Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pembelajaran
kontekstual berbantuan media TIK terhadap hasil belajar IPA ditinjau dari motivasi belajar
siswa kelas IX SMP Nasional Denpasar tahun pelajaran 2014/2015, Sampel penelitian
ini berjumlah 104 orang dipilih menggunakan teknik Random Sampling. Rancangan
eksperimen dilakukan dengan Post test Only Control Group Design. Data dikumpulkan
dengan kuesioner untuk variabel motivasi belajar dan tes untuk variabel hasil belajar IPA.
Data yang diperoleh dianalisis dengan anava dua jalan. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa: (1) terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti
pembelajaran kontekstual berbantuan media TIK dan siswa yang mengikuti pembelajaran
konvensional pada siswa kelas IX SMP Nasional Denpasar; (2) Terdapat pengaruh
interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPA; (3)
Pada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, terdapat perbedaan hasil belajar IPA
antara siswa yang mengikuti pembelajaran; kontekstual berbantuan media TIK dan siswa
yang mengikuti pembelajaran konvensional dan (4) Pada siswa yang memiliki motivasi
belajar rendah, terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti
pembelajaran kontekstual berbantuan media TIK dan siswa yang mengikuti pembelajaran
konvensional pada siswa kelas IX SMP Nasional Denpasar.
Kata Kunci: Hasil Belajar IPA, Media TIK, Model Belajar Konvensional, Motivasi Belajar,
Pembelajaran Kontekstual
Abstract
This study aims at discovering and analyzing the effect of contextual teaching assisted
with ICT media on science learning achievement viewed from learning motivation of ninth
grade students of SMP Nasional Denpasar in academic year 2014/2015. The sample of
this research were 104 students who were selected by using ransom sampling technique.
This research used Post-test Only Control Group Design. The data were collected by
using questionnaires for learning motivation and test for science learning achievement.
The collected data were analyzed by using Two-way ANOVA. The research findings
show that: (1) there is a difference of science learning achievement between ninth grade
students of SMP Nasional Denpasar who were following contextual teaching assisted
with ICT media and students who were following conventional teaching model; (2) there is
an interactional effect between teaching models and learning motivation on science
learning achievement; (3) for students with high learning motivation, there is a different in
learning achievement between students who were following contextual teaching assisted
with ICT media and students who were following conventional teaching model; and (4) for
students with low learning motivation, there is a difference of science learning
achievement between students of class IX SMP Nasional Denpasar who were following
contextual teaching assisted with ICT media and students who were following
conventional teaching model.
1
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 5, No 1 Tahun 2015)
2
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 5, No 1 Tahun 2015)
3
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 5, No 1 Tahun 2015)
4
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 5, No 1 Tahun 2015)
5
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 5, No 1 Tahun 2015)
hasil belajar IPA siswa yang mengikuti mengikuti pelajaran dengan model
pelajaran dengan model konvensional konvensional memiliki motivasi belajar
memiliki motivasi belajar tinggi sebesar rendah sebesar 26,462.
21,115. Sedangkan, Untuk rata-rata skor Berdasarkan hasil pengujian
hasil belajar IPA siswa yang mengikuti hipotesis menggunakan analisis varians
pelajaran dengan pembelajaran dengan (ANAVA) dua jalan dengan dengan
pembelajaran CTL berbantuan media TIK bantuan program SPSS versi 16.00
memiliki motivasi belajar rendah sebesar diperoleh hasil seperti tabel 2, sebagai
22,231 lebih rendah daripada rata-rata berikut.
skor hasil belajar IPA siswa yang
Keterangan :
db : derajat kebebasan
JK : jumlah kuadrat
RJK : rerata kuadrat
*) : FHitung signifikan (p < 0,05)
Hasil uji hipotesis dalam penelitian maupun produk pendidikan, yang tentunya
ini menunjukkan bahwa : Pertama, dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
berdasarkan tabel 1 dan 2, diperoleh hasil Selama ini proses belajar mengajar IPA
bahwa rata-rata skor hasil belajar IPA hanya menghafal fakta, prinsip, atau teori
siswa yang mengikuti pelajaran dengan saja. Untuk itu perlu dikembangkan suatu
pembelajaran dengan pembelajaran CTL model pembelajaran IPA yang lebih
berbantuan media TIK (A1) sebesar inovatif yang melibatkan siswa secara
26,212, sedangkan rata-rata skor hasil aktif dalam kegiatan pembelajaran.
belajar IPA siswa yang mengikuti Berdasarkan hal tersebut, perlu
pelajaran dengan model konvensional (A2) adanya suatu pendekatan pembelajaran
sebesar 23,788. Berdasarkan hasil yang langsung mengaitkan materi konteks
analisis varians dua jalan sebagaimana pelajaran dengan pengalaman nyata
disajikan pada Tabel 4.10, tampak bahwa dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan
skor FAhitung = 17,755 (p < 0,05). pembelajaran tersebut adalah pendekatan
Jadi, terdapat perbedaan hasil belajar IPA kontekstual atau Contextual Teaching and
siswa antara siswa yang mengikuti Learning (CTL). Pada pendekatan ini guru
pembelajaran dengan pembelajaran CTL tidak mengharuskan siswa menghafalkan
berbantuan media TIK dan siswa yang fakta-fakta tetapi guru hendaknya
mengikuti pembelajaran dengan model mendorong siswa untuk mengkonstruksi
konvensional. pengetahuan di benak mereka sendiri.
Proses pembelajaran IPA Selain itu, guru juga harus berusaha
hendaknya lebih ditekankan pada membuat siswa ikut terlibat dalam
pendekatan ketrampilan proses, hingga pembelajaran. Dengan demikian, melalui
siswa dapat menemukan fakta-fakta, pembelajaran CTL siswa diharapkan
membangun konsep-konsep, teori-teori, belajar malaui “mengalami” bukan
dan sikap ilmiah siswa itu sendiri yang menghafal. Pendekatan kontekstual akan
akhirnya dapat berpengaruh positif menghasilkan siswa yang inovatif serta
terhadap kualitas proses pendidikan mempunyai kecakapan hidup (life skill).
6
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 5, No 1 Tahun 2015)
Oleh karena itu, pendekatan kontekstual guna mencapai hasil belajar yang optimal.
memfokuskan siswa sebagai pebelajar Siswa yang memiliki motivasi yang baik,
yang aktif (student centered). pada umumnya memiliki minat dan
Pendekatan kontekstual atau antusias yang tinggi dalam belajar. Oleh
Contextual Teaching and Learning (CTL) karena itu mereka akan memiliki motivasi
merupakan konsep belajar yang yang lebih tinggi dalam belajar IPA.
membantu guru mengaitkan antara materi Dengan tingginya motivasi ini akan
yang diajarkan dengan situasi dunia nyata memberikan kemudahan bagi guru dalam
siswa dan mendorong siswa membuat menerapkan model-model pembelajaran
hubungan antara pengetahuan yang inovatif. Dengan demikian siswa yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam motivasinya baik, akan merasa tertantang
kehidupan mereka sebagai anggota dalam belajar IPA, mereka mampu
keluarga dan masyarakat (Trianto, memberikan sumbangan pikiran terhadap
2008:10). Dengan konsep ini, hasil permasalahan yang dihadapi yang
pembelajaran diharapkan lebih bermakna bermuara pada meningkatnya hasil belajar
bagi siswa yang bermuara pada IPA.
meningkatnya hasil belajar IPA siswa. Penggunaan model pembelajaran
Seiring dengan berkembangnya dapat berpengaruh terhadap hasil belajar
ilmu pengetahuan dan teknologi, siswa namun demikian motivasi belajar
berkembang pula jenis–jenis media siswa merupakan salah satu faktor yang
pembelajaran yang lebih menarik dan dapt perlu dipertimbangkan oleh guru dalam
digunakan baik disekolah maupun di menentukan dan memilih model
rumah. Salah satunya adalah media pembelajaran. Semakin tepat model
pembelajaran yang berbasis Teknologi pembelajaran yang diterapkan, maka
Informasi Komunikasi ( TIK ). Penggunaan makin baik motivasi belajar siswa karena
media pembelajaran yang berbasis TIK terjadi negoisasi, interaksi dan
dapat digunakan sebagai alternatif kesepakatan antara siswa dan guru.
pemilihan media pembelajaran IPA yang Pendekatan pembelajaran tersebut adalah
cukup mudah untuk dilaksakan. Hal ini pendekatan kontekstual atau Contextual
dikarenakan akhir – akhir ini di lingkungan Teaching and Learning (CTL). Pada
akademis atau pendidikan penggunaan pendekatan ini guru tidak mengharuskan
media pembelajaran yang berbasi TIK siswa menghafalkan fakta-fakta tetapi
bukan merupakan hal yang baru lagi dan guru hendaknya mendorong siswa untuk
dapat digunakan dalam kegiatan mengkonstruksi pengetahuan di benak
pembelajaran baik di sekolah maupun di mereka sendiri. Selain itu, guru juga harus
rumah.. penggunaan media pembelajaran berusaha membuat siswa ikut terlibat
IPA yang berbasis TIK memungkinkan dalam pembelajaran. Dengan demikian,
digunakan di rumah karena media ini melalui pembelajaran CTL siswa
sudah bukan merupakan barang mewah diharapkan belajar malaui “mengalami”
lagi dan dapat digunakan rumah maupun bukan menghafal. Pendekatan kontekstual
di warnet. akan menghasilkan siswa yang inovatif
kedua, Hasil uji hipotesis kedua serta mempunyai kecakapan hidup (life
menemukan bahwa ada pengaruh skill). Oleh karena itu, pendekatan
interaksi antara pendekatan pembelajaran kontekstual memfokuskan siswa sebagai
dan motivasi belajar dalam pengaruhnya pebelajar yang aktif (student centered).
terhadap hasil belajar IPA FABhitung = Pendekatan kontekstual atau
133,887 (p<0,05 . Contextual Teaching and Learning (CTL)
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh merupakan konsep belajar yang
berbagai faktor, baik faktor internal siswa membantu guru mengaitkan antara materi
maupun faktor eksternal. Faktor internal yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
yang mempengaruhi hasil belajar siswa siswa dan mendorong siswa membuat
salah satunya adalah motivasi belajar. hubungan antara pengetahuan yang
Motivasi belajar adalah dorongan dari dimilikinya dengan penerapannya dalam
seseorang yang menggerakkan dan kehidupan mereka sebagai anggota
mengarahkan seseorang untuk belajar, keluarga dan masyarakat. Dengan konsep
7
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 5, No 1 Tahun 2015)
Tabel 3. Ringkasan Uji Tukey tentang Perbedaan Hasil belajar IPA antara yang Mengikuti
Pembelajaran dengan Pembelajaran kontekstual berbantuan media TIK dan
Model konvensional pada Siswa yang Memiliki Motivasi belajar Tinggi
8
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 5, No 1 Tahun 2015)
Tabel 4 Ringkasan Uji Tukey tentang Perbedaan Hasil belajar IPA antara yang Mengikuti
Pembelajaran dengan Pembelajaran kontekstual berbantuan media TIK dan
Model konvensional pada Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah
Pendekatan Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran Kontekstual Qhitung Qtabel (=0,05)
Konvensional
berbantuan media TIK
Rata-rata 22,231 26,462
Rata-rata Jumlah
Kuadrat Dalam 8,598
7,357 3,900
(RJKdal)
Derajat
4/26
Kebebasan
Berdasarkan analisis diperoleh hasil uji belajar melalui “mengalami” tetapi mereka
Tukey,Qhitung = 7,357 > Qtabel = 3,900 belajar dengan menghafal. Jika siswa
sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil yang motivasinya rendah diajarkan
belajar IPA siswa yang mengikuti dengan model kontekstual akan
pembelajaran dengan pembelajaran mengalami kesulitan karena kekurang
kontekstual berbantuan media TIK lebih mampuannya dalam upaya memecahkan
rendah daripada model konvensional pada permasalahan yang dihadapi. Sedangkan
siswa yang sama-sama memiliki motivasi kalau dengan model pembelajaran
belajar rendah. Di mana rata-rata skor konvensional dimana peran guru sangat
hasil belajar IPA siswa yang mengikuti dominan, siswa akan mendapat
pelajaran dengan pembelajaran bimbingan dari guru secara rinci tentang
kontekstual berbantuan media TIK konsep-konsep yang dipelajari. Informasi
memiliki motivasi belajar rendah = 22,231 akan lebih banyak diperoleh dari guru
dan rata-rata skor hasil belajar IPA siswa sehingga siswa sebagai pendengar yang
yang mengikuti pelajaran dengan model baik dan pencatat dan menyimak
konvensional memiliki motivasi belajar penjelasan guru.
rendah = 26,462, sehingga hasil belajar Jika siswa yang kemampuan
IPA siswa yang mengikuti pelajaran motivasi rendah diajarkan dengan model
dengan model konvensional lebih tinggi pembelajaran kontekstual berbantuan
daripada pembelajaran dengan media TIK akan mengalami kesulitan
pembelajaran kontekstual berbantuan karena kekurang mampuannya dalam
media TIK pada kelompok siswa yang upaya memecahkan permasalahan yang
sama-sama memiliki motivasi belajar dihadapi. Sedangkan model pembelajaran
rendah. konvensional dimana peran guru sangat
Siswa yang memiliki motivasi belajar dominan, siswa akan mendapat
rendah akan memiliki minat dan antusias bimbingan dari guru secara rinci tentang
yang rendah dalam belajar sehingga konsep-konsep yang dipelajari. Informasi
meraka tidak merasa tertantang dalam akan lebih banyak diperoleh dari guru
belajar seperti yang diperlukan dalam sehingga siswa sebagai pendengar yang
pembelajaran dengan menggunakan baik dan pencatat dan menyimak
model kontekstual. Mereka yang berada penjelasan guru. Dalam model
pada kelompok ini, tidak mampu pembelajaran konvensional dimana siswa
mengkonstruksi pengetahuan di benak lebih bersifat menerima apa yang
mereka sendiri, dan siswa tidak mampu disampaikan oleh guru. Dengan demikian
9
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 5, No 1 Tahun 2015)
maka dalam pembelajaran konvensional belajar siswa, yakni: bila siswa memiliki
tidak banyak mebutuhkan motivasi belajar motivasi belajar tinggi maka penerapan
dari siswa. Dengan melihat esensi dari pembelajaran kontekstual berbantuan
pembelajaran problem kontekstual dan media TIK lebih efektif dari pada
pembelajaran langsung dan dihubungkan pembelajaran konvensional, sedangkan
dengan ciri-ciri siswa yang memiliki bila siswa memiliki motivasi belajar rendah
motivasi rendah, tampaknya pembelajaran maka pembelajaran konvensional lebih
langsung lebih cocok bagi siswa yang efektif. Dengan demikian kombinasi model
memiliki motivasi rendah. pembelajaran sangat menentukan hasil
belajar IPA siswa; (3) dalam proses
PENUTUP pembelajaran dengan menggunakan
Berdasarkan analisis dan model pembelajaran kontekstual
pembahasan seperti yang telah berbantuan media TIK, perlu diciptakan
dipaparkan pada bagian sebelumnya, atau disiapkan suasana belajar yang
maka dapat disimpulkan beberapa hal demokratis, realistis dan ilmiah baik
sebagai berikut. dalam tahapan diskusi kelompok, dan (4)
Pertama, Terdapat perbedaan perlu dikembangkan peskoran yang
hasil belajar IPA siswa antara siswa yang berbasis kelas, baik input, proses mapun
mengikuti pembelajaran dengan model out put serta out came perlu diberikan
pembelajaran kontekstual berbantuan peskoran secara proporsional.
media TIK dan siswa yang mengikuti Bagi Lembaga Pendidikan Tenaga
pembelajaran dengan model belajar Kependidikan (LPTK) yang mencetak
konvensional pada siswa kelas IX SMP calon guru agar memperkenalkan
Nasional Denpasar. pembelajaran kontekstual berbantuan
Kedua, Terdapat pengaruh media TIK pada pembelajaran sejak dini
interaksi antara model pembelajaran dan kepada mahasiswa sehingga pada saat
motivasi belajar terhadap hasil belajar mereka menjadi guru betul-betul paham
pada siswa Kelas IX SMP Nasional cara penerapan pembelajaran kontekstual
Denpasar. berbantuan media TIK pada proses
Ketiga, Pada siswa yang memiliki pembelajaran. Selain itu, untuk pihak-
motivasi belajar tinggi, terdapat perbedaan pihak yang berwenang menangani bidang
hasil belajar IPA siswa antara siswa yang pendidikan, agar melatih terlebih dahulu
mengikuti pembelajaran kontekstual guru-guru tentang pembelajaran
berbantuan media TIK dan siswa yang kontekstual berbantuan media TIK
mengikuti pembelajaran konvensional sebelum mereka diminta mengaplikasikan
pada siswa kelas IX SMP Nasional. pembelajaran kontekstual berbantuan
Keempat, Pada siswa yang media TIK dalam pembelajaran. Dengan
memiliki motivasi belajar rendah, terdapat jalan demikian, diharapkan guru telah
perbedaan hasil belajar IPA siswa antara terbiasa menggunakan pembelajaran
siswa yang mengikuti pembelajaran Kontekstual berbantuan media TIK dalam
kontekstual berbantuan media TIK dan pembelajaran .
siswa yang mengikuti pembelajaran
konvensional pada siswa kelas IX SMP DAFTAR PUSTAKA
Nasional. Darliana. 2005. Pendekatan Fenomena
Berdasarkan kesimpulan dan Mengatasi Kelemahan
implikasi penelitian yang telah dipaparkan Pembelajaran IPA. Cimahi : P4TK
di atas, maka dapat disarankan beberapa IPA.
hal yaitu sebagai berikut. Depdiknas,2006.”Permendiknas Nomor 22
Kepada guru: (1) pembelajaran /2006 tentang Standar Isi untuk
kontekstual berbantuan media TIK dapat Satuan Pendidikan Dasar dan
dijadikan salah satu alternatif dalam Menengah”. Jakarta: Depdiknas.
pembelajaran; (2) agar model Dimyati, 1994. Motivasi Berprestasi,
pembelajaran efektif, maka model Jakarta: Remika Cipta.
pembelajaran yang diterapkan harus Evaluation and Curriculum Development.
mempertimbangkan tingkat motivasi
10
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 5, No 1 Tahun 2015)
11