Dosesn Pengampu:
Prof. Dr. Abdul Saman, M.Si.,Kons
1
ii
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., atas berkat, rahmat,
karunia, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan makalah dengan judul
“Perkembanan Kognitif dan Bahasa”. Makalah ini ditulis sebagai bahan bacaan dan acuan
materi diskusi kelompok pada mata kulia Psikologi Pendididkan. Penulis mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, baik materi maupun cara penulisan. Namun, penulis telah berupaya secara
maksimal untuk dapat menyelesaikan makalah ini secara tepat waktu.
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah
yang lebih baik. Semoga makalah ini memberikan informasi yang bermanfaat untuk semua
pihak demi pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita bersama.
Tim Penulis.
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................................20
B. Saran ......................................................................................................................20
iii
BAB I PENDAH ULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
perkembangannya diramalkan akan dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan
selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
a. Pengertian Perkembangan
Perkembangan adalah proses bertambahnya kematangan dan fungsi psikologis
manusia. Kematangan perkembangan yang dialami oleh manusia akan meningkatkan
kemampuannya pada lingkup perkembangan tersebut. Penting untuk mengetahui
perkembangan anak usia dini, karena perkembangan anak saat ini akan
mempengaruhi perkembangan selama rentang kehidupannya. Pengatahuan tentang
perkembangan anak usiadini dapat membantu orang tua dan guru untuk menyiapkan
upaya mengoptimalkan perkembangan tersebut.
Perkembangan anak merupakan sebuah proses di mana seorang anak berubah dari
waktu ke waktu. Hal itu mencakup seluruh periode, mulai dari konsepsi hingga anak
tersebut menjadi orang dewasa yang berfungsi penuh. Dengan kata lain, ini adalah
perjalanan anak dari masih bergantung total pada orang tua hingga bisa mandiri
secara penuh.
Menurut Elizabeth B. Hurlock, pakar psikolog perkembangan anak remaja yang
mengembangkan teori Hurlock, perkembangan anak semestinya tidak mencakup fisik,
tetapi juga ke tahap perkembangan yang progresif menuju kemajuan yang terarah.
Perkembangan anak berbeda dari pertumbuhan anak. Perkembangan anak mencakup
pertumbuhan fisik serta perkembangan intelektual, bahasa, emosional dan sosial.
Meskipun aspek-aspek ini tampaknya terpisah, pada kenyataannya masing-
masing mempengaruhi yang lainnya. Misalnya, saat otak berkembang secara fisik,
maka kemampuan intelektual pun meningkat.
Hal ini pada gilirannya memungkinkan anak untuk menjelajahi dunia sosialnya
secara lebih lengkap, mengembangkan respons emosionalnya, dan bahasa yang
diperlukan untuk mendeskripsikannya. Namun, pada gilirannya, eksplorasi ini
berdampak langsung pada perkembangan otaknya lebih lanjut. Pertumbuhan dan
perkembangan anak juga berhubungan langsung dengan gizi anak, kemakmuran,
pola asuh, pendidikan dan interaksi dengan teman sebaya.
3
1) Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif adalah proses kompleks di mana kemampuan
intelektual dan pemahaman anak berkembang dari waktu ke waktu. Ini
mencakup berbagai aspek, seperti kemampuan berpikir, memahami,
mengingat, belajar, dan menyelesaikan masalah. Proses ini dimulai sejak bayi
lahir, dan terus berlanjut hingga masa kanak-kanak.
2) Interaksi Sosial dan regulasi emosional
Interaksi sosial dan regulasi emosional merupakan dua aspek kunci dalam
tahapan perkembangan anak. Kedua aspek ini mempengaruhi hubungan anak
dengan orang lain, dan kemampuan mengelola emosi mereka sendiri.
3) Perkembangan kemampuan dan Bahasa
Perkembangan kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek penting dalam
tahapan perkembangan anak. Hal ini memungkinkan mereka untuk
berkomunikasi dengan dunia di sekitar mereka. Proses ini dimulai sejak bayi
lahir dan berlanjut selama masa kanak-kanak, memengaruhi cara anak
berinteraksi, belajar, dan mengungkapkan diri.
4) Perkembangan dan keterampilan fisik
Kemampuan seorang anak untuk belajar bergerak dan menggunakan otot-otot
mereka. Keterampilan fisik bisa dibagi menjadi dua aspek, yaitu:
Keterampilan motorik kasar. Seperti menggunakan otot seluruh tubuh untuk
berdiri, berjalan, dan berlari
Keterampilan motoric halus. Aktivitas yang melibatkan penggunaan otot jari
untuk makan, menggambar, dan menulis
5) Kesadaran Sensorik
Kesadaran sensorik adalah aspek penting dalam perkembangan anak yang
memungkinkan mereka untuk mengenali, dan merespons rangsangan dari
lingkungan sekitar melalui indera mereka.
4
Mereka memiliki kecepatannya sendiri. Dengan memahami hal ini, orang tua bisa
membantu anak mencapai potensi optimal mereka dengan baik. Berikut lima tahap
perkembangan anak:
1) Bayi Baru Lahir
Selama bulan pertama kehidupan, bayi baru lahir menunjukkan respons
otomatis terhadap rangsangan eksternal. Dengan kata lain, bayi yang berusia 0-3
bulan akan mengarahkan kepalanya ke arah tangan ibu saat ibu membelai
pipinya atau memegang jari ibu saat ibu meletakkannya di tangannya.
Bayi baru lahir juga dapat melihat objek jarak dekat, mengenali bau tertentu,
tersenyum atau menangis untuk menunjukkan kebutuhannya, dan menggerakkan
kepalanya dari satu sisi ke sisi lain. Pada awal kehidupan bayi, tanda-tanda cacat
perkembangan, seperti spina bifida, kelainan genetik, dan sindrom alkohol janin
bisa terlihat.
2) Bayi
Bayi mengembangkan kemampuan baru dengan cepat di tahun pertama
kehidupan. Pada usia 3-6 bulan, bayi dapat mengontrol gerakan kepalanya dan
menyatukan kedua tangannya.
Pada usia 6-9 bulan, seorang bayi dapat duduk tanpa penyangga, mengoceh,
dan menanggapi namanya. Antara usia sembilan dan dua belas bulan, bayi dapat
mengambil benda, merangkak, dan bahkan berdiri dengan penyangga.
Perkembangan yang lambat pada bayi mungkin bisa menjadi pertanda sindrom
Down dan cacat perkembangan lainnya.
3) Balita
Ketika anak mencapai usia antara satu dan tiga tahun, bayi belajar berjalan
tanpa bantuan, menaiki tangga, dan melompat di tempat. Mereka dapat
memegang krayon, menggambar lingkaran, menumpuk satu balok di atas yang
lain, menggunakan kalimat pendek, dan bahkan mengikuti instruksi sederhana.
4) Usia Prasekolah
Antara usia tiga dan lima tahun, anak-anak menyempurnakan keterampilan
motorik mereka. Mereka dapat melempar bola dengan tangan, melompat, berdiri
dengan satu kaki selama sepuluh detik atau lebih, berpakaian sendiri, dan
menggambar seseorang dengan fitur.
5) Usia Sekolah
5
Anak usia sekolah adalah usia 6-12 tahun. Mereka mampu, percaya diri,
mandiri dan bertanggung jawab. Hubungan teman sebaya, khususnya hubungan
dengan teman sesama jenis, penting bagi anak usia sekolah.
Sedangkan anak usia sekolah yang lebih tua mulai mengembangkan
karakteristik seksual. Tanda-tanda ADHD, seperti kesulitan untuk tetap fokus
dan mudah teralihkan, dapat muncul pada anak usia sekolah.
6
Interaksi dengan teman sebaya dan orang dewasa membantu anak
mengembangkan keterampilan sosial dan empati. Hal ini juga membantu
dalam belajar berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungan sosial.
B. Perkembangan Kognitif
7
5) Menurut Piaget
Menurut Piaget adalah kegiatan seorang anak bagaimana ia beradaptasi
dan menginterpretasikan obyek serta kejadian-kejadian yang terjadi di sekitar
dirinya.
Kognitif selalu erat kaitannya dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh
seseorang. Contoh dari kognitif dapat ditunjukan oleh seorang individu ketia sedang
belajar, memecahkan masalah hingga membangun suatu ide.
Dari pengertian mengenai kognitif, dapat ditarik kesimpulan mengenai
pengertian perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif dapat dimaknai sebagai
tingkat kemampuan seorang individu dalam berpikir yang meliputi proses pemecahan
masalah, mengingat, serta mengambil keputusan
8
terlebih dahulu hingga yang paling susah. Tahap-tahap pembelajaran harus dilalui
secara serius oleh sang pembelajar atau murid.
4) Pembelajar harus aktif
Keaktifan peserta didik saat pembelajaran merupakan suatu keharusan. Syarat
wajib ini menentukan keberhasilan seseorang dalam mendapatkan informasi dan
ilmu pengetahuan. Keaktifan murid turut mempercepat pemahaman pembelajaran
suatu bidang ilmu.
5) Berfikir kompleks
Pada kegiatan belajar, dibutuhkan proses berpikir yang kompleks. Berpikir
kompleks berguna untuk memahami informasi secara lengkap dan tepat. Sehingga
pemahaman pun tidak setengah-setengah akan suatu informasi. Bahkan jika
pemahaman kita tidak komprehensif terhadap suatu informasi bisa berdampak
buruk buat diri kita sendiri.
Selain teori kognitif yang dicetuskan oleh Jean Piaget, Lev Vygotsky pun turut
mengemukakan teori kognitif yang sifatnya adalah konstruktivis sosial. Meski sama-
sama dikemukakan oleh dua ahli psikologis, namun dua teori kognitif ini berbeda.
Berikut penjelasannya.
1) Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget
Teori perkembangan kognitif versi Jean Piaget merupakan teori konstruktivis
kognitif yang menjelaskan, bahwa anak akan terus berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya. Hasil dari interaksi anak tersebut, akan menghasilkan
suatu hal yang bernama skema atau skemata atau disebut pula sebagai schemal.
9
Agar skema mampu terus bergerak sesuai dengan sifat yang dimiliki, maka
skema pun dibantu dengan dua proses penting bernama asimilasi serta akomodasi.
Asimilasi ialah aktivitas untuk mendapatkan sebuah informasi baru agar nantinya
informasi tersebut, dimasukan ke dalam skema yang ada. Sedangkan, akomodasi
ialah proses yang terjadi ketika pengetahuan baru masuk ke dalam skema lalu
diubah menjadi skema dalam bentuk yang baru.
Dalam teori perkembangan kognitif anak versi Jean Piaget, anak usia dini
akan terpengaruh oleh aktivitas yang berkelanjutan dengan skema, asimilasi serta
akomodasi secara terus menerus, hingga akhirnya terbentukalah keseimbangan
yang baru atau equilibrium berkali-kali.
Apabila seorang anak dipaksa untuk memiliki kemampuan yang tidak tepat
dan tidak sesuai dengan waktu perkembangannya, maka akan menyebabkan
gangguan pada periode emas anak.
Teori dari Jean Piaget ini disebut pula dengan teori genetic epistemology,
karena teorinya menjelaskan mengenai perkembangan kemampuan intelektual
anak dalam masa pertumbuhan.
Ketika seseorang ingin lebih memahami jalan pikiran atau kondisi kognitif
anak, Vygotsky lebih memilih untuk melakukan penelusuran mengenai cara
10
interaksi sosial yang dialami oleh anak. Tindakan penelusuran tersebut menurut
Vygotsky didasarkan pada keyakinan bahwa perkembangan fungsi mental anak
diperoleh melalui interkasi sosial dan bukan berasal dari individu itu sendiri.
Ada tiga konsep yang dikemukakan oleh Vygotsky dalam teori perkembangan
kognitif. Berikut penjelasannya.
Konsep Scafolding
Konsep kedua dari teori perkembangan kognitif yang dicetuskan oleh
Vyrgotsky ialah mengenai perubahan lecel dukungan terhadap anak selama
proses belajar ZPD. Pengajar dalam konsep ZPD perlu menyesuaikan
sejumlah hal berkaitan dengan bimbingan dari performa peserta didiknya
ketika belajar.
11
Bahasa dan Pemikiran
Sementara peran kedua dari bahasa ialah inner speech, yaitu ketika
anak memakai kemampuan nya da;am berbicara pada dirinya sendiri, yang
digunakan sebagai alat kontrol dari perilakunya. Berbeda dengan fase private
speech, fase inner speech akan terus terbawa oleh anak hingga dewasa.
d. Fungsi Kognitif
Kecerdasan kognitif juga ada fungsinya lho sobat Grameds. Fungsi kecerdasan
kognitif yang mampu menjadikan seseorang mudah dalam bergaul. Apa saja sih
fungsi-fungsinya seseorang itu dapat dikatakan memiliki kecerdasan kognitif? Hayukk
atuh langsung saja bahas!
1) Merasakan dan Mengenali
Pertama dengan adanya kecerdasan kognitif tentunya seseorang dapat
melakukan identifikasi terhadap obyek baik di dalam maupun di luar dirinya. Satu
contoh misalnya dapat membedakan antara yang manis dan pahit, putih dan hitam,
besar dan kecil, jeruk dan melon masih banyak lagi lainnya.
Secara lebih mendalam ke dalam diri, kecerdasan kognitif bekerja secara
efektif mengenali perasaan seseorang. Tentu kecerdasan kognitif yang mengenali
diri seperti ini tidak didapatkan secara serta Merta seperti contoh di atas. Karena
butuh pemahaman lebih terhadap suatu hal yang terjadi. Mengolah menilai, dan
membagikannya kepada orang lain.
12
2) Kemampuan Mengolah Bahasa
Ketika merasakan dan Mengenali sudah dilakukan tahap selanjutnya adalah
bagaimana mengolah bahasa. Nah kecerdasan kognitif ini memberikan
kemampuan secara otomatis terhadap apa yang dibicarakan. Tentu saja
menyesuaikan konteks pembicaraan dan orang yang diajak berbicara.
Kemampuan mengolah bahasa yang didapatkan dari pengenalan lebih jauh
dapat menghindarkan dari keburukan. Berupa ucapan baik dan tidak merugikan
orang lain (dalam arti menyinggung). Inilah fungsi secara sosial menghormati dan
menghargai orang lain.
3) Fungsi Eksekutif
Selanjutnya kecerdasan kognitif dapat membantu seseorang merencanakan
sesuatu dan melaksanakannya. Kecerdasan kognitif berfungsi merancang ide dan
gagasan yang akan dilakukan.
Kemampuan merancang, merencanakan dan melakukan perencanaan biasanya
dilakukan oleh guru. Guru merancang ide-ide dan gagasan ilmu pengetahuan yang
akan ditransfer kepada muridnya. Kerja kecerdasan kognitif berfungsi secara
eksekutor handal dalam perencanaan dan pelaksanaan.
5) Perhatian
Ketika otak seseorang sudah terisi memori atau daya ingat akan membuat
seseorang perhatian pada suatu ilmu pengetahuan. Perhatian kecil terhadap suatu
bidang ilmu merupakan kerja kecerdasan kognitif. Memori informasi atau ilmu
pengetahuan dapat mengarahkan seseorang pada hal-hal tertentu.
13
C. Perkembangan Bahasa
a. Perkembangan bahasa
Dalam kehidupan sehari-hari seseorang tidak dapat lepas dari Bahasa.
Bahasa merupakan sarana komunikasi yang paling penting dalam kehidupan
manusia di dunia ini, baik dalam bentuk tulisan, lisan maupun symbol-simbol
tertentu saja. Tanpa Bahasa, manusia tidak dapat berkomunikasi karena manusia
adalah makhluk social yang mau tidak mau harus berinteraksi dengan orang lain.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling tinggi dalam kehidupan manusia,
baik secara individu maupun social. Secara individu, Bahasa merupakan alat
mengungkapkan isi gagasan batin kepada orang lain. Dalam interaksi social, Bahasa
merupakan sarana untuk berinteraksi dengan orang lain. Pembelajaran Bahasa terjadi
secara alami ketika anak kecil belajar Bahasa tanpa menyadari bahwa mereka sedang
mempelajarinya. Pada saat yang sama, pembelajaran Bahasa adalah kegiatan sadar
yang dilakukan siswa untuk menguasai Bahasa tertentu, pembelajaran Bahasa seperti
dilakukan di sekolah asing.
Proses dan sifat kemampuan berbahasa setiap orang bersifat dinamis dan
bertahap. Manusia memulai komunikasinya dengan dunia sekitarnya melalui Bahasa
tangisan. Bayi berlatih Bahasa dengan mengomunikasikan semua kebutuhan dan
keinginannya. Secara khusus, sesuai dengan perkembangan keterampilan dan
pematangan fisik yang berkaitan dengan proses Bahasa, komunikasi ini meningkat
dan meluas. Perkembangan Bahasa selalu meningkat oleh sebab itu perkembangan
Bahasa sangat penting pada masa anak-anak. Perkembangan Bahasa anak sangat
penting karena Bahasa memungkinkan anak mengembangkan keterampilan social.
Kemampuan bersosialisasi dalam lingkungan social di awali dengan penguasaan
Bahasa. Bahasa memungkinkan anak mengungkapkan pikirannya melalui basaha,
sehingga orang lain dapat memahami apa yang direncanakan anak dan membangun
hubungan social. Waktu paling intens dari perkembangan bicara dan Bahasa
manusia. Perkembangan kemampuan berbahasa anak merupakan proses yang
mendengarkan secara bergiliran, kemudian berbicara, membaca dan menulis.
Tentang pengembangan keterampilan individu pada anak-anak di taman kanak-
kanak.
Bahasa adalah alat komunikasi yang diperlukan untuk interaksi di Antara
mereka sendiri menggunakan suara alat bicara manusia. Bahasa juga merupakan alat
14
berfikir, alat untuk membayangkkan dunia. Premis dasar dari metode Berlitz adalah
bahwa belajar Bahasa kedua harus lebih dari belajar Bahasa pertama ; banyak
interaksi lisan aktif, penggunaan Bahasa spontan, tidak ada penerjemah Antara
Bahasa pertama dan kedua dan sedikit atau tidak ada aturan tata Bahasa. Sedangkan
menurut Vigotsky dan Mclnnerney, menunjukkan bahwa perkembangan Bahasa
berhubungan dengan perkembangan kognitif. Hal ini disebabkan oleh
Pertama, anak harus menggunakan Bahasa untuk berkomunikasi atau
berbicara kemampuan ini disebut kompetensi ekstralinguistik dan merupakan dasar
dari kemampuan berkomunikasi dengan diri sendiri. Pengaruh orang dewasa sangat
penting bagi perkembangan kemampuan lahiriah berbahasa anak. Orang dewasa
memperkaya kosa kata anak-anak.
Kedua, kemampuan berkomunikasi secara eksternal kemampuan
berkomunikasi secara internal membutuhkan waktu yang lama. Transisi ini terjadi
sebelum pra-operasional, Antara usia 2 dan 7 tahun. Selama ini, berbicara kepada
diri sendiri adalah bagian dari kehidupan. Pada usia 4-5 tahun, anak sudah dapat
berbicara Bahasa yang baik, anak saat ini hanya melakukan sedikit kesalahan Bahasa.
Ketiga, dalam perkembangannya, anak bertindak tanpa berbicara, ketika ini
terjadi, anak mungkin menginternalisasi percakapan egosentris (berdasarkan sudut
pandangnya sendiri) sebagai percakapan dalam diri mereka sendiri. Anak-anak yang
banyak melakukan kegiatan self-talk, yang terus berbicara tentang diri mereka
sendiri, memiliki ketrampilan social yang lebih banyak dari pada anak-anak yang
berada pada masa praoperasional, tidak melakukan kegiatan tersebut.
17
Menurut Chomsky) anak dilahirkan dengan dibekali alat pemerolehan
bahasa language acquisition device (LAD). Alat yang merupakan pemberian
biologis yang sudah diprogramkan untuk merinci butir-butir yang mungkin dari
suatu tata bahasa. LAD dianggap sebagai bagian fisiologis dari otak khusus untuk
memproses bahasa, dan tidak punya kaitan dengan kognitif lainnya.
McNeill menyatakan bahwa LAD terdiri dari:
kecakapan untuk membedakan bunyi bahasa dengan bunyi-bunyi yang lain,
kecakapan mengorganisasi satuan linguistik ke dalam sejumlah kelas yang
akan berkembang kemudian,
pengetahuan tetang sistem bahasa yang mungkin dan yang tidak mungkin, dan
kecakapan menggunakan sistem bahasa yang didasarkan pada penilaian
perkembangan sistem linguistik, dengan demikian dapat melahirkan sistem
yang dirasakan mungkin di luar data linguistik yang ditemukan.
2) Teori Behavioristik
Menurut kaum behavioris kemampuan berbicara dan memahami
bahasa oleh anak diperoleh melalui rangsangan dari lingkunganya. Anak
dianggap penerima pasif dari tekanan lingkungannya, tidak memiliki perana
yang aktif di dalam proses perkembangan perilaku verbalanya. Kaum
behavioris bukan hanya tidak mengakui peranan akatif si anak dalam proses
pemerolehan bahasa, malah juga tidak mengakui kematangan si anak itu.
Proses perkemabangan bahasa terutama ditentukan oleh lamanya latihan yang
diberikan oleh lingkungannya.
Menurut Skinner kaidah gramatikal atau kaidah bahasa adalah perilaku
verbal yang memungkinkan seorang dapat menjawab atau mengatakan sesuatu.
Namun, kalau kemudian anak dapat berbicara, bukan lah karena “penguasaan
kaiadah (rule-governed)” sebab anak tidak mengungkapkan kaidah bahasa,
melainkan dibentuk secara langsung oleh faktor di luar dirinya.
Kaum behavioris tidak mengakui pandangan bahwa anak mengusai
kaidah bahasa dan memiliki kemampuan untuk mengabstrakan ciri-ciri penting
dari bahasa di lingkunganya. Mereka berpendapat rangsangan (stimulus) dari
lingkungan tertentu memperkuat kemampuan berbahasa anak. Perkembangan
bahasa mereka pandang ssebagai suatu kemajuan dari pengungkapan verbal
yang berlaku secara acak sampai ke kemampuan yang sebenarnya untuk
18
berkomunikasi melalui prinsip pertalian S <->R (stimulus- respons) dan proses
peniruan-peniruan.
3) Teori Kognitifisme
Piaget menyatakan bahwa bahasa itu bukanlah suatu ciri alamiah yang
terpisah, melainkan salah satu diantara beberapa kemampuan yang berasal dari
kematangan kognitif. Bahasa distrukturi oleh nalar; maka perkembangan
bahasa harus berlandas pada perubahan yang lebih mendasar dan lebih umum
di dalam kognisi. Jadi, urutan perkembangan kognitif menentukan urutan
perkembangan bahasa.
Hubungan perkembangan kognitif dan perkembangan bahasa pada
anak dapat kita lihat dari keterangan Piaget mengenai tahap awal dari
perkembangan intelektual anak. Tahap perkembangan dari lahir sampai usia
18 bulan oleh Piaget disebut sebagai tahap “sensori motor”. Pada tahap ini
belum ada bahasa karena anak belum menggunakan lambang untuk dunia
melalui alat indranya (sensory) dan gerak kegiatan yang dilakukannya (motor).
Anak hanya mengenal benda jika benda itu dialaminya secara langsung.
Begitu benda itu hilang dari penglihatannya maka benda itu dianggap tidak ada
lagi.
Menjelang akhir usia satu tahun barulah anak itu dapat menangkap
bahwa objek itu tetap ada (permanen), meskipun sedang tidak dilihatnya.
Sedang dilihat atau tidak benda itu tetap ada sebagai benda, yang memiliki
sifat permanen. Sesudah mengerti kepermanenan objek, anak menggunakan
simbol untuk mempresentasikan objek yang tidak lagi hadir di hadapannya.
Symbol ini kemudian menjadi kata-kata awal yang diucapkan si anak. Jadi,
menurut pandangan kognitivisme perkembangan kognitif harus tercapai lebih
dahulu; dan baru sesudah itu pengetahuan itu dapat keluar dalam bentuk
ketrampilan berbahasa
PENUTUP
19
A. Kesimpulan
- Perkembangan anak merupakan sebuah proses di mana seorang anak berubah dari
waktu ke waktu. Hal itu mencakup seluruh periode, mulai dari konsepsi hingga
anak tersebut menjadi orang dewasa yang berfungsi penuh. Dengan kata lain, ini
adalah perjalanan anak dari masih bergantung total pada orang tua hingga bisa
mandiri secara penuh.
- Secara umum kognitif berbicara tentang gagasan, ide dan pemecahan masalah
berakar pada kemampuan kognitif seseorang. Tanpa adanya kecerdasan kognitif
mustahil sebuah ilmu pengetahuan dapat dipahami. Perkembangan kognitif dapat
dimaknai sebagai tingkat kemampuan seorang individu dalam berpikir yang
meliputi proses pemecahan masalah, mengingat, serta mengambil keputusan
- Secara khusus, sesuai dengan perkembangan keterampilan dan pematangan fisik
yang berkaitan dengan proses Bahasa, komunikasi ini meningkat dan meluas.
Perkembangan Bahasa selalu meningkat oleh sebab itu perkembangan Bahasa
sangat penting pada masa anak-anak. Perkembangan Bahasa anak sangat penting
karena Bahasa memungkinkan anak mengembangkan keterampilan social.
Kemampuan bersosialisasi dalam lingkungan social di awali dengan penguasaan
Bahasa. Bahasa memungkinkan anak mengungkapkan pikirannya melalui basaha,
sehingga orang lain dapat memahami apa yang direncanakan anak dan
membangun hubungan social.
B. Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
21