Anda di halaman 1dari 7

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH PADA MATA

PELAJARAN IPS MATERI KOLONIALISME BANGSA BARAT DI KELAS VIII A SMP


SULTAN AGUNG 1 TIRTOMOYO

Novita Istiana
Disusun Bersama: Ira Pramudawardhani
Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Bangun Nusantara
novitaistiana15@gmail.com
irapramuda9@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa materi Sejarah di SMP Sultan
Agung 1Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah. Peneliti menggunakan jenis penelitian Tindak Kelas
dengan metode pembelajaran Index Crad Match yakni sebuah metode pencocokan kartu. Hasil penelitian
sebelum penerapan Index Card Match terbilang rendah yakni sebesar 67% dengan jumlah siswa tuntas
sebanyak 10. Setelah penerapan metode IndexCrad Match pada siklus I terjadi peningkatan hasil belajar
sebesar 74% dengan jumlah siswa tuntas sebanyak 17, namun belum mencapai indicator keberhasilan 75%.
Dilanjutkan pada siklus II terjadi peningkatan signifikan yakni hasil belajar menjadi 90% dan jumlah siswa
tuntas sebanyak 27.
Kata Kunci: Index Card Match, Pendidikan, Hasil Belajar
Abstract
This research was motivated by the low learning outcomes of students in History material at Sultan
Agung 1 Tirtomoyo Middle School, Wonogiri Regency, Central Java. Researchers used Class Action
research with the Index Crad Match learning method, namely a card matching method. The research results
before the application of Index Card Match were relatively low, namely 67% with the number of students
completing as many as 10. After implementing the IndexCrad Match method in cycle I there was an increase
in learning outcomes by 74% with the number of students completing as many as 17, but had not yet reached
the success indicator of 75%. Continuing in cycle II, there was a significant increase, namely learning
outcomes became 90% and the number of students completed was 27.
Keywords: Index Card Match, Education, Study Result

PENDAHULUAN Terdapat dua hal penting dalam


pendidikan, yakni aspek kognif (berpikir), dan
Pendidikan adalah salah satu alat ukur aspek afektif (merasa). artinya ketika seorang
dalam menilai kemajuan suatu negara. Pendidikan murid berpikir makan yang mengambil bagian
berperan aktif dalam menciptakan moral yang atas hal tersebut bukan hanya proses berpikirnya
luhur serta membentuk sumber daya manusia tetapi ada unsur lain yakni perasaan seperti rasa
yang unggul. Memasuki era globalisasi seperti semangat, suka, tidak suka dan lainnya.
sekarang ini dengan berkembangnya ilmu Pendidikan adalah proses yang penting untuk
pengetahuan dan teknologi menutut perubahan mencapai keseimbangan dan kesempurnaan.
dalam berbagai bidang tidak terkecuali bidang Melalui pendidikan yang bermutu maka akan
pendidikan. Menurut survei yang dirilis pada 5 terlaksana pembentukan kesadaran dan
Oktober 2009 Indonesia masih berada di kepribadian kepada siswa disamping transfer ilmu
peringkat kelima pada kategori Human dan keahlian. Melalui proses ini maka akan
Development Index atau yang lebih kita kenal diwariskan nilai nilai moral, budaya, dan agama
dengan Indeks pembangunan manusia (SAGITA kepada generasi selanjutnya, sehingga mereka
& Purwaningsih, 2018).
akan siap menyongsong masadepan (Nurkholis, hubungan timbal balik antara guru dan murid
2013) tidak terjalin (Asnimar, 2017).
Mata Pelajaran Sejarah hingga kini masih Selain daripada pasifnya keterlibatan
banyak dinilai siswa sebagai mata pelajaran yang siswa di kelas, hasil belajar siswa juga diketahui
membosankan. Karena materinya berisi rentetan masih rendah, dengan jumlah presentasi hanya
peristiwa dari tahun ke tahun. Fakta saat ini sebesar 67% dengan jumlah tuntas sebanyak 10
pelajaran sejarah memang mengharuskan siswa siswa dengan KKM 70. Ketuntasan klasikal siswa
untuk banyak hafalan sehingga hal tersebut akan dinyatakan tidak tuntas. Untuk meningkatkan
meningkatkan rasa bosan dan jenuh di saat hasil belajar materi sejarah maka diterapkan
pembelajaran. Apalagi apabila metode yang metode pembelajaran inovatif . untuk mengatasi
diterapkan guru adalah metode ceramah, yakni permasalahan tersebut maka penulis menerapkan
metode dimana guru akan lebih banyak metode pembelajaran Index Card Match
mendominasi daripada siswa-siswanya. Akibatnya Model pembelajaran Index Card Match
kondisi kelaspun menjadi pasif karena baik guru adalah model pembelajaran yang dapat membantu
dan siswa tidak terlibat secara penuh. Menyikapi siswa untuk memahami suatu materi pokok.
hal ini maka pemerintah kini mengembangkan Selain itu model pembelajaran ini juga mampu
kurikulum baru yakni kurikulum Merdeka mempengaruhi sikap siswa seperti mengajaknya
((SAGITA & Purwaningsih, 2018). untuk lebih aktif terlibat di dalam kelas. Kegiatan
pembelajaran yang baik adalah apabila dalam
Kurikulum merdeka memberikan prosesnya dapat membangkitkan kegiatan belajar
keleluasaan kepada pendidik untuk efektif, sehingga akan diperoleh hasil yang
menciptakan pembelajaran berkualitas sesuai maksimal. Index Card Match merupakan metode
dengan kebutuhan dan lingkungan belajar siswa. pembelajaran yang menyenangkan untuk
Kini kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah mengulas kembali materi yang disampaikan
terus dievaluasi dan diupdate agar sesuai dengan sebelumnya. Cara menerapkan metode
kebutuhan zaman. Pada saat ini, kurikulum yang pembelajaran Index Card Match adalah dengan
diterapkan pada dunia pendidikan Indonesia lebih memberikan sepotong kartu berisi soal kemudian
memusatkan aktivitas kepada peserta didik. Mulai siswa tersebut mencari kartu lainnya yang berisi
dikenalkan dan diterapkan berbgaai metode jawaban yang dipegang oleh siswa lainnya dalam
pembelajaran modern yang berpusat pada batas waktu yang ditentukan. Keunggulan dari
keterlibatan siswa secara aktif dalam proses metode ini adalah siswa dapat mencari jawaban
pembelajaran. mengenai suatu materi dengan cara yang
menyenangkan.
Dalam proses pembelajaran sejarah pada
siswa kelas VIII A SMP Sultan Agung 1 Berdasarkan uraian diatas dapat
Tirtomoyo, umumnya berpendapat bahwa disimpulkan bersama bahwa strategi
pembelajaran sejarah membosankan. Untuk pembelajaran Index Card Match mampu menjadi
mengubah paradima tersebut serta meningkatkan pilihan yang efektif dan bermanfaat. Dengan
minat mereka belajar sejarah maka diperlukannya demikian mengacu pada latar belakang masah
adanya inovasi pada metode pembelajaran yang yang diangkat, penulis memiliki tujuan untuk
diterapkan. Berdasarkan observasi yang peneliti melihat apakah penerapan strategi pembeljaran
lakukan pada siswa kelas VIII A SMP Sultan Index Card Match dapat meningkatkan hasil
Agung 1 Tirtomoyo diketahui bahwa mereka belajar siswa di kelas VIII A di SMP Sultan
kurang fokus atau tidak memperhatikan ketika Agung 1 Tirtomoyo.
diberikan penjelasan, hal tersebut mengakibatkan Kajian Literatur
materi yang disampaikan tidak terserap dengan
baik. Hal ini dibuktikan apabila guru memberikan Pendidikan
pertanyaan sederhana, siswa hanya diam tidak
dapat menjawab pertanyaan, begitupula ketika Pendidikan adalah suatu usaha yang
guru bertanya mengenai materi yang kurang terencana untuk membangun insan manusia yang
dimengerti siswapun hanya diam. Situasi ini berbudi luhur dan memiliki ketrampilan untuk
mencerminkan kondisi kelas yang pasif, karena menyongsong masa depan lebih baik. Untuk hal
itu dalam prosesnya peserta didik mampu
mengembangkan potensi dalam dirinya untuk
memiliki kecerdasan, kekuatan spiritual, dan Model Pembelajaran Index Crad Match
kepribadian. Seorang guru yang memiliki adalah metode yang menyenangkan untuk
pekerjaan mulia sebagai pendidik memiliki tugas mengulas materi sebelumnya sehingga
tidak hanya dalam mengajarkan materi tapi memudahkan siswa untuk mengingat materi
pekerjaannya berhubungan dengan perkembangan tersebut. Namun demikian metode ini dapat pula
manusia, yakni dari perkembangan fisik, diterapkan untuk materi baru, dengan catatan
Kesehatan, keterampilan, pikiran, perasaan, dan siswa terlebih dahulu diberi tugas untuk
sosial . Dalam pengertian yang lebih sederhana mempelajari suatu topik pembelajaran tertentu.
Pendidikan dimaknai sebagai usaha untuk Sehingga siswa memiliki bekal untuk
menumbuhkan dan mengembangkan potensi pengetahuan. Secara umum cara kerja dari metode
pembawaan yang baik yang sesuai dengan nilai- ini adalah mencari pasangan yang sesuai dari
nilai yang ada untuk memajukan Masyarakat masing-masing kartu yang pegang (Ai Muflihah,
(Rahman et al., 2022). 2021).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (K
BBI) pendidikan berasal dari kata dasar didik (me Hasil Belajar
ndidik), yaitu : memelihara dan memberi latihan
(ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdas Hasil belajar adalah perubahan perilaku y
an ang diperoleh siswa setelah melakukan prose pem
pikiran. Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidi blejaran. Perubahan tersebut tergantung dari apa y
kan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pe ang dipelajarinya. Apabila yang dipelajari mengen
kerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat mema ai suatu konsep maka perubahan perilaku siswa be
jukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan mengh ruapa penguasaan konsep. Hasil belajar siswa dap
idupkan anak yang selaras dengan alam dan masy at diketahui melalui evaluasi yang dilakukan untu
arakatnya. Dalam Pendidikan terdapat dua aspek p k mengukur kemampuan siswa dalam menyerap
enting yakni afektif dan kognitif. Makna Pendidik materi yang dipaparkan (Anni, 2004).
an menurut Ki Hajar Dewantara adalah membebas
Faktor-Faktor yang mempengaruhi hasil b
kan manusia sedangkan menurut Dhrikarya makn
elajar adalah sebagai berikut (Umaryati, 2009)
a Pendidikan adalah agar manusia mampu meman
usiakan manusia (Nurkholis, 2013).
1. Faktor Internal
Adapun fungsi dari Pendidikan yakni (Ac
Factor ini berasal dari dalam diri siswa se
hmadi,2005).
ndiri. Yakni meliputi kondisi fisiologis, k
1. Mengembangkan wawasan mengenai diri
ecerdasan, minat bakat, emosi dan kemam
nya sendiri, alam sekitarnya, dengan demi
puan kognitif.
kian akan timbul kemampuan untuk meng
2. Faktor Eksternal
analisis dan mengembangkan kreativitas.
Faktor ini berasal dari luar diri siswa. Yak
2. Melestarikan nilai-nilai insani untuk menu
ni meliputi factor lingkungan seperti gang
nutun hidupnya menjadi lebih bermakna
guan dalam aktivitas belajar, kurikulum, f
3. Membuka pintu ilmu pengetahuan dan ket
asilitas yang belum mamadai.
rampilan yang bermanfaat untuk memajuk
an hidup
Index Card Match Metode penelitian
Index Card Match adalah salah satu Jenis penelitian yang diambil penulis
metode pembelajaran menyenangkan yang dapat yakni penelitian tindakan kelas yang bersifat
digunakan guru apabila seorang guru telah kuantitatif dan kualitatif. Penelitian tindakan kelas
memaparkan materi terlebih dahulu. Sehingga adalah sebuah penelitian untuk memperbaiki
siswa miliki pengetahuan sebelumnya .Model proses pembelajaran, yakni suatu perencaan
Pembelajaran Index Crad Match adalah metode terhadap kegiatan pembelajaran melalui tindakan
untuk meninjau Kembali materi yang telah yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
disampaikan guru melalui pencocokan kartu soal kelas secara bersamaan (Hasanah, 2023).
dengan kartu jawaban dengan suasana kelas yang
menyenangkan (Yuniantika, 2018). Penelitian ini dilakukan di kelas VIII A
SMP Sultan Agung 1 Tirtomoyo pada mata
pelajaran IPS sub bab Imperealisme dan
kolonialisme Bangsa Barat. Siswa kelas ini Tuntas %
berjumlah 30 siswa. Dalam kelas ini sebagian
Rata-Rata 68,
besar murid cukup pasif dalam proses
pembelajaran bab sejarah. Hal tersebut 7 Hasil 03
mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa. Belajar %
Instrumen dalam penelitian ini yakni tes,
observasi, dan dokumentasi serta menggunakan
analisis kuantitatif dan kualitatif. Tes awal yang dilakukan oleh peneliti
menunjukkan hasil ketuntasan siswa pada
Berikut ini adalah tahapan-Tahapan dalam
pembelajaran sejarah masih rendah yakni 33%
pelaksanaan metode pembelajaran Index Card
saja, disini hanya terdapat 10 siswa yang tuntas
Match: (Asnimar, 2017).
KKM dari total keseluruhan siswa sebanyak 30.
a) Persiapan, yakni menyiapkan perangkat yang Rata-rata hasil belaar siswa diketahui sebesar
dibutuhkan meliputi: 68,03%. Adapaun fakto yang mempengaruhi
belum tuntasnya nilai siswa bisa datang dari
1. Membuat Jadwal penelitian faktor rendahnya motivasi belajar, kurangnya
2. Menyiapkan perangkat pembelajaran minat siswa, hingga faktor eksternal lain seperti
fasilitas dan media pembelajaran guru.
3. Menyiapkan buku LKS, Buku Paket.
Siklus I
b) Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus I dilaksnaakn dalam 2
HASIL DAN PEMBAHASAN pertemuan dengan peraturan penelitian tindakan
kelas yakni mellai perencanaan, tindakan, refleksi.
Hasil Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan
Pra Siklus media ajar seperti ATP dan modul pembelajaran,
slain itu juga mempersiapkan alat dan bahan yang
Tabel 1. Hasil Belajar Pra siklus diperlukan untuk menudkung proses
pembelajaran. Alat dan bahan yang digunakan
D antara lain adalah kartu soal dan jawaban, lembar
AT kerja siswa untuk evaluasi terhadap kemmapuan
A belajar siswa. Pada tahap tindakan peneliti yang
PR merupakan guru di kelas ini melaksanakan
N PENCAP
A pembelajaran dengan menerapkan metode Index
o AIAN
SI card Match. Selanjutnya peneliti melakukan
K evaluasi terhadap 30 siwa kelas VIII A dengan
UL tes.
S
Nilai
1 80
Tertinggi
Nilai Tabel 2. Hasil Belajar siklus I
2 50
Terendah DATA
N
3 Tuntas 10 PENCAPAIAN PRA
o
SIKULS
Tidak
4 20 1 Nilai Tertinggi 88
Tuntas
Rata-Rata 2 Nilai Terendah 60
33
5 Ketuntasa 3 Tuntas 17
%
n
4 Tidak Tuntas 13
6 Rata-Rata 67
5 Rata-Rata 57%
Tidak
Ketuntasan ditinjau dari segi kogniftif, afektif dan
psikomotoriknya. Hasil belajar siswa pada siklus
Rata-Rata Tidak
6 43% II telah melampaui indikator keberhasilan yaitu
Tuntas 75%, peningkatan hasil belajar dari sebelum
Rata-Rata Hasil tindakan sampai pada siklus II sebesar 16%.
7 74% Berikut ini adalah diagaram hasil belajar siswa
Belajar
dari Pra siklus sampai dengan siklus II.

Hasil evaluasi menunjukkan hasil belajar


siswa setelah diterapkan model pembelajaran
Index Card Match mencapai rata-rata ketuntasan
sebesar 57% dan rata-rata siswa belum tuntas
sebesar 43%. Nilai tertinggi siswa sebesar 88 dan
nilai terendahnya 60. siswa yang tunts sebanyak
17 anak, dan yang belum tuntas sebanyak 13
anak. Hasil siklus I menunjukkan bahwa
penerapan Metode pembelajaran Index card
Match mampu meningkatkan hasil belajar siswa,
dimana naik sebesar 6% mejadi 74% walaupun
belum mencapai 75% sebagaimana indikator yang
ditetapkan.
Gambar 1. Hasil Belajar Siswa Kelas
Siklus II Metode pembelajaran Index Card M

Tabel 3. Hasil Belajar siklus II Berdasarkan diagram yang disajikan di


No PENCAPAIAN DATA PRA SIKULS atas dapat diketahui bahwa selau terjadi
peningkatan pada setiap siklus. Akan tetapi pada
1 Nilai Tertinggi 96
siklus I hasil belajar siswa masih belum mencapai
2 Nilai Terendah 68 indikator yang ditetapkan yakni masih sebesar
3 Tuntas 27 74% sedangkan rata-rata yang harus dicapai
adalah 75%. Di dalam pembelajaran ada beberapa
4 Tidak Tuntas 3 faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar
5 Rata-Rata Ketuntasan 90% sehingga hasilnya tidak maksimal. Faktor yang
menyebabkan hasil belajar tersebut seperti
6 Rata-Rata Tidak Tuntas 10% kompetensi guru, motivasi siswa, media yang
7 Rata-Rata Hasil Belajar 86,00% digunakan, materi dan metode yang diterapkan
oleh guru. Pelaksanaan pembelajaran
menggunakan metode pembelajaran aktif
Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan salah satu model pembelajaran yang
dilakukan berdasarkan nilai tes dari hasil tindakan dapat dijadikan pilihan untuk membuat suasana
siklus I yang belum mencapai standar ketuntasan belajar menyenangkan bagi siswa. Hal ini dapat
belajar (75%). Proses pelaksanaan siklus II dilakukan dengan menerapkan model
dimulai dari perencanaan, tindakan, observasi, pembelajaran Index Card Match yang mampu
dan refleksi selama dua kali pertemuan yang meningkatkan hasil belajar siswa dan aktivitas
dirangkaikan dengan evaluasi hasil belajar. Pada siswa seperti yang dilakukan di kelas VIII A SMP
siklus II diketahui rata-rata ketuntasan siswa
Sultan Agung 1 Tirtomoyo.
mencapai 90% yakni terdapat 27 anak yang telah
tuntas. Sedangkan rata-rata tidak tuntas sebesar PEMBAHASAN
10% yang terdiri dari 3 anak saja. Ketidaktuntasan
disebabkan oleh faktor kemampuan akademik Metode pembelajaran Index Card Match
siswa kurang maksimal dalam pembelajaran, baik dapat membantu guru untuk meningkatkan
keaktifan siswa di kelas dalam proses melakukan evaluasi dan perbaikan. Pada siklus II
pembelajaran. Mellaui kegiatan mencari jodoh terdapat 3 siswa yang belum mencapai ketuntasan,
atau kecocokan masing-masing kartu yang peneliti menilai karena siswa kemampuan
dipegang, maka akan terjadi interaksi antar siswa akademik yang kurang dan ada rasa malu untuk
sehingga siswa yang awalnya pasifpun akan berinteraksi dengan teman-teman lainnya. Dengan
terdorong untuk andil dalam prose tersebut. demikian perlu adanya pendampingan lebih dalam
Melalui metode ini pula akan terjadi kera sama lagi untuk membantu siswa agar dapat
antar siswa yang memiliki kemampuan berbeda- mendapatkan nilai tuntas KKM.
beda. Dengan adanya kerjasama yang baik maka
proses pembelajaran tidak lagi membosankan dan Kesimpulan dan saran
monoton. Para siswa dapat meningkatkan Penerapan metode pembelajaran Index
ketrampilan sosial melalui ineraksi yang terjalin card Match di kelas VIII A SMP Sultan Agung 1
serta hasil belajar dapat tercapai dengan baik Tirtomoyo dapat membantu guru untuk
sebagaimana yang dilakukan oleh siswa kelas meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut
VIII A SMP Sultan Agung 1Tirtomoyo. dapat dilihat bahwa pada tahap pra siklus besar
Di era dewasa ini seorang guru dituntut nilai rata-rata siswa yakni 64, dengan presentasi
untuk serba bisa, mereka diminta untuk dapat ketuntasan sebesar 33%. Melalui Penerapan
menyesuaikan kegiatan belajar dengan metode pembelajaran Index Card Match pada
perkembangan zaman. Tentunya untuk siklus I hasil belajar meningkat menjadi 57% dan
menciptakan situasi yang kondusif, pada siklus II meningkat kembali menjadi 90%.
menyenangkan, aktif, dan efektif tidaklah mudah. Keberhasilan dalam penerapan metode
Sehingga guru dapat meningkatkan pembelajaran ini tentu tidak hanya berasal dari
kompetensinya dalam penyampaian materi kepada guru saja tetapi juga respon siswa. Karena setiap
siswa dengan memanfaatkan teknologi yang kian sekolah memiliki kondisi lingkungan yang
canggih ini. Mellaui kemudahan teknologi banyak berbeda-beda maka hal tersebut juga akan
ditemukan berbagai referensi metode mempengaruhi hasil dari penerapan metode ini.
pembelaharan yang dapat diterapkan contah Sebab apabila kondisi lingkungan tidak dapat
Metode pembelajaran Index Card Match yang dikondusifkan, serta siswa menutup diri menerima
diterapkan di kelas VIII A SMP Sultan Agung metode pembelajaran baru maka hasil dari tujuan
1Tirtomoyo ini. Metode ini peneliti nilai metode ini tidak dapat tercapai. Untuk itu setiap
berdampak signifikan dalam meningkatkan hasil guru yang menerapkan metode pembelajaran ini
pembelajaran sekaligus meningkatkan keterlibatan untuk terlebih dahulu mengkondusifkan
siswa dalam proses pembelajaran. Tujuan lingkungan belajar, dan menyesuaikannya.
daripada adanya model pembelajaran Index Card
Matach adalah untuk mendorong antusias siswa DAFTAR PUSTAKA
dalam kegiatan belajar. Selain itu siswa dapat
dengan cermat untuk menguasai suatu materi serta Ai Muflihah. (2021). Meningkatkan Motivasi Dan
dapat mudah mengingat materi yang disamapikan Hasil Belajar Siswa Melalui Model
tersebut (Arifin:2017). Pembelajaran Index Card Match Pada
Pelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan
Penelitian yang dilakukan di kelas VIII A Indonesia, 2(1), 152–160.
SMP Sultan Agung 1 Tirtomoyo menunjukkan https://doi.org/10.36418/japendi.v2i1.86
bahwa rata-rata nilai sebelumnya tergolong
rendah. Setelah penerapan metode pembelajaran Achmadi,2005.Ideologi Pendidikan Islam, Yogya
Index Card Match hasil belajar siswa mengalami karta
peningkatan. Metode pembelajaran Index Crad
Match mengajak siswa untuk aktif dalam proses Anni, Tri Chatarina.2004. Psikologi Belajar.
pembelajaran dengan saling mencocokkan kartu Semarang : UPT MKK UNNES).
merekam dimana sebagian siswa akan memegang Asnimar. (2017). PENERAPAN METODE
kartu berisi soal dan sebagaian yang lain akan PEMBELAJARAN INDEX CARD
memegang kartu berisi pertanyaan. Meskipun MATCH UNTUK MENINGKATKAN
pada siklus I standar ketuntasan belum dicapai HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA
namun pada siklus II sudah dapat tercapai dengan KELAS V SD NEGERI 002 BATU
BERSURAT Asnimar SD Negeri 002 Batu
Bersurat PENDAHULUAN Menurut METODE KOOPERATIF INDEX CARD
Hamalik ( 2010 ) bahwa pendidikan adalah MATCH DALAM PEMBELAJARAN
suatu proses dalam rangka. Jurnal SEJARAH TERHADAP HASIL BELAJAR
Kependidikan, 1(November), 208–216. SISWA KELAS X-IIS DI SMA NEGERI 16
SURABAYA. Pendidikan Sejarah, 6(1).
Hasanah, M. (2023). Model Pembelajaran Index
Card Match (ICM) untuk Meningkatkan Umaryati, Y. (2009). penerapan model
Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran pembelajaran Index Card Match ( mencari
IPS. Jurnal Edupedia, 2(1), 117–126. pasangan ) untuk meningkatkan prestasi
belajar sisw kelas VIII E SMP Negeri 1
Nurkholis. (2013). PENDIDIKAN DALAM Subah Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial
UPAYA MEMAJUKAN TEKNOLOGI Oleh: Universitas Negeri Semarang. Universitas
1(1), 24–44. Negeri Semarang.
Rahman, A., Munandar, S. A., Fitriani, A., Yuniantika, D. (2018). PENERAPAN METODE
Karlina, Y., & Yumriani. (2022). Pengertian PEMBELAJARAN INDEX CARD
Pendidikan, Ilmu Pendidikan dan Unsur- MATCH UNTUK MENINGKATKAN
Unsur Pendidikan. Al Urwatul Wutsqa: MINAT DAN PRESTASI BELAJAR
Kajian Pendidikan Islam, 2(1), 1–8. MATEMATIKA SISWA KELAS III SD N
SAGITA, I. I., & Purwaningsih, S. M. (2018). WIROKERTEN YOGYAKARTA. Jurnal
ATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Pendidikan Ke-SD-An, 4, 347–352.
Volume 6, No. 1, Maret 2018 PENGARUH

Anda mungkin juga menyukai