Oleh :
SUSILO SUDARMAN
2013115
1
2
2021
BAB I
PENDAHULUAN
”Pendidikan jamani itu merupakan bagian dari proses pendidikan umum, yang
bertujuan untuk mengembangkan jasmani, mental, emosi dan sosial anak menjadi
baik, dengan aktivitas jasmani sebagai wahananya”. Mahendra (2015, hlm. 11)
pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang sunggu luas. Titik
perhatiannya bukan saja pada peningkatan gerak manusia. Lebih luas lagi, penjas
berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya:
hubungan pikiran dan jiwanya. Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik
terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari manusia itulah
menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti pendidikan jasmani
yang berkepentingan dengan perkembangan total manusia.
Banyak definisi dan juga kajian yang berpendapat tentang pendidikan
jasmani, yang jika di simpulkan bermakna jelas, bahwa pendidikan jasmani
bermakna memanfaatkan seluruh angota tubuh untuk mengembangkan dirinya
sendiri atau manusia itu sendiri.Salah satu Tujuan pendidikan jasmani ialah
mengembangkan keterampilan gerak dengan berkembangnya bermacam-macam
karateristik jasmani, dan semakin beratambahnya umur anak-anak akan
mengembangkan untuk membentuk keterampilan gerak. Menurut Hurlock (1978,
hlm. 159) menyatakan bahwa perkembangan motorik diartikan sebagai
perkembangan dari unsur kematangan pengendalian gerak tubuh dan otak sebagai
pusat gerak. Gerak ini secara jelas dibedakan menjadi gerak kasar dan halus.
Selanjutnya Menurut Emdang Rini Sukamti (2007, hlm. 15) bahwa
perkembangan motorik adalah sesuatu proses kemasakan atau gerak yang
langsung melibatkan otot-otot untuk bergerak dan proses pensyarafan yang
menjadi seseorang mampu menggerakkan dan proses persyarafan yang
menjadikan seseorang mampu menggerakan tubuhnya.Pembelajaran penjas ada
yang disebut gross motor skill atau keterampilan otot kasar yang merupakan
aktivitas gerak yang banyak melibatkan otot-otot kasar Keterampilan motorik
kasar merupakan kemampuan mengkoordinasi gerakan otot-otot besar yaitu
tangan, kaki dan keseluruhan anggota tubuh. Keterampilan motorik kasar
membuat seseorang dapat melakukan aktivitas normal untuk berjalan, berlari,
duduk, bangun, mengangkat benda, melempar benda, dan lain sebagainya.
4
yang terbaik dari pengetahuan, prasekolah dan anak-anak sekolah dasar. Hasil
penelitian ini mengungkapkan bahwa anak-anak usia sekolah dasar lebih rentan
terhadap keterlambatan perkembangan keterampilan motor kasar yang
disebabkan oleh obesitas.
Penelitian yang dilakukan oleh Diana Sri Safitri, dkk (2018), dengan judul
“Peningkatan Keterampilan Gerak Lokomotor Melalui Penerapan Model
Pendidikan Gerak Format Halang Rintang” kelas 3C SDPN 252 Setiabudi.
Diperoleh, berdasarkan hasil penelitian yang dillakukan pada siswa kelas 3C
SDPN 252 Setiabudi dapat disimpulkan bahwa penerapan model pendidikan
gerak format halang rintang dapat meningkatkan keterampilan gerak loko-motor
siswa. Penggunaan format halang rintang dalam pendidikan gerak dianggap cukup
efektif untuk meningkatkan keterampilan gerak loko-motor, dibandingkan struktur
pergerakan bebas dan struktur berpola.
Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu adanya pengembangan aktivitas
gross motor skills dengan penerapan pembelajaran aktivitas pola gerak dominan
model pendidikan gerakdan olahraga tradisional, Maka penulis akan melakukan
penelitian yang berjudul“ mengembangan gross motor skills melalui penerapan
pembelajaran aktivitas pola gerak dominan model pendidikan Gerak dan
Permainan Tradisional Yang Dimodifikasi”.
siswa yang anak kurang semangat serta penerapan pembelajaran yang kurang
tepat dalam menyampaikan intruksi materi khusus nya yang menggunakan Gross
Motor Skills dalam pelaksanaannya. Maka dari itu pengembangan pada Gross
Motor Skills dengan menerapkan pembelajaran Pola gerak Dominan (PGD) dan
Permainan Tradisional Yang Dimodifikasi di harapkan dapat mengembangkan
Gross motor Skills Siswa SDPN 252 Stiabudi.
Maka perumusan Masalah yang akan di teliti dalam penelitian ini adalah “
apakah penerapan Pemebelajaran Aktivitas Pola Gerak Dominan(PGD) model
pendidikan Gerak dan Permainan Tradisional Yang Dimodifikasi dapat
mengembangkan Gross Motor Skills Sswa di SDPN 252 Stiabudi?
d. Desain Penelitian
e. Instrumen Penelitian
f. Teknik Pengelolaan Data dan Analisis Data
Bab IV Temuan dan Pembahasan
Bab V Simpulan dan Saran
BAB II
KAJIAN TEORI
9
10
1. Norma atau nilai, yang merupakan budaya bangsa timur pada umumnya,
jaditermasuk Indonesia. Norma itu menghendaki: Manusia berbudi luhur,
berbudi pekerti baik, dan atau mempunyai kepribadian yang kuat. Norma itu
sendiri akan terkait iman dan taqwa kepada Tuhan Yang maha Esa.
2. Jasmani, sehat dan terampil.
3. Psikis atau kejiwaan, menjadi anak cerdas, bebas dari kebodohan dan
mempunyai kepribadian yang mantap dan mandiri.
4. Rasa sosial, rasa bertanggung jawab kemasyarakatan, mempertebal rasa
kebangsaan atau rasa cinta tanah air, dan rasa kesetiakawanan.
Menurut Bucher (dalam Sukintaka 1992, hlm. 10) ”Pendidikan jamani itu
merupakan bagian dari proses pendidikan umum, yang bertujuan untuk
mengembangkan jasmani, mental, emosi dan sosial anak menjadi baik, dengan
aktivitas jasmani sebagai wahananya”.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa usaha pendidikan akan
terpimpin ke arah rumusan tujuan pendidikan yang berarti bahwa usaha
pendidikan harus menuju kepada tujuan yang telah dirumuskan. Agar tujuan
tercapai maka guru harus bisa menentukan sesuatu yang tepat guna bagi peserta
didik sesuai apa yang mereka butuhkan, maksud tepat, guna yaitu harus sesuai
keadaan, kemampuan, dan kebutuhan anak untuk membentuk kepribadian yang
di cita-citakan. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Dauer dan Pangrazi
(1975, hlm. 2) tujuan pendidikan dan pendidikan jasmani adalah sama.
gerakan yang telah guru rencanakan sebelumnya untuk anak-anak. Prasekolah dan
pada awal masuk sekolah dasar merupakan momen penting dalam pemberian
materi tentang Penguasaan keterampilan motorik kasar (Gross Motor Skill).
MenurutOlrich (2002, hlm. 796)anak-anak dapat menguasai keterampilan dengan
lebih mudah selama periode ini daripada titik lain dalam hidup mereka. Dengan
bertambahnya usia anak-anak dan motoriknya berkembangmaka dengan otomatis
ia akan lebih mengeksplorasi dan berintraksi dengan lingkuannya mereka.
maka anak akan memiliki percaya diri yang lebih untuk mencoba yang lain,
sebaliknya jika anak mengalami kesusahan dalam melakukan tugas gerak atau
keterampilan motorik kasar (gross motor skills) maka anak tersebut akan kesulitan
dalam melakukan tugas gerak yang lebih kompleks.
sebut Traveling. Hal ini justru berbeda dengan gerakan non-lokomotor, yang
gerakannya tidak berpindah tempat.
a. Konsep Ruang
Maksud dari konsep ruang ini yaitu dimana gerak itu dilakukan serta
kearah mana gerak dilakukan, tentunya dalam gerak harus ada ruang. Ruang
ini dibagi menjadi dua, yaitu: area dan dimensi.Area maksudnya anak harus
tahu wilayah (area). Dalam kaitan ini, kita membaginya mejajdi tiga wilayah
(area), yaotu wilayah pribadi, wilayah umum dan wilayah peralatan.
Wilayah pribadi maksudnya setiap orang mempunyai wilayahnya
masing-masing yang dapat dimasukinya, yaitu suatu jarak yang tidak dapat
dilaluinya kecuali ia melakukan gerkan lokomotor. Anak harus paham
tentang wilaynya misalkan berbaring, berdiri dan sebagainya, pengetahuan
tentang batas dari wilayah pribadi seseorang memudahkan dalam
menggunakan batas-batas tersebut dalam menjelajahi gerakan.
Wilayah umum maksudnya anak-anak pada saat bergerak bersama di
dalam satu ruangan senam, nereka harus neniliki kesadaran terhadap wilayah
umum ini,. Maka anak harus dilatih untuk menyadari adanya wilayah orang
lain dan wilayah yang berhubungan dengan alat.Wilayah peralatan,
maksudnya dimana alat itu berada baik itu di atas ataupun yang di atas lantai,
hal ini harus dikenal oleh anak dan di jelajahi.Menurut Mahendra (2017, hlm.
17) dimensi ruangsetiap kali suatu ruangan dijelajahi, dimensi baru dapat di
tambahkan ke dalamnya, dimesi ruang meliputi: gerakan dapat terjadi pada
tingkatan yang berbeda, gerakan pada arah yang berbeda, gerakan terjadi
pada bidang yang berbeda dan gerakan dapat terjadi dalam jaraka/besarannya.
b. Konsep Usaha
Konsep usah berkaitan dengan bagaimana gerakan tersebut dilakuka.
Salain gerakan yang berkaitan dengan konsep tubuh dan ruang, juga berkaitan
dengan konsep usaha . artinya, seluruh gerakan selalu mempunyai komponen
waktu dan daya serta irama, secara bersama menunjukan adanya usaha.
c. Konsep Keterhubungan
Maksudnya, gerakan yang dilakukan berhubungan dengan orang lain atau
media yang mendukung dalam melakukan gerakan. Keterhubungan dapat
berkaitan dengan individu atau kelompok.Secara individu dan kelompok,
oarang dapat :
25
1) Terpaut –terpisah.
2) Bertemu-berpisah.
3) Memimpin-mengikuti.
4) Bergabung-berpencar.
2. Gerak Dasar Fundamental
Mahendra lagi (2017, hlm. 17) Gerak dasar fundamental (basic fundamental
movement) adalah gerak dan keterampilan dasar yang sifatnya fundamental
karena merupakan kemampuan bawaan semua anak. Maksudnya, tidak perlu ada
pengajaran khusus karena gerak fundamental akan berkembang seiring
bertambah usia, misalnya anak akan mulai berjalan 9 samapai 16 bulan dan
seterusnya. Gerakan-gerakan tersebut oleh para ahli disebut sebagai gerak dasar
fundamental.
Gerak dasar dibagi menjadi tiga macam, yaitu: gerak dasar lokomotor, Non-
lokomotor dan manipulatif. Gerakan dasar lokomotor merupakan gerakan
berpindah temppat dari itik satu ke titik yang lain, misalnya lari, berjalan dan
sebagainya. Gerak dasar manipulatif merupakan gerakan yang melibatkan dengan
media atau alat misalnya menggiring bola atau bermain bola volly.Gerak dasar
non-lokomotor merukapan gerakan yang tetap di posisi tidak berpindah tempat
misalnya jongkok,kayang dan lainnya.
2.5 Permainan Tradisional
Permainan tradisional merupakan permainan yang lahir dari daerah itu sendiri
sebagai ciri khas daerah tersebut.
Menurut ayi Suherman (1994: hlm 29) bahwa
“permainan tradisional yang sudah mentradisi, hasil warisan turun
temurun dari generasi satu ke generasi berikutnya. Yang
dianggappermainan tradisional berasal dari daerah tertentu (daerah
khas)yang masih utuh tanpa dimodifikasi lebih dulu.
dengan era zaman modern sekarang tentunya tantangan bagi kaum pendidik untuk
lebih kreatif dalam mengajar dan mencari atau membuat ide baru supaya
pembelajaran lebih menarik serta memberikan manfaat yang sangat berguna bagi
siswa dan juga dapat dijadikan dasar keterampilan bagi siswa ketika
bertambahnya usia mereka. Hal yang paling penting pada siswa sekolah dasar
yaitu gross motor skills, karena pada usia tersebut anak aktif bergerak. Ketika
guru memberikan perhatian terhadap gross motor skills siswa maka akan sangat
berguna bagi siswa itu sendiri untuk mengembangkannya sendiri dikemudian hari.
Selain itu penelitia yang telah dilakukan oleh Anhar Mustofa (2016) “Penerapan
Pendekatan Pola Gerak Dominan dalam Pembelajaran Senam untuk Meningkatkan
Keterampilan Lompat Dalam Kuda Lompat” disimpulkan bahwa penerapan pola gerak
dominan dapat meningkatkan keterampilan lompat dalam kuda lompat.
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Lesmana Nugraha, dengan judul
“Penerapan Model Pendidikan Gerak Dalam Pengembangan Pola Gerak Dasar
Manipulatif Melalui Kerangka Analisis gerak (Movement Analysis Framework)” pada
kelas V SDN Hanura Kota Bandung. Diperoleh hasil bahwa dengan melalui model
pendidikan gerak, aktivitas pola gerak dasar (PGD) yang terdapat di dalam kurikulum
2013 dapat diselenggarakan secara optimal. Penelitian yang dilakukan oleh Diana Sri
Safitri, dkk (2018), dengan judul “Peningkatan Keterampilan Gerak Lokomotor melalui
Penerapan Model Pendidikan Gerak Format Halang Rintang” Penggunaan format halang
rintang dalam pendidikan gerak dianggap cukup efektif untuk meningkatkan
keterampilan gerak lokomotor.
2.7 Hipotesis
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu dan
kerangka berpikir,maka Penerapan pemebelajar aktivitas pola gerak dominan
model pendidikan gerak dan olahraga Tradisioanl dapat mengembangkan gross
motor skills siswa kelas IV C SDPN 252 Stiabudi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
29
30
merupakan sekolah yang cocok dalam nengembangan gross motor skill dengan
pembelajaran pola gerak dominan model pendidikan gerak. Oleh sebab itu,peneliti
memilih penelitian di SDPN 252 Stiabudi. Hal tersebut dilihat berdasarkan
pengamatan pada saat PPL disekolah SDPN 252 Stiabudi. Oleh sebab itu peneliti
perlu adanya pengembangan terhadap segi mengajar dan gross motor skills
siswanya dapat berkembang.
3.3 Partisipan
Partisipan dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IV C SDPN 252 Stiabudi
yang bejumlah 30 siswa, laki-laki 16 dan perempuan 14 siswa dengan rentang
usia anara 10 sampai 11 tahun, semua siswa normal atau dalam keadaan sehat
jasmani dan jiwa. Penelitian ini menyangkut kasus tentang gaya mengajar yang
cenderung masih tradisional dan kebebasan anak dalam gerak masih sempit serta
cenderung mengabaikan terhadap keterampilan motorik kasar (gross motor skills)
31
pada siswa. Padahal pada usia tersebut keterampilan Gross motor skills sangat
penting untuk tugas gerak selanjutnya yang lebih kompleks.
Object control
Keterampilan Alat/Media Pengarahan Kriteria Penilaian Percobaan 1 Percobaan 2 Skor
1. striking - bola Letakan bola 1. pada saat memegang
a kasti/bo pada batting bat,letak tangan
stationar la tee, dominan berada di atas
y ball ringan intruksikan tangan non dominan
- batting kepada siswa 2. sisi tubuh yang tidak
tee untuk disukai menghadap
memukul bola dengan kaki
dengan keras sejajar
33
keras
mengarah
kepada
dinding
Skor Keterampilan
5. overhan - bola Beri tanda 1. awalan ditandai
d throw tenis pada dinding dengan gerakan
- selotip menggunakan kebawah tangan /
- ruang selotip lengan
kosong dengan tinggi 2. pinggul dan bahu
dengan 5 – 6 meter diputar ke titik
jarak 5m dari lantai, diantara sisi tubuh
didepan anak berdiri yang tidak melempar
dinding pada jarak 5 – menghadap dinding
6 meter di 3. titik berat tubuh
depan dinding ditransfer dengan
ditandai melangkahkan kaki
dengan yang berlawanan
cones.Beritah dengan tangan yang
u anak untuk melempar
melempar 4. follow-throught
bola dengan melampaui rilis bola
kerasa pada diagonal ke sisi tubuh
dinding yang tidak disukai
Skor Keterampilan
6. underha - bola Simpan kedua 1. Tangan yang
nd roll tenis / cones didepan melempar diayunksn
bola dinding ke bawah dan ke
softball dengan jarak belakang dada
- 2 buah 1 meter. Beri sednagkan dada
cones tanda menghadap ke depan
- Ruang menggunakan 2. Melangkah ke depan
kosong selotip pada dengan kaki yang
dengan jarak 6 meter berlawanan dengan
jarak 5 dari dinding. tangan yang disukai
m Beritahu anak 3. Menekuk lutut hingga
untuk badan ke bawah
menggelindik 4. Bola yang dilepaskan
an bola dekat dengan lantai
dengan kertas sehingga tidak
agar bola memantul setinggi
dapat masuk 10,2 cm
di anatara
kedua cones
didepan
Skor Keterampilan
3.5 Prosedur penelitian
Dalam melaksanakan penelitian perlu adanya prosedur penelitian agar
menjaga sistematis dan memandu peneliti menuju pada tujuan penelitian.Adapun
prosedur penelitian sebagai berikut :
1. Tahap awal (persiapan dalam penelitian)
a. Mengadakan studi yang berkaitan dengan permasalahan pembelajaran
yang mempengaruhi keterampilan motorik kasar (gross motor skills).
b. Pembuatan proposal untuk kerangka awal dalam acuan penelitian.
c. Menentukan populasi dan sampel oenelitian
d. Menyusun instrumen penelitian. Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut :
1) Membuat rancangan program pemberian perlakuan.
35
∑x₁
X́ =
n
Keterangan:
X́ = Nilai rata-rata yang dicari
N = Banyaknya Subjek
36
∑ x = Jumlah Skor
xi = Skor yang didapat subyek
2. Standar Deviasi
Darajat dan Abduljabar (2014, hal 99) berpendapat standar deviasi adalah
(simpangan baku). Suatu nilai yang menunjukan tingkat (drajat) variasi
kelompok atau ukuran standar penyimpangan reratanya.
Menghitung simpangan baku (standar deviation)
∑(X i− X́ )²
S ²=
n−1
Keterangan:
S ² = Simpangan baku
X́ = Nilai rata-rata
x = Nilai yang diperoleh
n =Jumlah sampel
Syarat yang harus dipenuhi dari analisis data yaitu taraf signifikansi ɑ = 0,05.
Sehingga Ho akan diterima apabila sig > 0,05 dan Ho akan ditolak apabila sig <
0,05.
DAFTAR PUSTAKA
Darajat, J., & Abduljabar, B. (2014). Aplikasi Statistika Dalam Penjas: Lengkap Dengan
Penghitungan SPSS. Bandung: CV. Bintang WarliArtika.
Juliantine, T., Subroto, T., & Yudiana, Y. (2015). Model-Model Pembelajaran Dalam
Pendidikan Jasmani. Bandung: CV. Bintang WarliArtika.
Khalaj, N., & Amri, S. (2013). Mastery Of Gross Motor Skills In Preschool And Early
Elementary School Obese Children. (Artikel). Kuala Lumpur: University of Malaya.
Diakses dari: http://dx.doi.org/10.1080/03004430.2013.820724
Nugraha, L., Mahendra, A., & Herdiyana, I. (2018). Penerapan Model Pendidikan Gerak Dalam
Pengembangan Pola Gerak Dasar Manipulatif Melalui Kerangka Analisis gerak (Movement
Analysis Framework). Journal of Teaching Physical Education in Elementary School, 1 (2),
hlm. 24-32.
Pangrazi, R. P., & Dauer, V. P. (1975). Dynamic Physical Education For Elemntary School
Children, (5th ed).United States of America. Penerbit: Burgess.
Payne, V. G., & Isaacs, L. D. (2005). Human Motor Development: A Life Span Approach
(6th ed). Boston: McGraw Hill.
Safitri, S. D., dkk. (2018). Peningkatan Keterampilan Gerak Lokomotor Melalui Penerapan
Model Pendidikan Gerak Format Halang Rintang. Jurnal of Teaching Physical
Education in Elementary School, vol (I) no. 2, 33-40.
Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak: Jilid 1 Edisi Kesebelas. Jakarta: PT. Erlangga.
Schmidt, R. A., & Wrisberg, C. A. (2000). Motor Learning and Performance (2nd Ed.).
USA: Human Kinetics.
Sugiyanto & Sudjarwo. (1992). Materi Pokok Perkembangan Dan Belajar Gerak. Jakarta:
Depdikbud, Proyek Peningkatan Mutu Guru SD Setara D-II.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV.
Alfabeta.
Ulrich, D. A. (2000). TGMD-2: Test of Gross Motor Development (2nd ed.), Examiner’s
Manual. Texas: Shoal Creek Boulevard.
Wang, J. H.-T. (2004). A Study on Gross Motor Skills of Preschool Children. Journal of
Research in Childhood Education, 19(1), 32–43.doi:10.1080/02568540409595052