Anda di halaman 1dari 91

PENGEMBANGAN MODEL AKTIVITAS JASMANI GERAK DAN LAGU

UNTUK MENGOPTIMALKAN OTAK KIRI DAN OTAK KANAN


ANAK USIA DINI

OUTLINE

OLEH :

SULISTYA MEGAWATI
NIM 512110007

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN


PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN OLAHRAGA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
IKIP-PGRI PONTIANAK
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis ini
dengan sebaik-baiknya. Namun dengan demikian, peneliti yakin bahwa penulisan
tesis ini masih banyak kekurangan, meskipun peneliti telah berusaha sebaik-
baiknya. Penyusunan tesis dapat berhasil diselesaikan peneliti berkat bimbingan
dan dorongan berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti menyampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rustam, M.Pd. Kons., selaku Rektor IKIP-PGRI Pontianak yang telah
memberikan kemudahan bagi peneliti dalam mengikuti perkuliahan di IKIP-
PGRI Pontianak yang telah banyak membantu penulis sehingga tesis ini
terwujud.
2. Ilham Surya Fallo, S.Or,. M.Pd. AIFO, selaku Dekan Fakultas Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan yang telah memberikan izin untuk mengadakan
penelitian.
3. Suhairi, M.Pd, selaku Ketua Program Magister Pendidikan Jasmani yang
senantiasa meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing dan memberi
masukan bagi tesis ini.
4. Para Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga yang telah memberikan ilmu
yang sangat berharga.
Akhir kata peneliti mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila tesis ini
masih memiliki banyak kelemahan. Mudah-mudahan tulisan ini dapat bermanfaat,
Sekian dan terima kasih.

Pontianak, November 2021

Peneliti

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1


B. Rumusan Masalah...................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5
D. Variabel Penelitian .................................................................... 5
E. Metode Penelitian ...................................................................... 6
F. Bentuk Penelitian ....................................................................... 6
G. Populasi dan Sampel .................................................................. 9
H. Teknik Pengumpul Data ............................................................ 9
I. Instrumen Penelitian .................................................................. 11
J. Teknik Analisis Data ................................................................. 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori ........................................................................ 14


1. Anak Usia Dini .................................................................... 14
2. Aktivitas Gerak dan Lagu .................................................... 30
3. Otak Manusia ....................................................................... 35
B. Kajian Penelitian Relevan ........................................................ 49
C. Kerangka Fikir ......................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 52


DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kriteria Penilaian ................................................................................... 13


DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Prosedur pengembangan Multimedia pembelajaran .............................. 8


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Penelitian ................................................................................ 57


BAGIAN I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menentukan kualitas sumber daya manusia perlu mendapat perhatian
sejak dini. Hal ini meliputi kesehatan, nutrisi, stimulasi otak, intelektual, gerak
dan emosi anak melalui berbagai aktivitas yang dapat menunjang tercapainya
aspek-aspek yang diharapkan untuk menunjang kehidupan generasi muda
yang kelak menjadi penerus bangsa. Melalui pendidikan anak sejak dini
aspek-aspek tersebut diatas dapat dikembangkan dan dioptimalkan.
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, maka perlu adanya
penanaman pendidikan sejak usia dini atau usia pra sekolah dasar. Menurut
Desmita (2006) dalam bukunya Psikologi Perkembangan, masa pra sekolah
dasar atau masa kanak-kanak awal berkisar antara umur 2 tahun sampai 6
tahun. Pada usia tersebut, anak memiliki daya imajinasi yang amat kaya dan
imajinasi ini merupakan dasar dari semua jenis kegiatan kreativitas.
Taman kanak-kanak sebagai wadah pembelajaran anak-anak usia dini
mampu menjadi fasilitator dalam menentukan kualitas sumber daya manusia
yang diharapkan tersebut dengan menyediakan sarana dan kegiatan belajar
yang mampu mengarahkan peserta didik kearah sumber daya manusia yang
berkualitas.
Dalam hal ini peran tenaga pengajar atau guru taman kanak-kanan
menjadi sangat penting, karena melalui tangan-tangan pendidiklah lahir
generasi muda yang cendikia dan berkualitas. hal ini akan mempengaruhi
proses belajar, dimana kurang pengalaman dan kurang bisa memberikan
pengajaran yang optimal, imbasnya tentu ke anak didik.
Para guru cenderung melanjutkan lagi apa yang sudah diajarkan oleh
guru sebelumnya, dengan kurang memperhatikan atau belajar dan mencari
bahan ajar baru dan kurang memperhatikan perkembangan yang terjadi.

1
2

Masalah yang dikemukukan di atas adalah salah satu yang


menyebabkan peneliti berasumsi bahwa dengan menghasilkan produk ini
dapat membantu guru dalam proses belajar mengajar disekolah.
Pembelajaran untuk mengotimalkan kedua belah otak yaitu otak kiri
dan otak kanan anak adalah sangat penting dan menjadi topik menarik untuk
dibahas, karena dengan mengpotimalkan kedua belah otak anak dalam setiap
proses pembelajaran disekolah dapat menghasilkan sumber daya manusia
yang bermutu diindonesia, sayangnya dalam kenyataan banyak faktor yang
menghambat terjadinya proses belajar yang bertujuan menyeimbangkan otak
kiri dan otak kanan anak salah satu sumber yang menjadi permasalahan antara
lain belum ada program khusus untuk anak usia dini sebagai wahana untuk
mengoptimalkan perkembangan otak anak melalui kegiatan belajar dan
bermani di taman kanak-kanak. Pendidikan ditaman kanak-kanan dewasa ini
malah cenderung berorientasi pada pengembanggan otak kiri saja dan
mengabaikan otak kanan, padahal otak kiri dan otak kanan merupakan satu
kesatuan yang harus diberikan stimulasi secara seimbang. Agar menghasilkan
pola pikir seuntuhnya pada anak yang memang idealnya harus di stimulus
sejak dini.
Salah satu kegiatan belajar yang dapat merangsang perkembangan otak
kiri dan otak kanan secara bersamaan dapat dilakukan melalui aktivitas
jasmani di sekolah. Berbagai macam aktivitas jasmani dapat menunjang
berkembangan kedua belah otak anak, senam misalnya dapat merangsang
seluruh bagian tubuh untuk bergerak dan hal itu baik untuk otak karena
merangsang berfungsinya kedua belah otak, baik otak kiri maupun otak kanan.
(Abd. Kadir, 2010:110).
Aktivitas medengarkan musik juga akan merengsang perkembangan
otak anak, saat mendengaran music, lirik lagu akan merangsang otak kiri dan
melodinya akan merangsang otak kanan. (Abd. Kadir, 2010:62). Bernyanyi
dan bermain adalah beberapa hal yang terbaik untuk merangsang otak anak
baik otak kiri maupun otak kanan anak (berpikir untuk otak kiri dan
kecerdasan emosi untuk otak anak).
3

Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kedua belah otak


anak adalah (Lily Djokosetiyo sidiarto, 2007:142), pertama faktor internal
yang merupakan factor genetic dan kedua faktor ekstrnal yaitu dari pengayaan
lingkungan, antara lain:
1. Gizi yang seimbang
2. Asih
3. Interaksi
4. Tantangan dan seni
5. Gerakan

Dua faktor terakhir (tantangan dan seni, gerakan) terutama faktor


gerakan sering diabaikan dalam pembelajaran anak karena dianggap tidak
penting, buang waktu dan dana, padahal hasil penelitian otak membuktikan
dengan gerakan dapat menstimulasi dan mengembangkan potensi otak anak.
Beberapa peneliti seperti plato, piaget (1952), luria (1989) menekankan
pentingya latihan sensori motor sebagai dasar yang mantap untuk
perkembangan persepsi dan kognitif. Dibuktikan dampak dari pengabaian
stimulasi motorik dini terhadap kesulitan keterampilan membaca, menulis, dan
pemusatan perhatian. (Ayres, 1972, 1989, Hannaford 1995)
Paul Denison (1979) pencipta brain gym menyatakan bahwa gerakan
dapat meningkatkan fungsi kedua belah otak dengan latihan yang dilakukan
adalah gerakan alternative dan menyilang garis tengah tubuh dari anggota
gerak tubuh, kepala dan mata.
Pendapat lain tentang otak kiri dan otak kanan adalah bahwa teknik
menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan bisa dilakukan dengan
menggunakan musik dan olahraga teratur (abd.kadir,2010:107), dalam
kaitannya dengan aktivitas belajar disekolah bisaa dilakukan melalui aktivitas
jasmani yang memadukan gerak (olahraga/jasmani) dan lagu (irama dan
musik).
Pentingnya menyeimbangkan kedua belah otak sejak dini karena
disadari dengan menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan seseorang dapat
mengunakan bagian otak yang diperlukan dalam setiap pekerjaan yang
4

diperlukannya. Orang yang masuk dalam kategori otak kiri dan tidak
melakukan upaya tertentu memasukan beberapa aktivitas otak kanan dalam
hidupnya akan mengalami kesulitan serta memiliki kesehatan mental dan fisik
yang buruk (abd.kadir 2010:105)
Keseimbangan kedua belah otak tidak hanya penting dalam dunia
intelegensi, inteletual dan kesehatan saja tetapi lebih dari itu yang terpenting
adalah dalam dunia pendidikan sebab pada dasarnya keseimbangan otak pada
anak merupakan salah satu perhatian khusus dewasa ini dan kegiatan
pembelajaran disekolah sangat ideal untuk mengembangkan otak kiri dan
kanan, yang salah satu kegiatanya adalah dengan kegiatan aktivitas jasmani di
sekolah.
Ketika kedua belah otak seimbang, maka kekuatan dan fungsi-fungsi
otak manusia lebih maksimal. Bahkan bekerja pun lebih maksimal karena
sudaah teerjaddi keseimbangan antara otak kiri dan otak kanan anak.
Untuk memudahkan para guru taman kanak-kanak melaksanakan tugas
mereka dalam memberikan pelajaran kepada murid taman kanak-kanak
khusunya untuk aktivitas jasmani, maka peneliti mengembangkan multimedia
pembelajaran untuk guru taman kanak-kanak. Dalam hal ini di utamakan pada
guru-guru taman kanak-kanak yang sebelumnya belum pernah mendapatkan
pendidikan khusus untuk mengajar anak-anak atau guru non profesional.
Pemahaman guru tentang aktivitas jasmani untuk mengoptimalkan
perkembangan otak anak sangat penting, tetapi pada kenyataannya
pemahaman itu masih terbatas karena kurangnnya bahan ajar yang di peroleh
dari guru taman kanak-kanak yang rata-rata dikecamatan alok berdasarkan
data bukan merupakan tenaga profesional di bidang pengajaran untuk anak
usia dini, kenyataan ini tidak bisa dihindari bahwa masih banyak terdapat
pengajar non profesional, tetapi dapat diberikan solusi dengan mengadakan
bahan ajar untuk guru taman kanak-kanak berupa model pembelajaran
aktivitas jasmani untuk mengoptmalkan otak kiri dan otak kanan anak
berbentuk CD yang didalamnya akan berisi penjelasan tentang materi beserta
beberapa contoh aktivitas jasmani untuk mengoptimalkan otak kiri da kanan
5

pada anak. Dengan pengadaan CD aktivitas jasmani untuk mengoptimalkan


otak kiri dan kanan anak, diharapkan guru taman kanak-kanak dapat
mempelajarinya sehingga diharapkan dapat memberikan pengajaran yang baik
dan tepat kepada anak-anak khususunya pembelajaran yang tepat untuk
aktifitas jasmani yang dapat mengoptimalkan otak kiri dan otak kanan anak.

B. Rumusan Masalah
Setelah permasalahan dibatasi maka rumusan permasalahan yang
diajukan dalam penelitian ini adalah apakah pengembangan model
pembelajaran gerak dan lagu guna mengoptimalkan otak kiri dan otak kanan
anak dapat bermanfaat untuk anak usia dini?
.
C. Tujuan Penelitian
Sebagian guru taman kanak-kanak di kecamatan alok bukan merupakan
tenaga profesional di bidang pendidikan untuk taman kanak-kanak, sehingga
pengetahuan tentang pendidikan anak usia dini yang kurang, masalah ini
dikuatirkan akan menghambat proses belajar mengajar yang seharusnya terjadi
di sekolah. Untuk itu peneliti merasa perlu untuk menghasilkan produk berupa
multimedia pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru sebagai
pengetahuan dan bahan belajar.
.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang menjadi pengamat dalam penelitian.
Menurut Sugiyono (2011, h.38) Variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik
kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu
model aktivitas jasmani gerak dan lagu untuk mengoptimalkan otak kiri dan
otak kanan anak usia dini.
6

E. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (research and
development) yang berorientasi pada produk yang dihasilkan. Pengembangan
yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan pengembangan model
aktivitas jasmani gerak dan lagu untuk anak usia dini. Model aktivitas jasmani
gerak dan lagu yang dihasilkan beroreintasi untuk mengoptimalkan otak anak
usia dini.

F. Bentuk Penelitian
Prosedur yang digunakan dalam mendesain penelitian ini, mengunakan
langkah-langka hasil adaptasi oleh Borg & Gall. Langkah-langkah tersebut
dilengkapi dari beberapa model pengembangan yang dikemukakan Wasis D.
Dwiyogo dan Anik Ghufron dkk, langkah-langkah tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Pendahuluan merupakan langkah awal memulai pengembangan yaitu:
menentukan materi dan melakukan identifikasi kebutuhan.
2. Pengembangan desain materi meliputi: menentukan tujuan materi,
melakukan analisis materi, mengidentifikasi karakter dan perilaku anak
usia dini.
3. Pengembangan software multimedia pembelajaran meliputi: pembuatan
flowchart view dan penulisan naskah, pengumpulan bahan-bahan,
proses pembuatan produk
4. Untuk memperoleh data dalam rangka revisi produk, maka dilakukan
evaluasi produk dengan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1).
Evaluasi tahap I, yaitu validasi materi oleh ahli materi, analisis I, dan
revisi I. Pada tahap ini juga dilakukan validasi oleh ahli media,
kemudian data di analisis dan direvisi. 2). Evaluasi tahap II, yaitu tahap
validasi materi oleh ahli materi, analisis II dan revisi II, pada tahap ini
juga dilakukan validasi media oleh ahli media, kemudian data dianalisis
dan direvisi. 3). Evaluasi tahap III, yaitu tahap uji coba satu lawan satu,
7

analisis III, dan revisi III. 4). Evaluasi tahap IV, yaitu tahap uji coba
kelompok kecil, analisis IV, dan revisi IV.
5. Hasil akhir berupa CD pembelajaran yang memuat materi tentang
aktifitas jasmani guna mengoptimalkan perkembangan otak anak yang
digunakan oleh guru sebagai sumber atau bahan pengetahuan dan
belajar.
Untuk lebih jelas, berikut gambar prosedur pengembangan multimedia
pembelajaran yang akan dibuat:
8

Pendahuluan

Gambar
Menentukan materi

Identifikasi kebutuhan

Pengembangan Desain Materi Pembelajaran

Melakukan tujuan
materi

Melakukan analisis
materi
Merumuskan
manfaat materi Mengembangkan
materi

Mengidentifikasi
Menyusun strategi
perilaku dan
karakteristik anak-anak Materi
usia dini

Pengembangan Desain Software Multimedia

Pembuatan flowchart view Pengumpulan bahan- Proses


dan penulisan naskah bahan
pembuatan

Evaluasi Produk
Evaluasi tahap I Evaluasi tahap II Evaluasi tahap III Evaluasi tahap IV

Review ahli media dan Uji coba Ujicoba


ahli materi Uji coba satu
kelompok kecil
lawan satu lapangan

Analisis I Analisis IV
Analisis III
Analisis II

Revisi I Revisi II Revisi IV


Revisi III

Model aktivitas jasmani gerak dan lagu


9

Gambar 1. Prosedur pengembangan Multimedia pembelajaran

G. Populasi dan Sampel


1. Populasi Penelitian
Untuk mendapatkan data maka diperlukan sumber data yaitu
populasi. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek
yang mempunyai karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2016:119).
Penelitian ini adalah semua obyek yang mempunyai ciri tertentu atau
karakteristik tertentu yang selanjutnya oleh karena itu perumusan masalah
yang bersifat terbatas mengakibatkan jumlah populasi juga bersifat
terbatas, Populasi dalam penelitian ini adalah beberapa taman kanak-kanak
di Se-Kecamatan Sungai Kakap.
2. Sampel Penelitian
Selain populasi dalam sebuah penelitian diperlukan sampel sebagai
representasi dari populasi. Menurut Wiratna Sujarweni (2014:65) Sampel
adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi
yang digunakan untuk penelitian. Teknik sampel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu teknik random sampling. Menurut Sugiyono (2015:64-
65) teknik random sampling merupakan pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak sehingga memberikan kesempatan yang
sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Sehingga sampel yang digunakan terdapat 2 taman kanak-kanak di
Kecamatan Sungai Kakap.

H. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan peneliti
untuk mengungkap atau menjaring informasi kuantitatif dari responden sesuai
10

lingkup penelitian. Nawawi (2015:101) menyatakan ada enam teknik


pengumpul data dalam penelitian, yaitu:
1. Teknik observasi langsung
2. Teknik observasi tidak langsung
3. Teknik komunikasi langsung
4. Teknik komunikasi tidak langsung
5. Teknik studi dokumenter
6. Teknik pengukuran
Berdasarkan keenam teknik diatas, penulis menggunakan teknik
komunikasi tidak langsung. Berikut ini adalah teknik komunikasi tidak
langsung yang bisa digunakan yaitu, teknik wawancara, observasi dan
dokumentasi.
1. Teknik wawancara
Wawancara atau interview menurut Black dan Champion (dalam
Zuriah, 2009:179) adalah teknik penelitian yang paling sosiologis dari
semula teknik penelitian social. Hal ini dikarenakan bentuknya yang
berasal dari interaksi verbal antara peneliti dengan responden.
Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi verbal
dengan tujuan untuk mendapatkan informasi penting yang di inginkan
oleh peneliti dalam kegiatan wawancara terjadi hubungan antara dua
orang atau lebih.
2. Teknik observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati lokasi penelitian secara
umum, serta mewawancarai guru BK dan siswa-siswi sebagai bentuk
observasi awal. Menurut Margono (dalam Zuriah 2009:173) observasi
diartikan sebagai pengamatan dan pencacatan secara sistematis terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencacatan
ini dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya
peristiwa. Teknik observasi dilakukan melalui pengamatan langsung
disertai dengan pendokumentasian. Hal ini dimaksudkan untuk menggali
11

informasi yang berkenaan dengan keadaan lapangan serta informasi yang


berkenaan dengan permasalahan penelitian.

3. Teknik dokumentasi
Menurut Zuriah (2009:191) cara mengumpulkan data melalui
peninggalan tertulis, seperti arsip termasuk juga buku teori, pendapat,
dalil atau hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah
penelitian disebut teknik dokumentasi atau studi dokumentasi. Teknik
dokumentasi ini merupakan pengumpulan data dengan cara
mendokumentasian objek penelitian serta semua yang mendukung
sebagai bahan atau data yang nantinya difungsikan dalam penelitian.
Dalam penelitian ini digunakan dokumen berupa hasil pemotretan proses
observasi dan ketika wawancara dengan, kepala sekolah, guru, dan
siswa-siswi yang terkait dengan masalah penelitian.

I. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan tanggapan dari responden diperlukan instrument
penelitian yang berkualitas. Untuk menghassilkan model pengembangan yang
berkualitas diperlukan instrument yang mampu menggali data yang
diperlukan dalam pengembangan model gerak dan lagu. Instrument yang
digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini berupa
angket/kuisioner dan tes model aktivitas gerak dan lagu pada anak.
Instrument berupa kuisioner disusun dengan maksud untuk mengevaluasi
model aktivitas jasmani gerak dan lagu yang dikembangkan dan isntrumen
berupa tes di susun untuk mengetahui efektivitas model yang dikembangkan.
Instrument yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Angket/kuisioner

Angket yang disusun meliputi tiga jenis sesuai dengan peran dan
posisi responden dalam penelitian pengembangan ini. Instrument
penelitian berupa kuisioner disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah
12

dikembangkan. Anget-angket tersebut adalah: (1) angket untuk ahli usia


dini (2) angket untuk ahli ilmu faal, (3) angket untuk guru. Angket jenis
pertama dipergunakan untuk memperoleh data tentang kualitas model
dilihat dari aspek perkembangan anak usia dini dan diisi oleh seseorang
yang ahli dalam bidang anak usia dini. Angket yang ke-dua digunakan
untuk memperoleh data tentang kualitas dan manfaat model yaitu untuk
mengoptimalkan perkembangan otak anak dan diisi oleh seseorang
yang ahli dala bidang ilmu faal. Ngket yang ke-tiga digunakan untuk
memperoleh data tentang kualitas model aktivitas gerak dan lagu dilihat
dari sudut pandang guru ketika model ini diujicobakan pada anak usia
dini.
2. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara dipakai sebagai alat pengumpul data dari


para ahli dan guru sehubung dengan saran, kritik, dan masukan-
masukan yang bermanfaat bagi kualitas model tersebut. Diskusi
dilakukan dengan ahli usia dini dan ahli ilmu faal serta guru pada saat
uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar.

J. Teknik Analisis Data


Data di peroleh peneliti melalui kegiatan uji coba produk. Kegiatan
uji coba diklasifikasikan menjadi dua, yaitu data kuantitif dan kualitatif.
Data kualitatif berupa kritik dan saran yang dikemukakan oleh ahli media,
ahli materi, dan para guru pendidikan jasmani, dari saran dan kritik yang
diberikan kemudian dihimpun untuk kegunaan perbaikan produk yang
dihasilkan.
Teknik analisis data kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan
analisis statistik deskriptif, yang berupa pertanyaan sangat kurang, kurang,
cukup, baik, sangat baik yang diubah menjadi data kuantitatif dengan skala
5 yaitu dengan penskoran dari angka 1 s/d 5. Langkah –langkah dalam
analisis data natara lain: a). Mengumpulkan data kasar, b). Pemberian skor,
c). Skor yang diperoleh kemudian dikonversikan menjadi nilai dengan
13

skala 5 dengan menggunakan acuan konversi dari Sukarjo yang dikutip


oleh Nur Rohmah Muktiani (2008:79), pada tabel berikut:

Tabel 1. Kriteria Penilaian


Skor
Nilai Kriteria
rumus perhitungan

A Sangat baik X>Xi+1,8Sbi X>4,21

B Baik Xi+0,6Sbi<X≤Xi+1,8Sbi 3,40<X≤4,21

C Cukup baik Xi-0,6Sbi<X≤Xi+0,6Sbi 2,60<X≤3,40

D Kurang Xi-1,8Sbi<X≤Xi-0,6Sbi 1,79<X≤2,60

E Sangat kurang X≤Xi-1,8Sbi X≤1,79

Rerata skor ideal (Xi) : 1/2 (skor maksimal ideal + skor


minimal ideal)
Simpangan baku skor ideal (Sbi) :1/6 (skor maksimal ideal-skor
minimal ideal)
X ideal :skor empiris.
BAGIAN II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
1. Anak Usia Dini
a. Hakikat Anak Usia Dini
Masa anak usia dini dimulai sejak anak lahir hingga anak
mencapai usia 6 tahun.(Departemen Pendidikan Nasional:2007),
masa usia dini merupakan masa keemasan (golden age) dimana
stimulasi seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk tugas
perkembangan selanjutnya. Masa-masa awal kehidupan anak
merupakan masa terpenting dalam rentang kehidupan seorang anak,
pada masa ini pertumbuhan otak sedang mengalami perkembangan
yang sangat pesat (eksplosif). Lebih lengkap dijelaskan pula bahwa
kelopok anak usia dini termasuk dalam kelompok anak yang berada
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik
dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan fisik
(koordinasi motorik halus dan motorik kasar), intelegensi (daya pikir,
daya cipta, kecerdasarn emosi, kecerdasan spiritual), sosio-emosi
(sikap, perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus
sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang sedang
dilalui oleh anak tersebut.
Mengingat pentingnya masa ini, maka peran stimulasi berupa
penyediaan lingkungan yang kondusif harus disiapkan oleh para
pendidik baik orang tua, guru, pengasuh ataupun orang dewasa lain
yang ada disekitar anak, sehingga anak memiliki kesempatan untuk
mengembangkan seluruh potensinya. Pertumbuhan dan perkembangan
anak usia dini perlu diarahkan pada peletakan dasar-dasar yang tepat
bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia seutuhnya, yaitu pada
pertumbuhan dan perkembangan moral, spiritual, fisik, daya pikir,
daya cipta, sosial-emosional, bahasa dan komunikasi yang seimbang
sebagai dasar pembentukan kepribadian yang utuh. Berdasarkan
14
15

keunikan dalam tingkat pertumbuhan dan perkembangannya, anak


usia dini terbagi kedalam tiga tahapan yaitu: masa bayi usia lahir
sampai 12 bulan, masa toddler (balita) usia 1-3 tahun, masa
prasekolah usia 3-5 tahun, masa kelas awal 6-8 tahun.
Sementara itu, UNESCO (2010) dalam konferensi dunia
tentang perlindungan anak dan pendidikan, di Mosko (World
Conference on Early Childhood Care and Education, Moscow, 27-29
September 2010) mengungkapkan hal yang hampir serupa, dalam
konferensi ini anak usia dini didefinisikan sebagai anak yang dalam
periode lahir sampai dengan periode usia 8 tahun. Pada masa ini
perkembangan otak mengalami laju yang sangat luar biasa, dan dalam
periode ini sangat penting untuk meletakan dasar pendidikan anak.
Hal serupa juga diungkapkan oleh National Association for the
Education of Young Children ( NAEYC) dalam Mutiara Insani (2011)
mendefinisikan anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang
usia 0-8 tahun yang tercakup dalam program pendidikan di taman
penitipan anak, penitipan anak pada keluarga (family child care
home), pendidikan prasekolah baik swasta maupun negeri, TK dan
SD. Sedangkan menurut Williard C.Olson (1949:21) batasan anak usia
dini adalah anak dari usia 1 tahun sampai dengan anak usia 6 tahun.
Menurut Khlara Martina, Spsi (2010) anak usia dini adalah
anak usia 0 sampai 6 tahun.Usia dini merupakan usia kritis bagi
perkembangan anak. Anak pada usia ini memiliki keterampilan dan
kemampuan, meskipun belum sempurna sebagai manusia. Masa-masa
semenjak kelahiran hingga 3 tahun merupakan masa yang spesial
dalam kehidupan anak, masa dengan pertumbuhan yang paling hebat
dan sekaligus sibuk. Anak-anak memasuki dunia dengan wawasan dan
kemampuan motorik yang mengejutkan serta seperangkat
keterampilan untuk berintegrasi dan belajar dengan orang lain.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka disimpulkan
bahwa tahap awal anak usia dini adalah usia 2 tahun sampai 6 tahun.
16

Oleh karena itu anak mulai bisa menguasai gerak seperti berjalan, lari
atau melompat dan menggerakan anggota badan lainnya secara lebih
halus atau sempurna pada usia 5 dan memasuki usia 6 tahun, maka
dalam penelitian ini dipilih anak usia 5 sebagai anak awal. Selanjutnya
menurut Carol Seefeldt & Barbara (2008:63), anak usia 5 tahun
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : (1) penuh tenaga dan tak henti-
hentinya bergerak (2) Penuh dengan kesenangan dan rasa kasih
sayang; (3) Ingin menguasai hal yang baru; (4) mulai dapat mengatur
emosi; (5) semakin pintar dalam mengkomunikasikan perasaan (6)
pada umumnya tidak suka permainan secara tim. (7) senang
berkomunikasi.
Untuk mendapatkan wawasaan yang jelas mengenai
perkembangan anak, para ahli membagi masa perkembangan dalam
beberapa periode karena pada saat perkembangan tertentu, anak-anak
secara umum memperlihatkan ciri-ciri dan tingkah laku karakterisitik
yang hampir sama. Pendapat para ahli tentang fase-fase
perkembangan anak memiliki beberapa kesamaan walaupun
mempunyai penekanan yang berbeda. Setiap teori ingin menonjolkan
beberapa aspek yang khas dalam setiap fase, misalnya menampilkan
secara khusus perkembangan ego, intelegensi, bimbingan sekolah dan
lain sebagainya
Dalam fase-fase perkembangan anak diatas ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan, Menurut Hurlock (1978:x), aspek-aspek yang
perlu diperhatikan pada anak adalah: (1) perkembangan fisik (2)
perkembangan motorik (3) perkembangan bicara, (4) perkemabgan
emosi (5) perkembangan social (6) perkembangan bermain (7)
perkembangan kreativitas (8) perkembangan pengertian (9)
perkembangan moral (10) perkemabgan minat (11) perkembangan
seks dan (12) perkembangan kepribadian. Lebih lanjut dijelaskan
bahwa perkembangan aspek motorik erat kaitannya masalah
pertumbuhan fisik dan motorik, masa kecil merupakan masa yang
17

sangat ideal mempelajari keterampilan motorik, alasanya adalah: (1)


karena tubuh anak lebih lentur sehingga anak lebih mudah menerima
semua pelajaran, (2) anak belum memiliki banyak keterampilan yang
akan berbenturan dengan keterampilan baru yang akan dipelajarinya,
(3) secara keseluruhan anak lebih berani pada waktu kecil ketimbang
telah besar, dan oleh karena itu mereka lebih berani mencoba sesuatu
yang baru, (4) anak lebih suka melalukan pengulangan dibandingkan
orang dewasa sehingga keterampilan yang dipelajari lebih cepat
ketimbang waktu besar sehingga ia mempunyai banyak waktu untuk
mengadakan latihan.
Anak usia 5 tahun umumnya telah masuk prasekolah Tk B
merupakan tahap perkembangan persepsi yang cepat. Menurut Nixon
dan Jewwet (1980:155) bahwa anak pada usia pra sekolah
perkembangan persepsinya meningkat sangat cepat, keterampilan
berpikirnya semakin luas dan makin tepat dan mengambil suatu
tindakan. Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka subyek
penelitian anak usia dini yang di maksud adalah anak Taman Kanak-
Kanak B (TK B). Dengan demikian yang dimaksud dengan anak usia
dini dalam penelitian ini adalah anak TK B.
b. Pembelajaran Bagi Anak Usia Dini
Proses pembelajaran yang dilakukan pada ataman kanak-kanan
dengan subyek didik anak usia dini hendaknya diperhatikan hal-hal
yang dapat menunjang keberhasilan kegiatan belajar, Dalam Standar
Perkembangan Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (2007:5-10) ada
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
kegiatan/pembelajaran pada pendidikan anak usia dini meliputi:
1) Berorientasi pada perkembangan anak
Dalam melakukan kegiatan, pendidikan perlu memberikan
kegiatan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Anak
merupakan individu yang unik, maka perlu memperhatikan
perbedaan secara individual. Dengan demikian dalam kegiatan
18

yang disiapkan perlu memperhatikan cara belajar anak yang


dimulai dari cara sederhana ke rumit, konkrit ke abstrak, gerakan
ke verbal, dan dari ke-aku-an ke rasa sosial.
2) Berorientasi pada kebutuhan anak
Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi
kepada kebutuhan anak. Anak pada usia dini sedang membutuhkan
proses belajar untuk mengptimalkan semua aspek
perkembanganya. Dengan demikian berbagai jenis kegiatan
pembelajaran hendaknya dilakukan berdasarkan pada
perkambangan dan kebutuhan massing-masing anak.
3) Bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain
Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan
pembelajaran pada anak usia dini. Kegiatan pembelajaran yang
disiapkan oleh pendidik hendaknya dilakukan dalam situasi yang
menyenangkan dengan menggunakan strategi, metode,
materi/bahan dan media yang menarik serta mudah diikuti oleh
anak. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi,
menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan
anak, sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi anak. Ketika
bermain anak membangun pengertian yang berkaitan dengan
pengalamannya.
4) Stimulasi terpadu
Perkembangan anak bersifat sistematis, progresif dan
berkesinambungan antara aspek kesehatan, gizi dan pendidikan.
Hal ini berarti kemajuan perkemabgan satu aspek akan
mempengaruhi perkemabgan yang lainnya. Karakterisitik anak
memandang segala sesuatu sebagai suatu keseluruhan, bukan bagia
demi bagian. Stimulassi harus diberikan secara terpaddu sehingga
seluruh asspek perkembangan dapat berkemabang secara
berkelanjutan dengan memperhatikan kematangan dan konteks
social dan budaya setempat.
19

5) Lingkungan kondusif
Lingkungan pembelajaran harus diciptakan sedemikian menarik
dan menyenangkan serta demokrati sehingga anak marasa aman,
nyaman dan menyenangkan dalam lingkungan bermain baik
didalam maupun di luar ruangan. Lingkungan fisik hendaknya
memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak dalam bermain.
Penataan ruang belajar harus disesuaikan dengan ruang gerak anak
dalam bermain sehingga anak dapat berinteraksi dengan mudah
baik dengan pendidik maupun dengan temannya.
Lingkungan bermain hendaknya tidak memisahkan anak dari nilai-
nilai budayanya, yaitu tidak membedakan nilai-nilai yang dipelajari
dirumah dan tempat bermain ataupun lingkungan sekitar.
Pendidikan harus peka terhadapa karakterisitik budaya masing-
masing anak.
6) Menggunakan pendekatan tematik
Kegiatan pembelajaran ddirancang dengan menggunakan
pendekatan tematik. tema sebagai wadah mengenalkan berbagai
konsep untuk mengenal dirinya dan lingkungan sekitarnya. Tema
dipilih dan dikemabgnkan dari hal-hal yang paling dekat dengan
anak, sederhana, serta menarik minat.
7) Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
Proses pembelajaran yang aktiff, kreatif, inovatif, efektif dan
menyenangkan dapat dilakukan oleh anak yang disiapkan oleh
pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang menarik. Menyenangkan
untuk membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivassi anak
untuk berffikir kritis dan menemukan hal-hal baru. Pengelolaan
pembelajaran hendaknya dilakukan secara demokratis, mengingat
anak merupakan subyek dalam proses pembelajaran.
8) Menggunakan berbagai media dan sumber belajar
Setiap kegiatan untuk menstimulasi perkembangan potensi anak,
perlu memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar, antara
20

lain lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan dan suber belajar


dimaksudkan agar anak dapat bereksplorasi dengan benda-benda di
lingkungan sekitarnya.
9) Mengembangkan kecakapan hidup
Proses pembelajaran haruss diarahkan untuk mengembangkan
kecakapan hidup melalui penyiapan lingkungan belajar yang
menunjang berkembangnya kemampuan menolong diri sendiri,
disiplin dan sosialisasi serta memperoleh keterampilan dasar yang
berguna utuk kelangssungan hidupnya.
10) Pemanfaatan teknologi informasi
Pelaksanaan stimulasi pada anak usia dini dapat memanfaatkan
teknologi untuk melancarkan kegiatan. Misalnya tape, radio,
televisi, komputer. Pemanfaatan teknologi informasi dalam
kegiatan pembelajaran dimaksudkan untuk mndorong anak
menyenangi belajar.
Dalam kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan
peneliti untuk anak usia dini yaitu mengoptimalkan otak kiri dan
kanak anak melaui aktivitas jasmani, memperhatikan hal-hal tersebut
diatas, peneliti berasumsi bahwa kegiatan yang dilakukan harus
merupakan kegiatan yang menarik dan menyenangkan bagi anak dan
diharapkan dilakukan dalam kegiatan bermain karena anak-anak
saying menyukaai bermain, pengunaan media juga diharapka dapat
dimasukan dalam hasil penelitian yang akan dibuat.
d. Asumsi dasar mengenai anak taman kanak-kanak
Untuk mengetahui lebih dalam tentang anak usia dini, perlu
mengetahui tentang asumsi dasar mengenai anak usia dini. Menurut
Agus F.Tangyong dkk (1990:3) asumsi dasar mengenai anak usia dini
adalah sebagai berikut:
1) Setiap anak adalah unik
Secara pribadi setiap anak akan mengembangakan pola reaksi
masing-masing terhadap rangsangan/kejadian yang dialaminya,
21

dan setiap anak akan berkembang sesuai dengan tempo dan


kecepatan masing-masing. Dengan demikian kecepatan
perkembagan seorang anak tidak selalu sejalan dengan kawan-
kawanya maupun dengan usia kronologisnya.
2) Anak berkembang melalui beberapa tahapan
Manusia merupakan suatu keutuhan dimana perkembangan aspek
fisik, kognitif, afektif maupun intuitif saling berkaitan.
Perkemabgan itu sediri merupakan rangkaian perubahan yang
bersifat maju berkelanjutan, teratur, mulai dari yang global
sebelum menuju kepada yang paling sederhana kemudian terarah
ke yang majemuk. Perkemabangan ini terjadi karena faktor
kematangan dan factor belajar yang dikarenakan pengaruh
lingkungan. Perkembangan manusiaa selalu melalui beberapa
tahapan, dimana setiap tahapan kehidupan mempunyai cirri
masing-masing. Anak TK pun berkembang melalui tahapan dan
setiap tahapan usia kronologis, akan menampilkan ciri-ciri
perkembangan yang khas.
3) Setiap anak adalah pelajar yang aktif
Belajar bagi anak adalah segala sesuatu yang dikerjakannya
sedangkan bermain adalah wahana belajar dan bekerja bagi anak.
Pada usia TK anak senang memperhatikan, mencium, membuat
suara, meraba, dan mengecap. Lingkungan yang kaya yang banyak
memberikan rangsangan mental dapat meningkatkan kemampuan
belajar anak. Lingkungan demikian akan menumbuhkan minat
anak dan menggiatkan mereka aktif belajar. Selain itu anak akan
lebih berasil belajar jika apa yang dipelajarinya sesuai dengan
minat, kebutuhan, dan kemampuannya. Anak lebih mudah belajar
jika pengalaman belajar sejalan dengan kematangan mental
mereka. Pengalaman yang berkelebihan akan menakutkan anak,
tetapi sebaliknya pengalaman yang sangat minim dan basi akan
membosankan anak.
22

Dengan asumsi dasar ini guru mempunyai pandangan yang khusus


terhadap anak didik. Sehingga guru berusaha untuk memberikan
peluang terhadap anak didik untuk lebih bebas berekspresi dan
menjelajahi lingkungannya dalam mencobakan kemampuannya.
Peluang ini akan menjadikan anak lebih kreatif dan berinisiatif.
Dalam kaitannya dengan menerapkan suatu aktivitas belajar untuk
mengoptimalkan otak kanan dan otak kiri anak, dengan memahami
asumsi dasar tentang anak taman kanak-kanak seperti yang tersebut
diatas, guru dapat mengamati kemajuan dan perkembangan anak
dan membiarkan anak berkembang sesuai dengan latihan yang
diberikan.
e. Aktivitas Jasmani bagi anak usia dini
Aktivitas jasmani adalah kebutuhan mendasar dari manusia
sebagai makluk hidup. Manusia melakukan aktivitas dengan bergerak.
Sejak dalam kandungan,sampai manusia tua, manusia hidup dengan
bergerak, tanpa bergerak manusia tidak akan produktif dan tidak dapat
berkembang dengan baik, karena bergerak adalah salah satu cirri dari
makluk hidup dan dari bergerak manusia dapat memenuhi segala
kebutuhan untuk dapat hidup. Dari uraian pendapat diatas maka dapat
disimpilkan bahwa ativitas jasmani menjadi sangat penting bagi
kehidupan manusia.
Akitivitas jasmani tidak terpisahkan dari aktivitas anak sehari
hari, anak tumbuh, berkembang, dan belajar melalui aktivitas jasmani.
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Gabbard (1987:9) “ Children
growth, develop, and learn through physical activity”. Dari kutipan
diatas dapat diambil kesimpulan bahwa aktivitas jasmani memiliki
peranan penting dalam kebidupan anak-anak. Aktivitas jasmani yang
biasa dilakukan oleh anak-anak khususnya pada anak usia dini adalah
dengan cara bermain. bermain sangat berguna untuk tumbuh kembang
anak usia dini, melalui aktifitas jasmani dan bergerak anak akan
mampu menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Melalui
23

bermain, anak anak mampu belajar tentang berbagai macam


kemampuan dan kecakapan hidup seperti belajar tentang cara
bersosialisasi dan mengenal alam, berteman dan mengenal
lingkungan. Melalui cara tersebut anak akan mudah beradaptasi
dengan lingkungannya, karena bermain adalah tahap persiapan
perkembangan keterampilan, dan keterampilan adalah persiapan
kreativitas. Bermain memiliki peranan penting dalam tumbuh
kembang anak, seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan diatas,
berikut ini diungkapkan mengapa aktivitas bermain sangat perlu
dilakukan oleh anak-anak (Morris,1976:2):
1) Membantu perkembangan dan pertumbuhan fisik anak
2) Membantu proses sosialisasi anak
3) Meningkatkan kemampuan motorik anak
4) Membantu mengembangkan pemahaman emosional antara anak-
anak
5) Dapat menyalurkan kelebihan energi pada anak
Pada hakekatnya anak belajar melalui bermain, oleh karena itu
pembelajaran pada anak usia dini idealnya dilakukan melalui aktifitas
bermain. Anak usia dini harus diberikan kesempatan untuk
memafaatkan waktu luang mereka dengan aktivitas jasmani agar
pertumbuhan dan perkembangannya dapat berjalan dengan baik,
seperti dikatakan Brockman R dan Fox R. Kenneth (2011) “…active
play in children’s leisure time has potential to increase physical
activity levels while promoting optimal child development”. Dengan
demikian guru maupun orang tua harus memahami kebutuhan gerak
anak dan membiarkan anak melakukan aktivitas gerak sesuai dengan
umur dan kemampuan anak. Aktifitas bermain yang diberikan kepada
anak adalah aktivitas bermain yang sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan anak. Dalam bermain guru memberikan kebebasan kepada
anak untuk aktif dan mengenal lingkungannya dengan tetap
mengawasi dan memperhatikan gerak dan perkembangan anak.
24

Selain pendapat diatas dengan beraktifitas jasmani yang teratur


maka diharapkan anak bugar, anak yang aktif bergerak lebih bugar
dari pada anak yang tidak aktif bergerak. Apabila kebutuhan fisik
yang berupa gerak tidak terpenuhi maka kondisi mental dan fisiknya
akan terganggu. aktivitas jasmani yang teratur dan terukur akan
memberikan efek yang baik pada tubuh dan organ tubuh pada anak.
Berdasarkan hasil penelitian dimana orang yang efektif bekerja
ternyata pada masa kecilnya memiliki aktivitas jasmani yang teratur
dan terukur daripada orang yang bekerja tidak secara efektif.
f. Pendidikan jasmani di taman kanak-kanak
Pendidikan jasmani di taman kanak-kanak sebagian besar
dilakukan melalui aktifitas bermain, karena bermain mempunyai
makna penting bagi pertumbuhan anak, menurut Coplan (dalam
Aswarni Sudjud, 1998:9) ada 16 makna bermain, yakni:
1)Membantu pertumbuhan anak,
2)Merupakan pekerjaan yang dikerjakan secara sukarela
3)Memberikan kebebasan kepadaa anak untuk bertindak,
4)Memberikan dunia khayal kepada anak,
5)Mempunyai unsur petualangan
6)Meletakan dasar perkembangan bahasa
7)Merupakan pengaruh dalam pembentukan hubungan antar pribadi
8)Memberikan kesempatan untuk menguasai diri anak secara fisik
9)Memperluas minat dan pemusatan perhatian
10) Merupakan cara anak untuk menyelidiki sesuatu
11) Merupakan cara anak mempelajari peran orang dewasa
12) Merupakan caraa dinamis untuk belajar
13) Menjernihkan pertimbangan anak
14) Dapat distruktur secara akademis
15) Merupaka kekuatan hidup
16) Merupakan sesuatu yang esensial bagi kelestarian hidup
manusia.
25

Lebih lanjut lagi jelaskan tentang peranan guu dalam


pembelajaran bahwa guru mempunyai peran penting dalam
memfasilitasi anak-anak dalam aktifitas bermain, para guru perlu
melakukan aktifitas-aktifitas sebagai berikut: (1) menyediakan dan
mendesain lingkungan dan perlengkapan bermain yang kaya dan
aman; (2) menyediakan waktu atau mengatur jadwal untuk aktivvitas
bermanin yang freksibel dan sesuai dengan kebutuhan; (3) mengamati
aktivitass anak disaat anak bermain; (4) memberikan petunjuk yang
ddiperlukan, khususnya untuk melakukan suatu permainan yang
dirancang oleh guru; (5) menciptakan suatu suasana yang kondusif
untuk bermain.
Dalam kaitannya dengan kegiatan pendidikan jasmani di
taman kanak-kanak untuk mengoptimalkan perkembangan otak kanan
dan otak kiri anak, guru dapat melakukannya dengan berbagai
aktivitas antara lain melalui aktivitas gerak dan lagu, aktivitas
bermain, aktivitas cerita dan gerak, senam dan lain-lain semua
aktivitas yang dilakukan untuk anak usia dini dimodifikasi sehingga
menghasilkan suatu aktivitas yang menyenangkan dan untuk
mempermudah anak-anak untuk mengerti dan memahaminya segala
kegiatan yang diberikan, guru akan memberi petunjuk. Segala
aktivitas jasmani yang menyenangkan dan bervariatif dapat
menimbulkan rasa senang, selain itu kebutuhan anak untuk bergerak
dan sehat jasmani terpenuhi terutama maksud dari aktivitas bermani
tersebut untuk mengoptimalkan otak kiri dan otak kanan anak dapat
tercapai.
Anak usia dini memiliki beberapa aspek perkembangan yang
harus diperhatikan baik oleh orang tua maupun oleh guru taman
kanak-kanak sebagai landasan dalam memberikan suatu stimulus
perkembangan dan pembelajaran yang baik. Secara global “ National
Association in Education for Young Children (NAEYC) dalam
26

Mutiara Insani (2011) menjabarkan aspek-aspek perkembangan anak


usia dini sebagai berikut:
1) Perkembangan berlangsung sebagai suatu keseluruhan/ menyeluruh
(holistik) yang meliputi aspek fisik, social, emosional dan kognitif
yang saling terjalin. Bahkan beberapa aspek dapat saling
berinteraksi dan mungkin berkembang dalam derajat yang
bervariasi misalnya, anak yang bertubuh atletis mungkin akan
selalu bangga, percaya diri dan popular diantara teman -temannya.
2) perkembangan dalam suatu urutan relalif dan dapat diprediksi.
Kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan selanjutnya dapat
dibangun berdasarkan apa yang sudah diperolehnya terdahulu.
Misalnya sebelum seorang anak dapat berjalan, pertama – tama
anak belajar mengangkat kepalanya, kemudian duduk tegak,
merangkak, berdiri dengan bantuan dan kemudian berdiri tanpa
bantuan.
3) Perkembangan berlangsung dengan rentang yang bervariasi antar
anak dan antar bidang perkembangan darri masing- masing fungsi.
Variasi individual memiliki dua dimensi yaitu variabilitas dari rata
– rata perkembangan dan keunikan masing – masing individu.
Anak merupakan pribadi yang unik dengan pola dan waktu
pertumbuhan individualnya ( kepribadian, temperamen, gaya
belajar ) serta latar belakang pengalaman dan keluarga.
a) Karakteristik individual yang sering dianggap sebagai kunci
bagi perkembangan kepribadian adalah rasa percaya diri
(trust), diri sendiri ( self ) dan kemandirian ( independence ).
b) Perangai / temperamen ( temperament )adalah suatu gaya
perilaku individual dan cara merespon yang khas, ada tiga tipe
:
(1) Anak yang bertemperament sedang ( easy child ). Pada
umumnya memiliki suasana hati yang positif, cepat
membangun rutinitasnya yang teratur pada masa bayi dan
27

mudah menyesuaikan diri dengan pengalaman-pengalaman


baru.
(2) Anak yang bertemperament tinggi ( dificcult child )
cenderung bereaksi secara negative dan sering menangis,
melibatkan diri dalam hal-hal rutin sehari-hari secara tidak
teratur dan lambat menerima pengalaman-pengalaman baru.
(3) Anak yang bertenperamen rendah ( slow to warm up child )
memiliki tingkat aktivitas yang rendah, agak negatif,
memperlihatkan intensitas suasana hati yang rendah.
c) Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia
menyerap lalu mengatur dan mengolah informasi. Ada tiga
modalitas belajar yaitu orang visual belajar melalui apa yang
mereka lihat, pelajar auditorial melakukannya melalui apa
yang mereka dengar dan pelajar kinestetik lewat gerak dan
sentuhan.
4) Pengalaman awal memiliki pengaruh kumulatif dan tertunda
terhadap perkembangan anak. Perkembangan adalah seumur hidup
( life long ) yakni proses perubahan sepanjang hidup dalam
kemampuan seseorang untuk beradaptasi terhadap situasi – situasi
yang dihadapinya. Setiap periode dari rentang kehidupan juga
dipengaruhi oleh apa yang terjadi pada periode sebelumnya dan apa
yang terjadi saat ini akan pula mempengaruhi apa yang terjadi
kemudian.
5) Perkembangan melibatkan perubahan yang berlangsung secara
sistematis ( misal kemampuan berjalan anak seiring dengan
matangnya otot – otot kaki ), progresif ( bersifat maju, meningkat
dan mendalam / meluas baik secara kuantitatif – fisik- maupun
kualitatif – psikis) dan berkesinambungan ( berlangsung secara
beraturan dan berurutan). Perkembangan berlangsung dalam arah
yang dapat di prediksi yaitu kearah kompleksitas, kekhususan,
organisasi dan pemahaman yang lebih meningkat. Anak belajar
28

dari pengalaman langsung ( hand experience ) dan secara


berangsur mengembangkannya ke dalam bentuk pengetahuan
simbolis seperti gambar, tulisan, permainan peran dan sejenisnya.
6) Perkembangan dan belajar terjadi dalam dan dipengaruhi oleh
konteks sosial dan budaya yang majemuk dalam konteks
sosiokultural keluarga, pendidikan dan masyarakat yang lebih luas.
7) Anak adalah pembelajar aktif, sifat – sifat multi dimensional dari
aktivitas anak ini adalah : a) ketika mereka bergerak mereka
mencari stimulasi yang dapat meningkatkan kesempatan anak
untuk belajar, b) anak menggunakan seluruh tubuhnya sebagai alat
untuk belajar dan melibatkan semua alat inderanya seperti
merasakan, menyentuh, mendengar, melihat, mengamati suatu
objek atau melakukan eksplorasi, c) anak adalah peserta yang aktif
dalam mencari pengalamannya sendiri.
8) Perkembangan dan belajar merupakan hasil interaksi kematangan
biologis dan lingkungan fisik dan social tempat anak tinggal.
Oengalaman fisik adalah pengalaman yang diperoleh oleh anak
melalui penginderaan terhadap objek – objek yang ada di
lingkungan sekitar anak melalui manipulasi langsung, mendengar,
melihat, meraba, merasa, menyentuh serta melakukan sesuatu yang
ada di lingkungan anak. Pengalaman social anak dengan
lingkungan fisik dan objek – objek juga dipengaruhi oleh orang
lain. Ketika anak bermain dan berkata dengan kelompok atau
dengan guru dan dengan orang dewasa lainnya, mereka
mengembangkan, mengubah, menafsirkan ide – idenya.
9) Bermain merupakan sarana penting bagi perkembangan sosial,
emosional dan kognitif anak dan menggambarkan perkembangan
anak. Bermain memberi kesempatan kepada anak untuk memahami
lingkungan, berinteraksi dengan yang lain dalam cara – cara sosial,
mengembangkan berbagai kemampuan, memperoleh dan
memproses informasi, belajar tentang hal – hal baru serta melatih
29

ketrampilan yang sudah ada. Melalui bermain anak juga dapat


memahami, menciptakan dan memanipulasi simbol – simbol dan
melakukan percobaan dengan peran sosialnya.
10) Perkembangan dapat mengalami percepatan bila anak memiliki
kesempatan untuk mempraktekkan ketrampilan- ketrampilan yang
baru diperolehnya dan juga ketika mereka mengalami tantangan
diatas tingkat penguasaannya. Ketiak anak sudah tidak dapat
menemukan cara – cara untuk menyelesaikan kegiatan atau tugas
maka scaffolding boleh dimulai yakni proses pemberian bantuan
dari orang yang lebih berpengalaman yang dilakukan secara
bertahap untuk mempermudah anak dalam belajar sesuai dengan
tahap perkembangannya. Selama proses scaffolding tugas atau
kegiatan yang dilakukan anak tidak diubah, tetapi tugas itu dibuat
lebih mudah sehingga dapat dilakukan oleh anak.
11) Anak mendemonstrasikan kemampuan dasar untuk mengetahui dan
belajar yang berbeda serta cara yang berbeda pula dalam
memperlihatkan apa yang mereka tahu.
12) Anak berkembang dan belajar terbaik dalam suatu konteks
komunitas yang menghargai, memenuhi kebutuhan – kebutuhan
fisiknya dan aman baik secara fisik maupun psikologis. Kondisi ini
akan mendorong anak untuk berekspresi dan beraktualisasi secara
optimal.
Anak usia dini belajar dengan cara yang menurut mereka
menyenangkan dan melakukan sesuatu yang dapat membuat
perasaaan mereka bahagia, kenyataannya seringkali orang tua ataupun
guru memberikan pengajaran sesuai dengan kemauan dan pemikiran
mereka. Banyak hal yang suka dilakukan oleh anak-anak kadang-
kadang mendapatkan penolakan oleh orang tua ataupun guru.
Karenanya orang tua dan guru perlu juga memahami tentang hakikat
dari perkembagan anak tersebut.
30

Dari beberapa pendapat diatas dan dikaitkan dengan penelitan


yang akan diteliti maka penulis berasumsi bahwa pembelajaran yang
paling tepat yang harus diberikan kepada anak usia dini adalah
pembelajaran yang dilakukan melalui kegiatan bermain, dan
bernyanyi serta mendengarkan musik. Belajar pada anak usia dini
harus dikondisikan dengan aktivitas yang menarik sehingga dapat
membuat anak menjadi gembira dan senang.
2. Aktivitas gerak dan lagu
Bermain adalah suatu kebutuhan yang sudah ada dengan
sendirinya dan sudah terberi secara alamiah. Setiap anak suka
dengan bermain sebuah permainan. Melalui bermain,
anak dapat belajar bagaimana harus bersikap dan bertingkah laku
agar dapat bekerjasama dengan teman, bersikap kesatria, jujur, murah
hati, dan sebagainya. Masa kanak-kanak adalah masa yang peka untuk
menerima rangsangan. Rangsangan ini berguna untuk menunjang
perkembangan pendidikan jasmani dan rohani anak yang ikut
menentukan keberhasilannya dalam mengikuti jenjang pendidikan
selanjutnya. Maka dari itu prinsip dasar belajar di TK adalah belajar
melalui bermain dan bermain seraya belajar.
Nuansa bermain untuk membuat anak senang dan gembira
sangat terlihat pada lingkungan TK. Semua itu bertujuan unuk
memenuhi program pembelajaran di TK. Dalam aktivitasnya
guru harus jongkok, merangkak, melompat, dan sebagainya
untuk memberi contoh bagaimana seharusnya permainan itu
dilakukan oleh anak-anak. Aktivitas tersebut juga sering diiringi
dengan musik atau lagu anak-anak untuk menambah semaraknya
kegiatan tersebut.
Bermain melalui gerak dan lagu merupakan aktivitas
utama yang sering dilakukan di pembelajaran TK. Gerak dan lagu
adalah sarana yang menyenangkan bagi anak-anak untuk berolahraga
atau bersenam. Karena dengan gerak dan lagu, anak-anak bisa
31

bergerak sambil mendengarkan musik. Ini berarti bahwa anak-anak


bisa merasakan keceriaan, sambil menggerakkan tubuh mereka atau
berolaraga atau bersenam, hal ini tentu akan bermanfaat bagi anak
secara jasmani dan rohani.
Menurut Theodore Roosvelt Jr (Soemitro:1992:3) keinginan
bermain bagi anak-anak itu ada hubungannya dengan naluri bergerak,
yang merupakan kodrat bagi anak-anak. Naluri atau dorongan
bergerak ini harus dipuaskan dengan hal-hal yang menggembirakan
dan menarik bagi anak.
Setiap anak adalah pribadi yang unik dan dunia bermain serta
bernyanyi merupakan kegiatan yang serius, namun menyenangkan
bagi anak. Maka pendekatan yang tepat yang perlu diciptakan oleh
peserta didik adalah membawa anak usia dini pada kegiatan yang
menyenangkan tanpa meninggalkan aspek belajar yang baik, istilah
yang biasa digunakan adalah belajar sambil bermain, dimana dalam
kegiatan bermain anak, dikemas suatu bentuk pembelajaran.
Aktitas gerak dan lagu menurut Sukintaka (1997:103-104)
termasuk dalam kategori permainan tradisional yang dikelompokan
dalam permainan gerak dan lagu. Lebih lanjut lagi dijelaskan, bahwa
permainan gerak dan lagu dapat dibagi dalam dua kelompok besar:
a. Permainan gerak dan lagu, dengan lagu sebagai pokok
permainan
Kelompok ini terbagi menjadi beberapa macam, antara lain,
berupa lagu biasa, mengajar dan mengundang teman untuk
bersama-sama bermain, doa untuk mendatangkan angin waktu
bermain layang-layang dan lain-lain
b. Permainana gerak dan lagu yang keduanya merupakan satu
kesatuan pokok
1). Lagu merupakan pengantar permainan
Contoh yang dikemukakan permainana dari jawa: cublak-
cublak suweng, lepetan, jamuran, bibi tumbas timun.
32

2). Lagu sebagai pengiring tarian atau gerak berirama.


Gerak yang dilakukan oleh anak di tentukan oleh syair
yang dinyanyikan.
3). Lagu yang digunakan untuk undian
Lagu ini digunakan untuk menentukan siapa yang akan
melalukan tugas tertentu.
4).Lagu yang berisi teka-teki dengan melanjutkan suku terakhir
yang dinyanyikan oleh teman sebelumnya.
Aktivitas gerak dan lagu dalam pembelajaran di taman kanak-
kanak pada usia dini sangat bermanfaat untuk merangsang
perkembangan anak khususnya perkembangan fisik dan motorik anak,
selain itu aktivitas gerak dan lagu juga mengembangkan 6 aspek
perkembangan kemampuan anak, yaitu aspek moral agama, fisik,
sosial dan emosional, bahasa, kognitif, serta seni. Melalui
pembelajaran gerak dan lagu, diharapkan dapat menjadikan anak usia
dini sebagai penerus bangsa yang lincah, berbakat, kreatif dan
bersahaja. Selain itu melalui aktivitas gerak dan lagu perkembangan
antara otak kiri maupun otak kanan menjadi lebih seimbang. Oleh
sebab itu sejak usia dini perlu dikembangkan otak kiri dan otak kanan
secara seimbang tentunya dengan aktivitas gerak dan lagu. Manfaat
dari aktivitas gerak dan lagu juga diungkapkan oleh Hartley (1954:
299) ,“the specialists find that that music and movement make a
second contribution in helping the child sublimate aggressive and
destructive urges and channelize disorganized energy in socially
accepted ways.
Ada banyak cara yang dapat dilakukan dalam proses kegiatan
pembelajaran di taman kanak-kanak. Metode dan teknik pembelajaran
yang dapat digunakan pada taman kanak-kanak, antara lain melalui:
1) Story Telling (Bercerita)
2) Role Play (Bermain Peran)
3) Art and chafts (Seni dan Kerajinan Tangan)
33

4) Games (Permainan)
5) Show and Tell
6) Music and Movement (gerak dan lagu) dimana didalamnya
termasuk singing (nyanyi) dan chants and rhymes (nyanyian
pendek dan sajak), dan sebagainya.
Metode dan Teknik disesuaikan dengan kemampuan yang hendak
dicapai, misalnya dalam penelitian ini yang bertujuan untuk
mengoptimalkan perkembangan otak anak, metode yang dipilih peneliti
adalah metode gerak dan lagu. Pada hakekatnya music adalah seni
menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan
temporal untuk menghasilkan komposisi yang mempunyai kesatuan dan
kesinambungan (mengandung irama). Dan ragam nada atau suara yang
berirama disebut juga dengan lagu. Jadi musik ataupun lagu merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan dapat digunakan sebagai
sarana dalam proses pembelajaran.
Sedangkan movement berarti gerakan berasal dari kata dasar gerak.
Dan gerak memiliki makna, suatu peralihan tempat (adanya aktivitas) yang
dilakukan setelah adanya dorongan (batin/perasaan). Aktivitas gerakan
dapat timbul setelah seseorang mendengarkan musik atau lagu/nyanyian.
Berdasarkan pengertian diatas penulis mengunakan istilah gerak dan lagu
untuk menggartikan music and movement.
Mengunakan aktivitas gerak dan lagu dalam proses kegiatan
ditaman kanak-kanak dan menyajikannya secara menarik dan
menyenangkan, dapat membantu anak untuk lebih senang dan lebih aktif
lagi dalam melakukan kegiatannya.dalam kegiatan gerak dan lagu anak
akan melakukan dan memperagakan gerakan sesuai dengan makna dari
lagu yang dinyanyikan. Jadi gerak dan lagu merupakan suatu aktivitas
yang sangat menyenangkan bagi anak.
Untuk itu penulis menitikberatkan pembahasan pada model
aktivitas jasmani gerak dan lagu untuk mengoptimalkan perkembangan
otak anak usia dini. Dimana dengan memadukan unsur gerak dan lagu
34

pada kegiatan anak usia dini, kedua belahan otak anak yaitu otak kiri dan
otak kanan anak. Aktivitas gerak dan lagu dapat merangsang seluruh
bagian tubuh untuk bergerak dan ini baik karena merangsang berfungsinya
kedua belahan otak. Selain itu dengan aktivitas gerak yang dilakukan oleh
anak usia dini, juga dapat merangsang proses mielinisasi dimana zat mielin
(pembentuk kecerdasan otak) hanya bisa diproduksi melalui aktivitas
gerak anak. Sedangkan musik atau lagu menurut Stephanie Merritt
(2003:157) mempunyai keterkaitan dengan triliun sel saraf didalam otak
dan merangsang terbentuknya pikiran, ingatan, dan pengetahuan yang
beraneka ragam.
Menurut Napitupulu, W.P.(2007), istilah lagu dapat berarti: (a)
ragam suara yang berirama (dalam bercakap, bernyanyi, membaca,dan
sebagainya; (b) nyanyi atau nyanyian; (c) ragam nyanyi (musik, gamelan,
dan sebagainya);dan (d) tingkah-laku, cara, lagak. Namun pengertian yang
digunakan disini adalah yang berhubungan dengan irama dan nyanyian.
Irama dalam pengertian lagu atau nyanyian inilah yang disatukan dengan
gerak menjadi „gerak dan lagu‟ yang akan dilaksanakan oleh anak-anak
kecil itu. Jika gerak lebih didekati dengan berpikir vertikal atau logis-
sistematis-analisis, maka lagu lebih didekati dengan berpikir emosional-
kritisintesis.
Dengan demikian, maka lagu memegang peranan penting juga di
dalam upaya mencerdaskan manusia dan kehidupan bangsa. Inilah salah
satu alasan mutlak yang mengarahkan para pendidik, untuk menyusun
program-program „gerak dan lagu‟ yang akan dilaksanakan oleh para anak
yang sedang tumbuh-kembang menuju ke tingkat kedewasaan. Program
„gerak dan lagu‟serentak memicu dan memacu perkembangan manusia
seutuhnya dan kemampuan berpikir vertikal dan lateral manusia.
Music and Movement memegang peranan penting dalam proses
tumbuh kembang seorang anak. Musik dapat memperkaya kehidupan
rohani dan memberikan keseimbangan hidup pada anak. Melalui musik,
manusia dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan hatinya serta
35

mengendalikan aspek emosionalnya. Adapun nyanyian adalah bagian dari


musik, nyanyian berfungsi sebagai alat untuk mencurahkan pikiran dan
perasaan untuk berkomunikasi. Pada hakikatnya nyanyian bagi anak
adalah sebagai:
a. Bahasa emosi, dimana dengan menyanyi anak dapat mengungkapkan
perasaannya, rasa senang,lucu, kagum, haru.
b. Bahasa nada karena nyanyian dapat didengar, dapat dinyanyikan, dan
dikomunikasikan.
c. Bahasa gerak, gerak pada nyanyian tergambar pada birama
(gerak/ketukan yang teratur), pada irama (gerak/letukan panjang
pendek/tidak teratur), dan pada melodi ( gerakan tinggi rendah)
Dengan demikian bernyanyi merupakan aktivitas yang sangat
disukai oleh anak-anak. Secara umum bernyanyi bagi anak-anak lebih
berfungsi sebagai aktivitas bermain dari pada aktivitas pembelajaran atau
aktivitas penyampaian pesan. Menyanyi dapat memberikan kepuasan,
kegembiraan, dan kembahagiaan sehingga anak terdorong untuk belajar
lebih giat. Melalui lagu/kegiatan menyanyi akan meningkatkan
kemampuan mendengar, bernyanyi, dan berkreatifitas.
Sementara gerakan merupakan bahasa tubuh, anak
mengekspresiakn gerakan tumbunya melalui aktivitas gerakan setelah
medengarkan nyanyian. Anak mempunyai hubungan yang aktif dalam
merespon nyanyian. Melalui gerakan dan olah tubuhnya akan dapat
digambarkan apa yang dirasakan dan dimengerti anak terhadap musik
(nyanyian/lagu). Aktivitas gerak sendiri sangat dibutuhkan anak usia dini
untuk merangsang pertumbuhan otaknya. Untuk itu alangkah baiknya jika
aktivitas gerak dan lagu dijadikan aktivitas rutin dalam proses kegiata
ditaman kanak-kanak dan juga dalam proses pembalajarannya.
3. Otak Manusia
Otak adalah organ manusia yang paling penting dalam tubuh
manusia. Otak mengontrol seluruh kerja tubuh. Proses pembetukan sel-sel
otak hanya terjadi sekali seumur hidup, yakni sejak dalam kandungan hingga
36

kurang lebih tiga tahun. Sel-sel otak yang mati tidak dapat diganti oleh sel
yang baru. Setelah sel-sel otak selesai terbentuk, sel-sel tersebut akan terus
bertambah besar dan kompleks dengan jumlah lebih dari 10.000 miliar
sambungan antara sel (Abd.Kadir, 2010:60). Pada manusia bagian terbesar
dari periode perkembangan pesat terjadi pada masa setelah lahir dan
berlanjut sampai anak berusia 3 tahun.
Menurut Desminta (2009:103), pada saat lahir berat otak bayi
seperdelapan dari berat totalnya atau 25% dari berat otak orang dewasa.
Kecepatan perkembangannya pada periode ini dapat diamati dari cepatnya
otak bertambah berat yaitu dari 400 gr waktu lahir, menjadi hampir 3 kali
lipat setelah akhir tahun ke tiga. Gayle’s Preschool Rainbow (2011) juga
mengungkapkan hal yang hampir sama : “A baby's brain develops so fast
that by age two a child who is developing normally has the same number of
connection as an adult. By age three, a child has twice as many brain
connections as an adult.
Otak manusia mengandung bermiliar-miliar sel otak (sel neuron) yang
tumbuh terus sampai usia dua tahun. Setelah usia tesebut jumlah sel neuron
menetap. Namun bukan berarti pertumbuhan sel berhenti, tetapi diganti oleh
perkembangan nerve cell connection. Sel otak terdiri dari badan sel dan
cabang-cabangnya (dendrit sebagai penerima impuls dan neurit sebagai
penyalur impuls dari badan sel). Dendrit-dendrit ini saling berhubungan satu
dengan yang lain yang disebut sinaps. Dengan adanya sinaps ini seluruh sel
neuron dapat saling berkomunikasi. Komunikasi anter-sel terjadi lewat
mekanisme pelepasan zat penghubung yang disebut neurotransmiter.
Komunikasi atau koneksi disebut sinaps yang secara terus menerus
mengalami perubahan dan modifikasi, tidak saja dari waktu tetapi perubahan
dari hari kehari bahkan dari tahun ke tahun. Begitupula sinaps otot.
Kekuatan otot bergantung pada penggunanaya. Makin sering digunakan
akan terjadi hipertrofi otot dan sebaliknya makin kurang digunakan akan
terjadi atrofi otot. Pertumbuhan dendrit atau sinaps ini merupakan kapasitas
otak yang dinamakan sebagai plastisitas otak. Pengalaman semasa kanak-
37

kanak juga berkontribusi terhadap perkembangan otak dan keterampilan


anak dimasa datang, seperti yang diungkapkan oleh Bagley Sharon dan
Hager Mary (2011): “The experiences of childhood, pioneering research
shows, help the brain's circuits--for music and math, language and emotion.
a. Struktur otak
Otak manusia terdiri dari batang otak (brain stem), dua belahan
(hemisfer) otak besar dan otak kecil (cerebellum). Secara garis besar otak
manusia dibagi menjadi dua belahan atau hemisfer, yaitu belahan otak kiri
dan belahan otak kanan yang dihubungkan oleh corpus collosum ( M.
Shuttleworth 1948: 165). Spesialisasi belahan otak ini menjadi dasar dan
sasaran bagi perkembangan otak manusia mulai dari lahir sampai mencapai
otak yang matang. Otak manusia dengan berat setengah kilogram sebagian
besar terdiri atas air (78 persen), lemak (10 persen), dan protein (8persen).
Bagian terbesar dari otak adalah cerebrum (otak besar) yang terdiri atas
miliaran sel dan terbagi menjadi dua bagian. Cerebrum bertanggung jawab
atas fungsi-fungsi perpikir tingkat tinggi dan proses pengambilan keputusan
(Jensen, 2008;41).
Otak terdiri dari dua belahan/hemisfer yang memiliki kemampuan
yang berbeda. Belahan otak kiri berfungsi sebagai pusat baca, hitung, tulis,
dan mempunyai pola pikir yang logis analitis. Sedangkan belahan otak
kanan mempunyai fungsi yang lebih luas, lebih vital dan menjadi landasan
dasar dalam kehidupan individu. Belahan kanan menjadi pusat pemantauan
dan perlindungan diri terhadap lingkungan, sosialisasi, spiritualisme, pusat
kesenian dan emosi, pusat visualisasi, imajinasi, dan kreativitas dan berpola
pikir holistik dan intuitif. Hal ini hampir sama seperti yang diungkapkan
oleh Shone dalam Sukadiyanto (2002:103) bahwa belahan otak kiri
berfungsi untuk berfikir logis, beralasan, matematika,membaca, menulis,
bahasa, dan analisis, sedangkan pada belahan otak kanan memiliki fungsi
dalam daya ingat, iraman, imajinasi visual, kreativitas, sintesis, simbol dan
emosi manusia
38

Kalau belahan otak kiri merupakan pusat potensi kepandaian


manusia, maka belahan kanan inilah yang mengaktualisasikannya dalam
kehidupan sehari-hari. Kedua belahan otak ini bekerja secara integratif,
harmonis, dan komplementer.
Otak manusia lebih unggul dari otak makluk lain dalam kemampuan
untuk belajar, bekerja dan berbahasa. Otak memungkinkan manusia
mengenali dan memahami lingkungan dan berinteraksi dengan lingkungan
tersebut. Pembelajaran akademik adalah bagian dari lingkungan dan
merupakan salah satu fungsinya, sebuah fungsi yang tidak terisolasi dari
fungsi-fungsi lain. Saling ketergantungan bagian-bagian otak ini memberi
sebuah peluang bagi otak untuk dapat bekerja lebih efesien, saling
berinteraksi lebih luas dan memiliki kapasitas adaptasi yang lebih baik.
Otak terdiri dari dua belahan/hemsifer yang mempunyai
kemampuan yang berbeda sekali, bahkan bertentangan, yaitu otak kiri dan
otak kanan. Bila seseorang yang ingin berhasil dalam kehidupan, salah satu
cara yang dapat dilakukan adalah menyeimbangkan belahan otak kiri dan
belahan otak kanan semaksimal mungkin. Otak kiri memainkan peranan
dalam pemprosesan logika, kata-kata, matematika dan urutan yang disebut
dengan pembelajaran akademis. Sedangkan otak kanan berurusan dengan
irama, musik, gambar dan dan imajinasi yang disebut dengan aktivitas
kreatif. Pembagian otak kiri dan otak kanan manusia tidaklah sesederhana
yang dibayangkan. Kedua otak ini dihubungkan melalui corpus callomus,
yaitu sistem saklar yang sangat rumit, yang memiliki 300 juta neuron aktif.
Corpus callosum ini scara konstan berusaha menyeimbangkan pesan-pesan
yang datang dan menggabungkan gambar yang abstrak dan holistik dengan
psan yang konkrit dan logis.
Kalau belahan otak kiri merupakan pusat potensi kepandaian manusia,
maka belahan otak kanan yang mengaktualisasikan kepandaian itu dalam
kehidupan sehari-hari dalam berbagai kondisi dan situasi. Kedua belahan
otak ini bekerja secara integrative, harmonis, dan komplementer. Otak kanan
wadah kemampuan dasar (fluid intelligence) untuk mengimplementasikan
39

kecerdasan dan kepandaian yang diperoleh dari belahan otak kiri (crystallize
intelligence) (Lily Djokosetio Sidiarto, 2007:10).
Pada seorang yang cerdas, terdapat banyak komunikasi dan iteraksi antara
otak kiri dan otak kanan, untuk meningkatkan interaksi tersebut dibutuhkan
rangsangan dari luar yang ditangkap melalui panca indera. Melalui
penelitian, diperoleh bahwa musik yang harmonis merupakan rangsangan
yang terbaik bagi perkembangan otak. Saat mendengarkan musik, lirik lagu
akan merangsang otak kiri dan melodinya akan merangsang otak kanan. (
Abd. Kadir, 2010: 620)
Metode pembelajaran di sekolah harus mempertimbangkan
stimulasi belahan kanan sebagai dasar dan baru kemudian belahan kiri.
Bahwasanya pembelajaran dan pendidikan yang mengarah langsung
kebelahan otak kiri tanpa menghiraukan otak kanan sudah menjadi
kesalahan yang menyeluruh, tampak pada cuplikan pernyataan Sperry (Lily
Djokosetio Sidiarto. 2007) berikut ini:
“By the early 1970s it already had become evident, from the
standpoint of brain research, that our educational system and modern
urban society generally, with its heavy emphasis on linguistic
communication and early training in the there R’s, tends increasingly
discriminate against the nonverbal, nonmathematical half off the
brain, which has its own perceptual-mechanical-spatial mode of
apprehension and reasoning.
The amount of formal training given to right-hemisphere functions in
our public school traditionally has been almost negligible, compared
to that devoted to the specialties of the left hemisphere. The need for
better methods by which to detect, measure, and develop the
nonverbal components of intellect before their critical development
periods have passed is becoming widely recognized”.
Idealnya, pembelajaran disekolah tidak hanya memperhatikan
belahan otak kiri tetapi harus mempertimbangkan belahan otak kanan yang
menguasai hal-hal vital seperti kemampuan sosialisasi, spiritualisme,
40

imajinasi, kreativitas, holistik dan intuitif. Metode pembelajaran


berdasarkan pembelajaran otak kiri dan otak kanan anak menghasilkan
peserta didik yang mempunyai pola pikir yang seutuhnya.
Otak merupakan organ yang luar biasa, bertindak sebagai pusat
kontrol dengan menerima, menafsirkan, dan mengarahkan informasi
sensorik ke seluruh tubuh. Menurut Brooks dan Fahey dalam Sukadiyanto
(2002:104) , dalam otak manusia terdapat bagian penting antara lain
cerebrum yang berkaitan dengan kemampuan intelektual dan kontrol
motorik, cerebellum yang mengatur koordinsi gerak, keseimbangan, dan
gerak-gerak halus, diencephalon yang merupakan bagian sudut otak yang
besar, midbrain, pons, dan mendulla. Midbrain, pons, dan mendulla
merupakan batang otak yang merupakan area pengatur irama, pengontrol
denyut dan kekuatan gerak pernapasan dan jantung, batang otak atau brain
stem juga merupakan batang yang menjadi tumpuan kedua hemisfer
(hemisfer kiri dan hemisfer kanan) serebral (Pinel, 2009:81). Sedangkan
Regina Bailen (2011), berpendapat bahwa, ada tiga divisi utama dari otak
antara lain:
1) Otak depan, otak depan bertanggung jawab untuk berbagai fungsi
termasuk menerima dan memproses informasi sensorik, berpikir,
mengamati, memproduksi dan memahami bahasa, dan pengendalian
fungsi motorik. Ada dua divisi utama dari otak depan: yaitu diencephalon
dan telencephalon. Diencephalon berisi struktur seperti thalamus dan
hipotalamus yang bertanggung jawab untuk fungsi seperti kontrol motor,
menyampaikan informasi sensorik, dan pengendalian fungsi-fungsi
otonom. Sedangkan telencephalon berisi bagian terbesar dari otak,
Sebagian besar pemrosesan informasi aktual di otak terjadi dalam korteks
serebral .
2) Otak tengah, otak tengah dan otak belakang bersama-sama membentuk
batang otak.Otak tengah adalah bagian dari batang otak yang
menghubungkan otak belakang dan otak depan. Ini daerah otak yang
terlibat dalam respons pendengaran dan visual serta fungsi motorik.
41

3) Otak belakang, otak belakang terbentang dari sumsum tulang belakang


dan terdiri dari metencephalon dan myelencephalon . metencephalon
berisi struktur seperti pons dan otak kecil. Daerah ini membantu dalam
menjaga keseimbangan dan keseimbangan,koordinasi gerakan, dan
konduksi informasi sensorik. myelencephalon ini terdiri dari medulla
oblongata yang bertanggung jawab untuk mengontrol fungsi-fungsi
otonomik seperti pernapasan, denyut jantung, dan pencernaan.
Menurut ISCID Encyclopedia of Science and Philosophy (2005) otak
manusia dapat dikelompokkan menjadi tiga segmen mendasar yaitu otak
belakang,otak tengah dan otak depan.
1) Otak belakang adalah bagian terletak di bagian atas sumsum tulang
belakang. Ini termasuk batang otak dan cerebellum. Otak belakang
bertanggung jawab untuk memantau fungsi vital tubuh, seperti denyut
jantung dan pernapasan.
2) Otak tengah adalah bagian paling atas batang otak. Hal ini terkait
dengan beberapa, tapi tidak semua, tindakan refleks, serta dengan
gerakan sukarela tertentu. Otak tengah, misalnya, merupakan bagian
dari alasan mengapa mata dapat bergerak.
3) Otak depan terdiri dari otak, hipotalamus, thalamus, ganglia basal dan
hippocampus. Ini adalah yang paling maju dan bagian terbesar dari
otak, terletak di bagian paling atas nya. Ini adalah dari otak depan
bahwa "lebih tinggi agar" kegiatan seperti penalaran, mengingat dan
berpikir berasal.
Sementara Hillary (2007) mengemukakan bahwa otak manusia
secara praktis dibagi menjadi 3 bagian yaitu batang otak, sistem limbik dan
neokorteks.
1) Batang otak
Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga
kepala bagian dasar, muncul dari tulang punggung. Bagian otak ini
mengatur fungsi dasar manusia termasuk pernapasan, denyut jantung dan
insting lain seperti respons fight or flight saat bahaya mengancam.
42

Otak seperti ini dijumpai juga pada hewan seperti kadal dan buaya
sehingga sering juga disebut dengan otak reptil. Otak reptil mengatur
“perasaan teritorial” sebagai insting primitif. Contohnya anda akan
merasa tidak nyaman, terancam dan bahkan marah ketika seseorang
terlalu dekat dengan anda.
2) Sistem limbik
Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang otak
ibarat kerah baju (limbik berasal dari bahasa latin yang berarti kerah).
Bagian otak ini sama dengan yang dimiliki hewan mamalia sehingga
sering disebut dengan otak mamalia.
Komponen limbik antara lain hipotalamus dan amigdala. Sistem limbik
berfungsi mengendalikan emosi, mengendalikan hormon, memelihara
homeostasis, rasa haus, rasa lapar, seksualitas, pusat rasa senang,
metabolisme dan juga memori jangka panjang.
3) Neokorteks
Tebal korteks sekitar 1/8 inci dan berbentuk lipatan-lipatan, Bagian ini
berkaitan dengan fungsi melihat, mendengar, mencipta, berpikir,
berbicara sesuai dengan bagiannya yaitu otak kiri dan otak kanan.
Menurut Keith L.Moore dan Arthur F.Dalley (2006:921) otak
terdiri dari otak besar, otak kecil, dan batang otak. Otak, termasuk ukuran
otak secara keseluruhan, sangat konsisten dari individu ke individu. Untuk
lebih jelas akan di jabarkan sebagai berikut:
1) Cerebrum (Otak besar), termasuk belahan otak dan ganglia basal.
belahan otak, dipisahkan oleh falx otak dalam otak Fissure
longitudinal. Otak besar adalah bagian dominan dari otak secara
keseluruhan.
2) Diencephalon, terdiri dari epithalamus, talamus punggung, dan
hipotalamus dan membentuk inti pusat otak.
3) Otak tengah, terletak pada bagian rostral dari batang otak, terletak di
persimpangan dari fosa kranial tengah dan posterior.
43

4) Pons adalah bagian batang otak antara otak tengah dan medula
oblongata. Pons terletak di bagian anterior dari fosa kranial posterior.
5) Medulla oblongata, terletak di fosa kranial posterior.
6) otak kecil, massa otak posterior dan medula dan inferior ke bagian
posterior serebrum.
b. Otak dan Pembelajaran
Bayi yang baru dilahirkan memiliki lebih dari 100 miliar neuron
dan sekitar satu triliun sel glia yang berfungsi sebagai perekat, serta
sinaps yang akan membentuk bertriliun-triliun sambungan antarneuron.
Laju cepat pertumbuhan otak berlangsung sejak dalam kandungan
sampai sekitar umur 2 tahun. Pada usia 5-6 tahun, volume otak anak
sudah mencapai 80% volume otak dewasa.Pasca kelahiran, kegiatan otak
dipengaruhi dan tergantung pada kegiatan neuron dan cabang-cabangnya
dalam membentuk bertriliun-triliun sambungan antarneuron. Melalui
persaingan alami, akhirnya sambungan-sambungan yang tidak atau
jarang digunakan akan mengalami atrofi.
Pemantapan sambungan terjadi apabila neuron mendapatkan
informasi yang mampu menghasilkan letupan-letupan listrik. Letupan
tersebut merangsang bertambahnya produksi selubung saraf (myelin).
Semakin banyak myelin yang diproduksi, semakin banyak bagian saraf
yang tumbuh, sehingga semakin banyak sinaps yang terbentuk. Hal ini
berarti lebih banyak neuron yang menyatu membentuk unit-unit. Kualitas
kemampuan otak dalam menyerap dan mengolah informasi tergantung
dari banyaknya neuron yang membentuk unit-unit. Otak manusia bersifat
hologram, yang dapat mencatat, menyerap, dan menyimpan,
memproduksi, dan merekonstruksi informasi. Kemampuan otak yang
dipengaruhi oleh kegiatan neuron ini tidak bersifat spontan, tetapi
dipengaruhi oleh mutu dan frekuensi stimulasi yang diterima indera.
Otak bukan organ yang statis, melainkan dinamis yang senantiasa
tumbuh dan berkembang membentuk jaringan antarsel saraf.
Pertumbuhan jaringan antarsel saraf ini dipengaruhi oleh stimulasi dari
44

lingkungan. Otak beradaptasi terhadap stimulasi lingkungan. Makin


banyak dan sering anak diberikan stimulasi, makin banyak dan kuat
jalinan antarsel saraf dan makin cerdas anak tersebut. Saat mempelajari
hal baru struktur otak anak berubah secara dramatis, hubungan
antarneuron lebih banyak, sel glia yang menyokong fungsi neuron
bertambah, dan kapiler-kapiler darah yang meyuplai darah dan oksigen
ke otak menjadi lebih padat. Paparan terhadap lingkungan yang
mendukung mempunyai banyak efek positif pada struktur dan fungsi
otak, termasuk menambah jumlah cabang-cabang dendrit,
memperbanyak sinapsis (hubungan antarsel saraf), meningkatkan jumlah
sel penyokong saraf, dan memperbaiki kinerja dalam tes memori spasial
(Jensen 2008:50). Paparan terhadap lingkungan yang mendukung disertai
aktivitas fisik dapat meningkatkan neurogenesis sel-sel di gyrus dentata
hipocampus. Selain itu juga meningkatkan kinerja hipokampus pada
proses belajar.

c. Perkembangan Otak Anak


Saat dilahirkan manusia dilengkapi dengan otak yang luar biasa,
otak merupakan satu organ yang terdiri dari satu triliun sel, dimana dari
satu triliun sel tersebut seratus miliarnya adalah sel otak aktif dan
Sembilan ratus miliar lainnya adalah sel otak pendukung. Tidak ada
seorang pun yang memiliki jumlah sel yang berbeda, semua manusia
dilahirkan dengan jumlah sel otak yang sama, namum harus disadari
bahwa jumlah sel otak yang demikian banyak, hanyalah potensi yang
harus dikembangkan.

Kemampuan manusia tidak hanya ditentukan oleh jumlah sel otak


yang dimiliki, tetapi lebih ditentukan oleh berapa banyak koneksi yang
bisa terjadi diantara massing-masing sel otak. Setiap sel otak memiliki
kemungkinan koneksi dari 1 hingga 20.000 koneksi. Koneksi sel otak
hanya dapat terjadi bila individu mengunakan dan melatih otak.
45

Otak adalah organ yang paling canggih dalam tubuh manusia. Otak
bersifat dinamis, senantiasa tumbuh dan berkembang setiap saat
menyesuaikan dengan stimulasi lingkungannya. Menurut Lily
Djokosetio sidiarto (2007) otak terdiri dari batang otak, otak kecil dan
dua belahan otak besar. Ciri-ciri kecanggihan otak adalah tumbuh dengan
laju kecepatan yang sangat tinggi saat bayi, kemampuan plastisitas yang
tinggi, kemampuan tingggi untuk beradaptasi terhadap lingkungan dan
adanya perkembangan ontogenetic dengan proses lateralisassi yang
menciptakan spesialisasi hemisfer yang khas otak manusia.
Perkembangan otak akhirnya mencapai tahap puncak dengan terciptanya
dua belahan otak yaitu otak kiri dan otak kanan, yang memiliki
kemampuan yang berbeda tetapi bekerja sama secara harmonis, selaras,
dan saling berkomunikasi. Proses perkembangan otak mencapai tahap
puncak spesialisasi hemisfer merupakan hasil akhir adanya dua
kemampuan dalam diri manusia yaitu berakal dan berakhlak, manusia
yang cerdas dan berbudi luhur sekaligus.

Dengan memahami proses perkembangan otak, guru maupun orang


tua dapat memberikan rangsangan yang sesuai dengan kebutuhan otak
anak. Memahami dinamika otak, guru dapat mengunakan metode
mengajar yang tepat untuk merangsang potensi otak. Untuk mencapai
tahap puncak otak prima, anak harus belajar dari lingkungan. Orang tua
maupun guru harus paham materi dan metode untuk memberikan
stimulasi kepada anak.

Metode mengajar yang mengutamakan perkembangan kedua belah


otak anak dapat diterapkan dalam pendidikan taman kanak-kanak karena
otak anak terbukti adaptif dan plastis serta dapat mengadakan perubahan
stuktural dan fungsional apabila diberikan stimulasi lingkungan.
Stimulasi lingkungan yang berupa stimulasi sensoris diterima oleh anak
sebagai sebuah pengalaman dan respon tindakan sensorimotor Stimulasi
neural ini pada hakikatnya adalah proses belajar mengajar atau
46

pembelajaran neural. Dan proses ini merupakan kunci keberhasilan


dalam pendidikan untuk mengembangkan sumber daya anak. Pada
akhirnya pembelajaran otak anak yang terprogram kearah konsep
perkembangan otak kiri dan otak kanan anak, dapat menghasilkan
pembelajaran yang mencapai hasil akhir otak seutuhnya, yaitu otak yang
mendayagunakan kemampuan belahan otak kiri dan otak kanan.

d. Teknik Menyeimbangkan Otak


Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menyeimbangkan otak
kanan dan otak kiri. Cara-cara untuk menyeimbangkan otak kanak dan
otak kiri pada umumnya membutuhkan relaksasi, karena sebagaimana
dikemukakan Hastuti (Abd. Kadir, 2010: 106) bahwa keadaan rileks akan
membuat hubungan antara kedua belah otak menjadi cepat. Hastuti
memberikan dua cara atau teknik menyeimbangkan otak. Pertama,
menggunakan musik dalam melakukan dalam melakukan aktivitas dan
yang kedua adalah berolahraga teratur.

Untuk menyeimbangkan kecenderungan masyarakat terhadap otak


kiri, perlu dimasukan musik dalam pengalaman belajar sebagai umpan
balik yang positif. Semua ini dapat menimbulkan emosi positif yang
membuat otak lebih efektif.

Untuk dapat menyeimbangkan kerja kedua belah otak, olahraga


merupakan cara yang paling baik dan efektif. Dengan berolahraga dapat
menggerakan seluruh anggota badan, baik bagian kiri dan kanan dengan
kecepatan yang tinggi, ini dapat membantu untuk menyeimbangakn kerja
kedua belah otak anak (Lily Djokosetio Sidiarto 2010:108-109).

Dalam penelitian yang akan dilakukan, peneliti akan menghasilkan


sebuah produk berisi aktivitas jasmani gerak dan lagu untuk
mengoptimalkan perkembangaan otak anak. Karena berdasarkan asumsi
diatas, dengan menggabungkan kegiatan jasmani gerak (olahraga) dan
47

lagu (musik) yang dilakukan secara terprogram kemampuan otak kiri dan
otak kanan anak dapat dioptimalkan dengan baik.

e. Gerak untuk optimalisasi otak anak


Otak perlu dipelihara baik secara struktural maupun fungsional.
Pemeliharaan secara struktural dilakukan dengan mengalirkan darah,
oksigen, dan energi yang cukup ke otak. Dengan terpeliharanya struktur
otak, fungsi otak pun akan lebih optimal. Pemeliharaan fungsional otak
dapat dilakukan dengan berbagai proses belajar, diantaranya belajar
gerak, belajar mengingat, belajar merasakan, belajar melihat, dan lain
sebagainya.

Semua proses belajar tersebut akan selalu merangsang pusat-pusat


otak. (John P.J.Pinel:2009:231).Terapi gerak yang terstruktur dan
terprogram bermanfaat merangsang berbagai pusat belajar di otak.
Gerakan yang menyebabkan fungsi belahan otak kiri dan kanan
bekerjasama akan memperkuat hubungan antara kedua belahan otak.
Gerakan-gerakan menyilang garis tengah tubuh dapat mengintegrasikan
kedua belahan otak sehingga otak mampu mengorganisasi dirinya
sendiri. Saat melakukan aktivitas gerak menyilang, aliran darah di semua
bagian otak meningkat, sehingga dapat memperkuat proses belajar. (
Jensen, 208: 197) Hal ini dimungkinkan karena dengan aktivitas tersebut
akan menyatukan daerah motorik dan kognitif di otak, yaitu serebelum,
ganglia basalis, dan korpus kalosum yang selanjutnya dapat menstimulasi
produksi neurotropin yang dapat menambah jumlah koneksi sinapsis.
Gerakan mata yang mengikuti gerakan tangan akan melatih hubungan
antara pusat penglihatan dan pusat gerakan. Latihan keseimbangan akan
merangsang beberapa bagian otak yang mengatur keseimbangan, seperti
otak kecil, pusat gerakan di area dahi (lobus frontalis) di otak besar, pusat
rasa sikap dan rasa gerakan di area ubun-ubun (lobus parietalis). Para
peneliti meneliti manfaat kognitif latihan fisik menemukan bahwa
konsentrasi dan fokus mental anak-anak meningkat sesudah melakukan
48

aktivitas fisik yang terstruktur. Latihan-latihan ini mempunyai efek pada


lobus frontalis otak yang berguna untuk konsentrasi mental, perencanaan,
dan pengambilan keputusan. Penemuan itu sejalan dengan pendapat
presiden Council of Fitness bahwa melakukan aktivitas fisik 30 menit
setiap hari dapat menstimulasi otak.

Terapi gerak untuk optimalisasi otak merupakan penyelarasan


fungsi gerak, pernafasan, dan pusat berpikir (memori, imajinasi).
Rangkaian gerakan yang disusun melibatkan pusat-pusat gerakan otot di
otak (homunculus cerebri), corpus callosum yang menghubungkan kedua
belahan otak berupa gerakan menyilang, dan pusat-pusat pengendali yang
lebih tinggi di otak.

Rangkaian gerak dalam rangka optimalisasi otak disusun dengan


memperhatikan konsep dan kaidah neurosains, anatomi dan fisiologi.
Unsur geraknya melibatkan pertimbangan seni tari, kinesiologi, serta
gerakan sederhana yang mudah dipahami dan menyenangkan, sedangkan
unsur kebugaran disesuaikan dengan proses fisiologi pernafasan dan
sistem peredaran darah yang diselaraskan dengan pola gerakan yang
menstimulasi pusat-pusat belajar di otak. Kegiatan optimalisasi otak
disusun untuk menstimulasi (dimensi lateralitas), meringankan (dimensi
pemfokusan), dan merelaksasi (dimensi pemusatan). Dimensi lateralitas
ditujukan untuk belahan otak kanan dan kiri, dimensi pemfokusan untuk
bagian belakang otak (batang otak) dan bagian depan otak (lobus
frontalis), serta dimensi pemusatan untuk sistem limbik (midbrain) dan
otak besar (Wara Kushartanti ,2010).

Menurut Soemarmo Markam (2005:6), seorang dokter spesialis


neurologi, berdasarkan berbagai konsep yang mendasari latihan atau
gerakan untuk optimalisasi otak, maka prinsip-prinsip latihan untuk
optimalisasi otak adalah sebagai berikut:
49

1) Gerakan lambat. Hal ini untuk menyelaraskan pola gerak otot,


gerak pernafasan, dan metabolisme bagian-bagian otak yang
terstimulasi.
2) Gerakan sistematis. Hal ini sesuai dengan sistematika gerak dengan
tujuan melatih bagian-bagian otot yang lebih kecil sampai otot yang
lebih besar. Manfaat yang bisa diperoleh yaitu supaya gangguan-
gangguan terutama gerakan halus dan kasar dapat diperbaiki.
3) Gerakan menyilang garis tengah tubuh. Hal ini untuk
menyelaraskan kedua belahan otak kanan dan kiri.
4) Gerakan dilakukan berulang-ulang. Hal ini penting sekali agar
stimulasi gerak dapat terekam dalam otak melalui jaras proprioseptif
(melatih rasa sendi).
5) melibatkan pandangan mata. Setiap gerakan yang dilakukan
tangan maupun kaki selalu melibatkan pandangan mata. Hal ini
berhubungan dengan gangguan konsentrasi visual dan kemampuan
visuospasial (mengenal ruang).
6) Gerak sendi penuh. Gerakan harus dilakukan sampai batas
maksimal sendi.
7) Gerakan melibatkan kontrol pernafasan. Dalam latihan,
pernafasan selalu dilakukan secara teratur pada setiap gerakan. Hal
ini penting untuk mencapai oksigenasi yang optimal menuju otak
dan untuk relaksasi.
8) Gerakan diresapi. Hal ini untuk mencapai harmonisasi antara gerak
(otot dan sendi), otak, dan emosi, karena tujuan akhir latihan
optimalisasi otak adalah tercapainya keseimbangan antara fungsi
otak, kerja otot, dan stabilisasi emosi.

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Penelitian pengembangan ini didukung oleh penelitian yang relevan
yaitu:
50

Penelitan yang dilakukan oleh Sisca Rahmadonna (2008) dari program


studi teknologi pembelajaran dengan judul penelitian Pengembangan
multimedia pembelajaran untuk melatih kecerdasan majemuk pada anak usia
dini. Hasil dari penelitian itu menyatakan bahwa multimedia yang
dikembangkan dalam penelitian tersebut efektif dan layak digunakan sebagai
salah satu media pembelajaran untuk melatih kecerdasan majemuk pada anak
usia dini.
Penelitian yang dilakukan oleh Ria Winanti (2009) dari program studi
teknologi penbelajaran program pasca sarjana Universitas Negeri Yogyakarta
dengan judul Pengembangan Multimedia Berbasis Komputer Pada Dongeng
Untuk Melatih Kecerdasaan Majemuk Anak Usia Dini.
Penelitian yang dilakukan oleh Achmad Jamil (2009) dari program
studi teknologi pembelajaran Program Pascasarjana Universitas Negeri
Yogyakarta dengan judul Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan
Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Berbasis Komputer Untuk SMP.

C. Kerangka Pikir
Pembelajaran untuk mengotimalkan otak anak, baik otak kiri maupun
otak kanan anak merupakan pembahasan yang menarik, karena dengan
mengpotimalkan otak anak dalam setiap proses pembelajaran disekolah, dapat
menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu diindonesia, sayangnya
dalam kenyataan banyak faktor yang menghambat terjadinya proses belajar
yang bertujuan menyeimbangkan otak anak secara keseluruhan salah satu
sumber yang menjadi permasalahan antara lain belum ada program khusus
untuk anak usia dini sebagai wahana untuk mengoptimalkan perkembangan
otak anak melalui kegiatan belajar dan bermain di taman kanak-kanak. Lili D.
Sidiarto (2007: 16) mengemukakan selayaknya metode mengajar mengunakan
kombinasi dengan mempertimbangkan metode belajar berdasarkan organisasi
otak secara keseluruhan. Pendidikan ditaman kanak-kanan dewasa ini malah
cenderung berorientasi pada pengembangan otak kiri saja dan mengabaikan
otak kanan, padahal otak kiri dan otak kanan merupakan satu kesatuan yang
51

harus diberikan stimulasi secara seimbang. Agar menghasilkan pola pikir


seuntuhnya pada anak yang idealnya harus di stimulus sejak dini.
Salah satu wadah pembelajaran yang dapat menyeimbangkan fungsi
kedua belah otak adalah dalam aktivitas jasmani ditaman kanak-kanak,
aktivitas jasmani untuk anak taman kanak-kanak dapat dibawah kearah yang
lebih menyenangkan dan tidak monoton sehingga tanpa disadari, anak telah
melakukan aktivitas jasmani untuk mengpotimalkan otak anak secara
keseluruhan. Aktivitas jasmani gerak dan lagu adalah aktivitas yang baik untuk
menstimulus perkembangan otak anak.
Oleh sebab itu menjawab segala permasalahan diatas peneliti
bermaksud mengembangkan sebuah produk berupa multimedia pembelajaran
aktivitas jasmani untuk mengoptimalkan otak kiri dan otak kanan anak untuk
guru taman kanak-kanak. Di dalam proses pengembanganya, untuk menguji
bahwa produk yang ddihasilkan dapat ddipakai dan efektif, maka dilakukan
proses evaluasi yang dilakukan meliputi: pertama, evaluasi terhadap model
yang dibuat dan kedua menguji coba model melalui tahap-tahap yang telah
direncanakan agar menghassilkan produk yang layak dan baik sehingga dapat
digunakan.
56

DAFTAR PUSTAKA

Abd. Kadir. (2010). Misteri otak kiri manusia. Yogyakarta: Diva Press.

Adi W. Gunawan. (2006). Genius learning strategy. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama.

Anik Gufron, Widiastuti Purbani, & Sri Sumardiningsih (2007). Panduan


penelitian dan pengembangan; Bidang pendidikan dan pembelajaran.
Yogyakarta: Lemlit UNY.

Bailen, R. (2011). Anatomy of the brain. Journal of science. Diambil pada tanggal
17 juni 2011, dari http://web.ebscohost.com.

Borg, W.R. & Gall, M.D. (1983). Educational research: an introduction. New
York: Longman.

Brockman, R., Fox, K.R., & Jago, R. (2011). What is the meaning and nature of
active play for today’s children in the uk?. International Journal of
Behavioral Nutrition and physical Activity. Bristol: University Of Bristol.

Brooks, Geoge.A, Fahey, Thomas D. (1987). Fundamentals of human


performance. New York: Macmillan Publishing Company.

Brown, J. 2003. Enriched environment and physical activity stimulate


hippocampal but not olfactory bulb neurogenesis. European Journal of
Neurosciences, Vol.7. pp 2042-2046.
Cohen, David. (2011). Otak manusia. Diambil pada tanggal 23 Juni 2011, dari
http://quantum-skuad.blogspot.com/2010/06/otak-manusia.html
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. (2007). Standar perkembagan dasar
pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Desmita. (2006). Psikologi perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Don Campbell. (2001). Efek Mozart. (Terjemahan T.Hermaya). Colorado:


Children‟s Group.
57

Gabbard, C., LeBlanc, E., & Lowy, S. (1987). Physical education for children.
United Stated of America:Prentice-Hall

Gayle‟s Preschool Rainbow (2011). Brain Growth and Development.


http://www.preschoolrainbow.org/brain-growth.htm

Greenough, W. (2006). Perspective: Rich experiences, physical activity healthy


brains. National Scientific Council on The Developing Child.
www.developingchild.net
G.S.Don Morris. (1976). How to change the games children play. Colorado:
University of Minesota.

Hartley E. Ruth, Frank K. Lawrence, Goldenson M. Robert (1954).


Understanding children’s play. London: Routledge & Kegan Paul.

Hillary. (2007). Division of human brain. Rubric.. Diambil pada tanggal 06 juni
2011, dari http: //www.hil4ry‟s.blog.htm.

Hurlock, E.B. (1978). Child growth and development. United states of America:
McGraw-Hill.

ISCID (2005). Parts of the Brain. Diambil pada tanggal 17 Juni 2011, dari
http://www.iscid.org/encyclopedia/Parts_of_the_Brain

Jensen, E. (2008). Brain-based learning. (Terjemahan Narulita Yusron).


California:Corwin Press. (Buku asli diterbitkan tahun 2007).
Khlara Martina Sagana. (2010). Pendidikan anak usia dini. Diambil pada tanggal
19 juni 2011, dari http://sdk2. Aartikelpendidikan-usia-dini&tmpl.

Lily Djokosetio S. (2007). Perkembangan otak dan kesulitan belajar pada anak.
Jakarta:UI-Press.

Merritt, S. (2003). Simfoni otak. (Terjemanah Lala Herawati). Santa Rosa: Aslan
Publishing. (Buku asli terbit tahun 1996).

Moore, L.K., & Dalley F.A.(2006). Clinically oriented anatomy .Philadelpia:


Lippincot William & Wilkins
58

Mutiara Insani. (2011). Cara anak berkembang dan belajar. Diambil pada 19 juni
2011 pada http://mutiara-insani.blogspot.com/2011_02_01_archive.html

Napitupulu W.P. (2007). Pengenalan cinta tanah air indonesia pada pendidikan
anak usia dini melalui gerak dan lagu. Diambil pada 22 Juni 2011 pada
http://napitupulu.blogspot.com/2011 00 04 archive.html.

Nixon, J. E., & Jewwet, A. E (1980). An introduction to physical education.


Philadelphia: Sounder College.

Nur Rohmah Muktiani. (2008). Pengembangan multimedia interakti untuk


pembelajaran pendidikan jasmani olahraga, dan kesehatan SMA. Program
Pascasarjana UNY.

Olson, W.C. (1949). Child development. Boston: University of Michigan

Pinel. P. J. J. (2009). Biopsikologi. (Diterjemahkan oleh Helly Prajitno). Boston:


Pearson Education
Pink, D. H. (2006). Otak kanan manusia. Yogyakarta: Think Yogyakarta.

Ramdhani (2011). Tahukah anda tentang otak kita. Diambil pada 23 juni 2011,
dari http://dzitter.blogspot.com/2011/03/tahukah-anda-tentang-otak-
kita.html

Rosenzweig, M.R. & Bennet, E.L. 1996. Psychobiology of plasticity: effects of


training and experiences on brain and behaviour. Behav. Brain Res, 78,
57-65.
Seefeldt, C., &. Wasik, B. A. (2008). Pendidikan anak usia dini. Jakarta: Indeks.

Sharon, B., Hager, M. (2011). Your child brain. Diambil pada 7 juni 2011, dari
http://web.ebscohost/delivery?sid.
Shuttleworth, M.A. (1948). The sturcture and functions of the human body.
University of London Press: London
59

Soemitro. (1992). Permainan kecil. Jakarta. Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pembinaan
Tenaga Pendidikan.

Soemarmo Markam. (2005). Latihan vitalisasi otak. Jakarta: Penerbit PT.


Grasindo.

Suharsimi Arikunto (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2011). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukadiyanto. (2002). Peranan latihan olahraga terhadap perkembangan otak.


Jurnal Ilmiah Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Sukintaka. (1998). Teori bermain. Yogyakarta: Fakultas Pendidikan Olahraga


dan Kesehatan. Institut Keguruan Ilmu Pendidikan.

Tangyong, A.F., Fawzia, A. H., Pangemanan, F. et al (1990). Pengembangan


anak usia taman kanak-kanak. Jakarta: Gramedia.

UNESCO. (2010). Early Childhood Care and Education. Diambil pada tanggal 8
juni 2011, dari
http://www.unesco.org/new/en/education/themes/strengthening-education-
system/early-childhood/world.

Wara Kushartanti (2010). Pengembangan model pembelajaran jasmani adaptif


untuk optimalisasi otak anak tuna grahita. Laporan Hasil Penelitian.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Yonathan Purnomo. (2008). Rahasia kecerdasan anak. Surabaya: PT. Shuang


Guan Qi Xia.
60

Instrument pengumpulan data

Untuk mendapatkan tanggapan dari personden diperlukan instrument

penelitian yang berkualitas. Untuk menghasilkan produk pengembangan yang

berkualitas diperlukan instrument yang mampu menggali data yang diperlukan

dalam mengembangkan produk multimedia. Instrument yang digunakan untuk

mengumpulkan data pada penelitian ini berupa wawancara, angket/kuisioner dan

tes materi mengenai aktifitas jasmani gerak dan lagu untuk mengoptimalkan

perkembangan otak anak usia dini. Instrument berupa kuisioner untuk

mengevaluasi buku petunjuk untuk mengaplikasikan aktivitas gerak dan lagu yang

akan dikoreksi oleh ahli materi dan ahli media dan instrument berupa tes materi

yang diberikan kepada guru untuk mengetahui efektifitas produk yang dihasilkan

dalam proses pembelajaran.

a. Angket/ kuisioner

Angket yang disusun meliputi tiga jenis sesuai dengan peran dan posisi

responden dalam penelitian pengembangan ini. Instrument penelitian berupa

kuisioner disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah dikembangkan, dan disusun

menggunakan skala likert. Angket-angket yang digunakan dalam penelitian

pengembangan ini adalah: (1). Angket ahli materi untuk ilmu faal, di gunakan

untuk memperoleh data tentang kualitas desain aktivitas gerak dan lagu

dihubungkan dengan pengoptimalan otak anak usia dini (2). Angket ahli materi

untuk anak usia dini digunakan untuk memperoleh data tentang kesesuaian

materi dihubungkan dengan anak usia dini (3). Angket untuk guru taman

kanak-kanak yang digunakan untuk memperoleh data tentang keefektifan


61

materi jika diterapkan pada anak usia dini (4). Angket untuk ahli media untuk

memperoleh data tentang kualitas teknis dari produk yang dihasilakn, yaitu

berupa buku petunjuk pelaksanaan gerak dan lagu.

b. Pedoman wawancara

Pedoman wawaancara dipakai sebagai alat pengumpul data dari para ahli dan

guru taman kanak-kanak berupa kritik, saran dan masukan-masukan yang

bermanfaat bagi kualitass produk tersebut. Diskusi dilakukan dengan ahli

materi dan ahli media dan guru taman kanak-kanak pada saat uji coba

kelompok kecil dan uji coba kelompok besar.

Kualitas instrument akan menentukan data yang terrkumpul. Instrument

dikatakan baik apabila instrument tersebut memiliki validitas dan reabilitas

yang baik. Untuk mendapatkan instrument yang memiliki validitas isi yaitu

validitas logis, yakni validitas yang menunjukan sejauh mana isi tes merupakan

presentasi dari cirri-ciri atribut yang hendak diukur. Untuk memperoleh

validitas logic yang tinggi maka tes harus dirancang sedemikian rupa sehingga

benar-benar hanya berisi item yang relevan dan perlu menjadi bagian dari tes

secara keseluruhan.

Selain validitas isi, instrument ini juga memiliki validitas empirik. Validitas

empirik adalah ketepatan mengukur yang didasarkan pada hasil analisis yang

bersifat empirik di lapangan. Berbagai uji coba dilakukan untuk mengetahui

apakah responden memahami item-item dalam instrument yang telah di

kembangkan dan apakah responden dapat membuat pilihan terhadap alternative

jawaban pada setiap item. Untuk memastikan bahwa instrument evaluasi


62

memiliki validitas logis maka sebelum kuisioner tersebut digunakan untuk

mengumpulkan data, terlebih dahulu dikonslutasikan kepada ahli media dan

ahli materi untuk mendapatkan penilaian, kritik, dan saran perbaikan. Kritik

dan saran dari responden uji coba digunakan untuk merevisi instrumen.

Berikut ini kisi-kisi instrument validitas ahli materi tentang ilmu faal/otak

terhadap isi materi (tabel 1).

Tabel 1
kisi-kisi validasi ahli materi tentang ilmu faal/otak terhadap aspek isi materi
aktivitas jasmani gerak dan lagu
No Komponen Indikator

1. Kualitas materi 1. Kejelasan materi yang akan disajikan


2. Kebenaran isi materi
3. Ketepatan materi untuk mencapai
tujuan pembelajaran
4. Aktualisasi materi
5. Sistematika penyajian materi
3. Kualitas audio 1. Ketepatan gerakan untuk mejelaskan isi
lagu
2. Kejelasaan musik yang digunakan
63

LEMBARAN EVALUASI UNTUK PAKAR ILMU FAAL

(BERKAITAN DENGAN PERKEMBANGAN OTAK ANAK)

Evaluasi pengembangan model aktivitas jasmani gerak dan lagu untuk


menstimulasi perkembangan otak anak usia dini

Materi : Gerak dan Lagu

Sasaran : Anak Usia Dini

Evaluator :

Tanggal :

Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat bapak/ ibu,


sebagai ahli materi terhadap model kami kembangkan. Pendapat kritik, saran dan
koreksi dari bapak/ ibu sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas model yang kami kembangkan. Sehubungan dengan hal tersebut kami
mengharap kesediaan bapak/ ibu untuk memberikan respon pada setiap
pernyataan sesuai dengan petunjuk di bawah ini:
Petunjuk:
1. Lembar evaluasi ini diisi oleh ahli materi
2. Evaluasi mencakup aspek kualitas materi berdasarkan fungsi dan manfaat,
aspek isi, kebenaran materi dan isi, komentar dan saran umum serta
kesimpulan.
3. Rentangan evaluasi mulai ”sangat baik” sampai dengan ”sangat kurang”
dengan cara memberi tanda ”” pada kolom yang tersedia.
Keterangan:
1 : sangat kurang baik/sangat kurang tepat/sangat kurang jelas
2 : kurang baik/kurang tepat/kurang jelas
3 : cukup baik/cukup tepat/cukup jelas
4 : baik/tepat/jelas
5 : sangat baik/tepat/jelas
4. Komentar, kritik, dan saran mohon dituliskan pada kolom yang telah
disediakan dan apabila tidak mencukupi mohon ditulis pada kertas tambahan
yang telah disediakan.
64

A. Aspek kualitas Materi berdasarkan fungsi dan manfaat aktivitas gerak


dan lagu

Skala Penilaian
No Aspek yang dinilai Komentar
1 2 3 4 5

1. Kejelasan materi dilihat dari


aspek perkembangan gerak
anak

2. Kebenaran isi materi

3. Kedalaman materi

4. Aktualitas materi

5. Kebenaran pemilihan kata

6. Kesesuaian Materi

7. sistematika penyajian logis

8. Ketepatan pemilihan gambar


dikaitkan dengan materi

9. Kemudahan dalam
penejelasan materi

10. Kejelasan materi dilihat dari


fungsi mengoptimalkan otak
anak melaui gerak dan lagu

B. Aspek isi materi berdasarkan prinsip-prinsip latihan untuk optimalisasi


otak :

Skala Penilaian
No Aspek yang dinilai Komentar
1 2 3 4 5

12. Materi yang dijelaskan


berdasarkan prinsip Gerakan
dilakukan dengan cukup
65

lambat

13. Materi yang dijelaskan


berdasarkan prinsip Gerakan
dilakukan secara sistematis

14. Materi yang dijelaskan


berdasarkan prinsip Gerakan
menyilang garis tengah
tubuh

15. Materi yang dijelaskan


berdasarkan prinsip Gerakan
dilakukan berulang-ulang

16. Materi yang dijelaskan


berdasarkan prinsip Gerakan
melibatkan pandangan mata

17. Materi yang dijelaskan


berdasarkan prinsip Gerakan
meliputi sendi penuh

18. Materi yang dijelaskan


berdasarkan prinsip Gerakan
melibatkan kontrol
pernafasan

19. Materi yang dijelaskan


berdasarkan prinsip Gerakan
diresapi

C. Kebenaran materi dan isi

Petunjuk:

1. Apabila terjadi mohon ditulis nomor slide keberapa pada kolom 2.

2. Pada kolom 3 ditulis jenis kesalahan, misalnya kesalahan konsep, susunan


kalimat, penggunaan gambar dan lainnya.

3. Saran untuk perbaikan mohon dituliskan dengan singkat dan jelas pada
kolom.
66

1. Perbaikan

No Bagian yang salah Jenis kesalahan Saran perbaikan


67

2. Komentar dan Saran umum

D. Kesimpulan

Pengembangan materi ini dinyatakan:

1. Layak untuk digunakan/uji coba lapangan tanpa revisi

2. Layak untuk digunakan/uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran

3. Tidak layak untuk digunakan/uji coba lapangan

Mohon diberi tanda silang pada nomor sesuai dengan kesimpulan Anda.

Pontianak, ................................

Ahli Materi

( .................................)
68

Lembar Kuesioner untuk Ahli Materi

LEMBARAN EVALUASI UNTUK AHLI MATERI

(BERKAITAN DENGAN ASPEK PEMBELAJARAN DAN MATERI)

Evaluasi pengembangan model pembelajaran aktivitas jasmani gerak dan


lagu untuk mengoptimalkan perkembangan otak anak usia dini

Materi : Gerak dan Lagu

Sasaran : Anak usia dini

Evaluator :

Tanggal :

Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat


bapak/ ibu, sebagai ahli materi terhadap model yang kami kembangkan.
Pendapat kritik, saran dan koreksi dari bapak/ ibu sangat bermanfaat untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas model yang kami kembangkan.
Sehubungan dengan hal tersebut kami mengharap kesediaan bapak/ ibu untuk
memberikan respon pada setiap pernyataan sesuai dengan petunjuk di bawah
ini:

Petunjuk:
1. Lembar evaluasi ini diisi oleh ahli materi
2. Evaluasi mencakup aspek pembelajaran, aspek isi, kebenaran materi
pembelajaran dan isi, komentar dan saran umum serta kesimpulan.
3. Rentangan evaluasi mulai ”sangat baik” sampai dengan ”sangat kurang”
dengan cara memberi tanda ”” pada kolom yang tersedia.
Keterangan:
1 : sangat kurang baik/sangat kurang tepat/sangat kurang jelas
2 : kurang baik/kurang tepat/kurang jelas
3 : cukup baik/cukup tepat/cukup jelas
4 : baik/tepat/jelas
5 : sangat baik/tepat/jelas
4. Komentar, kritik, dan saran mohon dituliskan pada kolom yang telah
disediakan dan apabila tidak mencukupi mohon ditulis pada kertas tambahan
yang telah disediakan.
69

A. Aspek Kualitas Materi Gerak dan lagu

Skala Penilaian
No Aspek yang dinilai Komentar
1 2 3 4 5

1. Kejelasan dengan rumusan aspek


perkembangan anak

2. Kesesuaian dengan aspek


perkembangan anak

3. Kesesuaian dengan standar


perkembangan anak usia dini

4. Kesesuaian dengan
perkembangan dasar anak usia
dini

5. Ketepatan pemilihan bahasa


dalam menguraikan materi

6. Kejelasan materi

7. Kemudahan memahami materi

8. Kecermatan dalam memilih


gerakan sesuai lagu

9. Kemudahan petunjuk gerak


dalam materi

10. Kesesuaian dengan materi

11 Kemudahan dalam melakukan


gerakan
70

B. Aspek isi buku petunjuk

Skala Penilaian
No Aspek yang dinilai Komentar
1 2 3 4 5

11. Kebenaran isi/konsep sesuai


dengan perkembangan anak

12. Kedalaman materi

13. Kelengkapan isi materi

14. Kejelasan materi

15. Aktualitas materi

16. Kejelasan contoh dalam


penyajian materi

19. Ketepatan pemilihan kalimat


dalam penjelasan materi

C. Aspek Perkembangan Motorik/gerak Anak

No Aspek yang dinilai Skala Penilaian Komentar

20 Gerakan melatih otot kecil


anak

21. Gerakan melatih otot besar


anak

22. Irama lagu memacu anak


bergerak

23. Anak senang melakukan


gerakan

24. Gerakan meliputi sendi


71

penuh

25. Kemampuan anak dalam


melakukan gerakan

26. Gerakan mengacu pada


perkembangan anak

27. Gerakan terkoordinasi

28. Mengacu pada kebutuhan


gerak anak

D. Kebenaran materi dan isi

Petunjuk:

1. Apabila terjadi pada aspek kualitas materi dan aspek isi materi mohon
ditulis nomor slide keberapa pada kolom 2.

2. Pada kolom 3 ditulis jenis kesalahan, misalnya kesalahan konsep, susunan


kalimat.

3. Saran untuk perbaikan mohon dituliskan dengan singkat dan jelas pada
kolom.

1. Perbaikan

No Bagian yang salah Jenis kesalahan Saran perbaikan


72

2. Komentar dan Saran umum


73

D. Kesimpulan

Model ini dinyatakan:

1. Layak untuk digunakan/uji coba lapangan tanpa revisi

2. Layak untuk digunakan/uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran

3. Tidak layak untuk digunakan/uji coba lapangan

Mohon diberi tanda silang pada nomor sesuai dengan kesimpulan Anda.

Pontianak, ................................

Ahli Materi

( .................................)
74

Lembaran Kuesioner Untuk Guru Taman kanak-kanak

(BERKAITAN DENGAN ASPEK PEMBELAJARAN DAN MATERI)

Evaluasi pengembangan model pembelajaran aktivitas jasmani gerak dan lagu


untuk mengoptimalkan perkembangan otak anak usia dini

Materi : Gerak dan Lagu

Sasaran : Anak usia dini

Evaluator :

Tanggal :

Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat bapak/ ibu,


terhadap model yang kami kembangkan. Pendapat kritik, saran dan koreksi dari
bapak/ ibu sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
model yang kami kembangkan. Sehubungan dengan hal tersebut kami mengharap
kesediaan bapak/ ibu untuk memberikan respon pada setiap pernyataan sesuai
dengan petunjuk di bawah ini:

Petunjuk:
1. Lembar evaluasi ini diisi oleh ahli materi
2. Evaluasi mencakup aspek pembelajaran, aspek isi, kebenaran materi
pembelajaran dan isi, komentar dan saran umum serta kesimpulan.
3. Rentangan evaluasi mulai ”sangat baik” sampai dengan ”sangat kurang”
dengan cara memberi tanda ”” pada kolom yang tersedia.
Keterangan:
1 : sangat kurang baik/sangat kurang tepat/sangat kurang jelas
2 : kurang baik/kurang tepat/kurang jelas
3 : cukup baik/cukup tepat/cukup jelas
4 : baik/tepat/jelas
5 : sangat baik/tepat/jelas
4. Komentar, kritik, dan saran mohon dituliskan pada kolom yang telah
disediakan dan apabila tidak mencukupi mohon ditulis pada kertas tambahan
yang telah disediakan.
75

A. Aspek Perkembangan Motorik/gerak Anak

No Aspek yang dinilai Skala Penilaian Komentar

20 Gerakan melatih otot kecil


anak

21. Gerakan melatih otot besar


anak

22. Irama lagu memacu anak


bergerak

23. Anak senang melakukan


gerakan

24. Gerakan meliputi sendi


penuh

25. Kemampuan anak dalam


melakukan gerakan

26. Gerakan mengacu pada


perkembangan anak

27. Gerakan terkoordinasi

28. Mengacu pada kebutuhan


gerak anak
76

B. Kebenaran materi dan isi


Petunjuk:
1. Apabila terjadi pada aspek isi materi mohon ditulis nomor slide keberapa
pada kolom 1.
2. Pada kolom 2 ditulis jenis kesalahan, misalnya kesalahan konsep, susunan
kalimat.
3. Saran untuk perbaikan mohon dituliskan dengan singkat dan jelas pada
kolom.

Perbaikan

No Bagian yang salah Jenis kesalahan Saran perbaikan


77

C. Komentar dan Saran umum

D. Kesimpulan

Model ini dinyatakan:

1. Layak untuk digunakan/uji coba lapangan tanpa revisi

2. Layak untuk digunakan/uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran

3. Tidak layak untuk digunakan/uji coba lapangan

Mohon diberi tanda silang pada nomor sesuai dengan kesimpulan Anda.

Pontianak,,

Guru Taman kanak-kanak

( .................................)
78

STANDAR KOMPETISI, KOMPETISI DASAR HASIL BELAJAR DAN INDIKATOR

Standar kompetensi, kopetensi dasar, hasil belajar dan indikator ini berdasarkan standar perkemabangan dasar pendidikan anak
usia dini, kurikulum 2004 standar kompetensi taman kanak-kanak (TK)

1. FISIK/MOTORIK
STANDAR KOMPETENSI
HASIL BELAJAR INDIKATOR
KOMPETENSI DASAR
Anak mampu melakukan Kemampuan Mampu melakukan gerak di • Melakukan gerak keseimbangan pada saat
gerakan tubuh secara melakukan koordinasi tempat (gerak dasar non duduk dan berdiri
terkoordinasi dalam rangka gerak, keterampilan lokomotor) dalam permainan • Memutar dan mengayunkan lengan
kelenturan, kelincahan dan gerak dasar sederhana sederhana • Menarik dan mendorong benda
keseimbangan, serta melatih untuk meningkatkan • Meliukkan tubuh
keberanian keleturan, • Membungkukkan badan
keseimbangan dan
kelincahan.
Mampu melakukan gerakan • Berjalan ke berbagai arah dengan berbagai
berpindah tempat (gerak dasar cara, misalnya; berjalan maju di atas garis
lokomotor) dalam permainan lurus, berjalan di atas papan titian, berjalan ke
sederhana depan dengan tumit, berjalan ke depan jinjit,
berjalan mundur
• Melompat ke berbagai arah dengan satu atau
dua kaki
• Meloncat dari ketinggian 30 - 50 cm
• Memanjat, bergantung dan berayun
• Berdiri dengan tumit, berjalan di atas satu kaki
dengan seimbang
• Berlari sambil melompat dengan seimbang
79

STANDAR KOMPETENSI
HASIL BELAJAR INDIKATOR
KOMPETENSI DASAR
tanpa jatuh.
• Merayap dan merangkak dengan berbagai
variasi
Melakukan gerak dasar • Melambungkan berbagai objek berbagai
memainkan benda (motorik kasar) bentuk dan ukuran dengan satu atau dua tangan
dalam pemainan sederhana secara sederhana
• Senam fantasi bentuk meniru. Misal :
Menirukan berbagai gerakan hewan,
menirukan gerakan tanaman, yang terkena
angin (sepoi-sepoi dan angin kencang dan
kencang sekali) dengan lincah.
• berjalan dan berlari)
80

2. SENI

STANDAR KOMPETENSI
HASIL BELAJAR INDIKATOR
KOMPETENSI DASAR
Anak mampu Kemampuan Dapat mengekspresikan diri dalam • Mengekspresikan berbagai gerakan
mengekspresikan diri mengekspresikan diri bentuk gerak sederhana kepala, tangan atau kaki sesuai dengan
dan ber- kreasi dengan dan berkreasi dengan irama musik/ritmik dengan lentur.
berbagai gagasan, berbagai gagasan • Bergerak bebas dengan irama musik
imajinasi dan imajinasi dan Menari menurut irama musik yang
menggunakan berbagai menggunakan berbagai didengar
media/bahan menjadi media/ bahan menjadi
suatu karya seni. suatu karya seni

Dapat menyayi dan memainkan


alat musik sederhana  Menyanyi lebih dari 20 lagu anak-anak
81

Aktivitas Jasmani Gerak Dan Lagu untuk

Mengoptimalkan Perkembangan Otak

Anak Usia Dini

OLEH :

SULISTYA MEGAWATI
NIM 512110007

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN


PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN OLAHRAGA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
IKIP-PGRI PONTIANAK
2021
82

Mengoptimalkan perkembangan otak anak melalui aktivitas jasmani gerak


dan lagu
Pendidikan TK merupakan suatu kebutuhan bagi anak didik usia 4-6
tahun, pendidikan prasekolah membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani anak didik diluar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan
dasar. Sehubungan dengan itu, maka pendidikan anak TK bagi anak usia 4-6
tahun bertujuan membantu meletakan dasar kearah perkembangan sikap,
pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam
menyesuaikan diri dengan lingkunganya dan untuk pertumbuhan serta
perkembangan selanjutnya. Berdasarkan dengan judul yang dibuat peneliti ingin
mengembangkan produk aktivitas jasmani gerak dan lagu untuk mengoptimalkan
perkembangan otak anak, diketahui dewasa ini pembelajaran di sekolah
cenderung berpihak pada salah satu bagian otak saja (otak kiri) maka peneliti
berusaha mengembangkan produk akitivas gerak dan lagu yang dapat
mengembangkan kedua belahan otak, sesuai dengan karakterisitik anak usia dini
yang aktif bergerak dan identik dengan aktivitas bermain, maka peneliti
mendesain aktivitas ini menjadi aktivitas yang menarik, mudah diikuti dan tidak
membosankan, dan diharapkan dengan dikembangkan model aktivitas jasmani
gerak dan lagu ini perkembangan anak dapat berjalan dengan baik dan optimal
serta harapan khusus dari aktivitas ini yaitu untuk mengoptimalkan perkembangan
otak dapat terwujud.

Unsur-unsur akitivitas gerak dan lagu untuk mengoptimalkan otak anak


Otak perlu dipelihara baik secara struktural maupun fungsional.
Pemeliharaan secara struktural dilakukan dengan mengalirkan darah, oksigen, dan
energi yang cukup ke otak. Dengan terpeliharanya struktur otak, fungsi otak pun
akan lebih optimal. Pemeliharaan fungsional otak dapat dilakukan dengan
berbagai proses belajar, diantaranya belajar gerak, belajar mengingat, belajar
merasakan, belajar melihat, dan lain sebagainya.
Semua proses belajar tersebut akan selalu merangsang pusat-pusat otak.
Terapi gerak yang terstruktur dan terprogram bermanfaat merangsang berbagai
83

pusat belajar di otak. Gerakan yang menyebabkan fungsi belahan otak kiri dan
kanan bekerjasama akan memperkuat hubungan antara kedua belahan otak.
Gerakan-gerakan menyilang garis tengah tubuh dapat mengintegrasikan kedua
belahan otak sehingga otak mampu mengorganisasi dirinya sendiri. Saat siswa
melakukan aktivitas gerak menyilang, aliran darah di semua bagian otak
meningkat, sehingga dapat memperkuat proses belajar. Hal ini dimungkinkan
karena dengan aktivitas tersebut akan menyatukan daerah motorik dan kognitif di
otak, yaitu serebelum, ganglia basalis, dan korpus kalosum yang selanjutnya dapat
menstimulasi produksi neurotropin yang dapat menambah jumlah koneksi
sinapsis (Jean Blaydes, 2001). Gerakan mata yang mengikuti gerakan tangan akan
melatih hubungan antara pusat penglihatan dan pusat gerakan. Latihan
keseimbangan akan merangsang beberapa bagian otak yang mengatur
keseimbangan, seperti otak kecil, pusat gerakan di area dahi (lobus frontalis) di
otak besar, pusat rasa sikap dan rasa gerakan di area ubun-ubun (lobus parietalis).
Caterino & Polc, 1999 dalam Jean Blaydes (2001) meneliti manfaat kognitif
latihan fisik menemukan bahwa konsentrasi dan fokus mental anak-anak
meningkat sesudah melakukan aktivitas fisik yang terstruktur. Latihan-latihan ini
mempunyai efek pada lobus frontalis otak yang berguna untuk konsentrasi mental,
perencanaan, dan pengambilan keputusan. Penemuan itu sejalan dengan pendapat
presiden Council of Fitness bahwa melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari
dapat menstimulasi otak. Kinoshita (1997) dalam Jean Blaydes (2001)
mengemukakan bahwa latihan dapat memicu pelepasan BDNF (brain-derived
neurotropic factor), yang memungkinkan satu neuron berkomunikasi dengan
neuron lainnya.
Terapi gerak untuk optimalisasi otak merupakan penyelarasan fungsi
gerak, pernafasan, dan pusat berpikir (memori, imajinasi). Rangkaian gerakan
yang disusun melibatkan pusat-pusat gerakan otot di otak (homunculus cerebri),
corpus callosum yang menghubungkan kedua belahan otak berupa gerakan
menyilang, dan pusat-pusat pengendali yang lebih tinggi di otak.
Rangkaian gerak dalam rangka optimalisasi otak disusun dengan memperhatikan
konsep dan kaidah neurosains, anatomi dan fisiologi. Unsur geraknya melibatkan
84

pertimbangan seni tari, kinesiologi, serta gerakan sederhana yang mudah


dipahami dan menyenangkan, sedangkan unsur kebugaran disesuaikan dengan
proses fisiologi pernafasan dan sistem peredaran darah yang diselaraskan dengan
pola gerakan yang menstimulasi pusat-pusat belajar di otak. Menurut Paul (2004),
kegiatan optimalisasi otak disusun untuk menstimulasi (dimensi lateralitas),
meringankan (dimensi pemfokusan), dan merelaksasi (dimensi pemusatan).
Dimensi lateralitas ditujukan untuk belahan otak kanan dan kiri, dimensi
pemfokusan untuk bagian belakang otak (batang otak) dan bagian depan otak
(lobus frontalis), serta dimensi pemusatan untuk sistem limbik (midbrain) dan
otak besar (korteks serebri).
Prinsip-prinsip latihan untuk optimalisasi otak adalah:
a. gerakan lambat. Hal ini untuk menyelaraskan pola gerak otot, gerak
pernafasan, dan metabolisme bagian-bagian otak yang terstimulasi.
b. gerakan dari bawah ke atas. Hal ini sesuai dengan sistematika gerak dengan
tujuan melatih bagian-bagian otot yang lebih kecil sampai otot yang lebih
besar. Manfaat yang bisa diperoleh yaitu supaya gangguan-gangguan terutama
gerakan halus dan kasar dapat diperbaiki.
c. gerakan menyilang garis tengah tubuh. Hal ini untuk menyelaraskan
kedua belahan otak kanan dan kiri.
d. gerakan dilakukan berulang-ulang. Hal ini penting sekali agar stimulasi
gerak dapat terekam dalam otak melalui jaras proprioseptif (melatih rasa
sendi).
e. melibatkan pandangan mata. Setiap gerakan yang dilakukan tangan maupun
kaki selalu melibatkan pandangan mata. Hal ini berhubungan dengan
gangguan konsentrasi visual dan kemampuan visuospasial (mengenal ruang).
f. gerak sendi penuh. Gerakan harus dilakukan sampai batas maksimal sendi.
g. gerakan melibatkan kontrol pernafasan. Dalam latihan, pernafasan selalu
dilakukan secara teratur pada setiap gerakan. Hal ini penting untuk mencapai
oksigenasi yang optimal menuju otak dan untuk relaksasi.
85

h. gerakan diresapi. Hal ini untuk mencapai harmonisasi antara gerak (otot dan
sendi), otak, dan emosi, karena tujuan akhir latihan optimalisasi otak adalah
tercapainya keseimbangan antara fungsi otak, kerja otot, dan stabilisasi emosi.
86

Aktivitas jasmani gerak dan lagu


1. Lagu pelangi-pelangi
Sebelum menyanyi,guru menceritakan tentang pelangi, sehingga anak
dapat membayangkan tentang pelangi.
Setelah itu anak ddi pandu untuk menyanyikan lagu pelangi-pelangi
sambil bergerak mengikuti nyanyian:
Pelangi-pelangi
“Alangkah indahmu
merah kuning hijau
dilangit yang biru
Pelukismu agung
Siapa gerangan
Pelangi
Pelangi ciptaan Tuhan”
(lagu dapat diulang 2 sampai 3 kali)
Deskripsi :
Pada saat awal lagu:
Anak menyanyikan lagu pelangi dengan bergerak sesuai lagu Awal lagu
anak bergerak kesamping kiri dan kanan
Lirik dan gerakan:
Pelangi-pelangi Alangkah indahmu : Dengan tangan menyilang kearah
atas seolah-olah anak sedang melihat pelangi dan padangan mata anak
tertuju pada tangan yang bergerak dari atas kebawah tubuh.
Merah kuning hijau: Pada saat menyebutkan warna merah kuning hijau,
anak-anak menggayunkan tangan, sedangkan jari telunjuk diangkat keatas
dilangit yang biru : anak mengangkat tangan dan jari telunjuk
menunjuk langit biru
Peluksimu agung siapa gerangan : dua jari telunjuk di gerakan dan tangan
digerakan
87

pelangi-pelangi : tangan kiri membuat gerakan melengkung dari


samping kanan badan, dan sebaliknya tangan kanan membuat gerakan
melengkung ke samping kiri badan
ciptaan tuhan : tangan digerakan di depan badan
2. Sebelumnya guru menjelaskan dulu tentang anggota badan dan fungsinya
kemudia guru mengajar anak-anak untuk melakukan aktivitas gerak dan
lagu.
Dua mata saya
Dua mata saya
Hidung saya satu
Dua kaki saya pakai sepatu baru
Duakuping saya yang kiri dan kanan
Satu mulut saya tidk berhenti makan”
Deskripsi gerakan:
Dua mata saya : tangan mengangkat dua jadi dan tangan menunjuk mata
Hidung saya Satu :tangan mengangkat satu jari dan
tangan menunjuk hidung
Dua kaki saya pakai sepatu baru : tangan menunjuk dua jari menunjuk
kearah kaki sedangkan kaki di
ayunkan menyilang tubuh kaki kiri di
ayunkan ke kanan dan kaki kanan di
ayunkan kekiri.
Dua kuping saya : tangan menunjuk angka dua tangan
menunjuk kuping
Yang kiri dan kanan : tangan kanan memegang kuping kiri,tangan kiri
memegang kuping kanan
Satu mulut saya : tangan menunjuk mulut
tidak : gerakan tangan menyilang (ungkapan tidak)
berhenti makan : tangan melakukan gerakan makan.
Deskripasi gerakan:
88

 Awal lagu : anak –anak melakukan gerakan jalan di tempat dan


mengoyangkan leher kesamping kiri dan kanan.
 guru dan anak-anak menyanyikan lagu dua mata saya dan
seterusnya..sambil menunjukan anggota tubuh sesuai nyanyian.
3. Sebelumnya guru mengajak anak-anak agar bisa menunjukan anggota
badan dengan benar, setelah itu guru memimpin anak untuk melakukan
aktivitas gerak dan lagu.
Kepala pundak lutut kaki
Kepala pundak lutut kaki lutut kaki
Kepala pundak lutut kaki lutut kaki
Daun telingga mata hidung dan pipi
Kepala pundak lutut kaki”
Deskripsi gerakan:
Kepala : tangan memegang kepala
Pudak : tangan memegang pundak
Lutut : tangan memegang lutut
Kaki :tangan memegang kaki
Daun telingga :tangan memegang daun telingga
Mata : tangan memegang mataa
hidung : tangan memegang hidung
pipi :tangan memegang pipi.
4. Sebelumnya guru bertanya siapa yang punya topi dirumah, bagaimana
bentuk topi yang anak-anak punya, setelah itu anak-anak diajak untuk
menyanyi.
Topi saya bundar
Topi saya bundar
Bundar topi saya
Kalau tidak bundar
bukan topi saya
Deskripsi gerakan:
Topi : pegang kepala
89

Saya : menunjuk diri sendiri


bundar : tangan membentuk bundaran
Bundar : tangan membentuk bundaran
Topi : pegang kepala
Saya : menunjuk diri sendiri
Kalau tidak : jari telunjuk di goyangkan
Bundar: tangan membentuk bundaran
Bukan: tangan di silangkan (bertanda tidak)
Topi : memegang kepala
Saya: menunjuk diri sendiri
Setelah itu anak-anak di pandu mencoba menyanyi lagu topi saya, tetapi
kata topi di hilangkan (diganti dengan gumanan).
Kalau anak mampu menyanyi dengan salah satu kalimat dihilangkan, guru
memandu anak untuk menyanyi dengan menghilangkan kata bundar, dan
seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai