Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH FISKA DASAR II

HUKUM COULOMB DAN HUKUM GAUS

DISUSUN OLEH :

Jefri Thoms Karbeka/2301050047


Rivaldy Anthoniu Pinga/2301050041
Ester Bskun/2301050073
Raymunda J.Kehi/2301050061
Walde T.Mantul/2301050013

PRODI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2024

1
ABSTRAK

Makalah ini membahas dua konsep dasar dalam elektrostatika: Hukum Coulomb
dan Hukum Gauss. Hukum Coulomb menyatakan bahwa gaya antara dua muatan listrik
berbanding lurus dengan perkalian kedua muatan dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
di antara keduanya. Makalah ini juga menguraikan aplikasi Hukum Coulomb dalam
memprediksi gaya di antara muatan dalam sistem tertentu.

Selanjutnya, makalah ini menjelaskan Hukum Gauss yang merupakan prinsip


fundamental dalam elektrostatika untuk menghitung fluks medan listrik melalui permukaan
tertutup. Konsep ini memungkinkan analisis yang lebih efisien dari medan listrik dalam situasi
yang simetris. Penjelasan tentang penerapan Hukum Gauss dalam berbagai konteks fisika juga
disajikan.

Dengan membahas kedua hukum ini, makalah ini memberikan pemahaman yang
kokoh tentang prinsip-prinsip dasar elektrostatika dan relevansinya dalam analisis sistem fisika
yang melibatkan muatan listrik.

2
KATA PENGANTAR

Makalah ini bertujuan untuk memberikan gambaran singkat tentang isi makalah
yang berkaitan dengan Hukum Coulomb dan Hukum Gauss dalam bidang elektrostatika. Hukum
Coulomb dan Hukum Gauss merupakan dua konsep dasar yang penting dalam pemahaman
tentang interaksi antara muatan listrik dan medan listrik.

Dalam makalah ini, kita akan menjelajahi prinsip-prinsip dasar dari kedua hukum
ini, serta menerapkan konsep-konsep tersebut dalam berbagai konteks fisika. Pemahaman yang
kuat tentang Hukum Coulomb dan Hukum Gauss akan membantu dalam analisis sistem fisika
yang melibatkan muatan listrik, serta memberikan dasar yang kokoh dalam memahami fenomena
elektrostatika pada umumnya.

Semoga makalah ini dapat memberikan pemahaman yang mendalam dan


bermanfaat bagi pembaca dalam mempelajari elektrostatika dan aplikasinya dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi modern.

3
Daftar Isi

ABSTRAK………………………………………………………………………………….2

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… 3

Daftar isi……………………………………………………………………………………4

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………..5

Latar Belakang………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………..6

1.1 Gaya Coulomb Antar Muatan Titik……………………………………………


1.2 Gaya Coulomb Oleh Sejumlah Muatan…………………………………………8
1.3 Gaya Listrik Oleh Benda Kontinu………………………………………………10
1.4 Medan Listrik……………………………………………………………………11
1.5 Medan Listrik yang dihasilkan distribusi muatan……………………………...12
1.6 Perhitungan Medan Dengan Metode Integral…………………………………..13
1.7 Garis Gaya Listrik……………………………………………………………….15
1.8 Hukum Gaus…………………………………………………………………......16
1.8.1 Fluks Listrik…………………………………………………………………16
1.8.2 Fluks Pada Permukaan Tertutup…………………………………………….17
1.8.3 Hukum Gaus………………………………………………………………….18

1.9 Contoh Aplikasi Hukum Gauss……………………………………………………………20


1.9.1 Kawat Lurus Panjang…………………………………………………………20
1.9.2 Muatan Titik…………………………………………………………………..20

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………

Kesimpulan…………………………………………………………………………

Saran……………………………………………………………………………….

Daftar Pustaka……………………………………………………………………………….

4
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Dalam dunia fisika, pemahaman tentang interaksi antara muatan listrik dan medan
listrik memegang peranan penting dalam menjelaskan berbagai fenomena elektrostatika yang
terjadi di sekitar kita. Hukum Coulomb dan Hukum Gauss merupakan dua konsep dasar yang
menjadi pondasi dalam memahami prinsip-prinsip ini.

Hukum Coulomb, yang pertama kali dirumuskan oleh Charles-Augustin de


Coulomb pada abad ke-18, menyajikan hubungan matematis antara muatan listrik dan gaya
listrik yang timbul di antara mereka. Sementara itu, Hukum Gauss, yang dinamai dari
matematikawan Jerman Carl Friedrich Gauss, merupakan alat penting dalam menganalisis
distribusi muatan listrik dan medan listrik dalam situasi yang simetris.

Dalam latar belakang ini, kita akan menjelajahi perkembangan konseptual dan
aplikasi praktis dari kedua hukum ini, serta menggali relevansinya dalam konteks modern ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dengan pemahaman yang kuat tentang Hukum Coulomb dan Hukum
Gauss, kita dapat lebih baik memahami prinsip-prinsip dasar elektrostatika dan menerapkannya
dalam berbagai bidang, mulai dari fisika dasar hingga teknologi canggih.

5
BAB II

PEMBAHASAN

1.1. Gaya Coulomb Antar Muatan Titik


Gaya Coulomb adalah gaya listrik yang terjadi antara dua muatan listrik yang bermuatan.
Gaya ini dinamakan demikian untuk menghormati fisikawan Prancis, Charles-Augustin de
Coulomb, yang menemukan hukumnya pada abad ke-18.
Secara matematis, hukum Coulomb menyatakan bahwa gaya antara dua muatan listrik
sebanding dengan perkalian kedua muatan tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat
jarak antara keduanya. Hukum ini dapat dirumuskan sebagai:

q1q2
F=k 2
r

Dimana :
 F adalah gaya Coulomb antara dua muatan
 k adalah konstanta Coulomb (nilai numerik tergantung pada sistem satuan yang
digunakan),
 q1 dan q2 adalah muatan listrik dari dua objek,
 r adalah jarak antara dua muatan

Penting untuk dicatat bahwa gaya Coulomb adalah gaya tarik-menarik jika muatan kedua
memiliki tanda yang berlawanan (positif dan negatif), dan gaya tolakan jika muatan tersebut
memiliki tanda yang sama (positif dan positif, atau negatif dan negatif).

Gambar 1.1 Muatan q 1 dan q 1 berada pada vektor posisi ⃗ r 1 dan ⃗


r 2 . Kedua muatan melakukan gaya
tarik atau gaya tolak, bergantung pada jenis muatan yang dimiliki. Jika jenis muatan sama maka gaya

6
yang dihasilkan bersifat tolak-menolak. Jika jenis muatan berbeda maka gaya yang dihasilkan bersifat
tarik-menarik. Arah gaya sejajar dengan arah garis hubung dua muatan

Contoh Soal:
Dua muatan listrik, q 1=+3 μCq1=+3μC dan q 2=−5 μCq2=−5μC, ditempatkan pada jarak
r=10cm di udara. Tentukan besarnya gaya Coulomb antara kedua muatan tersebut.

Penyelesaian:
Kita dapat menggunakan hukum Coulomb untuk menentukan gaya antara kedua muatan
tersebut. Hukum Coulomb dinyatakan sebagai:

q1q2
F=k 2
r

Dimana :
 F adalah gaya Coulomb antara dua muatan
 k adalah konstanta Coulomb (nilai numerik tergantung pada sistem satuan yang
digunakan),
 q1 dan q2 adalah muatan listrik dari dua objek,
 r adalah jarak antara dua muatan

Kita perlu mencari nilai konstanta Coulomb. Konstanta Coulomb biasanya dinyatakan dalam
1
notasi k= di mana ϵ 0 adalah permitivitas ruang hampa yang memiliki nilai 8.85×10 -2
4 π ϵ0
C2/N⋅m28.85×10-12 C2/N ⋅ m2.

Jadi, kita punya:

1
k=
4 π ¿¿

k=8,99×109 N . m2 / C2

Sekarang, kita bisa masukkan nilai-nilai yang diberikan ke dalam rumus Coulomb:

−6 −6
F=(8.99×109) (3 ×10 )×(−5 ×10 )
¿¿

7
−6
−5× 10
F≈(8.99×10 9
)
0∙1

F≈−13.485×10-3 N

Jadi, gaya Coulomb antara kedua muatan tersebut adalah sekitar −13.485 mN−13.485mN
(miliNewton). Negative menunjukkan bahwa gaya tersebut adalah gaya tarik-menarik karena
kedua muatan memiliki tanda yang berlawanan.

1.2. Gaya Coulomb Oleh Sejumlah Muatan


Gaya Coulomb oleh sejumlah muatan adalah total gaya listrik yang dihasilkan oleh satu
muatan terhadap semua muatan lainnya dalam sistem. Ketika ada lebih dari dua muatan
dalam sistem, masing-masing muatan akan memberikan kontribusi terhadap gaya yang
dirasakan oleh muatan lainnya.
Secara matematis, gaya Coulomb oleh sejumlah muatan dapat dihitung dengan
menjumlahkan gaya Coulomb antara satu muatan dengan semua muatan lainnya dalam
sistem. Untuk setiap pasangan muatan, gaya Coulomb dihitung menggunakan hukum
Coulomb:

qi q j
Fi= k ∑ j≠i 2
r ij
Dimana:

 Fi adalah gaya total yang dirasakan oleh muatan ke-i,


 k adalah konstanta Coulomb,
 qi dan qj adalah muatan dari muatan ke-i dan ke-j,
 rij adalah jarak antara muatan ke-i dan ke-j.

Untuk mendapatkan gaya total yang dirasakan oleh muatan ke-i, kita perlu
menjumlahkan kontribusi gaya Coulomb dari semua muatan lainnya (muatan ke-j),
dengan memperhatikan bahwa kita tidak perlu menghitung gaya antara sebuah
muatan dengan dirinya sendiri (oleh karena itu, perhatikan j≠i ).
Konsep ini penting dalam memahami interaksi antara muatan dalam sistem yang
kompleks, seperti dalam sistem partikel bermuatan yang banyak, rangkaian listrik,
dan bidang-bidang lain dalam fisika yang melibatkan muatan listrik.

8
Misalkan kita memiliki muatan q1, q2, q3, dan q4. Posisi muatan-muatan
diilustrasikan pada Gambar 1.7. Kita ingin mencari berapa gaya total yang dialami
muatan q4. Misalkan koordinat posisi muatan q1 adalah 1 r  , koordinat posisi muatan
q2 adalah 2 r  , koordinat posisi muatan q3 adalah 3 r  , dan koordinat posisi muatan q4
adalah 4 r  . Kita akan mencari gaya total yang dialami muatan q4. Gaya yang dilakukan
muatan q1, q2, dan q3 pada muatan q4 masing-masing adalah

Gambar 1.2 Posisi koordinat sejumlah muatan

9
Seca
ra umum, gaya pada muatan qx yang dilakukan sejumlah muatan q1, q2, q3, …, qN dapat
dinyataakn dalam notasi penjumlahan vektor sebagai berikut

1.3. Gaya Listrik Oleh Benda Kontinu


aya listrik oleh benda kontinu merujuk pada gaya total yang dihasilkan oleh distribusi muatan
listrik yang kontinu di sepanjang suatu objek. Benda kontinu bisa berbentuk seperti kawat panjang,
pelat datar, atau benda-benda lain yang memiliki muatan yang terdistribusi secara kontinu di
permukaannya.
Untuk menghitung gaya listrik oleh benda kontinu, kita sering menggunakan konsep
medan listrik. Medan listrik (E) adalah besaran vektor yang menunjukkan gaya listrik per
satuan muatan yang dialami oleh muatan uji yang ditempatkan di titik tertentu dalam ruang

10
tersebut. Untuk benda-benda kontinu, kita dapat menggunakan rumus medan listrik yang
sesuai dengan bentuk benda tersebut.
Sebagai contoh:

 Untuk kawat lurus yang bermuatan, medan listrik di sekitar kawat tersebut pada jarak
r dari kawat dapat dihitung menggunakan rumus medan listrik E untuk kawat
panjang:

λ
E=
2 π ϵ0 r
di mana λ adalah kerapatan linier muatan pada kawat.
 Untuk pelat datar yang bermuatan, medan listrik di antara dua pelat pada jarak d dari
pelat dapat dihitung menggunakan rumus medan listrik E untuk pelat datar:

σ
E=
2 ϵ0

di mana σ adalah kerapatan permukaan muatan pada pelat.

Setelah medan listrik dihitung, gaya total yang dialami oleh muatan uji dapat dihitung dengan
mengalikan medan listrik pada titik tersebut dengan muatan uji tersebut.
Penting untuk dicatat bahwa dalam kasus distribusi muatan kontinu, sering kali kita
menggunakan integral untuk menghitung gaya total atau medan listrik, terutama jika
distribusi muatan tidak homogen. Integrasi membantu kita memperhitungkan kontribusi kecil
dari setiap elemen muatan dalam benda kontinu tersebut.

11
12
Gambar 1.3 Benda besar dibagi atas elemen-elemen kecil yang bersentuhan. Tiap elemen
dapat dipandang sebagai muatan titik. Gaya pada muatan q merupakan jumlah vektor gaya
yang dihasilkan semua titik dengan muatan q.

1.4. Medan Listrik


Medan listrik adalah suatu konsep dalam fisika yang digunakan untuk menggambarkan pengaruh
sebuah muatan listrik terhadap muatan lainnya di sekitarnya. Secara formal, medan listrik
didefinisikan sebagai kekuatan atau gaya yang dialami oleh muatan uji positif jika ditempatkan di
suatu titik dalam ruang di mana medan listrik tersebut ada.
Medan listrik dinyatakan dalam bentuk vektor, yang berarti memiliki besaran dan arah.
Arah dari medan listrik pada suatu titik menunjukkan arah gaya yang akan dialami oleh
muatan positif uji jika ditempatkan di titik tersebut. Medan listrik dinyatakan dalam satuan
N
atau newton per coulomb.
C
Medan listrik (E) di sekitar suatu muatan titik dapat dihitung menggunakan hukum
Coulomb dan prinsip superposisi. Jika muatan Q ditempatkan di suatu titik dalam ruang,
medan listrik yang dihasilkan di titik tersebut dapat dihitung sebagai:

F
E=
q

di mana:

 E adalah medan listrik,


 F adalah gaya Coulomb yang dialami oleh muatan uji positif q,
 q adalah muatan uji.

Untuk muatan titik, medan listrik di suatu titik dalam ruang bergantung pada besaran
muatan

Q dan jarak dari muatan tersebut ke titik tersebut.

Selain itu, untuk distribusi muatan yang tidak terkonsentrasi pada satu titik, seperti pada
kawat bermuatan, pelat bermuatan, atau benda-benda bermuatan lainnya, medan listrik di
suatu titik dalam ruang dihitung dengan menggunakan hukum Gauss atau dengan
menggunakan rumus yang sesuai dengan bentuk distribusi muatan tersebut.

Medan listrik memiliki banyak aplikasi dalam berbagai bidang fisika, termasuk dalam
elektrostatika, elektrodinamika, pembangkitan energi listrik, dan elektronika.

13
Gambar 1.4 Muatan liatrik q1 menghasilkan medan listrik di sekitarnya. Muatan q 1 yang
berada di sekitar muatan q1 berinteraksi dengan medan yang dihasilkan muatan q 1. Efek dari
interaksi tersebut adalah muncul gaya listrik pada muatan q2.

1.5. Medan Listrik yang dihasilkan distribusi muatan


Medan listrik yang dihasilkan oleh distribusi muatan mengacu pada medan listrik yang
ada di sekitar benda atau objek yang memiliki muatan listrik yang terdistribusi secara
kontinu. Distribusi muatan ini dapat berupa muatan positif atau negatif yang tersebar di
permukaan atau volume benda tersebut.
Medan listrik (E) pada suatu titik dalam ruang disebabkan oleh semua muatan dalam
distribusi tersebut. Untuk distribusi muatan yang dapat dianggap sebagai kontinu, konsep
medan listrik umumnya dijelaskan dengan menggunakan integral dan hukum Gauss.
Secara matematis, medan listrik E pada suatu titik dalam ruang disebabkan oleh distribusi
muatan dapat dihitung dengan menggunakan rumus integral berikut:

1
E=∫ ρ¿¿¿
4 πϵ 0

di mana:

 E adalah medan listrik di titik yang diukur,


 0ε0 adalah permitivitas ruang hampa,
 ρ(r′) adalah kerapatan muatan di titik r′,

14
 r adalah vektor posisi titik pengamatan,
 r′ adalah vektor posisi elemen volume kecil dV′ yang berisi muatan.

Rumus ini mencakup semua kontribusi dari elemen muatan yang tersebar di seluruh
distribusi muatan. Penerapan rumus ini dapat menjadi kompleks tergantung pada bentuk
distribusi muatan. Pada beberapa bentuk distribusi yang simetris, hukum Gauss seringkali
digunakan untuk mempermudah perhitungan.
Penting untuk dicatat bahwa medan listrik dihasilkan oleh distribusi muatan dapat
bervariasi di berbagai titik dalam ruang tergantung pada bentuk dan sifat distribusi muatan
tersebut.

Gambar 1.5 Besar komponen


medan dalam arah sumbu x
dan sumbu y.

1.6. Perhitungan Medan Dengan Metode Integral


Mari kita perluas cara perhitungan kuat medan listrik dengan menggunakan metode
integral. Metode integral digunakan jika sumber muatan bukan merupakan benda titik, tetapi
merupakan benda besar. Perlu diingat bahwa integral sebenarnya adalah penjumlahan setelah
mebagi benda atas elemen-elemen kecil yang jumlahnya tak berhingga. Setelah dilakukan
pembagian tersebut maka tiap elemen dapat dipandang sebagai titik. Sebagai ilustrasi,
perhatikan Gambar 1.6
Kita ingin mencari kuat medan listrik pada titik sembarang P. Kita lihat suatu elemen
kecil benda yang mengandung muatan dq . Misalkan vektor posisi elemen tersebut terhadap
pusat koordinat adalahr⃗ dan vektor posisi titik pengamatan terhadap pusat koordinat adalah
r p. Posisi relatif titik pengamatan terhadap elemen muatan adalah ⃗
⃗ r p −⃗r dan jarak.
titik pengamatan ke elemen muatan adalah ⎸⃗ r p −⃗r ⎸ . Dengan menggunakan
maka kita dapat menulis medan listrik di titik P yang dihasilkan oleh elemen muatan dq
adalah

1 dq
d⃗
E p= 4 π ϵ (⃗
r p −⃗r )
o ⎸ r⃗p−⃗r ⎸3

15
Kuat medan total di titik P yang diakibatkan oleh seluruh muatan pada benda menjadi

E p=∫ d ⃗
⃗ Ep
1 dq
=4 π ϵ
(⃗
r p −⃗r )
o ⎸ r⃗p−⃗r ⎸3

Gambar 1.7 Kuat medan listrik yang dihasilkan benda kontinu sembarang. Benda besar dibagi atas elemen-elemen kecil.
Karena kecil sekali maka elemen-elemen tersebut dapat dipandang sebagai titik-titik.

1.7 Garis Gaya Listrik


Untuk menvisualisasikan medan listrik sehingga kita memiliki gambaran tentang besar
maupun arahnya, maka didefinisikan garis gaya listrik. Garis gaya listrik adalah garis khayal
yang keluar dari muatan positif dan masuk ke muatan negatif. Setelah menggambarkan garis
gaya listrik maka kita dapat mendefinisikan medan listrik sebagai berikut:

 Besarnya medan listrik sebanding dengan kerapatan garis gaya per satuan luas permukaan
yang ditembus garis gaya
 Arah medan listrik di suatu titik sama sejajar dengan garis singgung garis gaya pada titik
tersebut.

16
Gambar 1.8 Ilustrasi garis gaya listrik.

Berdasarkan Gambar 1.8 maka kuat medan listrik di titik A lebih besar daripada
kuat medan listrik di titik B dan kuat medan listrik di titik B lebih besar daripada kuat
medan listrik di titik C. Jika kita memiliki luas permukaan tertentu dan ditembus oleh
garis gaya dan karena kuat medan listrik sebanding dengan kerapatan garis gaya maka
dapat pula kita katakan bahwa kuat medan listrik berbanding lurus dengan jumlah
garis gaya yang menembus permukaan tersebut. Dan karena kuat medan listrik juga
berbanding lurus dengan besar muatan. Jadi kita dapat simpulkan bahwa:

Jumlah garis gaya yang menembus suatu permukaan berbanding lurus


dengan muatan.

1.8 Hukum Gaus


Di samping menerapkan langsung hokum Coulumb, terdapat cara lain untuk menghitung
medan listrik. Salah satunya adalah hokum Gauss. Hukum Gauss merupakan metode yang
sangat efektif untuk mencari kuat medan listrik di sekitar muatan kontinu pada benda yang
memiliki simetri. Namun, perlu diingat bahwa hukum Gauss berlaku untuk semua jenis
permukaan, baik simetri maupun tidak simetri. Namun, khusus untuk permukaan simetri
maka penerapan hukum Gauss menghasilkan persamaan medan listrik dalam bentuk yang mudah.
Kita akan menerapkan hukum Gauss pada beberapa kasus. Namun, sebelum menerapkan hokum
gauss mari kita pelajari dulu beberapa definisi yang akan kita gunakan.

1.8.1 Fluks Listrik

17
Fluks listrik didefinisikan sebagai perkalian skalar (perkalian titik) antara vector kuat medan
listrik dengan vector luar permukaan yang ditembus oleh medan tersebut. Gambar 1.42
memperlihatkan medan yang menembus suatu permukaan.

Pada Gambar 1.medan listrik ⃗


E menembus permukaan dengan vector luas permukaan ⃗ A . Perlu
diingat bahwa arah vector luas permukaan tegak lurus dengan permukaan tersebut. Fluks listrik yang
melewati permukaan memenuhi

⃗
E⃗
A  EAcos

Dengan:

 A adalah luas permukaan


  sudut yang dibentuk oleh medan listrik dan vector luas permukaan.

Jika permukaan yang ditembus medan terdiri dari sejumlah segmen, maka fluks total sama
dengan jumlah fluks pada masing-masing segmen. Contohnya, untuk Gambar 1.43, fluks total
dapat ditulis sebegai

18
  1  2  3  4

E 1 ●⃗
=⃗ E2 ● ⃗
A1 ●  ⃗ E3 ● ⃗
A2  ⃗ E4 ● ⃗
A3  ⃗ A4

=  E1 A1 cos  E2 A2 cos  E3 A3 cos E4A4 cos

di mana Ei adalah medan yang memebus permukan Ai. Jika jumlah segmen permukaan ada N
buah, maka fluks total yang melewati seluruh permukaan dapat ditulis sebagai

Dalam kasus umum di mana permukaan yang dikenai medan listrik adalah permukaan sembarang
dan kuat serta arah medan listrik juga sembarang maka fluks yang melewati permukaan
ditentukan dengan integral sebagai berikut

   E cos dA

1.8.2 Fluks Pada Permukaan Tertutup

Fluks ada karena adanya garis gaya. Garis gaya keluar dari muatan positif. Lokasi ujung
dari garis gaya ada dua kemungkinan, yaitu pada jarak tak berhingga dari muatan positif atau
pada muatan negative. Gambar 1.44 adalah ilustrasi sifat garis gaya tersebut. Ketika bertemu
muatan negatif, maka garis yang dihasilkan muatan positif berakhir di muatan negatif.

19
Gambar 1.44 (i) muatan positif berada di luar permukaan tertutup, (ii) muatan negatif
berada di luar permukaan tertutup, (iii) muatan positif di luar permukaan tertutup dan muatan
negatif di dalam permukaan tertutup, (iv) muatan negatif di luar permukaan tertutup dan muatan
positif di dalam permukaan tertutup.

 Sekarang kita analisis sejumlah sifat fluks listrik yang melewati permukaan tertutup. i.
Misalkan di sekitar sebuah muatan positif terdapat permukaan tertutup. Muatan tersebut berada di
luar permukaan tertutup. Garis gaya yang dihasilkan oleh muatan tersebut yang masuk pada sisi
depan permukaan pasti keluar di sisi belakang permukaan. Karena tidak ada muatan negatif di
dalam permukaan yang berperan sebagai titik akhir dari garis gaya maka garis gaya hanya
berakhir di jarak tak berhingga. Pada sisi depan permukaan, sudut yang dibentuk garis gaya
dengan vector luas lebih besar daripada 90o sehingga fluks berharga negatif. Pada sisi belakang
permukaan, sudut yang dibentuk garis gaya dengan vector luas lebih kecil daripada 90o sehingga
fluks berharga positif. Kedua fluks tersebut sama besar sehingga fluks total pada permukaan
tertutup nol (sama besar tetapi berlawanan tanda).

20
 Jika muatan di luar pemukaan adalah muatan negatif maka garis gaya akan masuk menuju
permukaan tersebut. Garis gaya yang masuk di sisi belakang permukaan akan keluar di sisi depan
permukaan. Kedua fluks tersebut juga sama besar dan berlawanan tanda sehingga fluks total pada
permukaan teetutup nol.
 Jika di luar permukaan ada muatan positif dan di dalam permukaan ada muatan negatif, maka
ada sebagian garis gaya yang masuk di sisi depan permukaan tidak keluar di sisi belakang
permukaan karena garis gaya tersebut berakhir di muatan negatif dalam permukaan. Akibatnya,
fluks yang masuk permukaan tidak sama dengan fluks yang keluar permukaan. Justru, fluks yang
masuk permukaan lebih besar daripada fluks yang keluar permukaan. Dengan demikian, fluks
total untuk permukaan tertutup tersebut tidak nol.
 Jika di luar permukaan ada muatan negatif dan di dalam permukaan ada muatan positif, maka
ada tambahan garis gaya yang keluar pada permukaan namun tidak berasal dari garis gaya yang
masuk di sisi lain. Garis gaya tersebut dihasilkan oleh muatan positif dalam permukaan.
Akibatnya, fluks yang keluar permukaan tidak sama dengan fluks yang masuk permukaan. Justru,
fluks yang keluar permukaan lebih besar daripada fluks yang masuk permukaan. Dengan
demikian, fluks total untuk permukaan teetutup tersebut tidak nol.

1.8.3 Hukum Gauss

Hukum Gauss adalah hukum yang menghubungkan fluks total pada permukaan tertutup dengan
jumlah muatan yang dikandung oleh permukaan tersebut. Hukum tersebut dirumuskan sebagai
berikut:

Secara matematis, hokum Gauss dapat ditulis sebagai

21
1.9 Contoh Aplikasi Hukum Gauss

Berikutnya kita akan melihat sejumlah contoh aplikasi hokum Gauss untuk menentukan
medan listrik yang dihasilkan benda bermuatan. Hukum Gauss efektir digunakan untuk
menentukan medan listrik yang dihasilkan oleh benda dengans sebaran muatan bersigat simetri
seperti simetri garis, simetri silinder, dan simetri bola.

1.9.1 Kawat Lurus Panjang

Sebuah kawat lurus panjang memiliki kerapatan muatan . Kita akan menentukan kuat
medan listrik pada jarak sembarang dari kawat. Langkah yang harus kita lakukan adalah

 Langkah pertama adalah kita membuat permukaan Gauss. Jika kita ingin
menentukan kuat medan pada jarak r dari kawat maka permukaan Gauss yang
kita gunakan berupa silinder dengan jari-jari r seperti pada Gambar 1.45. Panjang
silinder bisa bebas. Kita anggap panjangnya L.

Gambar 1.45 Permukaan Gauss untuk menentukan kuat medan listrik di sekitar kawat lurus panjang

Jadi, permukaan Gauss yang kita miliki berupa permukaan silinder yang terdiri atas selubung,
alas, dan tutup. Alas dan tutup masing-masing berbentuk lingkaran.

1.9.2 Muatan Titik

Selanjutnya kita terapkan hokum Gauss untuk menentukan medan listrik yang dihasilkan muatan
titik. Misalkan kita memiliki muatan titik Q dan kita ingin menentukan kuat medan listrik pada jarak r
dari muatan tersebut. Langkah pertama adalah memilih permukaan Gauss sehingga besar medan listrik
pada tiap titik di permukaan tersebut sama dan sudut yang dibentuk medan dan vector permukaan selalu
sama. Untuk kasus muatan titik, hanya permukaan bola yang berpusat di muatan yang memenuhi syarat
tersebut (Gambar 1.48). Jadi kita pilih permukaan Gauss berupa permukaan bola dengan jari-jari r dan
berpusat di muatan.

22
Gambar 1.48 Permukaan Gauss yang dipilih untuk menentukan medan listrik yang dihasilak
muatan titik adalah permukaan bola yang berpusat di muatan titik. Pada permukaan tersebut besar medan
listrik konstan dan arahnta selalu sejajar vector luas permukaan.

Karena hanya ada satu permukaan maka

Arah medan di permukaan bola adalah radial. Arah vector permukaan juga radial. Jadi medan dan vector
pemukaan memiliki arah yang sama sehingga  = 0 atau cos  = 1. Dengan demikian

Jumlah total muatan yang dilingkupi permukaan Gaus adalah muatan titik itu sendiri. Jadi  q = Q.
Substitusi ke dalam hukum Gauss diperoleh

Hasil ini persis sama dengan apa yang diperoleh dengan menggunakan hukum Coulomb.

23
KESIMPULAN

Hukum Coulomb dan Hukum Gauss" mengacu pada dua prinsip dasar dalam studi
elektrostatika, yaitu Hukum Coulomb dan Hukum Gauss. Hukum Coulomb menyatakan bahwa
gaya antara dua muatan listrik adalah sebanding dengan produk dari kedua muatan tersebut dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak di antara keduanya. Sedangkan Hukum Gauss adalah
salah satu hukum dasar dalam elektrostatika yang memberikan metode untuk menghitung fluks
medan listrik melalui permukaan tertutup yang mengelilingi muatan listrik. Dengan demikian,
dari judul ini dapat disimpulkan bahwa topik yang dibahas adalah tentang interaksi antara
muatan listrik dan pemahaman tentang cara mengukur dan memahami fluks medan listrik
menggunakan prinsip Hukum Coulomb dan Hukum Gauss.

Daftar Pustaka

Statis, Induksi Listrik, et al. "Artikel ini merupakan bagain dari seri Listrik dan Magnet."

Rianna, M., Hamid, M., Sebayang, A. M. S., & Sebayang, P. Elektrostatika. GUEPEDIA.

Susanti, Resti Julia, Evi Noviani, and Fransiskus Fran. "Pemodelan Matematis untuk Persamaan
Beda Potensial Listrik." Bimaster: Buletin Ilmiah Matematika, Statistika dan Terapannya 8.4.

Marianus, Marianus. "Listrik Magnet." (2023).

24
Dahlan, Erfan Achmad. Elektromagnetika: Analisis Vektor dan Elektrostatistika. Universitas
Brawijaya Press, 2017.

Dahlan, E. A. (2017). Elektromagnetika: Analisis Vektor dan Elektrostatistika. Universitas Brawijaya


Press.

25

Anda mungkin juga menyukai