DISUSUN OLEH :
KUPANG
2024
1
ABSTRAK
Makalah ini membahas dua konsep dasar dalam elektrostatika: Hukum Coulomb
dan Hukum Gauss. Hukum Coulomb menyatakan bahwa gaya antara dua muatan listrik
berbanding lurus dengan perkalian kedua muatan dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
di antara keduanya. Makalah ini juga menguraikan aplikasi Hukum Coulomb dalam
memprediksi gaya di antara muatan dalam sistem tertentu.
Dengan membahas kedua hukum ini, makalah ini memberikan pemahaman yang
kokoh tentang prinsip-prinsip dasar elektrostatika dan relevansinya dalam analisis sistem fisika
yang melibatkan muatan listrik.
2
KATA PENGANTAR
Makalah ini bertujuan untuk memberikan gambaran singkat tentang isi makalah
yang berkaitan dengan Hukum Coulomb dan Hukum Gauss dalam bidang elektrostatika. Hukum
Coulomb dan Hukum Gauss merupakan dua konsep dasar yang penting dalam pemahaman
tentang interaksi antara muatan listrik dan medan listrik.
Dalam makalah ini, kita akan menjelajahi prinsip-prinsip dasar dari kedua hukum
ini, serta menerapkan konsep-konsep tersebut dalam berbagai konteks fisika. Pemahaman yang
kuat tentang Hukum Coulomb dan Hukum Gauss akan membantu dalam analisis sistem fisika
yang melibatkan muatan listrik, serta memberikan dasar yang kokoh dalam memahami fenomena
elektrostatika pada umumnya.
3
Daftar Isi
ABSTRAK………………………………………………………………………………….2
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… 3
Daftar isi……………………………………………………………………………………4
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………..5
Latar Belakang………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………..6
Kesimpulan…………………………………………………………………………
Saran……………………………………………………………………………….
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………….
4
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dalam dunia fisika, pemahaman tentang interaksi antara muatan listrik dan medan
listrik memegang peranan penting dalam menjelaskan berbagai fenomena elektrostatika yang
terjadi di sekitar kita. Hukum Coulomb dan Hukum Gauss merupakan dua konsep dasar yang
menjadi pondasi dalam memahami prinsip-prinsip ini.
Dalam latar belakang ini, kita akan menjelajahi perkembangan konseptual dan
aplikasi praktis dari kedua hukum ini, serta menggali relevansinya dalam konteks modern ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dengan pemahaman yang kuat tentang Hukum Coulomb dan Hukum
Gauss, kita dapat lebih baik memahami prinsip-prinsip dasar elektrostatika dan menerapkannya
dalam berbagai bidang, mulai dari fisika dasar hingga teknologi canggih.
5
BAB II
PEMBAHASAN
q1q2
F=k 2
r
Dimana :
F adalah gaya Coulomb antara dua muatan
k adalah konstanta Coulomb (nilai numerik tergantung pada sistem satuan yang
digunakan),
q1 dan q2 adalah muatan listrik dari dua objek,
r adalah jarak antara dua muatan
Penting untuk dicatat bahwa gaya Coulomb adalah gaya tarik-menarik jika muatan kedua
memiliki tanda yang berlawanan (positif dan negatif), dan gaya tolakan jika muatan tersebut
memiliki tanda yang sama (positif dan positif, atau negatif dan negatif).
6
yang dihasilkan bersifat tolak-menolak. Jika jenis muatan berbeda maka gaya yang dihasilkan bersifat
tarik-menarik. Arah gaya sejajar dengan arah garis hubung dua muatan
Contoh Soal:
Dua muatan listrik, q 1=+3 μCq1=+3μC dan q 2=−5 μCq2=−5μC, ditempatkan pada jarak
r=10cm di udara. Tentukan besarnya gaya Coulomb antara kedua muatan tersebut.
Penyelesaian:
Kita dapat menggunakan hukum Coulomb untuk menentukan gaya antara kedua muatan
tersebut. Hukum Coulomb dinyatakan sebagai:
q1q2
F=k 2
r
Dimana :
F adalah gaya Coulomb antara dua muatan
k adalah konstanta Coulomb (nilai numerik tergantung pada sistem satuan yang
digunakan),
q1 dan q2 adalah muatan listrik dari dua objek,
r adalah jarak antara dua muatan
Kita perlu mencari nilai konstanta Coulomb. Konstanta Coulomb biasanya dinyatakan dalam
1
notasi k= di mana ϵ 0 adalah permitivitas ruang hampa yang memiliki nilai 8.85×10 -2
4 π ϵ0
C2/N⋅m28.85×10-12 C2/N ⋅ m2.
1
k=
4 π ¿¿
k=8,99×109 N . m2 / C2
Sekarang, kita bisa masukkan nilai-nilai yang diberikan ke dalam rumus Coulomb:
−6 −6
F=(8.99×109) (3 ×10 )×(−5 ×10 )
¿¿
7
−6
−5× 10
F≈(8.99×10 9
)
0∙1
F≈−13.485×10-3 N
Jadi, gaya Coulomb antara kedua muatan tersebut adalah sekitar −13.485 mN−13.485mN
(miliNewton). Negative menunjukkan bahwa gaya tersebut adalah gaya tarik-menarik karena
kedua muatan memiliki tanda yang berlawanan.
qi q j
Fi= k ∑ j≠i 2
r ij
Dimana:
Untuk mendapatkan gaya total yang dirasakan oleh muatan ke-i, kita perlu
menjumlahkan kontribusi gaya Coulomb dari semua muatan lainnya (muatan ke-j),
dengan memperhatikan bahwa kita tidak perlu menghitung gaya antara sebuah
muatan dengan dirinya sendiri (oleh karena itu, perhatikan j≠i ).
Konsep ini penting dalam memahami interaksi antara muatan dalam sistem yang
kompleks, seperti dalam sistem partikel bermuatan yang banyak, rangkaian listrik,
dan bidang-bidang lain dalam fisika yang melibatkan muatan listrik.
8
Misalkan kita memiliki muatan q1, q2, q3, dan q4. Posisi muatan-muatan
diilustrasikan pada Gambar 1.7. Kita ingin mencari berapa gaya total yang dialami
muatan q4. Misalkan koordinat posisi muatan q1 adalah 1 r , koordinat posisi muatan
q2 adalah 2 r , koordinat posisi muatan q3 adalah 3 r , dan koordinat posisi muatan q4
adalah 4 r . Kita akan mencari gaya total yang dialami muatan q4. Gaya yang dilakukan
muatan q1, q2, dan q3 pada muatan q4 masing-masing adalah
9
Seca
ra umum, gaya pada muatan qx yang dilakukan sejumlah muatan q1, q2, q3, …, qN dapat
dinyataakn dalam notasi penjumlahan vektor sebagai berikut
10
tersebut. Untuk benda-benda kontinu, kita dapat menggunakan rumus medan listrik yang
sesuai dengan bentuk benda tersebut.
Sebagai contoh:
Untuk kawat lurus yang bermuatan, medan listrik di sekitar kawat tersebut pada jarak
r dari kawat dapat dihitung menggunakan rumus medan listrik E untuk kawat
panjang:
λ
E=
2 π ϵ0 r
di mana λ adalah kerapatan linier muatan pada kawat.
Untuk pelat datar yang bermuatan, medan listrik di antara dua pelat pada jarak d dari
pelat dapat dihitung menggunakan rumus medan listrik E untuk pelat datar:
σ
E=
2 ϵ0
Setelah medan listrik dihitung, gaya total yang dialami oleh muatan uji dapat dihitung dengan
mengalikan medan listrik pada titik tersebut dengan muatan uji tersebut.
Penting untuk dicatat bahwa dalam kasus distribusi muatan kontinu, sering kali kita
menggunakan integral untuk menghitung gaya total atau medan listrik, terutama jika
distribusi muatan tidak homogen. Integrasi membantu kita memperhitungkan kontribusi kecil
dari setiap elemen muatan dalam benda kontinu tersebut.
11
12
Gambar 1.3 Benda besar dibagi atas elemen-elemen kecil yang bersentuhan. Tiap elemen
dapat dipandang sebagai muatan titik. Gaya pada muatan q merupakan jumlah vektor gaya
yang dihasilkan semua titik dengan muatan q.
F
E=
q
di mana:
Untuk muatan titik, medan listrik di suatu titik dalam ruang bergantung pada besaran
muatan
Selain itu, untuk distribusi muatan yang tidak terkonsentrasi pada satu titik, seperti pada
kawat bermuatan, pelat bermuatan, atau benda-benda bermuatan lainnya, medan listrik di
suatu titik dalam ruang dihitung dengan menggunakan hukum Gauss atau dengan
menggunakan rumus yang sesuai dengan bentuk distribusi muatan tersebut.
Medan listrik memiliki banyak aplikasi dalam berbagai bidang fisika, termasuk dalam
elektrostatika, elektrodinamika, pembangkitan energi listrik, dan elektronika.
13
Gambar 1.4 Muatan liatrik q1 menghasilkan medan listrik di sekitarnya. Muatan q 1 yang
berada di sekitar muatan q1 berinteraksi dengan medan yang dihasilkan muatan q 1. Efek dari
interaksi tersebut adalah muncul gaya listrik pada muatan q2.
1
E=∫ ρ¿¿¿
4 πϵ 0
di mana:
14
r adalah vektor posisi titik pengamatan,
r′ adalah vektor posisi elemen volume kecil dV′ yang berisi muatan.
Rumus ini mencakup semua kontribusi dari elemen muatan yang tersebar di seluruh
distribusi muatan. Penerapan rumus ini dapat menjadi kompleks tergantung pada bentuk
distribusi muatan. Pada beberapa bentuk distribusi yang simetris, hukum Gauss seringkali
digunakan untuk mempermudah perhitungan.
Penting untuk dicatat bahwa medan listrik dihasilkan oleh distribusi muatan dapat
bervariasi di berbagai titik dalam ruang tergantung pada bentuk dan sifat distribusi muatan
tersebut.
1 dq
d⃗
E p= 4 π ϵ (⃗
r p −⃗r )
o ⎸ r⃗p−⃗r ⎸3
15
Kuat medan total di titik P yang diakibatkan oleh seluruh muatan pada benda menjadi
E p=∫ d ⃗
⃗ Ep
1 dq
=4 π ϵ
(⃗
r p −⃗r )
o ⎸ r⃗p−⃗r ⎸3
Gambar 1.7 Kuat medan listrik yang dihasilkan benda kontinu sembarang. Benda besar dibagi atas elemen-elemen kecil.
Karena kecil sekali maka elemen-elemen tersebut dapat dipandang sebagai titik-titik.
Besarnya medan listrik sebanding dengan kerapatan garis gaya per satuan luas permukaan
yang ditembus garis gaya
Arah medan listrik di suatu titik sama sejajar dengan garis singgung garis gaya pada titik
tersebut.
16
Gambar 1.8 Ilustrasi garis gaya listrik.
Berdasarkan Gambar 1.8 maka kuat medan listrik di titik A lebih besar daripada
kuat medan listrik di titik B dan kuat medan listrik di titik B lebih besar daripada kuat
medan listrik di titik C. Jika kita memiliki luas permukaan tertentu dan ditembus oleh
garis gaya dan karena kuat medan listrik sebanding dengan kerapatan garis gaya maka
dapat pula kita katakan bahwa kuat medan listrik berbanding lurus dengan jumlah
garis gaya yang menembus permukaan tersebut. Dan karena kuat medan listrik juga
berbanding lurus dengan besar muatan. Jadi kita dapat simpulkan bahwa:
17
Fluks listrik didefinisikan sebagai perkalian skalar (perkalian titik) antara vector kuat medan
listrik dengan vector luar permukaan yang ditembus oleh medan tersebut. Gambar 1.42
memperlihatkan medan yang menembus suatu permukaan.
⃗
E⃗
A EAcos
Dengan:
Jika permukaan yang ditembus medan terdiri dari sejumlah segmen, maka fluks total sama
dengan jumlah fluks pada masing-masing segmen. Contohnya, untuk Gambar 1.43, fluks total
dapat ditulis sebegai
18
1 2 3 4
E 1 ●⃗
=⃗ E2 ● ⃗
A1 ● ⃗ E3 ● ⃗
A2 ⃗ E4 ● ⃗
A3 ⃗ A4
di mana Ei adalah medan yang memebus permukan Ai. Jika jumlah segmen permukaan ada N
buah, maka fluks total yang melewati seluruh permukaan dapat ditulis sebagai
Dalam kasus umum di mana permukaan yang dikenai medan listrik adalah permukaan sembarang
dan kuat serta arah medan listrik juga sembarang maka fluks yang melewati permukaan
ditentukan dengan integral sebagai berikut
E cos dA
Fluks ada karena adanya garis gaya. Garis gaya keluar dari muatan positif. Lokasi ujung
dari garis gaya ada dua kemungkinan, yaitu pada jarak tak berhingga dari muatan positif atau
pada muatan negative. Gambar 1.44 adalah ilustrasi sifat garis gaya tersebut. Ketika bertemu
muatan negatif, maka garis yang dihasilkan muatan positif berakhir di muatan negatif.
19
Gambar 1.44 (i) muatan positif berada di luar permukaan tertutup, (ii) muatan negatif
berada di luar permukaan tertutup, (iii) muatan positif di luar permukaan tertutup dan muatan
negatif di dalam permukaan tertutup, (iv) muatan negatif di luar permukaan tertutup dan muatan
positif di dalam permukaan tertutup.
Sekarang kita analisis sejumlah sifat fluks listrik yang melewati permukaan tertutup. i.
Misalkan di sekitar sebuah muatan positif terdapat permukaan tertutup. Muatan tersebut berada di
luar permukaan tertutup. Garis gaya yang dihasilkan oleh muatan tersebut yang masuk pada sisi
depan permukaan pasti keluar di sisi belakang permukaan. Karena tidak ada muatan negatif di
dalam permukaan yang berperan sebagai titik akhir dari garis gaya maka garis gaya hanya
berakhir di jarak tak berhingga. Pada sisi depan permukaan, sudut yang dibentuk garis gaya
dengan vector luas lebih besar daripada 90o sehingga fluks berharga negatif. Pada sisi belakang
permukaan, sudut yang dibentuk garis gaya dengan vector luas lebih kecil daripada 90o sehingga
fluks berharga positif. Kedua fluks tersebut sama besar sehingga fluks total pada permukaan
tertutup nol (sama besar tetapi berlawanan tanda).
20
Jika muatan di luar pemukaan adalah muatan negatif maka garis gaya akan masuk menuju
permukaan tersebut. Garis gaya yang masuk di sisi belakang permukaan akan keluar di sisi depan
permukaan. Kedua fluks tersebut juga sama besar dan berlawanan tanda sehingga fluks total pada
permukaan teetutup nol.
Jika di luar permukaan ada muatan positif dan di dalam permukaan ada muatan negatif, maka
ada sebagian garis gaya yang masuk di sisi depan permukaan tidak keluar di sisi belakang
permukaan karena garis gaya tersebut berakhir di muatan negatif dalam permukaan. Akibatnya,
fluks yang masuk permukaan tidak sama dengan fluks yang keluar permukaan. Justru, fluks yang
masuk permukaan lebih besar daripada fluks yang keluar permukaan. Dengan demikian, fluks
total untuk permukaan tertutup tersebut tidak nol.
Jika di luar permukaan ada muatan negatif dan di dalam permukaan ada muatan positif, maka
ada tambahan garis gaya yang keluar pada permukaan namun tidak berasal dari garis gaya yang
masuk di sisi lain. Garis gaya tersebut dihasilkan oleh muatan positif dalam permukaan.
Akibatnya, fluks yang keluar permukaan tidak sama dengan fluks yang masuk permukaan. Justru,
fluks yang keluar permukaan lebih besar daripada fluks yang masuk permukaan. Dengan
demikian, fluks total untuk permukaan teetutup tersebut tidak nol.
Hukum Gauss adalah hukum yang menghubungkan fluks total pada permukaan tertutup dengan
jumlah muatan yang dikandung oleh permukaan tersebut. Hukum tersebut dirumuskan sebagai
berikut:
21
1.9 Contoh Aplikasi Hukum Gauss
Berikutnya kita akan melihat sejumlah contoh aplikasi hokum Gauss untuk menentukan
medan listrik yang dihasilkan benda bermuatan. Hukum Gauss efektir digunakan untuk
menentukan medan listrik yang dihasilkan oleh benda dengans sebaran muatan bersigat simetri
seperti simetri garis, simetri silinder, dan simetri bola.
Sebuah kawat lurus panjang memiliki kerapatan muatan . Kita akan menentukan kuat
medan listrik pada jarak sembarang dari kawat. Langkah yang harus kita lakukan adalah
Langkah pertama adalah kita membuat permukaan Gauss. Jika kita ingin
menentukan kuat medan pada jarak r dari kawat maka permukaan Gauss yang
kita gunakan berupa silinder dengan jari-jari r seperti pada Gambar 1.45. Panjang
silinder bisa bebas. Kita anggap panjangnya L.
Gambar 1.45 Permukaan Gauss untuk menentukan kuat medan listrik di sekitar kawat lurus panjang
Jadi, permukaan Gauss yang kita miliki berupa permukaan silinder yang terdiri atas selubung,
alas, dan tutup. Alas dan tutup masing-masing berbentuk lingkaran.
Selanjutnya kita terapkan hokum Gauss untuk menentukan medan listrik yang dihasilkan muatan
titik. Misalkan kita memiliki muatan titik Q dan kita ingin menentukan kuat medan listrik pada jarak r
dari muatan tersebut. Langkah pertama adalah memilih permukaan Gauss sehingga besar medan listrik
pada tiap titik di permukaan tersebut sama dan sudut yang dibentuk medan dan vector permukaan selalu
sama. Untuk kasus muatan titik, hanya permukaan bola yang berpusat di muatan yang memenuhi syarat
tersebut (Gambar 1.48). Jadi kita pilih permukaan Gauss berupa permukaan bola dengan jari-jari r dan
berpusat di muatan.
22
Gambar 1.48 Permukaan Gauss yang dipilih untuk menentukan medan listrik yang dihasilak
muatan titik adalah permukaan bola yang berpusat di muatan titik. Pada permukaan tersebut besar medan
listrik konstan dan arahnta selalu sejajar vector luas permukaan.
Arah medan di permukaan bola adalah radial. Arah vector permukaan juga radial. Jadi medan dan vector
pemukaan memiliki arah yang sama sehingga = 0 atau cos = 1. Dengan demikian
Jumlah total muatan yang dilingkupi permukaan Gaus adalah muatan titik itu sendiri. Jadi q = Q.
Substitusi ke dalam hukum Gauss diperoleh
Hasil ini persis sama dengan apa yang diperoleh dengan menggunakan hukum Coulomb.
23
KESIMPULAN
Hukum Coulomb dan Hukum Gauss" mengacu pada dua prinsip dasar dalam studi
elektrostatika, yaitu Hukum Coulomb dan Hukum Gauss. Hukum Coulomb menyatakan bahwa
gaya antara dua muatan listrik adalah sebanding dengan produk dari kedua muatan tersebut dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak di antara keduanya. Sedangkan Hukum Gauss adalah
salah satu hukum dasar dalam elektrostatika yang memberikan metode untuk menghitung fluks
medan listrik melalui permukaan tertutup yang mengelilingi muatan listrik. Dengan demikian,
dari judul ini dapat disimpulkan bahwa topik yang dibahas adalah tentang interaksi antara
muatan listrik dan pemahaman tentang cara mengukur dan memahami fluks medan listrik
menggunakan prinsip Hukum Coulomb dan Hukum Gauss.
Daftar Pustaka
Statis, Induksi Listrik, et al. "Artikel ini merupakan bagain dari seri Listrik dan Magnet."
Rianna, M., Hamid, M., Sebayang, A. M. S., & Sebayang, P. Elektrostatika. GUEPEDIA.
Susanti, Resti Julia, Evi Noviani, and Fransiskus Fran. "Pemodelan Matematis untuk Persamaan
Beda Potensial Listrik." Bimaster: Buletin Ilmiah Matematika, Statistika dan Terapannya 8.4.
24
Dahlan, Erfan Achmad. Elektromagnetika: Analisis Vektor dan Elektrostatistika. Universitas
Brawijaya Press, 2017.
25