliran klasik bagi pendidikan?
2.Apa saja gerakan baru pendidikan dan penaruhnya terhadap pelaksanaan di Indonesia?
3.Jelaskan aliran pokok pendidikan diindonesia?
C.TUJUAN
1.Untuk mengetahui pendapat aliran-aliran pendidikan
2.Untuk Memenuhi tugas mata kuliah pengantar pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
1. .ALIRAN DEVELOPMENTALISME
Aliran developmentalisme adalah suatu pendekatan dalam ilmu sosial dan perkembangan
manusia yang menekankan pentingnya perkembangan individu, terutama anak-anak,
dalam memahami proses perkembangan sosial dan budaya.
Berikut adalah beberapa poin tentang aliran developmentalisme:
a. Fokus pada Perkembangan: Aliran ini memandang bahwa individu mengalami
serangkaian tahap perkembangan yang berbeda dalam kehidupan mereka. Ini
mencakup perkembangan fisik, kognitif, sosial, emosional, dan moral.
Pemahaman perkembangan ini menjadi landasan untuk memahami perilaku
manusia. Contohnya: Teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget menjelaskan
bagaimana anak-anak mengalami tahap-tahap kognitif tertentu, seperti tahap
sensorimotor, praoperasional, konkret operasional, dan formal operasional, saat
mereka tumbuh.
b. Teori Perkembangan: Aliran developmentalisme sering dikaitkan dengan teori-
teori perkembangan penting, seperti teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget
dan teori perkembangan sosial oleh Erik Erikson. Teori-teori ini membantu dalam
menjelaskan bagaimana individu tumbuh dan berkembang sepanjang hidup
mereka.Contohnya: Teori perkembangan moral oleh Lawrence Kohlberg
menggambarkan tahap-tahap perkembangan moral individu, seperti tahap
moralitas prekonvensional, konvensional, dan postkonvensional.
c. Pendidikan dan Pengasuhan: Dalam konteks pendidikan dan pengasuhan, aliran
ini menekankan pentingnya pendidikan yang sesuai dengan tahap perkembangan
anak. Ini berarti bahwa pendidikan dan pengasuhan harus disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemampuan anak pada usia tertentu. Contohnya: Seorang guru
yang mengajar di sekolah dasar akan menggunakan metode pengajaran yang
berbeda bagi anak-anak usia 7 tahun (kelas satu) dibandingkan dengan anak-anak
usia 12 tahun (kelas enam) karena perbedaan dalam kemampuan kognitif dan
minat mereka.
d. Konteks Sosial dan Budaya: Aliran developmentalisme juga mengakui peran
penting konteks sosial dan budaya dalam perkembangan individu. Perkembangan
tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal, tetapi juga oleh lingkungan sosial,
budaya, dan interaksi dengan orang lain.Contohnya: Seorang peneliti yang
mempelajari perkembangan anak-anak di berbagai negara mungkin menemukan
perbedaan dalam perkembangan sosial dan bahasa mereka karena perbedaan
budaya dan lingkungan sosial.
e. Penelitian Empiris: Aliran ini didasarkan pada penelitian empiris yang luas, yang
mencakup studi tentang bagaimana anak-anak tumbuh dan berkembang dalam
berbagai konteks. Hasil penelitian ini digunakan untuk membantu merancang
pendekatan pendidikan dan intervensi yang efektif. Contohnya:
Penelitian tentang perkembangan bahasa anak-anak pada usia pra-sekolah dapat
memberikan bukti empiris tentang bagaimana anak-anak belajar bahasa dan
bagaimana intervensi pendidikan yang tepat dapat meningkatkan kemampuan
berbicara mereka.
Gerakan baru dalam pendidikan adalah gerakan atau tren yang berkembang dalam
sistem pendidikan untuk mengakomodasi perubahan zaman, penemuan baru dalam ilmu
pengetahuan, dan tuntutan masyarakat. Pengaruhnya terhadap pelaksanaan aliran
developmentalisme di Indonesia dapat beragam, tergantung pada sejauh mana penerapan
prinsip-prinsip aliran developmentalisme dalam pendidikan nasional.Berikut adalah
beberapa contoh gerakan baru dalam pendidikan dan potensi pengaruhnya:
a. Pendidikan Berbasis Teknologi:
Gerakan: Peningkatan penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran, seperti
pembelajaran online, platform e-learning, dan aplikasi pendidikan
Pengaruh: Teknologi dapat digunakan untuk menyediakan pengalaman pembelajaran
yang sesuai dengan perkembangan individu. Ini dapat mendukung prinsip-prinsip
aliran developmentalisme dengan menyediakan fleksibilitas dalam pendekatan
pendidikan.
b. Pembelajaran Berbasis Proyek:
Gerakan: Meningkatnya pendekatan pembelajaran berbasis proyek di mana siswa
terlibat dalam proyek-proyek dunia nyata.Pengaruh: Pendekatan ini mencerminkan
pendekatan aktif yang dianjurkan dalam aliran developmentalisme, di mana siswa
terlibat dalam eksplorasi dan pemecahan masalah.
c. Pendidikan Inklusif:
Gerakan: Meningkatnya kesadaran tentang pentingnya inklusi anak-anak dengan
kebutuhan khusus dalam pendidikan reguler.Pengaruh: Prinsip-prinsip inklusi
mencerminkan nilai-nilai penting dalam aliran developmentalisme, seperti
penghargaan terhadap perbedaan individu dan dukungan untuk perkembangan
holistik semua siswa.
d. Kurikulum Terpadu:
Gerakan: Peningkatan perhatian pada kurikulum yang terintegrasi dengan lebih baik,
yang menghubungkan berbagai mata pelajaran.Pengaruh: Kurikulum terpadu
mencerminkan pendekatan holistik yang ditekankan dalam aliran developmentalisme,
di mana siswa melihat hubungan antara konsep-konsep yang berbeda.
e. Pendidikan Karakter:
Gerakan: Fokus pada pendidikan karakter untuk membentuk individu yang lebih baik
secara moral dan sosial.Pengaruh: Pendidikan karakter dapat dipandang sebagai
komponen penting dalam perkembangan holistik yang ditekankan dalam aliran
developmentalisme.
2. ALIRAN ESENSIALISME
Aliran esensialisme adalah pandangan atau filosofi yang menganggap bahwa segala sesuatu,
termasuk manusia, memiliki sifat atau hakikat esensial yang tetap dan inheren. Dalam konteks
pendidikan, aliran esensialisme mengacu pada pendekatan pendidikan yang menekankan pada
pengetahuan dasar dan keterampilan yang dianggap esensial atau fundamental bagi setiap
individu.Beberapa karakteristik aliran esensialisme dalam pendidikan adalah:
a. Fokus pada Mata Pelajaran Inti: Aliran ini mengutamakan pembelajaran mata
pelajaran inti seperti matematika, sains, bahasa, dan sejarah sebagai dasar
pengetahuan yang esensial bagi semua siswa.Contohnya: matematika adalah salah
satu mata pelajaran inti yang sangat ditekankan. Siswa akan mempelajari konsep-
konsep dasar matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian sebagai dasar yang esensial.
b. Kurikulum Terstruktur: Esensialisme menekankan pada kurikulum yang terstruktur
dan berfokus pada materi yang harus diajarkan kepada semua siswa. Kurikulumnya
biasanya sangat terorganisasi dan tidak banyak menyisakan ruang untuk materi
tambahan.Contohnya: Sebuah sekolah yang menerapkan aliran esensialisme mungkin
memiliki kurikulum yang sangat terstruktur, dengan jadwal yang ketat dan sedikit
variasi. seluruh siswa di kelas yang sama diharapkan untuk mengikuti serangkaian
mata pelajaran yang sama dalam urutan tertentu.
c. Metode Pengajaran Tradisional: Aliran esensialisme cenderung menggunakan metode
pengajaran tradisional seperti ceramah dan latihan, dengan penekanan pada disiplin
dan aturan.Contohnya: metode pengajaran tradisional seperti ceramah dan latihan
sering digunakan. Guru mungkin memberikan ceramah tentang teori-teori fisika
kepada siswa dan memberi mereka tugas untuk memecahkan masalah matematika
sebagai latihan.
d. Pendidikan Karakter: Esensialisme juga memasukkan unsur pendidikan karakter,
yang melibatkan pembelajaran nilai-nilai moral, etika, dan tanggung jawab sebagai
bagian integral dari pendidikan.Contohnya: siswa mungkin diajarkan nilai-nilai
seperti kejujuran, disiplin, dan kerja keras sebagai bagian dari pendidikan mereka.
e. Persiapan Siswa untuk Dunia Nyata: Tujuan aliran ini adalah untuk mempersiapkan
siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi
dunia nyata dan menjadi anggota masyarakat yang produktif.Contohnya: siswa dapat
belajar keterampilan komunikasi yang kuat, kemampuan pemecahan masalah, dan
pemahaman dasar tentang ekonomi yang akan membantu mereka sukses di masa
depan.
Aliran perenialisme merupakan salah satu pendekatan dalam dunia pendidikan yang
menekankan pada nilai-nilai dan pengetahuan yang bersifat abadi atau timeless. Ide utama dari
perenialisme adalah bahwa ada sejumlah pengetahuan dan nilai-nilai yang relevan sepanjang
waktu, dan pendidikan harus berfokus pada pemahaman dan transmisi nilai-nilai ini kepada
generasi-generasi berikutnya.Ciri-ciri utama aliran perenialisme meliputi:
a. Pendidikan Nilai Tetap: Aliran ini meyakini bahwa nilai-nilai, gagasan, dan pengetahuan
yang ditemukan dalam karya-karya klasik memiliki nilai yang tetap dan universal. Oleh
karena itu, pendidikan harus fokus pada pengajaran dan pemahaman konsep-konsep ini.
Contoh: Seorang guru mengajar siswanya tentang konsep etika dari karya "Nikomakhian
Ethics" karya Aristoteles. Siswa belajar bahwa nilai-nilai etika yang dibahas oleh
Aristoteles, seperti kebaikan, keadilan, dan kebahagiaan, masih relevan dalam kehidupan
modern.
b. Penekanan pada Bahasa dan Sastra Klasik: Bahasa Yunani dan Latin, serta sastra klasik,
dianggap sebagai alat penting dalam pemahaman warisan klasik. Siswa diajarkan bahasa-
bahasa ini agar dapat membaca teks-teks klasik dalam bahasa aslinya. Contoh: Di sebuah
sekolah perenialis, siswa-siswa diajarkan bahasa Latin dan mereka membaca karya-karya
besar seperti "Aeneid" karya Virgil dalam bahasa aslinya. Ini membantu mereka
memahami kekayaan budaya klasik.
c. Pembelajaran Melalui Dialog dan Diskusi: Metode pengajaran yang digunakan dalam
aliran perenialisme seringkali melibatkan diskusi dan dialog antara guru dan siswa. Siswa
diajak untuk berpikir kritis dan mendalami konsep-konsep klasik melalui interaksi.
Contoh: Seorang guru mengajak siswa-siswa untuk berdiskusi tentang teori negara dalam
karya Plato "The Republic." Mereka berdebat tentang gagasan-gagasan Plato tentang
keadilan dan pemerintahan ideal.
d. Pendidikan Karakter: Selain pengetahuan, aliran klasik dalam perenialisme juga
menekankan pembentukan karakter yang kuat. Hal ini dilakukan dengan menggali nilai-
nilai moral yang terdapat dalam karya-karya klasik. Contoh: Dalam membaca kisah-kisah
dari mitologi Yunani, siswa belajar tentang sifat-sifat seperti keberanian dari pahlawan
seperti Achilles atau kesetiaan dari Odysseus. Ini memberikan peluang untuk
pembentukan karakter.
e. Kontinuitas dengan Masa Lalu: Aliran perenialisme meyakini bahwa pendidikan harus
mempertahankan kontinuitas dengan masa lalu. Ini berarti bahwa pengetahuan dan nilai-
nilai yang telah ada selama berabad-abad masih relevan dan harus diwariskan kepada
generasi berikutnya. Contoh: Sebuah sekolah perenialis mengadakan acara tahunan yang
menghormati filosof Yunani klasik. Para siswa membacakan kutipan-kutipan dari Plato
dan Aristoteles dan merayakan warisan intelektual klasik.
Gerakan baru dalam pendidikan sering kali memiliki pengaruh terhadap pelaksanaan aliran
perenialisme di Indonesia. Beberapa gerakan baru pendidikan dan pengaruhnya terhadap
perenialisme dapat meliputi
a. Gerakan Pendidikan Inklusif:
Pengaruh: Gerakan inklusi yang mendorong pendidikan bagi semua individu, termasuk
anak-anak dengan kebutuhan khusus, telah mempengaruhi pendekatan perenialisme.
Sekolah perenialis harus mengadaptasi strategi pengajaran untuk memenuhi kebutuhan
beragam siswa, termasuk yang memiliki tantangan belajar.
b. Teknologi dalam Pendidikan:
Pengaruh: Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah memengaruhi
pendidikan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Aliran perenialisme harus
menyesuaikan diri dengan integrasi teknologi dalam pengajaran dan pembelajaran untuk
memenuhi tuntutan zaman modern.
c. Pendidikan Berbasis Kompetensi:
Pengaruh: Konsep pendidikan berbasis kompetensi lebih menekankan penguasaan
keterampilan praktis daripada pemahaman teoritis saja. Hal ini dapat menghadirkan
tantangan bagi aliran perenialisme yang cenderung menekankan pengetahuan klasik.
Namun, pendekatan ini juga dapat dipadukan dengan mengajarkan keterampilan berpikir
kritis.
d. Kurikulum 2013:
Pengaruh: Kurikulum 2013 yang diterapkan di Indonesia menekankan pada
pembelajaran berbasis kompetensi dan pengembangan karakter. Meskipun ada penekanan
pada pengetahuan klasik, kurikulum ini juga memperkenalkan elemen-elemen baru yang
mempengaruhi pelaksanaan perenialisme.
e. Gerakan Pendidikan Karakter:
Pengaruh: Pendidikan karakter menjadi perhatian utama dalam sistem pendidikan
Indonesia. Aliran perenialisme dapat mendukung pendidikan karakter dengan
memanfaatkan ajaran klasik untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan etika.
f. Keterlibatan Orang Tua dan Masyarakat:
Pengaruh: Gerakan yang menggalakkan keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam
pendidikan mempengaruhi cara sekolah perenialis berinteraksi dengan komunitas
mereka. Ini dapat membantu sekolah perenialis untuk lebih terbuka terhadap keragaman
pandangan dan budaya.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Terdapat beragam pendekatan dan aliran dalam dunia pendidikan, masing-masing dengan
pandangan unik tentang tujuan, metode, dan substansi pembelajaran.Pemahaman mendalam
tentang aliran-aliran pendidikan seperti developmentalisme, essentialisme, perennialisme,penting
untuk memahami keragaman pendekatan dalam pendidikan.Setiap aliran pendidikan memiliki
implikasi yang berbeda dalam perancangan kurikulum, metode pengajaran, dan evaluasi hasil
belajar.Pemilihan aliran pendidikan yang tepat harus mempertimbangkan konteks, budaya, dan
tujuan pendidikan yang ingin dicapai.
2. SARAN
Mungkin kedepannya dalam penulisan makalah setiap kelompok dapat berpartisipasi dengan
baik .
DAFTAR PUSTAKA