Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Perkembangan Intelektual atau Kecerdasan anak usia SD

Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan Anak

Dosen Pengampu:

Drs. Masturimm

Disusun oleh:

1. Ifa Aulia (202333126)


2. Ferdi Aziz Nugroho (202333131)
3. Ridwan Fadhullah (202333133)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
TAHUN 2023

1
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Tuhan semesta alam atas segala nikmat, rahmat, taufik dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perkembangan Intelektual
atau Kecerdasan anak usia SD” yang semoga bisa bermanfaat dan menjadi petunjuk maupun
pembelajaran mata kuliah Filsafat dan Nilai Budaya Pendidikan. Sholawat dan salam semoga tetap
tercurah kepada Nabi Muhammad Saw. Semoga kita termasuk umat yang akan mendapatkan
syafa’atnya kelak. Aamiin.

Adanya penyusun makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi
Perkembangan Anak dengan Bapak Drs. Masturimm sebagai dosen pengampu. Kami menggunakan
beberapa sumber refrensi baik melalui web internet maupun buku cetak sebagai bahan materi dalam
makalah ini.

Kami menyadari bahwa kemampuan kami dalam menyusun makalah ini jauh dari kata sempurna
dan masih banyak kekurangan. Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kedepannya
dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kami maupun pembaca.

Kudus, Oktober 2023

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................ⅰ

DAFTAR ISI................................................................................ⅱ

BAB I PENDAHULUAN............................................................1
A. Latar Belakang ..................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................5
C. Tujuan................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ............................................................6


A. Pengertian Perkembangan Intelektual................................................6
B. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Intelektual Anak...........6
C. Tahapan Perkembangan Intelektual Anak..........................................8

BAB III PENUTUP.....................................................................10


A. Kesimpulan .......................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................11

4
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perkembangan adalah prosedur berkelanjutan yang dimulai dari dalam kandungan sampai usia
dewasa. Untuk proses perkembangan ini, seseorang akan melalui setiap tahapan perkembangannya
hingga mencapai usia dewasa. Menurut Rinesti (2010) perkembangan itu diantaranya perkembangan
fisik, emosional, sosial, serta intelektual. Perkembangan fisik berkaitan erat dengan perihal fisik
tubuh, emosi sangat berkaitan dengan perasaan, sosial sangat berkaitan dengan alam dan masyarakat
sekitarnya, dan intelektualitas berkaitan erat dengan rasa ingin tahu serta kemampuan berpikir.
Menurut Fatma (2019) tahap perkembangan dapat diartikan menjadi pembentukan atau tahap
kehidupan seseorang dengan ciri-ciri atau pola tingkah laku khusus.

Perkembangan anak adalah prosedur modifikasi tingkah laku dari yang belum dewasa menjadi
dewasa, dari yang sederhana menjadi kompleks, sebuah prosedur evolusi manusia yang bergantung
pada makhluk dewasa hingga menjadi mandiri. Perkembangan anak merupakan prosedur perubahan
dimana siswa belajar mengetahui aspek yang lebih tinggi: gerakan, pemikiran, perasaan, dan
interaksi baik dengan orang lain ataupun dengan objek di lingkungannya.

Aspek yang terpengaruh dalam perkembangan anak bisa diatasi dengan bermacam cara dalam
memfasilitasi perkembangan tersebut,bbaik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Selain itu juga bisa diatasi dengan cara pencegahan bermacam permasalahan yang dapat
menghambat tumbuh kembang anak khususnya anak sekolah dasar.

Menurut (Nuryati: 2017) proses membantu perkembangan bermacam faktor perkembangan anak
harus dilandasi melalui pengetahuan tentang perkembangan anak, sebab perkembangan anak
berbeda dengan perkembangan remaja atau orang dewasa. Anak-anak punya ciri khas sendiri dan
anak punya dunianya sendiri. Dalam membimbing anak usia sekolah dasar harus diberikan
pengetahuan tentang dunia anak serta bagaimana proses tumbuh kembang anak. Dengan
pemahaman tersebut diperlukan pendidik mempunyai pengetahuan yang sangat baik untuk
memastikan proses belajar mengajar atau perlakuan terhadap anak asuhnya.

Dalam dunia globalisasi saat ini, diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu agar
dapat bersaing. Untuk memilikinya wajib dilakukan mulai usia SD, agar nanti membentuk individu
yang memiliki kecerdasan intelektual, emosional dan sosial.

5
Menurut Masriani (2020), Pendidikan Sekolah Dasar memiliki faedah untuk anak ialah anak
bisa bersosialisasi dengan lingkungannya agar dapat membentuk wataknya, kepekaan sosialnya, dan
yang terutama sekolah perkembangan intelektualnya. Dengan berkembangnya intelektual anak bisa
menyiapkan anak agar meneruskan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi agar di tingkat Sekolah
Dasar tersebut diharapkan anak sudah memiliki modal yang pas agar dapat meneruskan ke tingkat
pendidikan selanjutnya. Apabila mereka belum meneruskan ke tingkat selanjutnya, paling tidak anak
sudah mempunyai modal pengetahuan serta ketrampilan yang bisa membantu mencari pekerjaan.

Guru disyaratkan mengerti perkembangan siswa agar bisa melaksanakan tugasnya untuk
pembelajaran di kelas dengan baik. Tidak hanya itu, guru harus mengetahui perkembangan sosial
serta fisik, dan yang terpenting yaitu guru harus maempunyai wawasan dan pemahaman tentang
perkembangan intelektual siswa Sekolah Dasar. Perkembangan sosial dan fisik memiliki
keikutsertaan yang kuat kepada perkembangan mental, intelektual atau kognitif siswa. Berdasarkan
uraian sebelumnya bahwasanya guru wajib mengetahui perkembangan siswa. Pemahaman itu
ditujukan agar memberikan bantuan yang lebih baik dan tepat. Pengetahuan perkembangan siswa
tersebut menjadi problem beberapa guru untuk melakukan prose pembelajaran di kelasnya

Dalam tulisan ini, pembahasan yang akan dikaji lebih dalam yaitu aspek-aspek perkembangan
intelektual anak. Sebab, perkembangan intelektual adalah bidang penting yang wajib diamati
dikarenakan perkembangan intelektual ialah landasan pemahaman anak untuk perkembangan anak
selanjutnya.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Perkembangan Kecerdasan Intelektual pada Anak Usia Sekolah Dasar?
2. Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Intelektual pada Anak?
3. Bagaimana Tahapan Perkembangan Intelektual Pada Anak?

C. Tujuan
Tujuan di buatnya makalah ini adalah untuk membantu pemahaman bagi pembaca mengenai
perkembangan perkembangan intelektual atau kecerdasan seorang anak usia SD serta faktor yang
mempengaruhinya.

6
BAB Ⅱ

PEMB
AHASAN

A. Pengertian Perkembangan Intelektual Anak


Menurut penelitian oleh Yusuf dan Samsu (2006), perkembangan pada dasarnya adalah
perubahan yang berlangsung secara berkesinambungan dan progresif yang terjadi dari dalam diri anak,
mulai dari saat mereka dilahirkan hingga meninggal. Hurlock menjelaskan bahwa perkembangan adalah
serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai hasil dari proses kematangan dan pengalaman
(dikutip dalam Masganti, 2012).
Jean Piaget menyatakan bahwa perkembangan intelektual merupakan hasil interaksi dengan
lingkungan dan kematangan anak. Menurut Piaget dalam (Ibda: 2015) perkembangan intelektual
didasarkan pada dua fungsi yaitu organisme dan adaptasi. Pertama, fungsi organisme, yaitu
mensistematisasikan proses fisik atau psikologis dari suatu sistem yang teratur dan terkait atau
terstruktur, seperti halnya bayi memiliki struktur perilaku untuk memusatkan perhatian secara visual dan
memegang objek secara terpisah. Kedua, proses adaptasi, yaitu sebagai proses penyesuaian skema untuk
merespon lingkungan melalui proses yang tidak terpisahkan.
Perkembangan intelektual, kecerdasan atau untuk ranah psikologi atau pendidikan diistilahkan
dengan perkembangan kognitif, adalah suatu pengetahuan yang menganalisis aktivitas psikis atau cara
kerja keahlian berpikir abstrak individu. Perkembangan intelektual berhubungan dengan kemampuan
kognitif seseorang, yaitu kemampuan berpikir dan memecahkan masalah.
Perkembangan intelektual anak akan mencapai tingkat optimal ketika mereka mengalami
perkembangan sesuai dengan fase dan tugas perkembangan yang sesuai dengan umur mereka. Umur 6
hingga 12 tahun termasuk dalam kategori Sekolah Dasar, di mana anak pada rentang umur ini
mengalami perkembangan yang sangat cepat. Setiap aspek perkembangan juga memiliki pola yang khas
sesuai dengan tahap perkembangannya.

B. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Intelektual Anak


1. Faktor yang mendukung perkembangan intelektual anak
Beberapa faktor yang sangat mendorong perkembangan intelektual siswa adalah:
a) Motivasi, ialah hal-hal yang bisa membangkitkan semangat anak dalam belajar dengan cara
mengarahkan serta memberikan mereka dampak positif yang diakibatkan belajar. (San Bolkan,
2011:344), b) Intellectual quotient (IQ), merupakan kemampuan yang dimiliki siswa untuk belajar
dengan cara memakai kecerdasan otak kiri serta otak kanan, c) Emotional quotient (EQ), merupakan
7
kemampuan yang dimiliki seorang anak yang berfungsi untuk mengendalikan diri mereka serta emosi
mereka sehingga anak tersebut akan mempunyai kemampuan bersosialisasi serta berkomunikasi yang
baik terhadap orang lain da lingkungan sekitarnya, d) Kecerdasan visual, merupakan kemahiran yang
dimiliki seorang anak agar ia bisa mengutarakan apa yang ada di dalam pikirannya baik dalam bentuk
kreatifitas maupun bakat, e) Lingkungan, lingkungan sangatlah mempengaruhi kecerdasan seorang anak
jika seorang anak dididik didalam lingkup yang positif, baik itu di rumah maupun disekolah itu
sangatlah mempengaruhi kepribadian serta kelakuan anak dalam membantu menumbuhkan
kecerdasannya.
Sedangkan menurut (Priatna: 2016) Karakteristik yangpenting dalam perkembangan intelektual
masa anak di usia sekolah dasar terdapat pada faktor fisik yang di tandai dengan: (1) perkembangan
bahasa, (2) perkembangan sosial, (3) tumbuhnya rasa ingin tahu, (4) pembentukan karakter, (5)
perkembangan otak, (6) perkembangan niat, dan (7) pembentukan kepribadian.
Agar perkembangan intelektual anak usia sekolah dasar berkembang dengan baik di perlukan
pola asuh yang baik pula. Semakin baik pola asuh yang di berikan oleh orang tua terhadap anak, maka
perkembangan intelektual anak juga akan berkembang dengan baik. Selain faktor pola asuh, kesiapan
belajar juga termasuk faktor yang dapat mendorong perkembangan intelektual anak usia sekolah dasar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan belajar dan intelegensi dapat memprediksi prestasi
belajar. (Izzaty et al., 2017). Sehingga dalam perkembangan intelektual anakusia sekolah dasar sangat
dipengaruhi oleh peran orang tua dan kesiapan belajar dari diri anak itu sendiri.
2. Faktor yang menghambat perkembangan intelektual anak
Ada beberapa faktor yang dapat menghambat perkembangan kecerdasan anak dalam
perkembangannya sehari hari. Secara garis besar dapat dibagi dalam 3 golongan penyebab, yaitu:
Penyebab Organ Biologis
Kekurangan pada organ biologis bisa menghambat perkembangan kecerdasan anak. Yang
dimaksud dengan penyebab organ biologis adalah setiap kerusakan yang terjadi pada sel sel otak, yang
di sebabkan oleh penyakit, tumor otak, kecelakaan, ataupun kekurangan gizi.
Penyebab Lingkungan Sosial
Selain sebagai pendorong kecerdasan anak, lingkuangan sosial juga bisa menjadi penghambat
perkembangan intelektual anak. Hambatan hambatan yang di sebablan oleh lingkungan tempat anak
tinggal seeperti kekurangan rangsangan mental pada bayi dan anak. Biasanya, hal ini di sebabkan oleh
ketidaktahuan orangtua dan juga faktor kemiskinan. Bagi masyarakat golongan ekonomi lemah, semua
sumber daya dan keuangan orang tua telah habis untuk sandang dan pangan. Sehingga, orang tua tidak
cukup untuk mendidik anak anak nya. Kebanyakan anak anak itu dibiarkan tumbuh sendiri dan meniru
apa yang mereka lihat di lingkungannya.
Penyebab yang Misterius

8
Penghambat kecerdasan anak lainnya adalah penyebab yang misterius. Dalam dunia kedokteran
banyak sekali hal yang masih misterius dam belum bisa dijelaskan secara ilmiah, termasuk dalam hal
kecerdasan anak. Sebagai contoh, anak anak yang menderita keterbelakangan mental, anak anak yang
menderita kromosom yang sampai sekarang dunia kedokteran belum bisa menjelaskan mengapa
kelainan itu sampai terjadi. Oleh karena itu penyebab hal yang misterius termasuk faktor yang
menghambat perkembangan kecerdasan intelektual pada anak.

C. Tahapan Perkembangan Intelektual Anak


Menurut Piaget dalam Rinesti (2010) tahap perkembangan intelektual antara lain:
1. Sensori motor (usia 0-2 tahun)
Dalam perkembangan masa sensorik motorik yang aktif sejak lahir hingga umur 2 tahun,
kecerdasan anak masih primitif, artinya masih bertumpu pada sikap terbuka walaupun termasuk primitif,
namun itu adalah kecerdasan dasar yang sangat bermakna sebab menjadi landasan bagi jenis kecerdasan
spesifik yang akan dimiliki siswa. Kecerdasan motorik sensorik dilihattsebagai kecerdasan praktissyang
berguna untuk anak usia 0-2 tahun dalam belajar bertindak kepada lingkungannya sebelum mampu
memikirkan apa yang dilakukannya. Anak-anak pada tahap ini belajar bagaimana mengikuti dunia
secara praktis dan belajar untuk mendapatkan efek tertentu dari memahami apa yang mereka lakukan
kecuali hanya mencari cara dalam melaksanakan sebuah tindakan. Bayi di bawah usia 18 bulan pada
hakikatnya belum mempunyai pemahaman benda permanen, yaitu benda apa pun yang tidak dilihat,
disentuh, atau tidak didengarnya, dianggap tidak ada padahal sebenarnya ada di tempat lain. Dari 18
bulan hingga 24 bulan, pemahaman benda permanen anak akan muncul secara sistematis dannbertahap.
(anak mulai mencari sesuatu yang biasanya ada di sekitarnya). Motorik sensorik, pada usia 0-18 bulan
anak belum mempunyai pemahaman benda permanen, maka pada usia 18-24 bulan kemampuan
mengenali benda permanen anak datang secara sistematis dan bertahap.

2. Pra-operasional (usia 2-7 tahun)


Masa perkembangan kognitif pra-operasional ada pada anak-anak saat mereka berusia 2 hingga7
tahun. Perkembangan tersebut dimulai ketika anak mempunyai penguasaan penuh untuk menjadi benda
permanen. Maksudnya anak telah mempunyai pemahaman akan keberadaan suatu objek yang harus ada,
meskipun objek itu telah tertinggal atau tidak tampak dan tidak terdengar. Maka keberadaan benda-
benda itu berbeda dengan masa sensori-motorik, tidak lagi terikat dengan observasi belaka tetapi akan
tetap dicari ketika benda tersebut tidak ada. Pendapatan keahlian seperti kesesuaian dengan keberadaan
benda permanen merupakan hasilldari adanya kapasitas kognitif baru yang dinamakan dengan
representasi atau representasi mental. Representasi mental juga membolehkan anak-anak dalam
mengembangkan tiruan yang ditangguhkan, kemampuan untuk menirukan sikap orang lain yang
awalnya mereka lihat dalam menanggapi lingkungan. Bersamaan dengan adanya kapasitas belajar

9
berwawasan, yaitu gejala belajar dari wawasan nalar. Untuk hal ini anak sudah dapat mengamati
keadaan problematis, yaitu menekuni bahwasanya suatu situasi terdapat problem, kemudian berpikir
sejenak. Setelah berpikir, ia mendapat reaksi “aha”, yakni pengetahuan atau inspirasi otomatis dalam
menyelesaikan problem versi anak. Selain mendapatkan kapasitas ini, juga sangat perlu untuk
menguasai keterampilan bahasa. Pada tahap praoperasional, cara berpikir anak tidak logis, tidak
konsisten, dan tidak sistematis, hal ini ditandai dengan karakteristik berikut ini.

3. Operasional konkrit (usiaa7-11 tahun)


Pada masa operasional konkret yang berjalan hingga masa remaja, anak memperoleh
kemampuan tambahan yang disebut sistem operasi (unit langkah berpikir). Potensi ini berguna untuk
anak dalam mengatur pikiran serta gagasannya dengan kejadian tertentu ke dalam pikirannya sendiri.
Satuan langkah berpikir anak akan menjadi pondasi pembentukan kecerdasan intuitif. Menurut Piaget,
kecerdasan merupakan tahapan, proses, atau langkah operasional tertentu yang melandasi seluruh ajaran
serta pemahaman individu, selain sebagai proses penyusunan serta penafsiran. Akuisisi pemahaman ini
dibarengi dengan penurunan egosentrisme anak. Maksudnya anak telah mulai mempunyai potensi untuk
mensingkronkan pandangan orang lain terhadap pandangannya sendiri. Tetapi, tengah ada keterikatan
kemampuan anak untuk menyelaraskan pikirannya. Anak-anak untuk rentang umur tersebut hanya bisa
berpikir logis tentang benda serta kejadian aktual.
4. Operasional formal (usia 11 tahun ke atas)
Dalam fase perkembangan operasional formal, anak yang mendekati atau telah menginjak masa
remaja yaitu umur 11-15 tahun akan mampu memecahkan persoalan keterbatasan opini konkrit
operasional. Fase terakhir dari perkembangan kognitif yang menghilangkan batasan ini sebenarnya tidak
hanya berlaku untuk remaja hingga usia 15 tahun, tetapi juga untuk remaja dan terlebih orang dewasa
yang lebih tua. Pasalnya, upaya penelitian Piaget yang mengangkat subjek anak-anak serta remaja
sampai umur 15 tahun dinilai cukup representatif untuk usia selanjutnya. Pada tahap akhir
perkembangan kognitif ini, remaja mempunyai potensi berkoordinasi baik secara simultan ataupun dua
macam potensi kognitif, yaitu 1.) kemampuan memakai hipotesis, 2.) kemampuan memakai aspek-
aspek abstrak. Melalui kemampuan memakai dugaan sementara (asumsi dasar), seorang remaja akan
bisa memikirkan asumsi dasar yaitu memikirkan suatu hal terutama untuk hal menyelesaikan persoalan
dengan memakai asumsi-asumsi dasar yang berkaitan dengan lingkungan yang ditanggapinya.

10
BAB Ⅲ

PENUTUP

Kesimpulan

Perkembangan intelektual berhubungan dengan proses kognitif seperti berpikir, daya menghubungkan
dan menilai atau mempertimbangkan sesuatu. Anak yang memiliki kecerdasan yaitu anak yang bisa
mengutarakan serta mampu menguasai, mengelola, mengarahkan dirinya dalam bertindak menanggapi
sesuatu dari lingkungan di sekitarnya. Perkembangan intelektual dipengaruhi oleh dua faktor utama
yaitu hereditas dan lingkungan. Pengaruh kedua faktor ini pada kenyataannya tidak terpisah secara
sendiri – sendiri melainkan seringkali merupakan kombinasi dari interaksi keduanya. Secara potensial
anak telah membawa kemungkinan apakah akan menjadi kemampuan berfikir secara normal, di atas
normal, atau di bawah normal. Namun potensi ini tidak akan berkembang atau terwujud secara optimal
apabila lingkungan tidak memberi kesempatan untuk berkembang. Oleh karena itu, peranan lingkungan
dan keluarga sangat menentukan perkembangan intelektual anak.
Beberapa anak memiliki kemampuan kecerdasan visual yang berpengaruh pada cara tanggap anak
terhadap sesuatu. Perkembangan kecerdasan yang dirasakan seorang anak merupakan proses
penerimaan sosial aspek pencapaiannya ditandai dengan bagaimana dia mampu bergaul, beradaptasi
dengan lingkungannya dan menyesuaikan diri terhadap sesuatu yang di dapat, baik berupa pengetahuan
maupun pengalaman. Berdasarkan keempat tahapan perkembangan intelektual pada anak di atas, perlu
di ketahui bahwa hal tersebut hanya merupakan garis besar yang berkaitan dengan kapasitas kognitif
spesifik yang berkembang pada diri siswa dari masa ke masa. Pada usia 11 tahun (kelas lima SD/MI),
kemampuan kognitif anak memasuki ranah kemampuan menilai, menciptakan, sehingga pada usia ini
sudah bisa menerapkan metode pembelajaran Inquiri.

11
Daftar pustaka

Sania dkk, “Perkembangan Intelektual pada Usia Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Tambusai, Volume 5
Nomor 1 Tahun 2021.

Mayrisa dkk, “Perkembangan Bahasa, Intelektual, Emosi, dan Interaksi Sosial pada Anak Sekolah Dasar”,
Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, Volume 09 Nomor 01, Juni 2023.

Shafa dkk, “Pengaruh Perkembangan Intelektual, Sosial, dan Bahasa Remaja terhadap Tingkah Laku Siswa
di Sd Negeri Kandang Mbelang Kabupaten Aceh Tenggara”, PEMA: Jurnal Pendidikan dan Pengabdian
kepada Masyarakat, Vol. 3, No. 1 Tahun 2023

Anindyajati dkk, “Faktor Penghambat Perkembangan Intelektual Anak di Sekolah Dasar”, Indonesian
Journal of Elementary and Chilldood Education, Vol. 3 No 4. 2022.

Vivi dkk, “Pekembangan Intelektual, Kreativitas dan Bakat Anak Usia Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan
Tambusai, Volume 5 Nomor 1 Tahun 2021.

Widyaiswara Ahli Utama BPSDMD Provinsi NTB, “Kiat Pengembangan Kecerdasan Intelektual (Otak)
Anak Didik”, Jurnal Inovasi Penelitian, Vol. 1 No. 7 Desember 2023.

Irma Fauziah “Desain Pembelajaran Pendidikan Dasar Berbasis Perkembangan Intelektual”, Journal of
Islamic Elementery Education, Vol 3 No. 1 Tahun 2021.

12
13

Anda mungkin juga menyukai