Anda di halaman 1dari 57

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan adalah proses pendidikan

menyeluruh yang menggunakan aktifitas fisik dengan permainan dan olahraga

sebagai alatnya. Oleh karena itu, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

harus dikembangkan lebih optimal sehingga siswa lebih inovatif, terampil, kreatif,

memiliki kesegaran jasmani dan kebiasaan hidup sehat serta memiliki

pengetahuan dan pemahaman gerak manusia. Untuk dapat mencapai hasil tujuan

dari pendidikan jasmani tersebut bukan merupakan upaya yang mudah. Hal ini

disebabkan oleh pandangan sebagian orang terhadap pendidikan jasmani yang

menurutnya bahwa pendidikan jasmani tidak begitu penting dan hanya

mendatangkan kelelahan saja. Keadaan seperti ini terjadi hampir disemua jenjang

pendidikan mulai dari SD sampai SMA.

Pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia karena dengan

adanya pendidikan diharapkan manusia dapat mengembangkan pengetahuan,

keterampilan dan kreativitasnya. Keberhasilan dalam bidang pendidikan sangat

ditentukan oleh keberhasilan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran

merupakan serangkaian interaksi antara manusia yaitu yang mengajar atau yang

biasa disebut guru dengan orang yang diajar atau siswa. Program pembelajaran di

Indonesia terdapat tiga program, yaitu: program intrakurikuler, kokurikuler, dan

program ekstrakurikuler. Menurut Yudha M. Saputra (1998: 6-7) menjelaskan

bahwa kegiatan intrakurikuler adalah program pengajaran yang tersusun berupa

1
2

label mata pelajaran, penjatahan waktu, dan penyebarannya di setiap kelas dan

satuan pelajaran. Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa,

yang bertujuan agar siswa lebih memperdalam dan lebih menghayati apa yang

dipelajari pada kegiatan intrakurikuler. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang

dilakukan siswa sekolah atau universitas di luar jam belajar kurikulum standar.

Pada prinsipnya tujuan pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan di sekolah membantu siswa ekstrakurikuler di MAN 1 Palembang

ekstrakurikuler di MAN 1 Palembang didik dapat meningkatkan kemampuan dan

keterampilan gerak dasar. Akan tetapi dengan melihat kenyataan yang ada, bahwa

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang hanya 2 (dua) jam pelajaran

perminggu diperkirakan belum memenuhi apa yang dinginkan untuk mencapai

tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Ekstrakurikuler olahraga

merupakan salah satu solusi untuk dapat mencapai tujuan Pendidikan Jasmani.Jika

kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan dengan baik, terencana dan

berkesinambungan diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan. Pelaksanaan

kegiatan pembelajaran siswa diarahkan untuk mempelajari macam-macam materi

olahraga sesuai dengan kurikulum yang dilaksanakan oleh sekolah. Kegiatan

pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah terbagi menjadi beberapa macam-

macam sebagai contoh yaitu permainan bola besar, bola kecil, permainan target,

aktivitas ritmik, senam kelentukan dan lain-lain.Kegiatan pembelajaran olahraga

yang dilaksanakan oleh sekolah untuk melaksanakan program pembelajaran yang

disesuaikan dengan kurikulum. Selain kegiatan pembelajaran secara intrakurikuler

siswa juga dapat mengikuti pengayaan dengan mengikuti ekstrakurikuler dapat


3

membantu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan siswa serta siswa juga

dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan yang berkaitan dengan

keterampilan masing-masing cabang olahraga, pembentukan nilai-nilai

kepribadian siswa serta memunculkan bakat siswa yang berprestasi dalam

bidangnya.

Kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan di MAN 1 Palembang

bermacam-macam .Kegiatan tersebut ada yang berorientasi di bidang olahraga,

kesenian, agama, K.I.R, Pramuka dan lain-lainya.Siswa ekstrakurikuler di MAN 1

Palembang ekstrakurikuler di MAN 1 Palembang didik diwajibkan memilih salah

satu kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan bakat dan minat. Adapun kegiatan

ekstrakurikuler dalam bidang olahraga yang diselenggarakan di MAN 1

Palembang antara lain adalah sepak bola, bolabasket, bolavoli, dan bulutangkis.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di MAN 1 Palembang,

melalui ekstrakurikuler bulutangkis, peneliti melihat dalam keterampilan

bulutangkis yang dilakukan siswa belum maksimal. Banyak siswa terjadi

kesalahan dalam menerapkan teknik yang sebenarnya. teknik keterampilan

bulutangkis kurang dilatih secara intensif. Kemampuan keterampilan bulutangkis

kurang ditingkatkan melalui latihan yang terprogram dengan memperhatikan

unsur-unsur yang berpengaruh terhadap kemampuan keterampilan bulutangkis

Hal ini dikhawatirkan akan memberikan dampak yang buruk bagi siswa yang

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler khususnya untuk keterampilan psikomotorik

permainan bulutangkis.
4

Beberapa hasil penelitian terdahulu yang tentang keteramplan bulutangkis

telah diteliti oleh Mutiara Fajar tahun 2020 mengenai keteramplan bulutangkis

SMA PATRA MANDIRI 1 PLAJU, hasilnya adalahbahwa kemampuan teknik

dasar bulutangkis siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis di

SMA Patra Mandiri 1 Palembang kategori baik dengan tes wall volley katagori

baik sebesar 33,33% dan katagori cukup sebesar 66,67%, untuk tes servis pendek

kategori baik sekali sebesar 27,78%, kategori baik sebesar 66,67%, kategori

cukup sebesar 5,55%, untuk tes servis panjang katagori baik sekali sebesar 2,78%

katagori baik sebesar 25,00% katagori cukup sebesar 72,22%, dan untuk clear tes

katagori baik sebesar 16,67%. Katagori cukup sebesar 38,89%, kurang sebesar

44,44%, sedangkan penelit meneliti di MAN 1 Palembang..

Melihat peristiwa tersebut, peneliti ingin melakukan survei terhadap

keterampilan yang dimiliki siswa. Tujuannya agar siswa mengetahui seberapa

pandai mereka dalam olahraga bulutangkis yang sesungguhnya. Melihat fenomena

ini peneliti tertarik untuk mengetahui tingkat keterampilan yang dimiliki oleh

masing-masing siswa di MAN 1 Palembang dalam olahraga bulutangkis. Untuk

mengetahui tingkat keterampilan bulutangkis peneliti melakukan penelitian survei

dengan judul “tingkat keterampilan bulutangkis siswa ekstrakurikuler di MAN 1

Palembang”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dalam latar belakang di

atas, maka identifikasi masalah penelitian ini adalah siswa belum maksimal dalam

keterampilan bulutangkis.
5

1.2.1 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka

perlu dibatasi. Pembatasan masalah dalam penelitian ini pada: “Tingkat

keterampilan bulutangkis siswa di MAN 1 Palembang yang berjumlah 20 Orang.

1.3 Rumusan Masalah

Atas dasar batasan masalah di atas, peneliti mengangkat permasalahan

sebagai berikut “bagaimana tingkat keterampilan bulutangkis siswa

ekstrakurikuler di MAN 1 Palembang?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa baik tingkat

keterampilan bulutangkis siswa ekstrakurikuler di MAN 1 Palembang.

1.5 Manfaat Penelitian

Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan dapat

memberi hasil serta kemudian dapat bermanfaat bagi:

1.5.1 Secara Teoritis

Hasil penelitian dapat menambah wawasan bagi semua unsur pendidikan

terutama pendidikan jasmani serta sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.5.2 Secara Praktis

a. Bagi Sekolah dan Guru Pendidikan Jasmani.

Dapat dijadikan pedoman dalam memberikan pembelajaran untuk

membina permainan bulutangkis guna mencari bibit pemain yang baik.


6

b. Bagi Siswa

Dapat dijadikan sebagai panduan agar siswa semakin termotivasi untuk

meningkatkan keterampilan dalam bermain bulutangkis.

c. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat dapat dijadikan acuan dalam suatu permainan

bulutangkis dengan harapan menjadi berguna dalam pertandingan-pertandingan

bulutangkis atau pelatihan bulutangkis di masyarakat.


7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Hakikat Keterampilan

Menurut Sugiyanto, dkk. (2003: 83). Keterampilan gerak merupakan salah

satu kategori gerakan yang di dalam melakukannya diperlukan koordinasi dan

kontrol tubuh secara keseluruhan atau sebagian tubuh. Keterampilan dasar dalam

pendidikan jasmani akan berhubungan dengan keterampilan gerak dasar.

Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas gerak

tertentu dengan baik. Semakin baik penugasan gerak keterampilan, maka

pelaksanaannya akan semakin efisien. Hal ini dapat diartikan bahwa efisiensi

pelaksanaan diperlukan untuk melaksanakan gerakan keterampilan.Efisiensi

pelaksanaan bisa dicapai apabila secara mekanisme gerakan dilakukan dengan

benar.Apabila gerakan keterampilan benar bisa dikuasai, maka yang menguasai

dikatakan terampil.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah tindakan

yang memerlukan aktivitas yang harus dipelajari supaya mendapatkan bentuk

gerakan yang benar. Keterampilan gerak diperoleh dari proses belajar, yaitu

dengan cara memahami gerakan dan melakukan gerakan berulang-ulang.

Keterampilan dribling, heading, throw in dan shooting adalah keterampilan gerak

melakukan dribling, heading, throw in dan shooting dan heading yang diperoleh

dari proses belajar. Keterampilan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

kesemuanya sangat erat hubungannya.

7
8

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keterampilan dasar; dibedakan

menjadi 3 faktor, yaitu (1) Faktor proses mengajar, (2) Faktor pribadi, (3) Faktor

situasional. Dari ketiga faktor tersebut diyakini menjadi penentu keberhasilan

dalam mencapai keberhasilan. Among Ma’mun dan Yudha M Saputra (2000: 70-

74) menjelaskan secara singkat 3 faktor tersebut, yaitu sebagai berikut:

a) Faktor Proses Belajar

Proses belajar yang baik tentunya harus mendukung upaya menjelmakan

pembelajaran setiap siswa ekstrakurikuler di MAN 1 Palembang ekstrakurikuler

di MAN 1 Palembangnya. Di pihak lain proses belajar mengarahkan kita kepada

pemahaman tentang metode yang efektif, distributif atau mengajar terprogram.

Kesemuanya merupakan poin-poin yang akan mengarahkan kepada pencapaian

keterampilan.

b) Faktor Pribadi

Setiap pribadi merupakan individu yang berbeda-beda, baik dalam hal

fisik, mental, emosional, maupun kemampuan-kemampuannya. Ada ungkapan

yang sering di dengar dalam kehidupan sehari-hari si A berbakat dalam tenis,si B

berbakat dalam olahraga-olahraga individu dan sebagainya. Kesemua itu tidak

lain pertanda bahwa kita merupakan individu-individu yang mempunyai ciri,

kemapuan, minat, kecenderungan, serta bakat yang berbeda-beda, dengan

mengakui adanya perbedaan tersebut diatas pada siswa yang mempelajari gerak,

maka tidak mengherankan pula bahwa kesuksesan seseorang dalam menguasai

sebuah keterampilan gerak banyak juga ditemukan oleh ciri-ciri atau kemampuan

dan bakat. Singer dalam buku karangan Amung Ma’mun dan Yudha M Saputra
9

(2007: 72) bahwa ada 12 faktor pribadi yang sangat berhubungan dengan upaya

pencapaian keterampilan yaitu :

1) Ketajaman indera, ketajaman indera untuk mengenal rangsangan secara

akurat.

2) Persepsi, yaitu kemampuan dalam membuat arti dari situasi yang

berlangsung.

3) Intelegensi, yaitu kemampuan untuk menganalisis dan memecahkan

masalah serta membuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan

penampilan.

4) Ukuran fisik, adanya tingkat yang ideal dari ukuran tubuh yang diperlukan

untuk suskes dalam cabang olahraga tertentu.

5) Pengalaman masa lalu, yaitu keleluasaan dan kualitas pengalaman masa

lalu yang berhubungan dengan situasi dan tugas gerak yang dipejari saat

ini.

6) Kesanggupan, terdiri dari kemampuan keterampilan dan pegetahuan yang

dikembangkan secara memadai untuk menyelesaikan tugas dan situasi

yang dipelajari.

7) Emosi, yaitu kemampuan untuk mengarahkan dan mengontrol perasaan

secara tepat sebelum dan saat melaksanakan tugas.

8) Motivasi, yaitu kehadiran semangat dalam tingkat optimal untuk bisa

menguasai keterampilan yang dipelajari.

9) Sikap, yaitu adanya minat dalam mempelajari dan memberi nilai pada

kegaitan yang sedang dilakukan.


10

10) Faktor-faktor kepribadian yang lain, hadirnya sifat yang ekstrim seperti

agresivitas, kebutuhan berafiliasi atau perilaku lain yang dapat atau tidak

dapat dimanfaatkan tergantung situasi yang terjadi.

11) Jenis kelamin, pengaruh komposisi tubuh, pengalaman, faktor-faktor

budaya pada pelaksanaan kegiatan dan keinginan untuk berprestasi.

12) Usia, yaitu pengaruh usia kronologis dan kematangan pada kesiapan dan

kemampuan untuk mempelajari dan menanpilkan tugas tertentu.

c) Faktor Situasional

Sesungguhnya faktor ini lebih mengarah kepada keadaan atau lingkungan

sekitar, sehingga faktor ini berasal dari lingkungan, ketika lingkungan mendukung

berarti pribadi yang berada disekitarnya juga mengalami hal yang sama dalam hal

ini mengenai pencapaian keterampilan. Dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai

keterampilan yang ingin dicapai juga harus memperhatikan faktor-faktor yang

dapat menunjang pencapaian keterampilan.Dari pemaparan di atas, faktor yang

paling menunjang dan berpengaruh justru mengarah kepada faktor pribadi, faktor

yang dapat menunjang untuk memperoleh tingkat keterampilan yang baik.

2.2 Keterampilan Servis dan Smash Bulutangkis

a. Servis

Pukulan servis merupakan pukulan pertama yang mengawali suatu

permainan bulu tangkis.Pukulan ini boleh dilakukan baik dengan forehand

maupun backhand, James Poole (2018:21). Pukulan forehand banyak digunakan

dalam permainan tunggal, sedangkan servis backhand umumnya digunakan dalam

permainan ganda.Menurut peraturan, ketika pukulan servis dilakukan, shuttle


11

tidak boleh melebihi pinggang pemain yang sedang melakukan servis, bidang

kepala raket juga tidak boleh lebih tinggi daripada tangan yang memegang raket.

Pukulan servis pada permainan bulu tangkis harus selalu mengarah keatas

melewati net kemudian jatuh dibidang garis kotak lawan. Servis pendek ialah

servis yang dilakukan dari bagian muka tangan/bagian belakang tangan, yang

jatuhnya bola disekitar len depan lawan dan diarahkan ke sudut kiri atau sudut

kanan, Usman (2010: 32). Servis merupakan modal awal untuk bias memenangi

pertandingan. Seorang pemain tidak bias meraih angka jika tidak bisa melakukan

servis dengan baik, Aksan (2016: 65).

Menurut Ni’mah, dkk (2017: 33) servis yaitu pukulan awal yang dilakukan

oleh pemain bulutangkis ketika akan memulai pertandingan.Servis dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

1) Pada saat memukul tinggi kepala raket tidak melebihi pegangan raket

2) Kok dipukul dari bawah pinggang pemain

3) Mengayunkan raket dan memukul kok dalam satu rangkaian

4) Kaki statis dan berpindah ketika kok sudah dipukul.

b. Smash

Smash adalah memukul bola forehand ataupun backhand yang sangat

keras dan tajam disertai dengan seluruh tenaga yang ada dan lebih utama dengan

meloncat dengan tujuan untuk menekan lawan sampai bola mati, Usman (2010:

26). Menurut Aksan (2016:78) smash adalah pukulan overhead (atas) yang

diarahkan ke bawah dan dilakukan dengan tenaga penuh.Menurutn Sapta Kunta

Purnama (2010: 21) smash merupakan pukulan over head yang mengandalkan
12

kekuatan dan kecepatan lengan serta lecutan pergelangan tangan agar bola

meluncur tajam menukik.

Menurut Ni’mah, dkk (2017: 39) smash disebut juga dengan pukulan

mematikan.Pukulan ini ialah pukulan overhand diarahkan kebawah dengan tenaga

penuh.Hal-hal yang perlu diperhatikan agar dapat melakukan pukulan smash yaitu

sebagai berikut:

1) Membiasakan bergerak cepat

2) Pegangan raket harus benar

3) Sikap badan harus tetap lentur, kedua lutut ditekuk dan tetap

berkonsentrasi pada kok

4) Raket dan kok berkenaan diatas kepala cara meluruskan lengan untuk

menjangkau kok itu setinggi mungkin dan mempergunakan tenaga

pergelangan tangan pada saat memukul kok

5) Akhiri gerakan pukulan itu dengan gerak lanjut ayunan raket yang

sempurna ke depan badan.

2.3 Hakikat Permainan Bulutangkis

Bulutangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan

oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang saling

berlawanan. Permainan bulutangkis merupakan permainan yang bersifat

individual yang dapat dilakukan dengan cara melakukan satu orang melawan satu

orang atau dua orang melawan dua orang. Permainan ini menggunakan raket

sebagai alat pemukul dan shuttlecock sebagai objek pukul, lapangan permainan

berbentuk segi empat dan dibatasi oleh net untuk memisahkan antara daerah
13

permainan sendiri dan daerah permainan lawan. Tujuan permainan bulutangkis

adalah berusaha untuk menjatuhkan shuttlecock di daerah permainan lawan dan

berusaha agar lawan tidak dapat memukul shuttlecock dan menjatuhkan didaerah

permainan sendiri. Pada saat bermain berlangsung masing-masing pemain harus

berusaha agar shuttlecock tidak menyentuh lantai di daerah permainan sendiri.

Apabila shuttlecock jatuh di lantai atau menyangkut di net maka permainan

berhenti (Herman Subardjah, 2000: 13). Menurut Depdikbud dalam infodan

pengertian.com menyatakan bulutangkis adalah cabang olahraga yang termasuk

kedalam kelompok olahraga permainan, dapat dimainkan didalam maupun diluar

ruangan, diatas lapangan yang dibatasi dengan garis-garis dalam ukuran yang

panjang dan lebar yang sudah ditentukan.

2.4 Kajian Terdahulu yang Relevan

1. Amria Hutri Purwasih. (2014). berjudul tingkat kemampuan servis lob dan

smash siswa ekstrakurikuler di MAN 1 Palembang ekstrakurikuler di MAN 1

Palembang kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis di SMA Negeri 1 Bancar

Purbalingga. Penelitian ini membahas masalah tingkat kemampuan servis lob

dan Smash siswa ekstrakurikuler di MAN 1 Palembang ekstrakurikuler di

MAN 1 Palembang kegiatan Ekstrakurikuler Bulutangkis di SMA N 1 Bancar

Purbalingga. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan

servis lob dan Smash siswa ekstrakurikuler di MAN 1 Palembang

ekstrakurikuler di MAN 1 Palembang kegiatan Ekstrakurikuler Bulutangkis di

SMA N 1 Bancar Purbalingga. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif

kuantitatif dengan menggunakakn metode survai.Sampel dalam penelitian


14

sebanyak 20 putra 11 siswa putri 9 siswi.Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tes menurut James Poole (1986: 25-27), hasilnya

dikategorikan kemudian dipersentasekan, catatan lapangan, dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan tingkat kemampuan

kemampuan servis lob dengan kategori baik 25,0%; kategori cukup 40,0%; dan

kategori kurang baik 35,0%, sedangkan kemampuan smash dengankategori

baik 20,0%; kategori cukup 55,0%; dan kategori kurang baik 25,0%. Dari hasil

tes kemampuan hanya bersifat sementara.Perlu adanya peningkatan

kemampuan siswa dalam berlatih untuk menjadi lebih baik lagi.

2. Kafi Priyangga Wibawa. (2016). Berjudul tingkat kemampuan servis pendek

forehand dan kemampuan smash bulutangkis siswa putra siswa ekstrakurikuler

di MAN 1 Palembang ekstrakurikuler di MAN 1 Palembang ekstrakurikuler

bulutangkis smp negeri 32 purworejo. Kemampuan teknik servis dan

smashyang benar dalam permainan bulutangkis siswa SMA Negeri 32

Purworejo belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

kemampuan servis pendek forehand dan kemampuan smash bulutangkis siswa

putra siswa ekstrakurikuler di MAN 1 Palembang ekstrakurikuler di MAN 1

Palembang ekstrakurikuler bulutangkis SMA Negeri 32 Purworejo. Penelitian

ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survey. Instrumen

yang digunakan yaitu tes service pendek forehand dan tes smash bulutangkis.

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra siswa ekstrakurikuler di

MAN 1 Palembang ekstrakurikuler di MAN 1 Palembang ekstrakurikuler

bulutangkis yang berjumlah 20 siswa. Teknik analisis data yang digunakan


15

dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif dengan rumus persentase. Hasil

penelitian terhadap kemampuan servis pendek forehand siswa ekstrakurikuler

di MAN 1 Palembang ekstrakurikuler di MAN 1 Palembang ekstrakurikuler

bulutangkis siswa putra siswa ekstrakurikuler di MAN 1 Palembang

ekstrakurikuler di MAN 1 Palembang ekstrakurikuler SMA Negeri 32

Purworejo Kabupaten Purworejo adalah kategori baik sekali sebesar 0%,

kategori baik sebesar 0%, kategori sedang sebesar 0%, kategori kurang

sebanyak 14 siswa atau sebesar 70%, dan siswa yang masuk kedalam kategori

kurang sekali sebanyak 6 siswa atau sebesar 30%. Kemampuan smash siswa

ekstrakurikuler di MAN 1 Palembang ekstrakurikuler di MAN 1 Palembang

ekstrakurikuler bulutangkis siswa putra SMA Negeri 32 Purworejo Kabupaten

Purworejo adalah kategori baik sekali sebesar 0%, kategori baik sebesar 0%,

kategori sedang sebesar 0%, kategori kurang sebanyak 7 siswa atau sebesar

35%, dan siswa yang masuk kedalam kategori kurang sekali sebanyak 13 siswa

atau sebesar 65%.


16

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang

menggunakan metode survei dan teknik pengumpulan datanya menggunakan

teknik tes dan pengukuran.Penelitian deskriptif dirancang untuk mengumpulkan

informasi tentang keadaan nyata sekarang.Menurut Suharsimi Arikunto

(2013:117) menyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian non

hipotesis sehingga langkah penelitian tidak merumuskan hipotesis.

3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitan, (Suharsimi Arikunto, 2013:161). Variabel dalam

penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu keterampilan bulutangkis siswa

ekstrakurikuler bulutangkis di MAN 1 Palembang.

Keterampilan bulutangkis adalah penguasaan teknik dan tindakan yang

memerlukanlatihan agar mendapatkan bentuk gerak teknik-teknik permainan

bulutangkis yang baik.Servis pendek adalahservis yang dilakukan dari bagian

muka tangan/ bagian belakang tangan yang jatuhnya bola disekitar len depan

lawan dan diarahkan ke sudut kiri atau sudut kanan. Smash adalah pukulan over

head yang mengandalkan kekuatan dan kecepatan lengan serta lecutan

pergelangan tangan agar bola meluncur tajam menukik.Alat ukur dengan

menggunakan tes servis pendek dan smash/clear tes, (Albertus Fenanlampir, 2015,

188-191)

16
17

3.3 Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian

Populasi Penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2013:173) menyatakan

bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dari penelitian ini

adalah 20 siswa ekstrakurikuler bulutangkis di MAN 1 Palembang. Teknik

pengambilan Sampel pada Penelitian ini menggunakan total sampling karena

populasi kurang dari 100.Sampel penelitian ini berjumlah 20 siswa

ekstrakurikuler bulutangkis di MAN 1 Palembang.

3.4 Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data (Suharsimi Arikunto, 2013:203).Instrumen yang baik

adalah yang dapat dipertanggungjawabkan hasil pengukurannya, dan mempunyai

atau telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas tes. Dalam penelitian ini tes

yang digunakan adalah tes keterampilan servis pendek dan smash bulutangkis dari

buku tes dan pengukuran dalam olahraga Fenanlampir (2015:188-192)

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik dalam pengumpulan data yang akan digunakan adalah metode

survei dengan teknik tes dan pengukuran. Pengumpulan data yang menggunakan

metode survei mempunyai tujuan untuk menetapkan atau mempertajam suatu

rencana. Metode yang digunakan adalah metode penelitian survei dengan tes

ketrampilan bulutangkis untuk usia 13 Tahun ke atas. Adapun tes keterampilan

bulutangkis servis pendek dan smash dari buku tes dan pengukuran dalam

olahraga Fenanlampir (2015:188-192) adalah sebagai berikut:


18

a. Wall Volley

1) Tujuan

a) Untuk mengukur kecakapan bermain bulutangkis

b) Tes ini diperuntukan bagi remaja putra dan putri usia 13 Tahun keatas

2) Perlengkapan

a) Ruangan yang memiliki tinggi dan lebar sekurang-kurangnya 10 feet.

b) Raket

c) Suttle cock

d) Stopwach

e) Formulir tes dan alat tulis menulis

f) Pencatat atau pengatur waktu

g) Penghitung jumlah pantulan sekaligus sebagai pencatat jumlah pantulan

yang sah.

h) Pengambilan bola yang tidak dapat dikuasai oleh siswa ekstrakurikuler di

MAN 1 Palembang ekstrakurikuler di MAN 1 Palembang tes (bola Liar)

3) Pelaksanaan

a) Testi berdiri dibelakang garis start sambil memegang raket dengan satu

tangan dan tangan yang lain memengan suttle cock.

b) Pada aba-aba siap dengan servis yang sah, testi mengarahkan suttle cock

kedinding diatas garis batas dan bersamaan dengan itu stopwach

dihidupkan.

c) Tanpa menunggu jatuhnya suttle cock kelantai, suttle cock sudah harus

dipukul kembali ketembok sebanyak mungkin selama 30 detik.


19

d) 3x kesempatan diberikan kepada setiap testi.

e) Sebelum pelaksanaan tes yang pertama, testi diperbolehkan mencoba selama

15 detik.

f) Setelah melakukan servis, maka testi boleh bergerak kemana saja

menyesuaikan dengan pantulan suttle cock asal tidak melewati garis batas.

g) Apabila suttle cock tidak dapat dikuasai dan jatuh kelantai, maka testi harus

segera mengambilnya dan dilanjutkan dengan servis daribelakang garis start

lagi.

h) Pada aba-aba stop testi berhenti melakukan tugasnya dan bersamaan dengan

itu stopwach dmatikan.

4) Penilaian

a) Setiap pukulan yang benar diberi skor 1 dan skor akhir adalah jumlah

pukulan terbanyak dari 3x kesempatan

Gambar 1. Lapangan Wall Volley


Sumber: Albertus Fenanlampir (2015: 188)

b. Tes Servis Pendek

1) Tujuan

a) Untuk mengukur kecakapan bermain bulutangkis


20

b) Tes ini diperuntukan bagi remaja putra dan putrid usia 13 Tahun keatas

2) Perlengkapan

a) Lapangan bulutangkis

b) Dua tiang pancang net

c) Pita sepanjang net dengan lebar minimal 5 cm direntangkan 0,5 m di atau

net

d) Formulir tes dan alat tulis menulis

e) Lapangan yang dipergunakan hanya sebelah,pada sebelah lapangan tersebut

testi berada pada bagian depan(dekat short service line). Buatlah garis-garis

lengkung yang dari titik sudutnya berjari-jari 55, 76,97, dan 107 cm (ukuran

ini termasuk lebar tiap-tiap garis lengkung yaitu 5 cm).

Untuk memudahkan penghitungan skor, maka disarankan agar tiap garis

diberi warna yang berbeda-beda dan sebaiknya tanda-tanda tersebut tidak perlu

dibuat langsung di lapangan, tetapi dapat disiasati dengan cara membuatnya

diatas permukaan papan atau triplek yang telah disiapkan secara khusus, yang

mudah dipasang dan dilepaskan dari lantai.

3) Pelaksanaan

a) Testi berdiri pada tempat yang disenangi dengan sudut lapangan diagonal

dengan sudut sasaran yang telah dibuat untuk melakukan servis.

b) Setelah ada aba-aba “ya”, testi mulai melakukan servis 20 kali yang

mengarah pada sasaran dengan tanpa melanggar aturan servis yang sah dan

shuttle cock harus lewat diatas net serta upayakan shuttle cock jatuh tepat

pada sasaran dengan skor tinggi..


21

4) Penilaian

a) Pencatatan hasil shuttle cock yang jatuh tepat pada sasaran yang paling

dalam diberi skor 5, kemudian 4,3,2, dan skor 1 khusus diberikan bagi

servis yang jatuh di luar 4 bidang sasaran sebelumnya, namun masih berada

di dalam areal servis.

b) Servis yang keluar dari ketentuan ini dianggap tidak sah dan tidak

mendapatkan skor apabila bola jatuh pada bagian garis.

Gambar 2. Lapangan Servis Pendek


Sumber : Albertus Fenanlampir (2015: 189)

c. Tes Servis Panjang

1) Tujuan

a) Untuk mengukur ketelitian atau kecepatan memukul suttle cock kearah

sasaran tertentu dengan pukulan atau servis panjang tinggi.

b) Diperuntukan bag remaja putra dan putri usia 13 tahun keatas.

2) Perlengkapan

a) faslitas dan sarana lapangan bultutangkis, raket, tiang,net suttle cock, pita

mnimal sepanjang net dengan lebar 5 cm dan direntangkan sejajar dengan


22

net berjarak 4,27 m dari net dengan tinggi 2,44 m dari permukaan lantai,

formulir tes dan alat tulis menulis.

3) Pelaksanaan

a) Testi memilih tempat yang disukai ddaerah yang saling sudut menyudut

(diagonal) dengan bagian lapangan yang telah dberi sasaran dan melakukan

servis 20x. Testi berusaha melewatkan suttle cock diata tali dengan cara

servis. Tesrti diperkenankan pindah-pndah tempat

4) Penilaian

a) Servis tidak sah apabila suttle cock tidak lewat diatas tali atau jatuh pada

areal servis. Untuk permianan ganda tdak akan mendapatkan skor dan

penilaan selantunya sama dengan servis pendek.

Gambar 3. Lapangan Servis Pendek


Sumber: Albertus Fenanlampir (2015: 190)

d. Tes Smash/Clear Tes

1) Tujuan : Untuk mengukur kekuatan pukulan dalam permainan

bulutangkis

2) Perlengkapan: : Lapangan bulutangkis, raket bulutangkis, shuttle cock, pita

minimal sepanjang net dengan lebar 5 cm direntangkan


23

sejajar net, sejauh 4,27 m dari net dengan tinggi 2,44 m

dari lantai.Di sebelah dalam (kurang lebih 61 cm) dari dan

sejajar dengan garis servis untuk double ke belakang.

Disebelah luar, kurang lebih 61 cm dari dan sejajar dengan

garis servis untuk single sebelah belakang.Pada bagian

lapangan yang lain, dikedua belah lapangan dibuat tanda

segi empat masing-masing sisinya berukuran 2 inchi diberi

tanda K dan Y. Garis bagian tengah dari segiempat

tersebut berjarak 11 feet dari net dan sisi sebelah

dalamnya berjarak 3 feet dari garis tengah lapangan

prosedur. Pada sisi lapangan yang bertali, dibuat garis.

3) Pelaksanaan : Testi berdiri dalam tanda yang telah disediakan (X dan Y),

seorang pembantu berdiri ditengah-tengah lapangan yang

bertarget untuk memberikan servis. Setelah pembantu

melakukan servis, maka testi boleh meninggalkan

tempatnya serta memukul shuttle cock sekuat-kuatnya dan

harus melewati bagian atas tali.Dua puluh kali kesempatan

diberikan kepada setiap testi.Hasil shuttle cock dipukul

dengan benar memenuhi syarat-syarat serta jatuh ditempat

sasaran yang telah ditetapkan, skornya yaitu dari luar ke

dalam 3,5,4 dan 2.Shuttle cock yang tidak masuk bidang

sasaran tidak mendapatkan skor.Shuttle cock yang jatuh

pada garis sasaran dianggap masuk ke dalam bidang

sasaran dengan skor yang lebih tinggi.


24

4) Penilaian : Jumlah skor dari 20 kali kesempatan dicatat sebagai skor

akhir testi.

Gambar 4. Lapangan Smash/Clear Tes


Sumber: Albertus Fenanlampir (2015: 192)

Keterangan: X : Presentasi tes, Y Teses (sebagai pengumpan atau server)

Untuk mengetahui kategori kemampuan testi, maka skor akhir yang

diperoleh dalam tes selanjutnya dikonversikan kedalam table norma.

3.5 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data ini menggunakan teknik analisa deskriptif kuantitatif

dengan metode survei dengan teknik tes dan pengukuran. Setelah mendapatkan

nilai hasil tes dan di masukan kedalam formulir tes, selanjutnya menyusun nilai

baku dengan cara mentransformasikan nilai masing-masing ke nilai T-Skor untuk

memasukkan kedalam norma-norma yang telah ada, selanjutnya menjumlahkan

nilai T-Skor yang sudah ada untuk menyusun norma ketrampilan bulutangkis

yang sudah ada. Analisa data ini dikategorikan menjadi 9, yaitu sempurna, sangat

baik, baik, cukup, sedang, kurang, buruk, sangat buruk dan tidak ada skill.

Adapun T-Skor dan norma tes dari setiap teknik dalam tes keterampilan

permainan bulutangkiske atas dalah sebagai berikut:


25

TABEL 1
NORMA TES KETERAMPILAN BULUTANGKIS
SKOR AKHIR KATEGORI
933,82 – ke atas Sempurna
824,27- 933,81 Sangat Baik
714,72-829,26 Baik
605,17-714,71 Cukup
495,62-605,16 Sedang
386,07-495,61 Kurang
276,52-386,06 Buruk
166,97-276,51 Sangat Buruk
57,42-166,96 Tidak Ada Skill
Sumber : Albertus Fenanlampir (2015: 192)

Adapun analisis dalam menganalisis dan mengolah data sebagai berikut:

1. Editing yaitu mengecek semua data yang di kumpulkan.

2. Tabulasi yaitu membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah diberi

kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.

3. Mengkategorikan nilai yang diperoleh dalam skala yang telah ditentukan.

4. Mengklasifikasikan nilai yang diperoleh Guru dalam skala yang telah

ditentukan.

5. Mempersentasekan data yang telah dihitung perkategorinya dengan rumus

sebagai berikut:

n
DP= x 100%
N

Keterangan:

Dp = deskriptif presentase

n = jumlah yang memperoleh nilai

N = jumlah keseluruhan

% = tingkat porsentase yang di dapat


26

Sumber: Mohammad Ali (dalam Rahima, 2014:32)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Untuk mengidentifikasi kecenderungan kemampuan Wall Volley, servis

pendek, servis panjang dan kemampuan smash bulutangkis dilakukan dengan

pengkatagorian menjadi lima kategori yaitu baik sekali, baik, sedang, kurang,

dan kurang sekali. Hasil analisis terhadap kemampuan Wall Volley, servis pendek,

servis panjang dan kemampuan smash bulutangkis siswa ekstrakurikuler di MAN

1 Palembang ekstrakurikuler di MAN 1 Palembang dapat diuraikan sebagai

berikut :

4.1.1 Wall Volley

Untuk mengidentifikasi kecenderungan Wall Volley dilakukan dengan

pengkategorian menjadi lima kriteria yaitu baik sekali, baik, sedang, kurang, dan

kurang sekali. Perhitungan kecenderungan mengenai Wall Volley dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

TABEL 2
WALL VOLLEY
No Nilai Kategori Jumlah Persentase
1 > 80 Baik Sekali 0 0
2 66,67 – 80 Baik 1 5
3 53,33 – 66,67 Sedang 13 65
4 40 – 53,3 Kurang 6 30
5 < 40 Kurang Sekali 0 0
20 100 %
27

Dari tabel diatas, tampak bahwa Wall Volley siswa ekstrakurikuler di

MAN 1 Palembang adalah kategori baik sekali sebesar 0%, kategori baik

sebanyak 1 siswa sebesar 5%, kategori sedang sebanyak 13 siswa sebesar 65%,
26
kategori kurang sebanyak 6 siswa atau sebesar 30%, dan siswa yang masuk

kedalam kategori kurang sekali sebesar 0%. Berdasarkan perhitungan di atas maka

dapat disimpulkan bahwa bahwa Wall Volley siswa ekstrakurikuler di MAN 1

Palembang ekstrakurikuler di MAN 1 Palembang ekstrakurikuler bulutangkis

masuk dalam kategori sedang sebanyak 8 siswa atau dengan prosentase 40%. Hal

ini dapat diperjelas dengan histogram di bawah ini:

Wall Volley
14

12

10

0
Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali
> 80 66,67 – 80 53,33 – 66,67 40 – 53,3 < 40

Gambar 5. Diagram Batang Wall Volley

4.1.2 Servis Pendek Forehand

Untuk mengidentifikasi kecenderungan Servis pendek forehand

dilakukan dengan pengkategorian menjadi lima kriteria yaitu baik sekali,

baik, sedang, kurang, dan kurang sekali. Perhitungan kecenderungan

mengenai Servis pendek forehand dapat dilihat pada tabel berikut ini:
28

TABEL 3
SERVIS PENDEK FOREHAND
No Nilai Kategori Jumlah Persentase
1 > 80 Baik Sekali 0 0
2 66,67 – 80 Baik 0 0
3 53,33 – 66,67 Sedang 12 60
4 40 – 53,3 Kurang 8 40
5 < 40 Kurang Sekali 0 0
20 100 %

Dari tabel diatas, tampak bahwa Servis pendek forehand siswa

ekstrakurikuler di MAN 1 Palembang adalah kategori baik sekali

sebesar 0%, kategori baik sebesar 0%, kategori sedang sebanyak 12 siswa sebesar

60%, kategori kurang sebanyak 8 siswa atau sebesar 40%, dan siswa yang

masuk kedalam kategori kurang sekali sebesar 0%. Berdasarkan perhitungan di

atas maka dapat disimpulkan bahwa bahwa Servis pendek forehand siswa

ekstrakurikuler di MAN 1 Palembang ekstrakurikuler bulutangkis masuk

dalam kategori sedang sebanyak 12 siswa atau dengan prosentase 60%. Hal

ini dapat diperjelas dengan histogram di bawah ini:

Servis Pendek Forehand


14
12
10
8
6
4
2
0
Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali
> 80 66,67 – 80 53,33 – 66,67 40 – 53,3 < 40
29

Gambar 6. Diagram Batang Servis Pendek Forehand

4.1.3 Servis Panjang

Untuk mengidentifikasi kecenderungan Servis panjang dilakukan dengan

pengkategorian menjadi lima kriteria yaitu baik sekali, baik, sedang, kurang, dan

kurang sekali. Perhitungan kecenderungan mengenai Servis panjang dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

TABEL 4
SERVIS PANJANG
No Nilai Kategori Jumlah Persentase
1 > 80 Baik Sekali 0 0
2 66,67 – 80 Baik 0 0
3 53,33 – 66,67 Sedang 0 0
4 40 – 53,3 Kurang 15 75
5 < 40 Kurang Sekali 5 25
20 100 %

Dari tabel diatas, tampak bahwa Servis panjang siswa ekstrakurikuler bulu

tangkis di MAN 1 Palembang adalah kategori baik sekali sebesar 0%, kategori

baik sebesar 0%, kategori sedang sebesar 0%, kategori kurang sebanyak 15 siswa

atau sebesar 75%, dan siswa yang masuk kedalam kategori kurang sekali

sebanyak 5 siswa atau sebesar 25%. Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat

disimpulkan bahwa bahwa Servis panjang siswa ekstrakurikuler di MAN 1

Palembang ekstrakurikuler di MAN 1 Palembang ekstrakurikuler bulutangkis

masuk dalam kategori kurang sebanyak 15 siswa atau dengan prosentase 75%.

Halini dapat diperjelas dengan histogram di bawah ini:


30

Servis Panjang
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali
> 80 66,67 – 80 53,33 – 66,67 40 – 53,3 < 40

Gambar 7. Diagram Batang Servis Panjang

4.1.4 Smash

Untuk mengidentifikasi smash dilakukan dengan pengkategorian

menjadi lima kriteria yaitu baik sekali, baik, sedang, kurang, dan kurang

sekali. Perhitungan mengenai smash dapat dilihat pada tabel berikut ini:

TABEL 5
SMASH
No Nilai Kategori Jumlah Persentase
1 > 80 Baik Sekali 0 0
2 66,67 – 80 Baik 0 0
3 53,33 – 66,67 Sedang 0 0
4 40 – 53,3 Kurang 11 55
5 < 40 Kurang Sekali 9 45
20 100 %

Dari tabel diatas, tampak bahwa smash siswa ekstrakurikuler bulu tangkis

di MAN 1 Palembang adalah kategori baik sekali sebesar 0%, kategori baik

sebesar 0%, kategori sedang sebesar 0%, kategori kurang sebanyak 11

siswa atau sebesar 55%, dan siswa yang masuk kedalam kategori
31

kurang sekali sebanyak 9 siswa atau sebesar 45%. Berdasarkan perhitungan di

atas maka dapat disimpulkan bahwa smash siswa di MAN 1 Palembang

ekstrakurikuler bulutangkis masuk dalam kategori kurang sebanyak 11 siswa atau

55%. Hal ini dapat diperjelas dengan histogram di bawah ini:

Smash
12

10

0
Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali
> 80 66,67 – 80 53,33 – 66,67 40 – 53,3 < 40

Gambar 8. Diagram Batang Servis Smash

4.2 Pembahasan

Berdasarkan analisis kemampuan wall volley, servis pendek forehand,

servis panjang dan kemampuan smash bulutangkis siswaekstrakurikuler

bulutangkis MAN 1 Palembang,

1. Tes kemampuan wall volley bulutangkis sebagian besar memiliki kategori

sedang sebanyak 13 siswa (65%). Hasil tersebut dapat diartikan bahwa

kemampuan wall volley siswa ekstrakurikuler bulutangkis MAN 1

Palembang adalah sedang..

2. Tes kemampuan servis pendek forehand bulutangkis sebagian besar

memiliki kategori sedang sebanyak 12 siswa (60%). Hasil tersebut dapat


32

diartikan bahwa kemampuan servis pendek forehand siswa ekstrakurikuler

bulutangkis MAN 1 Palembang adalah sedang.

3. Tes kemampuan servis panjang bulutangkis sebagian besar memiliki

kategori kurang sebanyak 15 siswa (75%). Hasil tersebut dapat diartikan

bahwa kemampuan servis panjang siswa ekstrakurikuler bulutangkis MAN

1 Palembang adalah kurang.

4. Tes kemampuan smash bulutangkis sebagian besar memiliki kategori

kurang sebanyak 11 siswa (55%). Hasil tersebut dapat diartikan bahwa

kemampuan smash siswa ekstrakurikuler bulutangkis MAN 1 Palembang

adalah kurang.

Merujuk dari hasil penelitian dan kesimpulan dapat dijelaskan bahwa

kemampuan wall volley, servis pendek forehand, servis panjang dan kemampuan

smash bulutangkis dalam kategori sedang dan kurang. Hal ini dipengaruhi oleh

beberapa sebab diantaranya yaitu kurangnya penguasaan kemampuan dalam

permainan bulu tangkis. Atau pola latihan yang tidak terkontrol sebelumnya

sehingga hasil yang diharapkan tidak sesuai dengan yang didapatkan pada saat

diukur atau saat diambil datanya.

Menurut Sugiyanto, dkk. (2003: 83). Keterampilan gerak merupakan salah

satu kategori gerakan yang di dalam melakukannya diperlukan koordinasi dan

kontrol tubuh secara keseluruhan atau sebagian tubuh. Keterampilan dasar dalam

pendidikan jasmani akan berhubungan dengan keterampilan gerak dasar.

Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas gerak

tertentu dengan baik. Semakin baik penugasan gerak keterampilan, maka


33

pelaksanaannya akan semakin efisien. Hal ini dapat diartikan bahwa efisiensi

pelaksanaan diperlukan untuk melaksanakan gerakan keterampilan.Efisiensi

pelaksanaan bisa dicapai apabila secara mekanisme gerakan dilakukan dengan

benar. Apabila gerakan keterampilan benar bisa dikuasai, maka yang menguasai

dikatakan terampil, Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan

adalah tindakan yang memerlukan aktivitas yang harus dipelajari supaya

mendapatkan bentuk gerakan yang benar. Keterampilan gerak diperoleh dari

proses belajar, yaitu dengan cara memahami gerakan dan melakukan gerakan

berulang-ulang. Seperti keteampilan pada bulu tangkis wall volley, servis pendek

forehand, servis panjang dan kemampuan smash bulutangkis.

Berdasarkan Amria Hutri Purwasih. (2014). berjudul tingkat kemampuan

servis lob dan smash peserta kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis di SMA Negeri

1 Bancar Purbalingga. Penelitian ini membahas masalah tingkat kemampuan

servis lob dan Smash peserta kegiatan Ekstrakurikuler Bulutangkis di SMA N 1

Bancar Purbalingga. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan

kemampuan servis lob dan Smash peserta kegiatan Ekstrakurikuler Bulutangkis di

SMA N 1 Bancar Purbalingga. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif

kuantitatif dengan menggunakakn metode survai. dengan Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pelaksanaan tingkat kemampuan kemampuan servis lob

dengan kategori baik 25,0%; kategori cukup 40,0%; dan kategori kurang baik

35,0%, sedangkan kemampuan smash dengankategori baik 20,0%; kategori cukup

55,0%; dan kategori kurang baik 25,0%. Dari hasil tes kemampuan hanya bersifat

sementara.Perlu adanya peningkatan kemampuan siswa dalam berlatih untuk

menjadi lebih baik lagi.


34

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat diambil

beberapa kesimpulan yaitu :

1. Kemampuan wall volley bulutangkis siswa ekstrakurikuler bulutangkis

MAN 1 Palembang adalah 65% kategori sedang.

2. Kemampuan servis pendek forehand bulutangkis siswa ekstrakurikuler

bulutangkis MAN 1 Palembang adalah 60% kategori sedang

3. Kemampuan servis panjang bulutangkis siswa ekstrakurikuler bulutangkis

MAN 1 Palembang adalah 75% kategori kurang

4. Kemampuan smash bulutangkis siswa ekstrakurikuler bulutangkis MAN 1

Palembang adalah 55% kategori kurang.

5.2 Saran

Berdasarakan kesimpulan di atas, saran yang dapat disampaikan

diantaranya:

1. Bagi Pelatih Ekstrakurikuler Diharapkan lebih dapat mengoptimalkan

latihan sehingga dapat memberikan manfaat dan tujuannya dapat tercapai.

2. Bagi Siswa Diharapkan siswa dapat meningkatkan latihan keterampilan

bulutangkis sehingga dalam ekstrakurikuler dapat meningkat dan semakin

sesuai dengan yang diharapkan.

3. Bagi Sekolah diharapakan untuk meningkatkan sarana dan prasarana bulu

tangkis agar menjadi lebih baik lagi kedepannya.

34
35

DAFTAR PUSTAKA

Albertus Fenanlampir. (2015). Tes & Pengukuran dalam Olahraga.Yogyakarta:


Penerbit Andi

Among Ma’mun dan Yudha M. Saputra. (2000), Perkembangan gerak danbelajar


gerak, Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Amria Hutri Purwasih. (2014). Tingkat kemampuan servis lob dan smash siswa
ekstrakurikuler di MAN 1 Palembang ekstrakurikuler di MAN 1
Palembang kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis disd negeri 1 bancar
purbalingga (Skripsi).Yogyakarta:FIK UNY

Hermawan Aksan. (2016). Mahir Bulutangkis.Bandung: Nuansa.

Herman Subardjah. (2000). Bulutangkis. Bandung: Pioner Jaya

Info dan Pengertian. 2019. Bulutangkis. Diunduh dari: http://id.infodanpengertian.


com.Bulutangkis, pada tanggal 25 Agustus 2019 pukul 18.30 WIB.

I.T Ni’mah & Mateus Deli.(2017). Buku Pintar Bulutangkis. Jakarta: Anugrah
Rahima. (2012). Survei Keterampilan Gaya Bebas (Crawl) Dalam
Olahraga Renang pada Mahasiswa Penjaskesrek Untan Angkatan 2013
(Skripsi). Pontianak: Universitas Tanjungpura

James Poole. (2013). Belajar Bulutangkis.Bandung: Pionir Jaya.

Kafi Priyangga Wibawa. (2016). Tingkat kemampuan servis pendek forehand dan
kemampuan smash bulutangkis siswa putra siswa ekstrakurikuler di MAN
1 Palembang ekstrakurikuler di MAN 1 Palembang ekstrakurikuler
bulutangkis smp negeri 32 purworejo(Skripsi).Yogyakarta:FIK UNY.

Sugiyanto.(2003). Perkembangan dan belajar motorik. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Suharsimi Arikunto. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sapta Kunta Purnama. (2010) .Kepelatihan Bulutangkis Modern. Surakarta: Yuma


Pustaka

Tumin Atmadi Usman. (2010). Kejar Bulutangkis. Jakarta: Rineka Cipta.


36

Lampiran 1. Usul Judul Penelitian


37

Lampiran 2. SK Pembimbing
38

Lampiran 3. Pengesahan Proposal


39

Lampiran 4. Blanko Perbaiakan Proposal Skripsi


40

Lampiran 5. Kartu Bimbingan


41
42
43
44

Lampiran 6. Surat Izin Penelitian dari Dosen Pembimbing


45

Lampiran 7. Surat Izin Penelitian dari Univ. PGRI Palembang


46

Lampiran 8. Surat Izin Penelitian dari DIKNAS


47

Lampiran 9. Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Sekolah


48
49

Lampiran 10. Data Tes Wall Volley Bulutangkis

Skor
No Total
1 2 3
1 53 61 60 61
2 50 47 47 50
3 44 55 56 56
4 60 64 59 64
5 40 36 54 54
6 59 57 59 60
7 44 44 40 44
8 55 50 47 55
9 40 58 55 58
10 39 41 41 41
11 59 67 60 67
12 47 50 56 56
13 62 59 56 62
14 40 42 39 42
15 49 54 54 54
16 48 50 61 61
17 46 45 40 46
18 51 53 56 56
19 50 50 54 54
20 47 45 45 47
50

Lampiran 11. Data Tes Service Pendek Forehand Bulutangkis

Lampiran 11. Data Tes Service Pendek Forehand Bulutangkis


SKOR
No Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 5 5 3 5 1 1 4 1 5 3 3 1 1 3 4 2 3 1 1 55
2 5 5 5 0 0 3 3 3 3 0 1 2 1 5 2 1 5 4 0 0 48
3 3 4 4 5 1 4 1 2 2 3 1 0 1 3 5 5 0 4 5 1 54
4 3 3 5 1 0 2 2 1 2 1 1 1 5 0 5 3 5 4 0 1 45
5 0 1 4 4 4 5 4 5 5 1 1 2 1 4 4 5 1 1 1 2 55
6 5 1 5 3 4 5 0 4 5 0 0 4 3 1 3 4 3 2 4 0 56
7 0 0 5 3 5 4 4 3 4 2 4 4 5 0 5 0 4 2 3 1 58
8 3 1 4 2 5 1 4 5 1 4 3 3 5 0 5 0 3 4 1 2 56
9 1 5 0 5 3 4 2 3 0 5 5 4 5 1 1 2 3 5 0 1 55
10 0 0 2 3 1 4 3 4 5 0 2 4 1 1 4 4 3 1 0 1 43
11 1 1 1 4 0 5 5 3 4 3 1 1 0 3 3 4 1 1 2 1 44
12 2 5 0 1 1 3 3 3 3 1 1 1 0 0 0 5 4 5 3 2 43
13 0 5 5 4 5 5 0 5 5 3 3 5 5 0 3 2 3 1 1 1 61
14 3 5 1 1 1 2 2 0 5 4 5 5 0 3 2 2 2 4 1 0 48
15 5 5 4 0 4 5 0 0 2 3 4 3 3 1 1 1 4 2 5 3 55
16 1 2 1 1 3 5 4 4 2 4 1 5 3 5 0 3 0 4 2 4 54
17 3 1 2 2 3 3 2 0 4 4 3 3 3 2 3 1 1 2 2 3 47
18 0 4 5 5 0 2 1 5 5 4 1 1 0 5 1 4 5 3 3 1 55
19 1 3 3 5 4 1 5 1 1 1 3 3 4 4 5 0 0 4 4 5 57
20 3 2 2 2 1 1 1 4 3 4 4 0 2 5 1 0 3 3 1 4 46

50
51

Lampiran 3. Data Tes Servis Panjang Bulu tangkis

Lampiran 12 . Data Tes Service Panjang Bulutangkis


SKOR
No Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 0 5 3 4 1 1 0 2 5 3 3 1 1 0 4 2 3 1 1 43
2 5 5 5 0 0 3 3 3 3 0 1 2 1 5 2 1 5 4 0 0 48
3 3 4 4 5 1 0 1 2 2 3 1 0 1 3 5 5 0 4 5 1 50
4 3 3 5 1 0 2 2 1 2 1 1 1 5 0 5 3 5 4 0 1 45
5 0 1 4 4 1 5 0 5 5 1 1 2 1 0 4 0 1 1 1 2 39
6 5 1 0 3 1 5 0 4 5 0 0 2 3 1 1 1 3 2 1 0 38
7 0 0 5 3 1 1 1 3 4 2 2 2 0 0 5 0 1 2 1 1 34
8 3 1 4 2 5 1 1 1 1 4 3 3 5 0 5 0 3 1 1 2 46
9 1 5 0 5 3 4 2 3 0 0 5 4 5 1 1 2 3 5 0 1 50
10 0 0 2 3 1 4 3 4 5 0 2 4 1 1 4 4 3 1 0 1 43
11 1 1 1 4 0 5 5 3 4 3 1 1 0 3 3 4 1 1 2 1 44
12 2 5 0 1 1 3 3 3 3 1 1 1 0 0 0 5 4 5 3 2 43
13 0 5 5 4 5 0 0 1 1 3 3 0 0 0 3 2 3 1 1 1 38
14 3 5 1 1 1 2 2 0 5 4 5 5 0 3 2 2 2 4 1 0 48
15 5 5 4 0 4 5 0 0 0 3 4 3 3 1 1 1 4 2 5 3 53
16 1 2 1 1 3 1 1 4 2 1 1 3 3 0 0 3 0 4 2 4 37
17 3 1 2 2 3 3 2 0 4 4 3 3 3 2 3 1 1 2 2 3 47
18 0 4 5 5 0 2 1 5 5 4 1 1 0 5 1 4 5 3 1 1 53
19 1 3 3 5 4 1 5 1 1 1 1 3 2 2 5 0 0 1 0 5 44
20 3 2 2 2 1 1 1 4 3 4 4 0 2 5 1 0 3 3 1 4 46

51
52

Lampiran 4. Data Tes Smash bulu tangkis

SKOR

Lampiran 13. Data Tes Smash Bulutangkis


No Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 2 1 1 3 0 0 3 3 5 0 2 2 0 1 0 3 4 4 3 5 42
2 3 2 0 2 0 4 5 4 0 3 3 0 1 1 2 5 0 0 3 5 43
3 0 0 3 2 4 2 3 3 0 0 3 5 1 0 0 5 4 1 0 3 39
4 0 4 0 2 0 4 2 2 0 1 0 0 2 3 3 0 2 4 0 3 32
5 3 2 0 1 0 5 5 4 3 0 2 0 0 0 3 4 4 0 4 2 42
6 5 0 0 0 1 5 3 0 0 0 3 5 4 1 1 5 0 4 3 3 43
7 0 0 4 0 0 4 2 2 3 0 0 0 0 0 3 0 2 3 3 0 26
8 0 4 0 3 0 3 2 1 0 1 0 0 0 4 2 0 0 0 0 4 24
9 4 1 3 0 0 5 3 3 0 3 0 0 2 4 5 1 0 0 1 2 37
10 1 0 0 4 1 3 0 3 3 0 4 5 5 1 3 2 5 0 3 0 43
11 4 3 0 2 0 5 5 4 0 0 1 1 0 0 0 4 4 5 3 0 41
12 0 0 3 3 3 0 2 0 0 4 2 5 0 1 1 3 2 0 0 4 33
13 3 2 0 2 5 0 0 4 4 2 1 3 2 0 0 0 4 2 2 3 39
14 2 5 3 0 4 4 4 4 2 0 0 2 0 1 0 0 5 5 3 4 48
15 3 3 0 2 0 0 3 3 2 5 0 4 2 0 0 3 4 4 0 3 41
16 0 0 2 4 4 0 0 0 2 2 2 3 0 3 3 0 5 0 3 3 36
17 0 0 4 3 3 1 0 1 5 5 2 2 0 0 3 3 2 4 2 3 43
18 1 3 0 2 2 2 0 5 5 1 3 3 2 3 4 4 0 0 3 4 47
19 2 0 3 0 0 3 2 3 0 0 0 4 0 3 3 4 0 0 4 5 36
20 0 0 2 2 5 0 5 4 4 3 0 2 3 3 5 0 0 3 3 0 44

52
53

Lampiran 14. Dokumentasi Penelitian

DOKUMENTASI PENELITIAN
54
55
56
57
Lampiran 17. Riwayat Hidup Penulis

RIWAYAT HIDUP PENULIS

M. HABIB GANDA PUTERA, penulis dilahirkan di Kayuagung pada

tanggal 5 Februari 1998, merupakan anak kedua dari empat bersaudara pasangan

Bapak Jayusman Jaya dan Ibu Tarmilah. Pendidikan Sekolah Dasar penulis SD

Negeri 1 Muara Baru selesai tahun 2009, kemudian Sekolah Menengah Pertama

di SMP Negeri 1 Kayuagung selesai tahun 2012, dan melanjutkan Sekolah

Menengah Atas di SMA Negeri 2 Kayuagung selesai tahun 2015. Penulis terdaftar

sebagai mahasiswa Universitas PGRI Palembang pada tahun 2015 dan Program

Studi Pendidikan Jasmani.

Walaupun banyak terdapat kesulitan dalam menyusun Skripsi ini, penulis

menganggap semua rintangan sebagai pengalaman yang sangat menarik dan sulit

untuk dilupakan yang akan menjadi memori terindah dalam hidup penulis demi

mendapatkan gelar Sarjana (S1).

Penulis mengharapkan bahwa Skripsi ini akan memberi manfaat bagi

penulis dan para pembaca. Amin Ya Robbal Alamin.

Anda mungkin juga menyukai