Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADDIE TERHADAP

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN IPA


SISWA KELAS V DI DESA PEDAWA

Ni Komang Arini1, H. Syahrudin2, I Gde Wawan Sudatha3


13
JurusanPGSD, 2Jurusan TP, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: avril_arin@yahoo.com1, p.syahrudin@yahoo.com2


igdewawans@gmail.com3

Abstrak

Pengaruh model pembelajaran ADDIE terhadap keterampilan berpikir kritis dalam pembelajaran IPA
siswa kelas V SD di Desa Pedawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan
berpikir kritis dalam pembelajaran IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan
model pembelajaram ADDIE dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
langsung. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (Quasi Eksperimen) dengan desain
post-test Only Control Group Design. Populasi penelitian adalah siswa kelas V SD di Desa Pedawa pada
semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Sampel ditentukan dengan teknik random sampling dan
diperoleh SD N 3 Pedawa sebagai kelompok eksperimen dan SD N 4 Pedawa sebagai kelompok kontrol.
Data keterampilan berpikir kritis dianalisis menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan statistik
inferensial uji-t polled varians. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan keterampilan
berpikir kritis dalam pembelajaran IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model
pembelajaran ADDIE dan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran langsung.

Kata-kata kunci: model pembelajaran ADDIE, keterampilan berpikir kritis

Abstract

The effect of implementation ADDIE learning model toward student’s critical thinking skills in
learning science Fifth grade elementary school students in the village Pedawa. The aim of this research
is to know the differences of student’s critical thinking in learning science subject between the groups
which is implemented by ADDIE learning method with the group which is still used direct instruction
method. This research is quasi experiment type with post-test Only Control Group Design. The subject of
this research is the second semester students of class V at Pedawa Regency Academic Year 2012/2013
The sample of this research is taking by random sampling technique, the obtainable based on the
sampling technique are SD N 3 Pedawa as experimental group and SD N 4 Pedawa as control group.
The data of student’s critical thinking in learning science subject is collected by essay test and then
analysis by descriptive statistic technique analysis and inferential T-test statistic polled variance t-test.
The result of this research is showed that there is a significant differences of student’s critical thinking in
learning science subject between the groups which is implemented by ADDIE learning method with the
group which is still used direct instruction method.

Keywords: ADDIE learning method, critical thinking skills


PENDAHULUAN Bruner (dalam Trianto, 2007:6)
Semakin berkembangnya ilmu mengungkapkan, bahwa berusaha sendiri
pengetahuan dan teknologi dari zaman ke mencari pemecahan masalah serta
zaman menyebabkan kebutuhan manusia pengetahuan yang menyertainya,
semakin bertambah, demikian juga menghasilkan pengetahuan yang benar-
manusia dituntut untuk menjawab benar bermakna sehingga memberikan
tantangan tersebut. Salah satu usaha yang pengalaman yang konkret dan dapat
dilakukan adalah dengan jalan digunakan untuk memecahkan masalah
mengembangkan sumber daya manusia serupa sebab pengalaman tersebut
(SDM) yang mampu bersaing menghadapi memberikan makna tersendiri bagi peserta
tantangan tersebut. Untuk mengembangkan didik.
usaha tersebut dapat ditempuh melalui Untuk itu, guru merupakan salah satu
bidang pendidikan. Pendidikan sangat komponen penting dalam penyempurnaan
penting, khususnya dalam rangka kurikulum, agar mampu merancang suatu
menyongsong masa depan karena melalui metode, strategi yang sesuai dengan tujuan
dunia pendidikan manusia dihadapkan pembelajaran yang diharapkan khususnya
pada suatu kehidupan atau perubahan pelajaran IPA.
zaman yang dilalui dengan persaingan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
yang ketat sehingga manusia dituntut untuk merupakan salah satu cabang ilmu
mempunyai kesiapan yang handal supaya pengetahuan yang mendasari
apa yang mereka hadapi dapat dijalankan perkembangan teknologi maju dan konsep
dengan baik tanpa adanya keraguan yang hidup harmonis dengan alam, berkaitan
justru akan membawa dampak bagi mereka dengan cara mencari tahu tentang
didalam melakoni kehidupanya. fenomena alam secara sistematis, sehingga
Membahas mengenai keberhasilan IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
peningkatan pendidikan, sangat pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
paling menentukan maju mundurnya dunia tetapi juga merupakan suatu proses
pendidikan yaitu, faktor guru, murid, metode penemuan (Depdiknas, 2004).
(sarana dan prasarana), situasi dan kondisi Pembelajaran IPA dapat menjadi wahana
dimana mereka berada. Dari beberapa bagi peserta didik untuk mengembangkan
faktor tersebut yang memegang peranan dan menumbuhkan potensinya sehingga
penting adalah guru sebagai kunci peserta didik mampu menghadapi masa
keberhasilan pendidikan. Guru dalam depan yang penuh tantangan melalui
peranannya sebagai tenaga pendidik perlu penguasaan IPA secara umum.
mengembangkan model pembelajaran Sebagaimana kurikulum yang ada
inovatif sehingga pemahaman siswa saat ini, IPA telah dipelajari peserta didik
terhadap pengembangan suatu konsep mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD)
pendidikan menjadi lebih baik. Dalam hal sampai Perguruan Tinggi. Materi di SD
ini, guru mempunyai peran sebagai yang diberikan masih terkait dengan
pendidik masih menggunakan model lingkungan sekitar, sehingga IPA bukan lagi
pembelajaran teacher centered yang masih pelajaran yang abstrak melainkan dapat
berpusat pada guru, padahal model ditemukan dan diterapkan dalam kehidupan
tersebut masih dirasakan belum mampu sehari-hari. Contohnya kita dapat
meningkatkan mutu pendidikan. Dalam mengajarkan tentang respirasi pada
proses pembelajaran di kelas, anak kurang manusia dengan menggunakan balon
didorong mengembangkan keterampilan sebagai medianya. Semakin tinggi jenjang
berpikir kritis. Proses pembelajaran di pendidikan, semakin diperlukan nalar atau
dalam kelas diarahkan pada kemampuan analisis dari peserta didik sehingga perlu
menghafal informasi/rumus. Kecendungan dibangun pemahaman yang kuat terhadap
jika seseorang dipaksa untuk mengingat diri peserta didik yang awalnya mereka
sesuatu tanpa memikirkan dan memahami temukan dalam lingkungan hingga
konsepnya, ini akan tersimpan dalam terbentuk pemahaman yang baru dalam diri
memori jangka pendek. peserta didik.
Proses belajar selalu disertai dengan adalah desain/model pembelajaran yang
keterampilan berpikir. Salah satu dapat mengembangkan proses sains.
keterampilan yang diharapkan adalah Model ADDIE baik dikembangkan sebagai
keterampilan berpikir kritis untuk model pembelajaran yang inovatif karena
meningkatkan hasil belajar yang optimal. memberikan proses belajar yang sistematis,
Dengan melaksanakan keterampilan efektif yang dikemas dalam proses
tersebut siswa akan dapat membangun pembelajaran.
makna untuk mengkonfirmasikan Model Pembelajaran ADDIE muncul
pemahamanya mengenai konsep IPA serta pada tahun 1990-an yang dikembangkan
memberikan penekanan pada pentingnya oleh Reiser dan Mollenda. Salah satu
keterlibatan langsung dalam proses fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman
pembelajaran (Ibrahim, 2007). dalam membangun perangkat dan
Keterampilan berpikir kritis sangat infrastruktur program pelatihan yang efektif,
erat kaitannya dengan keterampilan siswa dinamis dan mendukung kinerja pelatihan
dalam menganalisis permasalahan, itu sendiri (Supriatna, 2009).
pengambilan keputusan dan terampilan Model ini menggunakan 5 tahap
dalam memberikan evaluasi terhadap fakta- pengembangan yakni :a). Analysis (analisa)
fakta yang diperoleh. merupakan suatu proses mendefinisikan
Ketidakmampuan guru dalam apa yang akan dipelajari oleh peserta
menumbuhkan keterampilan berpikir kritis belajar, yaitu melakukan needs assessment
dalam pembelajaran IPA dikarenakan guru (analisis kebutuhan), mengidentifikasi
tidak mampu merencanakan proses masalah (kebutuhan), dan melakukan
pembelajaran dengan baik. Merencanakan analisis tugas (task analysis), b) design
pembelajaran sangat penting dilaksanakan (disain/perancangan) yaitu membuat
karena perencanaan merupakan proses rencana lebih awal mengenai
dan cara berpikir yang dapat membantu pembelajaran, c) development
menciptakan hasil yang diharapkan (pengembangan) Pengembangan adalah
(Sanjaya, 2008). proses mewujudkan blue-print alias desain
Kurikulum 2013 memberi peluang tadi menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam
kepada guru untuk menerapkan proses desain diperlukan suatu software berupa
pembelajaran yang meliputi pemilihan multimedia pembelajaran, maka multimedia
model, metode, pendekatan yang bersifat tersebut harus dikembangkan. Atau
inovatif. Kurikulum yang dikembangkan diperlukan modul cetak, maka modul
saat ini dituntut untuk merubah tersebut perlu dikembangkan, d)
pembelajaran yang berpusat pada guru implementation (implementasi/eksekusi)
(teacher centered) menjadi pembelajaran Implementasi adalah langkah nyata untuk
berpusat pada siswa (student centered). menerapkan system pembelajaran yang
Hal ini sesuai dengan tuntutan masa depan sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini
pendidikan yaitu anak memiliki kecakapan semua yang telah dikembangkan diinstal
berpikir kritis. Untuk menentukan kualitas atau diset sedemikian rupa sesuai dengan
pendidikan adalah dengan menggunakan peran atau fungsinya agar bisa
pendekatan sistem. Melalui pendekatan diimplementasikan, e) evaluation
sistem maka dapat dilihat berbagai aspek (evaluasi/umpan balik) evaluasi adalah
yang dapat mempengaruhi keberhasilan proses untuk melihat apakah sistem
suatu proses karena diawali dari pembelajaran yang sedang dibangun
perencanaan yang efektif. berhasil, sesuai dengan harapan awal atau
Model pembelajaran yang berorientasi tidak. Sebenarnya tahap evaluasi bisa
dengan teori pendekatan sistem adalah terjadi pada setiap empat tahap di atas
model pembelajaran ADDIE (Lehman, (Pribadi, 2009).
2007). Salah satu model pembelajaran Peran PBM (Proses Belajar Mengajar)
yang ingin digunakan adalah model dalam membantu siswa mengembangkan
pembelajaran ADDIE. kemampuan berpikir kritis atau
Model ADDIE (analysis, design, memecahkan masalah telah dibuktikan oleh
development, implementation, evaluation) beberapa peneliti. Penelitian yang
dilakukan oleh Aryati (2008) menyatakan bebasnya adalah penggunaan model
bahwa model pembelajaran berbasis pembelajaran ADDIE dan pembelajaran
masalah menunjukkan keterampilan langsung, sedangkan variabel terikatnya
berpikir kritis yang lebih baik dibandingkan adalah keterampilan berpikir kritis. Desain
model pembelajaran ekspositori. Penelitian penelitian ini menggunakan Post-test Only
ini terbukti bahwa model ekspositori tidak Control Group Design. Desain penelitian ini
optimal merangsang keterampilan berpikir disajikan seperti Tabel 1.
kritis siswa. Penelitian ini terbukti bahwa
model ekspositori tidak optimal merangsang Tabel 1 Desain Penelitian
keterampilan berpikir kritis siswa, Penelitian
yang dilakukan oleh Ardana (2011) Kelompok Variabel Post-test
menyatakan bahwa hasil belajar siswa O1
KE X
meningkat setelah menerapkan model
pembelajaran analysis, design, KK - O2
development, implementation, evaluation.
Penelitian yang dilakukan Suarthadi (2011) (Sugiyono, 2007:75)
menyatakan bahwa penerapan model Keterangan:
pembelajaran analysis, design, KE = Kelompok Ekperimen
development, implementation, evaluation KK = Kelompok Kontrol
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil X = Perlakuan menggunakan model
belajar siswa. pembelajaran ADDIE
Dari paparan tersebut, sangat penting - = Perlakuan menggunakan model
kiranya untuk diterapkan model pembelajaran langsung
pembelajaran ADDIE untuk meningkatkan O1 = Post-test di kelas eksperimen
keterampilan berpikir kritis dalam O2 = Post-test di kelas kontrol
pembelajaran IPA. Adapun prosedur penelitiannya
Berdasarkan uraian tersebut, maka adalah mengadakan uji kesetaraan,
yang menjadi tujuan ini adalah melaksanakan pembelajaran dengan
memaparkan perbedaan keterampilan menerapkan model pembelajaran ADDIE
berpikir kritis siswa dalam pembelajaran pada kelas eksperimen dan model
IPA antara kelompok siswa yang pembelajaran langsung di kelas
dibelajarkan dengan menggunakan model kontrol.kemudian mengadakan post-test
pembelajaram ADDIE dan kelompok siswa (test akhir), analisis data, dan melakukan
yang dibelajarkan dengan model penyusunan laporan penelitian (skripsi).
pembelajaran langsung pada siswa kelas V Data yang diperlukan adalah data
SD di Desa Pedawa. keterampilan berpikir kritis siswa dalam
pembelajaran IPA. Untuk mengumpulkan
data keterampilan berpikir kritis tersebut,
METODE dalam penelitian ini digunakan metode tes.
Penelitian ini termasuk penelitian Instrumen yang digunakan untuk
eksperimen semu dengan desain Post-test memperoleh data tentang keterampilan
Only Control Group Design. Populasi dalam berpikir kritis dalam penelitian ini adalah tes
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V essay yang berjumlah 15 soal. Instumen
di SD Desa Pedawa tahun pelajaran penelitian tersebut terlebih dahulu dianalisis
2012/2013 yang terdiri dari SD Negeri 2 dengan menggunakan uji: validitas tes
Pedawa, SD Negeri 3 Pedawa, SD Negeri 4 menggunakan rumus product- moment,
Pedawa. Pengambilan sampel dalam reliabilitas tes menggunakan Alpha-
penelitian ini dilakukan dengan Cronbach, taraf kesukaran tes dan daya
menggunakan Random Sampling. Sampel beda tes. Berdasarkan hasil validitas tes
penelitiannya adalah SD N 3 Pedawa yang dilakukan di SD Negeri1 Cempaga,
sebagai kelompok eksperimen dan SD N 4 SD Negeri 2 Cempaga, dan SD Negeri 2
Pedawa sebagai kelompok kontrol. Pedawa dengan jumlah responden 68
Penelitian ini menyelidiki pengaruh variabel orang diperoleh jumlah butir soal yang valid
bebas terhadap variabel terikat. Variabel adalah 10 dari 15 soal yang diujicobakan.
Jumlah soal yang valid akan digunakan
sebagai post-test. Berdasarkan reliabilitas 12
tes, diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 10

Frekuensi
0,82. Hal ini berarti, tes yang diuji termasuk
8
ke dalam kriteria reliabilitas sangat tinggi.
Berdasarkan hasil uji taraf kesukaran tes 6
diperoleh Pp = 0,67 sehingga perangkat tes 4
yang digunakan termasuk kriteria sedang. 2
Berdasarkan hasil uji daya beda tes, 0
diperoleh Dp = 0,55 sehingga perangkat tes 34,5 36,5 38,5 40,5 42,5 44,5
yang digunakan termasuk kriteria baik.
Data yang diperoleh pada penelitian Nilai Tengah
ini selanjutnya dianalisis dengan analisis
deskriptif dan analisis infrensial. Analisis
deskriptif kualitatif digunakan untuk Gambar 1. Polygon Data Keterampilan
mendeskripsikan data-data kualitatif melalui Berpikir Kritis Kelompok
interpretasi-interpretasi untuk mengetahui Eksperimen
tinggi rendahnya kualitas dari yaitu model
pembelajaran dan hasil keterampilan Sedangkan, Data keterampilan
berpikir kritis. Analisis deskriptif yang berpikir kritis kelompok kontrol, harga
digunakan dalam penelitian ini yaitu
statistik Mo > Md >M (36.10 >34.30 >
mencari mean, modus, median, standar
33.38. Digambarkan dalam grafik polygon
deviasi, dan varian.
membentuk kurva juling negatif sehingga
Sebelum melakukan uji hipotesis
dapat diinterpretasikan bahwa kebanyakan
harus dilakukan uji prasyarat yaitu, mencari
skor keterampilan berpikir kritis cenderung
normalitas dan homogenitas. Sedangkan
tinggi. Data kemampuan berpikir kritis
yang digunakan untuk menguji hipotesis
kelompok kontrol dapat disajikan ke dalam
penelitian in adalah dengan menggunakan
bentuk kurva poligon seperti pada Gambar
uji t polled varians.
2.

HASIL DAN PEMBAHASAN 10


8
HASIL
Frekuensi

6
Data keterampilan berpikir kritis
kelompok eksperimen, harga statistik Mo < 4
Md < M (38,82 < 40,00 < 40,08). 2
Digambarkan dalam grafik polygon 0
membentuk kurva juling positif sehingga 28,5 30,5 32,5 34,5 36,5 38,5
dapat diinterpretasikan bahwa kebanyakan
skor keterampilan berpikir kritis cenderung
rendah. Data kemampuan berpikir kritis Nilai Tengah
kelompok eksperimen dapat disajikan ke
dalam bentuk kurva poligon seperti pada
Gambar 1. Gambar 2 Polygon Data Keterampilan
Berpikir Kritis Kelompok
Kontrol

Data kemampuan berpikir kritis


kemudian dikonversikan pada pedoman
konversi skala lima kemampuan berpikir
kritis seperti Tabel 2.
Tabel 2 Pedoman Konversi Keterampilan Berpikir Kritis Kelompok Eksperimen

Rentang Skor Kategori


39,99 ≤ X < 49,98 Sangat Baik
33,33 ≤ X < 39,99 Baik
26,67 ≤X < 33,33 Cukup
20,01 ≤ X < 26,67 Tidak Baik
10,02 ≤X < 20,01 Sangat Tidak Baik
(dimodifikasi dari Koyan, 2012)

Berdasarkan Tabel 2 nilai rata-rata sebelumnya menunjukkan bahwa data


berpikir kritis kelompok eksperimen dan
kelompok eksperimen sebesar 40,08 maka kelompok kontrol adalah normal.
nilai rata-rata kelompok eksperimen Sedangkan varians kelompok eksperimen
dikategorikan sangat baik. Nilai rata-rata dan kelompok kontrol adalah homogen dan
jumlah siswa pada tiap kelas yang berbeda
kelompok kontrol adalah 33,38 maka nilai
maka, pada uji-t sampel tak berkorelasi ini
rata-rata kelompok kontrol dikategorikan digunakan rumus polled varians.Kriteria
baik. pengujian adalah tolak H0 jika t hitung > t
Untuk mengetahui perbedaan tabel, dimana t tabel diperoleh dari tabel
keterampilan berpikir kritis siswa antara distribusi t pada taraf signifikansi 5%.
siswa yang dibelajarkan dengan model Data keterampilan berpikir kritis
pembelajaran ADDIE dan siswa yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata
dibelajarkan dengan pembelajaran keterampilan berpikir kritis siswa pada
langsung, maka dilakukan pengujian kelompok eksperimen adalah 40,08 dengan
terhadap H0. Sebelum uji hipotesis, terlebih standar deviasi 2,70 dan untuk kelompok
dahulu dilakukan pengujian prasyarat kontrol adalah 33,38 dengan standar
terhadap sebaran data yang meliputi uji deviasi 2,87. Ini menunjukkan bahwa rata-
normalitas dan homogenitas terhadap data rata keterampilan berpikir kritis pada kelas
keterampilan berpikir kritis siswa. Dari uji eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata
normalitas dan homogenitas yang dilakukan keterampilan berpikir kritis kelompok
diketahui bahwa data keterampilan berpikir kontrol. Setelah diketahui jumlah rata-rata
kritis siswa untuk kelompok eksperimen dan keterampilan berpikir kritis, standar deviasi
kontrol adalah berdistribusi normal, dan varian pada masing-masing kelas
sedangkan keterampilan berpikir kritis maka dihitung dengan rumus polled
siswa pada kelompok eksperimen dan varians. Langkah pertama yang dilakukan
kelompok kontrol mempunyai varians yang adalah menentukan t hitung, langkah kedua
homogen. menentukan derajat kebebasan, langkah
Uji hipotesis ini digunakan untuk ketiga menentukan t tabel.
menguji hipotesis yang diajukan pada Analisis uji-t untuk data keterampilan
penelitian. Pengujian hipotesis dilakukan berpikir kritis siswa dapat dilihat pada
dengan menggunakan Uji t. Hipotesis yang (lampiran 28) dan rangkuman analisisnya
diajukan adalah hipotesis perbedaan menunjukkan t hitung = 9,05 derajat
keterampilan berpikir kritis antara kelompok kebebasannya db = 53, sedangkan t tabel =
dibelajarkan menggunakan model ADDIE 2,02 untuk dengan taraf signifikansi 5%.
dan kelompok siswa yang dibelajarkan Rangkuman hasil analisis uji-t ditunjukkan
dengan model pembelajaran langsung. pada Tabel 3.
Untuk menguji hipotesis yang diajukan
digunakan uji-t independent “sampel tak
berkorelasi”. Berdasarkan uraian
Tabel 3 Rangkuman Hasil Uji-t

Kelompok N Derajat Mean Standar Varians t t tabel


Kebebasan Deviasi hitung
Eksperimen 31 53 40,08 2,70 7,32
9,05 2,02
Kontrol 24 53 33,38 2,87 8,26

PEMBAHASAN berpikir kritis menggunakan model ADDIE


Hasil analisis terhadap skor berpikir dan model pembelajaran langsung.
kritis siswa menunjukkan bahwa rata-rata Secara teoritis model pembelajaran
skor yang dicapai menggunakan model ADDIE merupakan desain/model
ADDIE adalah 40,08 sedangkan rata-rata pembelajaran yang memfasilitasi siswa
skor yang dicapai menggunakan model dalam mengembangkan proses sains,
pembelajaran langsung adalah 33,38 Hal ini bersifat kooperatif, fleksibel, menyesuaikan
menunjukkan bahwa rata-rata skor dengan lingkungan belajar yang
keterampilan berpikir kritis siswa yang berorientansikan pada struktur
menggunakan model ADDIE lebih tinggi implementasi (Arkun dan Akkoyunlu, 2008).
daripada rata-rata keterampilan berpikir McGriff & Kaminski (dalam Arkun
kritis siswa yang menggunakan model dan Akkoyunlu, 2008) menyatakan model
pembelajaran langsung. Dari hasil uji belajar ADDIE adalah sebuah desain model
hipotesis dengan uji-t diperoleh t hitung = pembelajaran yang valid untuk segala jenis
9.05 dan t tabel = 2,02 untuk dk = 53 pendidikan, merupakan model belajar yang
dengan taraf signifikansi 5 %. Dengan kata didesain secara sistematis dalam
lain, dapat dikatakan bahwa terdapat mewujudkan proses belajar yang kreatif,
perbedaan keterampilan berpikir kritis efektif, dan efisien tanpa mengorbankan
antara siswa yang diajarkan dengan keterampilan berpikir kritis siswa dimana
menggunakan model pembelajaran ADDIE rancangan model pembelajaran ini bersifat
dan siswa yang dibelajarkan dengan efektif dan sederhana yang diwujudkan
menggunakan model pembelajaran dalam langkah pembelajaran sesuai.
langsung. Kegiatan pembelajaran ADDIE
Keterampilan berpikir kritis yang memberikan pengaruh positif terhadap
menggunakan model ADDIE lebih tinggi suasana pembelajaran di kelas, yaitu
daripada siswa yang belajar menggunakan menimbulkan suasana yang aktif,
model pembelajaran langsung. Secara menyenangkan dan kompetitif. Dengan
deskriptif rata-rata keterampilan berpikir terciptanya suasana pembelajaran yang
kritis yang belajar menggunakan model seperti itu, tentunya dapat menciptakan
ADDIE lebih tinggi daripada yang belajar pembelajaran IPA yang lebih efektif.
menggunakan model pembelajaran Penerapan pembelajaran ADDIE
langsung. Skor rata-rata keterampilan membiasakan siswa untuk bertindak aktif
berpikir kritis yaitu sebesar 40,08, mencari jawaban atas masalah, keadaan
sedangkan pada pembelajaran langsung atau situasi yang dihadapi dan menarik
yaitu sebesar 33,38. Hal ini jika kesimpulan melalui proses berpikir yang
dikualifikasikan berarti kelompok siswa kritis, logis dan sistematis. pengajaran
yang mengikuti pembelajaran berdasarkan masalah dikembangkan untuk
menggunakan model ADDIE pada pokok membantu siswa untuk mengembangkan
bahasan gaya dan pesawat sederhana kemampuan berpikir, pemecahan masalah,
keterampilan berpikir kritis berada pada dan kemampuan intelektual. Sehingga,
kategori ’’sangat baik” dan kelompok siswa menjadikan siswa otonom dan mandiri
yang mengikuti pembelajaran dalam proses pembelajaran Ibrahim (dalam
menggunakan model pembelajaran Trianto, 2007:70).
langsung berada pada kategori’’ baik”. Metode pengajaran yang
Sehingga ada perbedaan keterampilan dilaksanakan dalam model ADDIE meliputi
melaksanakan studi kasus, diskusi
pemikiran kritis, pembelajaran berbasis dengan menggunakan lingkungan belajar
masalah, proyek laboratorium, inkuiri multimedia dapat meningkatkan
terbimbing. Adanya diskusi di dalam keterampilan berpikir kritis siswa
kelompok menyebabkan adanya Uraian di atas memberikan gambaran
kumunikasi ilmiah yang berkorelasi secara bahwa hasil penelitian ini memberikan
positif dengan peningkatan pencapaian implikasi dari temuan-temuan dalam
hasil belajar yang optimal. Di lain pihak penelitian ini adalah bahwa pembelajaran
pengalaman untuk melatih siswa untuk IPA di sekolah harus selalu disertai dengan
berpikir kritis diperlukan agar siswa dapat pengajaran keterampilan-keterampilan
menganalisis dan mengevaluasi suatu dalam memecahkan masalah secara kritis,
permasalahan serta dapat memecahkan merancang, dan mengembangkan bukti-
permasalahan tersebut dengan tepat. bukti ilmiah, menerapkan, dan meninjau
Peranan guru dalam kegiatan pembelajaran kembali alternatif pemecahan yang
ini adalah memediasi dan memfasilitasi diajukan. Pemecahan masalah secara
siswa selama kegiatan pembelajaran kreatif telah terbukti berhasil meningkatkan
berlangsung. Jadi pembelajaran dengan keterampilan berpikir kritis siswa.
model ADDIE dapat membangun Keterampilan berpikir kritis sangat penting
keterampilan berpikir kritis siswa. dilatihkan pada siswa. Salah satu alternatif
Proses pembelajaran langsung, guru yang digunakan untuk meningkatkan
berusaha memindahkan pengetahuan yang berpikir kritis adalah dengan model
dimilikinya kepada siswa. Guru pembelajaran ADDIE, karena model ADDIE
menjelaskan materi secara urut, kemudian telah mampu memberikan kontribusi yang
siswa diberi kesempatan untuk bertanya positif dalam meningkatkan berpikir kritis
dan mencatat. Kemudian guru memberikan siswa. Oleh karena itu, pembelajaran
soal dan membahasnya dengan meminta ADDIE dapat dijadikan suatu alternatif
beberapa siswa untuk mengerjakan di pembelajaran yang kreatif, dalam
papan tulis. Di akhir pembelajaran guru pembelajaran pemecahan masalah, dan
membantu siswa untuk merefleksi kembali inovatif dalam upaya peningkatan mutu
materi yang telah dipelajari kemudian pendidikan khususnya dalam mata
memberikan pekerjaan rumah (PR). Pada pelajaran IPA di SD.
saat kegiatan pembelajaran berlangsung,
siswa hanya duduk dengan tenang dan
memperhatikan guru menjelaskan materi PENUTUP
pelajaran. Hal semacam ini, justru Berdasarkan pembahasan hasil
mengakibatkan guru sulit mengetahui penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa
pemahaman siswa karena siswa yang terdapat perbedaan keterampilan berpikir
belum mengerti cenderung malu untuk kritis dalam pembelajaran IPA antara
bertanya. Situasi pembelajaran tersebut kelompok siswa yang dibelajarkan dengan
cenderung membuat siswa pasif dalam menggunakan model pembelajaram ADDIE
proses pembelajaran, sehingga daya pikir dengan kelompok siswa yang dibelajarkan
siswa tidak berkembang secara optimal. dengan model pembelajaran langsung.
Kondisi ini cenderung membuat siswa tidak Kelompok siswa yang belajar dengan
termotivasi mengikuti pembelajaran, menggunakan model pembelajaran ADDIE
pemahaman konsep kurang mendalam, menunjukkan keterampilan berpikir kritis
dan sulit mengembangkan keterampilan lebih baik dibandingkan dengan kelompok
berpikirnya. siswa yang belajar dengan model
Hasil penelitian ini di dukung dengan pembelajaran langsung.
penelitian yang dilakukan oleh Setiada Berkenaan dengan temuan penelitian
(2009) menyatakan bahwa model tersebut, dapat diajukan saran sebagai
pembelajaran ADDIE dapat meningkatkan berikut: 1) Hasil penelitian menjukkan
keterampilan berpikir kritis siswa. Begitu adanya perbedaan keterampilan berpikir
juga penelitian dilakukan Arkun dan kritis antara kelompok siswa yang
Akkoyunlu (2008) yang menyatakan bahwa dibelajarkan dengan menggunakan model
penerapan model pembelajaran ADDIE pembelajaram ADDIE dengan kelompok
siswa yang dibelajarkan dengan model rstitial&path%5B%5D=132&path%5B
pembelajaran langsung. Untuk itu, demi %5D= 200. (Diakses pada tanggal 23
peningkatan kualitas proses terutama November 2011).
berkaitan dengan keterampilan berpikir
kritis siswa dan hasil pembelajaran, guru Aryati, K. N. 2008. Pengaruh model
disarankan menggunakan model ADDIE pembelajaran problem-based learning
dalam kegiatan pembelajaran. 2) Materi dan gaya kognitif terhadap
pembelajaran yang digunakan dalam keterampilan berpikir kritis siwa kelas
penelitian ini hanya terbatas pada pokok X SMA Negeri 4 Singaraja tahun
bahasan gaya dan pesawat sederhana, pelajaran 2007/2008. Skripsi (tidak
sehingga dapat dikatakan bahwa hasil-hasil diterbitkan).Undiksha Singaraja.
penelitian hanya terbatas pada materi
tersebut. Untuk itu peneliti menyarankan Depdiknas. 2004. Peraturan Menteri
kepada peneliti lain untuk melakukan Pendidikan Nasional Republik
penelitian yang sejenis pada pokok Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
bahasan yang beragam dan mata pelajaran tentang Standar Kompetensi Lulusan
yang beragam pula. 3) Penelitian ini hanya untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
difokuskan untuk menyelidiki pengaruh Menengah.
model ADDIE terhadap keterampilan
berpikir kritis saja. Dengan demikian Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain
disarankan untuk mengadakan penelitian Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian
lebih lanjut terkait pengaruh model ADDIE Rakyat.
terhadap variabel terikat lain seperti
kemampuan generik sains, kemampuan Sanjaya, Wina. 2008. Strategi
berpikir formal, dll. Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
DAFTAR RUJUKAN Setiada, Kadek. 2009. Pengaruh model
pembelajaran ADDIE terhadap
Ardana, I Wayan Suci. 2011. Penerapan
keterampilan berpikir kritis siswa
Model Pembelajaran Analysis,
kelas X SMA Negeri 3 Singaraja
Desain, Development,
tahun pelajaran 2008/2009. Skripsi
Implementation, Evaluation (ADDIE)
(tidak diterbitkan). Undiksha
untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Singaraja.
Matematika Siswa Kelas IV Semester
Ganjil SD Negeri 2 Pengeragoan
Suarthadi, Ni Nyoman Sri. 2011. Penerapan
Kecamatan Pekutatatn Kabupaten
Model Pembelajaran ADDIE (Analysis
Jembrana Tahun Pelajaran
Design Development Implementation
2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan).
Evaluation) sebagai Upaya
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Dasar, FIP, Undiksha Singaraja.
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Arkun, S.& Akkoyunlu, B. 2008. A study on IPA Kelas IV SD No. 1 Bontihing
the development process of a Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi
multimedia learning environment (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan
according to the ADDIE model and Guru Sekolah Dasar, FIP, Undiksha
Student’s opinions of the multimedia Singaraja.
learning envirotment. Pnteractive
Educational Multimedia (An On-line Supriatna, Dadang,. 2006. ”Konsep Dasar
journal Published the University of Desain Pembelajaran”. Tersedia pada
Barcelona). ISSN: 1576-4990. http://itsinfo.tamu.edu/workshops/han
Number 17. Tersedia pada http// douts/pdf_handouts/addie.pdf.
greav.ub.edu/iem/index.php?jounal (diakses pada tanggal 25 Desember
=iem&page=article&oop=viewPDFInte 2012).
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran
Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik. Jakarta:
Prestasi Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai