Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN

Disusun Oleh:

Kelompok 5

Jeni Melania Seki

Yohana Vatima Afri Geong

Endang Sekoria Snae

Ester Febriana Bakun

Imaculata Sumby

Priska Danting
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah “Pengantar
Pendidikan dengan tepat waktu. Kami berharap tentang aliran-aliran pendidikan dapat
bermanfaat bagi generasi yang akan datang. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca
mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini. Penulis menyadari makalah
bertema bahasa ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Kami
menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

B.Rumusab Masalah

C.Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

1.Aliran Pendidikan Developmentalisme

2.Aliran Pendidikan Esensialisme

3.Aliran Pendidikan Perenialisme

BAB III PENUTUP

1.Kesimpulan

2.Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan hal yang paling penting untuk membawa mereka kepada
kehidupan yang lebih baik, dan masalah sukses tidaknya pendidikan tidak lepas dari faktor
pembawaan dan lingkungan. Pembawaan dan lingkungan merupakan hal yang tidak mudah
untuk di jelaskan sehingga memerlukan penjelasan dan uraian yang tidak sedikit. Telah
bertahun-tahun lamanya para ahli didik, ahli biologi, ahli psikologi dan lain-lain memikirkan dan
berusaha mencari jawaban, tentang perkembangan manusia itu sebenarnya bergantung kepada
pembawaan ataukah lingkungan. Dalam hal ini penulis akan memaparkan beberapa pendapat
dari aliran-aliran klasik, di antaranya aliran developmentalisme, esensialisme,dan aliran
perenialisme.,serta pengaruhnya terhadap pemikiran dan praktek pendidikan di Indonesia.
Aliran-aliran pendidkan telah dimulai sejak awal hidup manusia karena setiap kelompok
manusia selalu dihadapakan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan
yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalam berbagai kepustakaan tentang aliran-aliran
pendidikan, pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman yunani kuno
sampai sekarang
B.RUMUSAN MASALAH
1.Bagaimana aliran klasik bagi pendidikan?
2.Apa saja gerakan baru pendidikan dan penaruhnya terhadap pelaksanaan di Indonesia?
3.Jelaskan aliran pokok pendidikan diindonesia?
C.TUJUAN
1.Untuk mengetahui pendapat aliran-aliran pendidikan
2.Untuk Memenuhi tugas mata kuliah pengantar pendidikan
BAB II

PEMBAHASAN

1. .ALIRAN DEVELOPMENTALISME
Aliran developmentalisme adalah suatu pendekatan dalam ilmu sosial dan perkembangan
manusia yang menekankan pentingnya perkembangan individu, terutama anak-anak,
dalam memahami proses perkembangan sosial dan budaya.
Berikut adalah beberapa poin tentang aliran developmentalisme:
a. Fokus pada Perkembangan: Aliran ini memandang bahwa individu mengalami
serangkaian tahap perkembangan yang berbeda dalam kehidupan mereka. Ini
mencakup perkembangan fisik, kognitif, sosial, emosional, dan moral.
Pemahaman perkembangan ini menjadi landasan untuk memahami perilaku
manusia. Contohnya: Teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget menjelaskan
bagaimana anak-anak mengalami tahap-tahap kognitif tertentu, seperti tahap
sensorimotor, praoperasional, konkret operasional, dan formal operasional, saat
mereka tumbuh.
b. Teori Perkembangan: Aliran developmentalisme sering dikaitkan dengan teori-
teori perkembangan penting, seperti teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget
dan teori perkembangan sosial oleh Erik Erikson. Teori-teori ini membantu dalam
menjelaskan bagaimana individu tumbuh dan berkembang sepanjang hidup
mereka.Contohnya: Teori perkembangan moral oleh Lawrence Kohlberg
menggambarkan tahap-tahap perkembangan moral individu, seperti tahap
moralitas prekonvensional, konvensional, dan postkonvensional.
c. Pendidikan dan Pengasuhan: Dalam konteks pendidikan dan pengasuhan, aliran
ini menekankan pentingnya pendidikan yang sesuai dengan tahap perkembangan
anak. Ini berarti bahwa pendidikan dan pengasuhan harus disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemampuan anak pada usia tertentu. Contohnya: Seorang guru
yang mengajar di sekolah dasar akan menggunakan metode pengajaran yang
berbeda bagi anak-anak usia 7 tahun (kelas satu) dibandingkan dengan anak-anak
usia 12 tahun (kelas enam) karena perbedaan dalam kemampuan kognitif dan
minat mereka.
d. Konteks Sosial dan Budaya: Aliran developmentalisme juga mengakui peran
penting konteks sosial dan budaya dalam perkembangan individu. Perkembangan
tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal, tetapi juga oleh lingkungan sosial,
budaya, dan interaksi dengan orang lain.Contohnya: Seorang peneliti yang
mempelajari perkembangan anak-anak di berbagai negara mungkin menemukan
perbedaan dalam perkembangan sosial dan bahasa mereka karena perbedaan
budaya dan lingkungan sosial.
e. Penelitian Empiris: Aliran ini didasarkan pada penelitian empiris yang luas, yang
mencakup studi tentang bagaimana anak-anak tumbuh dan berkembang dalam
berbagai konteks. Hasil penelitian ini digunakan untuk membantu merancang
pendekatan pendidikan dan intervensi yang efektif. Contohnya:
Penelitian tentang perkembangan bahasa anak-anak pada usia pra-sekolah dapat
memberikan bukti empiris tentang bagaimana anak-anak belajar bahasa dan
bagaimana intervensi pendidikan yang tepat dapat meningkatkan kemampuan
berbicara mereka.

Aliran developmentalisme berfokus pada pemahaman tentang bagaimana individu


terutama anak-anak, tumbuh dan berkembang sepanjang hidup mereka. Ini memiliki
aplikasi yang luas dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan, psikologi, dan pekerjaan
sosial, untuk memahami dan mendukung perkembangan manusia yang optimal.
Hubungan antara pemikiran tokoh klasik seperti Plato dan Aristoteles dengan prinsip-
prinsip aliran pendidikan developmentalisme, serta dampaknya dalam pandangan dan
praktik pendidikan saat ini.

a. Pemikiran Plato:Plato menganggap pendidikan sebagai proses pembentukan


karakter dan pemahaman moral. Ini mendukung prinsip-prinsip aliran pendidikan
developmentalisme yang menekankan pentingnya perkembangan sosial,
emosional, dan moral individu.Pandangan Plato tentang pembagian masyarakat
menjadi tiga kelas (penguasa, prajurit, dan produsen) dapat dilihat sebagai awal
dari pemikiran tentang penyesuaian pendidikan dengan tahap perkembangan
individu.
b. Pemikiran Aristoteles:Aristoteles juga memiliki pandangan yang relevan dengan
aliran pendidikan developmentalisme. Dia menekankan pentingnya
pengembangan potensi individu melalui pendidikan dan mencatat bahwa
pendidikan harus disesuaikan dengan karakteristik individu.Konsep "eudaimonia"
atau kebahagiaan yang dicapai melalui pengembangan potensi manusia sesuai
dengan kodratnya sesuai dengan prinsip-prinsip aliran developmentalisme.

Pengaruh pada Pandangan dan Praktik Pendidikan saat ini:Pengaruh pemikiran


Plato dan Aristoteles dapat ditemukan dalam pendekatan pendidikan modern yang lebih
holistik, yang mengakui pentingnya perkembangan sosial, emosional, dan moral
individu.Prinsip-prinsip aliran pendidikan developmentalisme, seperti penyesuaian
pendidikan dengan tingkat perkembangan anak, juga mencerminkan pemikiran klasik
ini.Saat ini, konsep seperti kurikulum terpadu, penekanan pada pembelajaran aktif, dan
perhatian terhadap perkembangan holistik siswa juga mencerminkan pengaruh pemikiran
klasik dalam pandangan dan praktik pendidikan

Gerakan baru dalam pendidikan adalah gerakan atau tren yang berkembang dalam
sistem pendidikan untuk mengakomodasi perubahan zaman, penemuan baru dalam ilmu
pengetahuan, dan tuntutan masyarakat. Pengaruhnya terhadap pelaksanaan aliran
developmentalisme di Indonesia dapat beragam, tergantung pada sejauh mana penerapan
prinsip-prinsip aliran developmentalisme dalam pendidikan nasional.Berikut adalah
beberapa contoh gerakan baru dalam pendidikan dan potensi pengaruhnya:
a. Pendidikan Berbasis Teknologi:
Gerakan: Peningkatan penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran, seperti
pembelajaran online, platform e-learning, dan aplikasi pendidikan
Pengaruh: Teknologi dapat digunakan untuk menyediakan pengalaman pembelajaran
yang sesuai dengan perkembangan individu. Ini dapat mendukung prinsip-prinsip
aliran developmentalisme dengan menyediakan fleksibilitas dalam pendekatan
pendidikan.
b. Pembelajaran Berbasis Proyek:
Gerakan: Meningkatnya pendekatan pembelajaran berbasis proyek di mana siswa
terlibat dalam proyek-proyek dunia nyata.Pengaruh: Pendekatan ini mencerminkan
pendekatan aktif yang dianjurkan dalam aliran developmentalisme, di mana siswa
terlibat dalam eksplorasi dan pemecahan masalah.
c. Pendidikan Inklusif:
Gerakan: Meningkatnya kesadaran tentang pentingnya inklusi anak-anak dengan
kebutuhan khusus dalam pendidikan reguler.Pengaruh: Prinsip-prinsip inklusi
mencerminkan nilai-nilai penting dalam aliran developmentalisme, seperti
penghargaan terhadap perbedaan individu dan dukungan untuk perkembangan
holistik semua siswa.
d. Kurikulum Terpadu:
Gerakan: Peningkatan perhatian pada kurikulum yang terintegrasi dengan lebih baik,
yang menghubungkan berbagai mata pelajaran.Pengaruh: Kurikulum terpadu
mencerminkan pendekatan holistik yang ditekankan dalam aliran developmentalisme,
di mana siswa melihat hubungan antara konsep-konsep yang berbeda.
e. Pendidikan Karakter:
Gerakan: Fokus pada pendidikan karakter untuk membentuk individu yang lebih baik
secara moral dan sosial.Pengaruh: Pendidikan karakter dapat dipandang sebagai
komponen penting dalam perkembangan holistik yang ditekankan dalam aliran
developmentalisme.

Aliran pokok dalam pembahasan mengenai aliran developmentalisme di Indonesia adalah


sebagai berikut:

 Developmentalisme Nasional: Aliran ini mengutamakan pembangunan ekonomi


dan sosial sebagai prioritas utama dalam rangka mencapai kesejahteraan nasional.
Developmentalisme nasional menekankan pentingnya peran aktif pemerintah
dalam mengoordinasikan dan mengendalikan sektor-sektor ekonomi, termasuk
industri, pertanian, dan infrastruktur.
 Developmentalisme Terpimpin: Aliran ini berkembang pada era Orde Baru di
bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Developmentalisme terpimpin
menekankan kontrol pemerintah yang kuat atas sektor ekonomi, dengan
pemerintah dan kelompok bisnis yang berhubungan erat. Hal ini menciptakan
lingkungan ekonomi yang menguntungkan bagi kelompok tertentu, tetapi juga
menimbulkan masalah terkait korupsi dan ketidaksetaraan.
 Liberalisme Ekonomi: Beberapa kalangan mengkritik pendekatan
developmentalisme yang terlalu terpusat pada pemerintah, dan mendukung
liberalisme ekonomi yang lebih besar. Aliran ini mempromosikan pasar bebas,
investasi asing, dan privatisasi sebagai cara untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi. Pada periode reformasi, Indonesia mengalami liberalisasi ekonomi yang
signifikan.
 Partisipasi Masyarakat: Seiring dengan perkembangan demokrasi di Indonesia,
semakin banyak orang mendukung aliran yang mendorong partisipasi masyarakat
dalam proses pembangunan. Ini mencakup pengembangan usaha kecil dan
menengah, serta proyek-proyek yang berfokus pada kesejahteraan sosial dan
lingkungan

2. ALIRAN ESENSIALISME

Aliran esensialisme adalah pandangan atau filosofi yang menganggap bahwa segala sesuatu,
termasuk manusia, memiliki sifat atau hakikat esensial yang tetap dan inheren. Dalam konteks
pendidikan, aliran esensialisme mengacu pada pendekatan pendidikan yang menekankan pada
pengetahuan dasar dan keterampilan yang dianggap esensial atau fundamental bagi setiap
individu.Beberapa karakteristik aliran esensialisme dalam pendidikan adalah:

a. Fokus pada Mata Pelajaran Inti: Aliran ini mengutamakan pembelajaran mata
pelajaran inti seperti matematika, sains, bahasa, dan sejarah sebagai dasar
pengetahuan yang esensial bagi semua siswa.Contohnya: matematika adalah salah
satu mata pelajaran inti yang sangat ditekankan. Siswa akan mempelajari konsep-
konsep dasar matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian sebagai dasar yang esensial.
b. Kurikulum Terstruktur: Esensialisme menekankan pada kurikulum yang terstruktur
dan berfokus pada materi yang harus diajarkan kepada semua siswa. Kurikulumnya
biasanya sangat terorganisasi dan tidak banyak menyisakan ruang untuk materi
tambahan.Contohnya: Sebuah sekolah yang menerapkan aliran esensialisme mungkin
memiliki kurikulum yang sangat terstruktur, dengan jadwal yang ketat dan sedikit
variasi. seluruh siswa di kelas yang sama diharapkan untuk mengikuti serangkaian
mata pelajaran yang sama dalam urutan tertentu.
c. Metode Pengajaran Tradisional: Aliran esensialisme cenderung menggunakan metode
pengajaran tradisional seperti ceramah dan latihan, dengan penekanan pada disiplin
dan aturan.Contohnya: metode pengajaran tradisional seperti ceramah dan latihan
sering digunakan. Guru mungkin memberikan ceramah tentang teori-teori fisika
kepada siswa dan memberi mereka tugas untuk memecahkan masalah matematika
sebagai latihan.
d. Pendidikan Karakter: Esensialisme juga memasukkan unsur pendidikan karakter,
yang melibatkan pembelajaran nilai-nilai moral, etika, dan tanggung jawab sebagai
bagian integral dari pendidikan.Contohnya: siswa mungkin diajarkan nilai-nilai
seperti kejujuran, disiplin, dan kerja keras sebagai bagian dari pendidikan mereka.
e. Persiapan Siswa untuk Dunia Nyata: Tujuan aliran ini adalah untuk mempersiapkan
siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi
dunia nyata dan menjadi anggota masyarakat yang produktif.Contohnya: siswa dapat
belajar keterampilan komunikasi yang kuat, kemampuan pemecahan masalah, dan
pemahaman dasar tentang ekonomi yang akan membantu mereka sukses di masa
depan.

Aliran klasik pendidikan menjadi relevan karena esensialisme mengutamakan pemahaman


dan pengajaran materi inti yang dianggap esensial dalam pendidikan. Aliran ini menekankan
pentingnya pengetahuan dasar seperti matematika, ilmu pengetahuan alam, sastra klasik, dan
sejarah sebagai landasan pendidikan.Dalam aliran klasik ini, pendidikan diarahkan untuk
mempersiapkan siswa dengan pengetahuan yang kuat dalam mata pelajaran inti tersebut.
Tujuannya adalah menciptakan dasar pengetahuan yang kokoh dan menyediakan pemahaman
yang mendalam tentang warisan intelektual manusia. Metode pengajaran yang sering
digunakan adalah pengajaran langsung, pembelajaran berpusat pada guru, dan pemahaman
mendalam tentang klasikisme dalam kurikulum.Pendekatan ini menciptakan fondasi yang
kuat bagi siswa sebelum mereka dapat mengejar minat khusus atau bidang studi lebih lanjut.
Oleh karena itu, aliran klasik menjadi salah satu pandangan yang penting dalam aliran
esensialisme dalam konteks pendidikan. Berikut adalah contoh konkret dari penerapan aliran
klasik dalam pendidikan dalam konteks aliran esensialisme:

a. Kurikulum Matematika: Dalam aliran esensialisme, matematika dianggap sebagai


mata pelajaran inti yang sangat penting. Oleh karena itu, kurikulum matematika akan
didesain untuk memberikan pemahaman mendalam tentang konsep-konsep
matematika dasar seperti aljabar, geometri, statistik, dan kalkulus. Siswa akan
mempelajari teori dan prinsip matematika dengan pendekatan yang kuat pada
pemahaman dan penguasaan konsep-konsep tersebut.
b. Sastra Klasik: Dalam aliran esensialisme, sastra klasik seperti karya-karya William
Shakespeare, Charles Dickens, atau Fyodor Dostoevsky dianggap sebagai bagian
penting dari warisan intelektual manusia. Oleh karena itu, dalam pembelajaran sastra,
siswa akan membaca dan memahami karya-karya sastra klasik ini dengan mendalam.
Mereka akan menganalisis tema, karakter, dan gaya penulisan yang kompleks.
c. Pendidikan Sejarah: Dalam aliran esensialisme, sejarah dianggap sebagai cara untuk
memahami perkembangan masyarakat dan budaya. Kurikulum sejarah akan fokus
pada peristiwa-peristiwa penting, tokoh-tokoh bersejarah, dan dampaknya terhadap
dunia saat ini. Siswa akan mempelajari sejarah dengan mendalam, mengembangkan
pemahaman yang kokoh tentang peristiwa-peristiwa yang memengaruhi dunia.
d. Pengajaran Berpusat pada Guru: Dalam aliran klasik, pengajaran sering berpusat pada
peran guru sebagai sumber pengetahuan. Guru akan menyampaikan materi secara
sistematis kepada siswa, memberikan penjelasan, dan mendukung pemahaman siswa.
Ini berbeda dengan pendekatan pembelajaran yang lebih mandiri, karena dalam aliran
esensialisme, pentingnya guru sebagai pemimpin pembelajaran sangat ditekankan.

Aliran esensialisme dalam pendidikan menekankan pentingnya pemahaman dasar dan


pengetahuan yang esensial dalam kurikulum. Beberapa gerakan baru dalam pendidikan yang
dapat mempengaruhi pelaksanaan esensialisme di Indonesia antara lain:

a. Teknologi dalam Pendidikan: Perkembangan teknologi telah memungkinkan


pendekatan pembelajaran yang lebih terintegrasi dan interaktif. Hal ini dapat
membantu menghadirkan materi esensial dalam cara yang lebih menarik dan relevan
bagi siswa di Indonesia.
b. Kurikulum 2013: Kurikulum 2013 di Indonesia memperkenalkan pendekatan
pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa dengan menekankan literasi dan
numerasi. Meskipun kurikulum ini berusaha untuk memasukkan pemahaman esensial,
implementasinya dapat bervariasi di berbagai sekolah.
c. Pendidikan Karakter: Gerakan pendidikan karakter juga memengaruhi pendidikan di
Indonesia. Ini mencakup pengajaran nilai-nilai moral dan etika yang penting dalam
esensialisme, seperti disiplin dan tanggung jawab.
d. Pendekatan Holistik: Beberapa sekolah di Indonesia mungkin menerapkan
pendekatan holistik yang mencakup perkembangan fisik, emosional, sosial, dan
intelektual siswa. Ini dapat memengaruhi cara pemahaman esensialisme
diintegrasikan dalam pengajaran.

Pengaruh gerakan-gerakan ini terhadap pelaksanaan esensialisme dapat bervariasi tergantung


pada sejauh mana pendekatan ini diterapkan di tingkat sekolah .
3. ALIRAN PERENIALISME

Aliran perenialisme merupakan salah satu pendekatan dalam dunia pendidikan yang
menekankan pada nilai-nilai dan pengetahuan yang bersifat abadi atau timeless. Ide utama dari
perenialisme adalah bahwa ada sejumlah pengetahuan dan nilai-nilai yang relevan sepanjang
waktu, dan pendidikan harus berfokus pada pemahaman dan transmisi nilai-nilai ini kepada
generasi-generasi berikutnya.Ciri-ciri utama aliran perenialisme meliputi:

a. Fokus pada pengetahuan klasik: Perenialisme mengutamakan pengetahuan klasik seperti


filsafat, sastra klasik, sejarah, dan matematika sebagai inti dari kurikulum.
b. Pembelajaran berpusat pada guru: Guru memiliki peran sentral dalam menyampaikan
pengetahuan kepada siswa. Mereka dianggap sebagai otoritas yang memiliki pengetahuan
mendalam.
c. Penekanan pada pembelajaran intelektual: Aliran ini mengedepankan pengembangan
kemampuan berpikir kritis, analitis, dan pemecahan masalah sebagai tujuan utama
pendidikan.
d. Nilai-nilai moral dan etika: Perenialisme mengajarkan nilai-nilai moral yang universal,
seperti kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab.
e. Metode pengajaran tradisional: Metode pengajaran yang digunakan cenderung
tradisional, dengan penekanan pada diskusi, pembacaan teks klasik, dan pemahaman
konsep-konsep abstrak.

Berikut adalah contoh lima ciri utama aliran perenialisme:

a. Fokus pada pengetahuan klasik:Pengajaran karya-karya sastra klasik seperti karya-


karya Shakespeare atau karya-karya Plato dalam mata pelajaran sastra atau filsafat.
b. Pembelajaran berpusat pada guru:Seorang guru yang mendalam pengetahuannya
dalam bidang matematika mengajar siswa dengan penekanan pada teori-teori dan
konsep-konsep matematika yang mendasar.
c. Penekanan pada pembelajaran intelektual:Siswa diajarkan untuk menganalisis
argumentasi dalam sebuah esai filosofis atau untuk memecahkan masalah matematika
yang rumit melalui pemikiran logis.
d. Nilai-nilai moral dan etika:Siswa diberi pelajaran tentang pentingnya kejujuran dan
integritas dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mengerjakan tugas-tugas akademis
mereka.
e. Metode pengajaran tradisional:Diskusi kelompok tentang konsep etika dalam karya
Plato di kelas filsafat.Pemahaman konsep-konsep ilmiah melalui eksperimen dan
pemberian tugas-tugas dalam mata pelajaran sains
Beberapa poin penting dari aliran klasik dalam perenialisme meliputi:

a. Pendidikan Nilai Tetap: Aliran ini meyakini bahwa nilai-nilai, gagasan, dan pengetahuan
yang ditemukan dalam karya-karya klasik memiliki nilai yang tetap dan universal. Oleh
karena itu, pendidikan harus fokus pada pengajaran dan pemahaman konsep-konsep ini.
Contoh: Seorang guru mengajar siswanya tentang konsep etika dari karya "Nikomakhian
Ethics" karya Aristoteles. Siswa belajar bahwa nilai-nilai etika yang dibahas oleh
Aristoteles, seperti kebaikan, keadilan, dan kebahagiaan, masih relevan dalam kehidupan
modern.
b. Penekanan pada Bahasa dan Sastra Klasik: Bahasa Yunani dan Latin, serta sastra klasik,
dianggap sebagai alat penting dalam pemahaman warisan klasik. Siswa diajarkan bahasa-
bahasa ini agar dapat membaca teks-teks klasik dalam bahasa aslinya. Contoh: Di sebuah
sekolah perenialis, siswa-siswa diajarkan bahasa Latin dan mereka membaca karya-karya
besar seperti "Aeneid" karya Virgil dalam bahasa aslinya. Ini membantu mereka
memahami kekayaan budaya klasik.
c. Pembelajaran Melalui Dialog dan Diskusi: Metode pengajaran yang digunakan dalam
aliran perenialisme seringkali melibatkan diskusi dan dialog antara guru dan siswa. Siswa
diajak untuk berpikir kritis dan mendalami konsep-konsep klasik melalui interaksi.
Contoh: Seorang guru mengajak siswa-siswa untuk berdiskusi tentang teori negara dalam
karya Plato "The Republic." Mereka berdebat tentang gagasan-gagasan Plato tentang
keadilan dan pemerintahan ideal.
d. Pendidikan Karakter: Selain pengetahuan, aliran klasik dalam perenialisme juga
menekankan pembentukan karakter yang kuat. Hal ini dilakukan dengan menggali nilai-
nilai moral yang terdapat dalam karya-karya klasik. Contoh: Dalam membaca kisah-kisah
dari mitologi Yunani, siswa belajar tentang sifat-sifat seperti keberanian dari pahlawan
seperti Achilles atau kesetiaan dari Odysseus. Ini memberikan peluang untuk
pembentukan karakter.
e. Kontinuitas dengan Masa Lalu: Aliran perenialisme meyakini bahwa pendidikan harus
mempertahankan kontinuitas dengan masa lalu. Ini berarti bahwa pengetahuan dan nilai-
nilai yang telah ada selama berabad-abad masih relevan dan harus diwariskan kepada
generasi berikutnya. Contoh: Sebuah sekolah perenialis mengadakan acara tahunan yang
menghormati filosof Yunani klasik. Para siswa membacakan kutipan-kutipan dari Plato
dan Aristoteles dan merayakan warisan intelektual klasik.

Gerakan baru dalam pendidikan sering kali memiliki pengaruh terhadap pelaksanaan aliran
perenialisme di Indonesia. Beberapa gerakan baru pendidikan dan pengaruhnya terhadap
perenialisme dapat meliputi
a. Gerakan Pendidikan Inklusif:
Pengaruh: Gerakan inklusi yang mendorong pendidikan bagi semua individu, termasuk
anak-anak dengan kebutuhan khusus, telah mempengaruhi pendekatan perenialisme.
Sekolah perenialis harus mengadaptasi strategi pengajaran untuk memenuhi kebutuhan
beragam siswa, termasuk yang memiliki tantangan belajar.
b. Teknologi dalam Pendidikan:
Pengaruh: Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah memengaruhi
pendidikan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Aliran perenialisme harus
menyesuaikan diri dengan integrasi teknologi dalam pengajaran dan pembelajaran untuk
memenuhi tuntutan zaman modern.
c. Pendidikan Berbasis Kompetensi:
Pengaruh: Konsep pendidikan berbasis kompetensi lebih menekankan penguasaan
keterampilan praktis daripada pemahaman teoritis saja. Hal ini dapat menghadirkan
tantangan bagi aliran perenialisme yang cenderung menekankan pengetahuan klasik.
Namun, pendekatan ini juga dapat dipadukan dengan mengajarkan keterampilan berpikir
kritis.
d. Kurikulum 2013:
Pengaruh: Kurikulum 2013 yang diterapkan di Indonesia menekankan pada
pembelajaran berbasis kompetensi dan pengembangan karakter. Meskipun ada penekanan
pada pengetahuan klasik, kurikulum ini juga memperkenalkan elemen-elemen baru yang
mempengaruhi pelaksanaan perenialisme.
e. Gerakan Pendidikan Karakter:
Pengaruh: Pendidikan karakter menjadi perhatian utama dalam sistem pendidikan
Indonesia. Aliran perenialisme dapat mendukung pendidikan karakter dengan
memanfaatkan ajaran klasik untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan etika.
f. Keterlibatan Orang Tua dan Masyarakat:
Pengaruh: Gerakan yang menggalakkan keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam
pendidikan mempengaruhi cara sekolah perenialis berinteraksi dengan komunitas
mereka. Ini dapat membantu sekolah perenialis untuk lebih terbuka terhadap keragaman
pandangan dan budaya.
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Terdapat beragam pendekatan dan aliran dalam dunia pendidikan, masing-masing dengan
pandangan unik tentang tujuan, metode, dan substansi pembelajaran.Pemahaman mendalam
tentang aliran-aliran pendidikan seperti developmentalisme, essentialisme, perennialisme,penting
untuk memahami keragaman pendekatan dalam pendidikan.Setiap aliran pendidikan memiliki
implikasi yang berbeda dalam perancangan kurikulum, metode pengajaran, dan evaluasi hasil
belajar.Pemilihan aliran pendidikan yang tepat harus mempertimbangkan konteks, budaya, dan
tujuan pendidikan yang ingin dicapai.

2. SARAN

Mungkin kedepannya dalam penulisan makalah setiap kelompok dapat berpartisipasi dengan
baik .
DAFTAR PUSTAKA

Tirtarahardja, Umar. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru.


Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Anda mungkin juga menyukai