Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

integral dari pendidikan secara keseluruhan. Bertujuan mengembangkan aspek

kebugaran jasmani, ketrampilan gerak, ketrampilan berfikir kritis, ketrampilan

sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat,

dan pengenalan lingkungan hidup yang bersih. Semua itu direncanakan secara

sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang diajarkan

disekolah memiliki peran yang sangat penting yaitu memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman

belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan yang dilakukan

sacara sistematis. Pembelajaran Penjasorkes diarahkan untuk membina

pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.

Sukintaka (2001: 7-8) mengemukakan bahwa guru Penjasorkes

adalah tenaga profesional yang menangani proses kegiatan belajar mengajar

antara peserta didik dan lingkungannya yang diatur secara sistematis dengan

tujuan untuk membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohani.

Disimpulkan bahwa guru Penjasorkes adalah seseorang yang memiliki

pengetahuan, keterampilan dan kompetensi (kewenangan) untuk mengajarkan

Penjasorkes.

1
2

Ruber yang dikutip Sugihartono dkk (2010: 74) mendefinisikan

belajar dalam dua pengertian. Pertama, belajar sebagai proses memperoleh

pengetahuan dan kedua, belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang

relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. Dari berbagai definisi

tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses

memperoleh pengetahuan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif

permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan

lingkungannya.

Dua kajian di atas maka seorang guru Penjasorkes sangatlah

penting untuk mengasah keterampilan siswa terutama dalam bidang olahraga

agar menjadi siswa yang cakap dalam pembelajaran. Terutama dalam

pembelajaran tolak peluru. Pembelajaran tolak peluru diajarkan di sekolah

dasar pada siswa kelas V. Materi tolak peluru meliputi awalan, tolakan, dan

tumpuan akhir. Materi ini yang saat ini sedang diajarkan pada siswa kelas V

SDN Alastuwo 3. Guru mengajarkan materi hanya dengan metode

demonstrasi dan ceramah dalam pelaksanaan kegiatannya.

Kegiatan pembelajaran tolak peluru pada siswa kelas V SDN

Alastuwo 3 yang dilaksanakan membosankan dan membuat siswa kurang

termotivasi. Motivasi siswa dapat dilihat dari aktivitas siswa dalam

pembelajaran. Hal ini menyebabkan aktivitas belajar siswa masih belum

optimal. Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa menunjukkan bahwa

hanya 1 siswa (16,6%) yang memiliki aktivitas belajar dalam kategori tinggi

dan 5 siswa (83,3%) memiliki aktivitas dalam aktegori Sedang. Capaian skor
3

aktivitas belajar tertinggi yaitu 18. Capaian skor aktivitas belajar terendah

yaitu 14. Rentang skor aktivitas belajar yaitu 4 poin. Skor rata-rata aktivitas

belajar yaitu 16,0. Hasil tersebut berada dalam kategori Sedang.

Dari aktifitas siswa di atas berdampak pada hasil belajar siswa

yang rendah, yaitu dari 6 siswa hanya ada 1 anak dengan kategori nilai hasil

belajar baik dimana ada 1 anak mendapat nilai 85 dan 1 anak mendapat nilai

80 dengan kategori cukup, 1 anak dengan kategori nilai hasil belajar kurang

yaitu dengan nilai 70, dan 3 anak dengan kategori nilai hasil belajar kurang

dengan nilai 65. Ketuntasan yang ditentukan guru yaitu nilai 75, dengan

rentang penilaian 92 – 100 kategori sangat baik, 84 – 91 kategori baik, 75 – 83

kategori cukup, dan <75 kategori kurang.

Hasil belajar yang rendah ini cenderung karena metode yang

digunakan guru kurang menarik bagi siswa dan membosankan dalam

pembelajaran tolak peluru sehingga tidak membuat siswa termotivasi untuk

mengikutinya. Jika siswa tidak termotivasi dalam pembelajaran maka siswa

tidak akan mengeluarkan segala kemampuan dan keterampilannya dalam

melakukan praktik tolak peluru yang diajarkan oleh guru.

Penelitian yang relevan tentang yaitu “Upaya Meningkatkan

Kemampuan Tolak Peluru Dengan Menggunakan Metode Latihan Pada Siswa

Kelas V SDN 02 Pondok Kelapa Bengkulu Tengah” karya Heri Abron (2014).

Dari penelitian milik Heri Abron menunjukkan hasil yang baik dengan

penggunaan metode yang tepat. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian

menunjukkan peningkatan hasil belajar Penjaskes siswa dan peningkatan


4

aktivitas guru serta aktivitas siswa dalam pembelajaran Penjaskes di kelas V

SDN 02 Pondok Kelapa Bengkulu Tengah. Rata-rata kelas pada siklus 1

diperoleh sebesar 67,51, kemudian meningkat di siklus ke-2 sebesar 74,1, dan

meningkat pada kategori berhasil pada siklus ke-3 sebesar 77,6. Untuk

ketuntasan belajar kelas juga mengalami peningkatan di setiap siklusnya.

Siklus pertama diperoleh nilai ketuntasan belajar kelas sebesar 34,29 %,

meningkat di siklus kedua sebesar 60 %, dan meningkat dalam kategori

berhasil di siklus ketiga sebesar 86,71 %. Aktivitas guru dan aktivitas siswa

juga mengalami peningkatan setiap siklusnya. Skor aktivitas guru pada siklus

1 diperoleh sebesar 7 dengan kategori sedang, kemudian meningkat di siklus

kedua sebesar 10 dalam kategori baik, dan terakhir meningkat lagi pada siklus

3 dengan kategori baik. Untuk skor aktivitas siswa pada siklus 1 diperoleh

sebesar 6 dalam kategori sedang, kemudian meningkat di siklus 2 sebesar 8

kategori baik, dan meningkat lagi di siklus 3 sebesar 9 dengan kategori baik.

Hasil penelitian disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan

Metode Latihan pada pembelajaran Penjaskes dapat meningkatan

keterampilan Tolak Peluru siswa kelas V SDN 02 Pondok Kelapa Bengkulu

Tengah.

Dengan sudah adanya yang melakukan penelitian tentang tolak

peluru dengan metode latihan maka guru juga akan melakukan penelitian

tindakan kelas untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas V

SDN Alastuwo 3 materi tolak peluru dengan mengunakan metode yang

berbeda yaitu menggunakan Metode Permainan.


5

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah proses pembelajaran dengan penerapan Metode Permainan

untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar materi tolak peluru pada

siswa kelas V SDN Alastuwo 3 Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan

Tahun Pelajaran 2019/2020?

2. Seberapa banyak peningkatan motivasi belajar setelah diberikan

pembelajaran dengan penerapan Metode Permainan pada siswa kelas V

SDN Alastuwo 3 Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran

2019/2020?

3. Seberapa banyak peningkatan hasil belajar dalam melakukan tolak peluru

setelah diberikan pembelajaran dengan penerapan Metode Permainan pada

siswa kelas V SDN Alastuwo 3 Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan

Tahun Pelajaran 2019/2020?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Mendeskripsikan peningkatan proses pembelajaran dengan penerapan

Metode Permainan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar materi

tolak peluru pada siswa kelas V SDN Alastuwo 3 Kecamatan Poncol

Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran 2019/2020.

2. Mendeskripsikan peningkatan motivasi belajar setelah diberikan

pembelajaran dengan penerapan Metode Permainan pada siswa kelas V


6

SDN Alastuwo 3 Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran

2019/2020.

3. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar dalam melakukan tolak peluru

setelah diberikan pembelajaran dengan penerapan Metode Permainan pada

siswa kelas V SDN Alastuwo 3 Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan

Tahun Pelajaran 2019/2020.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi siswa yaitu :

a. Meningkatkan peran serta siswa dalam proses pembelajaran sehingga lebih

aktif dan kreatif.

b. Meningkatkan kecepatan siswa dalam memahami materi pelajaran yang

diberikan.

c. Melatih rasa tanggungjawab siswa sebagai individu maupun sebagai

anggota kelompok.

2. Manfaat bagi guru yaitu :

a. Melatih guru untuk menguasai sekaligus menerapkan berbagai motode

pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas.

b. Untuk menemukan pemecahan yang tepat dalam mengatasi masalah

keaktifan dan penguasaan materi pelajaran Penjasorkes yang masih

rendah.

Anda mungkin juga menyukai