Anda di halaman 1dari 12

PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA

MENDUKUNG MAHASISWA BELAJAR


RELATIF LEBIH LAMA

Oleh
Advendi Kristiyandaru

Abstrak
Kesegaran jasmani merupakan sangat didambakan setiap
insan di dunia. Begitu juga bagi setiap mahasiswa. Namun
banyak pendapat bahwa pendidikan jasmani dan olahraga
(penjasor) hanya membuat tubuh kelelahan dan hanya
meningkatkan keterampilan fisik saja. Ternyata bahwa penjasor
merupakan bagian integral dari pendidikan nasional. Dan salah
satu tujuan pendidikan jasmani adalah menjaga kesegaran
tubuh sehingga memberikan tenaga kepada tubuh melakukan
pekerjaan atau bekerja relatif lebih lama dan masih memiliki
daya cadang setelah belajar dengan keras.
Kata kunci: penjasor, kesegaran jasmani
1. PENDAHULUAN
Para mahasiswa adalah kaum muda harapan bangsa yang tentunya
mendambakan hidup sehat, vitalitas, kesegaran jasmani dan panjang umur. Namun
harapan itu tidak akan pernah didapat tanpa diikuti oleh usaha yang memadai untuk
mencapainya. Hidup sehat, vitalitas, kesegaran jasmani bukan saja harapan mahasiswa
Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), namun juga menjadi idaman semua mahasiswa
khususnya mahasiswa Universitas Negeri Surabaya non FIK.
Kehidupan modern saat ini membawa dampak yang kurang baik bagi
kesehatan dan kesegaran jasmani kita. Dengan makin canggihnya teknologi, semakin
banyak mengesampingkan kebutuhan aktivitas fisik, sehingga mempengaruhi
kebiasaan hidup sehari-hari. Banyak kegiatan yang semula memerlukan kemampuan
fisik telah diganti oleh tenaga mesin yang dengan mudah dapat menarik, mendorong
1

suatu benda yang sangat berat hanya cukup dengan menarik handel atau menekan
tombol. Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa akibat dari semua itu akan
mempunyai pengaruh yang sangat buruk terhadap kesehatan manusia. Memang
dengan semakin majunya teknologi tentu akan mengurangi aktifitas gerak manusia
dalam melaksanakan pekerjaannya, namun masyarakat pada suatu saat juga akan
menyadari bahwa secara alami kodrat dan eksistensi kehidupan suatu makhluk hidup
ditunjukkan dengan adanya suatu gerak. Semakin menurun aktifitas geraknya maka
akan semakin menurun pula fungsi tubuh yang dimilikinya.
Dalam menanggapi hal di atas, Universitas Negeri Surabaya (Unesa)
mengambil suatu kebijakan dengan memasukkannya matakuliah pendidikan jasmani
dan olahraga (Penjasor) dalam kurikulum. Kurikulum ini diberlakukan untuk semua
jurusan di masing-masing fakultas yang ada di Unesa, dengan bobot 2 (dua) SKS.
Pandangan bahwa mahasiswa non FIK tidak membutuhkan pendidikan jasmani dan
olahraga adalah sebuah kesalahan. Untuk itu perlu kita mengetahui terlebih dahulu
apa itu konsep penjasor serta tujuan penjasor.

2. Konsep Pendidikan Jasmani dan Olahraga


Pendidikan

jasmani

adalah

proses

pendidikan

melalui

penyediaan

pengalaman belajar kepada siswa berupa aktivitas jasmani, bermain dan berolahraga
yang

direncanakan

secara

sistematis

guna

merangsang

pertumbuhan

dan

perkembangan fisik, ketrampilan motorik, keterampilan berfikir, emosional, sosial dan


moral. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus
membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat (Depdiknas, 2002). Pendidikan
jasmani dan olahraga yang diberikan kepada para mahasiswa juga merangsang
keterampilan motorik, artinya para mahasiswa sudah lebih mendekat kepada hal-hal
yang sifatnya praktikkum atau kegiatan langsung di lapangan. Penjasor juga
merangsang keterampilan berpikir artinya mahasiswa harus lebih banyak berpikir
terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu.
Soemosasmito (1999) menjelaskan bahwa pendidikan jasmani merupakan
proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dengan tujuan meningkatkan perilaku
hidup sehat manusia seutuhnya. Peranan pendidikan jasmani dan olahraga adalah
2

sangat penting yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk terlibat


langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui gerak. Sedangkan Sukintaka
(2004) mengatakan pendidikan jasmani merupakan proses interaksi antara peserta
didik dengan lingkungannya melalui aktivitas jasmani yang disusun secara sistematis
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Mutohir (2002) dalam hal ini menyatakan, pendidikan jasmani adalah suatu
proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang
dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh
pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan,
kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka
pembentukan manusia Indonesia berkualitas berdasarkan Pancasila.
Berdasarkan pendapat di atas, pendidikan jasmani dan olahraga (Penjasor)
yang diberikan di perguruan tinggi merupakan bagian dari proses pendidikan yang
diarahkan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan manusia secara
menyeluruh (fisik, mental, sosial, intelektual, emosional, spiritual) melalui media
aktifitas fisik.

3. Tujuan Pendidikan Jasmani dan Olahraga


Pada dasarnya pendidikan jasmani dan olahraga memiliki tujuan yang sama.
Soemosasmito dan Mutohir (2002) mengatakan bahwa tujuan keduanya ibarat
sekeping mata uang yang memiliki dua sisi, pendidikan jasmani dan olahraga
mengarah kepada dua aspek, (1) aspek pendidikan mengarah kepada nilai-nilai edukatif,
dan (2) aspek olahraga mengarah kepada prestatif. Maka kedua aspek tersebut tidak bisa
dipisahkan sehingga harus saling mengait dan melengkapi dalam rangka mewujudkan
pribadi peserta didik yang sehat rohaniah dan jasmaniah yang memungkinkan untuk
berprestasi.
Oleh karena itu, pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sarana yang ampuh
untuk menumbuhkembangkan pribadi peserta didik menjadi sosok manusia yang utuh
tidak hanya mengarah kepada pelatihan teknik gerak saja akan tetapi juga merangsang dan
menumbuhkembangkan kepribadiannya. Seperti yang tertulis pada tabel di bawah ini:

Tabel Tujuan Pendidikan Jasmani dan Olahraga


Perilaku Hidup Sehat
1. Aspek Sehat Jasmaniah
a.Tumbuh kembang serasi dan
seimbang

Indikator Keberhasilan Pembelajaran


Mengacu pada pribadi yang memiliki struktur
jasmani yang tampan, serasi dan seimbang
Pertumbuhkembangan jasmani dan organ-organ
tubuh secara serasi dan seimbang

b.Terampil

Gerak yang semakin kuat, cepat, tepat, lentur,


terkoordinasi, luwes indah, anggun dan tangkas,
yang mendukung tercapainya prestasi olahraga
yang tinggi

c. Bugar

Tidak mengidap penyakit, dapat bekerja dan


belajar relatif lama dan memiliki daya cadang
setelah bekerja dan belajar dengan keras

d. Segar

Tampang selalu segar dan menarik

2. Aspek sehat rohaniah

Mengacu pada pribadi yang berbudi pekerti


luhur

a. Sehat sosial

Dapat bekerja sama, tolong-menolong, sikap


terbuka dan toleransi dan menghargai pihak lain
termasuk lawan

b. Sehat emosional

Dapat mengendalikan diri, tenggang rasa, saling


memaafkan, saling menghormati, dan dapat
mengutarakan pendapat secara santun

c. Sehat mental

Bersikap jujur, sportif, disiplin, rela berkorban,


tangguh, mantap, mandiri dan bertanggung
jawab

d. Sehat intelektual

Memiliki citra hidup sehat dan berupaya untuk


mengaktualisasikan perilaku hidup sehat
intelektual yang tampak dalam kehidupannya
sehari-hari, dan dapat mengantisipasi situasi
pertandingan dalam menemukan strategi, teknik
dan taktik yang tepat dan cepat

e. Sehat spiritual

Dapat mengambil hikmah dan merasakan


nikmat karena menghayati dan dapat
4

mengaktualisasikan perilaku hidup sehat,


karena mendapat limpahan rahmat dan anugrah
dari Tuhan Yang Maha Esa
Sumber : Soemosasmito dan Mutohir (2002)

Pendidikan jasmani dan olahraga memiliki tujuan yang bersifat menyeluruh


(holistik), jadi pendidikan jasmani dan olahraga merupakan alat untuk membina
peserta didik agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas
jasmani yang dilakukannya dan mengalami pola hidup sehat dalam berbagai aktivitas
pendidikan jasmani yang dimanfaatkan untuk mengembangkan kepribadian dirinya.
Dengan kata lain pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas
jasmani.
Mengapa pendidikan jasmani dan olahraga perlu diajarkan di lingkup
perguruan tinggi? Telah terjadi kesalahpahaman, ada yang berpendapat bahwa
pendidikan jasmani dan olahraga lebih menekankan pembinaan keterampilan fisik,
tentu jawabnya tidak demikian. Tujuan yang sesungguhnya dari pendidikan jasmani
itu bersifat menyeluruh, sebab bukan hanya aspek fisik semata, tetapi juga aspek
lainnya yang mencakup aspek intelektual, emosional, sosial, dan moral.
Menurut Mutohir (2002) tujuan pendidikan jasmani yang akan dicapai terjabar
seperti butir-butir berikut ini:
(1) Perkembangan pribadi: (a) pertumbuhan fisik secara optimal, (b) sehat fisik, mental,
sosial, dan spiritual, (c) kesegaran jasmani optimal, (d) cerdas, (e) kreatif dan
inovatif, terampil dalam gerak dan memecahkan masalah, dan (g) jujur, disiplin,
percaya diri, dan tanggung jawab.
(2) Hubungan antar pribadi dan lingkungan : (a) sosial pada sesama, (b) gotong royong,
(c) luwes (mudah menyesuaikan diri), (d) komunikatif dalam ide (konsep), dan
pemikiran, (e) etika (sopan santun), (f) menghargai kondisi lingkungan, dan (g) jujur,
disiplin, percaya diri,dan tanggungjawab.
(3) Ketahanan Nasional Politik : a) cinta tanah air, b) demokrasi pancasila, c) loyal pada
Pancasila dan UUD 1945.
5

(4) Ekonomi: a.) penguasaan informasi dan teknologi, b) etos kerja.


(5) Sosial budaya : a) tertib hukum, b) kesetiakawanan sosial.
(6) Budaya : a) rnenghargai karya orang lain, b) berpikir kritis, c) toleransi penerapan
IPTEK.
(7) Hankam:

a) kesiapan membela negara, b) berpartisipasi dalam Hankamrata.

Dengan memperhatikan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan


pendidikan jasmani dan olahraga bagi mahasiswa merupakan bagian integral
pendidikan yang dapat memberi arah dan sasaran terhadap manajemen pembelajaran
dalam

upaya

memberikan

pemahaman

kepada

mahasiswa

untuk

menumbuhkembangkan potensi diri atau kemampuan pribadi utuh dan akhlak mulia
secara terpadu dan optimal.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) melakukan pendekatan promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit melalui kegiatan-kegiatan health promotion. Salah satu
aspek health promotion yang dianggap penting saat ini adalah hidup dengan penuh
aktifitas. Kampanye hidup aktif ini berkaitan erat dengan upaya kesegaran jasmani.
Sekarang makin banyak orang membicarakan kesegaran jasmani. Bahkan
pemerintah menganjurkan para pegawai negeri maupun karyawan perusahaan
melakukan kegiatan yang sifatnya untuk meningkatkan kesegaran jasmani misalnya
senam aerobik yang dilakukan serentak pada hari Jumat pagi di masing-masing instansi.
Seyogyanya aktivitas seperti senam aerobic inipun dapat dilakukan oleh semua
mahasiswa di fakultas masing-masing. Lalu apa sebenarnya kesegaran jasmani (physical
fitness) itu ?
Kesegaran/kebugaran

jasmani

adalah

kemampuan

seseorang

untuk

melakukan pekerjaan/tugasnya sehari-hari dengan mudah, tanpa merasa kelelahan


yang berlebihan, dan masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati
waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan yang mendadak. Dapat pula
ditambahkan, kesegaran

jasmani

merupakan kemampuan untuk

melakukan

pekerjaan/tugas dengan baik walaupun dalam keadaan sulit/sukar, dibandingkan


dengan orang yang kesegaran jasmaninya kurang sehingga tidak dapat melakukan
pekerjaan tersebut. Dan bagi mahasiswa kesegaran/kebugaran jasmani yang baik akan
6

membuat mereka tidak mudah mengidap penyakit, dapat belajar relatif lama dan
memiliki daya cadang setelah belajar dengan keras.
Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan terdiri atas empat
komponen yaitu (1) daya tahan jantung-paru, (2) kekuatan otot, (3) kelentukan dan (4)
komposisi tubuh. Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan merupakan
dasar pengembangan fisik dari seseorang. Oleh karena itu kesegaran jasmani yang
berhubungan

dengan

kesehatan

harus

lebih

dahulu diperhatikan

sebelum

memperhatikan komponen kesehatan jasmani yang lain.

Empat macam Komponen tersebut dijelaskan sebagai berikut.


a. Daya tahan jantung-paru
Daya tahan jantung-paru adalah suatu kondisi tubuh seseorang yang
mampu untuk menghisap, mengangkut dan menggunakan oksigen di dalam
tubuhnya dengan baik, efisien dan efektif. Daya tahan jantung-paru merupakan
kesanggupan sistem jantung-paru dan pembuluh darah berfungsi secara optimal
saat melakukan latihan dalam waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan yang
berarti.
Daya tahan jantung-paru sangat penting untuk menunjang kerja otot
sehingga terjadi peningkatan kapasitas dan vitalitas tubuh. Peningkatan kapasitas
dan vitalitas tubuh akan menghasilkan suatu kegiatan yang penuh semangat,
kreatif dan inovatif (akan memudahkan untuk berfikir dan memunculkan ide-ide
baru).

b. Kekuatan Otot
Kekuatan otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk
melakukan satu kali kontraksi secara maksimal melawan tahanan atau beban yang
berat. Kekuatan otot yang maksimal tergantung dari ukuran, jumlah otot, proporsi
serabut otot, koordinasi beberapa kelompok otot. Kekuatan otot merupakan hal
penting untuk setiap orang karena berguna untuk melakukan gerakan,
mempertahankan keseimbangan dan postur tubuh. Orang yang mempunyai
7

kekuatan otot yang baik akan memiliki kemampuan dalam mengatur dan
melaksanakan berbagai macam gerakan dengan baik.

c. Kelentukan
Kelentukan adalah kemampuan sendi untuk melakukan gerakan dalam
ruang gerak sendi secara maksimal. Kelentukan menunjukkan besarnya pergerakan
sendi secara maksimal sesuai dengan lingkup gerak sendi (range of motion). Orang
yang mempunyai kelentukan yang baik akan mampu melakukan gerakan secara
bebas tanpa adanya hambatan dan rasa takut dari persendian. Kelentukan yang
dilakukan melalui latihan peregangan dapat mencegah terjadinya cedera /
gangguan pada sendi.

d. Komposisi tubuh
Komposisi tubuh adalah susunan tubuh yang digambarkan sebagai dua
kompartemen yaitu massa tubuh tanpa lemak dan lemak tubuh. Komposisi tubuh
dapat diketahui dengan cara mengukur banyaknya lemak tubuh dengan memakai
alat yang disebut skinfold caliper. Komposisi tubuh selain diukur dengan
menggunakan parameter lemak tubuh, sering juga dilakukan dengan memakai
indeks massa tubuh. Indeks massa tubuh merupakan cara untuk menggambarkan
status gizi yaitu melihat berat badan dalam hubungannya dengan tinggi badan.
Banyak pertanyaan yang timbul, mengapa sudah cukup lama berlatih, tetapi
masih belum juga menunjukkan adanya peningkatan kesegaran/kebugaran jasmani,
khususnya bagi para mahasiswa, sehingga kadang-kadang menimbulkan rasa bosan
dan kejenuhan? Untuk meningkatkan kesegaran/kebugaran jasmani tidak hanya
bergantung pada lamanya seseorang melakukan latihan. Terdapat banyak Faktor yang
mempengaruhi peningkatan kesegaran/kebugaran seseorang, salah satu Faktor
diantaranya adalah intensitas dan frekuensi latihan. Namun masih banyak lagi Faktor
lain yang sangat berpengaruh. Faktor faktor lain yang dimaksud adalah :
8

a. Intensitas Latihan
Intensitas latihan adalah kerasnya seseorang melakukan latihan,
khususnya latihan yang bersifat aerobik, yaitu yang berlangsung lebih dari enam
menit secara terus menerus. Misalnya lari untuk mempersiapkan diri bermain
bulutangkis, tenis, bola basket, sepak bola, dan lain-lainnya dengan baik. Untuk itu
latihan harus dengan takaran intensitas yang cukup. Adapun cara mengukur
intensitas latihan dengan cara menghitung denyut nadi.
Intensitas latihan menunjukkan dosis latihan yang harus dilakukan
seseorang, menurut daerah latihan (training zone) yang telah ditetapkan dan
dianggap aman. Apabila intensitas latihan tidak memadai atau terlalu rendah maka
tidak ada pengaruh pada tubuh. Dan intensitas lathan yang terlalu berat akan
dapat menyebabkan cidera atau sakit. Untuk menentukan intensitas latihan yang
aman dapat ditaksir dengan denyut nadi maksimal, dengan mempertimbangkan
usia seperti rumus:

Prediksi Denyut Nadi Maksimal (DNM) = 220 umur

Perlu diketahui bahwa denyut nadi adalah frekuensi irama denyut atau
detak jantung yang dapat dipalpasi (diraba) dipermukaan kulit pada tempattempat tertentu, seperti pada: pergelangan tangan bagian depan sebelah atas
pangkal ibu jari tangan, leher sebelah kiri atau kanan depan otot sterno cleido
mastoidues, dada sebelah kiri tepat diapex jantung dan pelipis.
Adapun cara penghitungan denyut nadi yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
a)
b)
c)
d)

Apabila nadi dihitung selama 6 detik maka harus dikalikan 10


Apabila nadi dihitung selama 10 detik maka harus dikalikan 6
Apabila nadi dihitung selama 15 detik maka harus dikalikan 4
Apabila nadi dihitung selama 30 detik maka harus dikalikan 2
(Nurhasan, dkk. 2005)

b. Lama Latihan
Lama latihan, merupakan hal yang perlu diketahui pula. Lama latihan
adalah jumlah waktu yang digunakan dalam setiap kali latihan, dimana intensitas
latihan harus tetap dipertahankan. Latihan dilakukan minima selama 20 menit, dan
lama latihan yang optimal adalah 30-45 menit. Jika intensitas latihan lebih tinggi,
maka waktu latihan dapat lebih pendek. Sebaliknya jika intensitas latihan lebih
kecil, maka waktu latihan harus lebih lama.

c. Frekuensi
Frekuensi latihan berhubungan erat dengan intensitas latihan dan lama
latihan. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa latihan paling sedikit tiga hari per
minggu. Seseorang akan menurun ketahanannya setelah 48 jam tidak melakukan
latihan.
Telah diketahui bahwa empat hari latihan hasilnya lebih baik daripada tiga
hari, dan lima hari latihan sedikit lebih baik daripada empat hari. Dari penelitian
juga terlihat bahwa dua hari latihan per minggu tidak efektif untuk melatih jantung
dan peredaran darah. Dengan perkataan lain, jika kita hanya melakukan latihan
dua hari per minggu, maka hasilnya hanya sedikit lebih baik daripada tidak
melakukan latihan sama sekali.
Untuk mencapai sasaran yang diinginkan, latihan harus dijalankan secara
bertahap, teratur, dan memenuhi takaran/dosis latihan yang diperlukan. Jika
latihan tidak cukup takarannya maka tidak akan begitu nampak manfaatnya bagi
kesehatan namun jika latihan secara berlebihan juga akan membahayakan
kesehatan dan kesegaran jasmani kita.
Matakuliah Pendidikan Jasmani dan Olahraga yang diberikan kepada
mahasiswa di lingkungan Universitas Negeri Surabaya selain mahasiswa Fakultas
Ilmu Keolahrgaan, telah disusun dalam bentuk Garis-garis Besar Rencana
Perkuliahan (GBRP) dengan cukup sistematis. Maksudnya adalah selain
memberikan pengetahuan tentang olahraga juga memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan motorik, keterampilan berpikir,
nilai-nilai afektif seperti: kejujuran, kerja sama, toleransi. Dan yang paling utama
10

dalam program selama satu semester tersebut adalah dapat meningkatkan


kesegaran jasmani mahasiswa untuk mampu belajar relatif lebih lama. Dan pokok
bahasan yang diberikan antara lain sebagai berikut:
(1) Penjelasan tentang Pendidikan Jasmani dan Olahraga
(2) Penjelasan tentang Kesegaran Jasmani, Zona Latihan (Training Zone), Program
Latihan Kesegaran Jasmani
(3) Tes Lari 1000m untuk putri dan 1200m untuk putra
(4) Bentuk Latihan Aerobik Jalan/lari
(5) Senam Aerobik
(6) Olahraga Permainan
(7) Pengetahuan Umum Olahraga, Manajemen Olahraga
(8) Sistem Pertandingan
(9) Olahraga Pilihan
(10) Pertandingan antar kelas/jurusan

11

DAFTAR RUJUKAN
Depdiknas, 2002. Kurikulum dan hasil Belajar Rumpun Pelajaran Pendidikan Jasmani.
Puskur Balitbang: Jakarta.
Mutohir, Toho, C. 2002. Gagasan-Gagasan Dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga.
UNESA Press: Surabaya.
Nurhasan, dkk. 2005. Petunjuk Praktis Pendidikan Jasmani dan Olahraga (Bersatu
Membangun Manusia yang Sehat Jasmani dan Rohani). Unesa University Press:
Surabaya.
Soemosasmito, S. 1999. Penelitian Tindakan Supervisi Kelompok Praktikan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) Pendidikan Jasmani. Disertasi. IKIP Negeri
Malang.
Sukintaka. 2004. Teori Pendidikan Jasmani, Filosofi Pembelajaran dan Masa Depan.
Nuansa Press: Bandung.

12

Anda mungkin juga menyukai