Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSEP PENDIDIKAN DEVELOPMENTAL


SEJARAH DAN SISTEM PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU:
SEKAR DWI ARDIANTI S.Pd. M.Pd.

KELOMPOK 8
PENYUSUN :
1. MARISKA SABELA ( 202333129)
2. ALPIDA NUR ANISA ( 202333137)
3. ALFINA TAHTA AZMINA (202333147)
4. SELVIA MAULIDA ARISKHA (202333149)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PRODI PGSD
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT
yang telah memberikan limpahan Rahmat, Taufik dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi Agung, Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan kebaikan dan cahaya
kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.
Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah sejarah dan sistem
pendidikan untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan
serta informasi yang semoga bermanfaat.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal
mungkin. Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu
tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan.
Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan
pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama Dosen Mata Kuliah
Sejarah dan sistem pendidikan yang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk
kami.
Pada kesempatan ini, kami ingin mempersembahkan makalah ini tentang
konsep pendidikan pragmatisme kepada pembaca dengan harapan dapat
memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih dalam tentang konsep
pendidikan pragmatisme . Dalam makalah ini, saya akan menjelaskan ringkasan
atau latar belakang konsep pendidikan pragmatisme .
Tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi nilai mata kuliah kami . kami
berharap bahwa melalui penelitian dan analisis yang dilakukan, kita dapat
memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang konsep pendidikan
pragmatisme dan mengenalkan konsep-konsep penting yang terkait
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB 11 PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN DEVELOPMENTAL
2.2 KARAKTERISTIK DEVELOPMENTAL
2.3 TOKOH-TOKOH DEVELOPMENTAL
2.4 DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF
2.5 FUNGSI DEVELOPMENTAL

BAB III PENUTUP


3.1 KESIMPULA
DAFTAR PUTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Developmental(perkembangan) adalah pemahaman tentang


bagaimana mengenali dan memahami perkembangan individu secara
holistik .ada beberapa poin yang dapat menjelaskan latar belakang konsep
developmental :
1. Teori perkembangan ~ konsep pendidikan developmental didasarkan
pada teori-teori perkembangan manusia yang telah dikembangkan oleh
para ahli, seperti Jean piaget,Lev Vygotsky,Erik Erikson,dan
Lawrence Kohlberg. Teori-teori ini menggaris bawahi perkembangan
individu melibatkan perubahan dalam cara berpikir, belajar dan
berinteraksi dengan lingkungan seiring bertambahnya usia.
2. Perhatian terhadap tahap perkembangan ~ pendekatan pendidikan
developmental mengakui bahwa setiap individu mengalami tahap
perkembangan yang berbeda-beda. Oleh karena itu ,pendidikan harus
disesuaikan dengan tahap perkembangan tersebut agar sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan individu .
3. Pengembangan penuh potensi ~ pendekatan pendidikan developmental
bertujuan untuk mengembangkan potensi penuh individu .ini
melibatkan memberikan kesempatan untuk pertumbuhan dalam
berbagai aspek , termasuk fisik ,kognitif ,emosional ,dan sosial.
Pendidikan diarahkan pada mengoptimalkan perkembangan individu
melalui pendekatan yang holistik dan berpusat pada individu.
4. Kurikulum berbasis perkembangan ~ pendekatan pendidikan
developmental mendorong pengembangan kurikulum yang berbasis
pada tahap perkembangan individu.ini berarti bahwa isi dan metode
pembelajaran harus disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan
perkembangan anak .
5. Pemahaman tentang perbedaan individual ~ pendekatan pendidikan
developmental mengakui bahwa setiap individu unik dan memiliki
kecepatan perkembangan yang berbeda .oleh karena itu, pendidikan
harus memperhatikan perbedaan individual,baik dalam kecepatan
belajar maupun gaya belajar. Pendidikan harus menciptakan
lingkungan inklusif yang mendukung keberagaman dan memberikan
kesempatan bagi semua individu untuk berkembang.
Dengan menggunakan pendekatan pendidikan
developmental ,diharapkan pendidikan dapat lebih efektif . ini
memungkinkan individu untuk mengembangkan potensi penuh
mereka ,memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang relevan.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang di atas , maka rumusan masalah untuk makalah


ini adalah sebagai beriku :
1. Apa yang dimaksud dengan developmental?
2. Apa saja karakteristik dari developmental?
3. Siapa saja tokoh developmentalisme?
4. Apa saja dampak positif dan negative developmental?
5. Apa fungsi developmental?

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan adanya rumusan masalah yang kita bentuk , muncullah sebuah
tujuan kita membahas masalah di situ , sebagai berikut :
1. Mengetahui tentang pengertian developmentalisme
2. Mengetahui apa saja karakteristik dari developmentalisme
3. Mengetahui siapa saja tokoh dari konsep pendidikan
developmentalisme
4. Mengetahui dampak positif dan negative developmental
5. Dapat mengetahui fungsi-fungsi developmental

BAB 2
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN DEVELOPMENTALISME

Developmentalisme adalah paham yang menerapkan prinsip-


prinsip pendidikan naturalisme romantik rosseau atau pendidikan sekolah
di alam, Dengan memberikan peranan yang lebih positif dari pendidik di
dalam mengawal dan melancarkan proses pengembangan yang wajar dari
kemampuan-kemampuan bawaan yang terkandung dalam diri setiap
individu. Konsep-konsep pendidikan yang dicetuskan oleh gerakan ini
adalah :
a) mengaktualisasikan semua potensi anak yang masih laten, membentuk
watak Susila dan kepribadian yang harmonis serta meningkatkan derajat
sosial manusia.
b) dengan pengembangan yang dikontrol , membentuk tanggapan,
mengembangkan insting anak melalui Indra dan emosional menjadi
pengetahuan dan moral akan membuat anak. mengaktualisasi semua
potensi.
c) pengembangan dilakukan sejalan dengan tingkat perkembangan anak.

Paham developmentalisme berkembang pada abad 19. Aliran ini


memandang proses pendidikan sebagai suatu proses perkembangan jiwa,
maka aliran ini disebut juga sebagai aliran psikologis dalam pendidikan.
aliran developmentalisme terbagi menjadi dua kategori besar yaitu :

a) developmentalisme merupakan perkembangan lebih lanjut dari


naturalisme romantik dan roseuroseau, yang menganjurkan pendidikan
alam dalam arti :
1. Pendidikan sesuai dengan alam, yaitu pendidikan yang
mengembangkan pembawaan atau bakat anak yang pada dasarnya adalah
baik.
2. Pendidikan negatif yaitu, pendidikan yang tidak ditunjukkan untuk
mempersiapkan hidup dalam masyarakat yang ada, tetapi mempersiapkan
diri untuk menghadapi kondisi-kondisi masyarakat yang tidak
menguntungkan, tetapi harus berpartisipasi di dalamnya.
3. Pendidikan yang berlangsung dalam alam, yaitu pendidikan yang
dilaksanakan di dalam kehidupan fisik dan sosial yang wajar, tidak
dibuat-buat.

b) developentalisme adalah paham yang mencoba menerapkan prinsip-


prinsip naturalisme romantik roseau atau pendidikan alam di sekolah,
dengan memberikan peranan yang lebih positif dari pendidikan di alam
mengawal dan melancarkan proses pengembangan yang wajar dari
kemampuan-kemampuan bawaan yang terkandung dalam setiap diri
indivi

2. KARAKTERISTIK DEVELOPMENTAL
Karakteristik aliran developmentalisme adalah sebagai berikut :
a. Pendidikan adalah pengembangan pembawaan (nature) yang disertai
oleh asuhan yang baik (nuture).
b. Pendidikan didasarkan pada studi tentang karakteristik perkembangan
anak melalui observasi dan eksperimen.
c. Perbaikan pendidikan lebih ditekankan pada metode-metode pengajar ,
pendidikan guru dan pemahaman tentang karakteristik proses
pendidikan yang lebih baik.
d. Pengembangan pendidikan mengutamakan perbaikan pendidikan dasar.
e. Pengembangan pendidikan mengutamakan pada pengembangan
pendidikan universal.

3.TOKOH DEVELOPMENTALISME

1. Pestalozzi dan pestalozzianisme


~ pestalozzi adalah tokoh pertama yang dipengaruhi oleh rousseau
yang mencoba, ia katakan sendiri mempsikologikan pendidikan
(psychologi education).

Pestalozzianisme diakui sebagai tokoh yang melahirkan gagasan-


gagasan besar tentang pendidikan pada zamannya.
Gagasan-gagasan tersebut diantaranya yaitu :
•) mendemonstrasikan pendidikan dengan menyatakan bahwa hak
mutlak dari setiap anak untuk mengembangkan potensinya.
•) mempsikologikan pendidikan bahwa teori dalam praktik
pendidikan, Harus didasari pada psikologi.
•) menemukan hukum-hukum dasar dari perkembangan individu.
•) menciptakan beberapa alat-alat baru dalam metode mengajar,
berhitung, geografi, bahasa, menggambar dan musik.

Pengaruh Pestalozzi
Pengaruh reformasi Pestalozzi terhadap pendidikan tersebar di
Eropa. ( Jerman, Prancis, Inggris, Rusia, Italia, Spanyol, Polandia )
dan juga Amerika Serikat. Di antara pengaruhnya adalah:
•) Joseph neef menerbitkan buku "sketch of a plan and method of
education" , yang bersemangatkan Pestalozzi.
•) pengajaran tentang mata pelajaran khusus geografi dan musik ala
Pestalozzi adalah mata pelajaran yang pertama di Amerika Serikat.
•) gerakan Oswego oleh Edward A Sheldon (1823-1897),
mempelopori gerakan penggunaan metode-metode mengajar ngajar
dipergunakan oleh Pestalozzi di sekolah.

2. Herbart~ (Herbart dan Herbartianisme) ia melanjutkan gagasan


Pestalozzi tentang mempsikologikan pendidikan, dengan jalan
menyusun pedagogic yang memadukan filsafat dan psikologi dalam
menerangkan peristiwa pendidikan. Ia dipandang sebagai Bapak ilmu
pendidikan modern, dari satu sisi ia sebagai tokoh yang memadukan
aspek filosofis dan psikologis dalam ilmu pendidikan( pedagogik ).

Beberapa prinsip-prinsip pendidikannya yang diterima di kalangan


pendidikan antara lain yaitu :
•> pentingnya pengajaran sekolah dalam mengembangkan karakter
atau moral, dan menekankan pada upaya pendidik yang tepat.
•> perlunya metode-metode mengajar yang sehat didasarkan pada
suatu pengetahuan tentang cara jiwa bertingkah laku dan
berkembang.
4. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF DEVELOPMENTAL
a. Dampak positif
1. guru bukan satu-satunya sumber belajar.
Maksudnya yaitu dalam proses pembelajaran guru hanya sebagai
pemberi ilmu dalam pembelajaran, siswa tuntut untuk lebih aktif dalam
proses pembelajarannya, baik dari segi latihan, bertanya, praktik dan lain
sebagainya, jadi guru hanya sebagi pemberi arah dalam pembelajaran dan
menyediakan apa-apa saja yang dibutuhkan oleh siswanya. Sebab dalam
kosntruktivisme pengetahuan itu tidak hanya di dapatkan dalam proses
pembelajaran akan tetapi bisa juga di dapatkan melalui diskusi,
pengalaman dan juga bisa di dapatkan di lingkungan sekitarnya.
2.siswa (pembelajaran) lebih aktif dan kreatif.
Maksudnya di mana siswa dituntut untuk bisa memahami
pembelajarannya baik di dapatkan di sekolah dan yang dia dapatkan di
luar sekolah, sehingga pengetahuan-pengetahuannya yang dia dapatkan
tersebut bisa dia kaitkan dengan baik dan seksama, selain itu juga siswa
di tuntut untuk bisa memahami ilmu-ilmu yang baru dan dapat di
koneksikan dengan ilmu-ilmu yang sudah lama.
3.pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Belajar bermakna berarti menginstrksi informasi dalam struktur penelitian
lainnya. Artinya pembelajaran tidak hanya mendengarkan dari guru saja
akan tetapi siswa harus bisa mengaitkan dengan pengalaman-pengalaman
pribadinya dengan informasi-informasi yang dia dapatkan baik dari
temanya, tetangganya , keluarga, surat kabar, televisi, dan lain sebagainy
4.pembelajaran memiliki kebebasan dalam belajar.Maksudnya siswa
bebas mengaitkan ilmu-ilmu yang dia dapatkan baik di lingkungannya
dengan yang di sekolah sehingga tercipta konsep yang diharapkannya.
Kelima, perbedaan individual terukur dan di hargai. Keenam, guru
berfikir proses membina pengetahuan baru, siswa berfikir untuk
menyelesaikan masalah, dan membuat keputusan
b. DAMPAK NEGATIF
1. proses belajar konstruktivisme secara konseptual
adalah proses belajar yang bukan merupakan perolehan informasi yang
berlangsung satu arah dari luar ke dalam diri siswa kepada
pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara
pada pemutakhiran sruktur kognitif.
2. peran siswa. Menurut pandangan ini, belajar merupakan suatu proses
pembentukan pengetahuan.
3, peran guru. Dalam pendekatan ini guru atau pendidik berperan
membantu agar proses pengonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan
lancar. Guru tidak menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya,
melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri.
4. sarana belajar. Pendekatan ini menekankan bahwa peran utama
dalam kegiatan belajar adalah aktifitas siswa dalam mengonstruksi
pengetahuannya sendiri.
5. evaluasi, pandangan ini mengemukakan bahwa lingkungan belajar
sangat mendukung munculnya berbagai pandangan dan interpretasi
terhadap realitas, konstruksi pengetahuan, serta aktifitas-aktifitas lain
yang didasarkan pada pengalaman.

5.FUNGSI DEVELOPMENTAL
1. memberikan penemuan-penemuan menjadi sistematis.
Maksudnya yaitu setiap penelitian membutuhkan ketelitian dan kehati-
hatian dalam
setiap apa yang di teliti tersebut, apa lagi setiap penelitian tersebut masih
bersifat
ragu-ragu atau masih samar-samar, untuk membuktikan hasil dari setiap
penelitiannya
tersebut maka dibutuhkanlah sebuah teori, dengan harapan untuk
memperjelas atau
memperkuat dari pada hasil penelitiannya sebelum di publikasikan

2.melahirkan hipotesis, maksudnya setiap penelitian membutuhkan


hipotesis, sebab tanpa sebuah hipotesis maka penelitiannya itu kurang
baik, sebab
hipotesis mempunyai fungsi tersendiri dalam setiap penelitian. sebelum
seseorang
peneliti melakukan sebuah penelitian maka apa yang menjadi
rancangannya tersebut
perlu pembuktian-pembuktian dengan menggunakan sebuah hipotesis-
hipotesis.

3. membuat prediksi, maksudnya yaitu sebuah terori harus bisa


melahirkan sebuah prediksi-prediksi sementara dari pada anggapan-
anggapan kita
sebagai peneliti, untuk membuktikannya tersebut maka dibutuhkanlah
sebuah teori
untuk memberikan atau membuktikannya apakah benar tidak atau sesuai
dengan
pemikiran peneliti, dan yang terakhir memberi penjelasan. Maksudnya
yaitu
memberikan bukti-bukti yang kuat serta penjelasan-penjelasan yang
akurat sesuai
dengan prosedur-prosedur yang berlaku dalam setiap penelitian.
PENUTUP
4.KESIMPULAN
Developmentalisme menekankan pendidikan alam di sekolah, dengan
memberikan peranan yang lebih positif dari pendidik dalam mengawal dan
melancarkan proses pengembangan yang wajar dari kemampuan-kemampuan
bawaan yang terkandung dalam diri setiap individu.
Pendekatan pendidikan developmentalisme adalah pendekatan yang
menekankan pentingnya memahami tahap perkembangan individu dalam
merancang pendekatan pembelajaran yang efektif.
Pendekatan ini didasarkan pada pemahaman bahwa setiap individu mengalami
perkembangan yang berbeda-beda seiring bertambahnya usia. Oleh karena itu,
pendidikan perlu menyesuaikan metode pengajaran, kurikulum, dan lingkungan
belajar agar sesuai dengan tahap perkembangan individu.
Pendekatan developmentalisme mengakui bahwa setiap tahap perkembangan
memiliki karakteristik khas yang mempengaruhi cara individu belajar dan
memahami dunia. Misalnya, pendekatan pembelajaran yang efektif untuk anak
usia prasekolah akan berbeda dengan pendekatan yang efektif untuk siswa
sekolah dasar atau remaja. Oleh karena itu, pendidikan harus
mempertimbangkan perbedaan ini dan menyesuaikan pendekatan pembelajaran
agar sesuai dengan tahap perkembangan individu.
Selain itu, pendekatan developmentalisme juga menekankan pentingnya
memberikan stimulasi yang sesuai dengan tahap perkembangan individu. Ini
berarti pendidikan harus menyediakan lingkungan belajar yang memfasilitasi
eksplorasi, interaksi, dan pengembangan keterampilan dan potensi individu
secara tepat. Pendekatan ini juga mendorong pendidikan yang holistik, yang
melibatkan perkembangan sosial, emosional, dan moral siswa, bukan hanya
fokus pada aspek intelektual.
Dalam praktiknya, pendekatan developmentalisme melibatkan perencanaan
pendidikan yang terarah dan sistematik. Kurikulum, metode pengajaran, dan
penilaian harus disesuaikan dengan tahap perkembangan individu untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.
Jadi ,Dengan pendekatan ini pendidikan dapat menjadi lebih efektif dalam
memfasilitasi perkembangan individu secara menyeluruh, men

DAFTAR PUSTAKA

Rochmawati, Desi. "THE DEVELOPMENT OF EDUCATIONAL THEORIES


AND ITS IMPLEMENTATION ON NATIONAL EDUCATION SYSTEM IN
INDONESIA." Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan, dan Humaniora 7.1 (2023):
61-71.
Azizah, Hanifah Nur. "BAB 3 LANDASAN PENDIDIKAN SECARA
FILSAFAT." Landasan Pendidikan (2023): 31.
Trianingrum, Nuni, and Jawade Hafidz. "Model Penegakan Peraturan Daerah
(Perda) Terhadap Pedagang Kaki Lima (Pkl) Oleh Satuan Polisi Pamong Praja
(Satpol Pp) Berbasis Pemberdayaan Partisipatif Di Kabupaten Batang." Jurnal
Hukum Khaira Ummah 12.1 (2017): 67-78.
Jati, Wasisto Raharjo. "Predatory Regime Dalam Ranah Lokal: Konflik Pasir
Besi di Kabupaten Kulon Progo." Jurnal Demokrasi dan HAM 10.85.111
(2013).
Afdhal, Afdhal, Feky Manuputty, and Rizki Muhammad Ramdhan.
"PENDIDIKAN DEVELOPMENTALISME MOH. SJAFEI: MEMBANGUN
KONSEP PENDIDIKAN BERKEBUDAYAAN DI INS KAYUTANAM (1928-
1969)." Jurnal Mahasiswa BK An-Nur: Berbeda, Bermakna, Mulia 8.3 (2022):
130-139.

Anda mungkin juga menyukai