Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF

BERBANTUAN MEDIA GAME PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN


MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN KANTOR DEPAN (RESERVASI)
Luh Suardani

SMK Negeri 2 Singaraja


Email: suardani.luh@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
motivasi belajar dan pemahaman belajar siswa pada mata pelajaran kantor depan
(reservasi) Kelas XI AP4 SMK Negeri 2 Singaraja semester ganjil tahun pelajaran
2016/2017 setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif berbantuan media
game puzzle. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI AP 4 SMK Negeri 2 Singaraja
dengan jumlah siswa 40 orang terdiri dari 17 orang siswa laki-laki dan 23 orang siswa
perempuan. Sedangkan objeknya adalah motivasi belajar dan pemahaman belajar
siswa. Data motivasi belajar siswa dikumpulkan dengan angket/kuesioner, sedangkan
data pemahaman belajar siswa dikumpulkan dengan tes. Analisis data yang
digunakan pada penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif. Berdasarkan
analisis data yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan metode
pembelajaran kooperatif berbantuan media game puzzle dapat meningkatkan motivasi
belajar dan pemahaman belajar siswa pada mata pelajaran kantor depan (reservasi)
kelas XI AP4 SMK Negeri 2 Singaraja semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017.

Kata kunci: metode pembelajaran kooperatif, media game puzzle, motivasi belajar,
pemahaman belajar siswa

ABSTRACT
The purpose of this research was to find out the increase in learning motivation and
students' understanding of the front office subjects (reservation) of Class XI AP4 of
Singaraja State Vocational High School 2 semester 2016/2017 after the
implementation of cooperative learning methods assisted by media puzzle games.
This research is classroom action research. The subjects in this class action research
were students of class XI AP 4 of SMK Negeri 2 Singarja with 40 students consisting
of 17 male students and 23 female students. While the object is learning motivation
and understanding of student learning. Data on student learning motivation was
collected by questionnaire, while data on students' learning comprehension was
collected by tests. Data analysis used in this study used descriptive data analysis.
Based on the data analysis conducted it can be concluded that the application of
cooperative learning methods assisted by puzzle media can increase learning
motivation and students' learning comprehension on front office subjects
(reservations) in class XI AP4 Singaraja State Vocational School 2 semester odd
2016/2017 academic year.

Keywords: cooperative learning methods, puzzle game media, learning motivation,


understanding of student learning

JIPP, Volume 3 Nomor 1 April 2019 ____________________________________________________________ 24


PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan belajar dan motivator guru harus mampu
yang paling utama dan terpenting saat ini bagi meningkatkan pemahanan dan membangkitkan
kehidupan manusia. Pendidikan adalah pilar motivasi siswa agar aktivitas proses
utama dalam pembentukan mental/ karakter pembelajaran berhasil dengan baik. Salah satu
seorang siswa. Pendidikan yang baik akan cara untuk meningkatkan motivasi belajar dan
membentuk mental atau karakter siswa yang pemahaman siswa dalam proses pembelajaran
lurus dan terarah. Pembinaan mental yang baik adalah dengan mengganti model pembelajaran
pada akhirnya akan bermuara pada kebaikan di yang selama ini tidak diminati lagi oleh siswa,
kehidupan yang akan datang. Pendidikan seperti pembelajaran yang dilakukan dengan
memegang peranan penting dalam meningkatkan ceramah dan tanya-jawab, model pembelajaran
mutu atau kualitas serta daya saing suatu bangsa ini membuat siswa jenuh dan tidak kreatif.
atau negara. Kehidupan di era globalisasi ini Suasana belajar mengajar yang diharapkan
yang penuh dengan tantangan, persaingan dan adalah menjadikan siswa sebagai subjek yang
ketidakpastian yang disertai perkembangan berupaya menggali sendiri, memecahkan sendiri
IPTEK yang cukup pesat menuntut semua pihak masalah-masalah dari suatu konsep yang
untuk melakukan peningkatan mutu di berbagai dipelajari, sedangkan guru lebih banyak
aspek dalam menyikapi masalah-masalah bertindak sebagai motivator dan fasilitator.
tersebut. Untuk itu perlu adanya untuk Situasi belajar yang diharapkan di sini adalah
meningkatkan mutu dari suatu pendidikan. siswa yang lebih aktif.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan, Fenomena seperti diatas merupakan
pemerintah telah menerapkan berbagai upaya permasalahan yang perlu segera ditemukan
diantaranya, melalui Departemen Pendidikan alternatif-alternatif pemecahannya. Salah satu
Nasional pada tahun 2007 telah melaksanakan upaya yang dapat dijadikan alternatif pemecahan
program sertifikasi guru secara bertahap. masalah tersebut adalah dengan menerapkan
Sertifikasi merupakan perwujudan dari UU No pembelajaran yang meningkatkan motivasi
14 tahun 2005 dan PP No 19 tahun 2005 dengan belajar dan pemahaman belajar siswa melalui
tujuan untuk meningkatkan kualitas mutu ”Penerapan Metode Pembelajaran kooperatif
pendidikan. Selain itu, tentunya diperlukan berbantuan media game puzzle” pada mata
tenaga pendidik/guru yang profesional, sebab pelajaran reservasi yang merupakan salah satu
guru merupakan salah satu unsur pendidikan mata pelajaran produktif yang ada di SMK
yang memegang peranan penting dalam proses pariwisata, pada dasarnya Sekolah Menengah
belajar-mengajar. Sebagai guru professional, Kejuruan menciptakan peserta didik yang siap
hendaknya harus memiliki kemampuan kerja, dalam upaya menyiapkan peserta didik
mengajar, melatih serta mendidik yang baik. yang handal dan memiliki kesiapan kerja,
Salah satu usaha yang dapat ditempuh untuk mereka dibekali dengan beberapa mata diklat
meningkatkan profesionalisme seorang guru yang dikelompokan menjadi 3 program yaitu
adalah dengan melakukan pendidikan serta program normatif, program adaptif, dan program
pelatihan yang bertujuan untuk mengetahui produktif. Program produktif adalah kelompok
kemampuan guru dalam melakukan kegiatan mata diklat yang berfungsi membekali peserta
pembelajaran. Jika seorang guru atau pendidik didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai
tidak berhasil mengembangkan potensi peserta Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
didik maka negara itu tidak akan maju, (SKKNI).
sebaliknya jika guru atau pendidik berhasil SMK Negeri 2 Singaraja merupakan
mengembangkan potensi peserta didik, maka salah satu sekolah yang bergerak dalam bidang
terciptalah manusia yang cerdas, terampil, dan kejuruan. Ada 5 paket keahlian yang terdapat di
berkualitas. Menurut Wina Sanjaya (2006:19), sekolah ini, diantaranya Akomodasi Perhotelan,
peran guru adalah: “Sebagai sumber belajar, Tata Boga, Tata Kecantikan Kulit, Tata
fasilitator, pengelola, demonstrator, Kecantikan Rambut dan Tata Busana.
pembimbing, dan evaluator”. Sebagai sumber Akomodasi perhotelan merupakan salah satu

JIPP, Volume 3 Nomor 1 April 2019 ____________________________________________________________ 25


paket keahlian yang mempelajari bagaimana METODE PENELITIAN
menjadi seorang pelaku pariwisata termasuk
sebagai staff hotel yang baik. Di dalam paket Penelitian tindakan kelas ini
keahlian ini, terdapat mata pelajaran kantor dilaksanakan di SMK Negeri 2 Singaraja
depan yang diberikan di kelas XI dan kelas XII. Lokasinya di Jalan Srikandi No. 9 Singaraja.
Dalam melakukan kegiatan proses belajar Penelitian tindakan kelas ini kurang lebih
mengajar, penulis menemukan beberapa dilaksanakan selama satu semester dimulai
permasalahan yang dialami oleh siswa. sejak minggu ketiga bulan Agustus sampai
Permasalahan tersebut penulis temukan pada akhir bulan Nopember 2016.
kelas XI AP4, yaitu banyak siswa yang sering Subyek yang dijadikan sumber data
tidak hadir dalam pembelajaran kantor depan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
dan pemahaman siswa terhadap materi ajar siswa kelas XI AP 4 SMK Negeri 2 Singarja
kantor depan khususnya dalam kompetensi dasar dengan jumlah siswa 40 orang terdiri dari 17
jenis-jenis kamar sedikit terhambat, dimana orang siswa laki-laki dan 23 orang siswa
siswa sering mengalami kebingungan dalam perempuan. Penelitian Mata Pelajaran
membedakan jenis-jenis kamar berdasarkan reservasi pada materi jenis – jenis kamar
fasilitas, lokasi dan tempat tidurnya. dengan menggunakan metode pembelajaran
Berdasarkan dari permasalahan kooperatif berbantuan media game puzzle.
tersebutlah, penulis mencoba untuk menawarkan Berdasarkan observasi awal yang telah
solusi pembelajaran kepada siswa kelas XI AP4 dilakukan, model pembelajaran yang akan
dalam mata pelajaran kantor depan (reservasi), digunakan adalah metode pembelajaran
yaitu dengan memberikan siswa penerapan kooperatif berbantuan media game puzzle,
metode pembelajaran kooperatif berbantuan dengan metode berbantuan game puzzle yang
media game puzzle. Dalam metode pembelajaran merupakan bentuk permainan yang
kooperatif berbantuan media game puzzle ini, menantang daya kreatifitas dan ingatan siswa
dilaksanakan dengan cara membentuk kelompok lebih mendalam dikarenakan munculnya
terlebih dahulu yang terdiri dari 8 orang untuk motivasi untuk senantiasa mencoba
tiap kelompoknya, kemudian pendidik memecahkan masalah, namun tetap
membagikan kepingan-kepingan gambar/puzzle menyenangkan sebab bisa diulang –ulang.
untuk selanjutnya disusun oleh siswa sehingga Tantangan dalam permainan ini akan akan
ditemukanlah materi yang akan dibahasnya. selalu memberikan efek ketagihan untuk
Penerapan metode pembelajaran selalu mencoba, mencoba dan terus mencoba
kooperatif berbantuan media game puzzle hingga berhasil. Jenis puzzle yang digunakan
diharapkan mampu meningkatkan motivasi adalah The letter readiness puzzle, yakni
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dan puzzle yang berupa gambar – gambar yang
mampu untuk membantu siswa dalam disertai dengan huruf – huruf nama gambar
memahami suatu materi ajar di kelas pada mata tersebut, tetapi huruf itu belum lengkap.
pelajaran kantor depan (reservasi) khususnya Penelitian ini akan dilaksanakan dalam
pada kompetensi dasar jenis-jenis kamar. 2 siklus pembelajaran . Dimana masing-
Berdasarkan pembahasan diatas, mata pelajaran masing siklus pembelajaran terdiri dari empat
Kantor Depan (reservasi) sangat penting bagi tahap tindakan yaitu tahap perencanaan
peserta didik guna mengenal dasar dari tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi
pariwisata. Melalui kegiatan ini, penulis tindakan, dan tahap refleksi. Hasil refleksi
berharap dapat membantu memecahkan digunakan sebagai penyempurnaan-
permasalahan diatas dengan “Penerapan Metode penyempurnaan tindakan untuk siklus
Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Media berikutnya, sedangkan refleksi yang
Game Puzzle Untuk Meningkatkan Motivasi digunakan pada siklus terakhir digunakan
Belajar dan Pemahaman Belajar Siswa pada untuk membuat suatu rekomendasi-
Mata Pelajaran Kantor Depan (Reservasi) Kelas rekomendasi dari hasil peneitian ini.
XI AP4 SMK Negeri 2 Singaraja Semester
Ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017”.

JIPP, Volume 3 Nomor 1 April 2019 ____________________________________________________________ 26


Perencanaan menjelaskan/merangkai gambar jenis – jenis
kamar tamu pada mata pelajaran reservasi.
Untuk mengungkapkan kondisi awal dari
kelas yang menjadi objek tindakan kelas ini
Refleksi Siklus maka peneliti melakukan langkah-langkah
1 dan 2 Pelaksanaan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Untuk mengetahui kondisi awal dari
kelas XI AP 4 SMK Negeri 2 Singaraja
Pengamatan semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017,
maka terlebih dahulu peneliti merencanakan
observasi kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan di kelas XI AP 4 pada saat mata
pelajaran reservasi berlangsung. Observasi ini
Gambar 1. Siklus PTK dilakukan untuk mengetahui motivasi belajar
dan pemahaman siswa dengan menggunakan
Untuk mengukur motivasi belajar siswa penerapan metode pembelajaran yang pada
pada mata pelajaran kantor depan mengenai umumnya di gunakan oleh guru, yaitu metode
jenis-jenis kamar dilakukan dengan pembelajaran ceramah.
menggunakan lembar angket/kuesioner 2. Pelaksanaan
motivasi belajar siswa yang telah Pelaksanaan ini untuk mengukur
dipersiapkan. Sedangkan untk mengukur kemampuan awal siswa, di awali dengan
pemahaman belajar siswa menggunakan tes. pengajaran yang dilakukan oleh guru mata
Tes dilakukan kepada siswa beberapa menit pelajaran reservasi dengan menggunakan
sebelum jam pelajaran berakhir yaitu dengan metode pembelajaran ceramah. Pada
diberikan post test. Data dari test ini untuk pembelajaran ini peneliti mengamati kejadian-
memperkuat data yang telah diperoleh kejadian yang terjadi secara rinci pada saat
berdasarkan lembar observasi. guru menyampaikan materi pelajaran dan
Setelah data motivasi belajar dan pada akhir pelajaran guru memberikan soal
pemahaman belajar siswa terkumpul, post test sebagai alat evaluasi.
selanjutnya dilakukan analisis data dengan 3. Hasil pengamatan
menggunakan analisis deskriptif. Berdasarkan observasi yang dilakukan
oleh peneliti didapatkan bahwa pada
HASIL DAN PEMBAHASAN pengajaran yang dilakukan, guru masih
Hasil Penelitian menggunakan cara pengajaran yang
Sebelum penelitian tindakan kelas ini tradisional yaitu dengan menggunakan metode
dilaksanakan, peneliti mengadakan observasi pembelajaran ceramah. Pada pembelajaran
dan pengumpulan data dari kondisi awal kelas berlangsung terlihat siswa asik dengan
yang akan diberikan tindakan, yaitu kelas XI kegiatannya sendiri yang tidak ada kaitannya
AP 4 SMK Negeri 2 Singaraja semester ganjil dengan apa yang disampaikan oleh guru.
tahun pelajaran 2016/2017. Terlihat peserta didik bermain-main dengan
Kondisi awal ini perlu diketahui agar temannya tanpa memperdulikan apa yang
kiranya penelitian ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh guru pengajar.
diharapkan oleh peneliti, apakah benar hasil tes yang dikerjakan oleh siswa pada soal
kiranya kelas ini perlu diberi tindakan yang post test yang telah dirancang oleh guru,
sesuai dengan apa yang akan diteliti oleh setelah diadakan koreksi maka didapatkan
peneliti yaitu penerapan metode pembelajaran hasil yang kurang memuaskan. Hasil koreksi
kooperatif berbantuan media game puzzle tes awal dari 40 siswa yang ada di kelas XI
untuk meningkatkan motivasi belajar dan AP 4 tersebut didapatkan hasil, 17 siswa
pemahaman belajar siswa dalam mendapatkan nilai di bawah KKM, sedangkan
siswa yang telah tuntas atau yang telah

JIPP, Volume 3 Nomor 1 April 2019 ____________________________________________________________ 27


mendapatkan nilai di atas KKM berjumlah 23 dasar mengenai jenis – jenis kamar tamu.
siswa. Dari paparan hasil nilai yang Maka perlu diadakan penjelasan yang
didapatkan siswa, tampak bahwa yang mendasar pada anak-anak yang mengalami
mencapai ketuntasan belajar hanya 23 siswa hambatan terutama dalam membedakan jenis
atau hanya 77,85% dari jumlah siswa yang – jenis kamar.
ada di kelas XI AP 4. Perlu dibentuk kelompok-kelompok
4. Refleksi kecil yang terdiri dari 4 orang siswa. Untuk
Bertolak dari kondisi awal dimana berkolaborasi dalam belajar dan dipimpin oleh
setelah diadakan post test, jumlah persentase siswa yang memiliki kemampuan lebih dan
siswa hanya 65.2%, maka perlu diadakan mampu menyampaikan materi yang
suatu tindakan untuk meningkatkan motivasi dikuasainya dan juga perlu dibuat suatu
belajar dan pemahaman belajar siswa pada catatan-catatan dasar yang siswa sering salah
mata pelajaran reservasi. Berdasarkan kondisi dalam membedakan jenis – jenis kamar
awal, maka peneliti merencanakan tindakan berdasarkan fasilitas, berdasarkan tempat
penelitian dengan menerapkan metode tidur, berdasarkan letak, untuk ditindak
pembelajaran kooperatif berbantuan media lanjuti pada tindakan berikutnya.
game puzzle di kelas XI AP 4 SMK Negeri 2 Pada siklus II dilakukan beberapa
Singaraja. perbaikan untuk mengatasi kelemahan yang
Pembahasan Hasil Penelitian terlihat pada siklus I. Pada tindakan di siklus
Berdasarkan penelitian yang dilakukan II diawali penjelasan kepada siswa tentang
pada siklus I dengan menerapkan prosedur yang akan dilaksanakan pada
pembelajaran kooperatif berbantuan media pembelajaran untuk kelompok kecil.
game puzzle, terlihat bahwa siswa antusias Peneliti membagi menjadi 10 kelompok
dalam mengerjakan tugas-tugas yang yang terdiri dari 4 orang siswa, dan siswa
diberikan oleh guru. Pada pengerjaan tugas berkumpul menurut kelompoknya masing-
kelompok ini tidak terlihat adanya siswa yang masing. Setelah siswa berkumpul dengan
bermain-main ataupun asyik mengerjakan kelompoknya maka peneliti membagikan
pekerjaan yang lain, semuanya fokus dalam potongan/kepingan gambar jenis – jenis
mengerjakan tugas masing-masing. Pada kamar yang harus dikerjakan oleh setiap
pelaksanaan kegiatan kerja kelompok tampak anggota kelompok dan didiskusikan bersama
adanya siswa yang mengalami kesulitan dari masing-masing kelompok dengan
dalam mengerjakan tugas dan untuk kegiatan sebagai berikut.
mengatasi kesulitannya tersebut mereka a. Guru menyampaikan materi mengenai
bertanya kepada ketua kelompok yang jenis – jenis kamar tamu
berperan sebagai kooperatif berbantuan media b. Guru memberi penjelasan umum tentang
game puzzle yang tugasnya membantu dan materi yang akan dibahas kepada peserta
menjelaskan kesulitan yang dihadapi didik.
temannya. Namun ada pula siswa yang c. Kelas dibagi ke dalam kelompok kecil,
mengalami hambatan dalam mengerjakan yaitu terdiri dari 4 orang peserta didik
tugas tersebut langsung bertanya kepada dan diusahakan kelompok yang dibentuk
peneliti dan guru pengajar. tersebut adalah kelompok yang
Pada post tes yang diberikan setelah heterogen.
dikoreksi oleh peneliti didapatkan hasil d. Guru membagikan potongan/kepingan
sebagai berikut: dari 40 siswa yang ada, 17 (puzzle) jenis –jenis kamar ke setiap
siswa mendapatkan nilai kurang dari 80 yang kelompok
artinya nilainya masih di bawah KKM atau e. Guru memonitoring dan membimbing
belum tuntas, sedangkan 23 siswa telah terus peserta didik yang lain
mendapatkan nilai diatas KKM atau telah membutuhkan bimbingan. Guru
tuntas, memonitoring dengan berkunjung dan
Dengan melihat titik lemah yang terjadi menanyakan kesulitan yang dihadapi
pada sebagian kecil siswa berkenaan konsep

JIPP, Volume 3 Nomor 1 April 2019 ____________________________________________________________ 28


setiap kelompok pada saat mereka diskusi dengan yang diharapkan dalam penelitian ini
maupun praktik di kelas. yaitu berada pada kategori sangat tinggi dan
f. Jika ada masalah, guru memberitahu tinggi, namun masih ada beberapa hal yang
peserta didik yang kurang paham dan jika perlu ditingkatkan dilihat dari kendala-
ada masalah yang tidak dapat kendala pada hasil angket yang didapatkan.
terpecahkan, meminta bantuan kepada Motivasi belajar siswa terlihat
guru. meningkat pada siklus II. Hal ini terbukti dari
g. Penguatan dan kesimpulan secara hasil analisis data yakni: motivasi belajar
bersama-sama siswa yang termasuk kategori sangat tinggi
h. Melakukan pengamatan sebesar 22.5%. Kategori tinggi sebesar 65%.
i. Guru mengadakan evaluasi. Kategori sedang sebesar 12.5%. Tidak ada
j. Pengisian angket kategori rendah dan sangat rendah. Secara
Pada pelaksanaan siklus II ini tampak umum motivasi belajar pada siklus II sudah
sekali bahwa siswa sangat antusias dalam sesuai dengan yang diharapkan dalam
mengerjakan tugas kelompok, semua siswa penelitian ini yaitu berada pada kategori
terlihat aktif bersama kelompoknya dalam sangat tinggi dan tinggi.
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Untuk mengetahui tingkat pemahaman
peneliti. Berdasarkan hasil evaluasi yang telah siswa terhadap materi yang dipelajarinya,
dilaksanakan dan dikoreksi didaptkan hasil guru memberikan test pemahaman materi.
yang sesuai dengan indikator pencapaian hasil Berdasarkan test pemahaman materi yang
yang diharapkan, karena dari 40 siswa kelas diberikan pada siklus I didapatkan hasil
XI AP 4 seluruhnya siswa mampu bahwa ada 15 orang siswa (37.5%)
mendapatkan nilai sesuai KKM atau tuntas mendapatkan nilai dengan predikat sangat
dan bahkan banyak siswa yang mencapai nilai baik, 8 orang siswa (20%) dengan nilai
di atas KKM dengan predikat sangat baik dan predikat baik, 14 orang siswa (35%) dengan
baik, sehingga prosentasi siswa yang telah nilai predikat cukup, 2 orang siswa (5%)
tuntas adalah 100 % dengan nilai predikat kurang dan 1 orang
Dari hasil evaluasi yang telah diberikan siswa (2.5%) dengan nilai predikat sangat
ternyata seluruhnya siswa mampu kurang. Jadi berdasarkan tabel diatas yang
mendapatkan nilai sesuai KKM atau tuntas sudah tuntas dalam belajar baru mencapai 23
dan bahkan banyak siswa yang mencapai nilai orang, siswa yang belum tuntas dalam belajar
di atas KKM. Pemahaman belajar siswa mencapai 17 orang dengan perolehan nilai
secara keseluruhan telah sesuai dengan yang rata – rata 77.85.
diharapkan oleh peneliti karena dalam materi Pada siklus II terlihat bahwa
jenis – jenis kamar, siswa aktif berdiskusi pemahaman materi siswa meningkat. Hal ini
bersama teman kelompoknya. terbukti dari hasil analisis yang telah
Pada setiap siklus diberikan angket dilakukan yakni: ada 25 orang siswa (62.5%)
terhadap motivasi belajar siswa sebagai alat mendapatkan nilai dengan predikat sangat
untuk mengetahui tingkat keterlibatan siswa baik, 15 orang siswa (37.5%) dengan nilai
dalam kegiatan pembelajaran. Keterlibatan predikat baik, tidak ada yang mendapatkan
siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat predikat cukup, kurang maupun sangat
mempengaruhi motivasi belajar siswa kurang. Pembelajaran sudah dilaksanakan
terhadap materi pelajaran. lebih baik dan ada peningkatan, siswa yang
Berdasarkan analisis data motivasi sudah tuntas dalam belajar meningkat menjadi
belajar siswa pada siklus I diperoleh 100 % yaitu 40 orang, tidak ada siswa yang
prsosentase jumlah motivasi belajar siswa belum tuntas dalam belajar. Dengan perolehan
yang termasuk kategori sangat tinggi sebesar rata – rata 92.3.
15%. Kategori tinggi sebesar 45%. Kategori
sedang sebesar 40%. Tidak ada kategori
rendah dan sangat rendah. Secara umum
motivasi belajar pada siklus I sudah sesuai

JIPP, Volume 3 Nomor 1 April 2019 ____________________________________________________________ 29


PENUTUP pembelajaran memproses reservasi
Simpulan selanjutnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah 2. Jika menggunakan metode kooperatif
dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa berbantuan media game puzzle maka
motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran dibutuhkan perencanaan yang baik
memproses reservasi dengan penerapan dan pengelolaan waktu yang tepat.
metode pembelajaran kooperatif berbantuan 3. Sebelum menerapkan metode
media game puzzle meningkat, hal ini dapat kooperatif berbantuan media game
dilihat dari hasil yang telah dilakukan pada puzzle, terlebih dahulu guru harus
siklus I persentase jumlah motivasi belajar mempersiapkan administrasi yang
siswa motivasi yang termasuk kategori lengkap.
sangat tinggi sebesar 15%. Menjadi 22.5%
pada siklus II. Kategori tinggi sebesar 45%, DAFTAR PUSTAKA
menjadi 65%. Kategori sedang sebesar 40%
menjadi 12.5% pada siklus II. Hal ini Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
menunjukkan bahawa motivasi belajar siswa Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
sudah semakin meningkat. Jakarta: Rineka Cipta.
Data hasil pemahaman belajar siswa
menunjukkan bahwa pemahaman belajar Corno, L., & Mandinach, E. B. 1983. The
siswa kegiatan pembelajaran pada siklus I Role of Cognitive Engagement in
belum mengalami peningkatan, ada 15 orang Classroom Learning and Motivation.
siswa (37.5%) mendapatkan nilai dengan Educational Psychologist, 18(2), 1-8
predikat sangat baik, 8 orang siswa (20%)
dengan nilai predikat baik, 14 orang siswa Daryanto. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta.
(35%) dengan nilai predikat cukup, 2 orang Rineka Cipta.
siswa (5%) dengan nilai predikat kurang dan 1 Gunadi, Chintia Leo, William Gunawan.
orang siswa (2.5%) dengan nilai predikat
sangat kurang. Jadi berdasarkan tabel diatas 2014. Hubungan Motivasi Akademik
yang sudah tuntas dalam belajar baru Dengan Prestasi Belajar Siswa Sma „X‟
mencapai 23 orang, siswa yang belum tuntas Di Jakarta Barat. Jurnal NOETIC
dalam belajar mencapai 17 orang dengan Psychology Volume 4 Nomor 1.
persentase nilai rata – rata 77.85%. Pada
siklus II dengan persentase nilai rata – rata Kandoli, Louisa Nicolina. 2011. “Motivasi
skor 92.3%. Jadi dengan penerapan metode Dan Hubungannya Dengan Prestasi
kooperatif berbantuan media game puzzle Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah
nilai rata – rata siswa meningkat 14.45% Tata Hidang Di Jurusan Pkk Fakultas
Saran
Teknik.” Jurnal Skripsi (tidak
Berdasarkan penelitian yang telah
dilaksanakan, peneliti mempunyai beberapa diterbitkan). Volume 2, Nomor 2 (hlm.
saran sebagai berikut. 103). Tersedia pada
1. Siswa kelas XI AP 4 SMK Negeri 2 http://pps.unj.ac.id/journal/jpd/
Singaraja semester ganjil tahun article/view/383 (diakses tanggal 2
pelajaran 2016/2017 menunjukkan Februari 2017).
tanggapan yang baik setelah
dilaksanakan metode kooperatif Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
berbantuan media game puzzle. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Melihat hal tersebut peneliti Kependidikan, 2016. PANDUAN
menyarankan kepada guru untuk OPERASIONAL
menggunakan metode kooperatif PENYELENGGARAAN BIMBINGAN
berbantuan media game puzzle DAN KONSELING SEKOLAH
sebagai salah satu alternatif MENENGAH PERTAMA (SMP).

JIPP, Volume 3 Nomor 1 April 2019 ____________________________________________________________ 30


Nurdin. 2015. Hubungan Motivasi Belajar _________. 2010. Bimbingan dan Konseling
Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT.
Kewarganegaraan. Faktor Jurnal Ilmiah Grasindo
Kependidikan Vol. II No. 2

Pintrich, Paul R & Dale H. Schunk. 1996.


Motivation in Education, Theory,
Research, and Application. Ohio :
Prentice Hall.

Pintrich, Paul R & Schunk, Dale H. 2002.


Motivation in Education :
Theory,Research, and Applications-
2.Upper Saddle River. New Jersey :
Merril Prentice Hall.

Pranomo , Wisnu Wibowo. 2014. Hubungan


Motivasi Belajar Dengan Prestasi
Belajar Siswa Kelas X Teknik
Pemesinan Di Smk Antartika 1
Sidoarjo. JPTM, Volume 3 Nomor 1,
Hal. 114 – 120

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pemebelajaran


Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sardiman. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar


Mengajar. Bandung: Raja Grafindo
Persada.

Sri Susandi Ulandari, Komang. 2014.


“Hubungan Antara Motivasi Belajar
Dengan Prestasi Belajar Siswa SD
Kelas V Semester Ganjil Di Desa
Buruan.” Jurnal Mimbar PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha.
Volume 2, Nomor 1 (hlm. 119).
Tersedia pada
http://pps.unj.ac.id/journal/jpd/
article/view/383 (diakses tanggal 25
Februari 2017).

Winkel, W.S & Sri Hastuti. 2006. Bimbingan


dan Konseling di Institusi Pendidikan.
Jakarta: PT. Grasindo.

JIPP, Volume 3 Nomor 1 April 2019 ____________________________________________________________ 31

Anda mungkin juga menyukai