Anda di halaman 1dari 10

Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 6, No.

1, Nov 2016
ISSN: 2089-1776

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN


MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA

Susilo Mei Diawati1), Soeparman Kardi2), Z. A. Imam Supardi3)

1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya
2), 3)
Dosen Pascasarjana Prodi Pendidikan Sains Universitas Negeri Surabaya
E-mail: che_meiazhura@yahoo.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang layak untuk meningkatkan hasil belajar
siswa sekolah menengah pertama. Pembelajaran ini dilakukan dengan cara menerapkan perangkat pembelajaran model inkuiri
terbimbing. Sasaran penelitian adalah perangkat pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan desain
perangkat pembelajaran menggunakan model Dick and Carey dan diujicobakan di kelas VIII SMP Negeri 6 Bandar Lampung
dengan desain uji coba one group pretest-posttest. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil analisis
data penelitian menunjukkan bahwa: (1) perangkat pembelajaran yang dikembangkan valid; (2) pembelajaran terlaksana dengan
kategori sangat baik; (3) siswa lebih aktif dalam pembelajaran; (4) hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan skor N-
gain berkategori tinggi; (5) Siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat
disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran model inkuiri terbimbing yang telah dikembangkan layak digunakan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata kunci: Perangkat Pembelajaran, Model Inkuiri Terbimbing, Hasil Belajar.

Abstract: This study aims to produce a feasible learning materials to improve junior high school learning achievement. Learning
takes place by applying the model of guided inquiry learning materials. The research subjectives are learning materials. This
research is the development of the design of the learning materials used a model of Dick and Carey and tested in class VIII SMP
Negeri 6 Bandar Lampung to the design of the trial one group pretest-posttest. The Data were analyzed using qualitative
descriptive analysis. The results showed that: (1) a valid learning materials developed; (2) the learning process took place well;
(3) the students were more active in learning; (4) the learning achievement of students has increased by a score of N-gain high
category; (5) the students responded positively towards learning. Based on the above results, it can be concluded that the guided
inquiry learning model materials that have been developed feasible used to improve student learning achievement.

Keywords: Learning Materials, Guided Inquiry Learning Model, Learning Achievement.

I. PENDAHULUAN masalah, menyelesaikan masalah dengan menerapkan


Kualitas pendidikan di Indonesia masih di pengetahuan yang telah diperolehnya ke dalam situasi
bawah rata-rata negara berkembang lainnya. Hasil yang baru, berpikir, beragumentasi, membuat keputusan
survey Trends in International Mathematics and tentang suatu perubahan, serta mengkomunikasikannya.
Science Study (TIMSS), kemampuan Indonesia dalam Berbagai upaya ditempuh oleh pemerintah untuk
bidang IPA pada tahun 2007 berada pada peringkat 38 meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan
dari 40 negara dan pada tahun 2011 turun menjadi menyediakan sarana prasarana, penyempurnaan dan
peringkat 40 dari 45 negara (Martin, Mullis, & Foy, pengembangan kurikulum, serta penataran dan
2012). Demikian pula berdasarkan hasil survey pelatihan guru yang dilakukan secara terus menerus.
Programme for International Student Assessment Diberlakukannya kurikulum 2013 dalam
(PISA) tahun 2012 menunjukkan bahwa kemampuan dunia pendidikan di Indonesia berimplikasi cukup luas
Indonesia dalam bidang IPA sangat rendah sekali, yaitu dan kompleks yang berkaitan dengan pembelajaran,
peringkat 64 dari 65 negara (OECD, 2014). Hasil yang pengalaman, dan sistem penilaian. Kurikulum 2013
rendah ini kemungkinan disebabkan karena siswa-siswi bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia
di Indonesia terbiasa mengerjakan soal yang hanya agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan
menekankan pada penguasaan konsep saja, namun warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif,
jarang menekankan kemampuan siswa mengidentifikasi dan afektif, serta mampu berkonstribusi pada kehidupan

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Inkuiri Terbimbing 1130


untuk...


Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 6, No. 1, Nov 2016
ISSN: 2089-1776
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradapan ide tentang masalah atau topik siswa (Kuhltau, 2007).
dunia (Kemendikbud, 2014a). Kurikulum 2013 pada Inkuiri sebagai pendekatan pembelajaran melibatkan
semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan penyelidikan dan mengarahkan siswa pada pertanyaan,
pendekatan saintifik dan mencakup tiga ranah, yaitu menguji ide-ide, dan membuat penemuan dalam
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini sesuai mencari pemahanan (Ansberry dan Morgan, 2007).
dengan pembelajaran IPA yang meliputi Guru harus menggunakan inkuiri untuk mengajarkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh IPA dan juga mengajarkan untuk menyelidiki. Guru
melalui pengalaman secara langsung. pun harus memahami tentang penemuan yang akan
Menurut National Science Education Standard dibuat dan bagaimana membimbing penyelidikan siswa
(NRC, 2000), para siswa perlu untuk mempelajari dengan cara yang baik (Abruscato, 2010).
prinsip- prinsip dan konsep-konsep IPA, mendapatkan Pembelajaran inkuiri yang cocok diterapkan pada
keterampilan menalar dan melakukan prosedur kerja siswa SMP adalah inkuiri tembimbing (guided inquiry).
ilmuwan sains, serta memahami sifat alami sains Piaget menjelaskan bahwa siswa usia 11 tahun –
sebagai bentuk tertentu dari usaha keras manusia. Jadi, dewasa (SMP) berada pada tahap operasi formal
para siswa perlu untuk dapat merancang dan dimana masalah-masalah dapat diselesaikan melalui
melakukan penyelidikan untuk menguji gagasan- eksperimen, dan dapat menyelesaikan tes dalam
gagasan mereka dan memahami penyelidikannya. kemampuan pemecahan masalah (Slavin, 2006). Hal ini
Berdasarkan observasi, SMP Negeri 6 Bandar sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan
Lampung merupakan sekolah yang terletak di dekat sebelumnya oleh Schwarz & Gwekwerere (2006),
pesisir pantai dimana latar belakang pendidikan orang dijelaskan bahwa inkuiri terbimbing dipadukan dengan
tua rata-rata rendah dan faktor ekonomi orang tua siswa EIMA (Modeling Instructional Framework) dapat
pun redah. Hal ini diduga menyebabkan pola berpikir memunculkan ide-ide awal siswa, melibatkan siswa
siswa yang rendah akan pendidikan dimana kegiatan dalam proses pembelajaran, melibatkan siswa dalam
belajar di sekolah hanya sekedar kegiatan rutinitas biasa mengeksplorasi dan merefleksikan ide-ide mereka.
dan berdasarkan wawancara dari beberapa guru serta Guru melalui pembelajaran inkuiri terbimbing harus
data dari guru bimbingan konseling didapatkan bahwa merancang pembelajaran inkuiri yang melibatkan siswa
sikap siswa kurang baik seperti tidak jujur, sering secara aktif dimana pada proses awal pembelajaran
menyontek, individual, tidak bertanggung jawab, guru memberi banyak bimbingan kemudian secara
kurang berkeja sama, kurang sopan santun, sering teratur mengurangi frekuensi bimbingan sesuai dengan
berkelahi, kepedulian antar sesama yang kurang, dan teori perkembangan sosial Vygotsky yaitu scaffolding.
sebagainya. SMP Negeri 6 bukan termasuk sekolah Dengan demikian, siswa dapat menjadi penyelidik yang
unggulan di Bandar Lampung dan terkesan tersisihkan baik dan pengetahuan ilmiahnya dapat terpenuhi.
karena letaknya di pesisir pantai yang jauh dari pusat Adapun untuk melaksanakan pembelajaran tersebut,
kota, meskipun pusat pemerintahan dekat dari sekolah untuk membantu dan mempermudah siswa belajar,
ini. harus didukung oleh fasilitas yang baik dan perangkat
Permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar yang pembelajaran yang baik pula. Perangkat pembelajaran
terdapat di SMP 6 Negeri Bandar Lampung diantaranya ini meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru Lembar Kegiatan Siswa (LKS), Buku Ajar Siswa
(teacher centered) dikarenakan kecenderungan model (BAS), dan Instrumen Penilaian. Seorang guru
pembelajaran yang digunakan guru masih konvensional hendaknya dapat membuat perangkat pembelajarannya
yaitu ceramah, dan memberikan latihan soal. Akibatnya sendiri. Pembuatan perangkat pembelajaran tersebut
siswa menjadi jenuh, bosan, dan kurang berperan serta tentunya disesuaikan dengan kemampuan siswa,
aktif baik secara fisik maupun mental dalam kondisi lingkungan sekolah, dan sesuai tuntutan
pembelajaran sehingga hasil belajar siswa rendah. kurikulum 2013. Adanya perangkat pembelajaran ini
Model-model pembelajaran yang dianjurkan pada diharapkan dapat memaksimalkan hasil belajar siswa.
kurikulum 2013 antara lain pembelajaran berbasis Realitanya, bahan ajar yang ada masih belum
penemuan/inkuiri (discovery/inquiry learning), disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi
pembelajaran berbasis masalah (problem based lingkungan sekolah. Salah satu penyebabnya adalah
learning), dan pembelajaran berbasis proyek (project keterbatasan waktu guru dalam mengembangkan
based learning). Pembelajaran berbasis perangkat pembelajaran. LKS yang terdapat di sekolah
penemuan/inkuiri (discovery/inquiry learning) perlu umumnya berupa buku rangkuman materi pelajaran
diterapkan untuk memperkuat pendekatan ilmiah bersifat teoritis yang disertai kumpulan soal-soal
(Kemendikbud, 2014b). Model pembelajaran inkuiri dan tidak menunjukkan aktivitas serta pengalaman
adalah suatu pembelajaran dimana siswa menemukan belajar siswa secara ilmiah dan bukan dibuat oleh guru,
dan menggunakan berbagai sumber informasi dan ide- sehingga pembelajaran bukan berpusat pada siswa

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Inkuiri Terbimbing 1131


untuk...


Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 6, No. 1, Nov 2016
ISSN: 2089-1776
melainkan pada guru dan proses pembelajaran hanya pengembangan perangkat pembelajaran pada penelitian
menitikberatkan pada aspek kognitif saja. Dengan ini menggunakan model Dick and Carey. Desain
demikian, dibutuhkan perangkat pembelajaran yang penelitian dalam pengembangan perangkat
disusun berdasarkan kaidah metode ilmiah yang pembelajaran menggunakan model One Group Pretest-
diharapkan mampu mengajak siswa berperan aktif Posttest Design (Tuckman, 1978), yaitu desain yang
dalam pembelajaran dan pengalaman langsung dari diterapkan pada suatu kelompok penelitian tanda
proses pembelajaran. adanya kelompok pembanding dengan notasi sebagai
Salah satu materi yang cocok dengan model inkuiri berikut:
terbimbing, yaitu materi Indera penglihatan dan alat O1 X O2
optik dan merupakan materi pelajaran yang berkaitan Keterangan :
erat dengan kehidupan sehari-sehari. Materi ini terdapat O1 : Uji awal (pretest), untuk mengetahui
pada bagian akhir semester genap, tetapi pengetahuan awal siswa terhadap materi
berdasarkan observasi, penyampaian yang dilakukan pembelajaran sebelum diberi perlakuan.
X : Perlakuan, yaitu penerapan perangkat
oleh guru hanya bersifat hafalan dengan mendengarkan
pembelajaran dengan menggunakan model
penjelasan guru tanpa adanya peran serta aktif siswa. inkuiri terbimbing (guided inquiry).
Materi ini sangat memunmgkinkan untuk dijadikan O2 : Uji akhir (post-test), untuk mengetahui
materi yang perlu dikembangkan dengan pembelajaran penguasaan terhadap materi pembelajaran
model inkuiri terbimbing dimana melalui pembelajaran setelah pemberian perangkat pembelajaran
tersebut siswa dapat berperan aktif untuk dengan menggunakan model inkuiri
melakukan penyelidikan dalam menemukan terbimbing (guided inquiry)
pemahamannya melalui pengalaman langsung dan
Subjek penelitian pada tahap pengembangan adalah
interaksi terhadap lingkungannya.
perangkat pembelajaran model inkuiri terbimbing untuk
Berdasarkan uraian di atas, maka Peneliti
meningkatkan hasil belajar siswa sekolah menengah
bermaksud melakukan penelitian dengan judul
pertama pada materi indera penglihatan dan alat optik
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Inkuiri
yang diimplementasikan pada siswa kelas VIII SMP
Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Negeri 6 Bandar Lampung.
Sekolah Menengah Pertama”.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
Permasalahan penelitian ini, yaitu: “Bagaimanakah
menggunakan pengamatan, tes, angket, dan
kelayakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan
dokumentasi. Instrumen penelitian meliputi, lembar
berdasarkan model inkuiri terbimbing untuk
validasi perangkat pembelajaran, lembar pengamatan
meningkatkan hasil belajar siswa sekolah menengah
keterlaksanaan RPP, lembar pengamatan aktivitas
pertama?”. Berdasarkan permasalahan penelitian
siswa, lembar penilaian tes hasil belajar, lembar angket
tersbut, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
respon siswa, dan lembar pengamatan kendala-kendala
mengembangkan perangkat pembelajaran berdasarkan
pembelajaran. Teknik analisis data menggunakan
model inkuiri terbimbing yang layak untuk
deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
meningktkan hasil belajar siswa sekolah menengah
pertama.
A. Analisis Hasil Validasi Perangkat Pembejaran
Penelitian ini diharapkan agar tersedianya perangkat
Analisis data validasi perangkat pembelajaran
pembelajaran model inkuiri terbimbing untuk
dinalisis secara deskriptif kualitatif, yaitu dengan
meningkatkan hasil belajar siswa sekolah menengah
cara merata-ratakan skor setiap aspek perangkat yang
pertama sebagai masukan bagi guru IPA SMP,
dikembangkan. Hasil penskoran dideskripsikan
memberikan pengalaman belajar bagi siswa
sebagai berikut:
untuk melatih siswa belajar mandiri dan terlibat secara
Tabel 1. Konversi Skala Likert Tingkatan Analisis
aktif dalam pembelajaran, serta sebagai pertimbangan Validitas Perangkat Pembelajaran
dalam usaha perbaikan proses pembelajaran dan hasil
Interval Nilai Kategori Keterangan
belajar siswa. (Skor) Validitas
1,0 ≤ P < 1,6 Tidak Valid Tidak boleh digunakan
II. METODE PENELITIAN
1,6 ≤ P < 2,2 Kurang Valid Tidak boleh digunakan
Desain penelitian ini merupakan penelitian
2,2 ≤ P < 2,8 Cukup Valid Boleh digunakan
pengembangan yang dilaksanakan untuk setelah revisi besar
menghasilkan perangkat pembelajaran model inkuiri Valid Boleh digunakan
2,8 ≤ P < 3,4
terbimbing di sekolah menengah pertama. Perangkat setelah revisi kecil
yang dikembangkan meliputi: rencana pelaksanaan 3,4 ≤ P ≤ 4 Sangat Valid Sangat baik untuk
pembelajaran (RPP), lembar kegiatan siswa (LKS), digunakan
buku ajar siswa (BAS), dan instrumen penilaian. Desain (Diadaptasi dari Akbar, 2013)

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Inkuiri Terbimbing 1132


untuk...


Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 6, No. 1, Nov 2016
ISSN: 2089-1776
B. Analisis Keterlaksanaan RPP pretest dan posttest kemudian dinalisis secara
Analisis data keterlaksanaan RPP yang diperoleh deskriptif kuantitatif yang terdiri dari:
dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif, yaitu a) Ketuntasan Indikator/Tujuan Pembelajaran
dengan cara merata-ratakan setiap aspek yang Analisis yang digunakan untuk menganalisis
terlaksana. Kategori nilai keterlaksanaan menggunakan ketuntasan indikator hasil belajar tiap siswa adalah
konversi skala Likert lima tingkatan (lima kelas deskriptif kuantitatif. Suatu indikator dikatakan
interval). Hasil penskoran dideskripsikan sebagai tuntas apabila persentase (P) siswa mencapai
berikut: indikator tersebut ≥ 75%. Rumusan persentase (P)
Tabel 2. Konversi Skala Likert Lima Tingkatan ketuntasan indikator dapat dihitung dengan cara
Analisis Keterlaksanaan RPP sebagai berikut:
Interval Nilai (Skor) Kategori Keterlaksanaan
1,0 ≤ P < 1,6 Tidak Baik
1,6 ≤ P < 2,2 Kurang Baik
2,2 ≤ P < 2,8 Cukup Baik
2,8 ≤ P < 3,4 Baik b) Ketuntasan Individu dan Klasikal
3,4 ≤ P ≤ 4,0 Sangat Baik Berdasarkan Permendikbud No. 104 Tahun
(Diadaptasi dari Akbar,2013) 2014, ketuntasan belajar untuk pengetahuan tercapai
bila skor minimalnya mencapai 2,67. Nilai siswa
Persentase keterlaksanaan RPP dirumuskan secara individu adalah jumlah skor yang diperoleh
sebagai berikut: siswa dibagi skor maksimal kemudian dikalikan
Keterangan: 100, seperti rumus berikut: dikalikan 100, seperti
P : Persentase Keterlaksanaan RPP rumus berikut:
∑ A : Jumlah aspek yang terlaksana
∑ N : Jumlah keseluruhan aspek yang diamati
(Kemendikbud, 2014c)
C. Analisis Aktivitas Siswa Selanjutnya, nilai siswa yang diperoleh
Analisis aktivitas siswa dalam pembelajaran yang dikonversi sesuai pedoman penilaian Kurikulum
diamati selama kegiatan belajar mengajar dianalisis 2013, seperti dibawah ini:
secara deskriptif kualitatif, yaitu dengan menghitung
persentase banyaknya frekuensi tiap aktivitas dibagi
dengan seluruh frekuensi aktivitas dikali seratus persen. Sedangkan kentuntasan secara klasikal adalah
Persentase aktivitas siswa menggunakan rumus: jumlah siswa yang tuntas dibagi dengan jumlah
seluruh siswa dikalikan 100 atau dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Keterangan:
P : Persentase Aktivitas Siswa
∑ A : Jumlah frekuensi aktivitas yang muncul
∑ N : Jumlah frekuensi aktivitas
(Adaptasi dari Riduwan, 2008) c) Sensitivitas Butir Soal
Sensitivitas butir soal digunakan untuk
D. Analisis Hasil Belajar mengetahui sejauh mana tiap butir soal mampu
1. Analisis Data Hasil Belajar Aspek Sikap mengukur efek pembelajaran. Sensitivitas butir soal
Berdasarkan Permendikbud No. 104 Tahun dihitung dnegan menggunakan rumus sebagai
2014, penilaian sikap diarahkan untuk mengukur berikut:
pencapaian kompetensi dasar pada sikap spiritual
KI-1 dan sikap social KI-2. Nilai ketuntasan
Keterangan:
kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk
S : Indeks sensitivitas soal
predikat, yakni predikat Sangat Baik (SB), Baik (B),
T : banyak siswa yang mengikuti tes
Cukup (C), dan Kurang (K). Ketuntasan Belajar
Ra : Jumlah siswa yang menjawab benar pada
untuk sikap (KD pada KI-1 dan KI-2) ditetapkan
tes akhir
dengan predikat Baik (B). Data hasil belajar aspek
Rb : Jumlah siswa yang menjawab benar pada
sikap diperoleh melalui penilaian dalam lembar
tes awal
pengamatan sikap spiritual dan sosial.
(Gronlund, 1977)
2. Analisis Data Hasil Belajar Aspek Pengetahuan
Analisis data hasil belajar aspek
Sedangkan untuk mengetahui indeks sensitivitas
pengetahuan dianalisis untuk menentukan
butir soal bentuk soal uraian menggunakan rumus:
pencapaian tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Inkuiri Terbimbing 1133


untuk...


Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 6, No. 1, Nov 2016
ISSN: 2089-1776
E. Analisis Respon Siswa
Respon siswa diperoleh dari angket respon siswa
Keterangan: terhadap kegiatan pembelajaran yang selanjutnya
S : Indeks sensitivitas soal dinalisis secara deskriptif kuantitatif, yaitu dengan
∑U12 : Jumlah skor posttest (sebelum menghitung persentase terhadap pernyataan yang
pembelajaran berlangsung) diberikan. Persentase respon siswa dihitung dengan
∑U21 : Jumlah skor pretest (setelah
menggunakan rumus:
pembelajaran berlangsung)
Skor max: Skor maksimal yang dicapai untuk
setiap butir tes
Skor min: Skor minimal yang dicapai untuk Keterangan:
setiap butir tes P : Persentase Keterlaksanaan RPP
N : Jumlah siswa yaang mengikuti tes ∑R : Jumlah frekuensi respon siswa yang teramati
(Sa’diyah, 2014) ∑N : Jumlah frekuensi seluruh kategori respon
(Riduwan, 2008)
Nilai sensitivitas berada pada 0,00 – 1,00,
dimana sensitivitas 0,00 berarti tidak sensitif III. HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI
sedangkan 1,00 berarti sangat sensitif. A. Validitas Perangkat Pembelajaran
Hasil validasi perangkat pembelajaran digunakan
d) Perhitungan Gain Skor
sebagai dasar untuk membahas validitas perangkat
Gain skor menunjukkan perbedaan hasil belajar
pembelajaran yang telah dikembangkan dimana
siswa sebelum dan sesudah perlakuan. Persamaan
perangkat pembelajaran tersebut telah divalidasi oleh
untuk menghitung N-Gain sebagai berikut:
dua orang velidator ahli. Hasil validasi perangkat
pembelajaran secara ringkas disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran
Keterangan: Validitas
<g> : Nilai Gain No Jenis Perangkat Rerata Kategori Reliabilitas
Spre : Nilai pretest Skor
Spost : Nilai posttest 1 RPP 3,68 Sangat 97,86%
Smax : Nilai maksimal Valid
(Diadaptasi dari Hake, 1999) 2 LKS 3,76 Sangat 96,64%
Valid
Nilai <g> yang diperoleh dikonversi dengan 3 BAS 3,70 Sangat 98,55%
kategori Normalized Gain sebagai berikut: Valid
Tabel 3. Kategori Normalized Gain 4 Instrumen 3,70 Sangat 98,55%
penilaian aspek Valid
Nilai Gain Kategori sikap
0,70 < <g> Tinggi 5 Instrumen 3,58 Sangat 97,62%
0,30 ≤ <g> ≤ 0,70 Sedang penilaian aspek Valid
<g> < 0,30 Rendah pengetahuan
(Diadaptasi dari Hake, 1999) 6 Instrumen 3,66 Sangat 96,36%
penilaian aspek Valid
keterampilan
3. Analisis Data Hasil Belajar Aspek Keterampilan
Data hasil Analisis aspek keterampilan diperoleh
melalui pengamatan pada saat siswa mengikuti kegiatan Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat dimaknai bahwa
pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, LKS,
Berdasarkan Permendikbud No. 104 Tahun 2014, BAS, dan instrumen penilaian dapat dikategorikan
ketuntasan belajar untuk keterampilan ditetapkan sangat valid (Akbar, 2013). Reabilitas validasi
dengan capaian optimum 2,67. Nilai keterampilan perangkat pembelajaran yang dikembangkan
dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai dikategorikan reliabel untuk digunakan oleh guru dalam
berikut: menggunakan persamaan sebagai berikut: pembelajaran (Borich dalam Ibrahim, 2005).
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
dikembangkan mengacu pada format kurikulum
(Kemendikbud, 2014d) 2013. RPP dibuat dalam empat kali pertemuan dengan
alokasi waktu 3 x 40 menit (pertemuan ke-1 dan ke-3)
Selanjutnya, nilai siswa yang diperoleh
dan 2 x 40 menit (pertemuan ke-2 dan ke-4). Alokasi
dikonversi sesuai pedoman penilaian Kurikulum
waktu tersebut disesuaikan dengan Permendikbud No.
2013, seperti
58 tentang Kurikulum 2013 pada jenjang SMP/MTs
dibawah ini:
yang mengatur jumlah jam pelajaran IPA SMP/MTs

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Inkuiri Terbimbing 1134


untuk...


Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 6, No. 1, Nov 2016
ISSN: 2089-1776
adalah 5 x 40 menit per minggu (Kemendikbud, 2014a). siswa, akan teramati untuk mengamati frekuensi sikap
Kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam RPP siswa yang teramati atau muncul selama proses
disesuaikan dengan langkah-langkah model pembelajaran berlangsung.
pembelajaran inkuri terbimbing dan pendekatan Selanjutnya, butir soal tes aspek pengetahuan yang
saintifik. dikembangkan sebanyak 26 butir soal dengan rincian
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang dikembangkan, 11 soal pilihan ganda dan 15 soal esai. Butir soal yang
disesuaikan dengan pembelajaran model inkuiri dikembangkan dikategorikan layak dan memenuhi
terbimbing dan pendekatan saintifik pada RPP yang syarat untuk digunakan dalam pembelajaran dimana
dikembangkan. Bentuk LKS yang dikembangkan penyusunan telah mengacu pada indikator dan tujuan
berupa LKS eksperimen dan LKS non ekperimen pembelajaran yang telah dikembangkan, berdasarkan
model reconstruction DART, yaitu text completion dan pada Permendikbud No. 104 Tahun 2014, dan juga
diagram completion (Devi, 2009). LKS yang disusun berpedoman pada aspek pengetahuan taksonomi Bloom
pada penelitian ini sebanyak empat buat untuk Revisi.
empat kali pertemuan. LKS yang dikembangkan Instrumen penilaian aspek keterampilan adalah
di dalamnya memuat sejumlah pertanyaan-pertanyaan instrumen yang dipakai untuk mengamati siswa dalam
yang ditujukan untuk membantu siswa mencapai menuliskan laporan hasil penyelidikan meliputi, (1)
kompetensi yang diinginkan dan disediakan tempat Menuliskan judul laporan dan nama anggota kelompok,
jawaban siswa untuk memudahkan siswa menuliskan (2) menuliskan tujuan penyelidikan, (3) menuliskan alat
jawabannya. Menurut Astuti & Setiawan (2013) bahwa dan bahan yang telah digunakan, (4) menuliskan
banyaknya pertanyaan dalam LKS bertujuan agar siswa prosedur penyelidikan, (5) menuliskan data hasil
bekerja dalam kelompok secara maksimal. penyelidikan, (6) menganalisis data yang diperoleh, (7)
Buku Ajar Siswa (BAS) yang telah dikembangkan menyimpulkan hasil penyelidikan, dan (8) menuliskan
merupakan buku panduan belajar yang digunakan baik sumber referensi. Instrumen penilaian yang
dalam proses kegiatan pembelajaran di kelas maupun dikembangkan dilengkapi dengan rubrik penilaian
belajar mandiri. Isi buku disesuaikan dengan untuk memudahkan pelaksanaan penilaian.
kompetensi dasar indikator pembelajaran, dan tujuan
pembelajaran pada kurikulum 2013. Adapun kedalaman B. Keterlaksanaan RPP
atau keluasan materi, kesesuaian uraian konsep yang Rata-rata skor keterlaksanaan RPP sebesar 3,72
dilengkapi contoh penerapan dalam kehidupan sehari- dengan kategori sangat baik dan rata-rata persentase
hari, menyajikan situs website pembelajaran yang dapat nilai keterlaksanaan 92,50% berkategori sangat baik
diakses secara online untuk mendapatkan lebih banyak (Akbar, 2013). Hal ini menunjukkan bahwa
informasi, serta dukungan tampilan gambar yang pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri
menarik. terbimbing dapat terlaksana sesuai denngan rencana
Instrumen penilaian sikap digunakan untuk pembelajaran yang telah dikembangkan. Pembelajaran
merekam data sikap siswa selama kegiatan pada awal pertemuan belum berjalan sesuai dengan
pembelajaran berlangsung. Sikap siswa yang diamati yang direncanakan dikarenakan siswa yang masih
menyangkut sikap spiritual, sikap jujur, dan sikap belum terbiasa dengan model pembelajaran yang
menghargai. Adapun indikator dari sikap spiritual, yaitu diterapkan, sehingga pada awal pertemuan guru banyak
(a) mensyukuri keteraturan sifat cahaya dan melakkukan bimbingan kepada siswa. Namun,
kompleksitas pembentukan bayangan pada pemantulan bimbingan kepada siswa dikurangi sedikit demi sedikit
dan pembiasan cahaya sebagai ciptaan Tuhan yang pada pertemuan selanjutnya dan akhirnya siswa dapat
sempurna dan (b) mensyukuri keteraturan dan mandiri. Hal ini sesuai dengan proses scaffolding dari
kompleksitas susunan, struktur, dan fungsi bagian- Vigotsky (Slavin, 2006). Pembelajaran inkuri
bagian mata sebagai indera penglihatan manusia yang terbimbing (guided inquiry) adalah zona intervensi
telah diciptakan Tuhan. Indikator sikap jujur, yaitu (a) (campur tangan) dimana petunjuk dan bantuan khusus
tidak menyontek hasil penyelidikan siswa lain dan atau diberikan untuk membimbing siswa dalam
saat pretest-posttest, dan (b) membuat laporan mengumpulkan informasi untuk menyelesaikan
berdasarkan data yang didapatkan. Indikator sikap tugasnya kemudian sedikit demi sedikit dikurangi
menghargai, yaitu (a) memberi kesempatan kepada sesuai dengan perkembangan pengalaman siswa
teman atau kelompok lain untuk mengemukakan (Kuhlthau, 2007).
pendapat dan (b) tidak mencela orang lain atau
kelompok lain yang memberikan pendapat. C. Aktivitas Siswa
Instrumen penilaian ini disusun berdasarkan Aktivitas siswa yang diamati dalam pembelajaran,
Pemendikbud No. 104 Tahun 2014. Instrumen meliputi: (1) mendengarkan/memperhatikan penjelasan
penilaian sikap ini tidak untuk menentukan skor aspek guru; (2) menjawab pertanyaan guru; (3) mengerjakan

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Inkuiri Terbimbing 1135


untuk...


Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 6, No. 1, Nov 2016
ISSN: 2089-1776
LKS; (4) mengamati yang disajikan guru; (5) bagian mata sebagai indera penglihatan manusia yang
mengajukan pertanyaan; (6) membaca dan mencermati telah diciptakan Tuhan. Indikator sikap (2) jujur, yaitu
petunjuk LKS; (7) merencanakan penyelidikan; (8) (a) tidak menyontek hasil penyelidikan siswa lain dan
melaksanakan penyelidikan; (9) mengumpulkan dan atau saat pretest-posttest, dan (b) membuat laporan
menganalisis data; (10) membuat kesimpulan hasil berdasarkan data atau informasi sesuai dengan hasil
penyelidikan; (11) membuat laporan hasil penyelidikan; yang didapatkan. Indikator sikap (3) menghargai, yaitu
(12) mempresentasikan hasil penyelidikan; (13) (a) memberi kesempatan kepada teman atau kelompok
menjawab dan menanggapi penyajian kelompok lain untuk mengemukakan pendapat dan (b) tidak
lain; (14) menyampaikan pendapat; (15) menyimpulkan mencela orang lain atau kelompok lain yang
hasil pembelajaran; (16) tindakan yang tidak relevan. memberikan pendapat.
Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran telah n3
Indikator 1-b dan 3-b dilakukan oleh siswa dengan
mencerminkan aktivitas yang sesuai dengan tahap- persentase 100%, indikator 1-a dilakukan siswa dengan
tahap pembelajaran model Pertemuanin 4 inkuiri persentase 95,00%, indikator 2-b dilakukan siswa
terbimbing. Persentase frekuensi aktivitas siswa yang 76,00%, dan indikator 3-a dilakukan siswa dengan
paling dominan dilakukan siswa adalah mengamati persentase 92%. Hal ini menunjukkan bahwa proses
yang disajikan guru (10,52%), mengajukan pertanyaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat
(10,00%), membuat laporan hasil penyelidikan memperkuat rasa syukur siswa, membuat laporan sesuai
(9,27%), serta mengumpulkan dan menganalisis data dengan data atau informasi yang didapatkan, serta
(9,21%). Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan menghargai teman atau kelompok lain. Siswa bekerja
pembelajaran model inkuiri terbimbing merupakan sama dalam kelompoknya dengan berdiskusi untuk
pembelajaran berpusat pada siswa yang membuat mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu
siswa lebih aktif dalam kegiatan pengamatan, yang dipertanyakan saat melakukan kegiatan
mengajukan pertanyaan, mencari mencari rujukan atas penyelidikan. Ada banyak keuntungan dalam diskusi
data yang diperoleh melalui buku- buku dan sumber kelompok, antara lain siswa terlibat langsung dan
informasi lainnya, merencanakan penyelidikan, memiliki kesempatan untuk berpastisipasi, membantu
meninjau ulang apa yang diketahui dari bukti-bukti siswa belajar mengekspresikan dirinya sendiri,
hasil percobaan sederhana, menggunakan perangkat- menyampaikan pendapat, dan toleransi terhadap
perangkat untuk mengumpulkan, menganalisis dan pandangan-pandangan yang berbeda (Woolfolk,
menginterpretasi data, pengajuan jawaban, penjelasan 2009). Maka dari itu, siswa harus dapat menghargai
dan perkiraan, serta mengkomunikasikan hasil (NRC, pendapat teman maupun kelompok lain dengan
2000). Belajar menjadi bermakna bagi siswa apabila memberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat
meraka mendapat kesempatan untuk mengajukan dan tidak mencela saat orang lain atau kelompok lain
pertanyaan, melaksanakan penyelidikan, menyampaikan pendapatnya. Berdasarkan penelitian
menggumpulkan data, membuat kesimpulan, dan yang telah dilakukan oleh Natalina, dkk (2013),
berdiskusi (Rustaman, 2005). siswa memiliki cara pandang yang berbeda melihat
Bruner menegaskan bahwa orang dapat suatu permasalahan dan cara pandang yang berbeda
belajar dengan baik ketika mereka secara aktif terlibat membuat siswa memiliki pendapat yang berbeda
daripada menjadi penerima pasif informasi (Kuhlthau, sehingga dalam banyaknya perbedaan siswa mampu
2007). Hal ini didukung oleh penelitian Agustanti menunjukkan sikap menghargai pendapat maupun
(2012) bahwa pembelajaran inkuiri dapat menjadikan jawaban yang berbeda.
siswa aktif, bergairah, antusias, berpartisipasi dalam Indikator 2-a adalah indikator yang paling sedikit
pembelajaran. dilakukan oleh siswa dengan persentase 67,00%. Hal
ini terjadi karena di awal pertemuan saat sebagian
D. Hasil Belajar Siswa siswa masih belum dapat berperilaku jujur saat pretest
1. Aspek Sikap dan atau menyontek hasil penyelidikan siswa lain
Hasil belajar aspek sikap siswa diperoleh melalui dimana hal ini sudah menjadi kebiasaan yang sering
data hasil pengamatan terhadap sikap yang muncul dilakukan oleh siswa tersebut. Namun, setelah adanya
pada siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. perbaikan dan perlakukan pada pertemuan selanjutnya
Sikap yang diamati meliputi sikap spiritual, sikap jujur, perilaku ini sedikit demi sedikit berkurang dan
dan sikap menghargai. Adapun indikator dari sikap (1) siswa dapat berperilaku jujur serta percaya diri
spiritual, yaitu (a) mensyukuri keteraturan sifat cahaya dengan hasil yang didapatkannya.
dan kompleksitas pembentukan bayangan pada 2. Aspek Pengetahuan
pemantulan dan pembiasan cahaya sebagai ciptaan Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa
Tuhan yang sempurna dan (b) mensyukuri keteraturan presentase ketuntasan siswa pada saat pretest sebesar
dan kompleksitas susunan, struktur, dan fungsi bagian- 0% yang artinya semua siswa belum mencapai

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Inkuiri Terbimbing 1136


untuk...


Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 6, No. 1, Nov 2016
ISSN: 2089-1776
ketuntasan dengan rata-rata skor yang diperoleh 1,12 penyelidikan; dan (8) menuliskan sumber referensi.
atau dengan predikat D+. Hal ini terjadi dikarenakan Hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh siswa
siswa belum mengikuti pembelajaran pada materi dinyatakan tuntas dengan skor antara 3,67 – 4,00
indera penglihatan dan alat optik sebelumnya, sehingga dengan predikat A- dan A. Rata-rata skor optimum
jawaban mereka saat pretest hanya berdasarkan terendah dari aspek yang nilai, yaitu aspek nomor 8
pengetahuan awal atau bahkan perkiraan siswa sebesar 3,25. Skor optimum adalah skor maksimal
sedangkan hasil postest berbanding terbalik dengan yang dihasilkan oleh siswa selama empat kali
hasil pretest dengan persentase ketuntasan siswa pertemuan. Berdasarkan Permendikbud No. 104 Tahun
sebesar 100% dengan rata-rata skor yang diperoleh 3,63 2014, siswa dikatakan tuntas untuk aspek keterampilan
atau dengan predikat A-. Berdasarkan Permendikbud ditetapkan dengan capaian optimum 2,67.
No. 104 Tahun 2014, siswa dikatakan tuntas untuk Keterampilan menuliskan laporan hasil
aspek pengetahuan bila skor minimalnya mencapai penyelidikan bagi siswa adalah suatu hal yang baru,
2,67. Ketuntasan belajar ini sangat berkaitan dengan sehingga pada pertemuan pertama banyak siswa
keaktifan siswa untuk terlibat dalam pembelajaran yang mengalami kesulitan serta memerlukan waktu yang
berpusat pada siswa. Hal ini menandakan bahwa lebih untuk membimbing siswa dalam menuliskan
pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing dapat laporan hail penyelidikan yang benar. Setelah dilakukan
meningkatkan hasil belajar aspek pengetahuan. bimbingan dan perbaikan pada pertemuan selanjutnya
Berdasarkan penelitian Sa’diyah (2014) yang hasil yang didapatkan lebih baik. Siswa mengalami
menyimpulkan bahwa pendekatan inkuiri terbimbing kesulitan yang paling banyak dalam menuliskan sumber
(guided inquiry) dapat meningkatkan hasil belajar referensi atau daftar pustaka hingga pada pertemuan
siswa, begitu pun dengan penelitian Yunus, dkk (2013) keempat pun masih ada siswa yang belum benar
dan Banerjee yang menyimpulkan bahwa siswa menuliskan sumber referensi.
memiliki sikap lebih positif terhadap pembelajaran
berbasis inkuiri terbimbinng (guided inquiry) dan dapat E. Respon Siswa
meningkatkan hasil belajar siswa serta membantu siswa Rata-rata keseluruhan hasil analisis respon siswa
meningkatkan rasa percaya diri. Data ketuntasan pretest sebanyak 97,27% siswa memberikan respon positif dan
dan posttest yang telah dipaparkan di atas menunjukkan sebanyak 2,73% memberikan respon negatif. Hasil
adanya peningkatan pemahaman dan pengetahuan rekapitulasi dari respon siswa dapat dilihat pada Tabel 5
siswa tentang materi indera penglihatan dan alat optik. berikut.
Peningkatan tersebut dapat diketahui juga Tabel 5. Hasil Analisis Data Respon Siswa
melalui hasil peroleh skor rata-rata N-gain yaitu sebesar No. Uraian Respon Siswa
0,76 dengan kategori tinggi (Hake, 1999). Tes hasil 1 Rata-rata respon siswa 97,62% tertarik,
belajar aspek pengetahuan dikatakan baik atau tidak, terhadap komponen 2,38% tidak
maka digunakan analisis sensitivitas butir soal. perangkat pembelajaran tertarik
Sensitivitas butir soal yang telah dianalisi menunjukkan 2 Rata-rata respon siswa 93,14% hal baru,
terhadap penerapan 6,86% hal
perolehan skor dengan rentang 0,31-0,70 dengan
perangkat pembelajaran tidak baru
kategori sensitif (Gronlund, 1977). Hasil yang
3 Rata-rata respon 96,80% menarik,
diperoleh tersebut menunjukkan bahwa tiap butir soal ketertarikan siswa 3,20%
yang telah dikembangkan memiliki kepekaan yang terhadap buku/ materi ajar tidak
cukup terhadap efek pembelajaran yang diberikan. Hal 4 Rata-rata respon menarik menarik,
98,80%
ini menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa ketertarikan siswa 1,20%
merupakan efek dari pelaksanaan pembelajaran terhadap LKS tidak
5 Rata-rata minat siswa menarik
100% berminat,
dengan menggunakan perangkat pembelajaran model
untuk mengikuti kegiatan 0%
inkuiri terbimbing yang telah dikembangkan.
pembelajaran dengan tidak berminat
3. Aspek Keterampilan model inkuiri terbimbing
Hasil belajar aspek keterampilan siswa diperoleh untuk topik-topik
melalui pengamatan selama kegiatan pembelajaran selanjutnya
dalam empat kali pertemuan pada saat siswa
menuliskan laporan hasil penyelidikan. Aspek yang F. Kendala-kendala Pembelajaran
dinilai antara lain: (1) menuliskan judul laporan dan Beberapa kendala pembelajaran yang muncul
nama anggota kelompok; (2) menuliskan tujuan selama kegiatan pembelajaran, yaitu (1) pembelajaran
penyelidikan; (3) menuliskan alat dan bahan yang telah model inkuiri terbimbing merupakan hal yang baru bagi
digunakan; (4) menuliskan prosedur penyelidikan; (5) siswa, sehingga siswa belum terbiasa dan guru
menuliskan data hasil penyelidikan; (6) menganalisis mengalami kesulitan dalam menerapkan pembelajaran
data yang diperoleh; (7) menyimpulkan hasil ini; (2) pembelajaran model inkuiri terbimbing

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Inkuiri Terbimbing 1137


untuk...


Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 6, No. 1, Nov 2016
ISSN: 2089-1776
memerlukan waktu yang lama karena siswa harus 7. Pembelajaran model inkuiri terbimbing
berperan aktif secara mandiri; (3) siswa belum terbiasa memberikan respon positif dengan persentase
dalam menuliskan laporan hasil penyelidikan; dan (4) 97,27% siswa yang memberikan respon positif
pengamatan aspek sikap spiritual siswa sangat sulit
dikarenakan jumlah siswa yang banyak dibandingkan IV. KESIMPULAN
dengan jumlah pengamat dan indikator ketercapaian A. Simpulan
sikap spiritual siswa yang kurang begitu jelas. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka
Hal yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala- dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran
kendala tersebut diantaranya: (1) memperkenalkan model inkuiri terbimbing yang dikembangkan layak
pembelajaran model inkuiri terbimbing dan digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
melakukan pendekatan serta penjelasan terhadap sekolah menengah pertama..
langkah-langkah pembelajaran model inkuiri
terbimbing; (2) mengingatkan siswa agar tepat waktu B. Saran
dan menggunakan waktu seefektif mungkin; (3) Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat
memberikan arahan dan bimbingan terhadap langkah- diajukan adalah sebagai berikut:
langkah dalam menuliskan laporan hhasil penyelidikan; 1. Pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing
dan (4) mencari alternatif instrumen penilaian sikap sebaiknya dipersiapan dan dikelola pengaturan
spiritual siswa lainnya yang dapat menunjang waktunya dengan efektif dan efesien, sehingga
ketercapaian sikap spiritual siswa. pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
2. Guru hendaknya melakukan pendekatan dan
G. Temuan Penelitian bimbingan yang lebih banyak kepada siswa dalam
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penerapan pembelajaran model inkuiri terbimbing,
penelitian pengembangan perangkat dan penerapan sehingga guru tidak terlalu sulit dalam menerapkan
pembelajaran model inkuiri terbimbing untuk model pembelajaran ini dan dalam menuliskan
meningkatkan hasil belajar siswa sekolah menengah laporan hasil penyelidikan agar siswa tidak kesulitan
pertama, diperoleh temuan sebagai berikut: menuliskan laporan hasil penyelidikan.
1. Perangkat pembelajaran dengan model inkuiri 3. Peran guru selain sebagai fasilitator, diharapkan juga
terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar siswa sebagai motivator sehingga guru dapat terus
yang telah dikembangkan dinyatakan valid dan memberikan motivasi kepada siswa agar siswa dapat
dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran. berperan aktif dalam pembelajaran.
2. Keterlaksanaan RPP selama proses pembelajaran 4. Guru sebaiknya mencari alternatif insrumen
dengan rata-rata keseluruhan skor penilaian sikap spiritual lainnya selain dengan cara
keterlaksanaannya dikategorikan sangat baik. observasi sehingga memudahkan guru dalam menilai
3. Hasil pengamatan aktivitas siswa pada hasil ketercapaian aspek sikap spiritual siswa.
penelitian diketahui bahwa persentase aktivitas yang
paling dominan selama empat kali pertemuan adalah REFERENSI
mengamati yang disajikan guru, mengajukan Abruscato, J. & DeRosa, D.A. (2010). Teaching
pertanyaan, membuat laporan hasil penyelidikan, Children Science: Discovery Methods for
serta mengumpulkan dan menganalisis data. Elementary and Middle Grades. Boston:
4. Penerapkan perangkat pembelajaran model Pearson Education, Inc.
inkuiri terbimbing dapat mengembangkan aspek Agustanti, T.H. (2012). Implementasi Metode Inquiry
sikap siswa. Hasil belajar aspek sikap spiritual dan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi.
sikap sosial dilakukan siswa dengan baik. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. JPII Vol. 1
5. Penerapkan perangkat pembelajaran model No. 1, pp, 19-20.
inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar Akbar, S. (2013). Instrumen Perangkat Pembelajaran.
siswa aspek pengetahuan. Peningkatan hasil belajar Bandung: Remaja Rosdakarya.
aspek pengetahuan dapat dilihat dari N-gain, Ansberry, K. & Morgan, E. (2007). More Picture-
yaitu 0,76 dengan kategori tinggi. Perfect Science Lessons: Using Children’s
6. Penerapkan perangkat pembelajaran model Books to Guide Inquiry. Virginia: NSTA Press.
inkuiri terbimbing dapat mengembangkan Astuti, Y. & Setiawan, B. (2013). Pengembangan
aspek keterampilan siswa. Hasil belajar siswa Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan
aspek keterampilan dinyatakan tuntas dengan rata- Inkuiri Terbimbing dalam Pembelajaran
rata skor 3,85 berpredikat A-. Kooperatif Pada Materi Kalor. Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia. 2 (1) (2013) 88-92.
Devi, K.P., Sofiraeni, R., dan Khairuddin.
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Inkuiri Terbimbing 1138
untuk...


Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 6, No. 1, Nov 2016
ISSN: 2089-1776
(2009). Pengembangan Perangkat Hal 83-92.
Pembelajaran. Bandung: PPPPTK IPA. National Research Council. (2000). Inquiry and The
Gronlund, N.E. (1977). Constructing Achievement Test National Science education Standards, A Guide
2nd Edition. USA: Prentice-Hall, Inc. for Teaching and Learning (Penerjemah
Hake, R.R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. SEAMEO QITEP in Science). Bandung:
http://www.physics.indiana.edu/~sdi/Analyzing SEAMEO QITEP in Science.
Chang e-Gain.pdf. Diakses 25 Februari 2015. OECD. (2014). PISA 2012 Results in Focus: What 15-
Ibrahim, M. (2005). Asesmen Berkelanjutan. Surabaya: year-olds know and what they can do with what
Unesa University Press. they know.
Kemendikbud. (2014a). Lampiran I Peraturan Menteri http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2012-results-overview.pdf. Diakses 7 Oktober
Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2014.
2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Riduwan. (2008). Skala Pengukuran Variabel-
Tsanawiyah. Jakarta: Depdikbud. variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Kemendikbud. (2014b). Lampiran III Peraturan Rustaman, N. Y. (2005). “Perkembangan Penelitian
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Pembelajaran Inkuiri dalam Pendidikan
Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Sains”. Makalah dipresentasikan dalam Seminar
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Nasional II. Bandung.: Himpunan Ikatan Sarjana
Pertama/Madrasah Tsanawiyah: PMP IPA dan Pemerhati Pendidikan IPA Indonesia
SMP. Jakarta: Depdikbud. Bekerjasama dengan FPMIPA Universitas
Kemendikbud. (2014c). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Indonesia,
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Sa’diyah, H. (2014). Pengembangan Perangkat
Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran Pembelajaran Berbasis Guided Inquiry pada
Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Materi Limbah untuk Meningkatkan Hasil
Menengah. Jakarta: Depdikbud. Belajar Siswa SMK. (Tesis magister pendidikan
Kemendikbud. (2014d). Panduan Penilaian tidak dipublikasikan). Universitas Negeri
Pencapaian Kompetensi Peserta Didik Sekolah Surabaya.
Menengah Pertama. Jakarta: Depdikbud Schwarz, C.V. & Gwekwerere, Y,N. (2006). “Using a
Kuhlthau, C.C., Manioties, L.K., & Caspari, A.K. Guided Inquiry and Modeling Instructional
(2007). Guided Inquiry: Learning in the Framework (EIMA) to Support Presevice K-8
21 London: Libraries Unlimited. Science Teaching”. Journal Online Wiley
Martin, M.O., Mullis, I.V.S., Foy P., & Stanco Periodicals, Inc. Sci Ed 91:158–186.
G.M. (2012). TIMSS 2011 International Results http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/sce.2
in Science. USA: TIMMS & PIRLS 0177/ pdf. Diakses tanggal 29 September 2014.
International Study Center. Slavin, R.E. (2006). Education Psychology: Theory and
Natalina, M., Mahadi, I, dan Suzane A.C. (2013). Practice. Boston: Pearson Education, Inc.
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Tuckman, B.W. (1978). Conducting Educational
Terbimbing (Guided Inquiry) untuk Research. New York: Harcourt Brace
Meningkatkan sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Jovanovich Publishers.
Biologi Siswa Kelas XI IPA5 SMA Negeri 5 Woolfolk, A. (2009). Educational Psychology Active
Pekanbaru Tahun Ajaran 2011/2012. Prosiding Learning Edition: Edisi Kesepuluh Bagian
Semirata FMIPA Universitas Lampung 2013. Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Inkuiri Terbimbing 1139


untuk...

Anda mungkin juga menyukai