Anda di halaman 1dari 9

STUDI LITERATUR TENTANG PENGEMBANGAN

MODEL PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN


ATLETIK TINGKAT SEKOLAH DASAR

Tarlina1, Suhairi2
1
Program Magister Pendidikan Olahraga, Fakultas Pendidikan dan Kesehatan Olahraga, Jl.
Ampera No.88 Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia
2
Program Magister Pendidikan Olahraga, Fakultas Pendidikan dan Kesehatan Olahraga, Jl.
Ampera No.88 Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia
1
tarlina.lina@gmail.com

Abstrak
Tujuan dari penulisan literatur riview ini adalah: Untuk Mencari persamaan,
kelebihan dan kekurangan penelitian dengan literature review. Jenis penelitian adalah
penelitian kuantitatif desain studi literature rieview, Desain penelitian studi literature,
literature atau sistematik review. Berdasarkan literature review dari 3 jurnal dapat
diambil kesimpulan bahwa pengembangan model pembelajaran harus menyesuaikan
dengan karakteristik kemampuan dan perkembangan anak. untuk menyesuaikan
dengan karakteristik dan perkembangan anak-anak Sekolah Dasar, maka atletik harus
dikembembangkan pada aspek permainan, karena ini merupakan bagian dari
kehidupan anak. Selain itu dalam penyusunan model permainan harus dikenalkan
juga dengan unsur-unsur gerak secara menarik dan menyenangkan. Materi juga
disusun dan dipilih sesederhana mungkin menyesuaikan usia anak dan tingkat
perkembangannya. Pendekatan atau penyampaian kepada anak dalam suasana
kegembiraan dan diperkuat dengan dorongan berkompetisi baik yang menyangkut
perkembangan kognitif, emosional maupun perkembangan geraknya.

Kata kunci: Pengembangan model, Pembelajaran Atletik, Permaianan

PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU RI No. 20, 2003).
Pendidikan jasmani adalah suatu alat bantu untuk mendidik anak. Para ahli
sepakat, bahwa pendidikan jasmani merupakan “alat” untuk membina anak muda
agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani
yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat disepanjang hayatnya (Rusli
Lutan, 2002).
Anak usia sekolah dasar merupakan usia yang dalam pertumbuhan yang
sangat pesat baik pertumbuhan fisik maupun kognitifnya, untuk meningkaatkan
pertumbuhan tersebut, maka perlu dibantu melalui berbagai keterampilan gerak,
terutama pada pengembangan gerak dasar yang terdapat pada cabang olahraga
atletik. Untuk itu Pengembangan gerak dasar yang terdapat pada cabang atletik
harus sudah diberikan sedini mungkin pada anak. Menurut Balesteros dalam
(Sukirno, 2017) menyatakan bahwa anak usia 7 s.d 8 tahun sangat pekak
diberikan berbagai latihan ketangkasan dalam membantu pertumbuhan fisik anak.
Materi yang akan disampaikan, akan dipilih sesederhana mungkin
disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan anak. Kemudian dikemas ke
dalam bentuk permainan yang mudah dilaksanakan karena gerakannya dipilih
yang sesederhana mungkin, untuk mendapatkan gerakan yang efektif, maka perlu
dikenalkan sejak dini melalu pengembangan gerak yang berkaitan dengan
anatomis manusia yang berkaitan erat dengan komponen gerak tersebut harus
sesuai degan ilmu gerak (kinesiologi).
Pengembangan gerak disini seperti pengembangan gerak jalan,
pengembangan gerak lari, pengembangan gerak lompat dan pengembang gerak
lempar & tolak, agar mereka tumbuh secara efektif. Gerak dasar yang dimaksud
pada penelitian ini adalah pondasi gerak untuk belajar berbagai pengembangan
pada cabang olahraga atletik, yang terdiri dari cara jalan, lari, lompat dan lempar.
Berkaitan dengan ayunan tangan dan kaki, termasuk keseimbangan tubuh yang
sangat penting dalam melakukan gerakan yang. Sikap dasar yang dibentuk melalui
pengembangan gerak dasar, dibarengi untuk berani, mematuhi peraturan, dan
mendorong anak untuk partisipasi aktif, dalam melakukan semua gerakan yang
dipelajari.
Berdasarkan fakta lapangan selama mengajar, kondisi nyata yang dialami
dilapangan seperti tidak memiliki lapangan yang memadai dan alat-alat olahraga
yang belum memadai untuk kegiatan pembelajaran Penjasorkes, dalam
melaksanakan pembelajaran Penjasorkes dilakukan di halaman depan sekolah.
Sarana dan prasarana pendidikan jasmani terutama dalam pembelajaran atletik,
yang tidak lengkap sangat berpengaruh pada tingkat aktivitas dan kegiatan
pembelajaran gerak dasar atletik yang sangat dibutuhkan oleh siswa Sekolah
Dasar.
Jelas dari gambaran tersebut, proses pembelajaran atletik menjadi kurang
efektif sehingga mengakibatkan target kurikulum tidak terpenuhi. Situasi dan
kondisi seperti ini sudah berjalan cukup lama dan sekolah sampai saat ini belum
bisa memenuhi sarana dan prasarana pendidikan atletik sampai batas yang cukup
memadai atau kondisi ideal. Hal ini bisa dimengerti, karena sekolah mempunyai
kebutuhan yang sangat banyak dan hampir semuanya mempunyai tingkat
kebutuhan yang mendesak untuk dipenuhi oleh sekolah. Sehingga menuntut
sekolah untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan atletik sesuai dengan
kondisi ideal, merupakan suatu yang dapat menimbulkan gejolak dan iklim yang
tidak kondusif di sekolah. Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin mereview
beberapa jurnal yang berkaitan dengan judul yang telah ditentukan oleh penulis
yaitu pengembangan model permainan dalam pembelajaran atletik tingkat
Sekolah Dasar.

METODE
Jenis penelitian yang di gunakan pada penelitian ini yaitu penelitian
kuantitatif desain studi literature rieview. Penelitian ini menggambarkan dan
menjelaskan pengembangan model antara variabel berdasarkan teori dan hasil
penelitian yang sudah ada.
Desain penelitian ini adalah penelitian studi literature, literature atau
sistematik review di gunakan untuk menganalisis dan menilai suatu hasil
penelitian yang relevan secara kritis. Hasil penilaian literature review dapat
menghasilkan keputusan yang di buat untuk memasukkan atau menyampingkan
studi sehingga data final yang di gunakan untuk analisa berasal dari studi yang
berkualitas dan dapat di percaya (Holly et al, 2012).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengumpulan jurnal menggunakan situs jurnal yaitu Google Scholar.
Terdapat 3 jurnal yang akan di review dengan masalah penelitian. 3 jurnal tersebut
menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan modifikasi model R&D dari
Borg & Gall.
Tabel 3.1 Jurnal
No Nama penulis Judul Metode, populasi Hasil Studi
dan Tahun atau sampel
1 Putri Cicilia Pengembangan M: Research and Permainan secara
Kristina model Development. keseluruhan dinyatakan
(2019) pembelajaran layak dan efektif dalam
atletik berbasis P/S: anak Sekolah mengembangkan gerak
permainan di Dasar usia 7 s.d dasar atletik melalui
sekolah dasar 12 tahun di Kota permainan kecil untuk
Palembang anak usia 7 s.d 12 tahun.
Produk hasil penelitian
berupa buku pedoman
gerak dasar atletik
berbasis permainan kecil
dan tradisional. Hasil
penelitian membuktikan
bahwa, Pengembangan
model pembelajaran
gerak dasar atletik
berbasis permainan,
untuk anak usia 7 s.d 12
tahun telah dinyatakan
valid oleh ahli belajar
motorik, ahli aktifitas
fisik dan praktisi
pendidikan anak usia
Sekolah Dasar (SD).
Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa
model pembelajaran
gerak dasar berbasis
permainan kecil dan
tradisonal terbukti 85%
dapat meningkatkan
kemampuan gerak dasar
atletik sekaligus
meningkatkan motivasi,
mebangun rasa percaya
diri serta keberanian.
2 Siskaryanti Pengembangan M: Tujuan Penelitian ini
(2016) Model pengembangan untuk mengembangkan
Pembelajaran Borg and Gall model pembelajaran
Atletik Dengan atletik dengan
Pendekatan P/S: Sekolah pendekatan permaianan
Permainan Dasar Negeri yang berbasis budaya
Berbasis Budaya Jambangan 02 local pada Sekolah
Lokal Pada Siswa Kecamatan Dasar kelas V semester
Sekolah Dasar dampit Kabupaten 1 78,33 % siswa
Kelas V Semester Malang. pelajaran atletik tidak
1 menggunakan
pembelajaran dengan
permainan. peresentase
78,00 %. Dari aspek
peralatan permainan
disarankan agar
menggunakan peralatan
yang nyaman dan aman
untuk digunakan. Ahli
pembelajaran diperoleh
perentase 70,00 %
sehingga Model
Pembelajaran atletik
dengan pendekatan
permainan adalah
berupa Model
pembelajran dapat
digunakan sebagai
media pembelajaran
Lari dan Lompat dengan
criteria baik.
3 Tika Pengembangan M: metode Hasil penelitian ini yaitu
Musiandi Pembelajaran kuantitatif dengan 1) telah menghasilkan
(2020) Atletik Melalui pendekatan model pembelajaran
Pendekatan modifikasi model Atletik melalui
Permainan R&D dari Borg & pendekatan permainan
Tradisional Gall. tradisional Sumatera
Sumatera Selatan Selatan, 2) persentase
P/S: anak Sekolah keterlaksanaan 98,33%
Dasar di Sumatera sehingga sangat layak
Selatan digunakan. Harapannya
menjadi salah satu
alternatif dalam
pembelajaran Atletik
Kelas V Sekolah Dasar.
Sumber : Analisis Jurnal Literatur

Jurnal tersebut melaporkan bahwa adanya model pembelajaran Atletik


melalui pendekatan permainan, yang di akan jabarkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.2 Gambaran hasil pengembangan model pembelajaran Atletik
melalui pendekatan permainan
No Nama penulis Hasil pengembangan model Kesimpulan
dan Tahun pembelajaran
1 Putri Cicilia Hasil produk memiliki Penelitian ini telah
Kristina efektifitas yang sangat baik menghasilkan sebuah produk
(2019) sesudah perlakuan. berupa panduan model
pembelajaran pengembangan
gerak dasar atletik berbasis
permainan pada anak usia 7s.d
12 tahun
2 Siskaryanti Pengembangan model Hasil penelitian ini Masih
(2016) pembelajaran ini terdiri dari memerlukan evaluasi dan
6 model permainan ujicoba pada subyek yang
disesuaikan dengan materi lebih besar atau lebih luas.
lari dan lompat. Untuk Masih perlu penelitian lebih
model I berisi permainan lanjut mengenai keefektipan
berburu, model II produk yang dikembangkan.
permainan M, model III
permainan sumpit estafet,
model IV perminan perang
balon, model V permainan
tabong, model VI
permainan ambil pita.
3 Tika Memetakan permainan Kesimpulan penelitian ini
Musiandi tradisional Sumatera adalah 1) telah menghasilkan
(2020) Selatan sesuai ketercapaian model pembelajaran Atletik
pembelajaran sebagai melalui pendekatan permainan
berikut: 1) Balap Kelereng, tradisional Sumatera Selatan,
permainan ini difokuskan 2) persentase keterlaksanaan
kepada pembelajaran 98,33% sehingga sangat layak
atletik cabang jalan cepat, digunakan.
2) Gudang Kero, di
maksudkan untuk
pembelajaran atletik
cabang lari, 3) Bintang
Beralih, untuk
pembelajaran atletik
cabang lompat jauh, 4)
Yeye, di gunakan untuk
cabang lompat tinggi, 5)
Damri, untuk pembelajaran
atletik cabang tolak peluru,
6) Bintang Tujuh, di
fokuskan pada lempar
lembing.

Menurut Borg dan Gall (1983) dalam Sugiyono (2009) penelitian


pengembangan adalah suatu proses yang banyak digunakan dalam pendidikan dan
pembelajaran, yang pada dasarnya prosedur penelitian pengembangan terdiri dari
dua tujuan utama, yaitu: (1) mengembangkan produk dan, (2) menguji keefektifan
produk untuk mencapai tujuan. Tujuan pertama disebut sebagai fungsi
pengembangan, sedangkan tujuan kedua disebut sebagai fungsi validasi. Model
adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses.
Model merupakan replikasi dari aslinya. Menurut (Santyasa, 2009) Model
Pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan produk yang akan
dihasilkan. Model adalah sesuatu yang dapat menunjukkan suatu konsep yang
menggambarkan keadaan sebenarnya.
Menurut studi literature review menyatakan terdapat 2 penelitian yang hasil
pengembangan model permainannya memiliki efektifitas untuk digunakan.
Penelitian Putri Cicilia Kristina (2019) dengan judul Pengembangan model
pembelajaran atletik berbasis permainan di sekolah dasar menyatakan penelitian
ini menghasilkan sebuah produk berupa panduan model pembelajaran
pengembangan gerak dasar atletik berbasis permainan pada anak usia 7 s.d 12
tahun. Hal ini dapat terlihat dari hasil persentase keberhasilan sebesar 85% artinya
68 anak berhasil dalam tes yang diberikan. Hal tersebut juga dapat ditunjukkan
dengan hasil uji-t menunjukkan adanya peningkatan yang sangat signifikan.
Adapun penelitian Tika Musiandi (2020) dengan judul Pengembangan
Pembelajaran Atletik Melalui Pendekatan Permainan Tradisional Sumatera
Selatan menyatakan layak untuk digunakan sebagai model pembelajaran dengan
bukti persentase keterlaksanaan 98,33% sehingga sangat layak digunakan.
Penelitian Putri Cicilia Kristina (2019) menghasilkan 20 model
pembelajaran yang mengalami revisi dari ahli maka di lanjutkan dengan uji kecil
terbatas. Berdasarkan evaluasi uji coba terbatas yang dilakukan dapat
disimpulkan: 1) penyusunan tingkat kesulitan dimulai dari gerakan dan permainan
dari yang mudah ke yang sulit, dari hal yang ringan ke berat, dan sederhana ke
komplek. 2) pengoptimalan waktu pelaksanaan dan keamanan. 3) pengembangan
gerak dasar dari pengembanan jalan, lari, lompat dan lempar dilakukan melalui 20
permainan yang dilakukan oleh anak.
Pada umumnya anak sangat suka dengan permainan atletik, karena
permainan atletik merupakan gerak dasar, yang terdiri dari cara jalan, lari, lompat
dan lempar. Sehingga pengembangan model pembelajaran atletik untuk anak
sekolah dasar sangat tepat dengan permainan. Dimana pertumbuhan anak lakii-
laki pada usia Sekolah Dasar (SD) 7 s.d 12 tahun sudah mencapai 81, %.
Sedangkan pertumbuhan anak laki-laki terhenti pada usia 20 tahun, jadi
pertumbuhan anak lakii-laki pada usia 12 tahun pertumbuhannya tinggal 19%.
Pertumbuhan anak perempuan pada usia 12 tahun sudah mencapai 88,4%. Dimana
pertumbuhan anak perempuan terhenti pada usia 19 tahun. Jadi pertumbuhan anak
perempuan pada usia 12 tahun tinggal 11,6%.
Penelitian Tika Musiandi (2020) Memetakan permainan tradisional
Sumatera Selatan sesuai ketercapaian pembelajaran sebagai berikut: 1) Balap
Kelereng, permainan ini difokuskan kepada pembelajaran atletik cabang jalan
cepat, 2) Gudang Kero, di maksudkan untuk pembelajaran atletik cabang lari, 3)
Bintang Beralih, untuk pembelajaran atletik cabang lompat jauh, 4) Yeye, di
gunakan untuk cabang lompat tinggi, 5) Damri, untuk pembelajaran atletik cabang
tolak peluru, 6) Bintang Tujuh, di fokuskan pada lempar lembing.
Pada penelitian Tika Musiandi (2020) Sarana dan prasarana di kembangkan
lagi, menggunakan media yang lebih menarik dan menstimulus faktor kognitif
anak kelas lima sekolah dasar. Model permainan ini juga di susun dalam beberapa
pos. pembagian pos bertujuan agar guru mampu mengakomodir semua kebutuhan
gerak anak. permainan yang dikembangkan dapat mampu mendorong aspek
kognitif, afektif dan psikomotor siswa.
Dalam pengembangan model pembelajaran harus menyesuaikan dengan
karakteristik, kemampuan dan perkembangan anak. untuk menyesuaikan dengan
karakteristik dan perkembangan anak-anak Sekolah Dasar, maka atletik harus
dikembembangkan pada aspek permainan, karena ini merupakan bagian dari
kehidupan anak. Terutama bagi anak yang kurang berbakat, atletik disajikan
dalam bentuk permainan menjadi kegiatan yang menarik. agar sejak awal unsur-
unsur gerak dasar atletik dapat diperkenalkan kepada anak secara menarik dan
menyenangkan. Permainan atletik berisikan seperangkat teknik dasar atletik
berupa: jalan, lari, lompat dan lempar yang disajikan dalam bentuk permainan
yang bervariasi dengan memperkaya perbendaharaan gerak dasar anak-anak
(Bahagia, 2005).

SIMPULAN
Berdasarkan literature review dari 3 jurnal dapat diambil kesimpulan bahwa
pengembangan model pembelajaran harus menyesuaikan dengan karakteristik
kemampuan dan perkembangan anak. untuk menyesuaikan dengan karakteristik
dan perkembangan anak-anak Sekolah Dasar, maka atletik harus
dikembembangkan pada aspek permainan, karena ini merupakan bagian dari
kehidupan anak. Selain itu dalam penyusunan model permainan harus dikenalkan
juga dengan unsur-unsur gerak secara menarik dan menyenangkan. Materi juga
disusun dan dipilih sesederhana mungkin menyesuaikan usia anak dan tingkat
perkembangannya. Pendekatan atau penyampaian kepada anak dalam suasana
kegembiraan dan diperkuat dengan dorongan berkompetisi baik yang menyangkut
perkembangan kognitif, emosional maupun perkembangan geraknya.

DAFTAR PUSTAKA
Bahagia, Y. (2005). Implementasi Pembelajaran Atletik. Jakarta.
Holly, C., Salmod, S, W., Saimbert, M, K., 2012. Comprehensive Systematic
Review for Advanced Nursing Practices, New York: Spinger Publishing
Company.
Kristina, Putri. (2019). Pengembangan Model Pembelajaran Atletik Berbasis
Permainan Di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Keolahragaan, 10(2), 9-111.
Musiandi, Tika. (2020). Pengembangan Pembelajaran Atletik Melalui Pendekatan
Permainan Tradisional Sumatera Selatan. Jurnal Olympia, 2(1), 29-37.
Rusli Lutan. 2000. Strategi Belajar Mengajar Penjas. Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP
Setara D-III Tahun 2000.
Santyasa, I Wayan. (2009). Metode Penelitian Pengembangan dan Teori
Pengembangan Modul. Makalah Disajikan dalam Pelatihan Bagi Para Guru
TK, SD, SMP, SMA, dan SMK Tanggal 12-14 Januari 2009, Di Kecamatan
Nusa Penida kabupaten Klungkung
Siskariyanti. (2016). Pengembangan Model Pembelajaran Atletik Dengan
Pendekatan Permainan Berbasis Budaya Lokal Pada Siswa Sekolah Dasar
Kelas V Semester 1. Jurnal Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
(Penjaskesrek), 3(2), 41-50.
Sugiyono. (2009) Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan, R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukirno. (2017). Dasar-Dasar Atletik dan Latihan Fisik Menuju Prestasi Tinggi.
Palembang: Unsri Press
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai