Anda di halaman 1dari 13

FACTORS INFLUENCING MOTIVATION

FOR ENGLISH LANGUAGE LEARNING STUDENTS


TOWARDS IMPLEMENTATION TEACHING SKILLS OF FIELD
ECPERIENCE (PPL)

Di Susun Oleh

Rina Wahyunni Ahmad

321420095

ENGLISH DEPARTMENT
FACULTY OF LETTERS AND CULTURE
STATE UNIVERSITY GORONTALO
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-nya
sehingga penyusun dapat menyelasaikan makalah yang berjudul Fase – Fase
Perkembangan Motorik Halus ini dapat tersusun dengan baik, tidak lupa
Penyusun juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pemikirannya.
Harapan Penyusun semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman Penyusun,
Penyusun yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu
Penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Gorontalo, Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 3
1.3 Tujuan Masalah ........................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 5
2.1 Manajemen pemasaran ............................................................. 5
2.2 Perilaku Konsumen................................................................... 5
2.3 Generasi Milenial...................................................................... 6
2.4 Keputusan Pembelian ............................................................... 7
2.5 Retensi Pelanggan .................................................................... 9
2.6 Citra Merek Produk................................................................... 12
2.7 Brand Lokal .............................................................................. 15
2.8 Penelitian Terdahulu................................................................. 15
2.9 Kerangka Pikir ......................................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 21
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 21
3.2 Jenis Penelitian ......................................................................... 21
3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................. 21
3.4 Populasi dan Sampel................................................................. 21
3.5 Teknik Pengambilan Sampel..................................................... 22
3.6 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 23
3.7 Teknik Analisis Data ................................................................ 23
3.8 Definisi Operasional ................................................................. 26

ii
CHAPTER I

INDTRODUCTION

1.1 Bacground of study


Pada dasarnya pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah
selesai sampai kapanpun, sepanjang terdapat kehidupan manusia di alam
semesta ini. Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban
manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia
yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya.

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur fungsi


tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan
sebagai hasil dari proses pematangan saraf dan otot. Perkembangan pada anak
usia dini sangat penting diperhatikan dan dikembangkan, karena otak dan
fisik sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat, stimulasi seluruh
aspek perkembangan memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap
perkembangan selanjutnya (Ulfa, 2021).
Perkembangan motorik merupakan kemampuan gerak seorang anak yang
merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem
tubuh yang dikontrol oleh otak (Utami, 2015). Melalui pemberian stimulus,
rangsangan serta bimbingan yang tepat maka diharapkan dapat meningkatkan
seluruh aspek perkembangan yang ada pada anak. Berdasarkan Permendikbud
146 tahun 2014 tentang kurikulum PAUD pasal 5, Kurikulum PAUD memuat
ada 6 aspek perkembangan yaitu nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif,

bahasa, sosial emosional dan seni. Salah satu dari 6 aspek tersebut adalah
motorik halus
Motorik halus merupakan salah satu perkembangan yang harus diperhatikan
pada anak usia dini, karena banyak kegiatan yang membutuhkan kemampuan
ini. Seperti kegiatan di sekolah maupun kegiatan di luar sekolah atau kegiatan
sehari-hari, pada kegiatan di sekolah anak menggunakan kemampuan motorik
halusnya untuk menulis, menggambar, mewarnai, dan lainnya (Nuryani, 2020).

1
Pada kegiatan sehari-hari anak menggunakan kemampuan motorik halus untuk
menuangkan air, memegang sendok, mengambil piring dan gelas, mengikat tali
sepatu, dan lainnya. Dengan kata lain perkembangan motorik halus penting
diperhatikan sebagai modal dasar bagi anak untuk melakukan gerakan-gerakan
lainnya yang terkoordinir melalui susunan saraf dan otot sebagai persiapan ke
jenjang pendidikan selanjutnya (Ulfa, 2021).
Perkembangan motorik halus pada anak usia dini dapat dilakukan
melalui kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan otot-kecil, . Kegiatan
perkembangan motorik halus yang dilakukan dengan bermain merupakan hal
yang menyenangkan untuk anak. Bermain yang dapat meningkatkan
kemampuan motorik halus bisa dilakukan dengan berbagai macam kegiatan
misalnya kegiatan seni melipat, origami, airbrush, usap abur, kolase dan
berbagai kegiatan lainnya. Penggunaan kegiatan ini diharapkan dapat
melibatkan anak secara aktif dalam perkembangan motorik halus.
Pengetahuan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
motorik halus diperlukan untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap hal-
hal yang merugikan proses perkembangan motorik maupun perlakuan yang
dapat mendukung perkembangan motorik. Berdasarkan latar belakang yang telah
di bahas di atas maka makalah ini membahas dengan judul faktor – faktor yang
mempengaruhi perkembangan dan motorik halus pada anak usia dini .
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Saja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Mahasiswa Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Terhadap Penerapan
Mengajar Pada Program ppl
1.3 Tujuan Masalah
2. Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Mahasiswa Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Terhadap Penerapan
Mengajar Pada Program ppl

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perkembangan


Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti, manusia secara
terus menerus berkembang atau berubah yang dipengaruhi oleh pengalaman atau
belajar sepanjang hidupnya. Perkembangan berlangsung terus menerus sejak
masa konsepsi sampai mencapai kematangan atau masa tua (Yuspitah, 2021).
Setiap individu akan mengalami fase-fase perkembangan dalam hidupnya,
yaitu: bayi, kanak-kanak, anak, remaja, dewasa, dan masa tua. fase
perkembangan diartikan sebagai tahapan atau pembentukan tentang kehidupan
individu yang di memiliki ciri khusus atau pola tingkah laku tertentu. Dalam
menjalani hidupnya, individu akan berusaha untuk melakukan tugas
perkembangan yang sesuai dengan fase perkembangannya agar mereka
mendapatkan kebahagiaan bagi kehidupan bermasyarakatnya (Khaulani dkk.,
2020)
Perkembangan adalah proses yang dialami oleh setiap individu untuk menuju
tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung
secara sistematis, progresif dan berkesinambungan, baik secara fisik (jasmaniah)
maupun psikis (rohaniah). Perkembangan merupakan perubahan yang progresif,
bukan saja perubahan dalam segi fisik akan tetapi juga dalam segi fungsi,
misalnya kekuatan dan koordinasi (Ulfa, 2021).
Perkembangan merupakan suatu proses yang bersifat komulatif. Artinya
perkembangan terdahulu akan berpengaruh terhadap perkembangan selanjutnya.
Jika terjadi hambatan pada perkembangan terdahulu maka perkembangan
selanjutnya cenderung akan mendapat hambatan. Anak usia dini berada pada
masa keemasan di sepanjang usia manusia.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa setiap individu yang
hidup dibumi akan selalu mengalami perkembangan yang dimulai sejak lahir
dan berlangsung seumur hidup yang bersifat sistematis, progresif, dan

berkesinambungan.

3
2.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dengan pola teratur, selain itu dapat dikatakan bahwa
perkembangan merupakan perubahan yang dialami individu menuju tingkat
dewasa (Sukanti, 2018).
Perkembangan tidak hanya berarti kemajuan, tetapi juga mencakup
kemunduran yang dapat melibatkan perubahan baik dalam hal kualitatif maupun
kuantitatif. Sebagai contoh, dalam perkembangan anak usia dini, terjadi proses
perkembangan seperti pertumbuhan gigi, tetapi pada saat yang sama anak juga
mengalami sakit akibat pertumbuhan gigi tersebut.
Perkembangan seorang individu dapat terjadi dan dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya :
1. Heriditas (keturunan atau bawaan)
Heriditas (keturunan atau bawaan) adalah proses penurunan ciri-ciri dan
sifat-sifat yang ada pada diri seseorang yang dibawa dari kerabat-kerabat
terdekat atau orang tua yang diturunkan secara biologis. Pada dasarnya yang
diturunkan oleh orang tua kepada anak berupa sifat-sifat bentuk struktur
tubuh yang merupakan hasil dari pencampuran gen-gen dari orang tua.
2. Kondisi lingkungan
Lingkungan merupakan tempat untuk berinteraksi antara satu manusia
dengan manusia lainnya. faktor-faktor lingkungan sendiri terdiri dari
keluarga, sekolah dan masyarakat.
3. Maturation (Kematangan)
Kematangan adalah siapnya suatu organ-organ fungsi kehidupan baik fisik
maupun psikis untuk berkembangan dan melakukan tugasnya dengan baik.
Dapat di simpulkan bahwa perkembangan juga bersifat dinamis, ada yang
mengalami secara cepat dan ada juga lambat ini artinya perkembangan
seseoarang tidak selalu seragam dengan masa tempo dan kualitas yang berbeda.

2.3 Pengertian Motorik

4
Kemampuan motorik berasal dari bahasa Inggris, yaitu Motor Ability, Gerak
(motor) merupakan suatu aktivitas yang sangat penting bagi manusia karena
dengan gerak (motor) manusia dapat meraih sesuatu yang menjadi harapannya
Meskipun dalam aspek yang lebih luas perkembangan motorik mengikuti
pola yang serupa untuk semua orang, dalam rincian pola tersebut terjadi
perbedaan individu. Hal ini mempengaruhi umur pada waktu perbedaan individu
tersebut mencapai tahap yang berbeda.
Sebagian kondisi tersebut mempercepat laju perkembangan motorik,
sedangkan sebagian lagi memperlambatnya. Berikut ini kondisi yang memiliki
dampak paling besar terhadap laju perkembangan motorik (Sukanti, 2018).
1. Sifat dasar genetik, termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan mempunyai
pengaruh yang menonjol terhadap laju perkembangan motorik
2. Seandainya dalam awal kehidupan pasca lahir tidak ada hambatan kondisi
lingkungan yang tidak menguntungkan, semakin aktif janin semakin cepat
perkembangan motorik anak.
3. Kondisi pralahir yang menyenangkan, khususnya gizi makanan sang ibu,
lebih mendorong perkembangan motorik yang lebih cepat pada masa
pascalahir, ketimbang kondisi pralahir yang tidak menyenangkan.
4. Kelahiran yang sukar, khususnya apabila ada kerusakan pada otak akan
memperlambat perkembangan motorik.
5. Seandainya tidak ada gangguan lingkungan, maka kesehatan dan gizi yang
baik pada awal kehidupan pascalahir akan mempercepat perkembangan
motorik.
Motorik terbagi dua, motorik kasar dan motorik halus, Motorik kasar yaitu
berkaitan dengan otot-otot besar, seperti berlari, menendang, naik turun tangga
dan lain-lain. Sedangkan motorik halus itu berhubungan dengan otot-otot kecil,
seperti menulis, meremas, menggunting dan lain-lain.
Motorik halus adalah kemampuan individu yang berhubungan dengan
keterampilan fisik dan melibatkan otot kecil yang memerlukan koordinasi mata
tangan. Saraf motorik halus dapat dilatih melalui pemberian rangsagan yang
continue secara rutin.

5
2.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Motorik Halus
Perkembangan motorik adalah suatu proses kemasakan motorik atau gerakan
yang langsung melibatkan otot untuk bergerak dan proses persyarafan yang
menjadikan seseorang mampu menggerakkan anggota tubuhnya. Selama proses
perkembangan motorik, selama 4 atau 5 tahun pasca kelahiran, anak akan tetap
dapat mengendalikan gerakan yang kasar dan halus.
Motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil. Karena itu, gerakan motorik
halus tidak terlalu membutuhkan tenaga, akan tetapi membutuhkan koordinasi
yang cermat serta ketelitian (Nuryani, 2020). Contoh gerakan motorik halus
adalah: gerakan mengambil sebuah benda dengan ibu jari dan telunjuk tangan,
menggunting, menyetir, mobil, menulis, menjahit, menggambar dan lain
sebagainya.
Perkembangan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot
halus atau sebagian anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan
untuk belajar dan berlatih. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak
bisa berkembang dengan optimal, Perkembangan motorik halus ini bisa berupa
keterampilan tangan, koordinasi mata, kepekaan sentuhan, daya tahan, dan daya
reflek (Rahmawati, 2021). Gerakan ini memerlukan kecepatan, ketepatan dan
keterampilan menggerakkan. Keterampilan motorik halus biasanya digunakan
dalam kegiatan belajar di dalam ruangan.
Sebagaimana yang di katakan oleh (Sari, 2022) bahwa faktor- faktor yang
memepercepat dan memperlambat perkembangan motorik halus antara lain :
1. Faktor genetik
Individu mempunyai beberapa faktor keturunan yang dapat menunjang
perkembangan motorik, misal otot kuat, syaraf baik, dan kecerdasan yang
tinggi sehingga menyebabkan perkembangan motorik individu tersebut
menjadi baik dan cepat.
2. Faktor kesehatan pada periode prenatal

6
Janin yang selama ini dalam kandungan dengan keadaan sehat, tidak
keracuan, tidak kekurangan gizi maupun vitamin dapat membantu
memperlancar perkembangan motorik anak.
3. Faktor kesulitan dalam melahirkan
Faktor kesulitan dalam melahirkan misalnya dalam perjalanan kelahiran
dengan menggunakan bantuan alat vacum, sehingga bayi mengalami
kerusakan otak dan akan memeperlambat perkembangan motorik bayi.
4. Kesehatan dan gizi
Kesehatan dan gizi yang baik pada awal kehidupan pasca melahirkan akan
mempercepat perkembangan motorik bayi
5. Rangsangan
Adanya rangsangan, bimbingan dan kemampuan anak untuk
menggerakkan semua bagian tubuh akan mempercepat perkembangan
motorik bayi.
6. Perlindungan
Perlindungan yang berlebihan sehingga anak tidak ada waktu untuk
bergerak, misalnya anak hanya digendong terus, ingin naik tangga tidak
boleh, hal ini akan menghambat perkembangan motorik anak
7. Prematerue
Kelahiran sebelum masanya disebut premature, biasanya akan
memperlambat perkembangan motorik anak
8. Kelaianan
Individu yang mengalami kelainan baik fisik maupun psikiss, sosial,
mental biasanya akan mengalami hambatan dalam perkembangannya
9. Kebudayaan
Peraturan daerah setempat dapat mempengaruhi perkembangan motorik
anak, misalnya ada daerah yang tidak mengizinkan anak putri naik sepeda,
maka anak tersebut tidak akan diberi pelajaran naik sepeda sehingga akan
menghambat perkembangan motoriknya.

7
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan
Motorik halus merupakan kemampuan yang tidak membutuhkan banyak
energi dan hanya melibatkan otot-otot halus saja, akan tetapi memerlukan
koordinasi mata dan tangan yang tepat seperti menulis, menggambar dan
melipat. Kurangnya stimulus atau pemberian rangsangan terhadap gerakan
motorik halus dapat menjadi masalah bagi anak, ini dikarenakan banyak
aktivitas dalam kehidupan sehari-hari melibatkan kemampuan ini, misalnya
memegang sendok, mengancing baju, mengelap muka dan mengikat tali
sepatu. Tidak hanya di kehidupan sehari-hari saja kemampuan motorik juga
berpengaruh di lingkungan sekolah. Misalnya kegiatan menulis,
menggambar, dan mewarnai. Melalui kemampuan motorik halus anak dapat
menyesuai diri dengan lingkungan sekitar dan di lingkungan sekolah.
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan
motorik halus anak adalah perkembangan yang berhubungan dengan anggota
gerak dan intelektual anak yang berlangsung secara bertahap dan memiliki
alur kecepatan yang berbeda dari setiap individu anak. Perkembangan
motorik halus bagi anak usia dini penting diperhatikan, ini dikarenakan
perkembangan motorik dapat mempengaruhi perkembangan lainnya.
Pengembangan keterampilan motorik halus akan berpengaruh pada kesiapan
anak untuk menulis, kegiatan melatih koordinasi antara mata dan tangan
dengan yang dianjurkan dalam jumlah waktu yang cukup meskipun.
1.2 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan
adalah untuk peneliti selanjutnya disarankan agar dapat melakukan penelitian
tentang perkembangan motorik halus anak. Kajian ini besar harapan dapat
dijadikan sebagai salah satu rujukan dari sekian banyak informasi untuk

8
mengetahui kegiatan yang dapat mengembangkan perkembangan motorik
halus anak

DAFTAR PUSTAKA

Khaulani, F., Neviyarni, S., & Murni, I. (2020). Fase Dan Tugas Perkembangan
Anak Sd. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 7(1), 51–59.

Nuryani, S. (2020). Eksperimentasi Layanan Bimbingan Belajar Menggunakan


Metode Mewarnai Dan Menggambar Dalam Meningkatkan Keterampilan
Motorik Halus Pada Anak Usia Dini.
Http://Repository.Radenintan.Ac.Id/13650/

Rahmawati, R. (2021). Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia


4-5 Tahun Melalui Kegiatan Melukis Dengan Jari Di Paud Latansa
Tanggamus Skripsi. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–
952., 2013–2015.

Sari, Lilis Antika. (2022). Penerapan Finger Painting Dalam Mengembangkan


Motorik Halus Anak Usia Dini Kelompok B Usia 4 -5 Tahun Di Ra Permata
Bunda Rajabasa Bandar Lampung. 1–78.

Sukanti, Endang Rini. (2018). Perkembangan Motorik. In Angewandte Chemie


International Edition, 6(11), 951–952.

Ulfa, A. (2021). Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini Melalui Berbagai
Kegiatan (Kajian Jurnal Pialud). 10, 6.

Utami, R. W. (2015). Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan


Motorik Kasar Bayi Usia 6 -24 Bulan Di Klinik Baby Smile Kabupaten
Karanganyar. Perpustakaan.Und.Ac.Id, 151, 10–17.

Yuspitah, R. (2021). Pengaruh Senam Irama Terhadap Perkembangan Motorik


Kasar Anak Usia 5-6 Tahun Di Paud Flamboyan Desa Germat, Kecamatan
Mulak Ulu, Kabupaten Lahat. Al Fitrah, 5(1), 120–128.

9
10

Anda mungkin juga menyukai