BAB I
PENDAHULUAN
sebagai alatnya. Oleh karena itu, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
harus dikembangkan lebih optimal sehingga siswa lebih inovatif, terampil, kreatif,
pengetahuan dan pemahaman gerak manusia. Untuk dapat mencapai hasil tujuan
dari pendidikan jasmani tersebut bukan merupakan upaya yang mudah. Hal ini
mendatangkan kelelahan saja. Keadaan seperti ini terjadi hampir disemua jenjang
merupakan serangkaian interaksi antara manusia yaitu yang mengajar atau yang
biasa disebut guru dengan orang yang diajar atau siswa. Program pembelajaran di
1
2
label mata pelajaran, penjatahan waktu, dan penyebarannya di setiap kelas dan
satuan pelajaran. Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa,
yang bertujuan agar siswa lebih memperdalam dan lebih menghayati apa yang
dilakukan siswa sekolah atau universitas di luar jam belajar kurikulum standar.
keterampilan gerak dasar. Akan tetapi dengan melihat kenyataan yang ada, bahwa
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang hanya 2 (dua) jam pelajaran
merupakan salah satu solusi untuk dapat mencapai tujuan Pendidikan Jasmani.Jika
macam sebagai contoh yaitu permainan bola besar, bola kecil, permainan target,
bidangnya.
satu kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan bakat dan minat. Adapun kegiatan
Palembang antara lain adalah sepak bola, bolabasket, bolavoli, dan bulutangkis.
Hal ini dikhawatirkan akan memberikan dampak yang buruk bagi siswa yang
permainan bulutangkis.
4
telah diteliti oleh Mutiara Fajar tahun 2020 mengenai keteramplan bulutangkis
SMA Patra Mandiri 1 Palembang kategori baik dengan tes wall volley katagori
baik sebesar 33,33% dan katagori cukup sebesar 66,67%, untuk tes servis pendek
kategori baik sekali sebesar 27,78%, kategori baik sebesar 66,67%, kategori
cukup sebesar 5,55%, untuk tes servis panjang katagori baik sekali sebesar 2,78%
katagori baik sebesar 25,00% katagori cukup sebesar 72,22%, dan untuk clear tes
katagori baik sebesar 16,67%. Katagori cukup sebesar 38,89%, kurang sebesar
ini peneliti tertarik untuk mengetahui tingkat keterampilan yang dimiliki oleh
Palembang”.
atas, maka identifikasi masalah penelitian ini adalah siswa belum maksimal dalam
keterampilan bulutangkis.
5
Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan dapat
b. Bagi Siswa
c. Bagi Masyarakat
BAB II
LANDASAN TEORI
kontrol tubuh secara keseluruhan atau sebagian tubuh. Keterampilan dasar dalam
pelaksanaannya akan semakin efisien. Hal ini dapat diartikan bahwa efisiensi
dikatakan terampil.
gerakan yang benar. Keterampilan gerak diperoleh dari proses belajar, yaitu
melakukan dribling, heading, throw in dan shooting dan heading yang diperoleh
7
8
menjadi 3 faktor, yaitu (1) Faktor proses mengajar, (2) Faktor pribadi, (3) Faktor
dalam mencapai keberhasilan. Among Ma’mun dan Yudha M Saputra (2000: 70-
keterampilan.
b) Faktor Pribadi
mengakui adanya perbedaan tersebut diatas pada siswa yang mempelajari gerak,
sebuah keterampilan gerak banyak juga ditemukan oleh ciri-ciri atau kemampuan
dan bakat. Singer dalam buku karangan Amung Ma’mun dan Yudha M Saputra
9
(2007: 72) bahwa ada 12 faktor pribadi yang sangat berhubungan dengan upaya
akurat.
berlangsung.
penampilan.
4) Ukuran fisik, adanya tingkat yang ideal dari ukuran tubuh yang diperlukan
lalu yang berhubungan dengan situasi dan tugas gerak yang dipejari saat
ini.
yang dipelajari.
9) Sikap, yaitu adanya minat dalam mempelajari dan memberi nilai pada
10) Faktor-faktor kepribadian yang lain, hadirnya sifat yang ekstrim seperti
agresivitas, kebutuhan berafiliasi atau perilaku lain yang dapat atau tidak
12) Usia, yaitu pengaruh usia kronologis dan kematangan pada kesiapan dan
c) Faktor Situasional
sekitar, sehingga faktor ini berasal dari lingkungan, ketika lingkungan mendukung
berarti pribadi yang berada disekitarnya juga mengalami hal yang sama dalam hal
paling menunjang dan berpengaruh justru mengarah kepada faktor pribadi, faktor
a. Servis
tidak boleh melebihi pinggang pemain yang sedang melakukan servis, bidang
kepala raket juga tidak boleh lebih tinggi daripada tangan yang memegang raket.
Pukulan servis pada permainan bulu tangkis harus selalu mengarah keatas
melewati net kemudian jatuh dibidang garis kotak lawan. Servis pendek ialah
servis yang dilakukan dari bagian muka tangan/bagian belakang tangan, yang
jatuhnya bola disekitar len depan lawan dan diarahkan ke sudut kiri atau sudut
kanan, Usman (2010: 32). Servis merupakan modal awal untuk bias memenangi
pertandingan. Seorang pemain tidak bias meraih angka jika tidak bisa melakukan
Menurut Ni’mah, dkk (2017: 33) servis yaitu pukulan awal yang dilakukan
1) Pada saat memukul tinggi kepala raket tidak melebihi pegangan raket
b. Smash
keras dan tajam disertai dengan seluruh tenaga yang ada dan lebih utama dengan
meloncat dengan tujuan untuk menekan lawan sampai bola mati, Usman (2010:
26). Menurut Aksan (2016:78) smash adalah pukulan overhead (atas) yang
Purnama (2010: 21) smash merupakan pukulan over head yang mengandalkan
12
kekuatan dan kecepatan lengan serta lecutan pergelangan tangan agar bola
Menurut Ni’mah, dkk (2017: 39) smash disebut juga dengan pukulan
penuh.Hal-hal yang perlu diperhatikan agar dapat melakukan pukulan smash yaitu
sebagai berikut:
3) Sikap badan harus tetap lentur, kedua lutut ditekuk dan tetap
4) Raket dan kok berkenaan diatas kepala cara meluruskan lengan untuk
5) Akhiri gerakan pukulan itu dengan gerak lanjut ayunan raket yang
oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang saling
individual yang dapat dilakukan dengan cara melakukan satu orang melawan satu
orang atau dua orang melawan dua orang. Permainan ini menggunakan raket
sebagai alat pemukul dan shuttlecock sebagai objek pukul, lapangan permainan
berbentuk segi empat dan dibatasi oleh net untuk memisahkan antara daerah
13
berusaha agar lawan tidak dapat memukul shuttlecock dan menjatuhkan didaerah
ruangan, diatas lapangan yang dibatasi dengan garis-garis dalam ukuran yang
1. Amria Hutri Purwasih. (2014). berjudul tingkat kemampuan servis lob dan
penelitian ini adalah tes menurut James Poole (1986: 25-27), hasilnya
kemampuan servis lob dengan kategori baik 25,0%; kategori cukup 40,0%; dan
baik 20,0%; kategori cukup 55,0%; dan kategori kurang baik 25,0%. Dari hasil
yang digunakan yaitu tes service pendek forehand dan tes smash bulutangkis.
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra siswa ekstrakurikuler di
dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif dengan rumus persentase. Hasil
kategori baik sebesar 0%, kategori sedang sebesar 0%, kategori kurang
sebanyak 14 siswa atau sebesar 70%, dan siswa yang masuk kedalam kategori
kurang sekali sebanyak 6 siswa atau sebesar 30%. Kemampuan smash siswa
Purworejo adalah kategori baik sekali sebesar 0%, kategori baik sebesar 0%,
kategori sedang sebesar 0%, kategori kurang sebanyak 7 siswa atau sebesar
35%, dan siswa yang masuk kedalam kategori kurang sekali sebanyak 13 siswa
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik
muka tangan/ bagian belakang tangan yang jatuhnya bola disekitar len depan
lawan dan diarahkan ke sudut kiri atau sudut kanan. Smash adalah pukulan over
menggunakan tes servis pendek dan smash/clear tes, (Albertus Fenanlampir, 2015,
188-191)
16
17
bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dari penelitian ini
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
atau telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas tes. Dalam penelitian ini tes
yang digunakan adalah tes keterampilan servis pendek dan smash bulutangkis dari
survei dengan teknik tes dan pengukuran. Pengumpulan data yang menggunakan
rencana. Metode yang digunakan adalah metode penelitian survei dengan tes
bulutangkis servis pendek dan smash dari buku tes dan pengukuran dalam
a. Wall Volley
1) Tujuan
b) Tes ini diperuntukan bagi remaja putra dan putri usia 13 Tahun keatas
2) Perlengkapan
b) Raket
c) Suttle cock
d) Stopwach
yang sah.
3) Pelaksanaan
a) Testi berdiri dibelakang garis start sambil memegang raket dengan satu
b) Pada aba-aba siap dengan servis yang sah, testi mengarahkan suttle cock
dihidupkan.
c) Tanpa menunggu jatuhnya suttle cock kelantai, suttle cock sudah harus
15 detik.
menyesuaikan dengan pantulan suttle cock asal tidak melewati garis batas.
g) Apabila suttle cock tidak dapat dikuasai dan jatuh kelantai, maka testi harus
lagi.
h) Pada aba-aba stop testi berhenti melakukan tugasnya dan bersamaan dengan
4) Penilaian
a) Setiap pukulan yang benar diberi skor 1 dan skor akhir adalah jumlah
1) Tujuan
b) Tes ini diperuntukan bagi remaja putra dan putrid usia 13 Tahun keatas
2) Perlengkapan
a) Lapangan bulutangkis
net
testi berada pada bagian depan(dekat short service line). Buatlah garis-garis
lengkung yang dari titik sudutnya berjari-jari 55, 76,97, dan 107 cm (ukuran
diberi warna yang berbeda-beda dan sebaiknya tanda-tanda tersebut tidak perlu
diatas permukaan papan atau triplek yang telah disiapkan secara khusus, yang
3) Pelaksanaan
a) Testi berdiri pada tempat yang disenangi dengan sudut lapangan diagonal
b) Setelah ada aba-aba “ya”, testi mulai melakukan servis 20 kali yang
mengarah pada sasaran dengan tanpa melanggar aturan servis yang sah dan
shuttle cock harus lewat diatas net serta upayakan shuttle cock jatuh tepat
4) Penilaian
a) Pencatatan hasil shuttle cock yang jatuh tepat pada sasaran yang paling
dalam diberi skor 5, kemudian 4,3,2, dan skor 1 khusus diberikan bagi
servis yang jatuh di luar 4 bidang sasaran sebelumnya, namun masih berada
b) Servis yang keluar dari ketentuan ini dianggap tidak sah dan tidak
1) Tujuan
2) Perlengkapan
a) faslitas dan sarana lapangan bultutangkis, raket, tiang,net suttle cock, pita
net berjarak 4,27 m dari net dengan tinggi 2,44 m dari permukaan lantai,
3) Pelaksanaan
a) Testi memilih tempat yang disukai ddaerah yang saling sudut menyudut
(diagonal) dengan bagian lapangan yang telah dberi sasaran dan melakukan
servis 20x. Testi berusaha melewatkan suttle cock diata tali dengan cara
4) Penilaian
a) Servis tidak sah apabila suttle cock tidak lewat diatas tali atau jatuh pada
areal servis. Untuk permianan ganda tdak akan mendapatkan skor dan
bulutangkis
3) Pelaksanaan : Testi berdiri dalam tanda yang telah disediakan (X dan Y),
akhir testi.
dengan metode survei dengan teknik tes dan pengukuran. Setelah mendapatkan
nilai hasil tes dan di masukan kedalam formulir tes, selanjutnya menyusun nilai
nilai T-Skor yang sudah ada untuk menyusun norma ketrampilan bulutangkis
yang sudah ada. Analisa data ini dikategorikan menjadi 9, yaitu sempurna, sangat
baik, baik, cukup, sedang, kurang, buruk, sangat buruk dan tidak ada skill.
Adapun T-Skor dan norma tes dari setiap teknik dalam tes keterampilan
TABEL 1
NORMA TES KETERAMPILAN BULUTANGKIS
SKOR AKHIR KATEGORI
933,82 – ke atas Sempurna
824,27- 933,81 Sangat Baik
714,72-829,26 Baik
605,17-714,71 Cukup
495,62-605,16 Sedang
386,07-495,61 Kurang
276,52-386,06 Buruk
166,97-276,51 Sangat Buruk
57,42-166,96 Tidak Ada Skill
Sumber : Albertus Fenanlampir (2015: 192)
2. Tabulasi yaitu membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah diberi
ditentukan.
sebagai berikut:
n
DP= x 100%
N
Keterangan:
Dp = deskriptif presentase
N = jumlah keseluruhan
BAB IV
pengkatagorian menjadi lima kategori yaitu baik sekali, baik, sedang, kurang,
dan kurang sekali. Hasil analisis terhadap kemampuan Wall Volley, servis pendek,
berikut :
pengkategorian menjadi lima kriteria yaitu baik sekali, baik, sedang, kurang, dan
TABEL 2
WALL VOLLEY
No Nilai Kategori Jumlah Persentase
1 > 80 Baik Sekali 0 0
2 66,67 – 80 Baik 1 5
3 53,33 – 66,67 Sedang 13 65
4 40 – 53,3 Kurang 6 30
5 < 40 Kurang Sekali 0 0
20 100 %
27
MAN 1 Palembang adalah kategori baik sekali sebesar 0%, kategori baik
sebanyak 1 siswa sebesar 5%, kategori sedang sebanyak 13 siswa sebesar 65%,
26
kategori kurang sebanyak 6 siswa atau sebesar 30%, dan siswa yang masuk
kedalam kategori kurang sekali sebesar 0%. Berdasarkan perhitungan di atas maka
masuk dalam kategori sedang sebanyak 8 siswa atau dengan prosentase 40%. Hal
Wall Volley
14
12
10
0
Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali
> 80 66,67 – 80 53,33 – 66,67 40 – 53,3 < 40
mengenai Servis pendek forehand dapat dilihat pada tabel berikut ini:
28
TABEL 3
SERVIS PENDEK FOREHAND
No Nilai Kategori Jumlah Persentase
1 > 80 Baik Sekali 0 0
2 66,67 – 80 Baik 0 0
3 53,33 – 66,67 Sedang 12 60
4 40 – 53,3 Kurang 8 40
5 < 40 Kurang Sekali 0 0
20 100 %
sebesar 0%, kategori baik sebesar 0%, kategori sedang sebanyak 12 siswa sebesar
60%, kategori kurang sebanyak 8 siswa atau sebesar 40%, dan siswa yang
atas maka dapat disimpulkan bahwa bahwa Servis pendek forehand siswa
dalam kategori sedang sebanyak 12 siswa atau dengan prosentase 60%. Hal
pengkategorian menjadi lima kriteria yaitu baik sekali, baik, sedang, kurang, dan
TABEL 4
SERVIS PANJANG
No Nilai Kategori Jumlah Persentase
1 > 80 Baik Sekali 0 0
2 66,67 – 80 Baik 0 0
3 53,33 – 66,67 Sedang 0 0
4 40 – 53,3 Kurang 15 75
5 < 40 Kurang Sekali 5 25
20 100 %
Dari tabel diatas, tampak bahwa Servis panjang siswa ekstrakurikuler bulu
tangkis di MAN 1 Palembang adalah kategori baik sekali sebesar 0%, kategori
baik sebesar 0%, kategori sedang sebesar 0%, kategori kurang sebanyak 15 siswa
atau sebesar 75%, dan siswa yang masuk kedalam kategori kurang sekali
sebanyak 5 siswa atau sebesar 25%. Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat
masuk dalam kategori kurang sebanyak 15 siswa atau dengan prosentase 75%.
Servis Panjang
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali
> 80 66,67 – 80 53,33 – 66,67 40 – 53,3 < 40
4.1.4 Smash
menjadi lima kriteria yaitu baik sekali, baik, sedang, kurang, dan kurang
sekali. Perhitungan mengenai smash dapat dilihat pada tabel berikut ini:
TABEL 5
SMASH
No Nilai Kategori Jumlah Persentase
1 > 80 Baik Sekali 0 0
2 66,67 – 80 Baik 0 0
3 53,33 – 66,67 Sedang 0 0
4 40 – 53,3 Kurang 11 55
5 < 40 Kurang Sekali 9 45
20 100 %
Dari tabel diatas, tampak bahwa smash siswa ekstrakurikuler bulu tangkis
di MAN 1 Palembang adalah kategori baik sekali sebesar 0%, kategori baik
siswa atau sebesar 55%, dan siswa yang masuk kedalam kategori
31
Smash
12
10
0
Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali
> 80 66,67 – 80 53,33 – 66,67 40 – 53,3 < 40
4.2 Pembahasan
adalah kurang.
kemampuan wall volley, servis pendek forehand, servis panjang dan kemampuan
smash bulutangkis dalam kategori sedang dan kurang. Hal ini dipengaruhi oleh
permainan bulu tangkis. Atau pola latihan yang tidak terkontrol sebelumnya
sehingga hasil yang diharapkan tidak sesuai dengan yang didapatkan pada saat
kontrol tubuh secara keseluruhan atau sebagian tubuh. Keterampilan dasar dalam
pelaksanaannya akan semakin efisien. Hal ini dapat diartikan bahwa efisiensi
benar. Apabila gerakan keterampilan benar bisa dikuasai, maka yang menguasai
proses belajar, yaitu dengan cara memahami gerakan dan melakukan gerakan
berulang-ulang. Seperti keteampilan pada bulu tangkis wall volley, servis pendek
servis lob dan smash peserta kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis di SMA Negeri
dengan kategori baik 25,0%; kategori cukup 40,0%; dan kategori kurang baik
55,0%; dan kategori kurang baik 25,0%. Dari hasil tes kemampuan hanya bersifat
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
diantaranya:
34
35
DAFTAR PUSTAKA
Amria Hutri Purwasih. (2014). Tingkat kemampuan servis lob dan smash siswa
ekstrakurikuler di MAN 1 Palembang ekstrakurikuler di MAN 1
Palembang kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis disd negeri 1 bancar
purbalingga (Skripsi).Yogyakarta:FIK UNY
I.T Ni’mah & Mateus Deli.(2017). Buku Pintar Bulutangkis. Jakarta: Anugrah
Rahima. (2012). Survei Keterampilan Gaya Bebas (Crawl) Dalam
Olahraga Renang pada Mahasiswa Penjaskesrek Untan Angkatan 2013
(Skripsi). Pontianak: Universitas Tanjungpura
Kafi Priyangga Wibawa. (2016). Tingkat kemampuan servis pendek forehand dan
kemampuan smash bulutangkis siswa putra siswa ekstrakurikuler di MAN
1 Palembang ekstrakurikuler di MAN 1 Palembang ekstrakurikuler
bulutangkis smp negeri 32 purworejo(Skripsi).Yogyakarta:FIK UNY.
Lampiran 2. SK Pembimbing
38
Skor
No Total
1 2 3
1 53 61 60 61
2 50 47 47 50
3 44 55 56 56
4 60 64 59 64
5 40 36 54 54
6 59 57 59 60
7 44 44 40 44
8 55 50 47 55
9 40 58 55 58
10 39 41 41 41
11 59 67 60 67
12 47 50 56 56
13 62 59 56 62
14 40 42 39 42
15 49 54 54 54
16 48 50 61 61
17 46 45 40 46
18 51 53 56 56
19 50 50 54 54
20 47 45 45 47
50
50
51
51
52
SKOR
52
53
DOKUMENTASI PENELITIAN
54
55
56
57
Lampiran 17. Riwayat Hidup Penulis
tanggal 5 Februari 1998, merupakan anak kedua dari empat bersaudara pasangan
Bapak Jayusman Jaya dan Ibu Tarmilah. Pendidikan Sekolah Dasar penulis SD
Negeri 1 Muara Baru selesai tahun 2009, kemudian Sekolah Menengah Pertama
Menengah Atas di SMA Negeri 2 Kayuagung selesai tahun 2015. Penulis terdaftar
sebagai mahasiswa Universitas PGRI Palembang pada tahun 2015 dan Program
menganggap semua rintangan sebagai pengalaman yang sangat menarik dan sulit
untuk dilupakan yang akan menjadi memori terindah dalam hidup penulis demi