Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah


memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah
ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pengembangan Aspek Sosial Melalui
Pendidikan Jasmani” tepat waktu.
Makalah “Pengembangan Aspek Sosial Melalui Pendidikan
Jasmani” disusun guna memenuhi Tugas Final. Selain itu, penulis juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
tentang “Pengembangan Aspek Sosial Melalui Pendidikan Jasmani”.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
Bapak/Ibu selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima
demi kesempurnaan makalah ini.

PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………….

DAFTAR ISI ……………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………….

1.1 Latar Belakang ………………………………………………..…..

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………..……..

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………..……..

1. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan ............................


2. Pendidikan Jasmani dan Pendidikan Karakter ……………………
3. Contoh Pengembangan Karakter Dalam Pendidikan Jasmani …….....
BAB III PENUTUP ……………………….……………………………
DAFTAR PUSTAKA …………………………….………………………

4.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas
jasmani untuk mencapai tujuan pendidikan. Keberadaan pendidikan
jasmani di sekolah diharapkan dapat mendorong perkembangan dan
pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat bagi anak dan
remaja. Selain itu dengan tersedianya juga fasilitas saran dan prasarana
diharapkan dapat bermanfaat untuk membina kebugaran jasmani siswa
Salah satu bagian penting dalam proses pendidikan adalah kegiatan
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran sangat besar pengaruhnya
terhadap pembentukan karakter siswa. Hal ini terutama kegiatan
pembelajaran yang mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik secara seimbang dengan disertai dengan pembiasaan
keseharian.
Hasil penelitian Blazely, dkk (1997) menunjukkan bahwa
pembelajaran di sekolah cenderung sangat teoritis dan mengabaikan
lingkungan keseharian anak. Pendidikan yang berlangsung tampaknya
lebih menitikberatkan pada aspek kognitif semata (90%).
Dalam konteks inilah pendidikan akan semakin dituntut peranannya
untuk dapat menghasilkan manusia yang berkualitas. Sebagai pembinaan
upaya mutu sumber daya manusia, pedidikan jasmani di lembaga
pendidikan formal dapat berkembang lebih pesat agar mampu menjadi
landasan bagi pembinaan keolahragaan nasional. Proses pembentukan
sikap dan pembangkitan motivasi harus dimulai pada usia dini. Oleh
sebab itu pendidikan jasmani sudah dimulai sejak anak berada dibangku
TK, sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi.
Kecenderungan dalam pendidikan di Indonesia adalah anak hanya
dikembangkan untuk mampu memahami informasi dan pengetahuan
(kognitif), namun tidak mampu merasakan dan menghayati (afektif) serta
tidak terampil mempraktekannya (psikomotor). Patut diduga bahwa
merosotnya kualitas sumber daya manusia Indonesia saat ini antara lain
disebabkan oleh sistem pendidikan seperti itu.
Oleh karena itu pendidikan anak yang semata berorientasi pada
pengembangan kognitif (intelektualitas) harus berubah menjadi pendidikan
yang berorientasi bukan hanya pada dimensi kognitif tetapi juga harus
mencakup dimensi afektif dan psikomotor.
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan,
bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, ketrampilan
gerak, kemampuan berfikir kritis, ketrampilan sosial, penalaran, stabilitas
emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan
lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan
terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan nasional. Dari berbagai penjelasan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa dalam pendidikan jasmani tidak hanya terbatas pada
aspek jamani atau gerak saja tetapi juga terdapat koginitif dan afektif.

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang diajarkan di


sekolah memiliki peranan penting yaitu memberikan kesempatan kepada
siswa untuk terlibat langsung melalui aktivitas jasmani, olahraga dan
kesehatan yang dilakukan secara sistematis. Pengalaman gerak yang
dilakukan melalui aktivitas jasmani merupakan dasar bagi individu untuk
mengenal lingkungan dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang
searah dengan berkembangnya zaman.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas ingin mengetahui
“Pengembangan Aspek Sosial Melalui Pendidikan Jasmani”.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan


a. Pengertian Pendidikan Jasmani
Menurut Widijoto (2011:3), “Pendidikan jasmani adalah aktivitas
psikomotorik yang dilaksanakan atas dasar pengetahuan (kognitif), dan
pada saat melaksanakannya akan terjadi perilaku pribadi yang terkait
dengan sikap atau afektif serta perilaku sosial”. Sedangkan menurut
Husdarta (2009:3) “Pendidikan jasmani dan kesehatan pada hakekatnya
adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan
kesehatan untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu,
baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.”
Menurut Mu‟arifin (2009:23), “pendidikan jasmani mempunyai
keunikan dibandingkan dengan pendidikan yang lain, yaitu memberikan
estetika untuk mengembangkan karakter dan sifat estetik yang lebih besar
untuk diwujudkan dalam praktek pengajaran”. Di dalam BSNP (2006:648)
sendiri menyatakan bahwa,Pendidikan jasmani merupakan bagian integral
dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan
aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis,
keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral,
aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan hidup bersih melalui
aktifitas jasmani, olahraga, dan kesehatan terpilih yang direncanakan
secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
pendidikan jasmani adalah bagian integral dari pendidikan secara
keseluruhan, yang memberikan perhatian pada pengajaran pengetahuan,
sikap dan keterampilan gerak manusia.
b. Tujuan Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Pendidikan Jasmani dan Olahraga pada dasarnya merupakan
bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena
itu, pelaksanaanya harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut.
Tujuan pendidikan jasmani bukan aktivitas jasmani itu sendiri,
tetapi untuk mengembangkan potensi (multiple intellegences) siswa
melalu aktivitas jasmani. Pemahaman tentang tujuan pendidikan jasmani
akan dapat membantu guru pendidikan jasmani mengetahui lebih baik apa
yang ingin dicapai. Tujuan pendidikan jasmani harus serasi dengan tujuan
pendidikan, karena pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari
pendidikan keseluruhan.
Sebelum memahami tujuan pendidikan jasmani ada baiknya
memahami tujuan dari pendidikan itu sendiri. Menurut Tirtarahardja
(2005:38) menyatakan: Tujuan pendidikan bersifat abstrak karena
memuat nilai-nilai yang sifatnya abstrak. Tujuan demikian bersifat umum,
ideal, dan kandunganya sangat luas sehingga sangat sulit untuk
dilaksanakan di dalam praktek. Sedangkan pendidikan harus berupa
tindakan yang ditujukan kepada peserta didik dalam kondisi tertentu,
tempat tertentu, dan waktu tertentu dengan menggunakan alat tertentu.
Menurut Abdullah dan Munadji (1994:3), “tujuan dari pendidikan
jasmani adalah untuk memelihara dan meningkatkan kesegaran jasmani
dan kesehatan”. Secara lengkap, penjaskes dan olahraga bertujuan untuk
mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan
berpikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, empati sosial,
mengasah penalaran, dan memperbaiki tindakan moral”. Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan juga memberikan kesempatan kepada
anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus
mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, kogitif, mental,
sosial, emosional dan moral.”
Menurut Dwiyogo (2010:77) ruang lingkup Pendidikan Jasmani
terbagi menjadi tiga pokok yaitu sebagai berikut:
(1) Play adalah suatu aktivitas bermain yang mempunyai ciri bebas,
tidak tentu, terpisah, tidak produktif, dan ditentukan peraturan yang
sifatnya tidak berat, (2) game adalah suatu aktivitas yang mempunyai
adanya kompetensi dan hasil yang ditentukan oleh keterampilan fisik,
strategi atau kesempatan, (3) sport adalah suatu aktivitas permainan yang
dilembagakan, terstruktur, dan mempertunjukkan keterampilan.
Sedangkan menurut BSNP (2009:649) berisi tentang:Permainan dan
olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan eksplorasi gerak,
keterampilan lokomotor non lokomotor, dan manipulative, atletik, kasti,
rounders, kippers, sepakbola, bolabasket, bolavoli, tenis meja, tenis
lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya, (2) aktivitas
pengembangan meliputi: mekanika, sikap tubuh, komponen kebugaran
jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya, (3) aktivitas
senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat,
ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya,

2. Pendidikan Jasmani dan Pendidikan Karakter


Pendidikan jasmani di sekolah merupakan salah satu mata pelajaran
yang tidak hanya mengembangkan kemampuan jasmani, tetapi juga dapat
mengembangkan aspek-aspek intelektual, sosial emosi, dan watak
dengan perkataan lain pendidikan jasmani sesungguhnya sarat dengan
muatan pendidikan karakter.
UNESCO menyatakan bahwa ”Pendidikan jasmani adalah suatu
proses pendidikan seseorang sebagai individu mapun sebagai anggota
masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistemati melalui berbagai
kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan
dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan, dan pembentukan
watak”.
Program pendidikan jasmani dapat menumbuhkan rasa percaya diri,
dan penilaian positif terhadap kemampuan diri. Perasaan mampu
melakukan suatu tugas membangkitkan motivasi, disamping efek
psikologis lainnya yang mendorong keadaan sehat secara mental. Istilah
lain yang sering digunakan adalah sehat secara mental, yang didalamnya
tercakup:
 Perasaan positif mengenal citra diri
 Pengalaman sukses
 Peningkatan kepercayaan diri

Manfaat dari segi sosial, cukup banyak yang diperoleh dari program
pendidikan jasmani, seperti:
 Perolehan kesempatan untuk bergaul dan berinteraksi antara satu
dengan lainnya
 Toleransi antar sesame
 Penerimaan peraturan-peraturan dan norma-norma bersama
 Pengembangan rasa kemasyarakatan dan pengakuan terhadap
orang lain sebagai pribadi-pribadi.
 Belajar bertanggung jawab terhadap orang lain, memberi
pertolongan, memberi perlindungan dan berkorban.
 Gotong royong
 Menghargai kerja keras
 Penyaluran Agresivitas

3. Contoh Pengembangan Karakter Dalam Pendidikan Jasmani
Internalisasi nilai-nilai luhur dalam rangka pembentukan karakter
siswa, dapat dilakukan melalui pengintegrasian dalam kegiatan
pembelajaran penjas. Untuk dapat diimplementasikan secara konkret,
beberapa contoh berikut dapat menjadi inspirasi bagi guru penjas.
a. Pembelajaran diawali dengan berdoa dan bersyukur, bahwa hari itu
kita diberi kenikmatan, dilanjutkan dengan nasehat yang dikaitkan
dengan kompetensi yang sedang dipelajari, atau pelajaran yang
lalu dan merupakan bagian dari apersepsi.
b. Materi pelajaran yang dikaitkan dengan alam dan lingkungan serta
dikaitkan dengan kekuasaan dan kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa.
c. Pada setiap tugas gerak yang sifatnya kelompok, selalu ditekankan akan
pentingnya kerja sama dengan orang lain. Kita perlu bantuan dan
membantu orang lain. Perlu menghargai, menghormati pendapat dan hasil
jerih payah orang lain. Sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan bersama,
hasilnya akan lebih baik.
d. Setiap memberikan tugas gerak siswa dimotivasi agar belajar tekun,
cermat, kreatif, mandiri, dan percaya diri.
e. Penanaman rasa cinta tanah air juga ditekankan saat belajar tentang
keanekaragaman budaya di Indonesia, setiap daerah memiliki kelebihan.
Oleh sebab itu, persatuan dan kesatuan itu penting bagi bangsa Indonesia.
Berbagai suku yang ada di Indonesia adalah saudara kita sesama orang
Indonesia walaupun beda suku dan agama. Dalam konteks ini lakukan
pengelompokan secara heterogen.
f. Pada saat pembelajaran berlangsung, ditekankan perlunya sikap
sportivitas, menghargai kelebihan orang lain sebagai motivasi untuk maju,
serta tetap mematuhi aturan yang telah disepakati dalam berbagai olahraga
permainan. Perlu ditunjukkan kepada siswa, bahwa untuk mencapai
kemenangan dalam permainan, juga diperlukan kerja sama saling
mendukung dalam satu tim.
g. Sebelum pelajaran berakhir perlu dilakukan refleksi, materi apa saja yang
telah kita dipelajari hari itu, melakukan pendalaman dan ulasan materi.
h. Sebelum berdoa bersama pada akhir pelajaran, guru penjas memberikan
nasehat dan motivasi, agar, tetap tekun belajar dan berbakti serta
membantu orang tua.
i. Pelajaran diakhiri dengan merapikan sarana olahraga yang telah
digunakan, dan berdoa.
j. Di area pembelajaran penjas dipampang slogan, pepatah daerah, visi-misi
sekolah dan slogan kelas. Tulisan-tulisan tersebut secara berkala dibahas
(tidak hanya ditempel) dan diganti secara berkala. Bahkan siswa dilibatkan
dalam membuat dan menyusun tulisan-tulisan tersebut. Misalnya: “ Damai
Itu Indah”, “Semua Bisa Dilakukan Asal dikerjakan Bersama” , “ Jujurlah
Maka Anda Akan Mujur”; “Sportif Pasti Positif”, dll.
k. Siswa secara berkala diberi Reward and Punishment, yang salah diberikan
imbalan hukuman yang mendidik, dan yang berprestasi diberikan pujian
dan penghargaan.
l. Guru penjas adalah sebagai modeling, karakter siswa sangat dipengaruhi
karakter guru. Oleh sebab itu mendidikan karakter siswa harus dimulai
dengan membenahi karakter diri sendiri sebagai guru.
BAB III
PENUTUP
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian
dari pendidikan secara keseluruhan karena dalam pendidikan jasmani
terdapat tiga ranah yaitu afektif yang berhubungan dengan sikap, kognitif
yang berhubungan dengan kemampuan berfikir anak dan psikomotor yang
berhubungan dengan kemampuan gerak.
Pendidikan karakter merupakan pendidikan nilai, pendidikan budi
pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan siswa agar dapat memberikan keputusan
baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu
dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati
Pendidikan jasmani di sekolah merupakan salah satu mata pelajaran
yang tidak hanya mengembangkan kemampuan jasmani, tetapi juga dapat
mengembangkan pendidkan karakter.
DAFTAR PUSTAKA

Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka


Cipta
file:///D:/puasa/1016-1811-1-SM.pdf (diakses pada tanggal 25
juni 2020)
http://eprints.uny.ac.id/8784/2.pdf (diakses pada tanggal 25 juni
2020)

Anda mungkin juga menyukai