Email: merychrisna@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar PKn siswa kelas IV SDN 091270 AFd
13 Laras. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PKn melalui penerapan model
pembelajaran scramble kelas IV di SD 091270 AFd 13 Laras yang dilaksanakan selama 1 minggu.
Subjek dalam penelitian adalah pelajar kelas IV SD Negeri 091270 AFd 13 Laras tahun pelajaran
2023/2024 dengan jumlah siswa sebanyak 12 orang, terdiri dari 4 laki-laki dan 8 perempuan.
Bentuk penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas. Teknik pengumpulan data yang digunakan
ialah dengan metode kuantitatif yaitu dengan perolehan nilai rata-rata. Hasil belajar yang
didapatkan pada siklus I menunjukkan bahwa dari 12 orang siswa kelas IV, 6 orang mencapai batas
minimal kriteria ketuntasan (KKM) dengan persentase (50%) dengan nilai rata-rata 64,8 dan 6
orang tidak tuntas. Kemudian pada siklus II, dari 12 orang siswa, 10 orang mencapai batas minimal
kriteria ketuntasan (KKM) dengan persentase 83% dengan nilai rata-rata 85,4 dan hanya 2 orang
yang benlum mencapai KKM. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran
Scramble dapat meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV SD Negeri 091270 Afd 13
Laras.
ABSTRACT
This research was motivated by the low Civics learning outcomes of class IV students at SDN
091270 AFd 13 Laras. This research aims to improve Civics learning outcomes through the
implementation of the class IV scramble learning model at SD 091270 AFd 13 Laras which is
carried out for 1 week. The subjects in the research were fourth grade students at SD Negeri 091270
AFd 13 Laras for the 2023/2024 academic year with a total of 12 students, consisting of 4 male
students and 8 female students. The form of research is classroom action research. The data
collection technique used is a quantitative method, namely by obtaining an average value. The
learning results obtained in cycle I showed that of the 12 class IV students, 6 people reached the
minimum completion criteria (KKM) with a percentage of (50%) and 6 people did not complete.
Then in cycle II, out of 12 students, 10 people reached the minimum completion criteria (KKM) with
a percentage of 83% and only 2 people did not reach the KKM. So it can be concluded that the use
of the Scramble learning model can improve PKN learning outcomes for fourth grade students at SD
091270 Afd 13 Laras.
METODE PENELITIAN
Pengamatan/ Instrumen pada pengamatan akan dilakukan oleh teman sejawat yang
akan menjadi bahan masukan untuk peneliti. Peneliti meneliti, mengamati, dan
memperhitungkan pengaruh dari dan menggunakan kriteria tertentu yang ditentukan. Peneliti
dapat mengubah dan menyempurnakan objek yang dievaluasi berdasarkan temuan refleksi
tersebut. Tahapan-tahapan pembelajaran dilaksanakan sebagai berikut :
Subjek penelitian ialah 12 orang siswa kelas IV SD Negeri 091270 Afd 13 Laras yang
terdiri dari 4 laki-laki dan 8 perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah dengan
melakukan observasi dan tes.
Nilai rata-rata sebelum siklus dan nilai rata-rata pada akhir setiap siklus digunakan
untuk menganalisis hasil tes. Nilai rata-rata setiap siklus dibandingkan dengan rata-rata
sebelum siklus atau sebelum tindakan pada akhir siklus. Rumus yang digunakan untuk
menentukan nilai rata-rata adalah sebagai berikut (Anas Sudijono, 2006:81):
∑𝑥
X=
𝑁
Keterangan:
X : Nilai rata-rata
N : jumlah murid
Kemudian rumus yang dihunakan dalam menghitung persentase ketuntasan murid ialah
sebagai berikut:
𝐹
P= 𝑁 x 100%
Keterangan:
P : Persentase Ketuntasan
N : jumlah siswa
Terlihat dari hasil pembelajaran pada siklus sebelumnya bahwa hasil yang dicapai
masih lebih dari cukup. Hasil tersebut disebabkan oleh: Karena kecenderungan siswa hanya
mendengarkan instruksi dan ketidakmampuan mereka berkolaborasi secara efektif dalam
kelompok, guru tampaknya kesulitan dalam mengelola kegiatan pembelajaran model
pembelajaran scramble selama proses pembelajaran perencanaan perolehan ilmu. Disamping
itu, model pembelajaran scramble membutuhkan waktu yang lama sehingga menyulitkan
guru untuk menyesuaikan dengan alokasi waktu. Materi yang disajikan kurang sistematis
sehingga menyulitkan siswa dalam memahami keterkaitan materi secara keseluruhan. Selain
itu, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas tersebut cukup besar. (5) Pembinaan
yang diberikan dalam diskusi kelompok tidak terpusat pada semua kelompok yang telah
terbentuk. Peneliti kemudian melanjutkan ke siklus II untuk mempelajari lebih lanjut.
Hasil belajar yang didapatkan pada siklus II menunjukkan peningkatan hasil belajar
yang cukup signifikan. Dari 12 orang siswa kelas IV, 8 siswa sudah mencapai KKM (83%)
dengan nilai rata-rata 85,4. Hanya 2 orang yang belum mencapai KKM. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan tabel hasil belajar Siklus II berikut ini :
Dari hasil belajar tersebut di atas, didapatkan hasil yang sangat memuaskan. Terjadi
peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Dari 6 orang tuntas pada siklus I (50%),
dengan nilai rata-rata 64,8, meningkat menjadi 8 orang yang mendapatkan nilai tuntas (83%)
dengan nilai rata-rata 85,4. Untuk melihat perbandingan hasil belajar siklus II, perhatikan
tabel di bawah ini:
Tabel 3. Perbandingan siklus I dan II
Siklus Tuntas Tidak Tuntas Nilai Rata-rata Persentase Ketuntasan
Siklus I 6 6 64,8 50%
Siklus II 8 2 85,4 83%
Berikut diagram peningkatan hasil belajar dari prasiklus sampai dengan siklus II.
90
80
70
60
50 Tuntas
40 Nilai rata-rata
30 Persentase Ketuntasan
20
10
0
Prasiklus Siklus I Siklus II
DAFTAR PUSTAKA
Shoimin, A. (2016). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Sadulloh, U. (2010). PEDAGOGIK (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta
Masmi, A. (2014). Peningkatan Hasil Belajar Pkn Berbantuan Media Gambar Di Kelas Iv
Sdn 9 Palu. Jurnal Kreatif Online, 1(1), 16–27.
Nurgiansah, T. H., Fajar Pratama, F., Sholichah, A., & Nurchotimah, I. (2021).
PENELITIAN TINDAKAN KELAS DALAM PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN. Jurnal Pendidikan PKn, 2 (13).
Jiptosubadi. (2014). Pendidikan Kewarganegaraan. ISBN.
Yustisia. 2007. Panduan Lengkap KTSP. Yokyakarta: Pustaka Yustisia
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Pasal 3.
Wadihatusti, S. (2016). Pendidikan Kewarganegaraan. Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Arikunto, S. (2015). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Kunandar. (2007). Guru Profesional : Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta : Rajagrafindo Persada.
Yuwono, I., & Pasani, C.F (2018). The evaluation of higher order thinking skills assessment
of special needs education students with guided inquiry method. Journal of ICSAR, 2
(1), 28-31.
Sulastri, H. M., Saleh, Y. T., & Sunanih, S. (2020). Pengaruh Media Kartu Kuartet
Terhadap Kemampuan Membaca Siswa Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal
Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan, 4(3), 486–492.
https://doi.org/10.23887/jppp.v4i3.26874.
Sukemi, S. (2019). Kartu kata bergambar meningkatkan kemampuan bahasa anak. Prosiding
Seminar Nasional Magister Psikologi Uniersitas Ahmad Dahlan, 546–552.
Djamarah Saiful Bahri (2017), Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:
Rineka Cipta.