Anda di halaman 1dari 25

PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA

Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Dosesn Pengampu:
Prof. Dr. Abdul Saman, M.Si.,Kons

Disusun Oleh Kelompok 2:


(230014301004) Sulfia
(230014301005) Sitti Nurhalisa
(230014301007) Fathiya Sadidah
(230014301008) Witri Ali

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR
2023

1
ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh,

Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., atas berkat, rahmat,
karunia, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan makalah dengan judul
“Perkembanan Kognitif dan Bahasa”. Makalah ini ditulis sebagai bahan bacaan dan acuan
materi diskusi kelompok pada mata kulia Psikologi Pendididkan. Penulis mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, baik materi maupun cara penulisan. Namun, penulis telah berupaya secara
maksimal untuk dapat menyelesaikan makalah ini secara tepat waktu.

Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah
yang lebih baik. Semoga makalah ini memberikan informasi yang bermanfaat untuk semua
pihak demi pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita bersama.

Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh.

Makassar, 20 Oktober 2023

Tim Penulis.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................3

A. Selayang pandang perkembangan anak ...................................................................3

B. Perkembangan Kognitif ...........................................................................................7

C. Perkembangan Bahasa ...........................................................................................14

BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 19

A. Kesimpulan ............................................................................................................20

B. Saran ......................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................21

iii
BAB I PENDAH ULUAN

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aspek perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang perlu


dikembangkan, kemampuan kognitif ini berisikan akal, pikiran, dan lain-lainnya seperti
sosial emosional, moral dan agama. Dengan kemampuan kognitif atau daya pikir tersebut,
manusia akan dapat membedakan mana yang benar atau mana yang salah, mana yang
harus dilakukan atau di hindari, bagaimana harus bertindak dan sebagainya yang intinya
seseorang tersebut dapat memecahkan masalah dalam kehidupannya. Oleh karena itu
kemampuan kognitif sangat penting bagi kehidupan seseorang dan perlu dibekali dan
dikembangkan sedini mungkin.

Perkembangan kognitif adalah sesuatu yang merujuk pada perubahan-perubahan


pada proses berpikir sepanjang siklus kehidupan anak sejak konsepsi hingga usia delapan
tahun. Hal ini sesuai dengan pendapat Gardner yang menyatakan bahwa intelegensi
sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau untuk menciptakan karya yang
dihargai dalam suatu kebudayaan atau lebih (Gardner, 2011: 74)

Menurut Kartadinata (Susanto, 2003: 62) menyebutkan bahwa perkembangan otak,


struktur otak anak tumbuh terus setelah lahir. Sejumlah riset menunjukkan bahwa
pengalaman usia dini, imajinasi yang terjadi, bahasa yang didengar, buku yang
ditunjukkan, akan turut membentuk jaringan otak. Dengan demikian, melalui
pengembangan kognitif, fungsi pikir dapat digunakan dengan cepat dan tepat untuk
mengatasi suatu situasi untuk memecahkan suatu masalah. Proses kognisi tersebut
meliputi berbagai aspek seperti persepsi, ingatan, pikiran, simbol, penalaran, dan
pemecahan masalah.

Dikaitkan dengan pembelajaran kognitif, anak diharapkan mampu berfikir secara


logis, kritis, memberi alasan, memecahkan masalah, dan menemukan hubungan sebab
akibat. Salah satu upaya untuk mengembangkan kognitif anak adalah dengan cara
memberikan pembelajaran yang dapat mengasah kecerdasan logika-matematika anak. 3
Hurlock (Depdiknas, 2007:5) mengatakan bahwa lima tahun pertama dalam kehidupan
anak merupakan peletak dasar bagi perkembangan selanjutnya. Anak yang mengalami
masa bahagia berarti terpenuhinya segala kebutuhan baik fisik maupun psikis di awal

1
perkembangannya diramalkan akan dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan
selanjutnya.

Piaget (Santrock, 2010:438) juga mengatakan bahwa untuk meningkatkan


perkembangan mental anak ke tahap yang lebih tinggi dapat dilakukan dengan
memperkaya pengalaman anak terutama pengalaman kongkrit, karena dasar
perkembangan mental adalah melalui pengalamanpengalaman aktif dengan menggunakan
benda-benda di sekitarnya. Hal yang sama juga dikemukakan oleh The National Council
of Teachers of Mathematics (NCTM) dan the National Association for the Education of
Young Children (NAEYC) yang menegaskan bahwa pendidikan matematika bagi anak
usia 3 hingga 6 tahun merupakan landasan yang sangat penting untuk pembelajaran
matematika di masa mendatang. Dengan demikian maka pada setiap seting pendidikan
anak usia dini, anak harus memperoleh pengalaman pembelajaran yang efektif disertai
dengan praktek pengajaran dan kurikulum yang didasarkan dari hasil penelitian (NAEYC,
2000: 1). Praktek pengajaran seperti tersebut di atas memerlukan kebijakan, dukungan
organisasional, dan sumberdaya yang memadai yang dapat mendukung para guru untuk
melaksanakan tugasnya.

B. Rumusan Masalah

a) Jelaskan Selayang Pandang Perkembangan Anak?


b) Jelaskan Apa Itu Perkembangan Kognitif ?
c) Apa Yang Dimaksud Dengan Perkembangan Bahasa?

C. Tujuan Penulisan

a) Menjelaskan Selayang Pandang Perkembangan Anak


b) Menjelaskan Yang Dimaksud Dengan Perkembangan Kognitif
c) Menjelaskan Yang Dimaksud Dengan Perkembangan Bahasa

2
BAB II PEMBAHASAN

PEMBAHASAN

A. Selayang pandang perkembangan anak

a. Pengertian Perkembangan
Perkembangan adalah proses bertambahnya kematangan dan fungsi psikologis
manusia. Kematangan perkembangan yang dialami oleh manusia akan meningkatkan
kemampuannya pada lingkup perkembangan tersebut. Penting untuk mengetahui
perkembangan anak usia dini, karena perkembangan anak saat ini akan
mempengaruhi perkembangan selama rentang kehidupannya. Pengatahuan tentang
perkembangan anak usiadini dapat membantu orang tua dan guru untuk menyiapkan
upaya mengoptimalkan perkembangan tersebut.
Perkembangan anak merupakan sebuah proses di mana seorang anak berubah dari
waktu ke waktu. Hal itu mencakup seluruh periode, mulai dari konsepsi hingga anak
tersebut menjadi orang dewasa yang berfungsi penuh. Dengan kata lain, ini adalah
perjalanan anak dari masih bergantung total pada orang tua hingga bisa mandiri
secara penuh.
Menurut Elizabeth B. Hurlock, pakar psikolog perkembangan anak remaja yang
mengembangkan teori Hurlock, perkembangan anak semestinya tidak mencakup fisik,
tetapi juga ke tahap perkembangan yang progresif menuju kemajuan yang terarah.
Perkembangan anak berbeda dari pertumbuhan anak. Perkembangan anak mencakup
pertumbuhan fisik serta perkembangan intelektual, bahasa, emosional dan sosial.
Meskipun aspek-aspek ini tampaknya terpisah, pada kenyataannya masing-
masing mempengaruhi yang lainnya. Misalnya, saat otak berkembang secara fisik,
maka kemampuan intelektual pun meningkat.
Hal ini pada gilirannya memungkinkan anak untuk menjelajahi dunia sosialnya
secara lebih lengkap, mengembangkan respons emosionalnya, dan bahasa yang
diperlukan untuk mendeskripsikannya. Namun, pada gilirannya, eksplorasi ini
berdampak langsung pada perkembangan otaknya lebih lanjut. Pertumbuhan dan
perkembangan anak juga berhubungan langsung dengan gizi anak, kemakmuran,
pola asuh, pendidikan dan interaksi dengan teman sebaya.

b. Jenis-Jenis perkembangan anak

3
1) Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif adalah proses kompleks di mana kemampuan
intelektual dan pemahaman anak berkembang dari waktu ke waktu. Ini
mencakup berbagai aspek, seperti kemampuan berpikir, memahami,
mengingat, belajar, dan menyelesaikan masalah. Proses ini dimulai sejak bayi
lahir, dan terus berlanjut hingga masa kanak-kanak.
2) Interaksi Sosial dan regulasi emosional
Interaksi sosial dan regulasi emosional merupakan dua aspek kunci dalam
tahapan perkembangan anak. Kedua aspek ini mempengaruhi hubungan anak
dengan orang lain, dan kemampuan mengelola emosi mereka sendiri.
3) Perkembangan kemampuan dan Bahasa
Perkembangan kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek penting dalam
tahapan perkembangan anak. Hal ini memungkinkan mereka untuk
berkomunikasi dengan dunia di sekitar mereka. Proses ini dimulai sejak bayi
lahir dan berlanjut selama masa kanak-kanak, memengaruhi cara anak
berinteraksi, belajar, dan mengungkapkan diri.
4) Perkembangan dan keterampilan fisik
Kemampuan seorang anak untuk belajar bergerak dan menggunakan otot-otot
mereka. Keterampilan fisik bisa dibagi menjadi dua aspek, yaitu:
 Keterampilan motorik kasar. Seperti menggunakan otot seluruh tubuh untuk
berdiri, berjalan, dan berlari
 Keterampilan motoric halus. Aktivitas yang melibatkan penggunaan otot jari
untuk makan, menggambar, dan menulis
5) Kesadaran Sensorik
Kesadaran sensorik adalah aspek penting dalam perkembangan anak yang
memungkinkan mereka untuk mengenali, dan merespons rangsangan dari
lingkungan sekitar melalui indera mereka.

c. Tahapan Perkembangan Anak


Tahapan perkembangan anak terjadi secara bertahap, dengan mayoritas anak
mencapai titik perkembangan tertentu pada saat mereka mencapai usia tertentu.
Namun, penting untuk diingat bahwa tiap anak bertumbuh dan berkembang secara
berbeda.

4
Mereka memiliki kecepatannya sendiri. Dengan memahami hal ini, orang tua bisa
membantu anak mencapai potensi optimal mereka dengan baik. Berikut lima tahap
perkembangan anak:
1) Bayi Baru Lahir
Selama bulan pertama kehidupan, bayi baru lahir menunjukkan respons
otomatis terhadap rangsangan eksternal. Dengan kata lain, bayi yang berusia 0-3
bulan akan mengarahkan kepalanya ke arah tangan ibu saat ibu membelai
pipinya atau memegang jari ibu saat ibu meletakkannya di tangannya.
Bayi baru lahir juga dapat melihat objek jarak dekat, mengenali bau tertentu,
tersenyum atau menangis untuk menunjukkan kebutuhannya, dan menggerakkan
kepalanya dari satu sisi ke sisi lain. Pada awal kehidupan bayi, tanda-tanda cacat
perkembangan, seperti spina bifida, kelainan genetik, dan sindrom alkohol janin
bisa terlihat.
2) Bayi
Bayi mengembangkan kemampuan baru dengan cepat di tahun pertama
kehidupan. Pada usia 3-6 bulan, bayi dapat mengontrol gerakan kepalanya dan
menyatukan kedua tangannya.
Pada usia 6-9 bulan, seorang bayi dapat duduk tanpa penyangga, mengoceh,
dan menanggapi namanya. Antara usia sembilan dan dua belas bulan, bayi dapat
mengambil benda, merangkak, dan bahkan berdiri dengan penyangga.
Perkembangan yang lambat pada bayi mungkin bisa menjadi pertanda sindrom
Down dan cacat perkembangan lainnya.
3) Balita
Ketika anak mencapai usia antara satu dan tiga tahun, bayi belajar berjalan
tanpa bantuan, menaiki tangga, dan melompat di tempat. Mereka dapat
memegang krayon, menggambar lingkaran, menumpuk satu balok di atas yang
lain, menggunakan kalimat pendek, dan bahkan mengikuti instruksi sederhana.
4) Usia Prasekolah
Antara usia tiga dan lima tahun, anak-anak menyempurnakan keterampilan
motorik mereka. Mereka dapat melempar bola dengan tangan, melompat, berdiri
dengan satu kaki selama sepuluh detik atau lebih, berpakaian sendiri, dan
menggambar seseorang dengan fitur.
5) Usia Sekolah

5
Anak usia sekolah adalah usia 6-12 tahun. Mereka mampu, percaya diri,
mandiri dan bertanggung jawab. Hubungan teman sebaya, khususnya hubungan
dengan teman sesama jenis, penting bagi anak usia sekolah.
Sedangkan anak usia sekolah yang lebih tua mulai mengembangkan
karakteristik seksual. Tanda-tanda ADHD, seperti kesulitan untuk tetap fokus
dan mudah teralihkan, dapat muncul pada anak usia sekolah.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak


Perkembangan anak dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi.
Faktor-faktor ini memiliki peran penting dalam membentuk perkembangan fisik,
kognitif, sosial, dan emosional anak. Berikut adalah beberapa faktor utama yang
memengaruhi perkembangan anak:
1) Faktor Genetik
Faktor genetik memainkan peran penting dalam menentukan potensi fisik,
kecerdasan, dan sifat-sifat khas anak. Anak mewarisi sebagian besar ciri-ciri
fisik dan intelektual dari orang tua mereka.
2) Lingkungan
Lingkungan di sekitar anak juga berpengaruh pada perkembangannya.
Stimulasi dan interaksi yang baik di lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat dapat memperkaya perkembangan fisik dan intelektual anak.
3) Pola asuh orang tua
Pola asuh yang positif dan mendukung membantu anak merasa aman,
dicintai, dan diterima, dapat membuat perkembangan anak menjadi lebih baik
dan optimal.
4) Nutrisi dan kesehatan
Asupan nutrisi yang seimbang mendukung pertumbuhan dan fungsi tubuh
yang optimal.
5) Stimulasi dan pendidikan
Stimulasi intelektual dan pendidikan yang baik berperan dalam
perkembangan kognitif anak. Bermain, berbicara, membaca, dan berinteraksi
dengan anak membantu merangsang pertumbuhan kognitif anak.
6) Interaksi social

6
Interaksi dengan teman sebaya dan orang dewasa membantu anak
mengembangkan keterampilan sosial dan empati. Hal ini juga membantu
dalam belajar berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungan sosial.

B. Perkembangan Kognitif

a. Pengertian perkembangan kognitif


Kognitif adalah segala kegiatan seseorang yang berkaitan dengan proses
belajar mengajar dalam memahami sebuah peristiwa dan kemudian menjadi
paham karenanya.Disinilah praktek kecerdasan kognitif bekerja dalam memproses
sebuah pengetahuan.
Secara umum kognitif berbicara tentang gagasan, ide dan pemecahan masalah
berakar pada kemampuan kognitif seseorang. Tanpa adanya kecerdasan kognitif
mustahil sebuah ilmu pengetahuan dapat dipahami.

Adapun pengertiannya menurut para ahli adalah sebagai berikut.

1) Menurut Williams dan Susanto


Pengertian Kognitif menurut Williams dan Susanto adalah bagaimana
seseorang dalam memecahkan sebuah masalah dilihat dari cara seseorang itu
bertingkah laku, bertindak dan cepat atau lambatnya.
2) Menurut Neisser
Menurut Neisser kognitif itu hanya bicara tentang tiga konsep yaitu
perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. Jadi kognitif adalah
bagaimana perolehan, penataan dan penggunaan pengetahuan.
3) Menurut Gagne
Menurut Gagne kognitif merupakan proses internalisasi ilmu pengetahuan
yang terjadi pada susunan saraf pusat ketika seseorang berfikir memahami
sesuatu.
4) Menurut Drever
Menurut Drever berpendapat bahwa kognitif istilah umum yang dipakai
untuk memahami sebuah metode pembelajaran. Metode pemahaman, yakni
persepsi, penilaian, penalaran, imajinasi, dan penangkapan makna adalah
sepaket dengan kognitif.

7
5) Menurut Piaget
Menurut Piaget adalah kegiatan seorang anak bagaimana ia beradaptasi
dan menginterpretasikan obyek serta kejadian-kejadian yang terjadi di sekitar
dirinya.

Kognitif selalu erat kaitannya dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh
seseorang. Contoh dari kognitif dapat ditunjukan oleh seorang individu ketia sedang
belajar, memecahkan masalah hingga membangun suatu ide.
Dari pengertian mengenai kognitif, dapat ditarik kesimpulan mengenai
pengertian perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif dapat dimaknai sebagai
tingkat kemampuan seorang individu dalam berpikir yang meliputi proses pemecahan
masalah, mengingat, serta mengambil keputusan

b. Teori Belajar Kognitif


Pemahaman tentang teori belajar kognitif berarti memahami bahwa teori
belajar yang hanya memprioritaskan kepada proses belajar ketimbang pada hasil yang
dicapai. Dalam teori belajar kognitif ini tidak hanya berbicara tentang stimulus dan
respon saja, melainkan juga bagaimana perilaku seseorang dalam mencapai tujuan
belajarnya.
Prinsip teori belajar kognitif dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.
1) Proses belajar lebih penting daripada hasil.
Sudah merupakan kewajiban mindset berpikir yang harus dibangun adalah
proses lebih penting daripada hasil. Mindset berpikir seperti itu akan lebih
menghargai proses yang dilalui seseorang. Ini penting dalam pembelajaran
mencapai tujuan pembelajaran yaitu tekun dan rajin. Pertama kali bangunlah
mindset berpikir yang benar terlebih dahulu agar tidak salah kedepannya.
2) Persepsi dan pemahaman
Kemampuan menjaga persepsi dan pemahaman tentang proses adalah hal
utama. Pencapaian tujuan belajar menunjukkan tingkah laku seorang individu. Hal
itu dilihat dari proses seseorang belajar apakah menggunakan cara yang baik atau
tidak. Jadi, persepsi dan pemahaman disitulah yang penting dalam pembelajaran.
3) Belajar Bertahap
Namanya pembelajaran itu belajar secara bertahap. Materi belajar dipisahkan
menjadi komponen kecil, lalu dipelajari secara terpisah. Belajar dari yang mudah

8
terlebih dahulu hingga yang paling susah. Tahap-tahap pembelajaran harus dilalui
secara serius oleh sang pembelajar atau murid.
4) Pembelajar harus aktif
Keaktifan peserta didik saat pembelajaran merupakan suatu keharusan. Syarat
wajib ini menentukan keberhasilan seseorang dalam mendapatkan informasi dan
ilmu pengetahuan. Keaktifan murid turut mempercepat pemahaman pembelajaran
suatu bidang ilmu.
5) Berfikir kompleks
Pada kegiatan belajar, dibutuhkan proses berpikir yang kompleks. Berpikir
kompleks berguna untuk memahami informasi secara lengkap dan tepat. Sehingga
pemahaman pun tidak setengah-setengah akan suatu informasi. Bahkan jika
pemahaman kita tidak komprehensif terhadap suatu informasi bisa berdampak
buruk buat diri kita sendiri.

c. Teori-Teori perkembangan kognitif menurut para ahli


Teori perkembangan kognitif pertama kali dicetuskan oleh seorang Psikolog asal
Swiss yaitu Jean Piaget. Dalam teori perkembangan kognitif yang Piaget cetuskan, ia
berpendapat bahwa manusia mampu membangun kemampuan kognitif melalui
tindakannnya yang termotivasi dari lingkungan.

Selain teori kognitif yang dicetuskan oleh Jean Piaget, Lev Vygotsky pun turut
mengemukakan teori kognitif yang sifatnya adalah konstruktivis sosial. Meski sama-
sama dikemukakan oleh dua ahli psikologis, namun dua teori kognitif ini berbeda.
Berikut penjelasannya.
1) Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget
Teori perkembangan kognitif versi Jean Piaget merupakan teori konstruktivis
kognitif yang menjelaskan, bahwa anak akan terus berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya. Hasil dari interaksi anak tersebut, akan menghasilkan
suatu hal yang bernama skema atau skemata atau disebut pula sebagai schemal.

Skemata atau skema berarti, jenis-jenis pengetahuan memiliki fungsi untuk


membantu seorang individu melakukan interperasi serta memhami lingkungan
sekitarnya. Sifat utama dari skema ialah bahwa skema akan terus bermodifikasi,
bergerak, dinamis, berkelanjutan atau tidak dapat berhenti di satu titik saja.

9
Agar skema mampu terus bergerak sesuai dengan sifat yang dimiliki, maka
skema pun dibantu dengan dua proses penting bernama asimilasi serta akomodasi.
Asimilasi ialah aktivitas untuk mendapatkan sebuah informasi baru agar nantinya
informasi tersebut, dimasukan ke dalam skema yang ada. Sedangkan, akomodasi
ialah proses yang terjadi ketika pengetahuan baru masuk ke dalam skema lalu
diubah menjadi skema dalam bentuk yang baru.

Dalam teori perkembangan kognitif anak versi Jean Piaget, anak usia dini
akan terpengaruh oleh aktivitas yang berkelanjutan dengan skema, asimilasi serta
akomodasi secara terus menerus, hingga akhirnya terbentukalah keseimbangan
yang baru atau equilibrium berkali-kali.

Teori perkembangan kognitif Jean Piaget menjelaskan bahwa kemampuan


dari kognitif anak dapat berkembang secara bertahap pada rentang waktu yang
berbeda-beda, termasuk perkembangan dalam mengamati ilmu pengetahuan.

Apabila seorang anak dipaksa untuk memiliki kemampuan yang tidak tepat
dan tidak sesuai dengan waktu perkembangannya, maka akan menyebabkan
gangguan pada periode emas anak.

Teori dari Jean Piaget ini disebut pula dengan teori genetic epistemology,
karena teorinya menjelaskan mengenai perkembangan kemampuan intelektual
anak dalam masa pertumbuhan.

2) Teori Perkembangan Kognitif Lev Vygotsky


Vygotsky ialah seorang ahli psikologi dalam perkembangan kognitif anak asal
Rusia. Teori Lev Vygotsky mengenai perkembangan kognitif pun telah menjadi
pegangan teori perkembangan kognitif hingga sekarang.

Dalam teorinya, Lev Vygotsky menekankan pentingnya peranan dari interaksi


sosial dalam berbagai tahapan perkembangan kognitif pada anak. Meskipun
begitu, anak juga memiliki kemampuan untuk menyusun beragam pengetahuan
maupun informasi yang ia dapatkan secara mandiri serta aktif.

Ketika seseorang ingin lebih memahami jalan pikiran atau kondisi kognitif
anak, Vygotsky lebih memilih untuk melakukan penelusuran mengenai cara

10
interaksi sosial yang dialami oleh anak. Tindakan penelusuran tersebut menurut
Vygotsky didasarkan pada keyakinan bahwa perkembangan fungsi mental anak
diperoleh melalui interkasi sosial dan bukan berasal dari individu itu sendiri.

Ada tiga konsep yang dikemukakan oleh Vygotsky dalam teori perkembangan
kognitif. Berikut penjelasannya.

 Konsep Zona Perkembangan Proksimal (ZPD)


ZPD adalah serangkaian tugas yang sulit untuk dikerjana sendiri oleh
anak. Namun, rangkaian tugas tersebut dapat dikerjakan dengan bantuan dari
orang dewasa atau anak lain yang mampu.

Pada umumnya ZPD berupa suatu aktivitas mengajar di mana ada


pengajar baik orang dewasa maupun anak kecil yang lebih mampu serta ada
peserta didik yaitu anak yang tidak mampu mengerjakan serangkaian tugas
tersebut.

Melalui konsep ZPD ini, Vygotsky ingin menunjukan betapa


pentingnya interaksi sosial. Terutama interaksi sosial berupa korelari antara
pengajaran atau intruksi terhadapa psikologi dari perkembangan kognitif
anak. ZPD juga merupakan konsep yang menampilkan sejauh mana
kemampuan anak untuk belajar secara mandiri maupun peningkatan
keilmuan melalui belajar bersama orang lain.

 Konsep Scafolding
Konsep kedua dari teori perkembangan kognitif yang dicetuskan oleh
Vyrgotsky ialah mengenai perubahan lecel dukungan terhadap anak selama
proses belajar ZPD. Pengajar dalam konsep ZPD perlu menyesuaikan
sejumlah hal berkaitan dengan bimbingan dari performa peserta didiknya
ketika belajar.

Agar mampu mengetahui sejauh mana tahap dari perkembangan


kognitif anak, maka pengajar perlu melakukan dialog. Hasil dari dialog
antara pengajar dan peserta didiklah yang menjadi alat pertimbangan untuk
menyesuaikan proses bimbingan.

11
 Bahasa dan Pemikiran

Konsep ketiga dari teori perkembangan kognitif menurut Lev


Vygotsky ialah bahasa dan pemikiran. Maksudnya, fungsi bahasa bukan
hanya sebagai alat komunikasi sosial. Bahasa dalam perkembangan kognitif
juga memiliki fungsi sebagai alat untuk memantau, merencanakan maupun
mengontrol aktivitas dari anak.

Bagi ilmu psikologi, peran bahasa dalam perkembangan kognitif


terbagi menjadi dua. Pertama adalah peram private speech yaitu, tindakan
dari anak ketika berbicara keras dengan dirinya sendiri. Umumnya, private
speech terjadi pada anak usia 3 tahun hingga 5 tahun. Setelah menyampai
usia lima tahun, umumnya fase private speech pada anak akan menghilang.

Sementara peran kedua dari bahasa ialah inner speech, yaitu ketika
anak memakai kemampuan nya da;am berbicara pada dirinya sendiri, yang
digunakan sebagai alat kontrol dari perilakunya. Berbeda dengan fase private
speech, fase inner speech akan terus terbawa oleh anak hingga dewasa.

d. Fungsi Kognitif
Kecerdasan kognitif juga ada fungsinya lho sobat Grameds. Fungsi kecerdasan
kognitif yang mampu menjadikan seseorang mudah dalam bergaul. Apa saja sih
fungsi-fungsinya seseorang itu dapat dikatakan memiliki kecerdasan kognitif? Hayukk
atuh langsung saja bahas!
1) Merasakan dan Mengenali
Pertama dengan adanya kecerdasan kognitif tentunya seseorang dapat
melakukan identifikasi terhadap obyek baik di dalam maupun di luar dirinya. Satu
contoh misalnya dapat membedakan antara yang manis dan pahit, putih dan hitam,
besar dan kecil, jeruk dan melon masih banyak lagi lainnya.
Secara lebih mendalam ke dalam diri, kecerdasan kognitif bekerja secara
efektif mengenali perasaan seseorang. Tentu kecerdasan kognitif yang mengenali
diri seperti ini tidak didapatkan secara serta Merta seperti contoh di atas. Karena
butuh pemahaman lebih terhadap suatu hal yang terjadi. Mengolah menilai, dan
membagikannya kepada orang lain.

12
2) Kemampuan Mengolah Bahasa
Ketika merasakan dan Mengenali sudah dilakukan tahap selanjutnya adalah
bagaimana mengolah bahasa. Nah kecerdasan kognitif ini memberikan
kemampuan secara otomatis terhadap apa yang dibicarakan. Tentu saja
menyesuaikan konteks pembicaraan dan orang yang diajak berbicara.
Kemampuan mengolah bahasa yang didapatkan dari pengenalan lebih jauh
dapat menghindarkan dari keburukan. Berupa ucapan baik dan tidak merugikan
orang lain (dalam arti menyinggung). Inilah fungsi secara sosial menghormati dan
menghargai orang lain.

3) Fungsi Eksekutif
Selanjutnya kecerdasan kognitif dapat membantu seseorang merencanakan
sesuatu dan melaksanakannya. Kecerdasan kognitif berfungsi merancang ide dan
gagasan yang akan dilakukan.
Kemampuan merancang, merencanakan dan melakukan perencanaan biasanya
dilakukan oleh guru. Guru merancang ide-ide dan gagasan ilmu pengetahuan yang
akan ditransfer kepada muridnya. Kerja kecerdasan kognitif berfungsi secara
eksekutor handal dalam perencanaan dan pelaksanaan.

4) Memori dan Daya Ingat


Adanya kecerdasan kognitif dalam proses belajar mengajar berfungsi untuk
mengikat ilmu pengetahuan. Kecerdasan kognitif yang baik akan membuat daya
ingat atau memori menjadi lebih mudah memahami ilmu pengetahuan.
Selanjutnya ilmu pengetahuan itu disimpan dalam otak agar sewaktu-waktu
dibutuhkan dapat digunakan secara baik. Sebab suatu informasi atau ilmu
pengetahuan dapat digunakan secara bermanfaat oleh yang mempunyai.

5) Perhatian
Ketika otak seseorang sudah terisi memori atau daya ingat akan membuat
seseorang perhatian pada suatu ilmu pengetahuan. Perhatian kecil terhadap suatu
bidang ilmu merupakan kerja kecerdasan kognitif. Memori informasi atau ilmu
pengetahuan dapat mengarahkan seseorang pada hal-hal tertentu.

13
C. Perkembangan Bahasa

a. Perkembangan bahasa
Dalam kehidupan sehari-hari seseorang tidak dapat lepas dari Bahasa.
Bahasa merupakan sarana komunikasi yang paling penting dalam kehidupan
manusia di dunia ini, baik dalam bentuk tulisan, lisan maupun symbol-simbol
tertentu saja. Tanpa Bahasa, manusia tidak dapat berkomunikasi karena manusia
adalah makhluk social yang mau tidak mau harus berinteraksi dengan orang lain.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling tinggi dalam kehidupan manusia,
baik secara individu maupun social. Secara individu, Bahasa merupakan alat
mengungkapkan isi gagasan batin kepada orang lain. Dalam interaksi social, Bahasa
merupakan sarana untuk berinteraksi dengan orang lain. Pembelajaran Bahasa terjadi
secara alami ketika anak kecil belajar Bahasa tanpa menyadari bahwa mereka sedang
mempelajarinya. Pada saat yang sama, pembelajaran Bahasa adalah kegiatan sadar
yang dilakukan siswa untuk menguasai Bahasa tertentu, pembelajaran Bahasa seperti
dilakukan di sekolah asing.
Proses dan sifat kemampuan berbahasa setiap orang bersifat dinamis dan
bertahap. Manusia memulai komunikasinya dengan dunia sekitarnya melalui Bahasa
tangisan. Bayi berlatih Bahasa dengan mengomunikasikan semua kebutuhan dan
keinginannya. Secara khusus, sesuai dengan perkembangan keterampilan dan
pematangan fisik yang berkaitan dengan proses Bahasa, komunikasi ini meningkat
dan meluas. Perkembangan Bahasa selalu meningkat oleh sebab itu perkembangan
Bahasa sangat penting pada masa anak-anak. Perkembangan Bahasa anak sangat
penting karena Bahasa memungkinkan anak mengembangkan keterampilan social.
Kemampuan bersosialisasi dalam lingkungan social di awali dengan penguasaan
Bahasa. Bahasa memungkinkan anak mengungkapkan pikirannya melalui basaha,
sehingga orang lain dapat memahami apa yang direncanakan anak dan membangun
hubungan social. Waktu paling intens dari perkembangan bicara dan Bahasa
manusia. Perkembangan kemampuan berbahasa anak merupakan proses yang
mendengarkan secara bergiliran, kemudian berbicara, membaca dan menulis.
Tentang pengembangan keterampilan individu pada anak-anak di taman kanak-
kanak.
Bahasa adalah alat komunikasi yang diperlukan untuk interaksi di Antara
mereka sendiri menggunakan suara alat bicara manusia. Bahasa juga merupakan alat

14
berfikir, alat untuk membayangkkan dunia. Premis dasar dari metode Berlitz adalah
bahwa belajar Bahasa kedua harus lebih dari belajar Bahasa pertama ; banyak
interaksi lisan aktif, penggunaan Bahasa spontan, tidak ada penerjemah Antara
Bahasa pertama dan kedua dan sedikit atau tidak ada aturan tata Bahasa. Sedangkan
menurut Vigotsky dan Mclnnerney, menunjukkan bahwa perkembangan Bahasa
berhubungan dengan perkembangan kognitif. Hal ini disebabkan oleh
Pertama, anak harus menggunakan Bahasa untuk berkomunikasi atau
berbicara kemampuan ini disebut kompetensi ekstralinguistik dan merupakan dasar
dari kemampuan berkomunikasi dengan diri sendiri. Pengaruh orang dewasa sangat
penting bagi perkembangan kemampuan lahiriah berbahasa anak. Orang dewasa
memperkaya kosa kata anak-anak.
Kedua, kemampuan berkomunikasi secara eksternal kemampuan
berkomunikasi secara internal membutuhkan waktu yang lama. Transisi ini terjadi
sebelum pra-operasional, Antara usia 2 dan 7 tahun. Selama ini, berbicara kepada
diri sendiri adalah bagian dari kehidupan. Pada usia 4-5 tahun, anak sudah dapat
berbicara Bahasa yang baik, anak saat ini hanya melakukan sedikit kesalahan Bahasa.
Ketiga, dalam perkembangannya, anak bertindak tanpa berbicara, ketika ini
terjadi, anak mungkin menginternalisasi percakapan egosentris (berdasarkan sudut
pandangnya sendiri) sebagai percakapan dalam diri mereka sendiri. Anak-anak yang
banyak melakukan kegiatan self-talk, yang terus berbicara tentang diri mereka
sendiri, memiliki ketrampilan social yang lebih banyak dari pada anak-anak yang
berada pada masa praoperasional, tidak melakukan kegiatan tersebut.

Perkembangan Bahasa pada anak dapat dilihat juga dari pemerolehann


Bahasa menurut komponen-komponen, yaitu :
1) Perkembangan pragmatic
Perkembangan komunikasi pada anak sebenarnya sudah dimulai sejak dini,
terutama dengan menangis saat bayi merasa tidak nyaman, misalnya karena
lapar atau popoknya basah. Dari situ bayi belajar bahwa ketika dia menangis,
dia mendapat perhatian dari ibunya atau orang lain, sehingga bayi menangis
ketika dia meminta orang dewasa untuk melakukan sesuatu untukny.
2) Perkembangan semantic
Anak prasekolah dapat menjelaskan siapa, apa, kapan, dimana, untuk apa,
kepada siapa, kapan, tetapi mereka seringkali masih belum mengerti bagaimana
15
dan mengapa harus bertanya atau menjelaskan sesuatu. Anak-anak
mengembangkan kosa kata mereka melalui cerita yang dibacakan oleh orang tua
mereka. Seiring bertambahnya kosa kata, kebutuhan untuk mengatur kosa kata
juga meningkat dan jaringan semantic, atau hubunhgan timbal balik, terbentuk.
3) Perkembangan sintaksis
Organisasi sintaksis paling awal diamati sekitar usia 18 bulan, meskipun terlihat
pada beberapa anak semuda 1 tahun dan bahkan lebih tua dari 2 tahun. Awalnya
itu adalah kalimat dua kata. Perkembangan belajar sintaksis meningkat pesat
ketika anak berusia 2 tahun dan mencapai puncaknya pada usia 2 tahun.
4) Perkembangan morfologi
Periode perkembangan ditandai dengan peningkaatan panjang ucapan rata-rata,
diukur dalam morfem. Mean length of utterance (MLU) memprediksi
kompleksitas Bahasa pada anak-anak berbahasa Inggris. MLU terkait erat
dengan usia dan merupakan predictor yang baik untuk perkembangan Bahasa.
Dari 18 bulan hingga 5 tahun, MLU meningkat sekitar 1,2 morfem per tahun.
Penguasaan morfem dimulai saat anak mulai membentuk kata sekitar usia 2
tahun.
5) Perkembangan fonologi
Perkembangan fonologi melewati proses decoding ucapan yang panjang.
Sebagian besar struktur morfologis anak bergantung pada kemampuannya
menerima dan menghasilakn satuan fonologis.

b. Pengertian perkembangan Bahasa menurut para ahli


Dalam kehidupan sehari-hari seseorang tidak dapat lepas dari bahasa.
Bahasa merupakan sarana komunikasi yang paling penting dalam kehidupan
manusia di dunia ini, baik dalam bentuk tulisan, lisan maupun simbol-simbol
tertentu saja. Tanpa bahasa, manusia tidak dapat berkomunikasi karena manusia
adalah makhluk sosial yang mau tidak mau harus berinteraksi dengan orang
lain.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting dalam
kehidupan manusia, baik secara individu maupun sosial. Secara individu,
bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan isi gagasan batin kepada orang lain.
Dalam interaksi sosial, bahasa merupakan sarana untuk berinteraksi dengan orang
lain. Pembelajaran bahasa terjadi secara alami ketika anak kecil belajar bahasa
16
tanpa menyadari bahwa mereka sedang mempelajarinya. Pada saat yang sama,
pembelajaran bahasa adalah kegiatan sadar yang dilakukan siswa untuk
menguasai bahasa tertentu, pembelajaran bahasa seperti yang biasa dilakukan di
sekolah bahasa asing.(Nurlaila, 2020)
Perkembangan bahasa adalah suatu proses perubahan di mana anak belajar
mengenal, memakai, dan menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek
bahasa dan berbicara Perkembangan kemampuan bahasa bertujuan agar anak
mampu berkomunikasi secara lisan dengan lingkungannya.
Sementara itu menurut Madyawati perkembangan bahasa adalah
perkembangan kemampuan untuk melakukan dan juga memahami informasi dan
komunikasi dari orang lain. Bahasa merupakan simbolisasi dari suatu ide atau
suatu pemikiran yang ingin dikomunikasikan oleh pengirim pesan dan diterima
melalui kode-kode tertentu secara verbal (berujar) maupun non verbal (ditulis atau
diketik).
Lebih lanjut Yus menjelaskan bahwa perkembangan bahasa merupakan
kemampuan dalam menggunakan bahasa untuk menyampaikan gagasan tentang
dirinya dan memahami orang lain serta untuk mempelajari kata-kata baru.
Perkembangan bahasa anak usia 4-6 tahun meliputi kemampuan penggunaan kata
penghubung, keterangan objek/subjek, kata kerja dasar, kata keterangan, kalimat
yang menunjukkan tingkat perbandingan, mendengarkan cerita yang panjang,
bercerita, membaca, dan menulis.
tidak hanya kemampuan teknis, menurut menurut Musfiroh perkembangan
bahasa mengacu pada kemampuan untuk menyusun pikiran dengan jelas dan
mampu menggunakan kemampuan ini secara kompeten melalui kata-kata untuk
mengungkapkan pikiran-pikiran dalam berbicara, menulis, dan membaca.

c. Teori Perkembangan Bahasa


Penelitian yang dilakukan terhadap perkembangan bahasa anak tentunya
tidak terlepas dari pandangan, hipotess atau teori psikologi yang dianut. Dalam hal
ini sejarah telah mencatat adanya tiga pandangan atau teori dalam perkembangan
bahasa anak. Beberapa teori perkembangan bahasa tersebut di antaranya adalah
sebagai berikut.
1) Teori Navitisme

17
Menurut Chomsky) anak dilahirkan dengan dibekali alat pemerolehan
bahasa language acquisition device (LAD). Alat yang merupakan pemberian
biologis yang sudah diprogramkan untuk merinci butir-butir yang mungkin dari
suatu tata bahasa. LAD dianggap sebagai bagian fisiologis dari otak khusus untuk
memproses bahasa, dan tidak punya kaitan dengan kognitif lainnya.
McNeill menyatakan bahwa LAD terdiri dari:
 kecakapan untuk membedakan bunyi bahasa dengan bunyi-bunyi yang lain,
 kecakapan mengorganisasi satuan linguistik ke dalam sejumlah kelas yang
akan berkembang kemudian,
 pengetahuan tetang sistem bahasa yang mungkin dan yang tidak mungkin, dan
 kecakapan menggunakan sistem bahasa yang didasarkan pada penilaian
perkembangan sistem linguistik, dengan demikian dapat melahirkan sistem
yang dirasakan mungkin di luar data linguistik yang ditemukan.
2) Teori Behavioristik
Menurut kaum behavioris kemampuan berbicara dan memahami
bahasa oleh anak diperoleh melalui rangsangan dari lingkunganya. Anak
dianggap penerima pasif dari tekanan lingkungannya, tidak memiliki perana
yang aktif di dalam proses perkembangan perilaku verbalanya. Kaum
behavioris bukan hanya tidak mengakui peranan akatif si anak dalam proses
pemerolehan bahasa, malah juga tidak mengakui kematangan si anak itu.
Proses perkemabangan bahasa terutama ditentukan oleh lamanya latihan yang
diberikan oleh lingkungannya.
Menurut Skinner kaidah gramatikal atau kaidah bahasa adalah perilaku
verbal yang memungkinkan seorang dapat menjawab atau mengatakan sesuatu.
Namun, kalau kemudian anak dapat berbicara, bukan lah karena “penguasaan
kaiadah (rule-governed)” sebab anak tidak mengungkapkan kaidah bahasa,
melainkan dibentuk secara langsung oleh faktor di luar dirinya.
Kaum behavioris tidak mengakui pandangan bahwa anak mengusai
kaidah bahasa dan memiliki kemampuan untuk mengabstrakan ciri-ciri penting
dari bahasa di lingkunganya. Mereka berpendapat rangsangan (stimulus) dari
lingkungan tertentu memperkuat kemampuan berbahasa anak. Perkembangan
bahasa mereka pandang ssebagai suatu kemajuan dari pengungkapan verbal
yang berlaku secara acak sampai ke kemampuan yang sebenarnya untuk

18
berkomunikasi melalui prinsip pertalian S <->R (stimulus- respons) dan proses
peniruan-peniruan.
3) Teori Kognitifisme
Piaget menyatakan bahwa bahasa itu bukanlah suatu ciri alamiah yang
terpisah, melainkan salah satu diantara beberapa kemampuan yang berasal dari
kematangan kognitif. Bahasa distrukturi oleh nalar; maka perkembangan
bahasa harus berlandas pada perubahan yang lebih mendasar dan lebih umum
di dalam kognisi. Jadi, urutan perkembangan kognitif menentukan urutan
perkembangan bahasa.
Hubungan perkembangan kognitif dan perkembangan bahasa pada
anak dapat kita lihat dari keterangan Piaget mengenai tahap awal dari
perkembangan intelektual anak. Tahap perkembangan dari lahir sampai usia
18 bulan oleh Piaget disebut sebagai tahap “sensori motor”. Pada tahap ini
belum ada bahasa karena anak belum menggunakan lambang untuk dunia
melalui alat indranya (sensory) dan gerak kegiatan yang dilakukannya (motor).
Anak hanya mengenal benda jika benda itu dialaminya secara langsung.
Begitu benda itu hilang dari penglihatannya maka benda itu dianggap tidak ada
lagi.
Menjelang akhir usia satu tahun barulah anak itu dapat menangkap
bahwa objek itu tetap ada (permanen), meskipun sedang tidak dilihatnya.
Sedang dilihat atau tidak benda itu tetap ada sebagai benda, yang memiliki
sifat permanen. Sesudah mengerti kepermanenan objek, anak menggunakan
simbol untuk mempresentasikan objek yang tidak lagi hadir di hadapannya.
Symbol ini kemudian menjadi kata-kata awal yang diucapkan si anak. Jadi,
menurut pandangan kognitivisme perkembangan kognitif harus tercapai lebih
dahulu; dan baru sesudah itu pengetahuan itu dapat keluar dalam bentuk
ketrampilan berbahasa

BAB III PENUTUP

PENUTUP

19
A. Kesimpulan

- Perkembangan anak merupakan sebuah proses di mana seorang anak berubah dari
waktu ke waktu. Hal itu mencakup seluruh periode, mulai dari konsepsi hingga
anak tersebut menjadi orang dewasa yang berfungsi penuh. Dengan kata lain, ini
adalah perjalanan anak dari masih bergantung total pada orang tua hingga bisa
mandiri secara penuh.
- Secara umum kognitif berbicara tentang gagasan, ide dan pemecahan masalah
berakar pada kemampuan kognitif seseorang. Tanpa adanya kecerdasan kognitif
mustahil sebuah ilmu pengetahuan dapat dipahami. Perkembangan kognitif dapat
dimaknai sebagai tingkat kemampuan seorang individu dalam berpikir yang
meliputi proses pemecahan masalah, mengingat, serta mengambil keputusan
- Secara khusus, sesuai dengan perkembangan keterampilan dan pematangan fisik
yang berkaitan dengan proses Bahasa, komunikasi ini meningkat dan meluas.
Perkembangan Bahasa selalu meningkat oleh sebab itu perkembangan Bahasa
sangat penting pada masa anak-anak. Perkembangan Bahasa anak sangat penting
karena Bahasa memungkinkan anak mengembangkan keterampilan social.
Kemampuan bersosialisasi dalam lingkungan social di awali dengan penguasaan
Bahasa. Bahasa memungkinkan anak mengungkapkan pikirannya melalui basaha,
sehingga orang lain dapat memahami apa yang direncanakan anak dan
membangun hubungan social.

B. Saran

Topik diskusi mengenai Perkembangan Kognitif dan Bahasa diharapkan dapat


menjadi tambahan pengetahuan dan ilmu baru yang dapat memicu para pembaca
khusunya para Pendidik dan Tenaga Kependidikan untuk dapat mengaplikasikan
Ilmunya yang berkaitan dengan psikologi Pendidikan dan selaras dengan tujuan
pendidikan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Asrori. (2020). Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner. Banyumas: Pena Persada.


Jailani, M. S. (2018). Perkembangan Bahasa Anak dan Implikasinya dalam Pembelajaran.
Jurnal For Religious Innovation Studies, 46-64.
Kurniati, E. (2017). Perkembangan Bahasa Pada Anak dalam Psikologi Serta Implikasinya
dalam Pembelajaran. Jurnal Ilmiah Universitas Negeri Batanghari Jambi.
Madyawati. (2017). Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak. Jakarta: Kencana.
Musfiroh, & Tadkiroatun. (2021). Materi Pokok Pengembangan Kecerdasan Majemuk.
Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.
Nurlaila. (2020). Konsep Pemerolean Bahasa dan Implikasinya terhadap Pembelajaran
Bahasa Indonesia. Jurnal Studi Pendidikan, 47-64.
Stit, A., & Nusantara, P. (2019). Teori Perkembangan Bahasa. Jurnal Pendidikan dan Ilmu
Sosial, 139-152.
Suralaga, F. (2021). Psikologi Pendidikan: Implikasi dalam Pembelajaran. Depok: Rajawali
Pers.
Yus, & Anita. (2015). Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

21

Anda mungkin juga menyukai