Proposal Penelitian
diajukan oleh
Lahidi
Nim : 1804060008
1
2021
2
A. Latar Belakang
Olahraga merupakan salah satu pelajaran wajib yang diajarkan mulai dari
tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai dengan tingkat Sekolah Menengah Atas
pendidik dituntut untuk tetap aktif dan kreatif dalam mengembangkan materi
pelajaran. Materi-materi pelajaran olahraga pada zaman saat ini seharusnya tidak
hanya berfokus pada kegiatan olahraga pada umumnya, tetapi juga perlu
Hasbi dan Pamuji Sukoco (2014:47) menyebutkan bahwa salah satu usaha
gerak yang memadai, baik dari aspek psikmotorik, kognitif, maupun aspek afektif
nya.
Akibatnya segala sesuatu permainan yang bersifat tradisional kerap kali ditinggalkan,
3
lompat tali, gobak sodor, kaleng, senam gatra dan lain sebagainya kini semakin
tersisihkan dengan adanya permaian modern seperti playstation dan game online.
seperti video games dan games online lebih banyak dimainkan secara statis, anak
bermain dalam keadaan pasif. Tentunya hal tersebut dapat menyebabkan anak
menjadi tidak peduli pada lingkungannya yang akan mempengaruhi interaksi sosial
anak yang dapat berakibat pada pribadi anak tersebut menjadi lebih pemalu,
mengatakan bahwa perlu adanya sebuah terobosan lain agar anak sebagai generasi
penerus dapat menjadi pribadi yang sehat dan bersosial tinggi. Salah satu caranya
yakni dengan menerapkan model pembelajaran, yaitu suatu cara atau strategi yang
dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk
mencapai suatu tujuan yang dirancang secara sistematis. Oleh karena itulah, untuk
melatih gerak motorik yang ada pada anak maka penting untuk mengaktifkan kembali
tradisional yang dimaksud yakni permainan bentengan. Seperti yang diketahui bahwa
menyebutkan bahwa permainan yang melibatkan banyak gerak dapat melatih motorik
4
anak, di mana motorik sendiri dapat diartikan sebagai suatu proses belajar yang
mengarah pada dimensi gerak. Rahyubi (2012: 209) Hal tersebut sangat penting
mengingat bahwa aktivitas bermain dan siswa merupakan satu kesatuan yang tidak
dirasa akan sangat penting. Hal tersebut karena peneliti merasa permainan tradisional
akan lebih efektif, efisien, dan lebih bermakna karena mendapat pengawasan guru
Pendidikan Jasmani. Di samping itu, dengan adanya penelitian ini nanti diharapkan
dapat memberikan kreativitas dan inovasi bagi guru pendidikan jasmani dalam
jasmani.
Permainan tradisional ini juga dapat dijadikan sebagai salah satu solusi dari
minimnya sarana dan prasarana olahraga di sekolah, dari hasil observasi penulis
menunjukkan bahwa terdapat beberapa sekolah yang belum mempunyai sarana dan
5
Meningkatkan Keterampilan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Kelas IV Dan
Lombok Tengah”.
B. Rumusan Masalah
kasar anak pada pembelajaran pendidikan jasmani kelas IV dan V di Sekolah Dasar
C. Tujuan Penelitian
permainan tradisional bentengan dan gobak sodor untuk meningkatkan motorik kasar
anak pada pembelajaran pendidikan jasmani kelas IV dan V di Sekolah Dasar Negeri
D. Manfaat Penelitian
6
Dengan terciptanya tujuan-tujuan tersebut di atas, maka penelitian ini
memiliki kegunaan baik secara teoristis maupun secara praktis. Secara teoritis
penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi lain dalam penerapan
gerak dan menambah kajian bidang pendidikan jasmani, serta sebagai salah satu
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
para ahli yang dijadikan acuan dalam berpikir ilmiah dengan tujuan untuk pemecahan
masalah. Landasan teori ini akan menguraikan beberapa garis beras mengenai
umum pendidikan yaitu menimbulkan perubahan perilaku. Selain belajar dan dididik,
penjas. Dalam pengalaman tersebut nantinya akan terbentuk perubahan dalam aspek
jasmani, yaitu;
8
1. Pandangan tradisional, dimana pandangan ini menganggap pendidikan
tidak hanya berorientasi pada jasmani saja atau hanya untuk kepentingan
sebagai pendidikan yang meliputi segala aktivitas gerak yang dilakukan oleh siswa
untuk meningkatkan kemampuan jasmani. Oleh karena itu tujuan yang ingin dicapai
tidak hanya pada aspek jasmani saja, melainkan juga aspek mental, emosional, sosial
dan spiritual.
9
Samsudin (2008: 2-3) berpendapat bahwa tujuan pendidikan jasmani yaitu
meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan
jasmani. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial
dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis, dan agama, serta
pendidikan jasmani.
hal yang sama. Tentunya hal tersebut disebabkan karena diantara kedua istilah
tersebut sangat sulit untuk ditentukan batasan yang secara konkrit. Oleh karena itu,
Kiram (2016:7) mendefinisikan bahwa motorik sebagai suatu peristiwa laten yang
tubuh baik secara fisiologis maupun secara psikis yang menyebabkan terjadinya suatu
gerak. Peristiwa-peristiwa laten yang tidak dapat diamati tersebut meliputi antara lain:
proses yang tidak dapat diamati dengan mata, karena merupakan peristiwa-peristiwa
10
laten. Akan tetapi, tetap dapat disimpulkan bahwa motorik dapat diwujudkan melalui
kesanggupan dan kemampuan setiap individu yang berguna untuk mempertinggi daya
kinerja. Artinya bahwa anak didik perlu dilatih terus menerus kemampuan
motoriknya agar memiliki kecakapan dalam berpikir dan kesehatan. Disebutkan pula
oleh Bambang, dkk (2002:13) bahwa gerak merupakan unsur utama dalam
dapat terlihat secara jelas melalui berbagai gerakan dan permainan yang dapat mereka
11
2.5 Pembelajaran
stimulus. Artinya bahwa terdapat upaya guru untuk menciptakan situasi dan lokasi
12
Joyce dalam Trianto, (2011:5) menyebutkan bahwa model pembelajaran
sebagai salah satu bentuk perencanaan yang digunakan sebagai pedoman dalam
Hasbi dan Sukoco (2014:47), model pembelajaran merupakan suatu cara atau
strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa
untuk mencapai suatu tujuan yang dirancang secara sistematis. Artinya bahwa
mempertimbangkan beberapa hal, seperti; (a) tujuan yang hendak dicapai, (b) bahan
atau materi pembelajaran, (c) peserta didik, dan (d) pertimbangan lainnya.
pembelajaran yang biasa guru terapkan pada saat proses belajar mengajar adalah
manajemen kelas, pengelompokan, dan penggunaan alat bantu, sehingga tujuan dari
13
pembelajaran yang akan dikembangkan ini adalah model pembelajaran motorik
kognitif, dan sikap yang positif terhadap aktivitas jasmani kelak akan menajdi
manusia dewasa yang sehat dan segar jasmani dan rohani serta memiliki kepribadian
a) Pengertian Gerak
Gerak ( motor ) sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak
perkembangan manusia yang mencakup gerak manusia. Jadi great (motor ) ruang
secara nyata dan dapat diamati (Kiram, 2016:8). Sedangkan menurut Ma’mum dan
Saputra (2000:20), kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang biasa siswa
14
lakukan guna meningkatkan kualitas hidup. Kemampuan gerak dasar dibagi menjadi
dari satu tempat ke tempat yang lain atau mengangkat tubuh ke atas seperti lompat
dan loncat, 2) kemampuan non lokomotor, dilakukan ditempat tanpa ada ruang gerak
manipulatif lebih banyak melibatkan kemampuan tangan dan kaki,tetapi bagian lain
Untuk menemukan pembelajaran yang tepat dan bahan ajar yang tepat bagi
anak, maka seseorang guru pendidikan jasmani perlu mengetahui karakteristik anak,
kemampuan anak, kesukaan anak, dan tujuan yang harus dicapai (Sukintaka,
1992:40). Anak Sekolah dasar adalah anak dengan usia 6-12 tahun, ini termasuk usia
anak besar. Pada masa ini mereka memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Karakter fisik
Menurut Sugiyanto (2008:4.20) Anak usia besar adalah anak yang berusia
antara 6 sampai dengan 10 atau 12 tahun. Perkembangan fisik pada anak besar
pertumbuhan togok.
15
2) Sifat psikologis dan sosial anak besar
sampai kira-kira pertengahan masa anak besar atau kurang lebih sampai umur 9tahun
adalah: (1) Imajinatif serta menyenangi suara dan gerak ritmik, (2)menyenangi
besar, (6) selalu memikirkan sesuatu yang dibutuhan ataudiinginkan, (7) lebih
unttu terlibat dalam permainan yang diorganisasi tetapibelum siap untuk mengerti
teman-temannya, dan mudah merasa rendahdiri apabila merasa ada kekurangan pada
dirinya atau mengalami kegagalan,(10) mudah gembira karena pujian, dan mudah
patah hati atau tidak senang karena kritik, (11) senang menirukan idolanya, (12)
Permaian tradisional sudah ada sejak zaman dahulu. Banyak juga masyarakat
yang tidak mengetahui asal usul dari permaian tradisioal sehingga tidak jarang
permainan dari satu daerah dengan daerah yang lain bisa sama. Permainan tradisional
merupakan permainan yang telah dimainkan oleh anak-anak pada suatu daerah secara
16
tradisi. Tentunya permainan tersebut juga sudah tersebar di berbagai daerah atau
budi daya manusia pada masa lampau itu, dimana tujuannya adalah untuk
tetapi ada juga yang dimainkan orang dewasa pada acara-acara tertentu,misalnya
permainan tradisional sendiri-sendiri. Akan tetapi, ada juga di satu daerah yang
memiliki permainan tradisional yang sama dengan daerah lain hanya saja nama
permainanya berbeda.
Menurut peneliti permainan tradisional yang ada di setiap daerah di tanah air
ada yang layak diangkat menjadi bahan pelajaran pendidikan jasmani di sekolah.
sekolah yaitu jika permainan tersebut memiliki nilai pendidikan, mudah dimainkan,
17
2.6.2 Permainan Bentengan
ketangkasan, kecepatan berlari dan strategi yang jitu. Inti dari permainan ini adalah
menghadang dan mengambil alih benteng dari lawan (Mulyani, 2013:22). Tentunya
setiap permainan memiliki tujuan tersendiri. Oleh karena itu, berikut akan dijabarkan
4. Membuat anak lebih aktif bergerak dan mengurangi risiko obesitas akibat
kurang bergerak.
18
1. Bagi pemain menjadi dua tim yang bertanding dengan jumlah pemain 4–8
3. Lakukan suit untuk menentukan tim mana yang akan "menyerang" lebih
dahulu;
4. Tim yang diserang dapat melawan dengan mengejar anggota tim penyerang
7. Tim pemenang adalah tim yang terlebih dahulu merebut bendera yang ada di
‘Benteng/Merdeka’.
TAWANAN
TIM
TIM
TIM
BBB
LAPANGAN
TIM
TIM A
A
19 TAWANAN
Gambar 1. Permainan Bentengan
3. Peraturan Permainan
(2) kelompok yang berhasil menyentuh atau mengambil bendera lawan duluan,
2. Latihan Inti
20
a. Guru membagi Peserta didik menjadi beberapa kelompok
b. Guru menjelaskan aturan permainan dan memberikan kesempatan
pada peserta didik untuk bertanya apabila ada yang belum dimengerti
3. Pelaksanaan
a. Guru membagi peserta didik menjadi 2 kelompok
b. Guru mengundi menggunakan uang logam kelompok mana yang
menjadi penyerang terlebih dahulu
c. Guru mempersiapkan waktu untuk dimulai dan meniupkan peluit tanda
dimulainya pertandingan
d. dahulu;
dilakukan selama anggota tim lawan tidak berada di dalam wilayah aman
benteng;
tim yang lain dengan cara menyentuh tangan atau anggota tubuhnya;
h. Tim pemenang adalah tim yang terlebih dahulu merebut bendera yang ada
kata ‘Benteng/Merdeka’.
6. Latihan Penenangan
21
Setelah permainan selesai peserta didik dipersilahkan duduk sambil
melakukan peregangan. Selanjutnya guru memberikan apresiasi kepada
peserta didik/kelompok yang telah melakukan permainan dengan baik dan
melakukan perbaikan-perbaikan selama permainan berlangsung kemudian
guru melakukan tanya jawab kepada peserta didik untuk mengetahui hasil
belajar dan respon peserta didik terhadap permainan modifikasi
Bentengan.
7. Aturan Keselamatan
tenaga yang cukup besar, sehingga permainan tersebut tentunya berepran penting
sebagai kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan motorik kasar pada anak.
Seperti yang disebutkan oleh Aini (2019:112) bahwa gobak sodor melibatkan unsur-
22
unsur motorik kasar yaitu ketangkasan, kekuatan, keseimbangan dan kelincahan pada
23
3. Dalam satu petak/kotak ukurannya 5 meter jarak dengan kotak
yang lain. Bentuk aktivitas dapat dilihat pada gambar 1 berikut;
C. Durasi Permainan
24
2. Latihan Inti
3. Pelaksanaan
25
j. Apabila bendera terjatuh/keluar dari arena permainan/garis sodor,
maka regu penyerang dikatakan mati dan berganti posisi menjadi tim
penjaga.
k. Setelah sampai pada garis akir/finish tanpa sentuhan, maka penyerang
membawa/mengambil bendera tersebut kemudian berbalik arah dan
melakukan permainan seperti biasa (kembali ke garis awal dengan
melewati hadangan).
4. Latihan Penenangan
5. Aturan Keselamatan
26
disaranakan untuk serius aktivitas permainan Gobak Sodor serta peserta didik
disarankan untuk menggunakan sepatu.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Oktaria Kusumawati tahun 2017, dengan judul
untuk stimulais perkembangan anak usia dini. Sedangan pada penelitian ini,
27
3. Penelitian yang dilakukan oleh Asriansyah dan Muh. Akmal Almy pada tahun
Lempar Kaleng, (3) permainan Pikak, (4) permianan Cas-casan dan, (5)
tersebut sudah dinyatakan sangat baik dan layak untuk diterapkan pada siswa
setempat, seperti permainan (1) Main Benteng, (2) Main Kasti dan (3)
Gerobak Sodor, dimana tipe permainan tradisional tersebut adalah tim yang
C. Kerangka Pikir
oleh permainan modern. Tentunya hal ini juga tidak bisa dihindari karena
Akan tetapi, kesadaran akan kesehatan dan pembentukan masa depan anak-anak yang
sehat perlu menjadi pertimbangan, terlebih lahan olahraga yang semakin hari semakin
28
terbatas dan kegitan olahraga pun hampir semuanya beralih pada kegitan
menggunakan HP/gadget.
Sesuai dengan kompetensi pendidikan jasmani saat ini yang diperlukan adalah
Sekarang ini permainan tradisional sudah sangat jarang dimainkan, bahkan dijumapai
Maka dari itu perlu adanya pengembangan model permainan tradisional, salah
satunya yaitu bentengan yang telah dikembangkan baik peraturan maupun alat yang
digunakan untuk menarik siswa agar lebih antusias memainkan permainan tradisional
29
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Metode
latihan.
30
31
2. Rancangan Penelitian
dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk/metode permainan, (4)
validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji
coba produk, (9) revisi produk, dan (10) produksi masal (Sugiyono, 2010,
pp.409-426).
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
C. Sumber Data
32
Sumber data dari data penelitian ini tentunya peserta didik/ siswa-siswi
2010:224)
1. Wawancara
a) Observasi
b) Dokumentasi
33
Dokumen merupakan catatan peristiwa.Dokumen ini bisa berbentuk
dengan menggunakan kuisioner untuk mengetahui tingkat kepuasan dari peserta didik
Teknik analisis data yang diperoleh melalui kegiatan uji coba produk yang
akan di analisis dan diklasifikasikan menjadi dua data yaitu data kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif berupa penilaian, kritik, serta saran yang dikemukakan oleh
ahli, dari beberapa saran yang diperoleh kemudian akan digunakan untuk keperluan
dan dihasilkan.
skara Likert yang bergradasi sangat baik/puas sampai dengan sangat sangat kurang
tersebut yakni pernyataan sangat kurang (nilai 1), kurang (nilai 2), cukup (nilai 3),
34
baik/puas (nilai 4) dan sangat baik/puas (nilai 5) yang diubah menjadi data kuantitatif
dengan skala 5 yaitu dengan penskoran dari angka 1 s/d 5. Kemudian dikonversikan
menjadi data kualitatif yakni mengetahui nilai maksimal (ideal) = (skor butir
maksimal) x (butir pertanyaan) x (jumlah ahli dan praktisi). Nilai minimal= (skor
butir minimal) x (butir pertanyaan) x (jumlah ahli dan praktisi). Kelas interval = 5.
Jarak kelas interval = nilai maksimal dikurangi nilai maksimal dibagi jumlah kelas
interval. Berikut ini adalah tabel konversi data kuantatif ke data kualitatif dengan
35
DAFTAR PUSTAKA
Nur’Aini, Arina Rizki. 2019. Skripsi: Peran Permainan Tradisional Gobak Sodor
dalam Mengembangkan Kemampuan Motorik Kasar Anak kelompok B1 di TK
Nurul Umma Kotagede Yogyakarta. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Kiram, Prof. Dr. Phil. H Yanuar. 2016. Belajar Motorik (Edisi Revisi). Padang:
Universitas Negeri Padang.
36
Widoyoko, E.P. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
https://www.rinso.com/id/kotor-itu-baik/permainan/mengisi-akhir-pekan-dengan-
permainan-bentengan.html (diakses pada 1 januari 2022)
37