Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan bagian

rekontruksi dari sistem pendidikan nasional secara menyeluruh. Dalam hal ini tingkat

kemajuan pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan di satuan pendidikan memiliki

peran yang sangat penting untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan berjalan

berjalan dengan baik. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan

pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya

mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran

jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran

dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas jasmani dan olah raga.

Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan motorik,

kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-

emosional-spritual-dan sosial), serta pembiasan pola hidup sehat yang bermuara untuk

merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang (Junaedi, 2016). pada era

globalisasi saat ini pendidikan dikatakan berhasil tergantung pada seberapa besar kualitas

pendidikan yang dimiliki oleh negarannya.

Pendidikan jasmani dan kesehatan serta olahraga merupakan suatu satu paduan

pendidikan yang didalamnya terdapat unsur pendidikan, kebugaran jasmani, kemampuan

berfikir cepat dan kritis, permainan serta rekreasi atau kegiatan yang menyenangkan dan

menjadikan semangat belajar lebih baik dikarenakan kondisi tubuh yang bugar. Dalam

dunia pendidikan dikatakan penjasorkes yang memiliki arti pendidikan melalui aktivitas

jasmani yaitu suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk
meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan

dan perilaku hidup sehat, aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi (Sudarmono, 2015).

Penjasorkes, sebagai suatu disiplin ilmu merupakan sub-sistem dari pendidikan

nasional dituntut tampil sebagai kunci dalam pengembangan sumber daya manusia

(SDM), yaitu manusia yang meiniliki kemampuan, keterampilan dan kepribadian yang

sesuai dengan tuntutan pembangunan. Penjasorkes memanfaatkan fisik untuk

mengembangkan kemampuan manusia, melalui fisik aspek mental dan emosional pun

turut terkembangkan sehingga menyebabkan perbaikan dalam pikiran dan tubuh yang

niempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia. Pendekatan holistik tumbuh kembang

kejiwaan manusia dan juga penekananketiga domain pendidikan yaitu : afektif, kognitif,

dan psikomotor (Bafirman, 2008).

Penjasorkes berarti program pendidikan lewat gerak atau bermain dan olahraga

yang didalamnya terkandung arti bahwa gerakan, permainan, atau cabang olahraga

tertentu yang dipilih hanyalah alat untuk mendidik. Melalui Penjasorkes yang diarahkan

dengan baik, peserta didik akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi

pengisian waktu senggang, aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan pola hidup

sehat, berkembang secara sosial, dan ikut serta dalam kegiatan mempopulerkan kebugaran

jasmani.

Tujuan akhir dalam pendidikan jasmani adalah pembentukan karakter pada peserta

didik, pendidikan jasmani merupakan wadah yang unik untuk menumbuh kembangkan

potensi diri dan karakter manusia karena pendidikan jasmani terdapat didalamnya aktivitas

fisik dan olahraga sehingga menjadi media untuk menujukan jatidiri manusia secara

menyeluruh (Bafirman, 2008). Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan

pendidikan moral untuk membiasakan siswa berbuat baik dan menghindari kecurangan
sehingga terbentuk pribadi-pribadi yang beretika dan bermoral serta kemampuan sosial

yang sportif atau adil.

Pendidikan jasmani dapat diartikan sebagai pendidikan olahraga yang diajarkan

didalam lingkungan pendidikan atau sekolah. Pendidikan olahraga tersebut dapat

diterapkan melalui pengenalan olahraga secara keseluruhan hingga tujuan beserta manfaat

yang akan direfleksikan oleh siswa. Salah satu jenis aktivitas jasmani adalah olahraga

permainan. Olahraga permainan memperkenalkan berbagai jenis olahraga yang

didalamnya terdapat game atau nilai kompetisi yaitu berupa skor atau nilai penentuan

kemenangan hingga penentuan juara (Putra, 2022). Olahraga permainan dapat dilihat dari

permainan tradisional hingga permainan bola, permainan bola dalam pendidikan jasmani

adalah permainan bola besar dan permainan bola kecil. Permainan bola besar terdiri dari

bola basket, bola voli, sepak bola, bola tangan dan futsal. Permainan bola kecil terdiri dari

bulu tangkis, tenis, tenis meja, sepak takraw, golf, kasti, baseball dan soft ball.

Bola voli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua grup berlawanan.

Masing-masing grup memiliki enam orang pemain. Terdapat pula variasi permainan bola

voli pantai yang masing-masing grup hanya memiliki dua orang pemain, bola voli

merupakan salah satu olahraga permainan bola besar yang hampir seluruh sekolah di

Indonesia mengajarkan permainan tersebut dikarenakan olahraga bola voli dapat

ditemukan diberbagai elemen masyarakat (Yusmar, 2017). Secara teknik permainan bola

voli tidak dapat dikatakan mudah oleh siswa terlebih oleh siswi, hal tersebut dikarenakan

olahraga bola voli merupakan permaiann yang melibatkan perkembangan psikomotor yang

didapat dari gerakan-gerakan bola voli dan sangat membutuhkan kekuatan fisik.

Perekembangan kongitif didapatkan dari taktik yang diterapkan untuk mengalahkan

lawan, dan perkembangan afektif didapat dari kemampuan mengendalikan sifat egois agar

mengutamakan kerjasama dalam tim tersebut.


Kemajuan di dunia pendidikan, muncul banyak metode pembelajaran yang dapat

menjadi salah satu alternatif pemecahan dari permasalahan pembelajaran yang ada saat ini,

sekaligus dapat digunakan untuk menciptakan suksesnya tujuan pembelajaran.Meskipun

begitu, metode pembelajaran belum banyak diterapkan di sekolah karena guru belum

banyak yang mempelajari metode-metode pembelajaran. Memberikan pembelajaran

atletik yang menarik, praktis dan diminati siswa adalah tugas seorang guru, khususnya

guru penjasorkes. Oleh karena itu guru harus mampu menyesuaikan kebutuhan yang

berhubungan dengan siswa dan materi pembelajaran tersebut. Guru juga harus mampu

menerapkan pendekatan, model, metode dan strategi yang sesuai dengan materi

pembelajaran daring yang akan disampaikan.

Hasil observasi pada kelas VIII E SMP N 23 Semarang Tahun Pelajaran 2022/2023

bahwa siswa-siswi di kelas VIII E memiliki minat dan motivasi yang kurang terhadap

pelajaran pendidikan jasmani, Masih tampak beberapa siswa yang malas-malasan, ala

kadarnya dalam melaksanakan praktek yang diberikan oleh guru.

Kenyataannya kemampuan siswa tidak sama dalam melakukan gerak dalam

olahraga khususnya teknik dasar passing atas bola voli. Prestasi hasil belajar siswa dalam

passing atas menunjukan bahwa lebih dari 70% siswa belum bisa melaksanakan passing

atas. Hasil yang rendah tersebut dikarenakan rendahnya motivasi belajar. Motivasi ini

sangat penting artinya bagi para siswa karena kegiatan yang sudah dirasa tidak menarik

untuk dilakukan tanpa adanya pemberian motivasi dari guru penjasorkes mustahil para

siswa akan dapat melakukan dengan sungguh-sungguh apalagi saat pembelajaran yang

dilakukan dirasa monoton dan gerak yang itu-itu saja, sehingga dibutuhkan motivasi yang

tinggi dari guru itu sendiri. Di samping rendahnya motivasi juga adanya beberapa fasilitas

yang terbatas, yang pada umumnya fasilitas ini dikalahkan dengan peralatan yang lain
guna menunjang materi akademis, sehingga media belajar bagi siswa yang diperuntukkan

untuk menunjang kegiatan olahraga sangat kurang bahkan terkesan seadanya.

Untuk mendorong agar siswa memperoleh nilai yang baik perlu ada pembenahan

terhadap proses pembelajaran yaitu dengan diadakannya perbaikan. Proses pembelajaran

yang diharapkan untuk meningkatkan kemampuan siswa perlu pemberian motivasi

terhadap siswa. Motivasi ini penting agar siswa mau melakukan kegiatan pembelajaran

dengan semangat tanpa ada beban sehingga siswa akan dengan senang hati mengikuti

proses belajar pada kegiatan lompat jauh sebagaimana kegiatan yang lain.

Memberikan motivasi terhadap siswa tidak cukup hanya dengan dorongan

semangat tanpa pembenahan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh guru dan siswa di

dalam pelaksanaan pembelajaran. Peningkatan kapasitas guru di dalam mengajar juga

sangat penting, karena guru harus memberikan inovasi tersendiri terhadap pembelajaran

yang semula tidak disukai oleh siswanya agar siswa menjadi mau dan mampu mengikuti

instruksi yang diberikan oleh guru dengan senang hati sehingga diharapkan kemampuan

siswa akan meningkat sebagaimana yang diharapkan.

Berdasarkan permasalahan diatas maka penting adanya penelitian tindakan kelas

tentang pembelajaran passing atas bola voli untuk menciptakan semangat dan motivasi

siswa.Siswa mempunyai peluang untuk mengeksplorasikan gerak secara luas dan bebas

sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki siswa serta bermanfaat bagi pertumbuhan

dan perkembangan peserta didik. Sehingga peneliti tertarik untuk membuat PTK tentang

“Upaya Meningkatkan kemampuan passing atas bola voli menggunakan model

pembelajaran cooperative learning pada kelas VIII E di SMP N 23 Semarang”

1.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai

berikut :
1) Motivasi belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran passing atas bola voli

pada Siswa Kelas VIII E SMP N 23 Semarang masih rendah.

2) Siswa lebih menyukai pembelajaran yang bersifat permaianan.

3) Media pembelajaran kurang memadai.

4) Masih sedikit siswa yang mampu melakukan passing atas hanya 30% dari total

siswa.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perlu dirumuskan

permasalan sebagai berikut :

“Apakah melalui model pembelajaran cooperative learning dapat meningkatkan

kemampuan passing atas kelas VIII E di SMP N 23 Semarang ?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin diperoleh pada penelitian ini adalah untuk meningkatkan

kemampuan passing atas bola voli melalui model pembelajaran cooperative learning

pada kelas VIII E SMP N 23 Semarang.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dirahapkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk variasi

dan model pembelajaran pada permainan bola voli.

2) Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukkan untuk Kepala

Sekolah dan Guru PJOK dalam melaksanakan pembelajaran passing atas bola voli

pada Sekolah Menengah Pertama

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Teori-teori tentang upaya meningkatkan kebugaran tubuh telah banyak

dikemukakan oleh para pakar. Hubungan beberapa teori terkait penelitian

sebelumnya dengan penelitian ini adalah penulis mencoba menganalisis kesulitan

dalam mengajarkan latihan passing bawah dalam permainan bolavoli sehingga

berdasarkan pengamatan penulis ingin menciptakan metode pembelajaran

menyenangkan dan mudah untuk meminimalisir kesulitan siswa dalam belajar

melakukan passing bawah.

Berdasarkan judul diatas dapat dikemukakan bahwa model pembelajaran

passing bawah dalam permainan bolavoli dengan model cooperative learning

merupakan variabel bebas (independent variable), sedangkan kemampuan passing

atas merupakan variabel variabel terikat (dependent variable).

1. Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan

bagian rekontruksi dari sistem pendidikan nasional secara menyeluruh. pada era

globalisasi saat ini pendidikan dikatakan berhasil tergantung pada seberapa

besar kualitas pendidikan yang dimiliki oleh negarannya.

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas

jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,


mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat

dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara

seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah,

jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif setiap siswa (Sudarmono, 2015).

Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa

manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien,

dan efektif.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut :

a. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya

pengembangan dan peme- liharaan kebugaran jasmani serta pola hidup

sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.

b. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih

baik.

c. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.

d. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-

nilai yang terkandung didalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.

e. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,

kerjasama, percaya diri dan demokratis.

f. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri,

orang lain dan lingkungan.

g. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang

bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna,

pola hidup sehat dan kebugaran, serta sikap yang positif.


Ruang lingkup pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah berbagai

hal yang dikaji atau dilibatkan dalam aktivitas pendidikan jasmani, ruang

lingkup tersebut adalah Permainan dan olahraga, aktivitas pengembanga,

aktivitas senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, pendidikan luar kelas, dan

kesehatan (Junaedi, 2016).

Permainan olahraga merupakan salah satu dari ruang lingkup pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan. olahraga permainan memiliki peran penting

dalam tumbuh kembang mental remaja karena didalamnyaa terdapat unsur

kesehatan, reaksi tubuh, komponen keugaran jasmani hingga kecerdasan bagi

peserta didik. Permainan olahraga dalam penerapanya pada ruang lingkup

pendidikan memiliki tujuan utama yaitu untuk membiasakan peserta didik untuk

bergerak aktif dan memperoleh manfaaat kesehatan dan kebugaran, dengan

demikian dalam aktivitas pendidikan jasmani suatu cabang olahraga tidak selalu

diterapkan dengan aturan baku sesuai dengan semestinya akan tetapi dapat

dimudahkan sebagai sarana gerak gerak aktif peserta didik (Putra, 2022).

Permainan bolavoli adalah permainan olahraga bola besar yang dimainkan

oleh dua tim dengan masing-masing tim dimainkan oleh enam orang pemain

dengan dibatasi oleh net atau jaring pembatas. Teknik dasar yang ada dalam

permainan bolvoli adalah passing, servise dan blok, dalam setiap teknik dasar

tersebut memiliki peraturan dan cara bagaimana melakukan atau mempelajari

hingga menguasai teknik dasar tersebut.

Pembelajaran pendidikan jasmani berbeda dengan latihan klub atau

ekstrakurikuler yang mana pencapaian prestasi menjadi tujuan utamanya, dalam

konsep pendidikan jasmani tujuan utama aktivitas fisik bertujuan untuk peserta

didik aktif bergerak sehingga memungkinkan peserta didik memiliki tingkat


kesehatan dan kebugaran yang baik. Penguasaan teknik dasar permainan

bolavoli dapat dimodifikasi sedemikian rupa sehingga memudahkan peserta

didik untuk menerapkan dan merefleksikan aktivitas fisik.

2. Karakteristik Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di SMA/MA,

yang mempelajari dan mengkaji gerak manusia secara interdisipliner. Gerak

manusia adalah aktivitas jasmani yang dilakukan secara sadar untuk

meningkatkan kebugaran jasmani dan keterampilan motorik, mengembangkan

sikap dan perilaku agar terbentuk gaya hidup yang aktif. Aktivitas jasmani yang

dilakukan berupa aktivitas bermain, permainan, dan olahraga.

3. Bola Voli

Permainan bolavoli adalah permainan dengan tempo yang cepat, sehingga waktu

untuk memainkan bola sangat terbatas, dan bila tidak menguasai teknik dasar

yang sempurna akan memungkinkan kesalahan-kesalahan teknik yang lebih

besar. Permainan bolavoli merupakan permainan olahraga dengan jumlah

peminat yang sangat banyak dan dapat dikatakan sebagai olahraga yang umum

yang berarti banyak yang mengetahui, dapat menikmati atau menonton, dapat

dimainkan diberbagai daerah dan sarana pendidikan. Olahraga bolavoli dapat

ditemukan hampir di seluruh sekolah di Indonesia karena dalam kurikukulm

olahraga permainan bola besar permainan bolavoli selalu dimasukan kedalam

perencanaan pembelajaran (Yusmar, 2017).

4. Teknik Dasar Bola Voli

Teknik dasar atau teknik bermain dalam permainan bola voli adalah

metode atau cara bagaimana dapat bermaian dengan benar. Teknik bermain

dapat berupa teknik permaian, peraturan bermaian, formasi tim strategi


bermain. Sedangkan teknik dasar lebih mnegacu pada pukulan dalam

permainan bolavoli yaitu bagaimana memperlakukan bola atau dasar pukulan

untuk dapat memainkan bolavoli antara lain :

a. Service

Service adalah sebuah pukulan yang menjadi awal dimulainya

permainan bolavoli. Service daam permainan bola voli dapat

ddilakukan dengan cara servise atas, service bawah, tennis servise

atau service samping. Jenis pukulan dalam service antara lain service

datar dan spin servise.

b. Passing

Passing adalah suatu pukulan untuk mengembalikan atau

mengumpan bola kepada rekan satu tim atau lawan. Passing daam

permainan bolavoli dapat dilakukan dengan passing bawah dan

passing atas. Passing bawah dilakukan dengan cara badan sedikit

membungkuk, kedua tangan mengepal dan perkenaan bola adalah

antara pergelangan dan siku, sedangkan passing atas dilakukan

dengan cara kedua tangan membentuk bola diatas dahi kemudian

melakukan tolakan terhadap bola kearah atas atau bola melengkung

kedepan berbentuk parabola. Seorang set upper atau pengumpan

dalam memberikan umpan terbaik peada seorang spiker harus

memiliki kemampuan passing atas yang baik.

c. Smash

Smash adalah pukulan keras yang pada umumnya dilakukan didalam

garis serang oleh spiker (pemukul smash) dengan tujuan

mendapatkan poin. Pukula smash sangat bergantung oleh pemaian


pengumpan untuk memberikan umpan sesuai keinginan pemain

spiker.

d. Block

Block adalah suatu upaya untuk membendung serangan atau pukulan

smash. Seorang pemaian spiker dan pengumpan juga harus memiliki

reaksi cepat untuk dapat melakukan block atau menahan serangan

lawan.

5. Pembelajaran Cooperative learning

(Kustiawan, 2016) pembelajaran koperatif adalah konsep yang lebih luas

meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentukbentuk yang lebih

dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. (Budiman, 2013) cooperative

learning adalah metode atau model dimana siswa belajar bersama, saling

menyumbangkan pikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil

belajar individu dan kelompok. (Nopiyanto & Raibowo, 2020) menyatakan

bahwa untuk menciptakan kerjasama tim yang baik dalam permainan bola voli,

dibutuhan koordinasi gerak yang baik dari setiap pemain.

6. Passing Atas Permainan Bola Voli

Menurut Beutelstahl (2007) passing atas (overheadpass) adalah salah satu

jenis teknik dasar bola voli dengan melambungkan bola dengan kedua telapak

tangan untuk memberi bola kepada rekan setim. Selain itu, teknik dasar passing

atas juga digunakan untuk menerima bola yang berada di atas kepala. Passing

atas dapat diimplementasikan sebagai umpan terakhir sebelum smash (spike)

dilakukan ke arah daerah pertahanan lawan. Dapat dikatakan bahwa passing atas

memiliki tingkat kesulitan yang lumayan tinggi. Oleh karena itu, diperlukan

keterampilan khusus untuk menguasai salah satu teknik dasar bola voli ini.
Menurut Viera&Ferguson (2000), adapun beberapa tahapan pelaksanaan passing

atas bola voli, antara lain: Persiapan - Bergerak menuju arah datangnya bola -

Kedua lengan agak ditekuk, kaki merenggang dengan rileks, dan bahu dalam

keadaan sejajar - Menahan kedua tangan tetap berada di atas bagian kepala

(pelipis) serta menjaga pandangan di antara dua posisi tangan Eksekusi -

Menerima pada bagian belakang-bawah bola dengan menggunakan ujung sendi

kedua jari telunjuk dan ibu jari - Meluruskan dengan rileks posisi kedua tangan-

kaki serta memindahkan berat badan ke arah sasaran bola - Mengarahkan bola

menuju garis pinggir dan tengah lapangan Gerakan Lanjutan - Posisi tubuh

kembali dalam keadaan rileks - Memindahkan berat secara perlahan dari kedua

tangan menuju kedua kaki - Bergerak searah menuju hasil umpan (passing).

B. Kerangka Berpikir

Uraian diatas mengenai pendidikan jasmani dan juga permainan bola voli

menunjukan pentingnya aktivitas fisik dan permainan olahraga untuk kondisi tubuh

yang bugar, pengetahuan tentang kondisi tubuh dan pola kehidupan yang sehat dan

menerapkannya, serta permainan olahraga dimana permainan olahraga bersifat

kompetisi dan daya saing yang akan menumbuhkan prestasi dan kebanggaan

tersendiri sebagai jatidiri bangsa yang bermartabat.

Olahraga bola voli merupakan salahsatu permainan olahraga yang populer dan

menyeluruh disetiap elemen kehidupan masyarakat serta pendidikan. Kegiatan

pembelajaran permainan bola voli dalam aktivitas pembelajaran sering menjadi

kebiasaan buruk bagi peserta didik yang kurang memiliki kemampuan untuk dapat

bermaian atau bahkan melakukan salah satu teknik dasar dalam permainan bolavoli

seperti passing atas. Passing atas merupakan teknik dasar pertama yang diajarkan di

sekolah, dalam pelaksanaannya banyak peserta didik yang enggan mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan baik karena kesulitan melakukan passing atas dan juga

membosankan.

Identifikasi masalah yaitu kesulitan dan kejenuhan merupakan faktor yang

ditemui oleh peserta didik dalam melakukan passing atas, untuk itu perlu dilakukan

suatu penerapan metode dalam megajarkan passing atas untuk memudahkan passing

atas dan menghilangkan kejenuhan. Metode Cooperative Learning dilakukan dengan

untuk melatih passing atas. Cooperative Learning adalah metode atau model dimana

siswa belajar bersama, saling menyumbangkan pikiran dan bertanggung jawab

terhadap pencapaian hasil belajar individu dan kelompok (Budiman, 2013).


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

kelas. Dengan penelitian tindakan kelas peneliti dapat mencermati suatu obyek dalam

hal ini siswa, menggunakan pendekatan atau model pembelajaran tertentu untuk

meningkatkan tingkat kesegaran jasmani siswa. Melalui tindakan yang sengaja

dilakukan dengan tujuan tertentu dalam bentuk rangkaian siklus kegiatan. Dengan

demikian perkembangan dalam setiap kegiatan dapat terpantau.

B. Prosedur Penelitian

1. Siklus 1

Dalam kegiatan siklus yang pertama penulis melaksanakan kegiatan yang

menarik dan menyenangkan yaitu kegiatan olahraga tradisional dan permainan

bola tangan.

a. Pemanasan

Dalam kegiatan pemanasan kita buat dalam bentuk-bentuk permainan yang

menyenangkan. Misalnya : berlari kecil berkelompok sambil memegang bahu

sambil bernyanyi bersama, berlari sambil berpegangan tangan dengan

bervariasi dari arah kanan ke arah kir bergantian, berlari kecil sambil

meloncat dilakukan berpasangan berdua atau bertiga, bahkan dapat dilakukan

dengan kelompok yang lebih banyak asalkan jumlahnya ganjil, satu orang

berada diantara kelompok sebagai pusat pegangan dan masih banyak lagi

bentuk kegiatan pemanasan sambil bermain guna memenuhi kebutuhan fisik

dan menyenangkan.

b. Kegiatan inti
Kemudian gerakan inti dilakukan dengan membuat kelompok dan saling

melemparkan bola secara langsung kemudian menunggu hingga satu pantulan

bola, pemanasan ini bertujuan untuk meningkatkan respon tubuh terhadap

bola dan pembiasaan koordinasi mata tangan dan kaki. Kegiatan selanjutnya

adalah siswa secara berpasangan siswa satu sebagai pelempar dan kedua

melakukan passing atas dengan bimbingan guru dan dilakukan secara

bergantian. Kegiatan passing berpasangan tersebut diorientasikan untuk

membentuk tangan saat menerima bola dan membaca posisi bola. Pada tahap

akhir semua berpasangan saling melakukan passing atas.

c. Kegiatan Akhir

Dalam kegiatan akhir setelah penenangan diadakan evaluasi sekaligus

pemberian motivasi pada mereka yang masih belum maksimal dalam

beraktivitas.

2. Siklus 2

Pada siklus kedua dicobakan untuk aspek yang lain yaitu aspek aktivitas

ritmik. Bentuk kegiatannya pun sama seperti pada siklus I, hanya bedanya

kegiatan ini dilaksanakan di dalam ruangan. Hal ini sambil memantau semangat

mereka dalam beraktivitas selama dilapangan ataupun dalam ruangan serta

menumbuhkan kembali semangat siswa serta meningkatkan minat terhadap

materi pendidikan jasmani yang menyenangkan.

Kegiatan selanjutnya adalah sama dengan kegiatan inti yaitu variasi dan

penggunaan metode Cooperative Learning permainan bola voli secara

berpasangan hanya saja pada siklus ini siswa sudah dapat menggunakan net

sebagai pembatas lapangan dan tolok ukur kemapuan passing atas yaitu dapat
melewati net. Orientasi kegiatan pada siklus ini adalah pemantapan kemampuan

dan peningkatan beban latihan serta ketercapaian tujuan pembelajaran.

3. Siklus 3

Kegiatan pada sikuls 3 kali ini adalah dengan mengajak siswa melakukan

teknik yang tersulit dalam permaian bolavoli bagi siswa yaitu service. Kegitan

latihan servise menggunakan servise atas dengan tahapan yaitu pertama siswa

melakukan service dari garis serang selanjutnya mundur tiga langkah dan apabila

kesemuanya sudah dapat dilakukan dengan baik pada tahap akhir siswa

melakukan servise dari gari servise. kegiatan ini bertujuan untuk melatih

kekuatan tangan siswa baik secara power maupun daya tahan.

Kegiatan selajutnya adalah melakukan pengembalian sevsise dengan passing

bawah memantul atau dapat secara langsung jika memungkinkan. Servise

dilakukan oleh siswa laki-laki yang mempunyai kemampuan servise dan tenaga

yang lebih baik dari siswa yang lainnya. Kegiatan tersebut dilakukan secara

berulang sehingga siswa merasakan kejenuhan dan digantikan dengan permainan

bola voli. Latihan permainan bola voli dengan passing atas secara perlahan

memudahkan siswa dalam melakukan passing atas.


BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan

1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Penelitian mulai dilaksanakan pada semester genap bulan Mei – Juni 2023,

penelitian ini dilaksanakan pada saat pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan di Kelas VIII E. Adapun jadwal pembelajaran Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan di kelas tersebut 1 kali pertemuan untuk setiap minggunya

yaitu 3 jam pelajaran pada hari Selasa jam ke 1, 2 dan 3, dengan demikian siswa

beraktivitas jasmani dan berlatih bermain bolavoli 1 kali selama satu minggunya di

sekolah.

Sebagaimana telah penulis sampaikan di depan, bahwa Kelas VIII E merupakan

kelas yang paling rendah dari hasil tes passing km diantara 5 kelas yang ada di

sekolah kami, disamping itu kelas ini juga sebagian dari mereka kurang

bersemangat dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani dibandingkan dengan

kelas-kelas yang lainnya. Adapun tempat pelaksanaan kegiatannya ada yang

dilaksanakan dilapangan bolavoli sekolah dan di lapangan upacara

2. Pelaksana Tindakan

Pada setiap siklus diupayakan mulai dari awal kegiatan kita ciptakan suasana yang

menarik, kita hilangkan kesan bahwa pembelajaran pendidikan jasmani olahraga

dan kesehatan dan permaianan bola voli merupakan kegiatan yang membuat lelah

dan membosankan. Guru harus memberikan kesempatan pada siswa mulai dari awal

pemanasan dengan beraktivitas jasmani, bermain, bersendau gurau, bernyanyi,

membiarkan sambil berteriak, yang pasti siswa harus beraktivitas baik secara
berpasangan.atuapun.berkelompok.

Setelah mereka melakukan pemanasan sambil membuat lingkaran atau dengan cara

berkumpul yang menarik, guru memberikan penjelasan tentang kegiatan inti dengan

pendekatan bermain. Selanjutnya setelah mereka memahami tentang tata cara

bermainnya dibagi kelompok. Biarkan siswa bermain sekalipun ada siswa yang

sambil berteriak yang terpenting adalah siswa merasa senang hingga tanpa mereka

sadari mereka telah melaksanakan aktivitas fisik selama jam pelajaran berlangsung.

Kegiatasn selanjutnya adalah permainan bola yaitu dengan menerapkan permainan

bola tangan dengan saling melempar bola kemudian guru memberikan jarak

menjauh secara bertahap guna melatih kekuatan otot tangan.

Unsur pendidikan yang di dapat adalah 1) unsur kognitif : melatih anak untuk

dapat mencermati medan dengan cepat, mengambil keputusan dengan cepat dan

tepat, memprediksi kegagalan, mengantisipasi permasalahan dengan cepat. 2)

Afektif : melatih anak untuk bersikap sportif, fair play, bekerjasama, bersosialisasi

3) psikomotorik. Dengan melakukan kegiatan pembelajaran permaianan bolavoli

pantul akan menumbuhkan kemampuan motorik yang tinggi, terdapat unsur-unsur

endurance, flexibility, respon, agality, speed, coordination, accuray.

B. Hasil penelitian

Instrumen tes yang digunakan adalah tes kemampuan passing atas sesuai dengan

kurikulum pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dan tujuan pencapaian

permainan bolavoli yaitu passing bawah selama satu menit dengan tujuan umum adalah

membentuk koordinasi dan kerjasama antar teman dan juga tujuan khusus agar peserta

didik mampu mendeskripsikan, menerapkan serta mengevaluasi diri kemampuan

motorik dengan objek passing atas dengan modifikasi permainan bolavoli pantul.
Instrumen pelaksanaan tes pada kegiatan ini adalah siswa melakukan passing atas

secara berpasangan dengan bolavoli yang telah memantul terlebih dahulu di lapangan

atau lantai.

Berikut adalah tabel keterangan tingkat kemampuan passing atas bolavoli

Tabel 1. Tingkat kemampuan passing atas


Hasil pasing bawah Keterangan

50 / menit Sempurna

35-45 / menit Baik

25-35 / menit Cukup Baik

20 kebawah Kurang

Pelaksanaan tes yaitu siswa saling berpasangan melakukan passing atas bola voli secara

bergantian. Teknis penlaksanaan tes yaitu siswa A melempar melambung ke arah siswa

B sambil menghitung keberhasilan siswa B dalam mengembalikan bola. Tugas guru

hanya memberi waktu satu menit dan dibantu satu orang siswa untuk menulis jumlah

kemampuan passing atas.

Hasil tes bola voli pantul menunjukan perbedaan dengan bola voli normal, bola voli

pantul menujukan kemudahan dengan hasil yang sangat berbeda dengan tes

sebelumnya. Modifikasi teknik bola voli juga dirasakan oleh siswa lebih menyenangkan

dan tidak membosankan :

Untuk lebih jelas mengenai hasil tes bola voli dapat dilihat pada tabel hasil tes berikut

ini :
Tabel 2. Hasil tes passing atas

No. Presensi Jumlah passing bawah Keterangan

12, 16, 14, 10, 5, 7, 31, 45-50 Istimewa

32, 33, 36, 37, 38, 41

1, 2, 4, 6, 8, 9, 11, 13, 15, 35-45 Baik

19, 21, 22, 23, 24, 25, 26,

27, 28, 29, 30

3, 16, 17, 18, 39, 40, 42 25-35 Cukup baik

20, 34, 35, 20 dan sekurangnya Kurang

Dari hasil tersebut di atas, nampak sekali ada perbedaan. Dalam kegiatan sebelum

diadakan tindakan dengan pendekatan bermain banyak anak yang cenderung pasif, tetapi

setelah dibuat dengan model pembelajaran dengan metode Cooperatif Learning lebih

termotivasi untuk bermain bola tangan dan passing atas. Hal ini disebabkan karena siswa

dapat melaksanakan aktivitas jasmani sambil bermain dan berlatih melakukan passing

atas dalam permainan bolavoli. Apabila pada siklus-siklus berikutnya pada setiap

kegiatan dibuat model pembelajaran dengan pendekatan bermain dan modifikasi baik

alat, lapangan hingga teknik bermain pada aspek-aspek yang lain tentunya akan lebih

baik dan menguntungkan baik untuk pengajar maupun siswa. Karena dengan demikian

pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan pada materi bolavoli

memiliki alternatif dan solusi untuk memudahkan dan menghilangkan kejenuhan

sehingga pembelajaranpun akan berlangsung efektif.


BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

1. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kekurangan siswa dalam menguasai teknik

bermain bolavoli, salah satunya adalah kemampuan motorik dan elemen kebugaran

jasmani yang rendah seperti kurangnya kemampuan respon, kecepatan, kelincahan,

kelentukan keseimbangan, dan yang terpentig adalah koordinasi yang mana teknik

bermain bolavoli sangat menyulitkan bagi peserta yang awam atau yang memiliki

kemampuan motorik rendah.

2. Dalam proses pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam melakukan passing

atas adalah dengan memodifikasi teknik bermain yaitu dengan menerapkan model

pembelajaran Cooperative Learning. Dengan demikian siswa akan lebih mudah

dalam melakkan passing atas dan pembelajaranpun akan lebih efektif.

B. Saran

Setelah diadakan penelitian tindakan kelas tentang upaya meningkatkan kesegaran

jasmani siswa membuktikan bahwa dengan model pembelajaran dengan Cooperative

Learning siswa lebih termotivasi karena mereka dapat belajar sambil bermain dan

memudahkan siswa dalam menjangkau dan mengolah bola. Untuk itu penulis

menyampaikan saran sebagai berikut :

1. Guru pendidikan jasmani hendaknya banyak melaksanakan dengan pendekatan,

teknik, metode ataupun model pembelajaran sebagai bentuk modifikasi dalam

pembelajaran pendidikan jasmani.


2. Penggunaan Cooperative Learning dapat digunakan untuk pembelajaran pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan pada semua jenjang.

3. Guna menunjang aktivitas dalam pendidikan jasmani sarana dan prasarana

hendaknya disediakan sekalipun dalam memodifikasi pembelajaran dapat

menggunakan peralatan yang sederhana, yang penting semua siswa harus

beraktivitas jasmani selama pelajaran berlangsung.


DAFTAR PUSTAKA

Yahya, Rika & Rustam Effendi. 2020. Penggunaan Pembelajaran Cooperative learning
Permainan Bola Voli dalam Meningkatkan Hasil Passing. Jurnal Coaching
Education Sports: Vol 1, No. 2 (105-114).

Lubis, A. E, & Muhammad Agus. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Passing Atas pada
Permainan Bola Voli Melalui Variasi Pembelajaran Siswa SMP. Jurnal
Pendidikan Jasmani Indonesia : Vol. 13 , No 2, (58-64).

Anda mungkin juga menyukai