PENDAHULUAN
Sedangkan menurut Werner, (dalam Mahendra 2007 hlm 9), senam dapat
diartikan sebagai : “Bentuk latihan tubuh pada lantai atau pada alat yang
dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelentukan, kelincahan,
koordinasi serta kontrol tubuh.”
Dari pengertian-pengertian diatas, menjelaskan bahwa senam merupakan
suatu bentuk latihan tubuh yang dilakukan secara sistematis pada lantai atau pada
alat yang dirancang dengan tujuan untuk meningkatkan kesegaran jasmani,
mengembangkan keterampilan, meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelentukan,
kelincahan, koordinasi dan kontrol tubuh serta menanamkan nilai-nilai spriritual.
Dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan (PJOK), banyak sekali metode pendekatan pembelajaran yang dapat
dilaksanakan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan
Aditya Rizky Ramadhan, 2017
PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEPERCAYAAN
DIRI LOMPAT KANGKANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
kurikulum yang telah ditetapkan sehingga siswa dapat memahami materi yang
disampaikan dengan mudah. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari proses
belajar mengajar tersebut banyak faktor yang mempengaruhinya, terutama pada
pembelajaran aktivitas senam, salah satu diantaranya adalah dengan pendekatan
bermain.
Menurut Sukintaka (1992, hlm 2) kegiatan bermain bagi anak-anak
merupakan hal yang sangat penting karena dengan bermain, anak-anak melakukan
gerak yang akan merangsang perkembangan fisik dan mentalnya. Bermain adalah
dorongan langsung dari dalam diri setiap individu yang bagi anak-anak
merupakan sebuah pekerjaan. Dalam hal ini keinginan bermain pada anak-anak
tidaklah selalu sama, hal tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor
sehingga diperlukan peran pendidik atau guru untuk mengarahkan agar kegiatan
bermain dapat bermanfaat dan sesuai dengan kompetensi dasar dan inti dari
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Begitu pula dengan pembelajaran
lompat kangkang, dapat menggunakan pendekatan bermain yang mana dalam
penerapan konsep teknik dasar lompat kangkang dikemas dengan permainan.
Dalam buku Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2014, hlm 139)
pembelajaran senam terdapat materi ajar yang dinamakan lompat kangkang,
Lompat kangkang merupakan jenis lompatan yang menyebabkan pesenam harus
membuka tungkai dengan posisi kaki mengangkang pada saat melewati kuda
plana. Kuda Plana adalah alat bantu senam yang berbentuk seperti kuda terbuat
dari bahan kayu yang tinggi menyerupai seperti kuda. Dalam beberapa hal, dari
mulai awalan sampai bagaimana sikap lengan ketika kontak dengan kuda plana
dan dorongan yang terjadi, sama dengan lompat jongkok. permukaan kaki selama
terjadinya dorongan keatas (awal dari layangan kedua), dan kaki harus bersatu
kembali sebelum fase penurunan layangan kedua. Dalam hal ini proses
pembelajaran lompat kangkang mengalami banyak permasalahan yang pelik
sulitnya siswa untuk melakukan gerakan ini cenderung sebagai masalah utama
dan juga pemahaman siswa ketika ingin melakukan gerakan tersebut. Dan juga
dengan dibarengi kurangnya kepercayaan diri siswa terlihat dari observasi awal,
maka dari sinilah peneliti menggali permasalahan lebih dalam terkait lompat
kangkang.
Kenyataan yang ada dilapangan ketika pertama kali mengobservasi di
lapangan, terlihat guru memberikan pembelajaran dengan gaya mengajar yang
tradisional dan tentang pola-pola mengajar yang bersifat memaksakan
kemampuan siswa yang sebetulnya memiliki keterbatasan. Dalam proses
mengajarnya guru menerapkan ke inti materi yang akan dipelajari tanpa ada
penjelasan terkait dengan teknik dasar yang akan dilakukan dan juga melakukan
gerakan langsung ke intinya dengan berulang-ulang (drill). Dan ketika mengajar
guru tidak melihat kemampuan siswa pada saat melakukan gerakan dasar lompat
kangkang. Terkesan memaksakan kemampuan siswa untuk bisa melakukan
lompat kangkang dengan tidak diberikan pemahaman terlebih dahulu. Dalam hal
ini banyak siswa perempuan yang takut dan enggan melakukan gerakan lompat
kangkang, karena sebelumnya kurang memahami dan mengetahui gerakan dasar
yang harus dilakukan, sedangkan tuntutan guru berat agar siswa mampu untuk
mencoba gerakan tersebut. Siswa laki laki pun mengeluhkan ketika harus
melakukan lompat kangkang sering tidak berhasil melewati meja lompat. Bagi
kebanyakan siswa materi senam lompat kangkang merupakan materi yang susah
dipelajari. Dalam hal ini masih banyak siswa yang pada saat melakukan gerakan
dengan asal-asalan. Siswa masih banyak yang merasakan ketakutan dan mengeluh
kesulitan melakukan tugas gerak yang diperintahkan. Dan ketika disuruh untuk
melakukan gerakan senam, siswa cenderung enggan dan tidak mau. Pada
kenyataannya terlihat bahwa kepercayaan diri siswa saat pembelajaran sangat
kurang nampak, karena siswa enggan dan merasa kurang percaya diri ketika siswa
tidak menguasai gerakan yang akan dilakukan. Dan ketidak aktifan siswa ketika
proses pembelajaran terlihat dari hasil observasi awal pembelajaran yang mana
siswa belum optimal melakukan gerakannya, bisa terlihat dari pemahaman siswa
yang kurang terkait gerakan lompat kangkang yang baik dan benar. Selain itu,
tugas gerak yang harus dilakukan dianggap sulit karena siswa dituntut langsung
melakukan tugas gerak atau keterampilan gerak yang diberikan, sehingga siswa
merasa tidak maksimal dalam ketercapaiana hasil belajarnya karena tidak berhasil
melakukan tugas gerak yang akan dilakukannya. Hal ini mengakibatkan siswa
beranggapan bahwa pembelajaran senam merupakan pembelajaran yang kurang
menyenangkan atau membosankan. Fenomena ini merupakan sebuah masalah
akibat kurangnya perhatian dari guru, yang selama ini mengajar dengan kurang
efektif dalam mengajar pembelajaran penjas khususnya lompat kangkang. Dan
juga sebagai guru harus bisa memainkan peran yang memiliki tuntutan target
kurikulum dan daya serap sebagai pendidik yang menggunakan pola-pola
mengajar yang lebih mengedepankan kondisi psikologis siswa yang memiliki
kecenderungan untuk bermain. terlihat masih banyak siswa yang belum mampu
untuk melakukan gerakan senam.
Melihat kondisi pembelajaran senam dengan lompat kangkang di SMK
Negeri 7 Bandung beberapa upaya dilakukan salah satunya adalah pembelajaran
dengan pendekatan bermain. Dengan bermain diharapkan siswa dapat
meningkatkan aktifitas belajarnya, sehingga terjadi proses yang berkesan dan
penguatan terhadap materi yang diberikan di sekolah dengan harapan siswa
mampu meningkatkan hasil belajar dan kepercayaan diri lompat kangkang.
Dengan penerapan pendekatan bermain harapannya ketika pembelajaran lompat
kangkang dapat meningkatkan daya tarik, minat yang mewakili hasil belajar dan
kepercayaan diri dalam pembelajaran penjas.
Dari uraian diatas dijelaskan bahwa dalam pendidikan jasmani diperlukan
adanya pendekatan-pendekatan yang dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Pendekatan yang digunakan harus sesuai dengan tingkat perkembangan dan
karakteristik siswa yang sedang belajar. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
meneliti “Penerapan Pendekatan Bermain Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Dan Kepercayaan Diri Lompat Kangkang (Penelitian Tindakan Kelas XI Teknik
Kimia Industri SMK Negeri 7 Bandung)”.
B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan uraian latar belakang masalah tersebut, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah yang sesuai dengan penulis amati di lapangan
yaitu, secara umum kurangnya pemahaman siswa dalam melakukan tugas gerak
yang diperintahkan oleh guru, dan adanya gejala siswa kurang percaya diri terlihat
ketika siswa enggan untuk melakukan tugas gerak yang diperintahkan oleh guru.
Sehingga keberhasilan yang ingin dicapai oleh guru terhambat.
Adapun beberapa indikator yang menyebabkan belum tercapainya
keberhasilan dalam proses pembelajaran senam di SMKN 7 Bandung antara lain :
(1). Gaya mengajar yang dilakukan guru kurang efektif (2). Tugas gerak yang
diberikan belum dipahami oleh siswa (3). Siswa banyak yang merasa takut dan
kurang percaya diri melakukan tugas gerak yang diberikan (4). Pemberian materi
pembelajaran yang dirasakan siswa terkesan membosankan.
Beberapa teridentifikasi masalah tersebut jelas kiranya dengan pendekatan
bermain harapannya untuk membuat proses pembelajaran tidak monoton dan
mengupayakan pembelajaran yang menyenangkan dengan permainan. Dan untuk
guru melakukan inovasi dalam memberikan materi yang membuat siswa tidak
takut dan percaya diri untuk melakukan tugas gerak yang meraka anggap sulit
menjadi suatu pencapaian keberhasilan belajar. Selain itu faktor eksternal pun
berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran dan juga bisa jadi pencapaian
siswa menjadi lebih percaya diri misalnya lingkungan belajar dan juga fasilitas
penunjang pembelajaran lainnya.
Atas dasar itu, beberapa permasalahan yang berkaitan dengan hasil belajar
dan kepercayaan diri lompat kangkang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Apakah pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar lompat
kangkang ?
2. Apakah pendekatan bermain dapat meningkatkan kepercayaan diri
lompat kangkang ?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang teridentifikasi, maka dalam konteks
penelitian ini penulis membatasi permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini
agar menghindari salah penafsiran yang terlalu luas, maka batasan masalah ini
sebagai berikut :
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka masalah dalam penelitian
ini adalah :
1. Apakah pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar lompat
kangkang
2. Apakah pendekatan bermain dapat meningkatkan kepercayaan diri
lompat kangkang
E. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian kali ini yang diharapkan menjadi masukan bagi guru dan
siswa untuk mengefektifkan pembelajaran penjas khususnya pembelajaran lompat
kangkang. Dan berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas,
maka melalui penelitian tindakan kelas, tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan pendekatan bermain dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam melaksanakan tugas gerak
pembelajaran lompat kangkang.
2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan pendekatan bermain dapat
meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam melaksanakan tugas gerak
pembelajaran lompat kangkang.
F. Manfaat Penelitian
Suatu penelitian diharapkan memiliki sebuah manfaat. Maka penulis
mengharapkan manfaat atau kegunaan dari penelitian ini. Adapun manfaat dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Guru :
Dengan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini, diharapkan guru
sedikit demi sedikit mengetahui strategi pembelajaran dan penerapan
pendekatan pengajaran yang cocok digunakan yang dapat memperbaiki
dan meningkatkan proses keberhasilan belajar di kelas, sehingga
permasalahan-permasalahan yang dihadapi baik oleh siswa maupun
guru dapat diminimalisir.
2. Bagi Siswa :
Hasil penelitian ini diharapkan sangat bermanfaat bagi siswa yang
kesulitan dalam pembelajaran lompat kangkang, kesulitan, ketakutan
dan kurangnya kepercayaan diri siswa pada saat pembelajaran lompat
kangkang terminimalisir, sehingga keterampilan siswa melakukan tugas
gerak bisa lebih baik.
3. Bagi Sekolah :
Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik pada
sekolah khususnya dalam rangka perbaikan proses pembelajaran, dan
sekolah lain umumnya.