Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha

p-ISSN : 2613-9693  e-ISSN : 2613-9685


Volume 8 Nomor 2 Tahun 2020

KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN


KESEHATAN DILIHAT DARI KOMPETENSI PEDAGOGI,
KEPRIBADIAN, SOSIAL DAN PROFESIONAL
Damrah1, Pitnawati2, Fahrur Rozi3, Erianti4, Yuni Astuti5

1,2,3,4,5
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang
Email : damrah@fik.unp.ac.id, pitnawati@fik.unp.ac.id, fahrurrozi@gmail.com,
erianti@fik.unp.ac.id, yuniastuti@fik.unp.ac.id

ABSTRAK

Menurunnya Kinerja guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan,


merupakan tanggung jawab kita bersama dalam rangka meningkatkan
kebugaran jasmani peserta didik. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
untuk lebih mengetahui kinerja guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan berdasarkan kompetensi pedagogik, kepribadian, kompetensi
sosial dan kompetensi profesional. Metode penelitian yang digunakan adalah
kualitatif. Subjek penelitian dalam penelitian ini dalah kepala sekolah, guru,
pengawas sekolah, masyarakat, dan siswa. Tehnik data yang digunakan
adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Sementara itu teknik
analisis data yang digunakan menggunakan triangulasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: 1) Berdasarkan kompetensi pedagogik, kinerja Guru
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Madrasah Stanawiyah
Swasta Nurul Iman di kategorikan kurang baik. 2) Berdasarkan kompetensi
kepribadian, kinerja Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di
Madrasah Stanawiyah Swasta Nurul Iman di kategorikan baik. 3)
Berdasarkan kompetensi sosial, kinerja Guru Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan di Madrasah Stanawiyah Swasta Nurul Iman di kategorikan
kurang baik. 4) Berdasarkan kompetensi professional, kinerja Guru
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di Madrasah Stanawiyah
Swasta Nurul Iman dalam kompetensi professional di kategorikan kurang
baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja guru pendidikan
jasmani, olahraga dan kesehatan di tinjau dari kompetensinya saat penelitian
dilakukan terbukti kurang baik.

Kata kunci: Kinerja dan Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

ABSTRACT

The decline in the performance of teachers of physical education, sports and


health, is our collective responsibility in order to improve the physical fitness
of students. The purpose of this research is to know more about the
performance of Sports and Health Physical Education teachers based on
pedagogical competence, personality, social competence and professional
competence. The research method used is qualitative. The research subjects
in this study were school principals, teachers, school supervisors, the
community, and students. The data techniques used were observation,
interview and documentation. Mean while, the data analysis technique used is

71
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha
p-ISSN : 2613-9693  e-ISSN : 2613-9685
Volume 8 Nomor 2 Tahun 2020

triangulation.The results showed that: 1) Based on the pedagogical


competence, the performance of the Physical Education, Sports and Health
Teachers at Nurul Iman Private Stanawiyah Madrasah was categorized as
poor. 2) Based on personality competence, the performance of the Physical
Education, Sports and Health Teachers at the Nurul Iman Private Stanawiyah
Madrasah is categorized as good. 3) Based on social competence, the
performance of the Sports and Health Physical Education Teacher at the
Nurul Iman Private Stanawiyah Madrasah is categorized as poor. 4) Based on
professional competence, the performance of the Sports and Health Physical
Education Teacher at the Nurul Iman Private Stanawiyah Madrasah in
professional competence is categorized as poor. Thus it can be concluded
that the performance of physical education, sports and health teachers in
terms of their competence when the research was carried out proved to be
less than good.

Keywords: Performance and Teachers of Physical Education, Sports and


Health.

PENDAHULUAN Pendidikan juga merupakan suatu


usaha setiap bangsa untuk membina
Pendidikan merupakan hal yang kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di
menarik untuk di bahas dalam kehidupan dalam masyarakat dan kebudayaan,
manusia. Semakin cepat perubahan pendidikan pada dasarnya dipahami
zaman maka pendidikan dituntut untuk sebagai proses peningkatan kualitas
bisa mengimbanginya. Pendidikan hidup manusia, yang menyangkut
merupakan bagian yang sangat penting penambahan nilai pada segenap dimensi
dan tidak bisa di pisahkan dalam proses kemanusiaan yang dimilikinya, sehingga
penyiapan sumber daya manusia yang pada akhirnya terlahir sosok pribadi
cerdas dan terampil. Oleh karena itu manusia. Kemudian pendidik juga
dapat dinyatakan bahwa pendidikan diartikan sebagai pengajaran yang
merupakan hal penting dalam suatu meliputi segenap upaya pemberian atau
negara seperti dalam UU No. 20 Tahun pengalihan pengetahuan, sikap atau
2003 pasal 1 butir 1 tentang Sistem keterampilan yang dilakukan seorang
Pendidikan Nasional (Sisdiknas) guru terhadap muridnya (Syahrin, 2017).
dijelaskan bahwa:Pendidikan adalah Pendidikan jasmani pada dasarnya
usaha sadar dan terencana untuk merupakan bagian integral dari sistem
mewujudkan suasana belajar dan proses pendidikan secara keseluruhan, bertujuan
pembelajaran agar peserta didik secara untuk mengembangkan aspek kesehatan,
aktif mengembangkan potensi dirinya kebugaran jasmani, ketrampilan berfikir
untuk memiliki kekuatan spiritual kritis, stabilitas emosional,
keagamaan, pengendalian diri, ketrampilansosial, penalaran dan
kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, tindakan moral melalui aktivitas jasmani
serta keterampilan yang diperlukan dan olahraga. Adang Suherman dan Agus
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Mahendra (2002) mengemukakan bahwa

72
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha
p-ISSN : 2613-9693  e-ISSN : 2613-9685
Volume 8 Nomor 2 Tahun 2020

pendidikan jasmani pada dasarnya yang kuat melalui nilai-nilai yang


merupakan pendidikan melalui aktivitas dikandungnya seperti sportivitas,
jasmani untuk mencapai perkembangan kejujuran, kedisiplinan, bertanggung
jawab, kerjasama, percaya diri, dan
individu secara menyeluruh (Wicaksono,
demokratis. Tujuan penjasorkes menurut
2019) depdiknas yaitu meletakkan dan
Pendidikan jasmani, olahraga, dan mengembangkan 1) landasan karakter
kesehatan pada dasarnya merupakan melalui internalisasi nilai, 2) landasan
bagian rekontruksi dari sistem pendidikan kepribadian (cinta damai, sosial, toleransi
nasional secara menyeluruh. pada era dalam kemajemukan budaya etnis dan
globalisasi saat ini pendidikan dikatakan agama, 3) berpikir kritis, 4) sikap sportif,
jujur, disiplin, bertanggung jawab,
berhasil tergantung pada seberapa besar
kerjasama, percaya diri, dan demokratis,
kualitas pendidikan yang dimiliki oleh 5) keterampilan gerak, teknik, strategi
negarannya. Menurut Kristiyandaru, berbagai permainan dan olahraga,
(2010: 33) Pendidikan jasmani adalah senam, aktivitas ritmik, akuatik dan
bagian dari pendidikan keseluruhan yang pendidikan luar kelas, 6) keterampilan
mengutamakan aktivitas jasmani dan pengelolaan diri, pemeliharaan kebugaran
pembinaan hidup sehat untuk jasmani dan pola hidup sehat, 7)
keterampilan menjaga keselamatan diri
pertumbuhan dan perkembangan
sendiri dan orang lain, 8) konsep aktivitas
jasmani, mental, sosial, dan emosional jasmani untuk mencapai kesehatan,
yang serasi, selaras, dan seimbang kebugaran dan pola hidup sehat, serta 9)
(Junaedi, 2015). mengisi waktu luang yang bersifat
Pendidikan jasmani juga merupakan rekreatif (Surahni, 2017).
bagian yang tidak terpisahkan dari Pendidikan ditujukan untuk semua
pendidikan nasional yang bertujuan untuk orang mulai dari anak kecil sampai orang
tua. Pendidikan bukan hanya berasal dari
pengembangkan kemampuan peserta bangku sekolah namun juga dapat
didik melalui aktivitas jasmani (Utama berasal dari interaksi sosial yang terjadi
Bandi, 2011). Sehingga pendidikan dalam kehidupan bermasyarakat. Selain
jasmani harus diajarkan kepada setiap itu pendidikan tidak membatasi dalam hal
peserta didik pada semua jenjang usia, karena pendidikan ditujukan untuk
pendidikan. Perencanaan pendidikan semua kalangan dan semua umur. Hal itu
tentu saja menyadarkan kita betapa
jasmani dilakukan secara seksama untuk
pentingnya pendidikan bagi kehidupan.
memenuhi perkembangan, pertumbuhan, Namun pada kenyataanya sampai saat ini
dan kebutuhan perilaku setiap anak. dapat di nyatakan bahwa keberhasilan
Maka pendidikan jasmani bukan hanya pendidikan di Indonesia belum mencapai
ditujukan untuk mengembangkan hasil yang maksimal. Terbukti dengan
kemampuan psikomotorik, akan tetapi kebijakan pendidikan di Indonesia yang
juga mengembangkan kemampuan bersifat diskriminatif, banyaknya kasus
contek misal di kalangan siswa dan kasus
kognitif dan afektif peserta didik
kecurangan lain yang sering terjadi dalam
(Paramitha, 2018). dunia pendidikan.
Pendidikan jasmani, olahraga dan Dunia pendidikan merupakan dunia
kesehatan sebagai wadah yang sarat akan proses pembelajaran.
penyempurnaan kepribadian dan sarana Proses pembelajaran adalah inti kegiatan
pengembangan sikap, kepribadian, dan yang dapat digunakan untuk menjadi
perilaku meletakan landasan nilai moral tolak ukur keberhasilan suatu upaya

73
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha
p-ISSN : 2613-9693  e-ISSN : 2613-9685
Volume 8 Nomor 2 Tahun 2020

pendidikan. Dalam suatu proses pembinaannya. Kepala sekolah dapat


pembelajaran akan muncul program melaksanakan wewenang dan tanggung
pembelajaran dari masing-masing mata jawab secara penuh dalam
pelajaran. Oleh karena itu, dapat menyelenggarakan pendidikan di sekolah.
dinyatakan bahwa upaya pendidikan yang Guru sangat menentukan keberhasilan
berhasil adalah upaya pendidikan yang pendidikan suatu Negara. Berbagai hasil
memperhatikan kualitas proses kajian dan hasil penelitian yang
pembelajaran dalam wujud pelaksanaan menggambarkan tentang peran strategis
program pembelajaran yang disusun oleh dan menentukan guru dalam
guru yang bersangkutan. mengantarkan keberhasilan pendidikan
Ada berbagai faktor yang suatu Negara dapat dijelaskan seperti,
mempengaruhi keberhasilan pendidikan, keberhasilan pembaharuan sekolah
antara lain: guru, siswa, sarana sangat ditentukan oleh gurunya, karena
prasarana, lingkungan pendidikan, dan guru adalah pemimpin pembelajaran,
kurikulum. Dari berbagai faktor tersebut, fasilitator, dan sekaligus merupakan pusat
guru dalam proses pembelajaran di inisiatif pembelajaran.
sekolah menempati kedudukan yang Guru juga harus memiliki
sangat penting dan tanpa mengabaikan kompetensi sebagai agen pembelajaran
faktor penunjang yang lain. Guru sebagai pada jenjang pendidikan dasar dan
subjek pendidikan sangat menentukan menengah serta pendidikan anak usia
keberhasilan pendidikan itu sendiri. dini meliputi: a) kompetensi pedagogic, b)
Guru merupakan pelaksana utama kompetensi kepribadian, c) kompetensi
dalam proses pembaharuan pendidikan profesional dan d) kompetensi social (PP.
untuk menjawab kebutuhan akan kualitas No 19 pasal 28 ayat 3 tahun 2005).
sumber daya manusia yang bisa berperan Dengan demikian tanggung jawab dan
secara profesional dalam masyarakat. peranan guru sangat besar dalam proses
Oleh karena itu, pembaharuan proses pembelajaran, sehingga guru dituntut
pendidikan tersebut membutuhkan kinerja untuk memahami komponen-komponen
guru yang tinggi. Kinerja guru di sekolah kinerja guru, terus belajar dan
diwujudkan melalui kemampuan mengembangkan diri agar dapat memiliki
mendidik, mengajar, dan melatih para kompetensi yang tinggi dalam
peserta didik dalam proses pembelajaran. menjalankan profesinya yang pada
Proses pembelajaran akan berlangsung akhirnya mencapai kinerja yang tinggi.
dengan baik, apabila didukung oleh guru Hal ini tidak berbeda jauh dengan guru
yang mempunyai kompetensi dan kinerja pendidikan jasmani olahraga dan
yang tinggi, karena guru merupakan kesehatan yang juga perlu meningkatkan
ujung tombak dan pelaksana terdepan kinerja yang tinggi dengan didukung
pendidikan anak-anak di sekolah dan kompetensi yang sesuai standar dan
sebagai pengembang kurikulum. fasilitas penunjang proses pembelajaran
Dengan demikian, proses pendidikan jasmani yang memadai.
pembelajaran yang dikelola dengan Pendidikan Jasmani Olahraga dan
kinerja guru yang bermutu akan mampu Kesehatan termasuk dalam pendidikan
menghasilkan sumber daya manusia formal kementrian agama. sesuai dalam
yang berkualitas. Sejalan dengan hal Peraturan Menteri Agama Republik
tersebut perlu adanya kebijakan Indonesia Nomor 90 tahun 2013 pasal 25
pemerintah demi terwujudnya kinerja guru ayat (1) menetapkan struktur Kurikulum
pendidikan jasmani olahraga dan MTs terdiri atas muatan: a) pendidikan
kesehatan yang diharapkan. Dinas agama; b) pendidikan kewarganegaraan;
Pendidikan baik Kabupaten dan Kota c) bahasa; d) matematika; e) ilmu
sangat bertanggung jawab dalam pengetahuan alam; f) ilmu pengetahuan

74
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha
p-ISSN : 2613-9693  e-ISSN : 2613-9685
Volume 8 Nomor 2 Tahun 2020

sosial; g) seni budaya; h) pendidikan Guru yang lain, Orangtua murid maupun
jasmani dan olahraga; i) masyarakat. Guru memiliki peranan yang
keterampilan/kejuruan; dan j) muatan sangat penting dalam menentukan
local. kualitas pendidikan, oleh sebab itu guru
Peneliti yang juga ikut tergolong dituntut profesional dalam meningkatkan
kedalam situasi sosial dari guru kualitas pendidikan. Selain itu guru juga
pendidikan jasmani olahraga dan diharapkan memiliki kinerja yang baik
kesehatan di lingkungan MTsS. Gejala dalam mengajar Pendidikan Jasmani,
yang terlihat bahwa kinerja guru olahraga dan kesehatan di sekolah.
pendidikan jasmani olahraga dan Peneliti melihat selama proses
kesehatan dirasa masih perlu ditingkatkan pembelajaran berlangsung, guru
baik dari segi kompetensi pedagogi, pendidikan jasmani olahraga dan
kompetensi kepribadian, kompetensi kesehatan di MTsS Nurul Iman dalam
profesional dan kompetensi sosial. mengajar masih belum berpedoman pada
Walaupun hasil pengamatan tersebut RPP dan Silabus yang telah disusun,
belum reprensentatif mewakili masih banyak yang mengajar dengan
keseluruhan kondisi kinerja guru cara yang monoton, contohnya apabila
pendidikan jasmani olahraga dan materinya tentang sepak bola, maka
kesehatan yang ada, namun temuan gurunya hanya memberikan bola kepada
tersebut menunjukkan kurang optimalnya peserta didik dan menyuruh mereka untuk
kinerja guru Pendidikan jasmani olahraga bermain tanpa memperhatikan apakah
dan kesehatan selama ini. teknik bermain dan teknik dasar yang
Berdasarkan observasi yang peniliti ditampilkan oleh peserta didik itu benar
lakukan dari 18 MTsS se Kabupaten atau salah. Setelah pembelajaran
Dharmasraya. Peneliti menemukan guru berlangsung guru Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani olahraga dan Olahraga dan Kesehatan tersebut tidak
kesehatan di MTsS Nurul Iman masih terlihat melakukan evaluasi atas proses
belum menunjukan kinerja yang maksimal belajar yang baru saja berlangsung.
dalam mengajar. Temuan ini didukung Sehingga peserta didik tidak tahu dimana
dengan hasil data rekapitulasi penilaian kesalahan yang mereka lakukan dan
kinerja guru pendidikan jasmani olahraga menyebabkan tujuan dari pembelajaran
dan kesehatan dan informasi yang tidak tercapai seperti semestinya.
didapatkan dari pengawas madrasah Guru Pendidikan jasmani olahraga
Kementerian Agama Kabupaten dan kesehatan juga kurang trampil dalam
Dharmasraya bahwasanya dari 18 MTsS menguasai kelas, hal ini dapat dilihat
se Kabupaten Dharmasraya, MTsS Nurul ketika proses pembelajaran berlangsung,
Iman kinerja guru pendidikan jasmani guru Pendidikan jasmani olahraga dan
olahraga dan kesehatan masih berada kesehatan kurang mampu mengendalikan
dalam kategori rendah dibandingkan susasana kelas. Ketika guru menjelaskan
madrasah lainnya. pembelajaran banyak dari peserta
Lemahnya kinerja ini salah satunya didiknya yang terkesan acuh dan tidak
ditandai dengan belum terkuasainya tertarik dengan materi yang disampaikan
empat kompetensi yang seharusnya wajib oleh gurunya. Ketidak tertarikan ini bukan
dikuasai oleh guru. Berdasarkan keadaan berasal dari materi yang di ajarkan,
tersebut perlu didlakukan penelitian namun terjadi lantaran guru tersebut
mengingat seorang guru memiliki tugas belum mampu mengendalikan suasana
dan tanggung jawab yang cukup berat. kelas dengan baik. Sebaiknya sebagai
Guru harus membimbing siswa dan seorang tenaga kependidikan, guru harus
berusaha meningkatkan hubungan baik paham cara mengatasi hal-hal tersebut.
dengan siswanya, teman sejawat atau Bukan membiarkan pandangan tersebut

75
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha
p-ISSN : 2613-9693  e-ISSN : 2613-9685
Volume 8 Nomor 2 Tahun 2020

melekat pada dirinya. Selama ini Penelitian ini dilaksanakan di MTsS


penelitian tentang masalah ini belum Nurul Iman Kabupaten Dharmasraya,
pernah dilakukan, namun beberapa Pemilihan tempat tersebut didasarkan
penelitian relevan yang terkait dengan atas hasil rekapitulasi penilaian kinerja
permasalahan ini antara lain adalah guru (PKG) guru PJOK MTs Swasta
penelitian Irwan Ritonga (2018) tentang Dharmasraya yang diambil dari pengawas
kinerja guru pendidikan jasmani, olahraga madrasah se-kabupaten Dharmasraya
dan kesehatan di Sekolah Dasar Tanjung bahwa nilai guru PJOK MTs Swasta Nurul
Gadang Kabupaten Sijunjung Sumatera Iman paling rendah serta pertimbangan
Barat, telah menyimpulkan bahwa kinerja peneliti sudah mengenal situasi dan
guru pendidikan jasmani dilihat dari kondisi guru Pendidikan Jasmani
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi Olahraga dan Kesehatan di MTsS Nurul
masih kurang baik. Seiring dengan itu Iman Kabupaten Dharmasraya, sehingga
hasil penelitian Nur Holis Majid (2010) dapat mempermudah memperoleh data
terkait dengan kinerja guru pendidikan serta informasi yang akurat. Penelitian ini
jasmani, olahraga dan kesehatan di SMP tidak menggunakan populasi dan sampel,
se Kabupaten Cilacap menyatakan baik. tetapi cukup informasi diperoleh melalui
Dengan kebimbangan inilah, menurut subjek penelitian, yaitu guru pendidikan
peneliti perlu dilakukan penelitian lanjut, jasmani, olahraga dan kesehatan,
dalam bentuk kinerja dari sudut pengawas, kepala sekolah dan siswa.
kompetensi guru pendidikan jasmani, Disain penelitiannya di awali dengan
olahraga dan kesehatan. Adapun tujuan menyusun catatan lapangan terkait
penelitian secara umum adalah untuk dengan empat kompetensi guru tersebut,
lebih mengetahui secara jelas sejauh yaitu melihat kompetensi pedagoginya,
mana kinerja guru bidang pendidikan melihat kompetensi profesionalnya,
jasmani, olahraga dan kesehatan dilihat melihat kompetensi kepribadian dan
dari sudut kompetensi pedagogi, kompetensi sosialnya. Instrumen yang
profesional, kepribadian dan sosialnya, digunakan untuk pengambilan data ini
terutama di MTsS Nurul Iman Kabupaten adalah wawancara, observasi dan
Dhamasraya Provinsi Sumatera Barat. dokumentasi. Untuk analisis data yang
dilakukan, peneliti melakukan dengan
beberapa cara, yaitu pertama mereduksi
METODE PENELITIAN data, yaitu memilih elemen-elemen yang
penting dalam pembelajaran pendidikan
Penelitian ini merupakan jenis jasmani, olahraga dan kesehatan. Kedua
penelitian kualitatif. Penelitian ini peneliti melakukan display data, yaitu
bertujuan untuk mengungkapkan fakta, menyajikan ke dalam bentuk atau pola
yang sesuai dengan elemen masing-
keadaan, fenomena, variabel dan
masing, sehingga terkumpul data yang
keadaan yang terjadi saat penelitian sesuai dengan kompetensi guru
berjalan dan menyuguhkan apa adanya. pendidikan jasmani, olahraga dan
Hal ini sejalan dengan pendapat Yusuf kesehatan. Dengan demikian penelitian
(2005), penelitian kualitatif adalah salah melalui pola ini akan dapat melakukan
satu penelitian yang bertujuan untuk langkah ketiga, yaitu melakukan
mendeskripsikan secara sistemamatis, kesimpulan dan verifikasi dari data yang
diperoleh. Data yang tidak penting di
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta
buang dan data yang penting dijadikan
dan sifat subjek tertentu atau mencoba bahan untuk menyimpulkan kinerja guru
menggambarkan fenomena secara detail. pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan.

76
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha
p-ISSN : 2613-9693  e-ISSN : 2613-9685
Volume 8 Nomor 2 Tahun 2020

HASIL DAN PEMBAHASAN siswanya. Dalam hal ini guru hendaknya


dapat meningkatkan terus kinerjanya
Hasil Penelitian yang merupakan modal bagi keberhasilan
Sebelum Berdasarkan hasil data pendidikan. Kinerja adalah hasil atau
yang diperoleh melalui wawancara, tingkat keberhasilan seseorang secara
observasi dan dokumentasi, maka dapat keseluruhan selama periode tertentu di
diperoleh hasil penelitian sebagai berikut : dalam melaksanakan tugas dibandingkan
1. Dilihat dari kompetesni pedagogi telah dengan berbagai kemungkinan, seperti
diperoleh hasil bahwa kinerja guru standar hasil kerja, target atau sasaran
pendidikan jasmani, olahraga dan atau kriteria yang telah ditentukan terlebih
kesehatan di sekolah Madrasah dahulu dan telah disepakati bersama.
Stanawiyah Swasta Nurul Iman masih Jika dilihat dari asal katanya, kata
dalam ketegori kurang baik. kinerja adalah terjemahan dari kata
2. Dilihat dari kompetensi kepribadian performance, yang menurut Mangku
telah diperoleh hasil bahwa kinerja negara berasal dari akar kata "to perform"
guru pendidikan jasmani, olahraga dan yaitu: "(1) melakukan, menjalankan,
kesehatan di sekolah Madrasah melaksanakan; (2) memenuhi atau
Stanawiyah Swasta Nurul Iman masih melaksanakan kewajiban suatu niat atau
dalam ketegori baik. nazar; (3) melaksanakan atau
3. Dari kemampuan sosialnya telah menyempurnakan tanggung jawab; dan
diperoleh hasil bahwa kinerja guru (4) melakukan sesuatu yang diharapkan
pendidikan jasmani, olahraga dan oleh seseorang atau mesin. Kinerja
kesehatan di sekolah Madrasah berasal dari kata "Performance" dan
Stanawiyah Swasta Nurul Iman masih sering diartikan dengan unjuk kerja atau
dalam ketegori kurang baik. perilaku kerja dan hasil kerja. Kinerja
4. Sementara dari kompetensi profesional adalah suatu bentuk hasil kerja atau hasil
telah diperoleh hasil bahwa kinerja usaha berupa tampilan fisik, maupun
guru pendidikan jasmani, olahraga dan gagasan.
kesehatan di sekolah Madrasah Kinerja sering juga dihubungkan
Stanawiyah Swasta Nurul Iman masih dengan kompetensi pada diri pelakunya.
dalam ketegori kurang baik. Kinerja guru adalah kemampuan untuk
5. Dengan demikian secara keseluruhan melaksanakan pekerjaan atau tugas yang
bahwa kinerja kinerja guru pendidikan dimiliki guru dalam menyelesaikan suatu
jasmani, olahraga dan kesehatan di pekerjaannya. Supardi (2016) memberi
sekolah Madrasah Stanawiyah Swasta batasan kinerja, kinerja merupakan
Nurul Iman masih dalam ketegori terjemahan dari bahasa Inggris,
kurang baik. performance atau job performance tetapi
dalam bahasa Inggrisnya sering disingkat
Pembahasan Hasil Penelitian menjadi performance saja. Kinerja dalam
bahasa Indonesia disebut juga prestasi
1. Kinerja Guru Pendidikan Jasmani kerja. Kinerja atau prestasi kerja
Olahraga dan Kesehatan (performance) diartikan sebagai
ungkapan kemampuan yang didasari oleh
Guru merupakan profesi profesional pengetahuan, sikap, keterampilan dan
di mana ia dituntut untuk berupaya motivasi dalam menghasilkan sesuatu.
semaksimal mungkin menjalankan Prestasi kerja (performance) diartikan
profesinya sebaik mungkin. Sebagai sebagai suatu pencapaian persyaratan
seorang profesional maka tugas guru pekerjaan tertentu yang akhirnya secara
sebagai pendidik, pengajar dan pelatih langsung dapat tercermin dari output
hendaknya dapat berimbas kepada yang dihasilkan baik kuantitas maupun

77
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha
p-ISSN : 2613-9693  e-ISSN : 2613-9685
Volume 8 Nomor 2 Tahun 2020

mutunya. Pengertian di atas menyoroti menjalin hubungan yang akrab


kinerja berdasarkan hasil yang dicapai dengan peserta didik.
seseorang setelah melakukan pekerjaan. c. Aspek kemampuan mengelola
Kinerja guru adalah kemampuan pembelajaran dengan indikator:
dan usaha guru untuk melaksanakan merencanakan pembelajaran,
tugas pembelajaran sebaik-baiknya `mengimplementasikan teknik dan
dalam perencanaan program strategi pengelolaan kelas.
pembelajaran, pelaksanaan kegiatan d. Aspek penguasaan strategi
pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran dengan indikator:
pembelajaran (Depdiknas, 2008: 21). menerapkan berbagai strategi
Kinerja guru yang dicapai harus pembelajaran, menggunakan alat dan
berdasarkan standar kemampuan media pembelajaran.
profesional selama melaksanakan e. Aspek kemampuan melaksanakan
kewajiban sebagai guru di sekolah. Guru penilaian hasil belajar dengan
menjadi salah satu faktor yang indikator: menerapkan berbagai teknik
menentukan keberhasilan siswa. Guru penilaian, menilai hasil belajar peserta
sangat berperan dalam meningkatkan didik dengan objektif dan adil.
proses belajar mengajar, maka dari itu Dalam kaitannya dengan kinerja
seorang Guru di tuntut untuk memiliki guru dalam melaksanakan kegiatan
berbagai kompetensi dasar dalam proses belajar mengajar, maka dapat
mengajar. dikemukakan tugas keprofesionalan guru
Menurut Sugeng (2009: 206), menurut Undang-Undang Republik
kinerja guru dalam kelas adalah Indonesia nomor 14 tahun 2005 pasal 20
kemampuan guru dalam menunjukkan (a) tentang guru dan dosen adalah
ketrampilan atau kompetensi pada waktu merencanakan pembelajaran,
mengajar di kelas. Komponen kinerja melaksanakan proses pembelajaran yang
guru yang terkait dengan pembelajaran di bermutu, serta menilai dan mengevaluasi
kelas meliputi penguasaan konsep, hasil pembelajaran. Kinerja guru baik
pemahaman karakteristik siswa, tentunya pada penampilan mereka baik
kemampuan mengelola pembelajaran dari penampilan kemampuan akademik
penguasaan strategi pembelajaran dan maupun kemampuan profesi menjadi
kemampuan melakukan penilaian hasil guru artinya mampu mengelola
belajar. Dengan demikian kinerja guru pengajaran di dalam kelas dan mendidik
disaat melakukan pembelajaran terhadap peserta didik di luar kelas dengan sebaik-
peserta didik sangat penting guna baiknya.
terciptanya pembelajaran yang Kinerja seorang guru pendidikan
berkualitas. Adapun indikator kinerja guru jasmani olahraga dan kesehatan
dalam kelas dapat dilihat dari lima aspek berkaitan dengan proses belajar
kompetensi guru (Sugeng, 2009: 207 mengajar, yaitu kesanggupan atau
108), yaitu: kecakapan para guru pendidikan jasmani
a. Aspek penguasaan materi dengan olaharaga dan kesehatan dalam
indikator: mampu menjelaskan materi menciptakan suasana komunikasi yang
dengan baik dan menggunakan edukasi antara guru dan peserta didik
berbagai sumber belajar. yang mencakup suasana kognitif, afektif
b. Aspek pemahaman karakteristik siswa dan psikomotorik sebagai upaya
dengan indikator: memahami mempelajari sesuatu berdasarkan
perbedaan kemampuan peserta didik, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
memahami perbedaan SARG (suku, pembelajaraan dan tahap evaluasi
agama, ras dan golongan) peserta pembelajaran agar mencapai tujuan
didik, memperlakukan secara adil dan pembelajaran.

78
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha
p-ISSN : 2613-9693  e-ISSN : 2613-9685
Volume 8 Nomor 2 Tahun 2020

Kemampuan mengajar guru meningkatkan kompetensinya, baik dalam


pendidikan jasmani olahraga dan kaitannya dengan perencanaan,
kesehatan yang sesuai dengan tuntutan pelaksanaan, maupun mengevaluasi
pembelajaran, sehingga diperoleh hasil
standar yang diemban memberikan efek
kinerja yang optimal.
positif bagi hasil yang ingin dicapai seperti Berdasarkan undang-undang nomor
perubahan hasil akademik peserta didik, 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen,
sikap peserta didik, keterampilan peserta pada pasal 10 ayat (1) menyatakan
didik, dan perubahan pola kerja guru yang bahwa “Kompetensi guru sebagaimana
makin meningkat, sebaliknya jika dimaksud dalam pasal 8 meliputi
kemampuan mengajar yang dimiliki guru kompetensi pedagogi, kompetensi
pendidikan jasmani olahraga dan kepribadian, kompetensi sosial, dan
kesehatan sangat sedikit akan berakibat kompetensi professional yang diperoleh
bukan saja menurunkan prestasi belajar melalui pendidikan profesi”
peserta didik tetapi menurunkan juga
tingkat kinerja guru itu sendiri. Untuk itu 2. Kinerja Guru PJOK dalam
kemampuan mengajar guru pendidikan Kompetensi pedagogi.
jasmani olahraga dan kesehatan menjadi
Di dalam penjelasan undang-
sangat penting dan menjadi keharusan
undang No.14/2005 tentang guru dan
bagi guru itu sendiri untuk menjalankan dosen, yang dimaksud dengan
tugas dan fungsinya, tanpa kemampuan kompetensi Pedagodi adalah kemampuan
mengajar yang baik sangat tidak mungkin mengelolah pembelajaran peserta didik.
guru pendidikan jasmani olahraga dan Dalam PP No.74 tahun 2008 pasal
kesehatan mampu melakukan inovasi 3 ayat (4) dikemukakan bahwa
atau kreasi dari materi yang ada dalam kompetensi pedagogi adalah kemampuan
mengelolah pembelajaran peserta didik
kurikulum yang pada gilirannya
yang meliputi pemahaman terhadap
memberikan rasa bosan bagi guru peserta didik, perencanaan dan
maupun peserta didik untuk menjalankan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
tugas dan fungsi masing-masing. belajar, dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai
Berkenaan dengan standar kinerja potensi yang dimilikinya. Kompetensi
guru disebutkan bahwa, standar kinerja pedagogi adalah kemampuan
guru itu berhubungan dengan kualitas pemahaman terhadap peserta didik,
guru dalam menjalankan tugasnya seperti perancangan dan pelaksanaan
a. bekerja dengan peserta didik secara pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
individual, b. persiapan dan perencanaan pengembangan peserta didik untuk
pembelajaran, c. Pendayagunaan media mengaktualisasikan berbagai potensi
pembelajaran, d. melibatkan siswa dalam yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik
berbagai pengalaman belajar, dan e. adalah kemampuan guru berkenaan
kepemimpinan yang aktif dari guru. dengan penguasaan teoritis dan proses
Kinerja guru mempunyai spesifikasi aplikasinya dalam pembelajaran. Menurut
tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan Janawi (2011:50) Kompetensi tersebut
diukur berdasarkan spesifikasi/kriteria paling tidak berhubungan dengan,
kompetensi yang harus dimiliki oleh pertama, menguasai karakteristik peserta
setiap guru. didik; kedua, menguasai teori dan prinsip-
Seseorang guru yang memiliki prinsip pembelajaran; ketiga,
kinerja yang tinggi akan berusaha mengembangkan kurikulum dan

79
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha
p-ISSN : 2613-9693  e-ISSN : 2613-9685
Volume 8 Nomor 2 Tahun 2020

rancangan pembelajaran; keempat, penilaian pembelajaran untuk


Kemampuan minimal yang harus dicapai perbaikan kualitas program
siswa untuk kepentingan pembelajaran; pembelajaran secara umum.
kelima, memfasilitasi pengembangan e. Mengembangkan peserta didik untuk
potensi peserta didik; keenam, mengaktualisasikan berbagai
berkomunikasi secara efektif, empatik, potensinya meliputi memfasilitasi
dan santun dengan peserta didik; ketujuh, peserta didik untuk mengembangkan
menyelenggarakan evaluasi dan penilaian berbagai potensi nonakademik.
untuk kepentingan belajar; kedelapan, Dapat penulis simpulkan bahwa
memanfaatkan hasil evaluasi dan kompetesi pedagogic ada dua bagian .
penilaian untuk kepentingan belajar; dan bagian pertama adalah tentang peserta
kesembilan, melakukan tindakan reflektif didik, dan kedua tentang alat untuk
untuk meningkatkan kualitas memahami peserta didik. Dari segi
pembelajaran. Kemampuan ini sangat peserta didik guru harus bisa memahami
menentukan keberhasilan guru dalam potensi peserta didik serta bisa
melaksanakan proses pembelajaran. Sub mengembangkannya. Ada guru yang
kompetensi dalam kompetensi Pedagogi tidak paham dengan kemampuan serta
adalah: kepribadian peserta didik sehingga
a. Memahami peserta didik secara potensi yang ada pada peserta didik tidak
mendalam yang meliputi memahami berkembang. Padahal peserta didik
peserta didik dengan memanfaatkan mempunyai potensi masing-masing dan
prinsip-prinsip perkembangan kognitif, setiap pribadi itu mempunyai keunikan.
prinsip-prinsip kepribadian, dan Dalam materi olahraga sepak bola
mengidentifikasi bahan ajar awal misalkan guru tahu dengan baik siapa
peserta didik. saja yang bisa dijadikan penjaga gawang,
b. Merancang pembelajaran, termasuk penyerang, sayap kiri, sayap kanan. Akan
memahami landasan pendidikan menjadi kacau kalau siswa yang hanya
untuk kepentingan pembelajaran yang bisa menjadi penjaga gawang
meliputi memahami landasan dipercayakan sebagai penyerang,
pendidikan, menerapkan teori belajar begitupun sebaliknya. Bagian kedua, alat
dan pembelajaran, menentukan untuk mengembangkan potensi peserta
strategi pembelajaran berdasarkan didik, seperti pandai dalam
karakteristik peserta didik, kompetensi mengembangkan kurikulum. Guru
yang ingin dicapai, dan materi ajar, hendaknya menggunakan RPP dengan
serta menyusun rancangan baik.
pembelajaran berdasarkan strategi Berdasarkan hasil temuan yang
yang dipilih. dilakukan oleh peneliti melalui observasi,
c. Melaksanakan pembelajaran yang wawancara dan dokumentasi terhadap
meliputi menata latar (setting) kepala sekolah, pengawas, guru, siswa
pembelajaran dan melaksanakan dan masyarakat di Madrasah Stanawiyah
pembelajaran yang kondusif. Swasta Nurul Iman Kecamatan Sitiung
d. Merancang dan melaksanakan Kabupaten Dharmasraya bahwa kinerja
evaluasi pembelajaran yang meliputi dibidang kompetensi pedagogi guru
merancang dan melaksanakan Pendidikan Jasmani Olahraga dan
evaluasi proses dan hasil belajar Kesehatan di Madrasah Stanawiyah
secara berkesinambungan dengan Swasta Nurul Iman Kecamatan Sitiung
berbagai metode, menganalisis hasil Kabupaten Dharmasraya dikategorikan
evaluasi proses dan hasil belajar kurang baik disebabkan tidak bisanya
untuk menentukan tingkat ketuntasan guru dalam memahami potensi siswa,
belajar, dan memanfaatkan hasil Hasil penelitian ini juga relevan dengan

80
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha
p-ISSN : 2613-9693  e-ISSN : 2613-9685
Volume 8 Nomor 2 Tahun 2020

apa yang disampaikan oleh Irwan Ritonga individu, seperti: syaraf, kelenjar, atau
(2018) bahwa kinerja guru kurang baik tubuh individu secara keseluruhan.
secara keseluruhan, namun hal ini System psikofisik ini meskipun
dilakukan ditingkat Sekolah Dasar. mempunyai fondasi pembawaan,
Walaupun demikian hasil ini perlu namun dalam perkembangannya lebih
dicermati oleh semua pihak bahwa guru dipengaruhi oleh hasil belajar, atau
pendidikan jasmani, olahraga dan diperoleh melalui pengalaman.
kesehatan merupakan ujung tombak d. Determine, yang menunjuk kepada
masyarakat dan pemerintah dalam peranan motivasional system
menciptakan manusia-manusia yang psikofisik. Dalam diri individu, system
sehat dan berprestasi, serta unggul ini mendasari kegiatan-kegiatan yang
disemua bidang. Apabila peserta didik khas, yang mempengaruhi bentuk-
sudah sehat jasmani dan rohaninya, bentuk sikap, keyakinan, kebiasaan,
maka untuk pendidikan berikutnya akan atau elemen-elemen system psikofisik
mudah dilakukan. lainnya muncul melalui system
stimulus, baik dari lingkungan maupun
3. Kinierja Guru PJOK Dalam dari dalam diri individu sendiri.
Kompetensi kepribadian e. Unique, yang menunjuk pada
keunikan atau keragaman tingkah
Menurut Allport (2018) laku individu sebagai ekkspresi dari
mengemukakan bahwa, kepribadian pola system psikofisiknya. Dalam
merupakan organisasi yang dinamis proses penyesuain diri terhadap
lingkungan, tidak ada reaksi atau
dalam diri individu tentang system psiko
respon yang sama dari dua orang,
fisik yang menentukan penyesuaiannya meskipun kembar identik.
yang unik terhadap lingkungannya. Berdasarkan pandangan tersebut di
Secara lebih rinci definisi Allport ini dapat atas dapat penulis simpulkan bahwa
dijelaskan sebagai berikut. kepribadian adalah serangkaian
karakteristik yang dinamis dan
a. Dynamis, merujuk kepada perubahan terorganisasi yang dimiliki oleh seseorang
kualitas perilaku (karakteristik) yang secara unik dipengaruhi kognisi,
individu, dari waktu ke waktu, atau motivasi, tingkah laku orang tersebut
dari situasi ke situasi. dalam berbagai situasi. Kepribadian
b. Organization, yang menekankan bersifat dinamis, terorganisasi,
pemolaan dari bagian-bagian struktur psikofisikal, diterminatif, dan unik.
kepribadian yang independen, yang Kemampuan ini meliputi
masing-masing bagian tersebut kemampuan personalitas, jati diri sebagai
mempunyai hubungan khusus satu seorang tenaga pendidik yang menjadi
sama yang lainnya. Ini menunjukkan panutan bagi peserta didik. Kompetensi
bahwa kepribadian itu bukan inilah yang selalu menggambarkan
kumpulan sifat-sifat, dalam arti satu bahwasanya guru adalah sosok yang
sifat ditambah dengan yang lainnya, patut digugu dan ditiru dengan kata lain
melainkan keterkaitan antara sifat- guru menjadi suri tauladan bagi peserta
sifat tersebut, yang satu sama lainnya didik apalagi untuk jenjang pendidikan
saling berhubungan atau berinterelasi. dasar atau taman kanak-kanak dan
c. Psychophysical Systems, yang terdiri sekolah menengah. Masa-masa ini anak
atas kebiasaan, sikap, emosi, motif, lebih bersifat meniru apa yang dilihat dan
keyakinan, yang kesemuanya didengar. Perkembangan awal sering
merupakan aspek psikis, tetapi disebut sebagai proses meniru atau
mempunyai dasar fisik dalam diri

81
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha
p-ISSN : 2613-9693  e-ISSN : 2613-9685
Volume 8 Nomor 2 Tahun 2020

imitasi. Secara khusus kemampuan ini spontan dilakukan. Tidak dibuat-buat


dapat dijabarkan berupa: serta tidak direkayasa. Jika guru
a. Berjiwa pendidik dan bertindak norma mempunyai pribadi yang dibuat-buat
agama, hukum sosial, dan maka ini bukanlah dinamakan kepribadian
kebudayaan sosial Indonesia. yang sesungguhnya. Di antara
b. Tampil sebagai pribadi yang jujur, kepribadian itu adalah akhlak yang baik,
berakhlak mulia dan menjadi teladan tutur kata yang sopan, tenggang rasa,
bagi peserta didik dan masyarakat. pemaaf, sabar, percaya diri, dedikasi
c. Tampil sebagai pribadi yang mantap, dalam pekerjaan, mudah tersenyum,
dewasa, stabil, dan berwibawa. cepat menyesuaikan diri dengan
d. Menunjukkan etos kerja, tanggung keadaan, dan lain-lain.
jawab, rasa bangga sebagai tenaga Berdasarkan hasil temuan yang
pendidik dan rasa percaya diri. dilakukan oleh peneliti melalui observasi,
e. Dalam standar nasional pendidikan, wawancara, dan dokumentasi terhadap
penjelasan pasal 28 ayat 3 butir B, kepala sekolah, pengawas, guru, siswa
dikemukakan bahwa yang dimaksud dan masyarakat di Madrasah Stanawiyah
dengan kompetensi kepribadian Swasta Nurul Iman Kecamatan Sitiung
adalah kemampuan kepribadian yang Kabupaten Dharmasraya bahwa kinerja
mantap, stabil, dewasa, arif, dan guru PJOK dari segi kompetensi
berwibawa, menjadi teladan bagi kepribadian guru Pendidikan Jasmani
peserta didik, dan berakhlak mulia. Olahraga dan Kesehatan di Madrasah
f. Kepribadian yang mantap dan stabil Stanawiyah Swasta Nurul Iman Pisang
meliputi bertindak sesuai dengan Rebus Kecamatan Sitiung Kabupaten
norma sosial, bangga menjadi guru, Dharmasraya dikategorikan baik. Hasil ini
dan memiliki konsistensi dalam senada dengan apa yang disampaikan
bertindak sesuai norma. oleh Nur Holis Majid (2010) bahwa rata-
g. Kepribadian yang dewasa yaitu rata pada tingkat kemampuan ini, guru-
menampilkan kemandirian dalam guru pendidikan jasmani telah memiliki
bertindak sebagai pendidik dan pendidikan karakter yang baik, karena itu
memiliki etos kerja sebagai guru. tidak salah bahwa guru pendidikan
h. Kepribadian arif adalah menampilkan jasmani di samping memiliki kemampuan
tindakan yang berdasarkan pada paedagogi dan kemampuan yang lain.
kemanfaatan peserta didik, sekolah
dan masyarakat dan menunjukkan 4. Kinierja Guru PJOK Dalam
keterbukaan dalam berfikir dan Kompetensi Professional
bertindak.
i. Kepribadian yang berwibawa meliputi Suharsimi Arikunto (2010)
memiliki perilaku yang berpengaruh menjelaskan bahwa kompetensi
positif terhadap peserta didik dan professional berarti guru harus memiliki
memiliki perilaku yang disegani. pengetahuan yang luas serta dan dalam
j. Berakhlak mulia dan dapat menjadi tentang bidang studi yang akan diajarkan,
teladan meliputi bertindak sesuai serta penguasaan metodologi dalam arti
dengan norma religious (infaq, jujur, memiliki pengetahuan konsep teoritik,
ikhlas, suka menolong) dan memiliki mampu memilih metode yang tepat, serta
perilaku yang diteladani peserta didik. mampu menggunakan dalam proses
Dari penjelasan dan pendapat guru belajar mengajar.
di atas dapat penulis simpulkan bahwa Kompetensi professional
guru hendaknya mempunyai kepribadian merupakan kemampuan guru dalam
yang baik. Kepribadian adalah sikap baik menguasai bidang ilmu pengetahuan,
lisan maupun tidakan guru secara

82
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha
p-ISSN : 2613-9693  e-ISSN : 2613-9685
Volume 8 Nomor 2 Tahun 2020

teknologi, seni dan budaya dan dia punya dan keterampilan menyusun kesiapan
sekurang-kurangnya meliputi: mengajar atau pelaksanaan mengajar
a. Materi pelajaran secara luas dan c. Produc criteria, yakni kemampuan
mendalam sesuai dengan standar isi guru dalam mengukur kemampuan
program satuan pendidikan, mata dan kemajuan peserta didik setelah
pelajaran dan kelompok mata mengikuti proses belajar mengajar
pelajaran yang diampu. dengan demikian bahwa guru yang
b. Konsep dan metode disiplin keilmuan, hanya dapat dilaksanakan secara
teknologi, atau seni yang relevan, efektif dan efesian oleh seseorang
yang secara konseptual menaungi yang dipersiapkan untuk menguasai
atau koheren dengan satuan kompetensi guru melalui pendidikan
pendidikan, mata pelajaran dan guru.
kelompok mata pelajaran yang Dalam standar nasional pendidikan
diampu. penjelasan pasal 28 ayat 3 butiran d,
c. Menguasai materi, strukrur, konsep, dikemukakan bahwa yang dimaksud
dan pola pikiran keilmuan yang dengan kompetensi professional adalah
mendukung pelajaran yang diampu. kemampuan penguasaan materi
d. Menguasai standar kompetensi dan pelajaran secara luas dan mendalam
kompetensi dasar mata pelajaran/ yang memungkinkan membimbing
bidang pengembangan yang diampu. peserta didik memenuhi standar
e. Mengembangkan materi pembelaja kompetensi yang tetapkan dalam standar
ran yang diampu secara kreatif. pendidikan. Kompetensi professional
f. Mengembangkan keprofesionalan adalah penguasaan materi pembelajaran
secara berkelanjutan dengan secara luas dan mendalam yang
melakukan tindakan reflektif. mencakup penguasaan materi kurikulum
g. Memanfaatkan TIK untuk mata pelajaran di sekolah dan substansi
berkomunikasi dan mengembangkan keilmuan yang menaungi materinya, serta
diri. penguasaan terhadap struktur dan
Cony R. Semiawan (2010) metodologi keilmuannya.
mengemukakan bahwa kompetensi guru Dapat penulis simpulkan bahwa
memiliki tiga kriteria yang terdiri dari: kompetensi professional adalah
kemampuan guru dalam memahami
a. Knowlegen criteria yakni kemampuan materi serta bisa menyampaikan dengan
intelektual yang dimiliki seorang guru baik. Sebagai guru PJOK hendaknya bisa
yang meliputi penguasaan materi mengerti dengan teori-teori pendidikan
pelajaran, pengetahuan mengenai jasmani, olahraga dan kesehatan
cara mengajar, pengetahuan sehingga ketika orang bertanya tentang
mengenai belajar dan tingkah laku olahraga maka dengan sangat mudah
individu, pengetahuan tentang guru PJOK menjelaskan dengan baik.
bimbingan dan penyuluhan Karena orang-orang sangat percaya
pengetahuan tentang kemasyarakatan dengan guru PJOK dalam bidang
dan pengetahuan umum. olahraga. Karena guru PJOK sudah
b. Ferformance criteria ada kemampuan berkecimpung dengan olahraga selama
guru yang berkaitan dengan berbagai kuliah.
keterampilan dan prilaku, yakni Berdasarkan hasil temuan yang
meliputi keterampilan mengajar, dilakukan oleh peneliti melalui observasi,
membimbing, menilai, menggunakan wawancara, dan dokumentasi terhadap
alat bantu pengajaran, bergaul dan kepala sekolah, pengawas, guru, siswa
berkomunikasi dengan peserta didik dan masyarakat di Madrasah Stanawiyah
Swasta Nurul Iman Kecamatan Sitiung

83
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha
p-ISSN : 2613-9693  e-ISSN : 2613-9685
Volume 8 Nomor 2 Tahun 2020

Kabupaten Dharmasraya bahwa kinerja jenis kelamin, agama, ras, kondisi


guru PJOK dari segi kompetensi fisik, latar belakang keluarga, dan
professional guru Pendidikan Jasmani status sosial keluarga.
b. Berkomunikasi secara efektif,
Olahraga dan Kesehatan di Madrasah
empatik, dan santun dengan sesama
Stanawiyah Swasta Nurul Iman pendidik, tenaga kependidikan, orang
Kecamatan Sitiung Kabupaten tua dan masyarakat.
Dharmasraya dikategorikan kurang baik. c. Beradaptasi di tempat bertugas di
Artinya jika kita bandingkan dengan seluruh wilayah Indonesia yang
pendapat ahli sebelumnya, ternyata memiliki keragaman sosial budaya.
belum dapat terealisasikan dengan baik. d. Berkomunikasi dengan lisan maupun
tulisan.
5. Kinierja Guru PJOK Dalam Dapat penulis simpulkan bahwa
Kompetensi Sosial kompetensi sosial guru adalah
kemampuan yang baik dalam bidang
Pengertian kompetensi sosial guru bersosial atau berinteraksi dengan
dikemukakan oleh para ahli di antaranya; sesama manusia yaitu kepada siswa,
Menurut Suharsimi (2010) kompetensi guru, kepala sekolah, pengawas, operator
sosial berarti bahwa guru harus memiliki sekolah, satpam, petugas perpustakaan,
kemampuan berkomunikasi sosial dengan masyarakat dan lain sebagainya. Jika
siswa, sesama guru, kepala sekolah dan kompetensi sosial yang dimiliki guru baik,
masyarakat. maka kehidupan guru itu bisa nyaman
Kompetensi sosial ini merupakan dan mudah. Karena orang-orang akan
kemampuan guru sebagai bagian dari bersimpati padanya.
masyarakat. Kompetensi ini sekurang- Berdasarkan hasil temuan yang
kurangnya meliputi. 1) berkomunikasi dilakukan oleh peneliti melalui observasi,
lisan, tulis, dan isyarat secara santun. 2) wawancara, dan dokumentasi terhadap
menggunakan teknologi komunikasi dan kepala sekolah, pengawas, guru, siswa
informasi secara fungsional. 3) bergaul dan masyarakat di Madrasah Stanawiyah
secara efektif dengan peserta didik, Swasta Nurul Iman Kecamatan Sitiung
sesama peserta didik, tenaga Kabupaten Dharmasraya bahwa kinerja
kependidikan, pimpinan satuan pendidik, guru PJOK dari segi kompetensi sosial
orang tua atau wali peserta didik., 4) guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan
bergaul secara santun dengan Kesehatan di Madrasah Stanawiyah
masyarakat sekitar dengan Swasta Nurul Iman Kecamatan Sitiung
mengindahkan norma serta system nilai Kabupaten Dharmasraya dikategorikan
yang berlaku. 5) menerapkan prinsip kurang baik. Hasil ini, nampaknya tidak
persaudaraan sejati dan semangat jauh dari hasil yang diperoleh oleh peneliti
kebersamaan. Dalam standar nasional sebelumnya, bahwa masih ada guru
pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 terutamta guru pendidikan jasmani yang
butir c, dikemukakan pula bahwa yang belum memiliki kompetensi sosial yang
dimaksud dengan kopetensi sosial adalah baik. Oleh karena itu guru pendidikan
kemampuan guru sebagai bagian dari jasmani, olahraga dan kesehatan
masyarakat untuk berkomunikasi dan khususnya yang masih belum memiliki
bergaul secara efektif dengan peserta rasa sosial yang tinggi untuk melakukan
didik, tenaga kependidikan, orang tua dan terobosan dengan cara melakukan
masyarakat sekitar, antara lain sebagai perubahan sesuai dengan kebutuhan
berikut : masyarakat.
a. Bertindak obyektif, serta tidak
diskriminasi karena pertimbangan

84
Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha
p-ISSN : 2613-9693  e-ISSN : 2613-9685
Volume 8 Nomor 2 Tahun 2020

PENUTUP Sekabupaten Cilacap. Skripsi.


Simpulan Yogyakarta: FIK UNY Pusat Bahasa
Berdasarkan penelitian yang penulis Departemen Pendidikan Nasional.
lakukan dengan metode kualitatif, maka
dapat penulis simpulkan bahwa kinerja
guru di bidang kemampuan pedagogi, Paramitha, Sandey Tantra. 2018.
kemampuan profesional dan kemampuan Revitalisasi Pendidikan Jasmani
sosial masih dalam taraf yang kurang baik untuk Anak Usia Dini melalui
dan diperlukan perhatian khusus untuk Penerapan Model Bermain Edukatif
dapat memiliki tugas yang lebih baik dan Berbasis Alam. Jurnal Pendidikan
profesional lagi dalam melayani peserta Jasmani dan Olahraga JPJO 3 (1)
didik dan masyarakat, sehingga dari hasil
(2018).
penelitian ini dapat dijadikan bahan dan
informasi yang berharga bagi sekolah dan
masyarakat serta seluruh stake holder Suharsimi Arikunto. (2010), Prosedur
melakukan perubahan dan peningkatan. Penelitian, Suatu Pendekatan
Walaupun kompetensi kepribadian sudah Praktek. Jakarta.
cukup baik, namun kompetensi
keperibadian tidak serta merta akan dapat Surahni. 2017. Pendidikan Jasmani,
membawa pengaruh langsung pada
Olahraga dan Kesehatan (PJOK)
kompetensi lain, karena semuanya harus
dilakukan melalui proses pendidikan dan sebagai Sarana Pendidikan Moral.
latihan yang kontinu dan University Research Colloquium
berkesinambungan. Keempat kompetensi 2017.
ini akan saling berhubungan satu dengan
yang lain, jika dilakukan secara sinergis Syahrin, Alfi. 2017. Peran Guru
dan sistematis. Pendidikan Jasmani Dalam
DAFTAR PUSTAKA Membentuk Karakter Siswa Pada
Mts Se-Banda Aceh Tahun
Depdiknas. (2008). Pedoman Pelajaran 2016/2017. Jurnal Ilmiah
penilaianKinerja Guru. Mahasiswa Pendidikan Jasmani,
Jakarta:Depdiknas. Kesehatan dan Rekreasi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Janawi (2011). Ilmu Pendidikan, Jakarta: Unsyiah Volume 3. Nomor 2 : 76 -
GP Press Group. 91 Mei 2017.

Junaedi, Anas. 2015. Survei Tingkat Wicaksono, Galuh Hendityo. 2019.


Kemajuan Pendidikan Jasmani, Kreativitas Guru Penjas Terhadap
Olahraga, Dan Kesehatan Di Sma, Proses Pembelajaran Penjas Di
Smk, Dan Ma Negeri Se-Kabupaten Sekolah Menengah Pertama Negeri
Gresik. Jurnal Pendidikan Olahraga Sekecamatan Kebumen Kabupaten
dan Kesehatan Volume 03 Nomor Kebumen 2018. Jurnal Pendidikan
03 Tahun 2015. Kesehatan Rekreasi Vol. 5, No. 2,
Hal. 95 – 100, Juni 2019.
Nur Holis Majid. (2010). Kinerja Guru
Dalam Mengajar Pendidikan
Jasmani di SMP Negeri

85

Anda mungkin juga menyukai