Anda di halaman 1dari 6

“ PERAN OLAHRAGA PENDIDIKAN DALAM MENDUKUNG

PRESTASI OLAHRAGA INDONESIA”


M. Iqbal Hasanuddin1, Maria Herlinda Dos Santos2, Risnawati3, Moch. Asmawi4, Heni
Widyaningsih5

Universitas Muhammadiyah Palopo1, Universitas Muhammadiyah Bone2, Universitas Pendidikan


Muhammadiyah Sorong3, Universitas Negeri Jakarta4, 5

miqbalhasanuddin@umpalopo.ac.id, mariaherlindasantos@gmail.com, risnaalim8@gmail.com,


Abstrak. Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai
proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan kepribadian,
keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani. Prestasi olahraga sebagai alat dalam membangun
kesejahteraan masyarakat di bidang olahraga sehingga olahraga prestasi akan membawa kepada sumber
daya manusia yang berkualitas. Penelitian ini mengunakan metode literature review dengan
menggunakan 10 sumber jurnal dengan hanya mengambil 5 sumber jurnal dengan pertimbangan atas
kesesuaian dengan variabel penelitian. Sumber artikel yang digunakan dalam literatur review ini
diambil dari Google Scholar, Jurnal UNESA, Jurnal UNM, Jurnal UNY, Science Direct, SAGE, dan
Scimago yang berhubungan dengan variabel. Kesimpulan peran olahraga pendidikan dalam
meningkatkan prestasi olahraga sangat penting karena pondasi awal dari sebuah prestasi olahraga
adalah pembinaan dan pembibitan olahraga lewat pendidikan jasmani di sekolah dan masyarakat
dengan dukungan pemerintah dan guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
Kata Kunci : Olahraga Pendidikan, Pendidikan Jasmani, dan Prestasi Olahraga

1. Pendahuluan
Mengacu pada (Undang Undang No. 3, 2005) menetapakan bahwa keolahragaan
nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan, kebugaran, prestasi,
kualaitas manusia, menanmkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin,
mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkokoh ketahanan
nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa. Selanjutnya pada
Bab VI pasal 17 menetapkan ruang lingkup olahraga itu sendiri mencakup tiga pilar,
yaitu: olahraga pendidikan, olahraga prestasi, dan olahraga rekreasi. Ketiga pilar
olahraga tersebut dilaksanakan melalui pembinaan dan pengembangan olahraga secara
terencana, sistematik, berjenjang, dan berkelanjutan, yang dimulai dari pembudayaan
dengan pengenalan gerak pada usia dini, pemassalan dengan menjadikan olahraga
sebagai gaya hidup, pembibitan dengan penelusuran bakat dan pemberdayaan sentra-
sentra olahraga, serta peningkatan prestasi dengan pembinnaan olahraga unggulan
nasional sehingga olahragawan andalan dapat meraih puncak pencapaian prestasi. Dalam
artikel ini akan dijelaskan mengenai Olahraga Pendidikan.
Olahraga pendidikan sebagai bagian dari proses pendidikan secara umum yang
dilaksanakan oleh satuan pendidikan baik satuan pendidikan formal maupun non formal,
biasanya dilakukan oleh satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan, guru
pendidikan jasmani dengan dibantu oleh tenaga olahraga membimbing terselenggaranya
kegiatan keolahragaan. Menurut (Barrie, 2016) bahwa dalam meningkatkan prestasi
olahraga, salah satunya adalah melalui jenjang sekolah dan juga sistem pendidikan yang
baik. Kebijakan olahraga di dalam dunia pendidikan sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan prestasi olahraga. Sehingga sangatlah penting dalam mempertimbangkan
bagaimana perumusan dan kebijakan olahraga dalam dunia pendidikan, karena sekolah
merupakan elemen yang penting dalam pembangunan olahraga di masa depan.
Di Indonesia lebih dikenal dengan nama Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
(Penjasorkes), hal tersebut sesuai dengan yang diamanatkan dalam Standar Nasional
Pendidikan (Depdiknas, 2005). Selanjutnya dijelaskan bahwa Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan didalamnya terkandung 3 (tiga) komponen isi yang seharusnya
ada, yaitu: Pendidikan Jasmani; Pendidikan Olahraga; dan Pendidikan Kesehatan.
Perkembangan Pendidikan jasmani dan olahraga di Indonesia agar dapat berperan nyata
di kemudian hari adalah: (1) Menata dan memperkuat kajian keilmuan Pendidikan
jasmani dan olahraga yang berawal dari lembaga tinggi keolahragaan dan jenjang
pendidikan tinggi. Dewasa ini itu merupakan langkah yang tidak mudah, karena visi dan
misi serta implementasi pengelolaan lembaga tinggi keolahragaan dan pendidikan tinggi
tidak jelas bahkan boleh dikatakan merupakan bagian yang paling semerawut dari sistem
kelembagaan di Indonesia ini; dan (2) Alumni pendidikan tinggi olahraga yang berada
dalam sistem dan pengambil kebijakan pendidikan (Dikbud, Bappenas, Menpora dan
DPR), merupakan posisi strategis dan harus lebih berperan dalam mewarnai kebijakan
yang lebih mengarah kepada kemajuan pendidikan jasmani dan olahraga dan ilmu
keolahragaan. Bukan hanya sekedar untuk menyelenggarakan berbagai event olahraga
yang tidak jelas arahnya dan mementingkan kepentingan pribadi dan kelompok (Bangun,
2016).
Olahraga Pendidikan mampu memberikan peningkatan kesehatan, kebugaran dan
prestasi. Mendasari hal tersebut dan melihat dari salah satu karakteristik kurikulum
Pendidikan jasmani tentang memiliki keterampilan-keterampilan yang penting untuk
melakukan bermacam-macam kegiatan fisik antara lain (1) bergerak dengan
menggunakan konsep-konsep kesadaran tubuh, kesadaran ruang, usaha dan
hubungannya. (2) menunjukkan kemampuan dengan aneka ragam keterampilan
manipulative, lokomotor dan nonlokomotor. (3) menunjukkan kemampuan
mengkombinasikan keterampilan manipulatif, lokomotor, nonlokolotor baik yang
dilakukan secara perorangan maupun dengan orang lain. (4) menerapkan konsep-konsep
dan prinsip-prinsip pengembangan keterampilan gerak. Karakteristik kurikulum
Pendidikan jasmani tersebut secara langsung memberikan dukungan terhadap kemajuan
olahraga di Indonesia.
Pengembangan potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan pendidikan
nasional tersebut dapat diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan
salah satu kegiatan dalam program kurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler menjembatani
kebutuhan perkembangan peserta didik yang berbeda; seperti perbedaan sense akan nilai
moral dan sikap, kemampuan, dan kreativitas. Melalui partisipasinya dalam kegiatan
ekstrakurikuler peserta didik dapat belajar dan mengembangkan kemampuan
berkomunikasi, bekerja sama dengan orang lain, serta menemukan dan mengembangkan
potensinya. Adapun visi misi kegiatan ekstrakulikuler pada satuan pendidikan adalah
berkembangnya potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian,dan kemandirian peserta
didik secara optimal melalui kegiatan-kegiatan di luar kegiatan intrakurikuler. Dari visi
tersebut olahraga Pendidikan melalui ekstrakulikuler di sekolah dapat membantu
pembentukan awal atlet terkait gerak fundamental.

2. Metode
Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur dari berbagai jurnal nasional dan
internasional. Metode ini berupaya untuk meringkas kondisi pemahaman terkini tentang
suatu topik. Studi literatur pengulangan materi yang telah disajikan sebelumnya dan
meringkas materi menjadi publikasi yang relevan kemudian membandingkan hasil yang
disajikan dengan menggunakan artikel. Dalam melakukan literature review harus melalui
5 tahapan, yaitu: 1). Memahami pokok bahasan yang berkaitan dengan tujuan pembuatan
artikel, 2). Mengidentifikasi sumber-sumber yang di review, 3). Menganalisis dan
mengasosiasikan hasil yang telah di review, 4). Menyusun kalimat dari hasil review, 5).
Mengoreksi susunan kalimat (Auliya & Muhammad, 2020). Teknik pengumpulan data
dengan mencari 10 sumber artikel nasional dan internasional, dimana 10 sumber tersebut
hanya 5 sumber yang dapat di review berdasarkan terbitan 10 tahun terakhir. Adapun
sumber artikel yang digunakan pada literature review ini sebanyak 7 database yang
didapat dari Google Scholar, Jurnal UNESA, Jurnal UNM, Jurnal UNY, Science Direct,
SAGE, dan Scimago dengan memasukkan kata kunci “Olahraga Pendidikan, Pendidikan
Jasmani, dan Prestasi Olahraga”.
3. Hasil
Berdasarkan hasil pengumpulan data dari pencarian literatur dan dianalisa dengan
seksama, maka didapatkan suatu asumsi tentang peran olahraga pendidikan dalam
mendukung prestasi olahraga di Indonesia. Dari hasil penelitian (Bangun, 2016) bahwa
Pendidikan Jasmani dan Olahraga di Lembaga Pendidikan harus ditekankan pada
olahraga kesehatan dan latihan jasmani untuk meningkatkan derajat sehat dinamis dan
kemampuan motorik dan koordinasi yang lebih baik. Agar para siswa selama masa
belajar memiliki kualitas hidup yang lebih baik, serta dapat diharapkan dapat berprestasi
di bidang akademik dan olahraga sehingga menjadi sumber daya manusia yang bermutu
di masa depan. Pemerintahan Indonesia harus berbenah diri dulu dengan menjadikan
pendidikan jasmani dan olahraga sebagai kebutuhan dan pemerintah tertinggi harus
memiliki komitmen yang kuat dan fokus dalam memajukan pendidikan jasmani dan
olahraga di tanah air. Pemerintahan adalah kunci utama, pengambil kebijakan dan
memajukan pendidikan di tanah air. Pemerintah dan para menteri terkait harus sinergis
dan koordinasi yang baik dalam memajukan pendidikan jasmani dan olahraga pada
lembaga pendidikan menuju Indonesia berkualitas Internasional. Kemudian hasil
penelitian (Wallhead, Hastie, Harvey, & Pill, 2020) mengatakan bahwa Tujuan dari studi
empiris ini adalah untuk menegaskan beberapa arah potensial untuk masa depan olahraga
pendidikan, termasuk bagaimana hal itu dapat terus berkembang dalam program
Pendidikan jasmani di sekolah, dan bukti empiris lebih lanjut apa yang mungkin
diperlukan untuk memvalidasi posisinya.. Hasil ini perlu dikaitkan dengan nilai-nilai
inklusivitas siswa dan motivasi mereka untuk menerima aktivitas fisik dan peluang di
luar kurikulum pendidikan jasmani, serta konsep diri fisik jangka panjang mereka.
Wacana seputar topik ini memberikan penjabaran lebih lanjut tentang kendala dan
tantangan kritis yang masih ada pada praktik SE di sekolah, tetapi juga visi kerja masa
depan yang optimis dan aspiratif (Kirk, 2010). Selanjutnya sejalan dengan hasil
penelitian (MacNamara, et al., 2011) bahwa setiap kurikulum untuk pendidikan jasmani
harus menyediakan program berkualitas yang mencakup keterampilan motorik dan
psiko-perilaku ini jika ingin secara efektif membentuk dasar partisipasi olahraga dan
aktivitas fisik di kemudian hari. Pertimbangan harus diberikan untuk melatih guru
pendidikan jasmani dan orang lain yang terlibat dalam aktivitas fisik dan olahraga,
terutama pada tahap awal yang penting, untuk memastikan orientasi pendidikan /
pengembangan dari penawaran kurikulum mereka. Kemudian dilanjutkan dengan hasil
penelitian (Lohbeck, Tietjens, & Moller, 2021) mengatakan bahwa hasil kami
memberikan kontribusi tambahan untuk literatur dengan menunjukkan bahwa siswa ilmu
olahraga terutama membandingkan prestasi mereka di olahraga tertentu dan menganggap
keterampilan fisik mereka dalam olahraga tertentu sangat berbeda. Prestasi dalam
olahraga tertentu terkait dengan konsep diri yang lebih negatif khususnya dalam senam,
renang, dan bola basket. Meskipun perbandingan dimensi juga dapat membantu siswa
untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka (Wolff, Zitzmann, & Moller,
2021), tampaknya lebih bermanfaat ketika siswa ilmu olahraga tidak membandingkan
prestasi mereka dalam olahraga ini, karena konsep diri fisik sangat tinggi. berkorelasi
dengan pencapaian fisik ( (Babic, et al., 2014) atau (Moller, Zitzmann, Helm, Machts, &
Wolff, 2020)). Guru dan dosen universitas harus menunjukkan bahwa beberapa olahraga
memiliki persyaratan yang sama, dan setiap olahraga melibatkan keterampilan motorik
dasar (misalnya, berlari, melompat, melempar) yang dapat ditransfer ke olahraga lain.
Peningkatan konsep diri mahasiswa ilmu keolahragaan pada salah satu cabang olahraga
sehingga dapat berpengaruh positif terhadap konsep diri pada cabang olahraga lainnya.
Dengan kata lain, ini sejalan dengan hasil penelitian (Komarudin, 2015) mengatakan
bahwa peran guru pendidikan jasmani dalam sistem pembangunan dan pembinaan
olahraga di Indonesia dapat berbentuk tenaga penggerak olahraga yang berfungsi sebagai
motivator, organisator dan sumber belajar sehingga memungkinkan segenap siswa dan
lapisan warga masyarakat melakukan olahraga dan berbagai aktivitas jasmani.
4. Diskusi
Berdasarkan tinjauan literature review yang penulis lakukan, ternyata masih banyak
kekurangan yang harus didiskusikan dan dikaji kembali dalam hal penelitian peran
olahraga pendidikan dalam peningkatan prestasi olahraga khususnya di Negara
Indonesia. Dalam hal ini, terdapat juga kurangnya referensi yang penulis temukan,
artinya masih kurangnya penelitian yang dilakukan sehingga perlu adanya penelitian
lanjutan yang harus dilaksanakan dalam bidang olahraga pendidikan yang berkaitan
dengan prestasi olahraga.
5. Kesimpulan
Dari hasil literatur review dapat diketahui bahwa dalam pembinaan dan pelatihan
prestasi olahraga perlu adanya peran olahraga pendidikan, dan pendidikan jasmani
sebagai pelaksana pendidikan olahraga. Untuk melaksanakan sistem pembangunan
dan pembinaan olahraga, perlu melakukan berbagai upaya penggalangan dan
penggalian terhadap potensi yang ada sesuai dengan sistem piramida yang selama ini
telah dilakukan. Dengan kata lain perlunya dukungan dari pihak terkait dalam
pembangunan dan pembinaan prestasi olahraga khususnya pemerintah. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan adalah memberdayakan peran guru pendidikan jasmani
khususnya dalam tahapan pemassalan dan pembibitan olahraga melalui pendidikan
jasmani di sekolah dan di masyakarat serta pada akhirnya dapat mengubah kualitas
hidup mereka dan membawa kejayaan bagi bangsa Indonesia.
6. Referensi

DAFTAR PUSTAKA

Auliya, R. F., & Muhammad, H. N. (2020). PERANAN TINGKAT KONDISI FISIK DAN
KETERAMPILAN BERMAIN HOCKEY DALAM PENCAPAIAN PRESTASI.
Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, 8(2), 51-59.
Babic, M., Morgan, P., Plotnikoff, R., Lonsdale, C., White, R., & Lubans, D. (2014). Physical
Activity and Physical Self-Concept in Youth: Systematic Review and Meta-Analysis.
Sports Medicine, 44(11), 1589-1601.
Bangun, S. Y. (2016). Peran Pendidikan Jasmani dan Olahraga Pada Lembaga Pendidikan Di
Indonesia. Jurnal Publikasi Pendidikan, 6(3), 156-167.
Barrie, H. (2016). Sporting Excellence, Schools and Sports Development: The Politics of
Crowded Policy Spaces. European Physical Education Review, 6(2), 171-193.
Depdiknas, D. (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Kirk, D. (2010). Physical Education Futures. Abingdon: Routledge.
Komarudin, K. (2015). Peran Guru Pendidikan Jasmani Dalam Sistem Pembagunan dan
Pembinaan Olahraga Di Indonesia. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, 11(1), 37-
44.
Lohbeck, A., Tietjens, M., & Moller, J. (2021). An Extension of The Internal/External Frame
of Reference Model to The Physical Domain: Are There Contrasting and Assimilating
Achievement-Self-Concept Relations in Specific Sports? Learning and Indvidual
Differences, 90, 1-9.
MacNamara, A., Collins, D., Bailey, R., Toms, M., Ford, P., & Pearce, G. (2011). Promoting
Lifelong Physical Activity and High Level Performance: Realising an Achievable
Aim for Physical Education. Physical Education and Sport Pedagogy, 16(3), 265-278.
Moller, J., Zitzmann, S., Helm, F., Machts, N., & Wolff, F. (2020). A Meta-Analysis of
Relations Between Achievement and Self-Concept. Review of Educational Research,
90(3), 376-419.
Undang Undang No. 3. (2005). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005
tantang Sistem Keolahragaan Nasional. Jakarta: Presiden RI.
Wallhead, T. L., Hastie, P. A., Harvey, S., & Pill, S. (2020). Academics’ Perspectives on The
Future of Sport Education. Physical Education and Sport Pedagogy, 26(5), 1-17.
Wolff, F., Zitzmann, S., & Moller, J. (2021). Moderators of Dimensional Comparison
Effects: A Comprehensive Replication Study Putting Prior Findings on Five
Moderators to The Test and Going Beyond. Journal of Educational Psychology,
113(3), 621-640.

Anda mungkin juga menyukai