Anda di halaman 1dari 10

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Metode Tanya Jawab Pada Mata

Pelajaran IPA Materi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Siswa Kelas III SD
Negeri 14 Sentosa Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman

Afni Zuraidah1)
Dodiet Enggar Wibowo, M.Pd 2)
1)
Mahasiswa Program Studi PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Terbuka
2)
Dosen Program Studi Karya Ilmiah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Terbuka

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SD Negeri
14 Sentosa Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman. Rendahnya kemampuan siswa
kelas III di SD Negeri 14 Sentosa Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman dalam
menggunakan metode tanya jawab pada mata pelajaran IPA materi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Penelitian yang dilakukan adalah Penelitia Tindakan
Kelas. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 14 Sentosa Kecamatan
Panti Kabupaten Pasaman. Penelitian ini didahului dengan observasi awal,
dilanjutkan dengan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, observasi per siklus dan
diakhiri dengan evaluasi. Kegiatan dilakukan dengan 2 siklus, dengan harapan
kemampuan tanya jawab siswa akan meningkat. Hasil pembelajaran materi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan melalui model pemberian tanya jawab
yang guru berikan ditandai dengan peningkatan nilai rata-rata siswa. Nilai rata-rata
siswa pada kegiatan pratindakan sebesar 65,22%. Kondisi tersebut mengalami
peningkatan nilai rata-rata siswa siklus I yaitu sebesar 72,66 %. Namun, peningkatan
tersebut masih belum mencapai target yang ditetapkan sebelumnya. Kemudian setelah
melanjutkan ke siklus II nilai rata-rata 83,33%. Dalam pembelajaran pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhankembali mengalami peningkatan sebesar 84,88%. Hal
tersebut menunjukkan bahwa target yang telah ditetapkan sebelumnya sudah tercapai
sehingga penelitian dihentikan pada siklus II.
Kata Kunci :Hasil belajar, pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dan metode
tanya jawab.
PENDAHULUAN
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas bangsa,
intelektual,sosial maupun profesional. Dengan adanya pendidikan yang baik bangsa
akan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, beriman, bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiridan
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, ahlakh mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara “(UU No. 20 tahun 2003)”.
Dalam “(UU No. 2 tahun 1989)” menjelaskan bahwa pendidikan nasional
bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang
maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri, rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. Maka pendidikan harus dilaksanankan sebaik
mungkin sehingga menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan meningkatnya
sumber daya manusia.
Untuk mencapai tujuan pendidikan dibutuhkan kegiatan belajar agar potensi
siswa dapat berkembang secara optimal dan menjadi manusia yang beriman, cerdas,
berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Agar kegiatan
belajar ini bermakna bagi siswa maka harus mampu memperhatikan, memahami
materi pelajaran dan mengaktifkan diri atau terlibat langsung dalam kegiatan belajar.
Permasalahan yang sering dihadapi di dunia pendidikan adalah lemahnya
proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru diharapkan dapat
mengembangkan potensi dan kreativitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar di
kelas. Guru juga lebih mengarahkan pada kemampuan anak untuk memahami materi
pelajaran sehingga siswa dapat mempunyai pengetahuan guna untuk masa yang akan
datang dalam perkembangan zaman.
Beberapa hal yang dapat dilakukan guru agar pembelajaran menjadi lebih
bermakna bagi peserta didik antara lain : memilih metode, strategi dan model
pembelajaran yang sesuai. Apabila guru telah menemukan metode atau strategi yang
tepat, maka suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Dampaknya
pemahaman terhadap konsep – konsep IPA yang dipelajari anak didik menjadi lebih
bermakna, lebih kuat,dan berdaya guna sehingga hasil belajar anak didik menjadi lebih
baik.
Berdasarkan hasil observasi, yang penulis lakukan adanya siswa yang tidak
aktif dalam proses belajar, rendahnya minat belajar siswa, adanya siswa yang suka
mengobrol dengan teman dalam proses belajar, rendahnya minat siswa untuk
menjawab pertanyaan dari guru, rendahnya minat siswa untuk bertanya tentang materi
yang kurang paham, rendahnya aktivitas siswa untuk mengemukakan pendapat, masih
banyaknya siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran. sehingga 14 dari 18 siswa
memiliki nilai siswa dibawah KKM. Dengan demikian peneliti pada penelitian ini
ingin menggunakan metode tanya jawab untuk meningkatkan hasil belajar siswa .
Penggunaan metode mengajar yang kurang bervariasi dan tidak adanya media
yang menarik perhatian siswa mengakibatkan minat siswa untuk belajar IPA menjadi
rendah dan banyak siswa yang tidak dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM). Agar permasalahan tidak berlarut- larut, maka guru harus memperbaiki proses
pembelajaran dengan menggunakan media, strategi ataupun metode yang menarik.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran tersebut adalah
dengan metode tanya jawab.
Metode tanya jawab dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk
meningkatkan hasil pembelajaran IPA. Karena, keberhasilan pembelajaran IPA
dipengaruhi oleh beberapa faktoryaitu kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa dan
kemampuan guru dalam menyampaikan pelajaran.Untuk mengembangkan
kemampuan yang dimiliki siswa, perlu ditunjang adanya media pembelajaran, bahan
ajar, dan kelengkapan sarana dan prasarana yang baik. Metode tanya jawab dapat
memungkinkan siswa untuk lebih aktif dalam belajar, lebih cepat dalam memahami
pelajaran karena apa yang dipelajari langsung dipraktekkan. Selain itu, pembelajaran
juga akan lebih terarah, siswa bisa mendapatkan pengalaman yang berbeda, dan sikap
ilmiah siswa juga akan semakin berkembang.
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa menggunakan metode tanya jawab pada mata pelajaran IPA pembelajaran
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan pada siswa kelas III di SD Negeri 14 Sentosa
Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) . Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan
di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran.
Suharjono (2008 :58). Adapun langkah Penelitian Tindakan Kelas merupakan studi
sistemasis terhadap praktek pembelajaran di kelas dengan tujuan untuk
memperbaiki kualitas pembelajaran dan prestasi belajar siswa setelah melakukan
tindakan tersebut.
Subjek penelitian adalah kelas III SD Negeri 14 Sentosa Kecamatan Panti
Kabupaten Pasaman semester ganjil tahun ajaran 2023/2024 dengan jumlah siswa
sebanyak 18 orang, terdiri dari 9 orang putra dan 9 orang putri yang mempunyai
kemampuan heterogen. Tempat pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di
kelas III SD Negeri 14 Sentosa Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman yang terletak di
Jalan M. Rawi Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman. Untuk prasiklus dilaksanakan
hari Selasa, 16 Oktober 2023. Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran untuk
siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2023 dan siklus 2 pada tanggal 02
November 2023. Pada setiap siklus ada empat tahap yaitu perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah lembar tes dan lembar observasi

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Negeri 14 Sentosa Kecamatan Panti
Kabupaten Pasaman semester ganjil tahun ajaran 2023/2024 dengan jumlah siswa
sebanyak 18 orang, terdiridari 9 orang putra dan 9 orang putri yang mempunyai
kemampuan heterogen.Penelitian ini dibagi ke dalam dua siklus. Hasil belajar siswa
sebelum PTK dapat dilihat dari daya serap dan ketuntasan belajar siswa yang terdiri
dari ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal. Nilai diambil untuk melihat
kemampuan siswa sebelum diberikan tindakan. Hasil belajar siswa kelas III sebelum
PTK dapat dilihat padaTabel1.di bawah ini.

Tabel 1. Hasil Belajar Siswa Sebelum PTK


No Intervalnilai Kategori Jumlah
1 92–100 Sangat Baik 1
2 84–91 Baik 1
3 75–83 Cukup 2
4 66–74 Kurang 5
5 ≤ 65 Sangat Kurang 9

Berdasarkan tabel1. Dapat dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai


dengan interval 92-100 sebanyak 1 orang. Interval nilai 84-91 sebanyak 1 orang siswa.
Interval nilai 75-83 sebanyak 6 orang siswa. Interval nilai 66-74 sebanyak 5 orang dan
≤ 65 sebanyak 9 orang. Rata – rata kelas yang diperoleh adalah 65,22 dengan
kategori sangat kurang. Ketuntasan individu sebanyak 4 orang siswa dari 18 siswa.
Ketuntasan klasikal sebesar 22,22% dengan kategori tuntas. Dikatakan tuntas karena
telah mencapai ≥ 75% siswa yan gtelah mencapai KKM.Hasil belajar siswa siklus I
dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini.

Tabel2. Hasil Belajar Siklus I


Siklus 1
N Interval Kategori Pertemuan Pertemuan
o nilai 1 2
Jumlah Jumlah
1 92–100 Sangat Baik 1 2
2 84–91 Baik 1 2

3 75–83 Cukup 2 2
4 66–74 Kurang 6 8
5 ≤ 65 Sangat Kurang 8 4

Jumlah 18 18
Rata-Rata Kelas 65,83 72,66
Kategori Kurang Cukup
Ketuntasan Individu 4 6
Ketuntasan Klasikal 22,22% 33%
Kategori Tuntas Tuntas
Data tabel 2 dapat dijelaskan bahwa pada siklus I pertemuan 1 siswa yang
memperoleh nilai dengan interval 92-100 sebanyak 1 orang siswa. Interval nilai 84-91
sebanyak1orang siswa. Intervalnilai 75-83 sebanyak 2 orang siswa. Interval nilai 66-
74 sebanyak 6 orang dan interval ≤ 65 sebanyak 8 orang . Pada pertemuan 1 rata-rata
kelas yang diperoleh adalah 65,83 dengan kategori cukup. Ketuntasan individu
sebanyak 4 orang siswa dari 18 siswa. Ketuntasan klasikal sebesar 22,22% dengan
kategori tuntas atau 4 siswa yang tuntas. Dikatakan tuntas karena telah mencapai
≥75% siswa yang mencapai KKM.
Pada pertemuan 2 siswa yang memperoleh nilai dengan interval 92-100
sebanyak 2 orang siswa. Interval nilai 84-91sebanyak 2 orang siswa. Interval nilai 75-
83 sebanyak 2 orang siswa. Interval nilai 66-74 sebanyak 8 orang dan interval nilai ≤
65 sebanyak 4 orang siswa. Pada pertemuan 2 rata-rata kelas yang diperoleh adalah
72,66 dengan kategori baik. Ketuntasan individu sebanyak 6 orang siswa dari 18
siswa. Ketuntasan klasikal sebesar 33,33% atau 6 orang siswa dengan kategori tuntas.
Untuk refleksi siklus I berdasarkan analisa data dan pengamatan pada siklus I
diperoleh masalah yaitu kurangnya pengaturan waktu dengan baik pada waktu sesi
tanya jawab sehingga penggunaan menjadi overtime. Rencana yang dilakukan peneliti
untuk memperbaiki tindakan adalah peneliti melakukan manajemen waktu dengan
baik dan efisien.
Tindakan dilanjutkan pada siklusII karena pada siklus I masih terdapat
beberapa masalah sehingga pembelajaran belum berlangsung secara efektif. Hasil
belajar siklus II dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
Tabel3. Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Interval Kategori Pertemuan 3 Pertemuan 4
nilai
Jumlah Jumlah
1 92–100 SangatBaik 3 4
2 84–91 Baik 4 5
3 75–83 Cukup 3 6
4 66–74 Kurang 8 3
5 ≤65 SangatKurang - -
Jumlah 18 18
Rata-Rata Kelas 79,27 84,88
Kategori Cukup Baik
Ketuntasan Individu 10 15

Ketuntasan Klasikal 55.55%% 83,33


Kategori Tuntas Tuntas

Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa pada siklus II pertemuan 3


siswa yang memperoleh nilai dengan interval 92-100 sebanyak 3 orang siswa. Interval
nilai 84-91 sebanyak 4 orang siswa. Interval nilai 75-83 sebanyak3 orang siswa.
Interval Nilai 66-74 sebanyak 8 orang. Pada pertemuan 3 rata-rata kelas yang
diperoleh adalah 79,27 dengan kategori cukup. Ketuntasan individu sebanyak 10
orang siswa dari 18 siswa. Ketuntasan klasikal sebesar 55,55%a dengan kategori
untas dan hanya 8 orang siswa yang tidak tuntas. Dikatakan tuntas karena telah
mencapai ≥ 75% siswa yang mencapai KKM.
Pada pertemuan 4 siswa yang memperoleh nilai dengan interval 92-100
sebanyak 4 orang siswa. Intervalnilai 84-91 sebanyak 5 orang siswa. Interval nilai 75-
83 sebanyak 6 orang siswa. Interval nilai 66-74 sebanyak 3 orang. Pada pertemuan 4
rata-rata kelas yang diperoleh adalah 83.33% dengan kategori baik. Ketuntasan
individu sebanyak 15 orang siswa dari 18 siswa. Ketuntasan klasikal sebesar 84,88%
dengan kategori tuntas.
Refleksi yang dilakukan pada siklus II ini adalah: terjadi permasalahan yang
ditemukan pada siklus I belum dapat teratasi dengan hasil belajar yang belum
mencapai target yang diinginkan. Sehingga siklus selanjutnya perlu dilakukan.
Pada siklus I pertemuan 1 hasil belajar siswa memperoleh rata-rata kelas
65,83% dengan kategori kurang. Ketuntasan individu sebanyak 4 orangsiswa dari 18
orang siswa. Ketuntasan klasikalnya sebesar 22,22% dengan kategori tuntas. Pada
siklus I pertemuan hasil belajar siswa masih belum mengalami peningkatan karena
hanya 22,22% dengan kategori kurang Ketuntasan individu sebanyak 4 orangsiswa
dari 18 orang siswa. Sedangkan pada siklus I pertemuan ke 2 sudah mulai mengalami
peningkatan hasil belajarnya, dimana pada pertemuan ke 2 ini jumlah siswa sebanyak
6 orang siswa dari 18 siswa yang mengalami Ketuntasan hasil belajarnya atau
sebanyak 33,33% mengalami ketuntasan. Oleh karena itu dilakukan siklus II untuk
memperbaiki hasil belajar siswa tersebut.
Pada siklus II pertemuan 3 hasil belajar siswa mengalami peningkatandengan
memperoleh rata-rata kelas 55,55 % dengan kategori cukup. Ketuntasan individu
sebanyak 10 orang siswa dari 18 orang siswa.Pada siklus II pertemuan 4 hasil belajar
siswa mengalami peningkatan dengan memperoleh rata-rata kelas 84.88% dengan
kategori baik. Ketuntasan individusebanyak 15 orang siswa dari 18 orang siswa.
Ketuntasan klasikalnya sebesar 83,33% dengan kategori tuntas. Rata-rata kelas pada
siklus I adalah 72,66% dan pada siklus II adalah 84,88%.
Metode pembelajaran tanya jawaban adalah metode pembelajaran dengan cara
penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru
kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru (Syaiful Bahri Djamarah dan
Zain, 2010).
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya
dialog antara guru dan siswa, guru bertanya dan siswa menjawab atau sebaliknya
siswa yang bertanya dan guru yang menjawab (Ibrahim,2009).
Metode tanya jawab ini dapat menciptakan interaksi antar guru dengan siswa
dan antara siswa dengan siswa. Penggunaa metode tanya jawab ini dapat membentuk
aliran informasi yang bersifat dua arah sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih
hidup danaktif. Sehingga terbukti bahwa penerapan metode tanya jawab ini dapat
meningkatkan hasil belajar IPA pada materi pertumbuhan dan perkembanagan
tumbuhan siswa kelas III SD Negeri 14 Sentosa Kecamatan Panti tahun pelajaran
2023/2024.

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa
penggunaan metode tanya jawab dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya
mata pelajaran IPA. Hal ini terbukti pada pra siklus dengan nilai rata-rata 65,22
kemudian meningkat pada siklus I dengan nilai rata-rata 72,66% kemudian meningkat
lagi pada siklus II dengan nilai rata-rata 84,88%. Sedangkan ketuntasan hasil belajar
siswa pada pra siklus sabanyak 4 orang siswa sedangkan pada siklus I adalah 65,55%
kemudian meningkat lagi pada siklus II yaitu 83,33%.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas, dapat dikemukakan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Bagi guru, dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa, diharapkan guru
dapat menggunakan metode tanya jawab sebagai alternatif dalam proses
pembelajaran.
2. Bagi siswa, berdasarkan hasil penelitian masih ada beberapa siswa yang
mengalami kesulitan, hendaknya siswa ini diberikan bimbingan secara
individu agar siswa dapat memahami pelajaran.
3. Bagi sekolah, penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan di kelas III SD Negeri 01 Murni Panti.
4. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk
melaksanakan peneliti.
DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri, dkk. 2014. Strategi Pembelajaran di SD Edisi 1. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka
Haryanto. 2013. Sains. Jakarta: Erlangga
Hastantya, Agni. 2018. Metode Belajar Praktis Peristiwa dalam Kehidupan. Sidoarjo :
Masmedia Buana Pustaka
Hernawan, Asep Herry, dkk. 2022. Pembelajaran Terpadu di SD Edisi 1. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka
Muhibbin Syah.2000.Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru.Bandung: PT Remaja
Rosda Karya
Roestiyah.2008.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Bina Aksara
Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah Jakarta: Rineka Cipta
Wihardit, Kuswaya dan Igak Wardhani. 2016. Penelitian Tindakan Kelas Edisi 1. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.
TezarArnenda, Huril Rifqi Afina, Kurniawati, 2022. Pertumbuhan dan Perkembangan
Mahlukh Hidup :Putra Nugraha
Sonya Sinyanyuri, Lubna Assagaf.2013. Pertumbuhan dan Perkembangan Mahlukh Hidup
Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Agustin Sukses Dakhi, 2020. Jurnal Education and Development, VOL. 8, NO. 2, P. 468,
May 2020
Mardiah Kalsum Nasution, 2018. Jurnal Studia Didaktika: Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan,
11 (01), 9-6.2017
Yayan Abdika, dkk, 2018. Jurnal Jambura Economic Education Journal, (2) 2019
Supriyatin, 2018. Jurnal biotek 6 (2), 13-24,2018
Supriandi, 2019. Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya 14 (1), 2019
Dr. Julhadi, MA. 2020. Buku Hasil belajar Peserta Didik. Tasikmalaya, Jawa Barat: Edu
Publisher
Drs. Sinar, M.Ag. 2018. Buku Upaya peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa.
Yogyakarta: Deepublish
Eliyyil Akbar, M.Pd.I. 2020. Buku Metode Belajar Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana
Drs. Akmal, M.Pd. 2020. Buku Pertumbuhan dan Perkembangan. Sulawesi Selatan: Akmal’s
Library
Jumanta, 2019. Buku Pintar Tumbuhan. Jakarta: PT Alex Media Komputindo

Anda mungkin juga menyukai