Anda di halaman 1dari 13

PENINGKATAN LEMPAR LEMBING PADA SISWA

SEKOLAH DASAR

Nikolaus Novriyadi, Victor GSimanjuntak, Edi Purnomo


Program Studi Pendidikan Jasmani FKIP UNTAN
e-mail: Nikolaus Novriyadi @yahoo.com

Abstract:
The purpose of this study was to determine the learning outcome approach
Throwing the javelin With Accuracy In Grade V State Elementary School 19
Tanjung tengang Melawi.The study was conducted with diskriftif method that
involves two variables: the independent variable approach to playing ball the
caudate and the dependent variable is the result of learning the javelin. Subjects in
this study were Grade V State Elementary School 19 Tanjung tengang Melawi
totaling 31 students. This research technique using test and measurement, a test
with the lattice javelin. Analysis of data using percentages.These results indicate
there is a learning outcome approach Throwing the javelin With Accuracy In
Grade V State Elementary School 19 Tanjung tengang Melawi. This is evidenced
by the increase in the javelin fairly good results, namely in the first cycle with an
average value of 73.50 so the increase of 4.65%. while the average value on the
second cycle is 84.38 so the increase of 20.15%.
Keywords: Methods throwing accuracy, the results of the javelin

P endidikan tidak mungkin sempurna


dan lengkap tanpa olahraga, karena
gerak manusia adalah dasar dari mengenal
kegiatan aktivitas jasmani dan olahraga.
Perkembangan pendidikan olahraga dari
tahun ke tahun selalu mengalami
dunia sekelilingnya dan diri sendiri. perubahan, terutama mengenai tujuan
Mengingat peran olahraga yang demikian olahraga itu sendiri. Melakukan kegiatan
pentingnya di dalam usaha pembinaan olahraga disamping untuk meningkatkan
manusia seutuhnya, baik secara fisik kekuatan fisik dan mental juga merupakan
maupun mental. Sehingga kapasitas serta usaha untuk membawa nama baik siswa
kemampuan setiap individu dapat dicapai PDXSXQ VHNRODK ³2ODKUDJD PHUupakan
dengan maksimal. Melalui tingkat suatu nilai sosial yang dapat berkembang
Pendidikan Anak Usia Dini yang paling sederajat dengan non Sporting
rendah sampai pada tingkat Perguruan achievement (bukan kebaikan hasil) yang
Tinggi sebagai pelajaran inti. Lebih dari sama pentingnya dalam mencerdaskan
itu, olahraga merupakan salah satu aspek kehidupan bangsa dan kepribadian
yang sangat berpengaruh dalam seseorang seperti sukses di sekolah, di
pembangunan bangsa, maka kegiatan perguruan tinggi dan di suatu profesi.
olahraga harus ditingkatkan semaksimal Olahraga juga ada yang berbentuk
mungkin ke arah pemasyarakatan olahraga pertandingan dan perlombaan, yang mana
dan pembinaan prestasi secara meluas. di setiap kriteria tersebut memiliki cara-
Pendidikan jasmani merupakan cara tersendiri dalam melaksanakan
bagian intergral dari pendidikan secara kegiatannya. Contoh kecil dalam olahraga
keseluruhan yang bertujuan untuk yang berbasis pertandingan diantaranya:
mengembangkan aspek kesehatan, sepak bola, bola volli, basket, dan
kebugaran jasmani, keterampilan berpikir badminton. Sedangkan dalam olahraga
kritis, stabilitas emosional, keterampilan yang berbasis perlombaan diantaranya:
sosial, penalaran dan tindak moral melalui renang dan lari.

1
Cabang olahraga atletik standarsehingga diperlukan teknik
merupakan salah satu cabang olahraga modifikasi dalam olahraga ini. Pendekatan
yang semakin besar perkembangannya, permainan lempar ketepatan adalah sebuah
dimana ini sudah melangkah ke arah pendekatan yang menekankan pada
olahraga yang profesional. Kini cabang kegembiraan kecakapan jasmani dan
olahraga ini telah menunjukkan pengayaan gerak anak. Dalam pendidikan
perubahan-perubahan yang jasmani olahraga dan kesehatan, dengan
membanggakan dikalangan pencintanya. pendekatan permainan lempar
Sudah sejak dahulu hingga sekarang ketepatansama sekali tidak mengubah isi
cabang olahraga atletik dilombakan mulai kurikulum yang telah ditetapkan, seperti
dari tingkat daerah, nasional, maupun diungkapkan M. Furqon H. (2006)
internasional yang diikuti oleh peserta usia ³%HUPDLQ PHUXSDNDQ FDUD XQWXN
pemula, yunior, hingga senior. bereksplorasi dan bereksperimen dengan
Semua cabang olahraga dunia sekitar sehingga menemukan
dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah. VHVXDWX GDUL SHQJDODPDQ EHUPDLQ´
Seperti yang diungkapkan oleh soegito, Pelaksanaan pembelajaran, perlu
Bambang Wijanarto, Ismaryati, bahwa: adanya variasi dari guru agar siswa lebih
³8QWXN PHQMDJD NHVHLPEDQJDQ DQWDUD aktif dan tidak merasa jenuh
perkembangan jiwa dan raga serta dengan kegiatan pembelajaran.Kreatifitas
keselarasan antara perkembangan guru sangat diperlukan untuk menciptakan
kecerdasan dan keterampilan jasmani suasana pembelajaran yang lebih
maka di sekolah-sekolah di seluruh tanah menyenangkan karena siswa lebih merasa
air ini diberi pendidikan olahraga. nyaman jika pembelajaran dirasa
Atletik merupakan olahraga yang menyenangkan bagi mereka. Salah satu
tertua maka, banyak orang mengatakan alternatif yang dapat dilakukan oleh guru
bahwa atletik merupakan induk semua adalah menggunakan pendekatan bermain
cabang olahraga. Pendapat tersebut juga dalam melaksanakan kegiatan
dikemukakan oleh Soenaryo Basuki pembelajaran. Bermain dapat
EDKZD ³$WOHWLN DGDODK LQGXN GDUL menimbulkan kegiatan belajar yang
VHPXD FDEDQJ RODKUDJD´ .DUHQD VHJDOD menarik. Singkatnya permainan dapat
bentuk kegiatan olahraga atau kehidupan membantu membuat suasana lingkungan
sehari-KDUL EHUGDVDUNDQ GDUL JHUDN DWOHWLN´ belajar menjadi senang, bahagia, santai,
Lempar lembing merupakan salah namun tetap memiliki suasana belajar
satu nomor yang dipertandingkan dalam yang konduksif.
beberapa kejuaraan atletik, baik yang Guru merupakan pelaksana
bertaraf nasional maupun yang bertarap pembelajaran dan fasilisator bagi siswa
internasional. Didalam pelaksanaan dalam pembelajaran pendidikan jasmani
pendidikan jasmani di sekolah-sekolah olahraga dan kesehatan harus bisa
khususnya dalam pembelajaran lempar menciptakan kondisi belajar yang dapat
lembing di sekolah ada beberapa faktor merangsang siwa agar belajar efektif.
yang harus diperhatikan guna mencapai Guru pendidikan jasmani secara sadar
hasil belajar yang maksimal, diantaranya akan melaksanakan pembelajaran
adalah sarana dan prasarana. pendidikan jasmani olahraga dan
Pelaksanaan pembelajaran lempar kesehatan sesuai dengan kurikulum dan
lembing oleh siswa Sekolah menengah harus mengetahui tujuan yang akan
Kejuruan tentu akan mengalami kesulitan dicapai. Agar tujuan pendidikan jasmani
sehubungan dengan kemampuan gerak olahraga dan kesehatan tercapai dengan
serta tingkat usia yang masih rendah maka baik, maka guru harus mampu
belum sesuai untuk melakukan teknik menciptakan suasana belajar yang efektif
dasar lempar lembing dengan ukuran yang dan variatif serta menyenangkan.

2
Berdasarkan pengamatan peneliti yang akan digunakan harusseimbang dan
pada observasi awal di Sekolah Dasar sesuai dengan diperoleh. Diutamakan
Negeri 19 Tanjung Tengang Kabupaten penggunaan peralatan dengan biaya
Melawi, Banyak kendala yang dihadapi pengeluaran seminimal mungkin tetapi
oleh guru pendidikan jasmani Sekolah memiliki banyak manfaat dan keunggulan
Dasar Negeri 19 Tanjung Tengang dala proses pembelajaran, materi yang
Kabupaten Melawi dalam usaha akan diberikan juga harus sesuai denagan
meningkatkan hasil pembelajaran, seperti tindakan pemahaman siswa, yang berisi
masih banyak siswa yang belum hal-hal yang dekat pada siswa, dan
memahami teknik-teknik dasar lemparan, sebaiknya menarik perhatian siswa.
terutama pada saat melakukan awalan dan Salah satu pendekatan dalam
lemparan ini disebabkan karena guru pembelajaran yang dapat digunakan dalam
pendidikan jasmani olahraga dan hal ini adalah pendekatan pembelajaran
kesehatan di sekolah tersebut masih lempar ketepatan dengan menggunakan
melakukan gaya mengajar yang lama. alat bantu berupa (bola berekor, kertas
Selain itu variasi pembelajaran yang masih Koran bekas, tongkat kayu atau , bola
kurang sehingga menyebabkan proses balon yang sudah dimodifikasi) yaitu
pembelajaran kurang menarik minat siswa suatu pendekatan pembelajaran yang
untuk belajar dan didukung dengan menyenangkan dan membantu siswa
minimnya peralatan lempar lembing dalam mempelajarai ketrampilan dasar dalam
sekolah tersebut.Karena keterbasan mempelajari teknik dasar lempar lembing
tersebut menyebabkan hasil pembelajaran pada permainan lempara ketepatan.
siswa Sekolah Dasar Negeri 19 Tanjung Alat bantu tongkat kayu, dalam
Tengang Kabupaten Melawi, khususnya sebuah pembelajaran akan membuat siswa
pada cabang olahraga atletik belum dapat lebih mudah menangkap materi yang akan
dicapai secara optimal. diajarkan oleh guru. Dengan alat bantu
Proses pembelajaran lempar tersebut dapat mengubah suasana menjadi
lembing di Sekolah Dasar Negeri 19 lebih santai dan menyenangkan, bahkan
Tanjung Tengang Kabupaten Melawijuga siswa bisa tertarik untuk saling
memiliki permasalahan yang sama. Hal ini berkompetisi melewati alat bantu tersebut.
dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada Keadaan ini akan mambantu
materi lempar lembing yang belum menumbuhkan motivasi dan antusiasme
Mencapai KKM (Kreteria Ketuntasan terhadap materi yan akan diajarkan lempar
Minimal) yaitu 75. Untuk membantu lembing terhadap lempar ketepatan lempar
proses pembelajaran dalam kegiatan siswa. Oleh karena ini siswa cendrung
belajar mengajar siswa, diperlukan adanya lebih menyukai suasana kelas yang santai
model-model pembelajaran yang bisa dari pada yang serius.
menunjang kegiatan belajar mengajar, Tujuan modifikasi pembelajaran
seperti kita ketahui pada dasarnya kegiatan lempar lembing adalah agar siswa suka,
pembelajaran apabila tidak bervariasi dan senang mengikuti pembelajaran dengan
inovasi maka akan membuat siswa tidak baik. Dengan perasaan suka
semangat dalam belajar dan membuat akanpembelajaran tersebut membuat siswa
siswa merasa jenuh dalam menerima menjadi aktif dan antusias dalam
pelajaran oleh sebab itu perlu adanya pembelajaran serta lebih muda menguasai
penerapan pembelajaran inovatifserta materi yang diajarakan. Guru dalam
bervariasi. mengajarkan lempar lembing pada
Pemilihan sebuah media alat permainan lempar ketepatan dengan
bantu, seorang guru juga harus membuat rencana pelaksaan pembelajaran
mempertimbangkan tingkat keekonomisan yang menarik dan menyenangkan buat
peralatan yang akan digunakan. Biaya siswa, serta peralatan yang akan

3
digunakan untuk membuat susunan Tindakan Kelas (classroom action
kelompok, gerakan teknik dasar yang research) adalah penelitian yang di
variatif sehingga membuat situasi lakukan oleh guru di kelas atau disekolah
pembelajaran yang lebih menyenangkan tempat ia mengajar dengan penekanan
dalam proses pembelajaran lempar pada peyempurnaan atau peningkatan
lembing. SURVHV GDQ SUDNVLV SHPEHODMDUDQ´
Pelaksanaan pembelajaran lempar Berikut ini disajikan kondisi hasil
lembing melalui pendekatan permainan belajar dan nilai awal siswa kelas V
lempar ketepatan, diharapkan dapat Sekolah Dasar Negeri 19 Tanjung Tengang
berpengaruh terhadap kemampuan siswa Kabupaten Melawi sebelum diberi
menguasai gerak dasar lempar lembing pembelajaran dengan menggunakan
dengan benar. Untuk mengetahui secara pendekatan permainan lempar ketepatan
pasti apakah penerapan metode belajar sebagai berikut.
sesuai dan efektif guna meningkatkan hasil Tabel 1
pembelajaran lempar lembing pada Siswa Deskripsi Data Awal
kelas V Sekolah Dasar Negeri 19 Tanjung Survei Awal
Tengang Kabupaten Melawi, perlu dikaji Kategori
Nilai ™ %
lebih mendalam dengan cara BS A 88-100 0 0
membandingkan antara pendekatan B B 75-87 1 3.23
permainan lempar ketepatan dengan S C 60-74 30 96.77
metode pembelajaran lempar lembing K D 40-59 0 0
yang dilakukan oleh sebagian besar guru KS E 0-39 0
selama ini masih yang masih konvensional Berdasarkan hasil deskripsi
yaitu dengan prasarana dan sarana rekapitulasi data awal sebelum diberikan
sesungguhnya. tindakan maka dapat dijelaskan bahwa
Oleh karena itu peneliti ingin masih ada siswa yang berkategori dibawah
melakukan Penelitian Tindakan Kelas KKM (Kreteria Ketuntasan Minimal)
(PTK) dengan pendekatan permainan sebanyak 31 siswa atau 96,77%
lempar ketepatanyang merupakan salah Melalui deskripsi data awal yang
satu cara untuk menciptakan dan mengajak telah diperoleh tesebut masing-masing
siswa belajar dengan suasana pembelajaran aspek menunjukkan kriteria keberhasilan
yang menyenangkan. pembelajaran kurang. Maka disusun
Dengan demikian peneliti sebuah tindakan untuk meningkatkan
PHQJDPELO MXGXO ³Meningkatakan hasil kualitas pembelajaran lempar lembing,
belajar lempar lembing menggunakan dengan pembelajaran dengan
pendekatan permainan lempar ketepatan menggunakan pendekatan permainan
pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri lempar ketepatan. Pelaksanaan tindakan
7DQMXQJ 7HQJDQJ .DEXSDWHQ 0HODZL´ ´ akan dilakukan sebanyak 2 siklus, yang
masing-masing siklus terdiri atas 4
METODE tahapan, yakni: (1) Perencanaan, (2)
Metode penelitian yang digunakan Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi dan
dalam penelitian ini adalah Penelitian interprestasi, (4) Analisis dan Refleksi.
Tindakan atau penelitian pengembangan. Tindakan Siklus I
Dalam bahasa Inggris, penelitian ini Berdasarkan data kondisi nilai
dikenal dengan istilah Action Research awal lempar lembing siswa kelas V
(AR). Sesuai dengan tujuan penelitian, Sekolah Dasar Negeri 19 Tanjung Tengang
maka penelitian ini menggunakan jenis Kabupaten Melawi, maka presentase nilai
SHQHOLWLDQ ³Classroom Action Research³ perlu ditingkatkan dengan pembelajaran
(Penelitian Tindakan Kelas). Menurut yang tepat dengan membuat siswa tertarik
(Suharsimi Arikunto, 2006 ³3HQHOLWLDQ dan mudah melakukannya yaitu

4
pembelajaran dengan menggunakan dan guru memulai proses pembelajaran
pendekatan permainan lempar ketepatan. diawali dengan proses stretching atau
Pembelajaran dengan menggunakan penguluran, (4) peneliti dan guru
pendekatan permainan lempar ketepatan memberikan gerakan pemanasan yang
merupakan bentuk pembelajaran yang berkaitan dengan materi lempar lembing,
dapat mendatangkan ketertarikan, (5) peneliti dan guru menyampaikan
kemudahan sehingga rasa senang muncul penjelasan mengenai materi pertama yakni
pada peserta didik. teknik lempar lembing. Siswa diminta
Rencana Tindakan I memperhatikan pelaksanaan contoh yang
Kegiatan perencanaan tindakan I dicontohkan oleh peneliti, (6) siswa
peneliti dan guru penjas yang bersangkutan diminta melakukan lempar lembing, sesuai
(mitra kolaboratif) mendiskusikan dengan contoh yang dilakukan oleh
rancangan tindakan yang akan dilakukan peneliti dan guru, (7) peneliti dan guru
dalam proses penelitian ini, seluruh memberikan bimbingan dan evaluasi
rencana tindakan pada siklus I termuat kepada siswa tentang gerakan yang
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dilakukannya serta memberikan
(RPP) siklus I. melalui RPP siklus I kesempatan bertanya apabila terjadi
tersebut maka disepakati bahwa kesulitan, (8) kemudian siswa diminta
pelaksanaan tindakan pada silkus I melakukan lagi gerakan lempar lembing
diadakan selama dua kali pertemuan. Guru setelah diberi bimbingan dan evaluasi, (9)
bersama peneliti melakukan penilaian hasil peneliti dan guru memberikan motivasi
belajar lempar lembing pada siswa kelas V kepada para siswa agar dapat melakukan
Sekolah Dasar Negeri 19 Tanjung Tengang lempar lembing dengan sungguh-sungguh
Kabupaten Melawi. Dari hasil pengukuran dan benar, (10) para siswa mengulang-
diperoleh hasil yang kurang dari nilai ulang gerakan tersebut sampai waktu yang
KKM (75) yang telah di tentukan, dari telah ditentukan oleh peneliti dan guru,
keseluruhan siswa yang mengikuti tes (11) diakhir pertemuan peneliti dan guru
keseluruhannya belum bisa melakukan melakukan evaluasi tehadap hasil
teknik dengan baik dan benar. pembelajaran yang telah dilakukan serta
Pelaksanaan tindakan I memberikan informasi mengenai materi
Tindakan I dilaksanakan dua kali yang akan disampaikan minggu depan,
pertemuan, selama dua minggu yakni pada (12) pelajaran di akhiri GHQJDQ EHUGR¶D GDQ
tanggal 23 Februari 2016 dilanjutkan siswa di bubarkan untuk selanjutnya
pelaksanaan tindakan 26 Februari 2016, di mengikuti pelajaran berikutnya.
Sekolah Dasar Negeri 19 Tanjung Tengang Pada pertemuan berikutnya
Kabupaten Melawi. Masing-masing peneliti melakukan tes dan evaluasi hasil
pertemuan dilaksanakan selama 2 x 35 pembelajaran pada siklus I. Langkah-
menit. Sesuai dengan RPP pada siklus I ini langkah yang dilakukan adalah sebagai
pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan berikut: (1) peneliti dan guru melakukan
guru yang bersangkutan, dan sekaligus evaluasi serta mengecek pelaksanaan
melakukan observasi terhadap proses praktik yang dilakukan oleh siswa, serta
pembelajaran.Urutan pelaksaan tindakan memberikan umpan balik (feedback)
tersebut adalah sebagai berikut : (1) kepada siswa yang melakukan praktik
peneliti dan guru menyiapkan siswa lempar lembing, serta menyiapkan materi
dengan memulai proses pembelajaran selanjutnya, (2) peneliti dan guru
GHQJDQ EHUGR¶D NHPXGLDQ PHPSUHVHQVL menyiapkan siswa untuk mengikuti tes
(2) peneliti dan guru menyampaikan akhir pada siklus I dengan memanggil satu
motivasi dan tujuan pembelajaran, serta persatu untuk melakukan lempar lembing
kompetensi dasar dan indikator yang harus yang telah diajarkan, (3) peneliti dan guru
dicapai siswa secara singkat, (3) peneliti melakukan test untuk siklus I, dengan

5
mencatat dan menilai kualitas gerakan Selama pelaksanaan tindakan I maka
lempar lembing pada blangko penilaian peneliti dan guru melakukan pengambilan data
yang telah disiapkan, (4) diakhir penelitian. Adapun deskripsi data hasil belajar
pertemuan peneliti dan guru melakukan dan nilai hasil belajar lempar lembing kelas V
evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang Sekolah Dasar Negeri 19 Tanjung Tengang
telah dilakukan serta memberikan Kabupaten Melawi disajikan dalam bentuk tabel
informasi mengenai materi yang akan sebagai berikut:
disampaikan minggu depan. Tabel 2
Observasi Dan Interpretasi Tindakan I Deskripsi Data Hasil belajar Tindakan
Observasi dan interpelasi tindakan I.
I dilakukan selama tindakan I berlangsung. Survei Awal
Dalam melakukan observasi dan Kategori
Nilai ™ %
interpelasi tindakan I peneliti berkolaborasi BS A 88-100 0 0%
dengan guru yang bersangkutan sebagai B B 75-87 13 41,93%
pengelola kelas, adapun pelaksanaan S C 60-74 18 58,07%
tindakan I, yakni : K D 40-59 0 0%
(1) Peneliti mengamati proses KS E 0-39 0 0%
pembelajaran lempar lembing pada siswa Berdasarkan hasil deskripsi data
kelas V Sekolah Dasar Negeri 19 Tanjung awal, hasil belajar lempar lembing siswa
Tengang Kabupaten Melawi, peneliti setelah diberikan tindakan I dalam kategori
mengajarkan materi teknik dasar lempar dibawah KKM (Kreteria Ketuntasan
lembing dengan pembelajaran Minimal) sebanyak 13 siswa atau 41,93%.
menggunakan pendekatan permainan Dalam pelaksanaan tindakan I terdapat
lempar ketepatan, (2) di pertemuan kelebihan yang dapat digunakan sebagai
selanjutnya peneliti melakukan tes akhir tolok ukur keberhasilan pelaksanaan
siklus I, untuk mengetahui hasil tindakan I, adapun kelebihan dari
perkembangan proses pembelajaran selama pelaksanaan tindakan I diantaranya: (1)
siklus I, (3) sebelum pembelajaran siswa merasa tertarik dengan metode baru
dilangsungkan peneliti dan guru yang disampaikan oleh peneliti yakni
bersangkutan menyusun Rencana dengan melalui penjelasan guru dan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebagai peneliti, penyampaian materi model
pedoman atau acuan dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan
pelaksanaan pembelajaran, (4) peneliti permainan lempar ketepatan, (2) siswa
melakukan proses pembelajaran lempar mudah dalam menyerap pelaksanaan
lembing, dalam hal ini peneliti mengacu kegiatan pembelajaran menggunakan
pada sintaks (alur pembelajaran) pada pendekatan permainan lempar ketepatan,
model pembelajaran dengan menggunakan sehingga pelaksanaan KBM menjadi
pendekatan permainan lempar ketepatan, terlaksana dengan baik, dan siswa dapat
yakni adanya penjelasan materi, secara cepat mengadaptasi materi karena
demonstrasi / unjuk kerja contoh, serta sudah melihat gerakan yang diinstruksikan
pelaksanaan instruksi secara langsung oleh sebelumnya oleh peneliti. Situasi kelas
siswa, (5) peneliti bersama guru lebih tertata, sehingga materi yang
melakukan penilaian melalui lembar diberikan terarah.
obeservasi siswa, dengan tujuan untuk Akan tetapi dalam pelaksanaan
mengetahui tingkat kemampuan siswa tindakan I ini masih terdapat kelemahan
dalam menerima pembelajaran materi sehingga membuat kekurangan dalam
lempar lembing menggunakan pendekatan pelaksanaan tindakan I, adapun kelemahan
permainan lempar ketepatan. dan kekurangan dalam pelaksanaan
Deskripsi Data Hasil Setelah Tindakan I tindakan I tersebut adalah: (1) mayoritas
siswa belum dapat mempraktikan beberapa

6
gerakan teknik dasar lempar lembing yang kelemahan dan kekurangan yang
didemonstrasikan oleh peneliti secara ditemukan selama pelaksanaan tindakan I,
benar, (2) masih ada siswa yang kurang maka disusun langkah antisipatif, yakni :
paham dengan bentuk penjelasan peneliti (a) siswa diminta mengingat gerakan
dan guru sebab sebagian siswa kurang teknik dasar lempar lembing sesuai yang
konsentrasi dalam menerima materi yang telah diajarkan, (b) peneliti tidak hanya
diberikan oleh peneliti dan guru, (3) siswa berada di depan saat memberikan
seringkali lupa dengan teknik gerakan penjelasan kepada siswa. Peneliti juga
yang telah diajarkan pada pertemuan harus memonitor siswa yang berada di
sebelumnya, sehingga peneliti dan guru bagian belakang, agar mereka juga ikut
seringkali mengulangi pelaksanaan materi aktif dalam kegiatan belajar mengajar, (c)
pada minggu lalu, (4) siswa kurang aktif peneliti meminta bantuan kepada beberapa
bertanya sehingga kekurangan atau teman untuk dapat membantu mengatur
kesalahan gerakan maupun teknik dasar jalannya proses pembelajaran.Peneliti dan
yang dilakukan siswa kurang dapat guru sepakat menyusun tindakan perbaikan
dipantau oleh guru dan peneliti, (5) masih dan menganulir sebagian materi yang
banyak siswa yang kurang berani dianggap sudah dapat dilaksanakan siswa
melakukan gerakan teknik dasar karena dengan baik
malu dan takut, (6) siswa kurang mampu Untuk mengetahui peningkatan
mencermati contoh pelaksanaan gerakan hasil belajar lempar lembing pada siswa
lempar lembing sehingga sebagian siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 19 Tanjung
belum dapat menunjukan kualitas gerakan Tengang Kabupaten Melawi Menggunakan
yang maksimal. pendekatan permainan lempar ketepatan,
Analisis dan Refleksi Tindakan I maka di evaluasi secara praktik pada akhir
Berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran. Hasil prestasi peningkatan
tindakan I tersebut, peneliti melakukan hasil belajar lempar lembing di peroleh
analisis dan refleksi sebagai berikut: (1) dengan cara membandingkan nilai evaluasi
jumlah dan frekuensi pertemuan pada dengan awal tes sebelum tindakan yang di
siklus I telah menunjukkan hasil yang kenal dengan ³3UH-,PSOHPHQWDVL´.
sesuai, (2) pelaksanaan proses belajar Berdasarkan hasil evaluasi yang telah di
mengajar telah sesuai dengan rencana yang laksanakan, terdapat peningkatan nilai
dibuat pada Rencana Pelaksanaan evaluasi siswa yang semula nilai rata-rata
Pembelajaran (RPP) Siklus I, (3) tes awal dari Pre-Implementasi sebesar 70,24
untuk mengetahui kemampuan siswa pada menjadi 73,50 pada siklus I ini, hasil
awal sebelum diberikan tindakan cukup belajar lempar lembing siswa mengalami
menggambarkan kondisi awal kelas peningkatan sebesar 4,65%, untuk lebih
sebelum mendapatkan tindakan, (4) model jelasnya, berikut tabel 4.3 Perbandingan
pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti nilai tes siswa.
dan guru mampu mengatur kondisi kelas, Tabel 3
sehingga proses belajar mengajar serta Perbandingan nilai Pre-Implementasi
transfer materi dapat berlangsung lebih dengan siklus I
maksimal, (5) hasil pekerjaan siswa pada Uraian Rata2 Pen Ket
pelaksanaan tindakan I belum Pre 70,24 Terdapat
menunjukkan hasil yang maksimal 4,65%
Siklus I 73,50 Peningkat
walaupun telah menunjukkan peningkatan Sebagaimana terlihat pada tabel 3
akan tetapi belum sesuai dengan target di atas menunjukan bahwa secara umum
capaian pada siklus I, (6) kelebihan dan terjadi peningkatan hasil belajar lempar
keberhasilan dalam pelaksanaan tindakan lembing pada siswa kelas V Sekolah Dasar
pada siklus I, akan dipertahankan dan Negeri 19 Tanjung Tengang Kabupaten
ditingkatkan, (7) dalam mengantisipasi Melawi pada siklus I yaitu dari rata-rata

7
pada Pre-Implementasi sebesar 70,24 proses pembelajaran dalam Tindakan II ini
menjadi 73,50. Jadi dapat disimpulkan adalah penguatan materi sebab materi
bahwa, pada siklus I terjadi peningkatan secara dasar telah diberikan pada tindakan
sebesar 4,65%. Namun pada siklus I ini, sebelumnya.
siswa belum dinyatakan meningkat karena Observasi Dan Interpretasi Tindakan II
nilai aktivitas lempar lembing masih belum Observasi dan interpretasi
mencapai 70% dari jumlah seluruh siswa. tindakan II dilakukan selama Tindakan II
Dari jumlah 31 siswa, yang mendapat nilai berlangsung. Dalam melakukan observasi
A 0 orang atau sebesar 0%, sedangkan dan interpretasi tindakan II peneliti
yang mendapat nilai B atau diatas KKM berkolaborasi dengan guru yang
(75) ada 13 orang atau sebesar 41,93% bersangkutan sebagai pengelola kelas,
saja. Berarti jumlah siswa yang memenuhi adapun pelaksanaan tindakan II, yakni : (1)
kriteria ketuntasan baru sebesar 41,93% peneliti mengamati proses pembelajaran
saja. Nilai ini belum mencapai 80% dari lempar lembing dengan pembelajaran
jumlah siswa. Maka dari itu perlu menggunakan pendekatan permainan
perbaikan untuk mendapatkan hasil belajar lempar ketepatan, (2) sebelum
lempar lembing yang lebih baik, yang pembelajaran dilangsungkan peneliti dan
dilakukan pada siklus II agar mendapatkan guru bersangkutan menyusun Rencana
hasil yang maksimal. Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II,
Tindakan Siklus II sebagai pedoman atau acuan dalam proses
Siklus II merupakan, tindak pelaksanaan pembelajaran, (3) peneliti dan
lanjut dari hasil analisis dan refeksi yang guru memberikan motivasi kepada siswa
dilakukan pada siklus I, dimana dalam agar mengikuti proses pembelajaran
pelaksanaan tindakan dalam siklus I, rata± dengan baik. Sebelumnya peneliti dan guru
rata siswa menunjukkan hasil yang kurang memberikan contoh permainan dengan
maksimal dan sesuai dengan kriteria yang benar, (4) guru, peneliti dan siswa selalu
telah ditentukan. Pelaksanaan siklus II memberikan applause pada setiap
mengacu pada pelaksanaan Siklus I, karena penampilan siswa. Guru dan peneliti juga
merupakan perbaikan dari siklus I. Adapun memberikan reward berupa pujian, seperti:
tahapan yang dilakukan pada siklus II ini ³%DJXV VHNDOL´ ³$\R VHPDQJDW´ ³ <D
diantarannya: BDJXV´ GDQ ODLQ-lain. Suasana tampak
Rencana Tindakan II hidup dengan semangat dan antusiasme
Peneliti dan guru penjas yang siswa yang tinggi, (5) peneliti bersama
bersangkutan (mitra kolaboratif) guru melakukan penilaian melalui lembar
mendiskusikan perencanaan Tindakan II observasi siswa, dengan tujuan untuk
yang akan dilakukan dalam proses mengetahui tingkat kemampuan siswa
penelitian ini, seluruh rencana tindakan dalam menerima pembelajaran materi
pada siklus II, mengacu pada hasil analisis lempar lembing dengan pembelajaran
dan refleksi tindakan I yang termuat dalam menggunakan pendekatan permainan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) lempar ketepatan.
siklus II. Deskripsi Data Hasil Setelah Tindakan
Pelaksanaan tindakan II II
Tindakan II dilaksanakan selama Setelah pelaksanaan tindakan II
dua kali pertemuan, selama dua minggu peneliti dan guru melakukan pengambilan
masing-masing pertemuan dilaksanakan data penelitian. Adapun deskripsi data
selama 2 x 35 menit. Sesuai dengan RPP hasil belajar dan nilai hasil belajar lempar
pada siklus II ini pembelajaran dilakukan lembing disajikan dalam bentuk tabel
oleh peneliti dan guru yang bersangkutan, sebagai berikut:
dan sekaligus melakukan observasi
terhadap proses pembelajaran. Seluruh

8
Berdasarkan hasil observasi pada
tindakan II tersebut, peneliti melakukan
Tabel 4 analisis dan refleksi sebagai berikut: (1)
Deskripsi Data Hasil belajar lempar jumlah dan frekuensi pertemuan pada
lembing Tindakan II siklus II telah menunjukkan hasil yang
Survei Awal sesuai yakni 2 kali pertemuan dengan 1
Kategori
Nilai ™ % kali pertemuan untuk pengambilan data
BS A 88-100 11 35,48% akhir siklus II, sebab materi yang diberikan
B B 75-87 20 64,52% sedikit hanya penguatan pada sebagian
S C 60-74 0 0% siswa sedangkan sebagian lain adalah
K D 40-59 0 0% penyempurnaan gerakan, (2) pelaksanaan
KS E 0-39 0 0% proses belajar mengajar telah sesuai
Berdasarkan hasil deskripsi data dengan rencana yang dibuat pada Rencana
awal, hasil belajar lempar lembing setelah Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II,
diberikan tindakan II adalah Baik Sekali (3) pembelajaran menggunakan
sebesar 35,48%, Baik sebesar 64,52%, pendekatan permainan lempar ketepatan
Sedang sebesar 0%, Kurang sebesar 0,00 yang diterapkan oleh peneliti dan guru
%, berarti tidak ada siswa atau 0% siswa mampu mengatur kondisi kelas, sehingga
yang berkategori dibawah KKM (Kreteria proses belajar mengajar serta transfer
Ketuntasan Maksimal). Berdasarkan hasil materi dapat berlangsung lebih maksimal,
pengamatan/observasi selama pelaksanaan serta penguatan materi yang dilakukan
tindakan II berlangsung hasil pekerjaan pada siklus II dapat terlaksana dengan
siswa dapat identifikasi. Telah memenui baik, (4) melihat hasil yang diperoleh pada
target dengan capaian berhasil lebih dari tindakan II, maka penelitian Tindakan
target capaian yang diharapkan. kelas telah memenuhi target dari rencana
Dalam pelaksanaan tindakan II target yang diharapkan.
terdapat kelebihan yang dapat digunakan Berdasarkan dari hasil evaluasi
sebagai tolok ukur keberhasilan yang telah di laksanakan pada siklus II,
pelaksanaan tindakan II, adapun kelebihan terdapat peningkatan prestasi siswa yang
dari pelaksanaan tindakan II diantaranya : semula nilai rata-rata dari Pre-
(1) sebagian siswa telah mampu Implementasi sebesar 70,24 meningkat
menunjukkan gerakan lempar lembing menjadi 84,38 pada siklus II atau terjadi
dengan baik, (2) dengan dibantu oleh peningkatan sebesar 20,14%, sebagaimana
beberapa teman peneliti dan guru tidak tampak pada tabel 4.5 berikut :
kerepotan dalam proses transfer materi
kepada siswa. Melalui penguatan Tabel 5
pembelajaran menggunakan pendekatan Perbandingan nilai Pre-Implementasi
permainan lempar ketepatan siswa lebih dengan siklus II
bisa melaksanakan dan beradaptasi dengan Uraian Rata2 Pen Ket
kegiatan lempar lembing dan dalam Pre 70,24 20,14 Terdapat
pelaksanaan tindakan II ini masih terdapat Siklus II 84,38 % Peningkata
kelemahan sehingga membuat kekurangan Dari perhitungan di atas menunjukan
dalam pelaksanaan tindakan II, adapun bahwa secara umum terjadi peningkatan
kelemahan dan kekurangan dalam hasil belajar lempar lembing pada siswa
pelaksanaan ptindakan II tersebut adalah: kelas V Sekolah Dasar Negeri 19 Tanjung
masih ada siswa yang kurang serius Tengang Kabupaten Melawi pada siklus II,
sehingga penerimaan materi pembelajaran yaitu nilai rata-rata dari Pre-Implementasi
kurang maksimal diterima, terutama siswa 70,24 menjadi 84,38 pada siklus II. Jadi
yang tidak suka pelajaran lempar lembing. dapat di simpulkan bahwa pada siklus II
Analisis dan Refleksi Tindakan II terjadi peningkatan sebesar 20,14%. Pada

9
siklus II ini pembelajaran lempar lembing Siklus I 31 68 79 73,50
dengan menggunakan pendekatan Siklus II 31 77 94 84,38
permainan lempar ketepatan dinyatakan Dari tabel di atas dapat diketahui
berhasil. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes bahwa pada survei awal rata-rata hasil
siklus II, dimana jumlah siswa yang belajar lempar lembing yaitu 70,24,
mendapatkan nilai A sebanyak 11 orang sesudah diberi perlakuan siklus I rata-rata
atau sebesar 35,48%, sedangkan siswa hasil belajar lempar lembing yaitu 73,50,
yang mendapat nilai B sebanyak 20 orang sedangkan setelah mendapat perlakuan
atau sebesar 64,52%. Jadi jumlah siswa dalam siklus II memiliki rata-rata hasil
yang mendapat nilai A dan B adalah belajar lempar lembing yaitu 84,38.
sebesar 100%, berarti hanya 0% siswa Perbandingan peningkatan rata-
yang mendapat nilai dibawah B. Hasil ini rata hasil belajar lempar lembing siswa
sudah mencapai rata-rata standar kelas V Sekolah Dasar Negeri 19 Tanjung
ketuntasan yang telah dibuat yaitu sebesar Tengang Kabupaten Melawi dari kondisi
80% dari jumlah siswa. awal ke siklus I dan siklus II disajikan
Peningkatan hasil belajar lempar dalam bentuk tabel sebagai berikut:
lembing siswa dari Siklus I dan Siklus II Tabel 7 Perbandingan Peningkatan Rata-
ditandai dengan tidak adanya penurunan rata hasil belajar lempar lembing siswa
nilai siswa. Hal ini menunjukan bahwa kelas V Sekolah Dasar Negeri 19 Tanjung
siswa bisa memahami pembelajaran Tengang Kabupaten Melawi dari kondisi
dengan menggunakan pendekatan awal ke siklus I dan siklus II
permainan lempar ketepatan. dengan Ket Awal Sikl I Sikl II
demikian, efektivitas dari Pendekatan Rata2 70,24 73,50 84,38
permainan lempar ketepatan telah terbukti Berdasarkan tabel tersebut
dapat meningkatkan semangat belajar, menggambarkan, rata-rata hasil belajar
melibatkan siswa secara aktif, dan lempar lembing siswa kelas V Sekolah
meningkatkan kemampuan siswa Dasar Negeri 19 Tanjung Tengang
khususnya pada pembelajaran lempar Kabupaten Melawi dari kondisi awal ke
lembing pada pada siswa kelas V Sekolah siklus I dan siklus II mengalami
Dasar Negeri 19 Tanjung Tengang peningkatan yang cukup baik. Hal ini
Kabupaten Melawi. dapat dilihat bahwa, rata-rata mengalami
peningkatan dari kondisi awal ke siklus I
Pembahasan dan siklus II. Rata-rata hasil belajar lempar
Berdasarkan hasil pelaksanaan lembing survei awal 70,24, kemudian
tindakan pada siklus I dan II dapat diberi pembelajaran dengan menggunakan
disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pendekatan permainan lempar ketepatan
pembelajaran lempar lembing siswa kelas dalam lempar lembing pada siklus I rata-
V Sekolah Dasar Negeri 19 Tanjung rata hasil belajar lempar lembing menjadi
Tengang Kabupaten Melawi. 73,50, kemudian diberi pembelajaran
Deskripsi hasil analisis data hasil dengan menggunakan pendekatan
belajar lempar lembing pada siswa kelas V permainan lempar ketepatan lempar
Sekolah Dasar Negeri 19 Tanjung Tengang lembing pada siklus II rata-rata hasil
Kabupaten Melawi yang dilakukan belajar lempar lembing menjadi 84,38.
disajikan dalam bentuk tabel sebagai Tabel 7
berikut: Rangkuman Penghitungan Jumlah
Tabel 6 Siswa Yang Mengalami Peningkatan
Deskripsi Data hasil praktik belajar Kemampuan Nilai Praktek lempar
lempar lembing pada siswa. lembing Dalam Persen.
Tes N Min Max Mean Awal Siklus I Sikl II
Awal 31 61 76 70,24 Krit
Jum % Jum % Jum %

10
BS 0 0 0 0 11 35,48 (35,48%), jumlah siswa kriteria baik
B 1 3,3 13 41,93 21 64,52 berjumlah 20 siswa (64,51%), jumlah
S 30 96,77 18 58,07 0 0 siswa kriteria sedang berjumlah 0 siswa
K 0 0 0 0 0 0 (0%), jumlah siswa kriteria kurang
KS 0 0 0 0 0 0 berjumlah 0 siswa (0.00 %).
Dari tabel di atas dapat diketahui Berdasarkan grafik tersebut
bahwa terdapat peningkatan jumlah siswa menggambarkan, rata-rata hasil belajar
yang mengalami peningkatan kemampuan lempar lembing siswa kelas V Sekolah
pada kriteria baik sekali sebelum dan Dasar Negeri 19 Tanjung Tengang
setelah diberi perlakuan. Lebih jelasnya Kabupaten Melawi dari kondisi awal ke
berikut ini disajikan grafik perbandingan siklus I dan siklus II mengalami
jumlah siswa dan persentase yang peningkatan yang cukup baik. Hal ini
mengalami peningkatan hasil belajar nilai dapat dilihat bahwa, rata-rata mengalami
praktek lempar lembing siswa kelas V peningkatan dari kondisi awal ke siklus I
Sekolah Dasar Negeri 19 Tanjung Tengang dan siklus II. Rata-rata hasil belajar lempar
Kabupaten Melawi dari kondisi awal ke lembing survei awal 70,24, kemudian
siklus I dan siklus II diberi pembelajaran dengan menggunakan
Berdasarkan tabel 4.8 tersebut pendekatan permainan lempar ketepatan
menggambarkan, rata-rata hasil belajar pada siklus I rata-rata hasil belajar lempar
lempar lembing siswa kelas V Sekolah lembing menjadi 73,50, kemudian diberi
Dasar Negeri 19 Tanjung Tengang pembelajaran dengan menggunakan
Kabupaten Melawi dari kondisi awal ke pendekatan permainan lempar ketepatan
siklus I dan siklus II mengalami pada siklus II rata-rata hasil belajar lempar
peningkatan yang cukup baik. Hal ini lembing menjadi 84,38.
dapat dilihat bahwa, jumlah siswa dan Berdasarkan hasil analisis data
persentase yang mengalami peningkatan yang dilakukan sebelum diberikan
kemampuan nilai praktek lempar lembing perlakuan, diperoleh rata-rata hasil belajar
mengalami peningkatan dari kondisi awal lempar lembing yaitu 70,24, sedangkan
ke siklus I dan siklus II. Jumlah siswa setelah mendapat pembelajaran memiliki
kriteria baik sekali berjumlah 0 siswa rata-rata hasil belajar lempar lembing
(0%), jumlah siswa kriteria baik berjumlah 84,38. Yang berarti apabila setelah diberi
1 siswa (3,33%), jumlah siswa kriteria pembelajaran terdapat perbedaan, hal itu
sedang berjumlah 30 siswa (96, 67%), karena adanya perbedaan pembelajaran
jumlah siswa kriteria kurang berjumlah 0 yang diberikan. Dengan demikian dapat
siswa (0%) dan jumlah siswa kriteria disimpulkan bahwa setelah diberikan
kurang sekali berjumlah 0 siswa (0%). pembelajaran selama 2 siklus, terdapat
Kemudian diberi pembelajaran dengan perbedaan yang signifikan antara hasil tes
menggunakan pendekatan permainan akhir pada kelompok siswa yang diberikan
lempar ketepatan dalam lempar lembing pembelajaran dengan menggunakan
pada siklus I jumlah siswa kriteria baik pendekatan permainan lempar ketepatan.
sekali berjumlah 0 siswa (0%), jumlah Karena sebelum diberikan pembelajaran
siswa kriteria baik berjumlah 13 siswa seluruh siswa memulai penelitian dari
(41,93%), jumlah siswa kriteria sedang kemampuan awal yang sama, maka
berjumlah 18 siswa (58,07%), jumlah perbedaan tersebut adalah karena
siswa kriteria kurang berjumlah 0 siswa perbedaan pengaruh dari pembelajaran
(0%). Kemudian diberi pembelajaran yang diberikan.
dengan menggunakan pendekatan Model pembelajaran yang
permainan lempar ketepatan lempar digunakan berpengaruh terhadap proses
lembing pada siklus II jumlah siswa belajar yang berlangsung. Pada penelitian
kriteria baik sekali berjumlah 11 siswa ini kelompok siswa yang diberikan

11
pembelajaran dengan menggunakan Negeri 19 Tanjung Tengang Kabupaten
pendekatan permainan lempar ketepatan Melawi masih tergolong rendah, karena
mendapatkan hasil belajar lempar lembing dari hasil tes awal (pre-Implementasi) yang
yang berbeda. Perbedaan model yang telah dilakukan, tidak ada siswa yang
diberikan selama pembelajaran mendapat nilai A, bahkan hanya 1 siswa
mempengaruhi, semangat, motivasi, yang mendapat nilai B, berarti hanya
kreativitas yang berbeda dari pelaku, 3,33% dari jumlah siswa yang memiliki
sehingga dapat memberikan efek atau hasil belajar lempar lembing dengan
pengaruh yang berbeda. Perbedaan model kategori baik, sedangkan 30 siswa atau
yang diterapkan pada pembelajaran juga sebesar 96,67% siswa memiliki hasil
berpengaruh pada perbedaan pembentukan belajar lempar lembing dengan kategori
pola keterampilan gerakan. Penguasaan cukup bahkan kurang. Ada beberapa hal
keterampilan gerakan lempar lembing yang menyebabkan hasil belajar lempar
kelompok siswa yang diberikan lembing siswa dalam lempar lembing
pembelajaran dengan menggunakan tergolong rendah. Faktor pertama yaitu,
pendekatan permainan lempar ketepatan guru menyampaikan pembelajaran yang
menjadi berbeda. Oleh karena itulah, selalu monoton dengana metode ceramah
kelompok yang diberikan pembelajaran (tanpa mensimulasikan gerakan) dan
dengan menggunakan pendekatan pemberian tugas (siswa bermain sendiri),
permainan lempar ketepatan memiliki yang kedua yaitu kurangnya siswa dalam
pengaruh yang berbeda terhadap penguasaan teori dan teknik pada lempar
peningkatan hasil belajar lempar lembing. lembing sehingga mereka sulit untuk
Dengan demikian hipotesis yang mempraktekkannya, yang ketiga karena
menyatakan bahwa pembelajaran dengan siswa kurang aktif melakukan
menggunakan pendekatan permainan pembelajaran sendiri. Dengan adanya
lempar ketepatan dapat memberikan faktor tersebut maka peneliti mencoba
pengaruh terhadap peningkatan hasil untuk memberikan kemampuan pada siswa
belajar lempar lembing pada siswa kelas V yaitu dengan menggunakan metode
Sekolah Dasar Negeri 19 Tanjung Tengang pembelajaran sebagai solusinya maka
Kabupaten Melawi, dapat diterima diperlukan sebuah metode pembelajaran
kebenarannya. yang mengubah semangat belajar siswa,
Pembelajaran olahraga melibatkan siswa secara aktif yang pada
khususnya pada hasil belajar lempar akhirnya mampu meningkatkan
lembing pada Kelas V Sekolah Dasar kemampuan dan prestasi siswa yaitu
Negeri 19 Tanjung Tengang Kabupaten menggunakan pendekatan permainan
Melawi senantiasa membutuhkan lempar ketepatan.
pembaharuan-pembaharuan yang disebut
Inovasi Pembelajaran. Inovasi KESIMPULAN DAN SARAN
pembelajaran merupakan perubahan yang Kesimpulan
baru dan secara kualitatif, berbeda dari Berdasarkan hasil penelitian dan
hasil sebelumnya, serta sengaja diusahakan pembahasan pada bab sebelumnya, maka
untuk meningkatkan kualitas guna simpulan umum dalam penelitian ini
mencapai tujuan yang di harapkan. adalah terdapat peningkatan hasil belajar
Harapan yang di inginkan pada lempar lembing menggunakan pendekatan
lempar lembing adalah memberikan permainan lempar ketepatan pada siswa
kegembiraan atau sebagai ajang rekreasi kelas V Sekolah Dasar Negeri 19 Tanjung
pada siswa, selain itu untuk memberikan Tengang Kabupaten Melawi, dimana hasil
kemampuan pada siswa supaya mereka refleksi pembelajaran lempar lembing
bisa berprestasi. Hasil belajar lempar menggunakan pendekatan permainan
lembing pada siswa kelas V Sekolah Dasar lempar ketepatan pada siswa kelas V

12
Sekolah Dasar Negeri 19 Tanjung Tengang dilakukan guru dapat meningkatkan hasil
Kabupaten Melawi. Hal ini terbukti dengan belajar lempar lembing.
adanya peningkatan hasil belajar lempar Untuk meningkatkan hasil belajar lempar
lembing yang cukup baik, yaitu pada siklus lembing dapat menggunakan pembelajaran
I dengan nilai rata-rata 73,50 jadi lempar lembing menggunakan pendekatan
peningkatannya sebesar 4,65%. sedangkan permainan lempar ketepatan.
nilai rata-rata pada siklus II adalah 84,38,
jadi peningkatannya sebesar 20,15%. DAFTAR RUJUKAN
Saran Aqib, Zainal, 2006, Penelitian Tindakan
Berdasarkan hasil penelitian dan Kelas, Bandung: Yrama Widya.
kesimpulan dalam penelitian ini, dapat Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
disarankan sebagai berikut : Penelitian Suatu Pendekatan
Guru penjaskes diharapkan dapat Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
mengembangkan kreativitas dan lebih Basuki, Sunaryo, 1979 Atletik. Surakarta.
inovatif pada proses pembelajaran dalam UNS Press, Surakarta.
upaya meningkatkan kompetensi siswa. Hidayatullah Furqon, (2006) Model
Mengingat pembelajaran keterampilan Pembelajaran Pendidikan
dasar lempar lembing masih banyak Jasmani. Jakarta:Dirjen
berbagai persoalan yang belum Dikdasmen.
teridentifikasi dan terpecahkan, maka Kristianto, Agus. 2010, Penelitian
diharapkan adanya penelitian pembelajaran Tindakan Kelas Pendidikan
lempar lembing menggunakan pendekatan Jasmani. Surakarta: Universitas
permainan lempar ketepatan yang Sebelas Maret surakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai